Anda di halaman 1dari 32

KEGIATAN BELAJAR I

MEMBUKUKAN JURNAL PENYESUAIAN

I. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1:


Siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian pencatatan penyesuaian dengan benar sesuai sumber belajar
2. Menjelaskan tujuan pembuatan ayat jurnal penyesuaian dengan benar sesuai sumber belajar
3. Menjelaskan dasar pencatatan jurnal penyesuaian dengan benar sesuai sumber belajar
4. Mengidentifikasi akun-akun yang memerlukan penyesuaian dengan benar jika disediakan data neraca
saldo
5. Membukukan ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan dengan benar akun-akun yang memerlukan
penyesuaian diidentifikasi
6. Memposting jurnal penyesuaian ke buku besar dengan benar setelah ayat jurnal penyesuaian dibukukan
7. Menyajikan saldo dalam buku besar setelah penyesuaian dengan benar sesuai SOP

II. Uraian Materi


A. PENGERTIAN JURNAL PENYESUAIAN DAN TUJUAN PENYUSUNAN PENYESUAIAN
Penyusunan jurnal penyesuaian merupakan bagian dari siklus akuntansi di akhir periode. Siklus akuntansi
yang dimaksudkan yaitu untuk menyusun laporan keuangan yang terdiri dari beberapa aktivitas, seperti nampak
pada gambar di bawah ini:

Penyusunan Laporan Keuangan


Penyusunan Daftar Saldo sebelum Penyesuaian
(unadjusment trial balance)

Pencatatan Penyesuaian (adjusting entries),


Pencatatan Pengoreksi (correcting entries)
(Penjurnalan & Pemindahbukuan)

Penyusunan Daftar Saldo setelah penyesuaian


(adjustment trial balance)

Penyusunan Laporan Laba/Rugi

Pencatatan Penutupan (closing entries)


(Penjurnalan & Pemindahbukuan)

Penyusunan Laporan Perubahan Modal, Neraca dan


Laporan Arus Kas

Pencatatan Pembalik
(Penjurnalan & Pemindahbukuan)

Berdasarkan gambar di atas, aktivitas untuk menyusun laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua), yaitu:
1. Aktivitas pencatatan, yang terdiri dari tahap:
a. Pencatatan penyesuaian (adjusting entries) termasuk pencatatan koreksi (jika ada)
b. Pencatatan penutup (closing entries)
c. Pencatatan pembalik (reversing entries), jika diperlukan

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 1


2. Aktivitas penyusunan informasi keuangan, yang terdiri dari tahap:
a. Penyusunan daftar saldo sebelum penyesuaian (unadjusment trial balance)
b. Penyusunan daftar saldo setelah penyesuaian (adjusment trial balance)
c. Penyusunan laporan keuangan (financial statement) yang terdiri dari laporan laba/rugi, neraca,
lapoan perubahan modal, dan laporan arus kas
Tahap penyesuaian adalah tahap yang sangat penting dilakukan agar akuntansi menyajikan informasi
keuangan yang sesungguhnya. Neraca Saldo sebagai data untuk menyusun laporan keuangan tidak semua saldo
akun–akunnya menunjukkan keadaan yang sebenarnya. sehingga perlu diadakan pencatatan penyesuaian yaitu
dengan penyusunan Jurnal Penyesuaian (adjusting journal entries).
Berdasarkan penjelasan di atas, pengertian Jurnal Penyesuaian (adjusting journal entries) adalah pencatatan
akuntansi pada akhir periode agar laporan keuangan menyajikan informasi yang sesungguhnya terjadi. Sedangkan
tujuan atau fungsi penyusunan jurnal penyesuaian yaitu:
a. Agar setiap akun riil yaitu termasuk dalam kelompok akun harta, kewajiban dan modal pada akhir periode
menunjukkan data yang sebenarnya.
b. Memisahkan antara biaya yang sudah menjadi biaya pada periode akuntansi dengan yang belum menjadi biaya
dan antara penghasilan yang sudah menjadi hak dan yang belum menjadi hak, sehingga setiap transaksi
nominal (biaya dan penghasilan) menunjukkan hasil–hasil dan biaya–biaya yang sebenarnya dapat diakui
masuk dalam suatu periode. Dengan kata lain untuk menghitung pendapatan dan biaya selama periode
akuntansi

B. Dasar Pencatatan Jurnal Penyesuaian


Dua hal yang menjadikan jurnal penyesuaian diperlukan, yaitu:
1.Ketentuan di PABU (Prinsip-prinsip Akuntansi Berterima Umum)
2.Koreksi kesalahan pencatatan (correcting entries) yang baru ditemukan akhir periode

1. Ketentuan di PABU (Prinsip-prinsip Akuntansi Berterima Umum)


Ketentuan di PABU mendasarkan pada konsep dasar, asumsi (anggapan), maupun hal-hal lainnya yang
dimaksudkan agar informasi akuntansi yang dihasilkan memenuhi karakteristik yang ditetapkan sehingga
menyajikan informasi yang sesuangguhnya.

Ketentuan penting yang dimaksud adalah sebagai berikut:


a. Basis Accrual (accrual basis)
Akuntansi menggunakan ”dasar waktu” dalam pengakuan biaya dan pendapatan, bukan menggunakan
”dasar kas” (cash basis). Berdasar pengakuan akrual, biaya dan pendapatan diakui atas dasar sudah atau
sebelumnya periode waktu dilampaui, bukan atas dasar sudah atau belumnya pembayaran atas biaya atau
pendapatan.
b. Alokasi Kos (cost allocation) atau Penandingan Biaya dengan Pendapatan (proper matching between cost
with revenue)
Terbentuknya pendapatan lazimnya didahului dengan terjadinya biaya. Biaya dan pendapatan yang memiliki
keterkaitan langsung diantara keduanya seharusnya ditandingkan pada periode yang sama. Contoh:
1) Harga perolehan (cost/kos) barang dagangan diakui menjadi biaya di periode dimana barang dagangan
tersebut terjual, bukan pada periode terjadinya pembelian barang dagangan. Jika barang dagangan
dibeli dan terjual pada periode yang sama pada situasi tersebut kos berubah menjadi biaya pada
periode yang sama. Namun, jika barang dagangan yang dibeli pada periode 1 dan baru terjual pada
periode 2 maka kos barang dagangan tersebut diakui sebagai biaya pada periode 2, dan selama periode
1 barang tersebut masih merupakan aset.
2) Kos/cost (harga perolehan) aktiva yang bermanfaat lebih dari satu periode (gedung, kendaraan, mesin,
peralatan) maka kos tersebut dialokasikan sebagai biaya ke periode-periode yang mendapatkan
manfaat aktiva tersebut.
c. Konservatisme (conservatism)
Akuntansi segera mengakui biaya/rugi potensial yang kemungkinan besar yang terjadi di masa datang,
sedangkan pendapatan/laba hanya diakui jika telah benar-benar terjadi.
d. Analisis biaya dengan manfaat (cost vs benefit analysis)
Pencatatan akuntansi dilakukan sepanjang manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding biaya yang harus
ditanggung untuk menghasilkan informasi akuntansi tersebut. Prinsip ini sering dikaitkan dengan prinsip
kepraktisan (praticability), yaitu pencatatan akuntansi seharusnya dirancang untuk membantu bisnis, bukan
justru merepotkan.
Contoh, perusahaan mencatat perubahan bahan habis pakai lazimnya pada akhir periode, bukan di setiap
terjadi pemakaian bahan habis pakai tersebut selama periode berjalan, karena pemakaian bahan habis pakai
dilakukan dalam jumlah kecil tetapi secara terus menerus sehingga dianggap tidak praktis jika pencatatan
dilakukan setiap terjadi pemakaian bahan habis pakai tersebut.

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 2


2. Koreksi kesalahan pencatatan (correcting entries) yang baru ditemukan akhir periode
Perusahaan biasanya dalam praktik melakukan pengecekan untuk keakuratan pencatatan transaksi yang
terjadi selama periode berjalan. Jika diketahui adanya kesalahan pencatatan, maka perusahaan segera melakukan
pencatatan pengoreksi (correcting entries) terhadap kesalahan terserbut. Jika kesalahan pencatatan diketahui pada
akhir periode, maka harus dilakukan koreksi bersamaan dengan pencatatan jurnal penyesuaian.
C. PENCATATAN JURNAL PENYESUAIAN
Jenis-jenis transaksi yang perlu pencatatan penyesuaian adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Ketentuan di PABU
Beberapa jenis transaksi yang lazim dicatat di jurnal penyesuaian adalah:
a. Pengakuan biaya perlengkapan/bahan habis pakai (supplies)
b. Pengakuan biaya yang masih harus dibayar / Accrued Expense (pos antisipasi pasif)
c. Pengakuan pendapatan yang masih harus diterima /Accrued income (pos antisipasi aktif)
d. Pengakuan biaya dibayar dimuka/prepaid expense (pos transitor pasif)
e. Pengakuan pendapatan diterima dimuka / Deferred Revenue (pos transitoris aktif)
f. Pengakuan biaya penyusutan Aktiva tetap (depreciation)
g. Pengakuan biaya dari piutang tak tertagih

a. PENGAKUAN BIAYA PERLENGKAPAN/BAHAN HABIS PAKAI (SUPPLIES)/BAHAN PAKAI HABIS


Saldo akun perlengkapan di Neraca Saldo menunjukkan jumlah perlengkapan yang dibeli untuk tersedia
dipakai. Sedangkan nilai akun perlengkapan yang dilaporkan dalam neraca akhir sebesar nilai sisa di akhir
periode. Oleh karena itu perlu adanya penyesuaian untuk melaporkan adanya pemakaian perlengkapan yaitu
dengan mendebet biaya perlengkapan dan mengkredit perlengkapan sebesar perlengkapan yang terpakai.
Contoh :
Akun perlengkapan dalam neraca saldo 31 Desember 2011 menunjukkan saldo debit sebesar Rp 500.000,00
Perhitungan fisik perlengkapan di akhir periode menunjukkan saldo sebesar Rp 200.000,00
Perhitungan :
Neraca saldo Rp 500.000,00
Saldo 31 Desember’11 Rp 200.000,00
Pemakaian Rp 300.000,00
Jurnal penyesuaian
2011 31 Biaya perlengkapan Rp 300.000,00
Des Perlengkapan Rp 300.000,00

b. PENGAKUAN BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR (ACCRUED EXPENSE)


Biaya yang masih harus dibayar adalah biaya untuk suatu periode, tetapi sampai dengan akhir – akhir
periode realisasi pembayarannya belum dilakukan, sehingga belum dicatat sebagai biaya.
Contoh :
Perusahaan membayar gaji pegawai mingguan tiap hari Sabtu tarif gaji perhari Rp 500.000,00 Tanggal 31
Desember 2011 jatuh pada hari Selasa
Penjelasan :
Jika tanggal 31 Desember 2011 jatuh hari Selasa artinya ada gaji yang menjadi biaya tahun 2011 belum
dicatat. Karena pembayarannya baru dilakukan pada hari Sabtu tanggal 4 Januari 2012 yaitu gaji tanggal 30
dan 31 Desember 2011 (2 hari) 2 x Rp 500.000,00 = Rp 1.000.000,00 atau dapat dilukiskan dalam gambar
berikut :
Senin Selasa Sabtu pembayaran
30/12-2011 31/12/2011 4 hari 4/1/2012
2 hari
Biaya tahun 2011 biaya tahun 2012
Jurnal penyesuaiannya
2011 31 Biaya Gaji Rp 1.000.000,00
Des Hutang Gaji Rp 1.000.000,00

Keterangan jurnal
* Didebit biaya gaji karena ada gaji yang belum dicatat
* Dikredit hutang gaji, karena gaji tersebut belum dibayar

c. PENGAKUAN PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA/Piutang Pendapatan ( ACCRUED


INCOME)
Pendapatan yang masih harus diterima atau piutang pendapatan yaitu pendapatan yang sudah terjadi dan
bisa diakui, tetapi belum diterima sehingga belum dicatat.
Contoh :
Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 3
Suatu perusahaan menyimpan uang di Bank Mandiri Rp 10.000.000,00 pada tanggal 1 November 2011 suku
bunga 18% setahun dan bunga diterima setiap 1 Mei dan 1 November
Penjelasan :
Bunga 6 bulan yang pertama baru akan diterima tanggal 1 Mei 2012, sehingga sampai dengan tanggal 31
Desember 2011 terdapat bunga yang menjadi hak periode 2011 tetapi ditunda penerimaanya yaitu bunga 1
November sampai 31 Desember 2011 ( 2 bulan) = 2/12 x 18% x Rp 10.000.000,00 = Rp 300.000,00.
Perhatikan gambar dibawah ini :

1/11/2011 31/12/2011 1/5/2012


2 bulan
Pendapatan bunga tahun 2011
Dari data di atas jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
2011 31 Bunga yang masih harus Rp 300.000,00
Des diterima/Piutang Bunga
Pendapatan bunga Rp 300.000,00

d. PENGAKUAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA ( DIFERRED EXPENSE)


Biaya dibayar dimuka yaitu pengeluaran yang sudah terjadi pada suatu periode tetapi merupakan biaya
periode yang akan datang.
Contoh : tanggal 1 Agustus 2011 dibayar asuransi untuk masa tahun sebesar Rp 1.200.000,00
Penjelasan :
Asuransi sebesar Rp 1.200.000,00 dibayar tanggal 1 Agustus 2011. Untuk 1 tahun artinya jangka waktunya 1
Agusutus 2011 sampai 31 Juli 2012 atau 1 Agustus 2012. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011
asuransi yang telah dimanfaatkan (sudah menjadi biaya tahun 2011) adalah 5 bulan ( 1 Agustus – 31
Desember 2011 = 5/12 x 1.200.000,00 = 500.000,00. Sedangkan 7 bulan sisanya adalah biaya tahun 20 12
dan pada tanggal 31 Desember 2011 belum menjadi biaya atau asuransi dibayar dimuka. Lebih jelasnya
dapat dilukiskan sbb :
1 tahun Rp 1.200.000,00

1/8/2011 31/12/2011 1/8/2012


5 bulan =(Rp 500.000,00) 7 bulan = ( Rp 700.000,00)
sudah menjadi biaya belum menjadi biaya
(Biaya Asuransi) (Asuransi dibayar dimuka)

Jurnal penyesuaian yang dibuat tanggal 31 Desember 2011 tergantung pada pencatatan pada saat
pembayaran asuransi tanggal 1 Agustus 2011.

Ada 2 pencatatan pembayaran biaya dibayar dimuka yaitu :


1) Dicatat sebagai harta (pendekatan neraca)
a) Jurnal pembayaran asuransi tanggal 1 Agustus 2011
Jika dicatat sebagai harta maka pembayaran asuransi sebesar Rp 1.200.000,00 dicatat pada akun “
Asuransi dibayar dimuka”. Seperti nampak dibawah ini
2011 1 Asuransi dibayar dimuka Rp 1.200.000,00
Agust Kas Rp 1.200.000,00
b) Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2011
Jika pembayaran asuransi dicatat sebagai harta (Asuransi dibayar dimuka) maka di neraca saldo
akhir periode (31 Des 2011) akan muncul perkiraan Asuransi dibayar dimuka bersaldo debet
sebesar Rp 1.200.000,00. Dari jumlah tersebut sebesar Rp 500.000,00 telah menjadi biaya asuransi.
Oleh karena itu akun ”Asuransi Dibayar Dimuka” harus dipindahkan ke akun “Biaya Asuransi”
sebesar Rp 500.000,00 sehingga dalam jurnal penyesuaian “Biaya Asuransi” dicatat debit sebesar
Rp 500.000,00, sedangkan akun “Asuransi Dibayar Dimuka” dalam jurnal penyesuaian dicatat kredit
sebesar Rp 500.000,00 karena jumlah tersebut dipindahkan ke Biaya Asuransi atau karena saldo
Asuransi Dibayar Dimuka yang sesungguhnya pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar 700.000,00
sehingga saldo akun Asuransi Dibayar Dimuka dikurangi Rp 500.000,00. Dari penjelasan di atas
jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :

2011 31 Biaya Asuransi Rp 500.000,00


Des Asuransi dibayar dimuka Rp 500.000,00

2) Dicatat sebagai Biaya (Pendekatan Laba – Rugi)


a) Jurnal Pembayaran Asuransi tanggal 1 Agustus 2011

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 4


Dicatat sebagai biaya maka pembayaran asuransi sebesar Rp 1.200.000 dicatat pada akun “Biaya
asuransi” seperti nampak di bawah ini.

2011 1 Biaya Asuransi Rp 1.200.000,00


Agust Kas Rp 1.200.000,00
b) Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2011
Jika pembayaran asuransi dicatat sebagai biaya (biaya asuransi) maka di Neraca saldo akhir periode
(31 Desember 2011) akan muncul akun biaya asuransi bersaldo debit sebesar Rp 1.200.000,00.
Dari jumlah tersebut sebesar Rp 700.000,00 belum menjadi biaya (biaya tahun 2012) atau masih
sebagai “Asuransi dibayar dimuka (lihat penjelasan di depan). Oleh karena itu jumlah tersebut harus
dipindahkan dari akun “biaya asuransi” ke akun “Asuransi dibayar dimuka”. Dicatat debit sebesar
Rp 700.000,00 Sedangkan akun “Biaya Asuransi” dalam jurnal penyesuaian dicatat kredit sebesar
Rp 700.000,00 karena jumlah tersebut dipindahkan ke akun “ biaya asuransi” dimana akun “biaya
asuransi” harus dikurangi Rp 700.000 agar menunjukkan saldo yang sesungguhnya yaitu sebesar
Rp 500.000,00
Dari penjuelasan di atas jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
2011 31 Asuransi dibayar dimuka Rp 700.000,00
Des Biaya Asuransi Rp 700.000,00

e. PENGAKUAN PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA (DIFERRED INCOME)


Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang sudah diterima pada suatu periode merupakan
pendapatan pada periode yang akan datang.

Contoh :
Tanggal 1 April 2011 diterima sewa untuk 1 tahun sebesar Rp 3.000.000,00
Penjelasan :
Sewa sebesar Rp 3.000.000,00 diterima tanggal 1 April 2011 untuk satu tahun atau untuk jangka waktu 1
April 2011 sampai 1 April 2011. Sampai dengan 31 Desember 2011 sewa yangtelah dijalani (diakui sebagai
pendapatan tahun 2011). Selama 9 bulan (1 April – 31 Desember 2011) yaitu sebesar Rp 2.250.000,00
( 9/12 x Rp 3.000.000,00). Sedangkan sisanya yang 3 bulan adalah pendapatan tahun 2011 sehingga pada
tanggal 31 Des 2011 belum diakui sebagai pendapatan atau masih sebagai sewa diterima dimuka. Lebih
jelasnya dapat dilukiskan sebagai berikut :

1 Tahun = Rp 3.000.000,00

1/4/2011 31/12/2011 1/4/2012

9 bulan = Rp 2.250.000 3 bulan = 750.000,00


Sudah merupakan pendapatan Belum merupakan pendapatan
(Pendapatan sewa) (sewa diterima dimuka)

Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2011 sehubungan dengan data di atas, tergantung pencatatan
pada saat penerimaan sewa tanggal 1 April 2011
Ada 2 pencatatan penerimaan pendapatan diterima dimuka yaitu :
1) Dicatat sebagai hutang / pendekatan Neraca
a) Jurnal penerimaan sewa tanggal 1 April 2011
Jika dicatat sebagai hutang maka penerimaan sewa sebesar Rp 3.000.000,00 dicatat pada akun
“Sewa diterima dimuka” seperti nampak dibawah ini :
2011 1 Kas Rp 3.000.000,00
April Sewa diterima dimuka Rp 3.000.000,00

b) Jurnal Penyesuaian tanggal 31 Desember 2011


Jika penerimaan sewa dicatat sebagai hutang (sewa diterima dimuka), maka di Neraca Saldo akhir
periode ( 31 Desember 2011) akan muncul akun “Sewa diterima dimuka” dengan saldo kredit
sebesar Rp 3.000.000,00. Dari jumlah tersebut sebesar Rp 2.250.000,000 sudah merupakan
pendapatan (lihat perhitungan di depan). Oleh karena itu akun “Sewa diterima dimuka” harus
dipindahkan keakun “Pendapatan Sewa” sebesar Rp 2.250.000,00 sehingga dalam jurnal
penyesuaian “Pendapatan sewa” dicatat kredit sebesar Rp 2.250.000. Sedangkan akun “Sewa
diterima dimuka” dalam jurnal penyesuaian dicatat debit sebesar Rp 2.250.000,00. Karena jumlah
tersebut dipindahkan ke akun “Pendapatan sewa” atau saldo akun “Sewa diterima dimuka” yang
sesungguhnya pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 750.000,00 sehingga saldo akun “ Sewa
diterima dimuka” dikurangi Rp 2.250.000,00.
Dari penjelasan di atas jurnal yang dibuat sebagai berikut :
2011 31 Sewa diterima dimuka Rp 2.250.000,00
Des Pendapatan sewa Rp 2.250.000,00

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 5


2) Dicatat sebagai pendapatan / pendekatan rugi - laba
a) Jurnal penerimaan sewa tanggal 1 April 2011
Jika dicatat se bagai pendapatan maka penerimaan sewa sebesar Rp 3.000.000,00 dicatat pada
akun “Pendapatan sewa” seperti terlihat dalam jurnal di bawah ini :

2011 1 Kas Rp 3.000.000,00


April Pendapatan sewa Rp 3.000.000,00

b) Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2011


Jika penerimaan sewa dicatat sebagai pendapatan ( pendapatan sewa) maka dineraca saldo akhir
periode ( 31 Desember 2011) akan muncul akun “Pendapatan Sewa” dengan saldo kredit sebesar
Rp 3.000.000,00. Dari jumlah tersebut sebesar Rp 750.000,00 belum merupakan pendapatan (lihat
penjelasan di depan) atau masih sebagai “Sewa diterima dimuka”. Oleh karena itu akun
“Pendapatan sewa” harus dipindahkan ke akun “Sewa diterima dimuka” sebesar Rp 750.000,00
sehingga dalam jurnal penyesuaian akun “Sewa diterima dimuka” dicatat kredit. Sedangkan akun
“Pendapatan Sewa” dalam jurnal penyesuaian dicatat debit sebesar Rp 750.000,00 karena jumlah
tersebut dipindahkan ke akun “Sewa diterima dimuka” atau saldo sesungguhnya untuk akun
“pendapatan sewa” sebesar Rp 2.250.000,00 sehingga akun “pendapatan sewa” dikurangi
Rp 750.000,00.

Dari penjelasan tersebut jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :


2011 31 Pendapatan sewa Rp 750.000,00
Des Sewa diterima dimuka Rp 750.000,00

f. PENGAKUAN BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA TETAP ( DEPRICIATION)


Setiap akhir periode nilai dari aktiva tetap disusutkan. Jumlah penyusutan aktiva tetap pada suatu periode
dicatat sebagai “ Biaya penyusutan aktiva tetap”. Sedangkan berkurangnya nilai akun tetap dicatat pada
“Akumulasi penyusutan Aktiva tetap”

Contoh 1: Prosentase (%) penyusutan dari nilai/harga perolehan (Cost)


Akun peralatan di necara saldo tanggal 31 Des 2011 menunjukkan saldo debet sebesar Rp 3.000.000,00
Penyusutan peralatan ditetapkan 10% pertahun.
Perhitungan :
Penyusutan tahun 2011 = 10% x Rp 3.000.000 = Rp 300.000,00
Jurnal penyesuaian
2011 31 Biaya penyusutan peralatan Rp 300.000,00
Des Akum. Penyusutan peralatan Rp 300.000,00

Contoh 2: Prosentase (%) penyusutan dari nilai/harga buku (Book Value)


Rumus Nilai Buku = Harga Perolehan Aktiva Tetap – Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
Akun peralatan di necara saldo tanggal 31 Des 2011 menunjukkan saldo debet sebesar Rp 3.000.000,00 dan
Akumulasi Penyusutan Peralatan sebesar Rp 500.000,00. Penyusutan peralatan ditetapkan 10% pertahun
dari nilai buku

Rumus Nilai Buku:


Harga Perolehan Peralatan – Akum. Peny. Peralatan x 10%
(Rp 3.000.000,00 – Rp 500.000,00) x 5% = Rp 125.000,00

Jurnal penyesuaian
2011 31 Biaya penyusutan peralatan Rp 125.000,00
Des Akum. Penyusutan peralatan Rp 125.000,00

Contoh 3: Metode Garis Lurus (Straigth Line Methode)


Akun peralatan di necara saldo tanggal 31 Des 2011 menunjukkan saldo debet sebesar Rp 3.000.000,00
dengan nilai residu (sisa) Rp 500.000,00 Umur Ekonomis 5 tahun. Penyusutan peralatan dengan metode
garis lurus.

Rumus metode garis lurus :


Harga Perolehan – Nilai Residu = Rp 3.000.000,00 – Rp 500.000,00 = Rp 500.000,00

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 6


Umur Ekonomis 5
Jurnal penyesuaian
2011 31 Biaya penyusutan peralatan Rp 500.000,00
Des Akum. Penyusutan peralatan Rp 500.000,00

g. PENGAKUAN BIAYA DARI PIUTANG TAK TERTAGIH


Piutang yang terjadi tidak selamanya dapat ditagih, kadang – kadang debitur yang tidak membayar utangnya
karena usahanya bangkrut atau pindah alamat tanpa memberi kabar. Jika terdapat piutang yang tidak dapat
ditagih berarti merupakan kerugian, maka harus dicatat dalam rekening kerugian piutang tak tertagih melalui
jurnal penyesuaian.
Ada 2 metode untuk mencatat kerugian piutang tak tertagih
1) Metode Langsung (direct methode)
Pencatatan kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode piutang jumlah piutang yang tidak dapat
ditagih dan langsung dicatata dalam rekening piutang tak tertagih dan langsung mengurangi piutang
Contoh :
Tanggal 31 Des 2011 dihapus piutang PT Maju sebesar Rp 2.000.000,00 karena bangkrut
Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
2011 31 Kerugian piutang tak tertagih Rp 2.000.000,00
Des Piutang Rp 2.000.000,00

2) Metode tidak langsung/penyisihan/cadangan (indirect/allowance methode)


Dalam metode tidak langsung/penyisihan setiap akhir periode di buat taksiran/penyisihan untuk piutang
tak tertagih. Jumlah taksiran piutang tak tertagih pada periode yang bersangkutan dicatat pada akun
“Kerugian Piutang Tak Tertagih” disisi debit dan mengkredit Penyisihan Piutang Tak Tertagih.
Dalam metode tidak langsung/penyisihan, piutang dihapus jika benar – benar diketahui tidak dapat
ditagih dan setiap penghapusan dibiayakan ke penyisihan piutang tak tertagih, sehingga penghapusan
piutang tak tertagih dicatat debet “Penyisihan Piutang Tak Tertagih” dan dikredit piutang.
Contoh :
Akun piutang di neraca saldo 31 des 2011 menunjukkan saldo debit sebesar Rp 6.000.000,00 Dari
jumlah tersebut diperkirakan tidak dapat ditagih 2%.
Perhitungan :
Taksiran piutang tak tertagih = 2% x Rp 6.000.000,00 = Rp 120.000,00
Jurnal penyesuaian
2011 31 Beban penghapusan piutang Rp 120.000,00
Des Cadangan penghapusan piutang Rp 120.000,00

Atau:

Jurnal penyesuaian
2011 31 Kerugian piutang tak tertagih Rp 120.000,00
Des Penyisihan piutang tak tertagih Rp 120.000,00

2. Koreksi kesalahan pencatatan yang ditemukan di akhir periode


Terdapat beberapa jenis kesalahan yang mungkin terjasi, yaitu:
a. Lupa/belum dicatat
b. Salah penulisan nilai rupiah
c. Salah akun
d. Kombinasi kesalahan

a. BELUM DICATAT
Transaksi yang belum dicatat dapat disebabkan karena lupa atau karena transaksi tersebut berhubungan
dengan bank yaitu jika perusahaan mempergunakan jasa bank dalam hal penerimaan dan pengeluaran kas.
Jika dalam penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan menggunakan jasa bank mestinya saldo kas
menurut catatan perusahaan dengan catatan bank sama,akan tetapi dalam kenyataan selalu tidak sama.
Oleh karena itu bank setiap bulan mengirim Rekening Koran yaitu salinan mutasi kas perusahaan di bank
yang berguna untuk mencocokan dengan catatan perusahaan sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya
selisih. Timbulnya penyesuaian biasanya disebabkan oleh perbedaan waktu pencatatan antara rekening
Koran dengan catatan kas perusahaan. Perbedaan waktu pencatatan meliputi:
1) Bank sudah mencatat terjadinya pengeluaran, perusahaan belum mencatat.
Contoh:
 Biaya administrasi bank yang dibiayakan oleh bank kepada perusahaan
 Pelunasan utang perusahaan oleh bank
 Cek yang diterima perusahaan ternyata tidak cukup dananya.
2) Bank sudah mencatat terjadinya penerimaan, perusahaan belu mencatat
Contoh:
Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 7
 Pemberian jasa giro oleh bank
 Penerimaan piutang perusahaan oleh bank

Contoh:
Saldo kas menurut catatat perusahaan pada akhir 31 Desember 2011 sebesar Rp 15.725.000,00,
sedangkan Rekening Koran Bank pada tanggal 31 Desember 2011 menunjukkan saldo sebesar Rp
17.850.000,00. Perbedaan disebabkan karena Bank telah mendebet perusahaan sebesar Rp 25.000,00
untuk biaya administrasi bank (dicatat pada ”Biaya Umum Rupa-ruoa”) dan mengkredit sebesar
Rp 150.000,00 untuk jasa giri (dicatat pada ”Pendapatan Bunga”) dan terdapat penerimaan inkaso
sebesar Rp 2.000.000,00 yang belum dicatat oleh perusahaan.
Penjelasan:
Berdasarkan keterangan di atas terdapat selisih antara saldo kas menurut catatan perusahaan dengan
catatan Bank yaitu sebesar Rp 2.125.000,00 (Rp 17.850.000,00 – Rp 15.725.000,00). Selisih tersebut
karena perusahaan belum mencatat penerimaan sebesar Rp 2.150.000,00 yaitu penerimaan dari jasa
giro sebesar Rp 150.000,000 dan penerimaan inkaso sebesar Rp 150.000,00, dan perusahaan belum
mencatat pengeluaran sebesar Rp 25.000,00 untuk biaya administrasi bank.
Berdasarkan penjelasan di atas, jurnal penyesuaiannya adalah:
2011 31 Kas Rp 2.125.000,00
Des Biaya Umum Rupa-rupa Rp 25.000,00
Piutang Dagang Rp 2.000.000,00
Pendapatan Bunga Rp 150.000,00

b. PENGHAPUSAN KESALAHAN
Jika diketahui terjadi kesalahan pencatatan maka sebelum menyusun laporan keuangan perlu dibetulkan
dengan membuat jurnal koreksi atau jurnal penyesuaian.
Untuk mempermudah membuat jurnal penyesuaian atas koreksi kesalahan, berikut ini langkah pembetulan
kesalahan :
1) Tulis jurnal yang salah
2) Jurnal yang salah dibalik
3) Buatlah jurnal yang betul
4) Buatlah jurnal koreksi/penyesuaian yaitu dengan menggabung jurnal (b) dan (c).

