Anda di halaman 1dari 4

Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah Pada kesempatan khutbah kali ini, pertama-tama saya

mengajak pribadi saya sendiri dan kaum muslimin umumnya untuk meningkatkan ketaqwaan

kepada Allah swt. Hanya dengan taqwalah bekal yang untuk menghadap-Nya nanti. Fainna

khairaz zadit taqwa. Jangan ragukan janji Allah, bahwa ia hanya melihat seseorang dari

ketaqwaannya bukan dari sisi lainnya. <>

Jama’ah yang dimuliakan Allah Dalam khutbah kali ini saya hendak mengisahkan sebuah

cerita diskusi antara Imam Al-Ghozali dengan muridnya. Ada enam pertanyaan yang dilontarkan

beliau kepada para muridnya, dan kesemuanya sangat bagus untuk kita simak niali-nilai yang

terkandung di dalamnya. Suatu ketika Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.

Lalu Imam Al Ghozali bertanya.

1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ?


2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling BESAR di dunia ?
4. Apa yang paling BERAT di dunia ?
5. Apa yang paling RINGAN di dunia ?
6. Apa yang paling TAJAM di dunia ?

Jawabannya:

Pertama,
“Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”.
Murid-muridnya menjawab : “orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya”.
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu BENAR.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati
(Q.S. Ali Imran [3] : 185 “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” .)
Kematian adalah sesuatu yang tiada seorang pun tahu kapan ia akan datang. Karena itu
manusia harus selalu bersiap diri menghadapinya. Terkadang ia jauh terasa, padahal ia dekat
dalam kenyataannya. Janganlah kita lengah dalam memahami hal ini, jangan sekali-kali merasa
diri jauh dari mati, karena itu membuat kita besar hati. Justru kerahasiaannya harus kita maknai
bahwa mati bisa terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa adanya peringatan dari-Nya.

Kedua,
“Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”.
Murid -muridnya menjawab : “negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang” .
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah
BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang
sesuai dengan ajaran Agama

Ini tepat dengan sebuah hadits yang menganjurkan bahwa kehidupan kita hari ini harus jauh
lebih baik dari kemaren, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika difikir lebih dalam,
maka yang perlu diperhatikan adalah waktu. Waktu tidak akan datang berulang untuk kedua kali,
sekali kita bertindak kesalahan kita tidak bisa merevisinya lagi. Paling banter kita hanya bisa
bertobat dan berharap pengampunan. Sebagian pepatah bilang waktu adalah sesuatu yang paling
berharga. Emas, harta bisa dicari tapi waktu yang sudah berlalu tak mungkin hadir kembali.

Ketiga,
“Apa yang paling besar di dunia ini?”.
Murid-muridnya menjawab : “gunung, bumi dan matahari”.
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU

(Q.S. Al-A’Raf [7] : 179 “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya
untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak
dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Nafsu adalah hal penentu pada diri manusia. Ingin bahagia yang hakiki? Kendalikanlah nafsumu,
ingin celaka selamanya? Turuti nafsumu... pengendalian nafsu adalah kunci dalam hidup ini.
Itulah pesan tersembunyi dari al-Ghazali bahwa nafsu adalah hal paling besar, hal yang paling
menentukan....

Keempat,
 
“Apa yang paling berat di dunia ini?”.
Ada yang menjawab : “besi dan gajah”.
Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah
MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab [9] : 72

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
lalim dan amat bodoh”,).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT
meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari
manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang
amanahnya.

Kelima,

“Apa yang paling ringan di dunia ini?”


Ada yang menjawab : “kapas, angin, debu dan daun-daunan” .
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah
MENINGGALKAN SHOLAT.
(QS.An-Nisa [4] : 103. “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah
di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah
merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermusyawarat, kita meninggalkan
sholat. Kita harus ingat bahwa sholat adalah hal pertama yang ditanyakan Allah kepada manusia.
Dan sholat adalah kewajiban terpenting di dunia ini. Namun anenya, meski demikian sholat
adalah hal termudah yang sering dilewatkan oleh orang-orang muslim? Ringan sekali
mlewatinya.

Dan pertanyaan keenam adalah,


“Apakah yang paling tajam di dunia ini?”
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : “pedang”.
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA.

Ingatlah sebuah hadits yang menerangkan:

“seorang muslim adalah orang bisa menjaga orang muslim lainnya dari lisannya dan tangannya”.
Karena melalui lidah, ,manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

AKhirnya, di penghujung khotbah ini saya mengajak diri saya dan jama’ah sekalian bila ada
waktu sering-seringlah merenung bahwa mati akan segera menjemput kita, insyaallah diri kita
akan termotifasi untuk mengendalikan nafsu, menjalankan sholat, menjaga lidah dan memegang
amanah.

Anda mungkin juga menyukai