Anda di halaman 1dari 12

TUGAS I

PENGANTAR TERKNOLOGI PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH
NIA DIANITA
NIM : 043916213
UPBJJ-UT BOGOR
1. Sebutkan dan uraikan teknik dasar proses pangan? Uraikan prinsip Faust yang
menggabungkan nilai pH produk dengan cara pengolahan pangan?

Teknik dasar pengolahan makanan adalah mengolah bahan makanan dengan berbagai
macam teknik atau cara. Adapun teknik dasar pengolahan makanan dibedakan
menjadi 2 yaitu, teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat) dan teknik
pengolahan panas kering    (dry heat cooking ).
 Teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat)
Teknik pengolahan makanan panas basah adalah mengolahan makanan dengan
bantuan cairan. Cairan tersebut dapat berupa kaldu ( stock ), air, susu, santan
dan bahan lainnya. Teknik pengolahan makanan panas basah ini memiliki
berbagai cara di antaranya :

a) Teknik Boiling
  Boiling  adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah
mendidih. Untuk melakukan teknik boiling ada syarat tertentu yang
harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut
1) Cairan harus mendidih
2) Alat perebus disesuaikan dengan cairan dan jumlah bahan
makanan yang akan diolah.
3) Alat perebus harus ditutup agar menghemat energi.
4) Buih yang ada diatas permukaan harus dibuang untuk
mencegah bersatunya kembali dalam cairan sehingga
memengaruhi mutu makanan.
b) Teknik Poaching
Teknik poaching dalam pengolahan makanan. Poaching adalah
merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam menggunakan
cairan yang terbatas jumlahnya. Proses poaching berlangsung sedikit
lama dan suhu dalam air berkisar 83 0C – 95 0C.
c) Teknik Braising
Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan
sedikit, kira-kira setengah dari bahan yang akan direbus dalam panci
penutup dan api kecil secara perlahan-lahan.
d) Teknik Stewing
  Stewing (menggulai) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih
dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu
dengan api sedang. Pada proses stewing ini, cairan yang dipakai yaitu
susu, santan, dan kaldu. Cairan dapat dikentalkan sebelum atau selama
proses stewing berlangsung. Dalam pemberian garam, sebaiknya
dimasukkan pada akhir stewing, karena dalam dagin dan sayur sudah
terkandung garam. 
e) Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih.
Teknik ini bisa dikenal dengan mengukus. Bahan makanan diletakkan
pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir ke
sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. 
f) Teknik Simmering
Simmering (merebus dengan api kecil) Teknik simmering ini adalah
teknik memasak bahan makanan dengan sauce atau  bahan cair lainnya
yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan
direbus lama, dimana dipermukaannya muncul gelembung
– gelembung kecil. Temperatur panas sekitar 185 – 205˚F atau 85 –
96˚C.
g) g. Blanhcing
Blanhcing adalah memasak makanan dengan
cepat. Blanching biasanya dilakukan dengan air panas tetapi bisa juga
dengan menggunakan minyak panas. Makanan yang telah di-
blanching harus disiram dengan air dingin, untuk menghentikan proses
pemasakan lebih lanjut. Tujuan blanching adalah membuang kulit atau
bagian luar yang tidak perlukan, memudahkan membuang kotoran
yang melekat pada bahan, membuat tekstur bahan makanan menjadi
lebih kental, membunuh atau menghentikan reaksi enzim makanan.
 Tenik pengolahan panas kering    (dry heat cooking ).
Teknik pengolahan panas kering ( dry heat cooking ) adalah mengohah
makanan tanpa bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting,
baking, dan grilling.
a) Deep frying
Deep frying adalah mengolah makanan dengan menggoreng
menggunakan minyak dalam jumlah banyak. Pada teknik ini yang
digoreng betul-betul tenggelam dalam minyak dan meperoleh hasil
yang krispi atau kering.
b) b. Shallow Frying
Shallow frying adalah proses mengoreng yang dilakukan dengan cepat
dalam minyak goreng yang sedikit.
Terdapat 2 cara dalam pengolahan shallow frying, yaitu cara pan frying
dan sauteing. Pan frying merupakan cara menggoreng dengan minyak
sedikit dan mempergunakan frying pan. Makanan yang dimasak
dengan cara ini, antara lain telur mata sapi, daging, ommelet scrambled
eggs, serta unggas yang lunak dan dipotong tipis. Sauteing adalah
mengolah bahan makanan dengan menggunakan sedikit minyak sambil
diaduk dan dilakakukan sacara cepat.
c) Roasting
Roasting adalah teknik mengolah bahan makanan dengan cara
memanggang bahan makanan dalam bentuk besar didalam
oven. Roasting bentuk seperti oven. Sumber panasnya berasal dari
kayu bakar, arang, gas, listrik, atau micriwave oven.
Waktu meroasting sumber panas berasal dari seluruh arah oven.
Selama proses meroasting berjalan, harus disiram lemak berulaang kali
untuk memelihara kelembutan daging dan unggas tersebut.
d) Baking
Baking adalah pengolahan bahan makanan didalam oven dengan panas
dari segala arah. Dalam teknik baking ini ada yang menggunakan
loyang yang berisi air didalam oven, yaitu bahan makanan diletakkan
dalam loyang.
e) Grilling
Grilling adalah teknik mengolah makanan diatas lempengan besi panas
(gridle) atau diatas pan dadar (teflon) yang diletakkan diatas perapian.
Suhu yang dibutuhkan untuk grill sekitar 2920C. 

