Slide #124
Slide #125
Keuntungan mengguna- Engine ECM, Brake ECM (ARC dan TCS), VIMS dan
kan komunikasi elektro- Transmission/Chassis ECM berkomunikasi satu sama lain
nis melalui CAT Data Link. Komunikasi antar electronic control
memungkinkan sensor pada setiap sistem dapat berbagi
informasi. Berbagai keuntungan tambahan didapatkan, seperti
Controlled Throttle Shifting (CTS) misalnya. CTS terjadi saat
Transmission/Chassis ECM memberitahu Engine ECM untuk
mengurangi atau menaikkan engine fuel saat shifting untuk
menurunkan stress pada power train.
Sensor-sensor yang Berbagai sensor dan switch yang mengirimkan sinyal input ke
dipindahkan dari VIMS VIMS interface module pada 793 truck terdahulu telah dipin-
ke Transmission/ dahkan untuk mengirimkan input ke Transmission/Chassis
Chassis ECM ECM dan Brake ECM. Sensor dan switch yang terdapat pada
VIMS dan sekarang mengirimkan input ke Transmission/
Chassis ECM adalah:
- Low steering pressure
- Hoist Screen bypass
- Transmission oil temperature
- Transmission charge filter bypass
- Torque converter oil temperature
ECM Location Code “ECM location code” sama dengan “harness code” pada
electronic control sebelumnya. ECM location code terdiri
dari 3-pin (J1-21, 22 dan 38) pada ECM yang bisa saja OPEN
atau GROUNDED. Kombinasi dari OPEN atau GROUNDED
pin menentukan ECM tersebut berfungsi sebagai apa. Sebagai
contoh, bila pin J1-22 GROUNDED dan pin J1-21 dan J1-38
OPEN, ECM tersebut akan berfungsi sebagai Transmission/
Chassis ECM. Saat menyambungkan laptop yang dilengkapi
dengan ET software, ET juga akan secara otomatis mengenali
ECM tersebut sebagai Transmission/Chassis ECM. Pin J1-28
juga merupakan bagian dari ECM location code. Pin J1-28
menerima + Battery voltage untuk mengaktifkan location
code parameter.
Slide #126
1. Shift lever switch Shift lever (juga disebut sebagai Cane atau Gear Selector)
switch (1) terletak didalam kabin pada shift console dan
mengirimkan sinyal input ke Transmission/ Chassis ECM.
Shift lever switch mengatur top gear yang dipilih oleh
operator. Shift lever switch input terdiri dari enam wire. Lima
dari 6 kabel mengirimkan kombinasi kode ke Transmission/
Chassis ECM. Setiap kode tersebut unik untuk setiap posisi
dari shift lever switch. Setiap posisi shift lever switch yang
dihasilkan kombinasi dua dari lima kabel mengirimkan
ground signal ke Transmission/Chassis ECM. Tiga kabel
lainnya tetap open (un-grounded). Pasangan dari grounded
wire ini unik untuk setiap posisi shift lever. Kabel keenam
adalah “Ground Verify”, yang normalnya grounded. Kabel
Ground Verify digunakan untuk memverifikasi bahwa shift
lever switch tersambung dengan Transmission/Chassis ECM.
Kabel Ground Verify memungkinkan Transmission/Chassis
ECM untuk membedakan antara kehilangan sinyal shift lever
switch dan kondisi dimana shift lever switch berada antara
posisi detent.
Diagnosa shift lever Untuk menampilkan posisi shift lever switch atau
switch mendiagnosa masalah pada switch, gunakan VIMS message
center module atau status screen pada ET service tool dan
perhatikan “Gear Lever” status. Saat digerakkan melewati
detent position, Gear Lever status harus menampilkan posisi
lever yang sesuai seperti yang ditunjukkan pada shift console.
2. Shift lever Posisi shift lever dapat diubah untuk mendapatkan kesesuaian
adjustment nut yang lebih baik dengan nomor gear position pada shift
console dengan cara mengendorkan tiga buah nut (2) dan
3. Shift lever switch memutar lever. Posisi shift lever switch juga bisa distel
adjustment screw menggunakan dua buah screw (3).
Slide #127
Slide #128
Slide #129
Anti hunt timer Upshifting dan downshifting yang cepat selalu dimungkinkan.
Anti-hunt timer akan mencegah rentetan upshift-downshift
yang cepat (transmission hunting). Timer akan aktif saat
operasi normaldan akan diabaikan saat service/retarder atau
parking/secondary brake sedang aktif/engage.
4. System air pressure System air pressure sensor (4) dan brake light switch (5) juga
sensor terletak diruangan dibelakang kabin. Low air pressure sensor
5. Brake light switch mengirimkan sinyal input ke Brake ECM. Brake ECM
mengirimkan sinyal ini ke VIMS, yang akan memberi tahu
operator mengenai kondisi system air pressure.
Slide #130
1. Body position sensor Body position sensor (1) terletak pada frame dekat body pivot
pin kiri. Rod assembly (2) terhubung antara sensor dan body.
2. Body position rod Saat body dinaikkan, rod memutar sensor, yang akan
assembly merubah Pulse Width Modulated (PWM) signal yang akan
dikirimkan ke Transmission/Chassis ECM. Panjang rod
Body position sensor antara sensor dan body harus distel menjadi (center to
rod adjustment center pada rod end):
360 ± 3 mm (14.17 ± .12 in.)
Body position sensor Setelah rod distel, maka harus dilakukan kalibrasi. Body
calibration position sensor dikalibrasi oleh Transmission/Chassis ECM
saat kondisi berikut ini terjadi:
- Engine hidup
- Hoist output pada posisi FLOAT atau LOWER
- Tidak ada sinyal ground speed selama satu menit
- Body position sensor duty cycle output stabil selama 23
detik (body sedang dibawah)
- Body position berbeda dengan kalibrasi sebelumnya
- Duty cycle output sensor adalah antara 3% sampai 30%
Kegunaan body position Body position signal digunakan untuk beberapa kegunaan,
sensor yaitu:
- Body up gear limiting
- Hoist snubbing
- Memberi sinyal untuk penghitungan muatan/load count
(setelah 10 detik pada posisi RAISE)
- Menyalakan body up dash lamp
- Memungkinkan VIMS menyalakan body up warning
Body up gear limit Body position sensor signal digunakan untuk membatasi top
gear dimana transmission bisa pindah saat body diatas. Nilai
body up gear limit dapat di program dari SATU sampai TIGA
menggunakan ECAP atau ET service tool. Dari pabrik,
Transmission/Chassis ECM diset pada gigi SATU. Bila
keluar dari area dumping, transmission tidak akan pindah gigi
melewati gigi yang telah di program sampai body-nya turun.
Bila transmission telah berada diatas nilai maksimum gear
saat body dinaikkan maka fungsi ini tidak akan berpengaruh.
Hoist SNUB control Sinyal body position sensor juga digunakan untuk mengatur
posisi SNUB pada hoist control valve. Saat body sedang
diturunkan, Transmission/Chassis ECM mengirimkan sinyal
ke hoist LOWER solenoid untuk menggerakkan hoist valve
spool ke posisi SNUB. Pada posisi SNUB, kecepatan body
float dikurangi untuk mencegah body agar tidak menghantam
frame dengan keras.
Body position sensor Body position sensor menerima + Battery Voltage (24 Volt)
menerima tegangan 24V dari Chassis ECM. Untuk memeriksa supply voltage menuju
sensor, hubungkan multimeter antara Pin A dan B pada buffer
connector (antara buffer dan ECM). Set multimeter pada
posisi “DC Volts”.
Sinyal body position Sinyal output body position sensor adalah Pulse Width
sensor adalah PWM Modulated (PWM) yang berbeda untuk setiap posisi body.
Untuk memeriksa sinyal output dari body position sensor,
lepaskan rod dan hubungkan multimeter antara Pin B dan C
pada buffer connector (antara buffer dan ECM). Set
multimeter untuk membaca “Duty Cycle”. Duty cycle output
dari body position sensor harus berubah antara 3% antara
98% saat berputar. Duty cycle harus rendah saat body
dibawah dan tinggi saat body diatas.
Body position sensor Bila pengukuran dilakukan pada connector antara buffer dan
output adalah tahanan body position sensor, supply voltage antara Pins A dan B
adalah sekitar 7 Volt. Output dari sensor berubah sesuai
resistance. Lepaskan sensor connector dan sambungkan
multimeter antara Pin B dan C. Set multimeter pada posisi
“Ohms”. Resistance output dari body position sensor harus
berubah antara 0 sampai 5000 Ohm's saat diputar. Resistance
harus rendah saat body diatas dan tinggi saat body dibawah.
Resistance antara Pin A dan B sekitar 5000 Ohm's.
Slide #131
Bila engine speed lebih besar dari 1350 RPM saat operator
memindahkan gigi dari, ke atau melalui NEUTRAL,
Transmission/Chassis ECM mengirimkan perintah untuk
“Desired Engine Speed” untuk diset menjadi LOW IDLE.
Engine ECM akan mengabaikan operator throttle, dan
mencoba untuk melambatkan engine selama durasi shifting.
Anti-Hunt Anti-Hunt:
Selama normal shifting, ECM akan mencegah perpindahan
gigi yang terlalu cepat (turnaround shift) selama 2.3 detik
setelah shift terjadi. Turnaround shift adalah berpindahnya
gigi dari yang sekarang ke yang sebelumnya. Sebagai contoh,
downshift dicegah selama 2.3 detik setelah upshift dan upshift
juga dicegah selama 2.3 detik setelah downshift. Hal ini
(turnaround time delay) memungkinkan kondisi stabil
sebelum opposite shifting terjadi. Delay ini mencegah hunting
antar gigi.
Auto Lube Auto Lube (grease): (lihat Slides #10 dan #28)
Slide #132
Bila engine speed lebih besar dari 1500 RPM saat operator
memindahkan gigi ke, dari atau melalui NEUTRAL,
kemudian Transmission/Chassis ECM akan mencatat
transmission abuse event. Dalam kasus ini, engine speed
terlalu tinggi, sehingga mengabaikan throttle tidak akan
cukup untuk mencegah perpindahan gigi ini dari abusive.
Dengan kata lain, engine speed terlalu tinggi bagi engine
control untuk dapat dibawa ke tingkat non-abusive level
sebelum shifting complete.