Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROSES PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN PANAS

OLEH :

NAMA : MELISAYANA HOTMARIANI SIMBOLON


NIM : P00933219026
TINGKAT : 3A D4 SANITASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
KABANJAHE
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer dari kehidupan manusia. Tanpa adanya
makanan, manusia tidak mungkin bertahan hidup. Pada zaman primitif, manusia memakan
sesuatu yang memang bisa dimakan dan hanya diolah dengan sangat sederhana, namun karena
kemajuan zaman, manusia mendapat hasrat untuk mendapat cita rasa yang lebih dari makanan
yang disantapnya. Karena itulah, dalam pengolahan makanan, manusia melakukan banyak
inovasi, seperti menemukan bumbu, bahan makanan yang baru, maupun cara pengolahannya.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :
1.      Mengetahui pengertian pengolahan makanan.
2.      Mengetahui teknik dasar pengolahan makanan.
BAB II
Teknik Dasar Pengolahan Makanan

2.1 Pengertian Pengolahan Makanan


            Pengolahan makanan yaitu membuat bahan makanan yang mentah menjadi matang
melalui proses pemanasan. Secara definisi pengolahan makanan dapat diartikan sebagai sebuah
proses panas pada makanan sehingga menjadi lebih enak, mudah dikunyah dan mengubah
bentuk dan penampilan dari bahan makanan itu, serta mematikan bakteri yang merugikan
kesehatan.
            Pengolahan makanan merupakan salah satu proses penerapan panas dari bahan mentah
menjadi matang dengan cara yang sesuai untuk setiap bahan dasar dengan tujuan tertentu. Oleh
karena itu, proses memasak hanya berlangsung selama panas mengenai bahan makanan. Untuk
mengolah sebuah mengolah makanan sesuai dengan tujuannya, dikenal beberapa teknik
mengolah makanan.

2.2 Penerapan Teknik Dasar


            Teknik dasar pengolahan makanan adalah mengolah bahan makanan dengan berbagai
macam teknik atau cara. Adapun teknik dasar pengolahan makanan dibedakan menjadi 2 yaitu,
teknik pengolahan makanan panas basah ( moist heat ) dan teknik pengolahan panas kering ( dry
heat cooking ).

2.3 Teknik Pengolahan Makanan Panas Basah ( Moist Heat Cooking )


            Teknik pengolahan makanan panas basah adalah mengolahan makanan dengan  bantuan
cairan. Cairan tersebut dapat berupa kaldu (stock), air, susu, santan dan bahan lainnya.
Teknik pengolahan makanan panas basah ini memiliki berbagai cara diantaranya :
A.    Teknik Boilling
Boiling adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih pada temperatur
212˚F (100˚C). Peralatan yang di gunakan adalah boiling pan. Untuk melakukan teknik boiling
ada syarat tertentu yang harus dipenuhi , yaitu sebagai berikut :

1)      Cairan harus mendidih.


2)      Alat perebus disesuaikan dengan cairan dan jumlah bahan makanan yang diolah.
3)      Alat perebus harus ditutup agar menghemat energi.
4)      Buih yang ada diatas permukaan harus dibuang untuk mencegah bersatunya kembali dalam
cairan supaya tidak memengaruhi mutu makanan.
Teknik boiling dapat dilakukan pada beberapa bahan makanan seperti, daging segar, daging
awet, telur, pasta, sayuran, dan tulang. Perlu diingat sifat-sifat zat makanan yang terdapat di
dalam bahan makanan agar vitamin tidak banyak terbuang.

B.     Teknik Poaching
Selain teknik boiling, dikenal juga teknik poaching dalam pengolahan makanan. Poaching adalah
merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam menggunakan cairan yang terbatas
jumlahnya. Temperatur yang digunakan sekitar 160-180˚F atau 71-82˚C. Untuk melakukan
poaching, perlu memperhatikan syarat berikut ini :
1)      Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 85˚C – 95˚C.
2)      Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan.
3)      Makanan harus tertutup dari cairan.
4)       Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur.
Teknik dasar pengolahan poaching , dapat dilakukan untuk mengolah berbagai jenis makanan
seperti daging, unggas, otak atau pankreas binatang, ikan, buah-buahan, dan sayur.

