Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/2022.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : SULISTIANI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041706714

Tanggal Lahir : 28 JULI 2001

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4159 / KOMUNIKASI BISNIS

Kode/Nama Program Studi : 54 / MANAJEMEN

Kode/Nama UPBJJ : 42 / SEMARANG


Hari/Tanggal UAS THE : RABU, 29 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Sulistiani


NIM : 041706714
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4159 / Komunikasi Bisnis
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
UPBJJ-UT : Semarang

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Kudus , 29 Juni 2022
Yang Membuat Pernyataan

SULISTIANI
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Butir-butir penting yang perlu diperhatikan saat melakukan komunikasi antarbudaya


ditunjukkan McNab (2006) merupakan penting untuk kita dalam melakukan komunikasi
lintasbudaya, namun penting juga untuk perhatian kita saat melakukan komunikasi dengan orang
yang sama budayanya. Implementasikan butir apa saja yang harus kita ketahui dalam komunikasi
lintas budaya dan antar budaya.
Jawab :

 Membuka dan menutup percakapan


Ini penting diperhatikan karena budaya yang berbeda memiliki adat kebiasaan yang berbeda
tentang siapa yang berbicara pada siapa, kapan, bagaimana serta siapa yang dipandang berhak,
atau bahkan kewajiban untuk memulai pembicaraan dan apa yang tepat untuk menyimpulkan
percakapan.
 Mengubah peran dalam percakapan.
Pada beberapa kebudayaan, cara yang paling baik mengubah peran dalam percakapan adalah
dengan cara interaktif. Artinya peran sebagai pembicara dan pendengar berganti-ganti karena
kehendak kedua belah pihak. Pada kebudayaan yang lain, justru dianggap sangat penting lawan
bicara menyelesaikan dulu semua yang hendak disampaikannya, baru kemudian kita berbicara
untuk memberi komentar atau sekedar memberi tanggapan.
 Memotong pembicaraan.
Persoalan lain dalam komunikasi antarbudaya adalah memotong atau menyela pembicaraan. Ada
kebudayaan yang memandang memotong pembicaraan dianggap sebagi bagian dari gaya
percakapan. Hal seperti ini biasanya terjadi pada budaya yang egaloter. Sedangkan pada
kebudayaan yang lain, memotong pembicaraan dianggap tidak sopan bahkan dipandang
menantang.
 Jeda percakapan.
Ada kalanya, saat kita bicara kita berdiam sejenak dalam beberapa detik. Rupanya makna diam
sejenak itu berbeda-beda pada setiap kebudayaan. Pada kebudayaan tertentu, berdiam sejenak
dipandang sebagai bentuk memikirkan semua apa yang dikatakan dengan penuh pertimbangan,
namun pada saat yang lain bisa saja ini dipandang sebagai sikap bermusuhan.
Bagi masyarakat barat, berdiam selama 20 detik dalam sebuah pertemuan dipandang sebagai tanda
kekurangnyamanan. Dan banyak orang yang akan merasa tidak enak dengan suasana seperti itu.
Namun pada masyarakat lain dipandang sebaliknya.
 Topik percakapan yang tepat.
Ada beberapa topik yang bila dibicarakan dipandang tidak tepat. Berbicara mengenai uang atau
harta kekayaan secara terbuka, pada satu masyarakat dianggap sebagai tanda keakraban atau
kedekatan.
 Humor sering kali dianggap bumbu percakapan yang berfungsi mengakrabkan atau membangun
kedekatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa berusaha membangun kedekatan dengan humor. Namun,
hendaknya ini tidak kita pandang berlaku universal, atau berlaku untuk semua situasi. Pada orang
baru kita kenal dan sedang berdua, tidak sepatutnya kita berhumor.
 Tahu seberapa banyak kita berbicara.
Ini salah satu persoalan dalam komunikasi lintasbudaya. Kita tidak memiliki takaran atau ukuran,
seberapa banyak seseorang dianggap patut dalam berbicara. Bagi satu kelompok budaya,
pembukaan yang sekedar basa-basi tiak begitu disukai, sehingga dipandang lebih baik berbicara
langsung pada pokok permasalahannya. Pada masyarakat yang lain, pembukaan yang panjang
lebar bagian dari kesatuan dan menunjukkan diri sebagai manusia yang beradab.
 Menyusun tahapan untuk unsur-unsur percakapan.
Bila kita berbicara isu yang sensitif, permasalahan yang muncul biasanya pada saat mana kita
dianggap tepat untuk memulai berbicara tentang isu sensitive itu. Disinilah kita perlu memiliki
kepekaan kapan saat yang tepat untuk mulai masuk kedalam pokok bahasan yang sensitive itu,
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

dengan mempertimbangkan budaya. Karena bisa saja, pertanyaan yang sudah kita anggap pas yang
disampaikan secara tepat pula, bisa dipandang terlalu dini disampaikan atau terlalu terlambat
untuk diajukan yang bisa dipandang dan dimaknai secara berbeda oleh setiap orang pada budaya
yang berbeda.

2. Beberapa “jebakan” dalam praktik komunikasi bisnis antarbudaya disadari atau tidak,
adakalanya kita menanamkan sikap-sikap yang sesungguhnya justru merupakan kendala atas
berlangsungnya komunikasi antarbudaya yang menghargai perbedaan budaya. Kita menafikan
keragaman budaya, dan memandang dalam alam bawah sadar kita dunia ini diisi oleh orangorang
yang sama dalam segala hal. Implementasikan komponenkomponen “Jebakan-jebakan” sikap
tersebut yang perlu diperhatikan!
Jawab :

 Etnosentrisme
Yaitu orang yang memandang bahwa kelompok etniknya atau budayanya yang paling baik didunia
ini. Pada sikap ini sesungguhnya tercermin ketidakmampuan untuk menerima apa yang menjadi
pandangan dunia orang lain.
 Diskriminasi
Yaitu untuk memberika perlakuan yang berbeda pada individu karena statusnya sebagai minoritas.
Diskriminasi ini bisa dalam bentuk yang nyata, seperti yang terjadi di afrika selatan melalui
deskriminasi rasial, bisa juga terjadi dalam persepsi yang memandang perlu dilakukan pembedaan
dalam memperlakukan kelompok etnis tertentu.
 Stereotip
Merupakan generalisasi pada individu, kelompok atau etnik tertentu sehingga kita menyimpulkan
orang yang berasal dari etnik tertentu memiliki sifat watak tertentu. Stereotip yang paling sering
kita dengar, orang padang pandai berdagang. Stereotip sesungguhnya mengabaikan satu hal
penting yaitu adanya perbedaan-perbedaan yang sifatnya individual.
 Buta budaya
Yaitu mengabiakan perbedaan-perbedaan budaya dan memandang perbedaan itu sesungguhnya
tidak ada. Semua dianggap sama saja sehingga tidak perlu melakukan pertimbangan budaya dalam
bertindak.
 Pemaksaan budaya
Yaitu keyakinan yang menyatakan bahwa semua orang hendaknya menyesuaikan diri dengan
mayoritas. Orang diabaikan memiliki perbedaan, bila pun memilik perbedaan diharuskan untuk
mengikuti pada apa yang dianut oleh mayoritas.

Sumber: EKMA4159

Anda mungkin juga menyukai