Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN UJIAN PRAKTEK PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : SMAN 5 Tambun Selatan


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : XII IPA/ Genap
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Kompetensi Dasar : 3.5. Mengevaluasi peran bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia, antara
lain; KAA, Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, Gerakan Non Blok,
ASEAN, OKI dan Jakarta Informal Meeting. (KD kelas XI)
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat megindentifikasi peran Bangsa Indonesia dalam
perdamaian dunia,
2. Peserta didik dapat memahami peran Bangsa Indonesia dadalam
perdamaian dunia, antara lain; KAA, Misi Garuda, Deklarasi Djuanda,
Gerakan Non Blok, ASEAN, OKI dan Jakarta Informal Meeting
3. Peserta didik dapat mennyajikan materi dalam bentuk mading 3 dimensi
4. Peserta didik dapat menumbuhkan ide, kreavitas, berpikir kiritis, saling
bekerjasama dan bertanggung jawab
Materi : Peran Bangsa Indonesia dalam Perdamain Dunia
Sub Materi : Konferensi Asia Afrika, ASEAN, Misi Garuda, Jakarta Informal
Meeting, Organisasi Konferensi Islam, Deklarasi Djuanda Gerakan Nonblok
Bentuk Produk : Mading 3 Dimensi

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mading adalah salah satu jenis media tulis yang paling sederhana dan digunakan untuk
komunikasi seperti media massa. Media ini disebut majalah dinding karena penyajian mading
biasanya ditempel pada dinding. Majalah dinding merupakan media yang menerapkan prinsip
dasar majalah di dalamnya. Mading 3 dimensi sendiri adalah majalah dinding yang
mempunyai panjang,lebar dan tinggi serta dapat dilihat dari arah manapun

Perjanjian Juanda adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang
terjadi pada tanggal 7 November 1947. Perjanjian ini merupakan hasil dari perundingan
antara Belanda dan Republik Indonesia di Gedung Juang 45, Jalan Juanda (kini Jalan Imam
Bonjol) No. 1, Bandung. Perjanjian ini mencoba menyelesaikan konflik yang berkecamuk
antara Belanda dan Republik Indonesia yang telah berlangsung sejak Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada awalnya, perundingan tersebut dimaksudkan untuk mencapai kesepakatan gencatan


senjata, namun kesempatan ini juga digunakan oleh kedua belah pihak untuk membahas
berbagai masalah yang lebih mendasar terkait kedaulatan Indonesia. Perundingan tersebut
melibatkan tokoh-tokoh penting dari kedua pihak, termasuk Wakil Perdana Menteri Belanda,
Dr. Van Mook, dan Perdana Menteri Republik Indonesia, Sutan Sjahrir.

Perjanjian Juanda, meskipun memberikan harapan awal untuk perdamaian, pada akhirnya
gagal mencapai kesepakatan yang kokoh dan berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh berbagai
perbedaan fundamental antara Belanda dan Republik Indonesia terkait wilayah yang akan
dikuasai, status kemerdekaan, dan masalah-masalah ekonomi. Akibatnya, perjanjian ini hanya

Laporan Ujian Praktek Peserta Didik@upraksejarahIndonesia_Yusrianti, S.Pd


berlangsung singkat sebelum terjadinya eskalasi konflik yang lebih besar.Meskipun
demikian, Perjanjian Juanda tetaplah menjadi bagian integral dalam narasi sejarah perjuangan
kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa ini mencerminkan kompleksitas hubungan


antara Indonesia dan Belanda pada masa transisi menuju
kemerdekaan penuh, serta menyoroti tantangan-
tantangan yang dihadapi dalam membangun negara
baru. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam
tentang Perjanjian Juanda merupakan hal yang penting
dalam memahami dinamika politik dan diplomasi pada
periode awal kemerdekaan Indonesia.

2. Rumusan Masalah
 Bagaimana sejarah dan konteks pembuatan Deklarasi Djuanda, serta peran pentingnya
dalam menetapkan kedaulatan wilayah perairan Indonesia?
 Apa saja konsekuensi dari keberadaan Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie
(TZMKO) 1939 terhadap wilayah laut Indonesia, dan bagaimana Deklarasi Djuanda
berusaha memperbaiki situasi tersebut?
 Bagaimana proses pembentukan dan penerimaan Deklarasi Djuanda oleh dunia
internasional, serta dampaknya terhadap peningkatan kedaulatan Indonesia di laut?
 Apa tujuan utama dan substansi dari Deklarasi Djuanda, serta bagaimana
implementasinya dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI dan mengatur lalu lintas
pelayaran?
 Bagaimana dampak akhir dari Deklarasi Djuanda terhadap status wilayah laut Indonesia,
pengakuan internasional, serta upaya perlindungan sumber daya alam dan keamanan
nasional di laut?
 Bagaimana cara membuat mading 3D yang menarik dan tidak membosankan untuk
dilihat?