Sebagian besar teknik pengolahan pangan menggunakan proses pindah panas. Beberapa
proses pemanasan atau proses termal diantaranya seperti pasteurisasi, pengalengan,
evaporasi, pemasakan, blansir dan ekstrusi. Beberapa jenis proses pemanasan yang sering
digunakn dan diterapkan dalam proses pengalengan pangan, yaitu proses blansir, sterilisasi,
pasteurisasi dan juga hotfilling.

a) Blansir
Blansir merupakan sebuah proses perlakuan panas yang sering dilaksanakan dalam
pengalengan sebuah produk makanan buah dan sayuran yang bertujuan memperbaiki
mutu produk atau bahan pangan sebelum dilakukan proses selanjutnya. Blansir juga
dikatakan sebagai proses pemanasan pertama pada bahan pangan dengan
menggunakan perlakukan suhu tinggi dalam waktu yang singkat
Blansir dengan perlakuan suhu tinggi dapat mengurangi kerja enzim – enzim baik
pada mikroba baik yang ada pada daging sehingga dapat menyebabkan perubahan
pada kadar warna, pembusukan, flafor, dan pH. Akan tetapi daging yang diblansir
masih bisa terjadi kontaminasi, sehingga harus dilakukan penanganan lebih lanjut
dengan cara penyimpanan pada suhu rendah atau disebut dengan proses pendinginan
(cooling). Proses blansir pada daging dengan lama waktu 3 menit pada suhu 80oC
selama penyimpanan selama 12 hari pada suhu refregensi (40⁰C) dapat membantu
menjaga kualitas produk sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut.
b) Pasteurisasi
Metode pasteurisasi memberikan sedikit pengaruh dalam memperpanjang umur
simpan pada produk pangan dengan cara membunuh atau menghilangkan semua
mikroorganisme patogen penyebab penyakit dan mikroorganisme pembusuk dengan
proses pemanasan. Namun karena 7 tidak semua mikroorganisme pembusuk dapat
mati dengan proses pasteurisasi, maka agar dapat memperpanjang umur simpan,
produk yang telah dipasteurisasi harus disimpan di suhu rendah atau refrigerasi.
Metode pasteurisasi merupakan suatu proses dengan memanfaatkan pemanasan yang
suhunya relatif cukup rendah yang umum pemanasan dilakukan pada suhu di bawah
100⁰C. Proses berlangsung tanpa jeda waktu, sehingga bahan yang telah
dipasteurisasi segera dibawa untuk dilakukan tahap selanjutnya yaitu ke tahap
pendinginan dan langsung dilakukan pengemasan. metode kontinyu menggunakan
suhu yang lebih tinggi dengan waktu proses yang relative lebih singkat dibandingkan
menggunakan metode batch. Secara umum tujuan dari metode pasteurisasi ialah untuk
menghilangkan sel-sel vegetatif dari mikroba patogen, pembentuk toksin dan
pembusukan. Beberapa jenis mikroba yang dapat dimusnahkan dengan metode
pasteurisasi diantaranya adalah bakteri penyebab penyakit, seperti Salmonella bakteri
penyebab kolera dan tifus, Mycobacterium tuberculosis bakteri penyebab penyakit
TBC, dan Shigella dysenteriae bateri penyebab disentri. Selain itu, pasteurisasi juga
mampu memusnahkan bakteri pembusuk yang tidak berspora, seperti bakteri
Pseudomonas. Pasteurisasi dapat dibedakan menjadi beberpa metode.
1. High temperature short time (HTST) pasteurization, yaitu pada suhu 73⁰C selama
15 detik
2. dan Flash pasteurization, yaitu pada suhu 85⁰C-95⁰C selama 2-3 detik
c) Sterilisasi
Metode sterilisasi proses pemanasan menggunakan suhu di atas 100⁰C, pada
umumnya dilakukan pada suhu sekitar 121,1⁰C dengan menggunakan uap air selama
waktu tertentu dengan tujuan untuk membunuh spora bakteri patogen termasuk spora
bakteri Clostridium botulinum. Prose pemanasan sterilisasi sering digunakan pada
bahan pangan yang sifatnya tidak asam atau sering dikenal dengan bahan pangan
memiliki asam yang rendah. Bahan pangan yang memiliki asam yang rendah sekitar
pH > 4,5 contohnya seluruh bahan pangan hewani diantaranya daging, susu, telur,
ikan dan beberapa sayuran seperti jagung dan buncis.
d) Hot filliting
Hot filling merupakan salah satu proses termal yang sudah banyak dimanfaatkan
untuk produk pangan berbentuk cair seperti saus, jam/ selai, dan sambal. berdasarkan
tujuan prosesnya, hot-filling sering digunakan pada produk pangan yang memiliki pH
rendah atau pangan asam/diasamkan bertujuan untuk pasteurisasi. Secara umum hot
filling proses melakukan pengemasan bahan dalam kondisi panas setelah melalui
proses pasteurisasi ke dalam kemasan steril seperti botol atau gelas jar, kemudian
ditutup rapat atau hermetic selanjutnya dilakukan 9 didinginkan. Biasanya proses hot
filling dikombinasikan dengan proses pengawetan, seperti penambahan garam, gula,
pengawet atau proses pendinginan. Produk pangan yang dapat diproses dengan hot
filling diantaranya sambal, saus, jem, dan sebagainya.

Berkaitan dengan teknik dasar proses pangan adalah peranan pH, yaitu derajat keasaman
produk yang diukur dengan - log [H +]. Ada Prinsip Faust (Gierschner, 1992) yang
menggabungkan nilai pH produk dengan cara pengolahan pangan, yaitu:

1. pH produk < 4,5 cukup dengan pasteurisasi, yaitu suhu < 100° C.

2. pH produk > 5,5 harus disterilkan di atas suhu 100° C.


3. pH produk antara 4,5-5,5 sebagai daerah yang kelabu karena memungkinkan untuk
hadirnya mikroba asing jika hanya di panaskan di bawah 100° C.