C.     Teknik Braising
Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira-kira setengah
dari bahan yang akan direbus dalam panci penutup dan api kecil secara  perlahan- lahan. Untuk
melakukan teknik braising, perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :

1)      Teknik merebus dalam cairan yang sedikit.


2)      Bahan yang diolah harus dipotong rapi dan sama besarnya.
3)      Dalam pengolahan daging daging, caranya memasukan daging dalam braising  pan, lalu
siram dengan kaldu secukupnya, jangan sampai terendam seluruhnya.
4)      Jika menggunakan sauce pan, caranya cairkan mentega dalam sauce pan, lalu masukkan
daging dan balik hingga warnanya kecoklatan. Untuk sayuran aduk sambil dibolak – balik.
5)      Jika proses pengolahan dalam oven, braising pan ditutup rapat dan masukan dalam oven.
Apabila diolah diatas kompor (perapian), posisi braising pan tertutup. Syarat - syarat
menggunakan teknik braising ,yaitu sebagai berikut :
·         Teknik ini cocok menggunakan daging bagian paha.
·         Daging disaute dengan mentega hingga warnanya kecoklatan.
·         Cairan pada proses braising dipakai untuk saus pada saat menghidangkan.
·         Selama proses braising berlangsung, boleh ditambah cairan bila telah  berkurang.

Stewing (menggulai) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis  bumbunya,
dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Pada  proses stewing ini, cairan
yang dipakai yaitu susu, santan, dan kaldu. Cairan dapat dikentalkan sebelum atau selama proses
stewing berlangsung. Dalam pemberian garam, sebaiknya dimasukkan pada akhir stewing,
karena dalam daging dan sayur sudah terkandung garam.
Untuk mengolah makanan dengan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya
sebagai berikut :
1)      Daging harus diblansir terlebih dahulu dalam air mendidih, agar kotorannya hilang.
2)      Potongan bahan disesuaikan dengan jenis yang akan diolah.
3)      Saus untuk stewing dikentalkan dengan memakai tepung maizena.
4)      Pengolahan daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan pada ikan
mengaduknya hati-hati karena ikan mudah hancur.

D.    Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Bahan makanan diletakkan
pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir ke sekeliling bahan makanan
yang sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat berikut :
 Alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga mendidih dan
mengeluarkan uap.
 Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikukus.
  Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan uap air langsung.
  Air untuk mengukus harus mencukupi. Jika air kukusan habis, makanan yang dikukus
akan beraroma hangus.
 Untuk hasil yang baik, waktu pengukusan harus tepat.
E.     Simmering
Simmering (merebus dengan api kecil) Teknik simmering ini adalah teknik memasak bahan
makanan dengan sauce atau  bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di
bawah titik didih dan direbus lama, dimana dipermukaannya muncul gelembung – gelembung
kecil. Temperatur panas sekitar 185 - 205˚F atau 85 - 96˚C.

F.      Blanching
Blanhcing adalah memasak makanan dengan cepat. Blanching biasanya dilakukan dengan air
panas tetapi bisa juga dengan menggunakan minyak panas. Makanan yang telah di-blanching
harus disiram dengan air dingin, untuk menghentikan proses  pemasakan lebih lanjut. Tujuan
blanching adalah membuang kulit atau bagian luar yang tidak perlukan, memudahkan membuang
kotoran yang melekat pada bahan, membuat tekstur bahan makanan menjadi lebih kental,
membunuh atau menghentikan reaksi enzim makanan.

2.4 Teknik Pengolahan Panas Kering (Dry Heat Cooking)


Teknik pengolahan panas kering ( dry heat cooking ) adalah mengohah makanan tanpa bantuan
cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan grilling.
A.    Deep Frying
Deep Frying adalah metode menggoreng dengan minyak berjumlah banyak sehingga semua
bagian makanan yang digoreng terendam di dalam minyak panas. Deep frying diklasifikasikan
ke dalam metode memasak kering sebab tidak ada air yang digunakan dalam proses memasak
tersebut. tehnik ini biasa di lakuin kalau kalian mau mendapatkan makanan dengan matang yang
optimal dan sebaiknya dilakukan seketika makanan akan dihidangkan.
Terdapat 4 (empat) style deep fat frying yang popular, yaitu cara Perancis, Inggris, Orly, dan
menggoreng polos.
1)      Cara Perancis (A’la Fraincaise, French Style)
Teknik ini meliputi sebagai berikut :
a.       Pertama-tama bahan makanan dimarinade lalu dilapisi dengan tepung terigu atau maizena.
b.      Kemudian, goreng di dalam minyak yang banyak dan panas.
Contoh masakannya seperti : fried chicken dan udang tepung goreng.
2)      Cara Inggris (A’la Englaise, English Style)
Teknik ini meliputi sebagai berikut :
a.       Bahan makanan dimarinade dalam bumbu lalu tiriskan. Jika untuk membuat kulit lumpia,
kulit lumpia diisi ragout.
b.      Mencelupkan dalam putih telur, kemudian dalam tepung panir (bread crum).
c.       Kemudian, goreng didalam minyak yang banyak dan panas.
Contoh masakannya seperti : lumpia, risoles, fish of menire.

3)      Cara Orly (Orly Style)


Teknik ini meliputi sebagai berikut :
a.       Makanan yang akan digoreng, dicelupkan kedalam adonan frying better (cairang
berbentuk liquid).
b.      Kemudian, langsung digoreng dalam minyak panas.
Contoh masakannya seperti : tempura, pisang goreng, fruit fritter.

4)      Cara menggoreng polos


Teknik ini meliputi sebagai berikut :
a.       Bahan makanan dibersihka, lalu dimarinade bisa dengan bumbu ataupun tidak.
b.      Kemudian, langsung digoreng didalam minyak yang banyak dan panas.
Contoh masakannya seperti : ayam goreng, ikan goreng, udang goreng, kerupuk, dan keripik.

B.     Shallow Frying
Shallow Frying teknik memasak bahan makanan dalam jumlah kecil dengan menggunakan
sedikit lemak dalam wajan datar dengan temperatur antara 150-170 derajat Celcius. Bahan
makanan yang dimasak dengan shallow frying harus dalam ukuran kecil, lunak dan memiliki
kualitas yang baik. Untuk melakukan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu
sebagai berikut :
1)      Dalam menggoreng, menggunakan minyak goreng berbentuk cair : minyak kelapa, minyak
salad, minyak jagung, atau minyak zaitun.
2)      Selama proses menggoreng, menggunakan minyak yang sedikit.
3)      Saat menggoreng, pastikan minyak telah panas sesuai dengan suhu.
4)      Proses menggoreng dilakukan dengan cepat.
Terdapat 2 (dua) cara dalam pengolahan shallow frying, yaitu pan frying dan saute. Pan
frying merupakan cara menggoreng dengan minyak sedikit dan mempergunakan frying pan.
Makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain telur mata sapi, daging, omelete, scrambled
eggs. Saute adalah mengolah bahan makanan dengan minyak sedikit sambil diaduk dan
dilakukan secara cepat. Teknik ini sering dilakukan pada masakan Cina, dan dipakai sebagai
teknik penyelesaian pada sayuran kontinental. Pada pengolahan sayuran Indonesia disebut
dengan oseng-oseng (tumisan).

C.     Roasting
Roasting Adalah teknik memasak dalam oven atau pemanggang dengan menggunakan lemak
atau minyak. Bahan makanan yang biasa di roasting adalah daging, unggas dan beberapa jenis
sayuran. Prinsip dari roasting ini adalah membuat makanan menjadi kering dan matang. Namun
Karena panasnya oven, banyak lemak yang ada pada bahan makanan menjadi hilang sehingga
diperlukan tambahan lemak dalam proses pemasakannya. Bahan makanan di panggang dalam
oven bersuhu 227 – 235 derajat celcius untuk menghasilakan makanan yang matang
dipermukaannya dan keluar aroma serta warnanya.

D.    Baking
Baking adalah cara memasak bahan makanan dengan menggunakan oven tanpa menggunakan
minyak atau air. Efek dari pemasakan dengan teknik ini adalah sama dengan teknik kering
lainnya tetapi tidak ada penambahan minyak dalam makanan sehingga permukaannya menjadi
crispy dan warna yang lebih terkendali. Teknik ini biasanya digunakan untuk produk pastry dan
roti.
Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :
1.      Sebelum bahan makanan dimasukan, oven dipanaskan sesuai suhu yang dibutuhkan.
2.      Makanan didalam oven harus diletakkan dengan posisi yang tepat.
3.      Selama proses baking, suhu harus terus diperiksa.
4.      Kualitas makanan akan bergantung pada penanganan selama proses baking.
5.      Sebelum diangkat dari oven, periksa kembali makanan.
E.     Grilling
Grilling adalah proses memasak bahan makanan dengan menggunakan panas api yang tinggi dan
langsung. Sumber panas biasanya berada di bawah bahan makanan yang sedang
dimasak/panggang, bila sumber panas berasal di atas bahan makanan yang sedang dimasak
proses tersebut disebut “gratinating”. Istilah grilling banyak dikenal di Eropa, sedangkan di
Amerika istilah ini lebih dikenal dengan istilah “broilling”.
Alat yang digunakan memasak disebut grill dan dilengkapi dengan jeruji kawat. Jeruji ini
berfungsi sebagai penahan bahan makanan yang sedang dimasak/dipanggang, selain itu fungsi
lainnya juga untuk membuat bagian yang matang dan gosong berbentuk jeruji pula. Kegosongan
inilah yang menjadi ciri khas dan yang menunjukkan bahwa makanan tersebut adalah di grilled.
Bila jeruji kawat diganti dengan lempengan besi yang rata maka alat tersebut disebut grindle.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
             Memasak adalah aplikasi panas pada bahan makanan agar terjadi perubahan. Tujuan
memasak makanan adalah untuk membuat makanan menjadi lunak supaya mudah dicerna dan
membuat kreasi aroma dengan berbagai cara juga membuat makanan aman untuk dimakan. Cara
pemindahan panas yang terjadi dalam memasak ada tiga macam yaitu konduksi, konveksi dan
radiasi.
Macam - macam teknik memasak secara umum dibagi menjadi dua teknik pemasakan
panas kering dan teknik pemasakan panas basah. Teknik panas kering dibagi lagi menjadi lima
yaitu : deep fyring, shallow frying, roasting, grilling, dan baking. Sedangkan teknik panas basah
dibagi menjadi enam, yaitu : Boilling, Poaching, Braising, Steaming, Simmering, dan Blanching.
Hasil dari teknik panas kering umumnya menghasilkan
warna kuning keemasan hingga coklat, sedangkan teknik panas basah akan menghasilkan
makanan dengan tekstrur yang empuk. Penggunaan teknik panas kering dalam memasak akan
mengggunakan minyak pada teknik deep fryinglah banyak minyak atau lemak yang digunakan
namun untuk teknik yang lain sedikit. Sedangkan pada teknik panas basah umumnya akan
menghasilkan saos yang dapat disajikan saat makanan dihidangkan.

Anda mungkin juga menyukai