B. ISI

1. Resume Materi
A. Deklarasi Djuanda
Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas yakni sekitar 1,937 juta kilometer daratan dan
3,1 juta kilometer teritorial laut. Bicara soal luas laut dan laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
maka tidak bisa terlepas dari peran adanya Deklarasi Djuanda.

Laporan Ujian Praktek Peserta Didik@upraksejarahIndonesia_Yusrianti, S.Pd


Deklarasi Djuanda adalah salah satu perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
batas wilayah laut. Wilayah laut perlu diperjuangkan karena di dalamnya terdapat sebuah
kesatuan yang dapat dilihat baik dari aspek politik, sosial budaya, hingga pertahanan-keamanan.
Dengan adanya Deklarasi Djuanda, maka Indonesia menyatakan kepada dunia tentang laut
Indonesia termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia yang menjadi satu
kesatuan wilayah NKRI.
B. Sejarah Deklarasi Djuanda
Mengutip buku Rindu Pancasila oleh Merajut Nusantara (2010), pada awalnya batas wilayah
laut Indonesia sudah dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda. Hal tersebut termaktub dalam
Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie atau Ordonansi Lingkungan Maritim dan
Teritorial Laut 1939.
Ordonansi tersebut berisikan bahwa lebar wilayah laut Indonesia adalah tiga mil mulai dari
garis rendah di pantai masing-masing pulau Indonesia. Oleh karena itu, di antara ribuan pulau
Indonesia, terdapat laut-laut bebas yang dapat membahayakan kesatuan dan persatuan Indonesia
karena berpotensidimanfaatkan banyak pihak.
Untuk itu, dibuatlah deklarasi dalam menanggapi hal tersebut oleh Perdana Menteri Ir. H.
Djuanda pada 13 Desember 1957 yang kini kita kenal sebagai Deklarasi Djuanda. Namun,
pengajuan deklarasi tersebut tampaknya tidak langsung disetujui dan diterima.
Pada tahun 1960, Indonesia mencoba mengajukan Deklarasi Djuanda di UNCLOS II.
Pengajuan tersebut tampaknya belum berhasil. Hingga pada 18 Februari 1960, dibuatlah landasan
hukum kuat terkait Deklarasi Djuanda. Sayangnya, hal tersebut tak lantas membuat Deklarasi
Djuanda langsung diterima oleh beberapa negara, melainkan masih ada yang menentangnya.
Setelah memperjuangkannya selama bertahun-tahun, akhirnya Deklarasi Djuanda diterima
oleh dunia dan sudah tercantum dalam Konvensi Hukum Laut PBB (United Nations Convention
on the Law of the Sea atau UNCLOS) pada tahun 1982. Namun secara resmi, Deklarasi Djuanda
baru diakui dan diratifikasi oleh 60 negara pada tahun 1994.

C. Latar Belakang Deklarasi Djuanda


Deklarasi Djuanda adalah untuk menetapkan kembali kedaulatan wilayah perairan NKRI.
Seperti diketahui, setelah Indonesia merdeka, batas wilayah lautnya masih mengacu pada
Ordonansi Hindia Belanda 1939, yang dikenal dengan Territoriale Zeeën en Maritieme Kringen
Ordonantie (TZMKO).
TZMKO 1939 ini menetapkan wilayah laut Indonesia sejauh tiga mil dari garis pantai yang
mengelilingi pulau-pulaunya. Karena adanya aturan ini maka kapal-kapal asing menjadi bebas
berlayar di Laut Jawa, Laut Banda, dan Laut Makassar yang seharusnya berada di dalam wilayah
NKRI. Dilansir dari laman Kemendikbud, kondisi tersebut juga membuat peta wilayah Indonesia
pada saat itu masih mengacu pada Peta Kolonial Belanda yang diterbitkan pada tahun 1939. Hal
inilah yang menjadi alasan pemerintah Indonesia secara perlahan melakukan perubahan agar
tidak tergantung kepada asing terutama Belanda dengan cara berusaha untuk memperluas wilayah
laut Indonesia.
D. Isi dari Deklarasi Juanda
yang ditulis pada 13 Desember 1957, menyatakan:

Laporan Ujian Praktek Peserta Didik@upraksejarahIndonesia_Yusrianti, S.Pd


Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak
tersendiri
 Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
 Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah
Indonesia.
E. Tujuan Deklarasi Djuanda
Tujuan dari dibuatnya Deklarasi Djuanda adalah sebagai berikut:


Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat

Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan asas negara kepulauan

Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan
keselamatan NKRI
F. Dampak dari adanya deklarasi djuanda dan hasil akhir
Dengan diresmikannya Deklarasi Djuanda dalam UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan
Indonesia, wilayah RI menjadi 2,5 kali lipat menjadi 5.193.250 km² dengan pengecualian Irian
Jaya yang saat itu belum diakui secara Internasional. Didasarkan perhitungan 196 garis batas
lurus atau straight baselines dari titik pulau terluar, terciptalah garis batas maya yang mengelilingi
RI sepanjang 8.069,8 mil laut.
Hasil akhir dari Deklarasi Djuanda adalah Indonesia mendapatkan pengakuan internasional
sebagai negara kepulauan yang memiliki kedaulatan atas seluruh wilayah perairan di antara
pulau-pulau yang ada di dalamnya. Luas wilayah laut Indonesia meningkat 2,5 kali lipat dari
2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km²12. Deklarasi Djuanda juga menjadi dasar bagi Pasal 25
UUD 1945 yang menetapkan batas-batas dan hak-hak Indonesia di laut. Deklarasi Djuanda
merupakan langkah penting untuk melindungi kekayaan sumber daya alam dan keamanan
nasional Indon
1. Sketsa/Lonsep Gambar mading 3 Dimensi

2. Alat dan Bahan:


1. 3 sterofoam 6. Plastisin 11.Cutter
2. karton item 7. Kertas coklat 12.Print out Resume
3. gunting 8. Kertas koran
4. tusuk gigi 9. Pulpen,Spidol,Pensil
5. double tip 10. Penghapus

2. Langkah-langkah Pembuatan Mading 3 Dimensi


1. Siapkan 3 Stereofoam dan letakan satu sebagai alas dan sisanya susun seperti atap rumah
(contoh ada pada sketsa)

Laporan Ujian Praktek Peserta Didik@upraksejarahIndonesia_Yusrianti, S.Pd


2. Ukur dan potong stereofoam bagian atas yang melebihi alas
3. Siapkan 2 Karton hitam untuk digunakan sebagai sampul dari kedua stereofoam bagian
atas
4. Gunakan sisa-sisa dari sterofoam bagian atas untuk membuat meja dan kursi berukuran
kecil
5. Siapkan kertas materi untuk ditempelkan pada dinding sterofoam bagian atas
6. Tempelkan kertas sesuai dengan posisi yang ada pada sketsa
7. Hias bagian-bagian stereofoam yang masih kosong dengan gambar atau sticker-sticker

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Mading sering sekali digunakan sebagai sumber informasi yang sangat menarik
dikarenakan teknik pembuatan dan mempunyai ciri khas-nya masing masing.Tetapi mading
3D membuat materi yang di hadirkan lebih menarik lagi dikarenakan bentuk nya dapat dilihat
dari sudut manapun terlebih lagi jika pembuatnya memberikan banyak hiasan-hiasan indah
disekitarnya.
2. Saran
Dalam pembuatan mading 3D ada beberapa tips sebagai berikut
1. Pilih Topik yang Relevan dengan Materi Pembelajaran
2. Sesuaikan mading dengan konsep pembelajaran
3. Konsultasikan konsep mading dengan guru pembimbing
4. Cantumkan materi yang mudah dipahami

Lampiran
1.Konferensi Meja Bundar…………………………………………………………………..3
2.Sketsa/Konsep Mading 3D………………………………………………………………..5

DAFTAR PUSTAKA
"Sejarah & Isi Deklarasi Djuanda, Tujuan, Tokoh, Hasil & Dampaknya." Tirto.id,
https://tirto.id/sejarah-isi-deklarasi-djuanda-tujuan-tokoh-hasil-dampaknya-gjVP.
"Deklarasi Djuanda dalam Sejarah Nusantara." ITS News, 15 Desember 2019
https://www.its.ac.id/news/2019/12/15/deklarasi-djuanda-dalam-sejarah-nusantara/.
"Deklarasi Djuanda: Latar Belakang, Isi, Dampak, dan Tokoh." Kompas.com, 18 Februari 2023
https://amp.kompas.com/regional/read/2023/02/18/163349378/deklarasi-djuanda-latar-belakang-
isi-dampak-dan-tokoh.

Laporan Ujian Praktek Peserta Didik@upraksejarahIndonesia_Yusrianti, S.Pd


Dokumentasi

LAPORAN KERJA PESERTA DIDIK


MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA XII IPA 2
(MADING 3 DIMENSI MAJALAH DJUANDA)

GURU PENGAJAR : YusriantI, S.Pd


NIP : 197309272007012008
KELOMPOK : 1. Alvian Prima 5. Nadya Syifa
2. Diva Namira 6. Rafael Prima
3. Felicia Vinka 7. Raihan Aufadia
4. M.Fichor A.S 8. Shakila Tri A

Laporan Ujian Praktek Peserta Didik@upraksejarahIndonesia_Yusrianti, S.Pd


DINAS PENDIDIKAN PROViNSI JAWA BARAT
KCD. WILAYAH III
SMAN 5 TAMBUN SELATAN
Jln. Sunset Ave Grand Wisata
Desa Lambang Sari – Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi

Laporan Ujian Praktek Peserta Didik@upraksejarahIndonesia_Yusrianti, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai