Fungsi Service Tool Beberapa diagnostik dan pemrograman yang dapat dilakukan
service tool antara lain:
• Menampilkan real time status dari parameter input
dan output
• Menampilkan pembacaan internal clock hour
• Menampilkan jumlah kejadian dan pada hour meter
berapa kejadian pertama kali dan yang terakhir kali
terjadi untuk setiap logged diagnostic code dan event
• Menampilkan definisi setiap logged diagnostic code
dan event
• Menampilkan supply dan control solenoid engage-
ment counter
• Memprogram ARC control speed
• Melakukan diagnosa dan pengujian ARC dan TCS
• Upload Flash file baru
Slide #199
Brake ECM (tanda Pada gambar atas diperlihatkan Electronic Control Module
panah) (ECM) yang terdapat pada 793C (4GZ) Update truck. Brake
ECM tidak memiliki diagnostic window seperti halnya ARC
dan TCS yang digunakan pada 793C (4AR) truck.
Brake ECM mirip Brake ECM terlihat mirip dengan Engine ECM dengan dua
dengan Engine ECM kali 40-pin connector, tetapi Brake ECM tidak memiliki
fitting untuk fluida pendingin. Brake ECM juga tidak
memiliki access plate untuk personality module.
Slide #200
ARC diset untuk mem- ARC diset di pabrik untuk mempertahankan kecepatan engine
pertahankan rpm pada rpm 1950 ± 50 rpm (setting ini dapat diprogram). Saat
engine sebesar ± 1950 ARC mulai bekerja mengambil alih mengatur pengereman/
retarding, rpm engine akan berfluktuasi ± 50 rpm dari target
rpm, tetapi akan mulai stabil dalam waktu beberapa detik.
CATATAN INSTRUKTUR:
Untuk informasi lebih jelas mengenai Automatic Retarder
Control (ARC) system, lihat Service Manual Module "Off
Highway Truck/Tractors Brake Electronic Control
System" (Form SENR1503) dan Technical Instruction
Module "Automatic Retarder Control System" (Form
SEGV2593).
Slide #201
2. Engine Speed/ Engine speed/timing sensor (2) juga digunakan oleh ARC
Timing Sensor untuk tujuan diagnosa. Bila Brake ECM menerima sinyal
input dari engine speed/timing sensor, dan bukan dari EOS
sensor, Brake ECM akan mencatat adanya kerusakan pada
engine speed. ARC tidak akan berfungsi tanpa sinyal engine
speed dari EOS sensor (1).
Slide #202
1. Retarder Pressure Pada gambar ditunjukkan lokasi retarder pressure switch (1).
Switch Retarder pressure switch memberi sinyal ke Brake ECM saat
terdapat udara bertekanan pada manual atau automatic
retarder. Jenis switch-nya adalah normally open dan menutup
bila manual atau automatic retarder sedang engage.
2. Auto Retarder Auto retarder pressure switch (2) memberi sinyal pada Brake
Pressure Switch ECM bila terdapat udara bertekanan dan automatic retarder
3. Auto Retarder Valve valve (3) berfungsi. Auto retarder pressure switch terletak di
depan kabin di output port dari automatic retarder valve.
Jenis switch ini adalah normally closed dan membuka hanya
apabila auto retarder-nya engage/aktif.
5. Control Solenoid Control solenoid valve (5) memodulasi aliran udara menuju
Valve brake selama automatic retarding. Control solenoid
menerima sinyal Pulse Width Modulated (PWM) dari Brake
ECM. Semakin lama duty cycle-nya, semakin lama control
solenoid valve terbuka, dan semakin banyak udara bertekanan
menuju brake. Tegangan menuju control solenoid meningkat
secara proporsional dari nol sampai kira-kira 22 Volt sesuai
kebutuhan brake pressure.
Resistansi pada Supply Resistance normal pada supply dan control solenoid adalah
dan Control Solenoid sekitar 31 Ohm. Kelebihan tahanan sampai kira-kira 40 Ohm
akan menyebabkan valve tidak membuka dan akan menyebab
kan kerusakan supply atau control valve ini dicatat dalam
memory ECM. Karena itu, pengukuran sampai kira-kira 71
Ohm atau lebih menandakan solenoid tersebut rusak.
ARC Valve rusak Brake ECM dapat juga menentukan apakah solenoid valve
rusak (valve-nya bocor). Bila tekanan udara terdapat pada
auto retarder pressure switch saat solenoid tidak dialiri arus
(DE-ENERGIZED), auto retarder pressure switch akan
memberi sinyal ke Brake ECM bahwa ARC valve rusak.
Slide #203
Brake Release Pressure TCS valve mempunyai brake release pressure sensor untuk
Sensor brake kiri dan brake kanan. Laptop compter yang dilengkapi
ET software dapat pula digunakan untuk melihat tekanan
parking brake kiri dan kanan selama test yang telah
didiskusikan diatas (No. 2). Saat proportional solenoid di-
ENERGIZE, ET akan menampilkan 44% saat brake engage
secara penuh (FULLY ENGAGED).
CATATAN:
Selama diagnostic test, parking/secondary brake harus di-
release.
Slide #204
Wheel Speed Sensor Pada gambar terlihat wheel speed sensor belakang kanan
(tanda panah). TCS memantau putaran roda melalui tiga
sinyal input, masing-masing satu pada setiap drive axle dan
satu buah pada transmission output shaft.
TOS Sensor menonaktif Transmission Output Speed (TOS) sensor (lihat Slide #128)
kan TCS memantau ground speed machine dan memberikan sinyal
input ke TCS melalui CAT Data Link. TCS menggunakan
TOS sensor untuk menonaktifkan TCS bila ground speed-nya
diatas 19.3 km/h (12 mph).
Slide #205
TCS Valve Traction Control System (TCS) valve terletak di frame rail
kanan sebelah dalam. Dua buah solenoid menempel pada
valve tersebut.
2. Proportional Proportional solenoid valve (2) mengatur volume oli yang di-
Solenoid drain dari parking brake control circuit yang dipilih. Jumlah
alirannya diatur oleh sinyal dari Brake ECM.
3. Brake Release Pressure tap (3) atau pressure sensor (4) dapat digunakan
Pressure Tap kiri untuk mengetes brake release pressure kiri dan kanan saat
dan kanan melakukan diagnostic test pada TCS. Pada HIGH IDLE,
tekanan pada tap pada TCS valve adalah kira-kira sebesar 138
4. Brake Release kPa (20 psi) lebih kecil dari tekanan brake release hasil
Pressure Sensor kiri pengukuran pada wheel/roda.
dan kanan
Slide #206
Cara Kerja TCS saat Skema diatas menunjukkan TCS pada saat engine running
Brake di-release dan brake di-RELEASE.
Slide #207
Cara kerja TCS saat Skema diatas menunjukkan TCS dengan engine running dan
Brake kiri engage brake kiri ENGAGE. Bila sinyal dari sensor mengindikasikan
bahwa roda kiri slip 60% lebih cepat dibanding roda kanan,
maka proses berikut akan terjadi:
Slide #208
KESIMPULAN