pada pH produk < 4,5 maka bakteri patogen tidak mempunyai kemampuan berkembang biak,
cukup dengan pasteurisasi mikroba tersebut dapat dihilangkan atau dibunuh. Untuk mikroba
pembentuk Spora, misalnya Clostridium botulinum penghasil toksin pada pH tersebut tidak
dapat berkecambah, dengan demikian tidak mempunyai kemampuan membentuk toksin. Oleh
karena itu, dengan pasteurisasi dapat membunuh mikroba tersebut. Untuk mikroba kapang,
misalnya Bysochlamus atau Aspergillus flavus dapat tumbuh karena kondisinya tahan selama
pasteurisasi namun melalui pengurangan oksigen dalam bahan pangan maka pertumbuhan
mikroba tersebut dapat dihindari.
2. Zat gizi bahan pangan terbagi menjadi 2, uraikan golongan zat gizi pangan?
Kemudian uraikan fungsi mineral di dalam tubuh?
Zat gizi adalah zat kimia yang dapat digunakan oleh organisme untuk
mempertahankan kegiatan metabolisme tubuhnya. Kegiatan metabolisme pada
manusia dan hewan lainnya termasuk penyediaan energi, pertumbuhan, pembaruan
jaringan, dan reproduksi. Beberapa bahan kimia yang berperan sebagai zat gizi adalah
karbohidrat, protein, asam lemak, vitamin dan mineral. Bahan kimia seperti serat
makanan dan metabolit sekunder tanaman merupakan bagian dari makanan tetapi
tidak diklasifikasikan sebagai zat gizi. Zat gizi adalah senyawa dari makanan yang
digunakan tubuh untuk fungsi fisiologis normal.

Zat gizi terbagi menjadi dua kelompok besar berikut.

 Zat Gizi Makro


Zat gizi makro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar.
Kelompok yang disebut juga dengan makronutrien ini terdiri atas karbohidrat,
lemak, dan protein. Ketiganya menyediakan energi agar dapat beraktivitas dan
menjalankan fungsinya.
Makronutrien diukur dalam satuan gram, misalnya sekian gram karbohidrat,
lemak, atau protein. Karbohidrat dan protein sebanyak 1 gram masing-masing
menyediakan energi sebesar 4 kkal (kalori), sedangkan 1 gram lemak
menyumbangkan 9 kkal.
 Zat Gizi Mikro
Zat gizi mikro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil.
Kelompok yang disebut juga dengan mikronutrien ini terdiri atas vitamin dan
mineral. Mikronutrien biasanya diukur dalam satuan miligram (mg),
mikrogram (mcg), atau IU.
Vitamin terbagi kembali menjadi dua kelompok, yakni vitamin larut air dan
vitamin larut lemak. Vitamin yang larut dalam lemak meliputi vitamin A, D,
E, dan K. Sementara itu, vitamin larut air terdiri atas vitamin B kompleks dan
C.
Mineral pun terbagi menjadi dua grup besar. Grup pertama terdiri atas 7
mineral makro yang dibutuhkan dalam jumlah besar, Sisanya merupakan trace
minerals atau mineral mikro yang dibutuhkan dalam jumlah kecil.

Fungsi dan kebutuhan dari setiap jenis makronutrien dan mikronutrien.

 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan serat. Gula dan
pati memasok energi berupa glukosa, yaitu sumber energi utama untuk sel-sel darah
merah, otak, sistem saraf pusat, plasenta dan janin. Glukosa dapat pula disimpan
dalam bentuk glikogen dalam hati dan otot, atau diubah menjadi lemak tubuh ketika
energi dalam tubuh berlebih. Gula tergolong jenis karbohidrat yang cepat dicerna dan
diserap dalam aliran darah sehingga dapat langsung digunakan tubuh sebagai energi.
Pati termasuk jenis karbohidrat yang lama dicerna dan diserap darah, karena perlu
dipecah dulu oleh enzim pencernaan menjadi gula, sebelum dapat digunakan tubuh
sebagai energi, tetapi ada beberapa jenis pati yang tahan terhadap enzim pencernaan.
12 Sementara serat adalah jenis karbobidrat yang tidak dapat dicerna, sebab tidak
dapat dipecah oleh enzim pencernaan, sehingga relatif utuh ketika melewati usus
besar.

 Protein
Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh dan berfungsi sebagai
enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain. Protein dikenal sebagai zat gizi
yang unik sebab menyediakan asam-asam amino esensial untuk membangun sel-sel
tubuh maupun sumber energi.
Protein terbentuk dari asam-asam amino dan bila asamasam amino tersebut tidak
berada dalam keseimbangan yang tepat, kemampuan tubuh untuk menggunakan
protein akan terpengaruh. Jika asam-asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis
protein terbatas, tubuh dapat memecah protein tubuh untuk memperoleh asam-asam
amino yang dibutuhkan. Kekurangan protein memengaruhi seluruh organ dan
terutama selama tumbuh kembang sehingga asupan protein kualitas tinggi yang
memadai untuk kesehatan.
 Lemak
Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak dan trigliserida.
Lemak adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per gram) sehingga lemak penting
untuk menjaga keseimbangan energi dan berat badan. Lemak menyediakan medium
untuk penyerapan vitamin-vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K). Di dalam
makanan, lemak berfungsi sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih
menyukai makanan berlemak. Tubuh manusia tidak dapat membuat asam lemak
omega-6 dan omega-3 sehingga asam lemak ini adalah zat yang esensial.
 Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen, oksigen dan
terkadang nitrogen atau elemen lain yang dibutuhkan dalam jumlah kecil agar
metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan berjalan normal.
Vitamin dapat dipilah menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang larut dalam lemak
dan yang larut dalam air.
Vitamin yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K. Sedangkan
Vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B kompleks yang dibedakan menjadi
8 jenis vitamin yaitu vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B3
(Niasin), vitamin B5 (Pantothenic Acid), vitamin B6 (Piridolasin), vitamin B7
(Biotin), vitamin B9 (Folat), vitamin B12 (Kobalamin) dan vitamin C.
 Mineral
Mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia.
Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih
banyak terdapat dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh
tumbuhan dan menumpuknya di jaringan tubuhnya. Disamping itu mineral berasal
dari makanan hewani mempunyai ketersediaan biologik lebih tinggi daripada yang
berasal dari makanan nabati, makanan mengandung lebih sedikit bahan pengikat
mineral daripada makanan nabati.
Menurut jenisnya. mineral dibedakan menjadi 2 yaitu:
 Mineral organik, yaitu mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita,
yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari
seperti nasi, 16 ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau
vitamin tambahan.
 Mineral anorganik, yaitu mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna
bagi tubuh kita. Contohnya: timbal hitam (Pb), iron oxide (besi teroksidasi),
mercuri, arsenik, magnesium, aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari
resapan tanah dan lain.

Fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut :

 Sebagai bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh,misalnya tulang dan gigi (Ca dan
P).
 Sebagai pemelihara keseimbangan asam basa.
 Sebagai katalis reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat,protein dan
lemak serta mengkatalis pembentukan lemak dan protein tubuh.
 Sebagai bagian dari hormon dan enzim tubuh.
 Sebagai penolong pengirim isyarat-isyarat saraf ke dalam tubuh (Ca,K dan Na)
 Sebagai bagia dari cairan usus (Ca,Mg,K dan Na)
 Sebagai pengatur kepekaan saraf dan pengerutan otot-otot (Ca,K dan Na)
 Sebagai pengatur pembekuan darah (Ca).
3. Beri alasan apakah penyebutan susu kedelai itu sesuai dengan definisi dari susu?
Uraikan komponen utama dalam protein susu?

Susu adalah cairan yang berasal dari ambing sehat dan bersih yang diperoleh dengan
cara benar yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun
dan belum mendapat perlakuan apapun.
“Susu Kedelai” tidaklah tepat dan akan lebih tepat bila menyebutnya sebagai “sari
kedelai”. Sari kedelai adalah minuman serupa susu yang dibuat dari kedelai.
Mengandung protein, karbohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin
B kompleks (kecuali B12) dan air. Kandungan protein pada sari kedelai sangat
lengkap. Kedelai mengandung sembilan asam amino esensial yang sangat penting
bagi tubuh sebagai antibodi. Setiap cangkir sari kedelai tanpa gula mengandung
sekitar 7 gram protein.
Manfaat sari kedelai yang lain adalah memelihara kesehatan jantung, mengontrol
tekanan darah tinggi, mengurangi kolesterol dalam darah, mengurangi risiko diabetes,
mencegah osteoporosis dan membantu menjaga kesehatan mental.

komponen utama dalam protein susu yaitu berfungsi memberi asam amino utama
yang berguna membentuk jaringan tubuh dan membangun sel tubuh yang baru.
Protein susu yang paling utama adalah kasein, laktalbumin, immunoglobulin,
lactoglobulin, laktoferin dan albumin. Albumin ini memiliki aktivitas biologis secara
langsung atau setelah terdegradasi menjadi peptida bioaktif. Peptida bioaktif bisa
terbentuk secara alami selama proses fermentasi susu, seperti yang biasa terjadi pada
berbagai jenis olahan susu yaitu keju dan produk susu fermentasi.
4. Dalam kegiatan pasca panen produk buah dan sayur dapat terjadi penurunan
kualitas. Bagaimana cara kita untuk menjaga kualitas bahan nabati supaya
menimimalkan kerusakan? Serta uraikan kegiatan yang dilakukan pasca panen
untuk bahan pangan nabati?

Beberapa cara untuk menjaga kualitas bahan nabati terhindar dari


kerusakan/penurunan kualitas,yaitu:

 Memanen dengan hati-hati.

 Menghambat laju pematangan dan pembusukan.

 Menghambat laju respirasi.

 Mencegah hama dan penyakit pasca panen.

 Gunakan tempat / wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan hasil
panen di atas tanah atau di lantai dan usahakan tidak menumpuk hasil panen
terlalu tinggi.

 Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu banyak
melakukan pemindahan wadah. Meletakan buah dengan hati-hati, tidak
dengan cara dilempar-lempar.

Kegiatan yang dilakukan pasca panen untuk bahan pangan nabati,yaitu meliputi:

 Grading dan Standarisasi

Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalam kelas 1,
kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan seterusnya. Pada
beberapa komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakan grading ini adalah
untuk memberikan nilai lebih ( harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih
baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria ) dari masing-masing
kualitas tergantung dari permintaan pasar.

 Sortasi

Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang tidak
layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak menular
pada yang sehat.

 Pengemasan / pengepakan / pembungkusan

Keuntungan dari pengemasan yang baik:


 Melindungi komoditas dari kerusakan Melindungi dari kerusakan mekanis :
gesekan, tekanan, getaran

 Melindungi dari pengaruh lingkungan : temperatur, kelembaban, angin


Melindungi dari kotoran / pencemaran : sanitasi

 Melindungi dari kehilangan (pencurian) : memudahkan pengontrolan –

 Memudahkan penanganan : Penggunaan berbagai fasilitas pengemasan


memudahkan penanganan

 Memberikan kesinambungan dalam penanganan

 Mengacu pada standarisasi wadah / kontainer - Meningkatkan pelayanan


dalam pemasaran

 Penyimpanan
Penyimpnan bertujuan untuk memperpanjang daya simpan bahan pangan dengan cara
memeperlambat aktifitas fisiologis,menghambat pertumbuhan mikroba perusak dan
memperkecil penguapan.Faktor lingkungan yang harus diperhatikan selama
penyimpnana yaitu suhu,kelembaban,komposiis udara dan tekanan di dalam ruang
peyimpanan.
 Pengangkutan
Faktor lingkungan yang berperan pada kualitas komoditas selama pengangkutan
adalah sarana dan prasarana pengangkutan.Kondisi jalan dan jenis alat akan
eepengaruhi kecepatan komoditas sampai ke tempat tujuan.Semakin cepat komoditas
tiba di tempat tujuan akan semakin baik.
 Pengolahan
Pengolahan adalah pengawetan bahan pangan sedemikian rupa sehingga dapat
disimpan dalam waktu yang lama.Pengolahan bahan pangan yang dapat dilakukan
adalah pengeringan,pengasapan,pengalengan dan pembotolan serta pengawetan
dengan bahan kimia.

SUMBER
BMP/PANG4212
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/
penanganan_pasca_panen_hasil_pertanian.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1333/4/Chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai