pencernaan). Jika digabungkan dispepsia memiliki arti indigestion yang berarti sulit atau
ketidaksanggupan dalam mencerna. Jadi dispepsia didefinisikan sebagai kesulitan dalam
mencerna yang ditandai oleh rasa nyeri atau terbakar di epigastrium yang persisten atau
berulang atau rasa tidak nyaman dari gejala yang berhubungan dengan makan (rasa penuh
setelah makan atau cepat kenyang – tidak mampu menghabiskan makanan dalam porsi
normal) (Talley & Holtmann, 2008)
Berdasarkan penyebab dan keluhan gejala yang timbul maka dispepsia dibagi 2 yaitu
dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Dispepsia organik apabila penyebab dispepsia
sudah jelas, misalnya adanya ulkus peptikum, karsinoma lambung, dan cholelithiasis yang
bisa ditemukan secara mudah melalui pemeriksaan klinis, radiologi, biokimia, laboratorium,
maupun gastroentrologi konvensional (endoskopi) (Djojoningrat, 2006).
Kriteria penunjang sindrom dispepsia jenis ini adalah (1) Nyeri epigastrum dapat
berupa rasa terbakar, tetapi tanpa menjalar ke daerah retrosternal (2) Nyeri umumnya
ditimbulkan atau berkurang dengan makan, tetapi mungkin timbul saat puasa (3) Dapat
timbul bersamaan dengan sindrom distress setelah makan (Abdulah dan Gunawan, 2012).
1) Antasida apabila diperlukan Antasida merupakan alkali yang dapat berbentuk cair
atau tablet yang dapat menetralkan asam lambung. Penggunaannya dapat sesuai resep
atau petunjuk dokter.
2) Perubahan pengobatan yang sedang dilakukan Perubahan pengobatan dilakukan
apabila obat yang dikonsumsi saat ini menyebabkan munculnya gejala dispepsia atau
memperburuk kondisi dispepsia pada individu.
3) Pengujian terhadap infeksi Helicobacter pylori Pengujian ini dapat dilakukan apabila
frekuensi dispepsia semakin parah. Apabila terinfeksi maka pasien harus
mengkonsumsi antibiotik untuk membersihkan bakteri tersebut.
4) Pengobatan penekanan asam lambung 19 Terdapat dua kelompok obat untuk
mengurangi asam lambung yaitu penghambat pompa proton atau proton pump
inhibitors (PPI) dan penghambat Histamin2 (H2-Blocker). Obat-obatan ini bekerja
dengan cara yang berbeda untuk menghalangi sel-sel pada lambung mempoduksi
asam. Contoh obat-obatan yang termasuk PPI antara lain omeprazole, lansoprazole,
pantoprazole, rabeprazole, atau esomeprazole sedangkan contoh obat H2-receptor
antagonist ialah cimetidine, famotidine, rizatidine, dan ranitidine.