Contoh :
Penerimaan pelunasan piutang usaha sebesar Rp 750.000,00 dicatat sebagai penerimaan pelunasan putang
usaha Rp 570.000,00
Langkah-langkah untuk membuat jurnal penyesuaiannya adalah:
1) Jurnal yang salah
Kas Rp 570.000,00
Piutang usaha Rp 570.000,00

2) Jurnal yang salah di balik


Piutang usaha Rp 570.000,00
Kas Rp 570.000,00

3) Jurnal yang betul


Kas Rp 750.000,00
Piutang usaha Rp 750.000,00
Berdasarkan penjelasan di atas, jurnal penyesuaiannya adalah:
2011 31 Kas Rp 180.000,00
Des Piutang Dagang Rp 180.000,00

Contoh soal :
Neraca saldo perusahaan angkutan “ MAJU LANCAR” pada tanggal 31 Desember 2011 adalah :

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 8


Data penyesuaian tanggal 31 Desember 2011
- Persediaan perlengkapan Rp 400.000,00
- Sewa dibayar 1 April 2011 untuk 1 tahun
- Kendaraan disusutkan 20% setahun
- Pendapatan angkutan yang masih harus dit erima Rp 3.000.000,00
- Gaji karyawan yang masih harus dibayar Rp 600.000,00
- Asuransi dibayar tanggal 1 September 2011 untuk 1 tahun
- Taksiran piutang tak tertagih 2%
- Bunga yang masih harus dibayar Rp 100.000,00

Akun tambahan yang perlu dibuka:


103 Cadangan Piutang Tak Tertagih
106 Asuransi Dibayar Dimuka
107 Piutang Pendapatan Angkutan
202 Hutang Gaji
203 Hutang Bunga
503 Beban Perlengkapan
504 Beban Sewa
505 Beban Penyusutan Kendaraan

Berdasarkan data Neraca saldo dan penyesuaian, jurnal penyesuaian sebagai berikut :

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 9


Perhitungan :
1) Perlengkapan yang terpakai Rp 1.000.000,00 – Rp 400.000,00 = Rp 600.000,00
2) Sewa yang menjadi bahan ( biaya sewa) tahun 2011 = 9 bulan (1 April s/d 31 Des 2011) = 9/12 x
Rp 4.000.000,00 = Rp 300.000,00. Sehingga jumlah tersebut harus dipindahkan dari sewa dibayar dimuka ke
biaya sewa sebesar Rp 3.000.000,00
3) Penyusutan kendaraan 1 tahun 20% x Rp 200.000.000,00 = Rp 40.000.000,00
4) Cukup jelas
5) Cukup jelas
6) Asuransi yang telah menjadi biaya tahun 2011 adalah 4 bulan ( 1 sept s/d 31 des 2011) 4/12 x Rp
3.600.000,00 = Rp 1.200.000,00. Sisanya Rp 2.400.000,00. belum merupakan biaya tahun 2011, sehingga
harus dipindahkan dari biaya sewa ke asuransi dibayar dimuka
7) Taksiran piutang tak tertagih 2% x Rp 3.000.000,00 = Rp 60.000,00
8) Cukup jelas

D. MEMINDAHKAN JURNAL PENYESUAIAN KE BUKU BESAR


Langkah berikutnya setelah pencatatan ke dalam jurnal adalah pemindahan akun-akun yang ada dalam
jurnal penyesuaian ke buku besar. Tujuan pemindahan pencatatan jurnal ke buku besar adalah agar saldo buku
besar menunjukkan saldo yang sebenarnya.
Langkah-langkah pemindahan pencatatan jurnal ke buku besar sama dengan pemindahan dari jurnal umum
ke buku besar. Yang perlu diperhatikan dalam pemindahan pencatatan dari jurnal penyesuaian ke buku besar yaitu
kolom keterangan dalam buku besar diisi dengan ”penyesuaian”
Berikut ini contoh pemindahan pencatatan penyesuaian dari Perusahaan Angkutan ”PO Maju Lancar” ke buku
besar.

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 10


Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 11
Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 12
Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 13
E. MENYUSUN DAFTAR SALDO SETELAH PENYESUAIAN
Perhatikan contoh posting dari jurnal penyesuaian ke buku besar. Saldo-saldo buku besar setelah posting
dari penyesuaian dapat disusun daftar saldo setelah penyesuaian. Daftar saldo setelah penyesuaian atau neraca
saldo setelah penyesuaian berisi saldo-saldo buku besar setelah posting dari penyesuaian. Berikut ini contoh neraca
saldo setelah penyesuaian dari PO ”Maju Lancar”

III. EVALUASI
1. Berdasarkan data di bawah ini, susunlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2015
a. Rekening perlengkapan (supplies) di neraca saldo memperlihatkan jumlah Rp 1.850.000,00 Persediaan
perlengkapan yang tersisa pada tanggal 31 Desember 2015 seharga Rp 500.000,00
b. Pada tanggal 1 Maret 2015 membayar sewa kantor Rp 1.800.000,00 untuk 1 tahun (1 maret 2015 – 28
pebruari 2015) dicatat dalam rekening sewa dibayar dimuka.
c. Pada tanggal 1 Mei 2015 membayar biaya pemasangan iklan Rp 1.500.000,00 untuk 10 kali penerbitan, dicatat
dalam rekening iklan dibayar dimuka sampai tanggal 31 Desember 2015 baru 6 kali terbit.
d. Pada tanggal 1 Juli 2015 membayar sewa gedung untuk 2 tahun (1 Juli 2015 – 30 Juni 1994) Rp3.000.000,00
dicatat dalam rekening sewa dibayar dimuka.
e. Pada tanggal 1 Agustus 2015 membayar premi asuransi untuk 1 tahun Rp 300.000,00 dicatat dalam rekening
beban asuransi.
f. Di neraca saldo terdapat rekening beban sewa kendaraan Rp 3.500.000,00. Sampai tanggal 31 Desember sewa
yang telah jatuh tempo Rp 2.000.000,00.
g. Pada bulan Nopember 2015, diterima sewa kapal untuk 10 kali pengiriman barang dagang Jakarta – Ujung
Pandang, Rp 15.000.000,00. Sampai tanggal 31 Desember 2015 baru dilakukan 8 kali pengiriman barang.
Dicatat sebagai pendapatan.
h. Pinjaman di bank Rp 10.000.000,00 bunga 24% setahun dibayar tiap tanggal 1 Mei – 1 Nopember.
i. Suatu perusahaan membayar gaji karyawan seminggu sekali setiap hari Sabtu sebesar Rp3.000.000,00. Sabtu
terakhir tanggal 29 Desember.
j. Di neraca saldo terdapat rekening gedung Rp 50.000.000,00. Akumulasi penyusutan gedung Rp10.000,00.
Penyusutan gedung ditetapkan 5% tiap tahun.
k. Di neraca saldo terdapat rekening piutang Rp 2.000.000,00. Taksiran piutang tak tertagih 1% dari saldo
piutang.

2. Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan yang terjadi selama tahun 2015 :


a. Pembayaran beban iklan Rp 700.000,00 dicatat sebagai pembayaran iklan Rp 900.000,00

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 14


b. Pembayaran beban sewa sebesar Rp 1.500.000,00 dicatat sebagai pembayaran beban sewa
Rp 1.000.000,00
c. Penerimaan pendapatan jasa sebesar Rp 2.300.000,00 dicatat sebagai penerimaan pendapatan jasa
Rp 1.300.000,00
d. Penerimaan pendapatan servis sebesar Rp 3.500.000,00 dicatat penerimaan pendapatan servis
Rp 5.300.000,00
e. Penerimaan jasa servis Rp 1.500.000,00 dicatat sebagai pembayaran beban sewa Rp1.500.000,00
f. Penerimaan pendapatan sewa sebesar Rp 2.450.000,00 dicatat sebagai pembayaran beban sewa
Rp 4.250.000,00
g. Pembayaran beban iklan Rp 960.000,00 dicatat sebagai pembayaran beban sewa Rp 690.000,00
h. Pembayaran beban asuransi sebesar Rp 540.000,00 dicatat sebagai pembayaran beban sewa
Rp 450.000,00
i. Pembayaran beban bunga Rp 250.000,00 dicatat sebagai pembayaran beban gaji Rp 750.000,00
Dari data di atas susunlah jurnal penyesuaian.

3. “Heny Salon” pada tanggal 31 Desember 2015 mempunyai data berupa neraca saldo dan data penyesuaian
sebagai berikut :
a. Neraca saldo :

b. Data penyesuaian :
1) Persediaan perlengkapan sebesar Rp 300.000,00
2) Sewa kantor dibayar tanggal 1 April untuk 1 tahun
3) Peralatan disusutkan 10%
4) Asuransi yang telah kadaluwarsa Rp 100.000,00
5) Gaji bulan Desember 2015 yang belum dibayar Rp 150.000,00 sedang gaji bulan Januari 2015 yang
telah dibayar Rp. 50.000,00
Rekening yang perlu dibuka :
15 Asuransi dibayar di muka
16 Gaji dibayar dimuka
22 Hutang gaji
53 Beban perlengkapan
54 Beban sewa
55 Beban penyusutan peralatan
Buatlah Jurnal Penyesuaian!

5. Neraca saldo “Servis Motor Sejati” pada tanggal 31 Desember 2015 sebagai berikut:

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 15


Data penyesuaian :
a) Persediaan Bahan Habis Pakai senilai Rp 1.200.000,00
b) Premi asuransi dibayar pada tanggal 1 Maret 2015 untuk masa satu tahun ( 1 Maret 2015 – 28 Februari
2015)
c) Peralatan servis disusutkan 10 %
d) Gedung disusutkan 5 %
e) Gaji bulan Desember yang terutang Rp 300.000,00
f) Biaya Iklan Rp 400.000,00 untuk 5 kali penerbitan. Sampai tanggal 31 Desember 2015 baru 3 kali yang
sudah diterbitkan.
g) Bunga hipotik 18% setahun dibayar di belakang setiap tanggal 1 April – 1 Oktober
h) Taksiran pajak penghasilan tahun 2015 sebesar Rp 150.000,00
Akun baru yang harus dibuka:
105 Iklan dibayar dimuka
202 Utang gaji
203 Utang bunga
204 Utang pajak
503 Beban pemakain BHP
504 Beban asuransi
505 Beban penyusutan peralatan
506 Beban penyusutan gedung
Diminta: Jurnal penyesuaian

6. Servis TV Cemerlang mempunyai data akuntansi sebagai berikut:


a. Neraca saldo per 30 Juni 2015 :

b. Data penyesuaian 30 Juni 2015:


1) Persediaan perlengkapan servis tersisa Rp 300.000,00
2) Sewa Rp 1.200.000,00 dibayar tanggal 1 April untuk 1 tahun
3) Peralatan servis disusutkan sebesar Rp 100.000,00
4) Bunga hipotik yang masih harus dibayar Rp 30.000,00
5) Pendapatan servis yang masih harus ditagih Rp 100.000,00
6) Persekot gaji untuk bulan Juli 2015 Rp 150.000,00 dan gaji bulan Juni 2015 yang belum dibayar
Rp 50.000,00
7) Beban advertensi Rp 300.000,00 untuk 6 kali penerbitan sampai tanggal 30 Juni 2015 baru diterbitkan
2 kali.
c. Akun yang perlu dibuka:
105 Piutang pendapatan
106 Persekot gaji
107 Advertensi dibayar di muka
203 Utang bunga
204 Utang gaji
504 Beban perlengkapan
505 Beban sewa
506 Beban penyusutan peralatan servis
510 Beban bunga
Diminta, buatlah Jurnal penyesuaian!

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 16


7. Biro jasa Murah Senyum pada tanggal 31 Desember 2015 mempunyai data sebagai berikut:
a. Daftar Akun :
101 Kas Rp 3.200.000,00
102 Piutang Usaha Rp 1.600.000,00
103 Bahan Habis Pakai Rp 2.200.000,00
104 Asuransi Dibayar Dimuka Rp 600.000,00
151 Gedung Rp 25.000.000,00
152 Akumulasi Penyusutan Gedung Rp 7.500.000,00
153 Peralatan Kantor Rp 2.200.000,00
154 Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor Rp 800.000,00
201 Utang Usaha Rp 2.000.000,00
221 Utang Hipotik Rp 5.000.000,00
301 Modal Soleh Rp 15.000.000,00
302 Prive Soleh Rp 500.000,00
401 Pendapatan Jasa Rp 8.930.000,00
402 Pendapatan Komisi Rp 750.000,00
501 Beban Gaji Rp 3.900.000,00
502 Beban Iklan Rp 400.000,00
509 Beban Rupa-rupa Rp 200.000,00
511 Beban Bunga Rp 180.000,00
b. Data Penyesuaian:
1) Persediaan bahan habis pakai sebesar Rp 700.000,00
2) Asuransi dibayar tanggal 1 April 2015 untuk satu tahun
3) Gedung disusutkan 5% dan peralatan disusutkan 10%
4) Bunga hipotik 12% setahun dibayar di belakang tiap tanggal 1 Mei dan 1 November
5) Gaji bulan Desember yang belum dibayar Rp 250.000,00
6) Biaya iklan Rp 400.000,00 dibayar tanggal 15 Agustus untuk 8 kali penerbitan. Sampai tanggal 31
Desember 2015 sudah 3 kali diterbitkan.
Diminta: Buatlah jurnal penyesuaian!

8. Neraca Saldo Perusahaan Angkutan Cepat selama tahun 2015 sebagai berikut :
a. Neraca saldo per 31 Desember 2015 :

b. Data penyesuaian 31 Desember 2015:


1) Sewa kantor dibayar tanggal 1 Juli 2015 untuk 2 tahun
2) Persediaan BHP yang tersisa seharga Rp 1.200.000,00
3) Kendaraan disusutkan sebesar Rp 15.000.000,00
4) Peralatan servis disusutkan 10%
5) Pendapatan sewa yang masih harus diterima Rp 600.000,00
6) Gaji bulan Desember yang masih harus dibayar Rp 1.300.000,00
7) Beban asuransi adalah asuransi kendaraan selama 2 tahun, terhitung sejak tanggal 1 Mei 2015
8) Iklan yang telah kadaluwarsa Rp 900.000,00

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 17


9) Bunga hipotik 24% dibayar di belakang tiap tanggal 1 Maret – 1 September
10) Pajak tahun 2015 ditaksir senilai Rp 1.500.000,00

c. Akun yang perlu dibuka:


106 Asuransi dibayar di muka
107 Iklan dibayar di muka
121 piutang pendapatan
203 Utang gaji
204 Utang bunga
205 Utang pajak
505 Beban sewa kantor
506 Beban BHP
507 Beban penyusutan kendaraan
508 Beban penyusutan peralatan
Diminta, buatlah Jurnal penyesuaian!

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 18


KEGIATAN BELAJAR II
MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN

I. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1:


1. Siswa dapat menyusun neraca lajur dengan benar sesuai dengan ketentuan SOP, jika data neraca saldo
dan jurnal penyesuaian disediakan
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian laporan keuangan dengan benar sesuai buku referensi
3. Siswa dapat menjelaskan tujuan laporan keuangan dengan benar sesuai buku referensi
4. Siswa dapat menjelaskan fungsi laporan keuangan dengan benar sesuai buku referensi
5. Siswa dapat menyebutkan 5 jenis laporan keuangan dengan benar sesuai dengan PSAK
6. Siswa dapat menjelaskan fungsi masing-masing jenis laporan keuangan dengan benar sesuai PSAK
7. Siswa dapat menjelaskan isi masing-masing laporan keuangan dengan benar sesuai PSAK
8. Siswa dapat menyajikan laporan laba rugi dengan benar sesuai ketentuan SOP
9. Siswa dapat menyajikan laporan neraca dengan benar sesuai ketentuan SOP
10. Siswa dapat menyajikan laporan perubahan ekuitas dengan benar sesuai ketentuan SOP
11. Siswa dapat menyajikan laporan arus kas dengan benar sesuai ketentuan SOP

II. Uraian Materi


A. NERACA LAJUR (WORK SHEET)/KERTAS KERJA
1. Pengertian Neraca Lajur
Neraca lajur adalah kertas kerja yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyusun laporan keuangan
2. Bentuk Neraca Lajur
Pada umumnya neraca lajur berbentuk 10 kolom dengan format sebagai berikut :

3. Penyusunan Neraca Lajur


Pada umumnya neraca lajur disusun setelah dibuat jurnal penyesuaian
Langkah – langkah penyusunan neraca lajur
a. Mengisi kolom neraca saldo berdasarkan neraca saldo yang telah disiapkan atau dari saldo yang ada di
buku besar dan jumlahkan nilainya
b. Mengisi kolom penyesuaian berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat. Jumlahkan nilai – nilainya.
Apabila nama akun yang harus disesuaikan belum ada dalam neraca saldo maka akun tersebut
dicantumkan dibawahnya yaitu setelah baris terakhir neraca saldo.
c. Mengisi kolom neraca saldo disesuaikan dengan jumlah – jumlah yang diperoleh dari penggabungan kolom
neraca saldo dan penyesuaian untuk masing – masing akun.
1) Jika letaknya sama dijumlahkan kemudian dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan pada sisi
yang sama
2) Jika letaknya berlawanan diselisihnya, hasilnya dipindahkan ke kolom neraca saldo, disesuaikan ,
sesuai dengan sisi yang lebih besar.
Kemudian jumlahkan debit dan kredit untuk membuktikan kesesuaiannya
d. Memindahkan jumlah – jumlah pada neraca saldo disesuaikan ke kolom laba /rugi atau neraca pada sisi
yang sama dengan cara :
1) Untuk akun riil : harta, utang &modal (termasuk akun perlu) dipindahkan ke kolom neraca
2) Untuk akun nominal yaitu pendapatan dan biaya dipindahkan ke kolom laba/rugi
e. Menjumlahkan angka – angka dalam kolom laba/rugi kemudian menuliskan selisih antara jumlah debit-
kredit disisi jumlah yang lebih kecil sehingga jumlah debit dan kredit sama
f. Menuliskan kata “Laba bersih” atau “Rugi bersih” dalam kolom nama akun dengan ketentuan
1) Jika jumlah D lebih besar dari jumlah K (kolom L/R) sehingga selisihnya ditulis di kredit berarti “ Rugi
bersih”.
2) Jika jumlah K lebih besar dari jumlah D (kolom L/R) sehingga selisihnya ditullis di debit berarti “Laba
bersih”.
g. Memindahkan l/R besih ke kolom neraca pada sisi yang berlawanan
h. Menjumlahkan kolom neraca sehingga jumlah D dan K menjadi sama
Contoh soal

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 19


Data penyesuaian
a. Persediaan perlengkapan yang tersisa Rp 300.000,00
b. Sewa kantor Rp 1.200.000,00 dibayar tanggal 1 Mei 1992 untuk 1 tahun
c. Peralatan kantor disusutkan 10 %
d. Pendapatan jasa yang masih harus diterima Rp 500.000,00
e. Gaji bulan desember 1992 yang belum dibayar Rp 250.000,00
f. Iklan yang teleh kadaluwarsa Rp 200.000,00
Akun yang harus dibuka
116 Pendapatan yang masih harus diterima
115 Iklan dibayar dimuka
212 Utang gaji
513 Beban perlengkapan
514 Beban sewa
515 Beban penyusutan peralatan

Jurnal penyesuaian untuk data di atas sebagai berikut :


BIRO JASA UTAMA
JURNAL UMUM
(Jurnal Penyesuaian)
Halaman: 2

1. Mengisi kolom penyesuaian / menyusun jurnal penyesuaian


a. Perlengkapan di neraca saldo senilai Rp 700.000,00 persedian perlengkapan yang tersisa sebesar
Rp 300.000,00 berarti yang telah dipakai Rp 400.000,00. Jumlah tersebut dipindahkanke rekening
beban perlengkapan, dengan mengkredit rekening perlengkapan dan mendebet rekening beban
perlengkapan
Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 20
b. Sewa dibayar dimuka sebesar Rp 1.200.000,00 dibayar tanggal 1 Mei 1992 untuk satu tahun berarti
yang sudah menjadi beban tahun 1992 = 8 bulan ( 1/5 s/d 31/12)

Jumlah tersebut dipindahkan ke rekening beban sewa, dengan mengkredit rekening sewa dibayar
dimuka dan mendebet rekening beban sewa
c. Peralatan kantor disusutkan :

Jumlah tersebut merupakan beban tahun 1992 dan dicatat pada rekenig akumulasi penyusutan
peralatan disisi kredit.
d. Pendapatan jasa yang masih harus diterima Rp 500.000,00 merupakan piutang jaas, maka dicatat
pada rekening piutang pendapatan disisi debet dan pada rekening pendapatan jasa disisi kredit
e. Gaji bulan Desember yang belum dibayar Rp 250.000,00 merupakan hutang, maka dicatat pada
rekening hutang gaji disisi kredit dan pada rekening beban gaji disisi debet.
f. Beban iklan dineraca saldo Rp 300.000,00 sampai tanggal 31 Desember 1992 yang telah kadaluwarsa
Rp 200.000,00 berarti selebihnya (Rp 100.000,00) belum merupakan beban tahun 1992 maka harus
dipindahkan ke rekening iklan dibayar dimuka dan mengkredit rekening beban iklan.
2. Mengisi kolom neraca saldo disesuaikan dengan menggabungkan jumlah masing – masing rekening yang
ada di kolom neraca saldo dan dikolom penyesuaian.
3. Mengisi kolom rugi laba dan nacara dengan memindahkan jumlah masing – masing rekening yang ada
neraca saldo disesuaikan ke kolom rugi laba atau neraca dengan ketentuan :
a. untuk rekening riil dipindahkan ke kolom neraca
b. untuk rekening nominal dipindahkan ke kolom rugi laba
4. Menghitung rugi bersih
Jumlah kolom R/L kredit Rp 4.300.000,00 (merupakan pendapatan)
Jumlah kolom R/L kredit Rp 3.350.000,00 (merupakan beban)
5. Memindahkan saldo laba ke kolom neraca kredit sehingga jumlah debit dan kredit sama

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 21


Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 21
B. LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT)
1. PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah laporan mengenai posisi (kemampuan) dan kinerja keuangan perusahaan serta
informasi lainnya yang diperlukan pada pemakai.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan
sejumlah besar pemakai. Dengan demikian laporan keuangan bersifat umum, artinya tidak dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan menajemen
(pimpinan perusahaan) atau pertanggungjawaban menajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Hal ini berarti laporan keuangan bersifat historis yaitu laporan kejadian yang telah terjadi (lewat)
Tujuan laporan kuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Dengan kata lain tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi keuangan berupa aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan
2. Memberikan informasi mengenai perubahan dalam harta bersih suatu perusahaan yang terjadi akibat kegiatan
usaha dalam rangka memperoleh laba
3. Memberikan informasi keuangan untuk membantu para pengguna laporan dalam menaksir potensi perusahaan
dalam menghasilkan laba
4. Memberikan informasi penting mengenai perubahan harta dan kewajiban perusahaan, seperti informasi
mengenai pembiayaan dan investasi
5. Memberikan pengungkapan informasi lain yang berhubungan dan diperlukan

Dari informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi laporan keuangan bagi para pemakai adalah sebagai dasar
pembuatan pertimbangan-pertimbangan dan keputusan ekonomi yan sesuai dengan kepentingannya.

2. KARAKTERISITK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN


Agar dapat berguna bagai pemakai, informasi keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif pokok
yaitu: dapat dipahami, relevan, handal dan dapat diperbandingkan.
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera
dipahami oleh pemakai.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan dan menegasan
atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Handal
Agar bermanfaat, informasi harus handal. Informasi memiliki kualitas handal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material (cukup berarti), dan dapat dihandalkan pemakainya sebagai penyajian yang
tulus atau jujur atas data yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat Dibandingkan
Laporan keuangan harus dapat dibandingkan antarperiode untuk mengidentifikasikan
kecenderungan/trend/posisi dan kinerja keuangan. Laporan keuangan juga harus dapat dibandingkan antar
perusahaan sejinis untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara
relatif.

3. MACAM-MACAM LAPORAN KEUANGAN


Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai, Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi unsur-unsur
pokok sebagai berikut:
a. Neraca, menggambarkan posisi keuangan perusahaan
b. Lapaoran Laba Rugi, menggambarkan kinerja keuangan perusahaan selama satu periode akuntansi
c. Laporan Perubahan Modal, menggambarkan perubahan jumlah ekuitas pemilik
d. Laporan Perubahan Poisisi Keuangan/Laporan Arus Kas/Laporan Arus Dana, menggambarkan dari mana dana
diperoleh dan kemana dana digunakan
e. Catatan dan skedul tambahan atas Laporan Keuangan, serta informasi lainnya yang menampung informasi
tambahan yang relevan dengan kebutuhan pemakai neraca dan laporan keuangan.

4. UNSUR-UNSUR DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN


a. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan yang disusun secara sistematis yang menggambarkan posisi keuangan pada
suatu saat tertentu yang terdiri atas aktiva, kewajiban dan ekuitas
1) Unsur/komponen Neraca
 Harta/aktiva (Assets), terdiiri atas:
 Aktiva Lancar (Current Assets)
 Investasi Jangka Panjang (Investment)

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 23


 Aktiva Tetap (Fixed Assets)
 Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Assets)
 Aktiva Lain-lain
 Utang/Kewajiban (Liabilities), terdiiri atas:
 Kewajiban Lancar/Jangka Pendek (Current Liabilities)
 Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
 Kewajiban Lain-lain
 Modal/Ekuitas (Capital/Owner’s Equity ), terdiiri atas:
 Modal, ……… (nama pemilik) => untuk perusahaan perseorangan/persekutuan
 Modal Saham, Agio/disagio, Laba yang Ditahan => untuk perusahaan bentuk PT
 Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Dana Cadangan, SHU belum dibagi => untuk Koperasi
2) Penyajian Komponen Neraca
Penyajian unsur/komponen dalam neraca lazimnya sesuai dengan klasifikasi sebagai berikut:
 Aktiva diklasifikasikan menurut urutan likuiditasnya
 Aktiva Lancar
Disusun berdasarkan urutan likuiditas dari yang paling lancer (Kas) ke yang kurang lancer
 Aktiva Tetap
Disusun berdasarkan urutan unsure pemakaian, yaitu sejak umur yang paling lama sampai dengan
yang tidak lama (dari tanah sampai dengan peralatan)
 Kewajiban, diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo, dari yang berjangka pendek ke yang berjangka
panjang
 Kewajiban Jangka Pendek
Biasanya jatuh tempo kurang dari satu tahun atau satu periode akuntansi
 Kewajiban Jangka Panjang
Biasanya jatuh tempo lebih dari satu tahun atau lebih dari satu periode akuntansi
 Ekuitas, diklasifikasikan berdasarkan sifat kekelannya.
 Akun Lawan (Contra Account)
Disajikan sebagai unsur pengurang atas pos neraca yang bersangkutan. Sebagai contoh, akumulasi
penyusutan disajikan sebagai pengurang terhadap jumlah aktiva tetap.
3) Bentuk Neraca
Neraca dapat disusun dalam bentuk sebagai berikut:
a) Bentuk Akun/Skontro (Account Form)
Bentuk ini mempunyai dua sisi, yaitu sisi debiet untuk merinci aktiva, dan sisi kredit untuk merinci
kewajiban dan ekuitas
b) Bentuk Laporan (Report Form)
Dalam bentuk ini aktiva, kewajiban dan ekuitas disusun berturut-turut dari atas ke bawah.
Contoh:
(1) Neraca bentuk skontro (Account Form)
TITIPAN KILAT “EXPRESS”
NERACA
Per 31 Desember 2011
AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
Kas Rp. 4.500.000,00 HHutang usaha Rp. 5.500.000,00
Surat berharga Rp. 6.000.000,00 HHutang bank Rp. 3.000.000,00
PiHutang wesel Rp. 5.500.000,00 HHutang wesel Rp. 2.000.000,00
PiHutang dagang Rp. 1.700.000,00 HHutang pajak Rp. 600.000,00
Perlengkapan Rp. 1.300.000,00 HHutang bunga Rp. 60.000,00
Asuransi dibayar dimuka Rp. 500.000,00 Pendapatan diterima dimuka Rp. 200.000,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp. 19.500.000,00 Jumlah Kewajiban Lancar Rp. 11.360.000,00
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi – saham PT ABC Rp. 10.000.000,00
AKTIVA TETAP KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Tanah Rp. 20.000.000,00 HHutang Hipotik Rp. 10.000.000,00

Bangunan Rp. 25.000.000,00 JUMLAH HHUTANG Rp. 21.360.000,00


Ak.Pen.Bang (Rp. 5.000.000,00)
Rp. 20.000.000,00
Peralatan Rp. 10.000.000,00 EKUITAS
Ak.Peny. Prlt (Rp. 4.000.000,00) Modal, Alvito Rp. 54.140.000,00
Rp. 6.000.000,00
Jumlah Aktiva Tetap Rp. 46.000.000,00
TOTAL AKTIVA Rp. 75.500.000,00 TOTAL KEWAJIBAN & MODAL Rp. 75.500.000,00

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 24


(2) Neraca bentuk Laporan (Report Form)

TITIPAN KILAT “EXPRESS”


NERACA
Per 31 Desember 2011

AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas Rp. 4.500.000,00
Surat berharga Rp. 6.000.000,00
PiHutang wesel Rp. 5.500.000,00
PiHutang dagang Rp. 1.700.000,00
Perlengkapan Rp 1.300.000,00
Asuransi dibayar dimuka Rp. 500.000,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp. 19.500.000,00
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi – Saham PT ABC Rp. 10.000.000,00
AKTIVA TETAP
Tanah Rp. 20.000.000,00
Bangunan Rp. 25.000.000,00
Akum. Peny. Bangunan Rp. 5.000.000,00
Rp. 20.000.000,00
Peralatan Rp. 10.000.000,00
Akum. Peny. Peralatan Rp. 6.000.000,00
Rp. 6.000.000,00
Jumlah Aktiva Tetap Rp. 46.000.000,00
TOTAL AKTIVA Rp. 75.500.000,00

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha Rp. 5.500.000,00
Hutang bank Rp. 3.000.000,00
Hutang wesel Rp. 2.000.000,00
Hutang pajak Rp. 600.000,00
Hutang bunga Rp. 60.000,00
Pendapatan diterima dimuka Rp. 200.000,00
Jumlah kewajiban lancar Rp. 11.360.000,00
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Hutang hipotik Rp. 10.000.000,00
Jumlah kewajiban Rp. 21.360.000,00
EKUITAS
Modal ALVITO Rp. 54.140.000,00
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp. 75.500.000,00

b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)


Laporan Laba Rugi adalah laporan keuangan yang disusun secara sistematis yang
menggambarkan/menginformasikan mengenai keberhasilan yang dicapai atau kegagalan yang menimpa suatu
perusahaan dalam rangka menjalankan usahanya selama jangka waktu (periode) tertentu, yang dinilai dengan
jumlah satuan uang.
Laba rugi suatu perusahaan dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan jumlah
beban selama satu periode akuntansi.
1) Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
a) Unsur/komponen Laporan Laba Rugi
 Pendapatan, yaitu semua pendapatan yang diperoleh selama satu periode akuntansi
 Beban/Biaya, yaitu semua beban/biaya yang dikeluarkan selama periode akuntansi
b) Bentuk Laporan Laba Rugi
 Bentuk Satu Tahap (Single Step)
Dalam bentuk ini semua pendapatan baik dari usaha pokok maupun di luar usaha digabungkan menjadi
satu kelompok, dan semua biaya baik dari usaha pokok maupun di luar usaha pokok digabungkan menjadi
satu kelompok, kemudian dua kelompok tersebut diselisihkan.
Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, menghasilkan laba bersih
Jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, menghasilkan rugi bersih
Contoh:

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 25


TITIPAN KILAT “EXPRESS”
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011

PENDAPATAN:
Pendapatan Usaha
Pendapatan Jasa Rp 37.800.000,00
Pendapatan Di Luar Usaha
Pendapatan Komisi Rp 1.700.000,00
Pendapatan Bunga Rp 1.000.000,00 +
Rp 2.700.000,00 +
Jumlah Pendapatan Rp 40.500.000,00
BEBAN-BEBAN:
Beban Usaha
Beban Gaji Rp 16.800.000,00
Beban Perlengkapan Rp 2.500.000,00
Beban Penyusutan Bangunan Rp 1.600.000,00
Beban Penyusutan Peralatan Rp 2.000.000,00
Beban Asuransi Rp 900.000,00 +
Jumlah Beban Usaha Rp 23.800.000,00
Beban di Luar Usaha
Beban Bunga Rp 400.000,00 -

Jumlah Beban Rp 24.200.000,00 -


Laba Bersih Rp 16.300.000,00

 Bentuk Bertahap (Multiple Step)


 Dalam bentuk ini pendapatan maupun biaya dipisahkan ke dalam kelompok operasional (usaha)
dan non operasional (di luar usaha).
 Penyajian bagian pertama adalah rincian pendapatan operasional kemudian bagian kedua rincian
biaya operasional.
 Dengan membandingkan dua bagian tersebut diperoleh laba/rugi operasional/usaha pokok.
 Bagian ketiga adalah rincian pendapatan dan biaya non operasional/di luar usaha pokok.
 Hasil (kelompok pertama dan kelompok kedua) digabung dengan hasil kelompook ketiga, diperoleh
laba/rugi bersih

Contoh:

TITIPAN KILAT “EXPRESS”


Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011

PENDAPATAN USAHA:
Pendapatan Jasa Rp 37.800.000,00
BEBAN USAHA:
Beban Gaji Rp 16.800.000,00
Beban Perlengkapan Rp 2.500.000,00
Beban Penyusutan Bangunan Rp 1.600.000,00
Beban Penyusutan Peralatan Rp 2.000.000,00
Beban Asuransi Rp 900.000,00 +
Jumlah Beban Usaha Rp 23.800.000,00 -
Laba Usaha Rp 14.000.000,00
PENDAPATAN DAN BEBAN DI LUAR USAHA
Pendapatan di Luar Usaha
Pendapatan Komisi Rp 1.700.000,00
Beban di Luar Usaha
Beban Bunga Rp 400.000,00 -
Laba di luar usaha Rp 1.300.000,00 +
Laba Bersih Rp 15.300.000,00

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 26


2) Bentuk Laporan Perubahan Ekuitas
Contoh 1: (Untuk perusahaan perseorangan)

TITIPAN KILAT “EXPRESS”


Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011

Modal Alvito, per 1 Januari 2011 Rp 35.340.000,00


Tambahan Investasi Rp 5.000.000,00
Rp 40.340.000,00
Laba Bersih Rp 15.300.000,00
Pengambilan Prive (Rp 1.500.000,00)
Penambahan Ekuitas Rp 13.800.000,00
Modal Alvito, per 31 Desember 2011 Rp 54.140.000,00

Contoh 2: (Untuk perusahaan berbentuk PT/Perseroan Terbatas)

PT KAMBOJA
Laporan Laba Ditahan (Retained Earning)
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011

Laba ditahan per 1 Januari 2011 Rp 15.700.000,00


Laba Bersih Rp 6.000.000,00
Pembagian Deviden (Rp 3.000.000,00)
Penambahan ekuitas Rp 3.000.000,00
Laba ditahan per 31 Desember 2011 Rp 18.700.000,00

d. Laporan Arus Kas


1) Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan utama dari Laporan Arus Kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan
pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode. Untuk memenuhi tujuan tersebut, laporan arus kas
melaporkan:
 Kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode
 Transaksi investasi
 Transaksi pembiayaan/pendanaan
 Kenaikan atau penurunan kas bersih selama satu periode
Pelaporan mengenai sumber, tujuan pemakaian, dan kenaikan atau penurunan bersih kas dapat membantu
investor, kreditor dan pihak-pihak lain mengetahui apa yang telah terjadi terhadap sumber daya perusahaan yang
paling likuid (lancar), sehingga laporan arus kas dapat menjawab pertanyaan mengenai:
 Dari mana kas berasal selama suatu periode?
 Berapa kas yang digunakan selama suatu periode?
 Berapa perubahan saldo kas selama suatu periode?
2) Isi dan Format Laporan Arus Kas
Penerimaan kas dan pembayaran kas selama suatu periode diklasifikasikan dalam laporan arus kas yang
menjadi tiga aktivitas berbeda, a) aktivitas operasi, b) aktivitas investasi, dan c) aktivitas pembiayaan. Klasifikasi ini
didifinisikan sebagai berikut:
a) Aktivitas Operasi (operating activities), meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk
menentukan laba bersih.
Contoh: - kenaikan piutang usaha mengakibatkan pengeluaran kas (-)
- penurunan piutang usaha mengakibatkan penambahan kas (sumber kas) (+)
- penyusutan aktiva perusahaan merupakan sumber kas (+)
- keuntungan atas penjualan aktiva pabrik merupakan pengeluaran kas (-)
- penurunan persediaan merupakan sumber kas (+)
- penurunan hutang usaha merupakan pengeluaran kas (-)
Kesimpulan :
 Kenaikan Aktiva Lancar (Piutang, Perlengkapan, Sewa Dibayar Dimuka, dll) terhadap Laba Bersih akan
mengurangi (-)
 Penurunan Aktiva Lancar (Piutang, Perlengkapan, Sewa Dibayar Dimuka, dll) terhadap Laba Bersih akan
menambah (+)
 Kenaikan Utang Lancar (Utang Usaha, Utang Bunga, Utang Pajak, Pendapatan diterima dimuka, Utang
Beban Lainnya) terhadap Laba Bersih akan menambah (+)
Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 27
 Penurunan Utang Lancar (Utang Usaha, Utang Bunga, Utang Pajak, Utang Beban Lainnya) terhadap Laba
Bersih akan mengurangi (-)

b) Aktivitas Investasi (investing activities), meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan
dan pelepasan investasi (baik hutang maupun ekuitas) serta properti , pabrik, dan peralatan
Contoh: - penjualan/pembelian properti, pabrik dan peralatan (penjualan merupakan sumber kas, pembelian
merupakan penggunaan kas)
- Pembelian/penjualan obligasi atau saham (penjualan merupakan sumber kas, pembelian
merupakan penggunaan kas)
- Penagihan pinjaman/pinjaman dari entitas lain (penagihan merupakan sumber kas, pinjaman
merupakan penggunaan kas)
Kesimpulan :
 Pembelian (Kenaikan) Aktiva Tetap seperti tanah, gedung, kendaraan, peralatan terhadap kas sifatnya
akan mengurangi (-)
 Penjualan (Penurunan) Aktiva Tetap seperti tanah, gedung, kendaraan, peralatan terhadap kas sifatnya
akan menambah (+)

c) Aktivitas Pembiayaan (financing activities), melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas
ini meliputi:
- Perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas dan dari
investasinya (pembayaran deviden, penerbitan saham biasa, penebusan biaya/obligasi)
- Peminjaman uang dari kreditur dan pelunasannya
Kesimpulan :
 Kenaikan Utang Jangka Panjang (Utang Hipotik dan Utang Obligasi) terhadap kas akan menambah (+)
 Penurunan Utang Jangka Panjang (Utang Hipotik dan Utang Obligasi) terhadap kas akan mengurangi (-)
 Kenaikan Pengambilan pribadi/prive terhadap kas akan mengurangi (-)
3) Pembuatan Laporan Arus Kas
Data untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari:
(1) Neraca komperatif
(2) Laporan Laba Rugi periode berjalan
(3) Data transaksi terpilih
Langkah-langkah pembuatan arus kas dari sumber-sumber ini sebagai berikut:
(1) Penentuan kas yang disediakan oleh operasi
(2) Penentuan kas yang disediakan oleh atau digunakan dalam aktivitas investasi dan pembiayaan
(3) Penentuan perubahan (kenaikan atau penurunan) kas selama periode berjalan
(4) Rekonsiliasi perubahan kas dengan saldo kas awal dan saldo kas akhir
Berikut ini Neraca komperatif dari Perusahaan “Maju Lancar” selama tahun pertama operasinya yaitu tahun 2006

Perusahaan “MAJU LANCAR”


NERACA

Aktiva 1 Januari 2011 31 Desember 2011 Naik/Turun


Kas Rp 10.000.000,00 Rp 15.500.000,00 Rp 5.500.000,00 (Naik)
Piutang Usaha Rp - Rp 7.500.000,00 Rp 7.500.000,00 (Naik)
Tanah Rp - Rp 20.500.000,00 Rp 20.500.000,00 (Naik)
Total Rp 10.000.000,00 Rp 43.500.000,00
Kewajiban dan Ekuitas
Hutang Usaha Rp - Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000,00 (Naik)
Hutang Hipotik Rp - Rp 25.000.000,00 Rp 25.000.000,00 (Naik)
Modal, Jaya Rp 10.000.000,00 Rp 12.500.000,00 Rp 2.500.000,00 (Naik)
Total Rp 10.000.000,00 Rp 43.500.000,00

Informasi mengenai Laporan Laba Rugi Perusahaan “Maju Lancar” sebagai berikut:

Perusahaan “MAJU LANCAR”


Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2006

Pendapatan Rp 86.000.000,00
Beban Operasi Rp 60.000.000,00

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 28


Laba bersih sebelum pajak Rp 26.000.000,00
Beban Pajak Penghasilan Rp 6.500.000,00
Laba bersih setelah pajak Rp 19.500.000,00

Informasi tambahan:
Pemilik telah mengambil untuk kepentingan pribadi uang sebesar Rp 17.000.000,00

Berdasarkan data di atas Laporan Arus Kas Perusahaan “MAJU LANCAR” adalah sebagai berikut:

Perusahaan “MAJU LANCAR”


Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2011

Arus kas dari aktivitas operasi


Laba bersih Rp 19.500.000,00
Penyesuaian untuk merekonsilisasi laba bersih ke kas bersih
yang disediakan oleh aktivitas operasi:
Kenaikan piutang Usaha (Rp 7.500.000.000,00)
Kenaikan hutang usaha Rp 6.000.000.000,00
(Rp 1.500.000,00)
Arus kas bersih yang disediakan dari aktivitas operasi Rp 18.000.000,00
Arus kas dari aktivitas investasi
Pembelian Tanah (Rp 20.500.000,00)
Arus kas bersih yang disediakan dari aktivitas investasi (Rp 20.500.000,00)
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
Hutang Hipotik Rp 25.000.000,00
Prive Pemilik (Rp 17.000.000,00)
Arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pembiayaan Rp 8.000.000,00
Kenaikan bersih kas Rp 5.500.000,00
Kas pada awal tahun Rp 10.000.000,00
Kas pada akhir tahun

Keterangan:
Analisis atas neraca dari Perusahaan “MAJU LANCAR” diperoleh dua pos yang menaikkan kredit atau beban
non-kas pada laporan laba rugi, yaitu:
(1) kenaikan piutang usaha mencerminkan kredit non kas pada pendapatan,
(2) kenaikan hutang usaha mencerminkan kredit beban non-kas pada beban.
Untuk memperoleh kas yang disediakan oleh operasi, maka:
(1) kenaikan piutang usaha harus dikurangkan dari laba bersih, dan
(2) kenaikan hutang usaha harus ditambahkan kembali ke laba bersih

III. EVALUASI
Berdasarkan soal yang telah dikerjakan pada KB 1, diminta:
1. Susun Neraca Lajur
2. Laporan Keuangan

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 29


KEGIATAN BELAJAR III
MEMBUKUKAN JURNAL PENUTUP DAN PEMBALIK

I. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1:


1. Siswa dapat menjelaskan pengertian jurnal penutup dengan benar sesuai sumber referensi
2. Siswa dapat menjelaskan langkah-langkah menyusun jurnal penutup dengan benar sesuai prosedur
3. Siswa dapat membukukan jurnal penutup ke buku besar dengan benar sesuai SOP
4. Siswa dapat menyajikan neraca saldo setelah penutupan dengan benar sesuai ketentuan SOP
5. Siswa dapat menjelaskan pengertian jurnal pembalik dengan benar sesuai sumber referens
6. Siswa dapat menyajikan laporan perubahan ekuitas dengan benar sesuai ketentuan SOP
7. Siswa dapat menyajikan laporan arus kas dengan benar sesuai ketentuan SOP

II. Uraian Materi


A. JURNAL PENUTUP (closing entries)
1. Pengertian Jurnal Penutup
Jurnal Penutup adalah jurnal yang digunakan untuk menutup (dengan cara mengenolkan) beberapa jenis
akun. Akun-akun yang dienolkan adalah akun-akun nominal (yaitu akun pendapatan dan akun-akun biaya), akun
Prive, dan akun kriring (yaitu akun Ikhtisar Laba Rugi).
Dalam penutupan akun nominal, PABU menggunakan akun Ikhtisar Laba Rugi (Income summary) sebagai
akun tampungan yang dibuka sekaligus ditutup pada akhir periode saja. Akun Ikhtisar Laba Rugi di debet untuk
menutup akun-akun biaya, dan dikredit untuk menutup akun-akun pendapatan. Setelah selesai menutup akun-
akun pendapatan dan biaya ke akun Ikhtisar Laba Rugi, maka akun-akun nominal bersaldo nol dan berpindah ke
akun Ikhtisar Laba Rugi. Selanjutnya akun Ikhtisar Laba Rugi ditutup ke akun modal yaitu sebesar selisih antara
saldo debet (total saldo akun-akun biaya) dan saldo kredit (total saldo akun-akun pendapatan). Akun Ikhtisar Laba
Rugi disebut akun kliring (clearing account) karena dibuka dan segera ditutup untuk membantu dalam pencatatan
jurnal penutup.
2. Langkah Pencatatan Jurnal Penutup
Untuk melakukan pencatatan jurnal penutup, disiapkan buku jurnal penutup yang berbentuk buku jurnal
umum. Terdapat 4 pencatatan utama dalam jurnal penutup, yaitu:
a. Menutup akun-akun pendapatan
Disisi debet tulislah akun-akun pendapatan beserta nilai rupiahnya masing-masing akun, sedangkan disisi
kredit tulislah akun “Ikhtisar Laba Rugi” sebesar total nilai rupiah akun-akun pendapatan.
b. Menutup akun-akun biaya
Disisi debet tulislah akun “Ikhtisar Laba Rugi” sebesar nilai rupiah akun-akun biaya, sedafkan disisi kredit
tulislah akun-akun biaya sebesar total nilai rupiah akun-akun biaya
c. Menutup akun Ikhtisar Laba Rugi
Jika perusahaan memperoleh laba, maka pencatatan dilakukan dengan mendebet akun “Ikhtisar Laba Rugi”
sebesar laba bersih (selisih antara saldo kredit dan saldo debet akun Ikhtisar Laba Rugi) dan mengkredit akun
“Modal” sebesar nilai rupiah yang sama
Jika perusahaan mengalami rugi, maka pencatatn dilakukan dengan mendebet akun “Modal” dan mengkredit
akun “Ikhtisar Laba Rugi” sebesar rugi bersih
d. Menutup akun Prive
Pencatatan dilakukan dengan mendebet akun “Modal” dan mengredit akun “Prive” sebesar total nilai rupiah
saldo akun Prive
e. Pada kolom paling bawah hitunglah jumlah nilai rupiah sisi debet dan sisi kredit sehingga jumlah kedua sisi
sama.
Contoh: Lihat Neraca Lajur Biro Jasa Utama per 31 Desember 2011 pada modul halaman 22
Caranya:
2. Perhatikan kolom Laba Rugi, lihat akun di sisi kredit (akun pendapatan) dipindahkan ke sisi debet
sedangkan akun sisi debet (akun beban) dipindahkan ke sisi kredit

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 30


3. Perhatikan kolom laba rugi setelah jumlah jika terjadi saldo debet (laba), maka besarnya laba akan
menambah modal, sedangkan jika terjadi saldo kredit (rugi), maka besarnya rugi akan mengurangi modal
4. Perhatikan kolom Neraca, jika ada akun Prive maka akun prive tersebut akan mengurangi modal.

Setelah menyusun jurnal penutup maka kegiatan berikutnya yaitu posting dari jurnal penutup ke buku besar
yang bersangkutan. Contoh posting jurnal penutup seperti nampak di bawah ini.

D. JURNAL PEMBALIK (reversing entries)


1. Maksud Pencatatan Jurnal Pembalik
Pencatatan jurnal pembalik dimaksudkan untuk membalik pencatatan yang dilakukan di Jurnal Penyesuaian
terkait dengan beberapa akun tertentu. Hal ini dilakukan karena dua pertimbangan yaitu:
a. Menjaga Konsistensi Pencatatan
PABU merekomendasi untuk menggunakan metode pencatatan yang sama dari periode ke periode. Pada saat
pencatatan jurnal penyesuaian dapat terjadi pencatatan menggunakan metode yang berbeda. Oleh karena itu
perusahaan mencatat jurnal pembalik setelah penyusunan laporan keuangan agar pencatatan konsisten dari
waktu ke waktu.
b. Mengantisipasi Ketidakkonsistenan di masa datang
Dengan munculnya akun-akun baru ketika mencatat jurnal penyesuaian kadang menuntut tindak lanjut pada
saat tertentu di masa datang. Untuk menghindari resiko kesalahan atau kelupaan, maka perusahaan dapat
mengantisipasi dengan jalan membalik akun-akun baru tersebut di awal periode.
Pencatatan jurnal pembalik tidak selalu dilakukan, hal ini tergantung pada metode pencatatan yang digunakan,
jika dibuat, pencatatan jurnal pembalik dapat dilakukan setelah penyusunan laporan keuangan (akhir periode) atau
dilakukan di awal periode berikutnya.
2. Pencatatan Jurnal Pembalik
Jurnal penyesuaian yang perlu dibuat jurnal pembalik yaitu:
a. Beban dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka dibuat jurnal pembalik jika pada saat pembayaran dicatat dengan pendekatan Laba Rugi
atau dicatat sebagai Beban)
b. Beban yang masih harus dibayar
c. Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan diterima dimuka dibuat jurnal pembalik jika pada saat penerimaan dicatat dengan pendekatan
Laba Rugi atau dicatat sebagai Pendapatan)
d. Pendapatan yang masih harus diterima

3. Contoh Pencatatan Jurnal Pembalik

Berikut ini jurnal penyesuaian dari TITIPAN KILAT “EXPRESS”

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 31


Berdasarkan jurnal penyesuaian di atas, pencatatan jurnal pembalik sebagai berikut:

Modul Kompetensi Jurnal Penyesuaian s.d. Laporan Keuangan halaman 32

Anda mungkin juga menyukai