Anda di halaman 1dari 4

KONSEP DJUANDA

OLEH KELOMPIK IV :
ANGGOTA : AHMAD IMRAN SUMARLIN
: AMRIL
: ARYA ZAMAR
: DIMAS AGUSTINO
: MUH. HAMZAH
: MUHAMMAD RANDIS
: SAYIDINA ALI
: ZULKIFLI

UPT SMAN 24 BONE


TAHUN AJARAN 2021/2022
KONSEP DEKLARASI DJUANDA
A. MATERI PEMBAHASAN
Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh
Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja, adalah
deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk
laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan
wilayah NKRI.

Sebelum deklarasi Djuanda, wilayah negara Republik Indonesia mengacu pada


Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen
Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan zaman Hindia Belanda ini,
pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan
setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai.
Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan
pulau-pulau tersebut.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip


negara kepulauan (Archipelagic State) yang pada saat itu mendapat
pertentangan besar dari beberapa negara, sehingga laut-laut antarpulau pun
merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas. Deklarasi
Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan
Indonesia. Akibatnya luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali lipat
dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km² dengan pengecualian Irian Jaya yang
walaupun wilayah Indonesia tetapi waktu itu belum diakui secara internasional.
Berdasarkan perhitungan 196 garis batas lurus (straight baselines) dari titik
pulau terluar (kecuali Irian Jaya), terciptalah garis maya batas mengelilingi RI
sepanjang 8.069,8 mil laut.[1]

Setelah melalui perjuangan yang panjang, deklarasi ini pada tahun 1982
akhirnya dapat diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III
Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS
1982). Selanjutnya deklarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17
Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara
kepulauan.

Pada tahun 1999, Presiden Abdurrahman Wahid mencanangkan tanggal 13


Desember sebagai Hari Nusantara.[2] Penetapan hari ini dipertegas oleh
Presiden Megawati dengan menerbitkan Keputusan Presiden RI Nomor 126
Tahun 2001 tentang Hari Nusantara, sehingga tanggal 13 Desember resmi
menjadi hari perayaan nasional, tetapi tidak termasuk hari libur nasional.

Isi dari Deklarasi Juanda yang ditulis pada 13 Desember 1957, menyatakan:
1.Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai
corak tersendiri
2. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu
kesatuan
3. Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah
keutuhan wilayah Indonesia.
Namun konsep djuanda ini mati sebelum lahir karena mendapat kritikan yang
tajam dari PKI karena dianggap bekerja sama dengan negara revisionis,
Amerika Serikat dan Yugoslavia.

stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi:


1. Pemerintah mengeluarkan Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang
Pembaruan Kebijakan ekonomi, keuangan dan pembangunan.
2. MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program
penyelamatan, program stabilitas dan rehabilitasi, serta program pembangunan.
3. Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional
terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi.

B. KESIMPULAN
Dengan demikian, konsep juanda merupakan suatu konsep rehabilitasi ekonomi
yang di susun oleh tim yang di pimpin oleh Mentri Pertama Ir Djuanda dan
hasilnya dikenal dengan sebutan Konsep Djuanda.

Kini Deklarasi Djuanda yang dicetuskan oleh Ir. Djuanda Kartawidjaja bukan
hanya sekedar milestone negara kita, tapi ini merupakan sebuah game changer
yang mendasar tentang bagaimana kita memahami dan kemudian mastering
atau menguasai wilayah negara bangsa kita dan disampaikan dalam satu bentuk
proklamasi kepada dunia bahwa Indonesia adalah archipelagic state.

Anda mungkin juga menyukai