SKRIPSI
YAFIA LOBANG
NIM: 9112017
“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pada Fakultas MIPA Program Studi KIMIA”
YAFIA LOBANG
NIM: 9112017
ii
iii
iv
v
RIWAYAT PENULIS
Pada tahun 2001 penulis masuk Sekolah Dasar Impres Kokar II dan tamat pada
tahun 2007. Melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri Kokar pada tahun
2008 dan tamat pada tahun 2010. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Kalabahi pada tahun 2011 dan tamat pada tahun 2013. Pada
Kalabahi, pada tanggal 30 Juli 2021 penulis dinyatakan lulus ujian Skripsi pada
vi
MOTTO
BIARKANLAH
TETAPLAH
HASIL-NYA
(MAZMUR 46 : 2)
vii
PERSEMBAHAN
2. Kedua orang tua tercinta Bapak Menase Lobang dan Mama Silpa Lobang
Maro.
Anselmus Lobang, Yunia Lobang, Sarlota Lobang dan kedua Adik tercinta
5. .Kepanaanku Eston, Juvon, Nona Yusi, Jumen, Revan, Agung dan Iam
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Program Studi KIMIA Fakultas MIPA Universitas
suatu proses yang panjang dan dapat terlaksana dengan baik berkat kerja sama
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan rendah hati penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga dan dengan segala hormat kepada ;
2. Ibu Erna J. Malaikosa, ST., M.Kom., selaku Dekan Fakultas Matematika dan
3. Ibu Rosalina Y. Kurang, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Kimia di
4. Bapak Loth Botahala, S.T., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan
dan saran serta motivasi kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini
terima kasih atas segala bimbingan, kritik dan saran serta motivasi kepada
ix
6. Ibu Martasiana Karbeka, S.Si., M.Sc., selaku penguji I, Bapak Herianus
7. Kedua orang tua Bapak Menase Lobang dan Mama Silpa Lobang Maro,
terima kasih atas segala didikan, cinta dan kasih sayang, motivasi, jerih payah
dan air mata yang menetes dalam setiap Doa dalam menantikan
keberhasilanku.
Anselmus Lobang, Yunia Lobang, Sarlota Lobang dan kedua Adik tercinta
Elifelet Lobang, Asaria Thomas Lobang) yang selalu memberikan Doa dan
9. Keluarga Besar Lobang dan Maro serta seluruh Rumpun Keluarga terkait
banyak kekurangan, baik tentang referensi pendukung dan informasi tentang data-
data dari lapangan. Oleh Karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi
Penulis
x
ABSTRAK
xi
ABSTRAC
YAFIA LOBANG, 9112017. Analysis of Chemical Compound Concentrations in
Bulk Cement in Alor Regency (supervised by Loth Botahala, S.T., M.Si. and
Zakarias A. Mautuka, S.T., M.Si.) has been carried out. This study aims to
determine the concentration of chemical compounds contained in Portland
Composite Cement. This research was conducted at the Science Research and
Development Laboratory, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
Hasanuddin University Makassar. This research was conducted in May 2021.
Chemical analysis of cement used X-RF (X-Ray Fluorescence). The results
showed that the analysis of the concentration of chemical compounds on samples
C1, C2 and C3 was not carried out because the X-RF results did not find the
concentration of Al2O3, which is one of the main components in cement
chemistry. While the results of the calculation of the concentration of chemical
compounds in the C4 sample are (CaO)3.SiO2 = 90.96%, CaO)2.SiO2 = (-3.54%),
(CaO)3.Al2O3 is not present in the cement composition, (CaO)4.Al2O3.Fe2O3 =
10.85%. mponents in cement chemistry. While the results of the calculation of the
concentration of chemical compounds in the C4 sample are (CaO)3.SiO2 =
90.96%, CaO)2.SiO2 = (-3.54%), (CaO)3.Al2O3 is not present in the cement
composition, (CaO)4.Al2O3.Fe2O3 = 10.85%.
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iv
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
xiii
2.2. Klasifikasi Semen ..................................................................... 8
LAMPIRAN ..................................................................................................... 27
xiv
DAFTAR TABEL
Hal
xv
DAFTAR GAMBAR
Hal
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan akan bahan pendukungnya. Salah satu bahan pendukung yang tidak
merupakan bahan perekat berbentuk bubuk yang jika ditambahkan air dapat
mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan massa yang kokoh (Botahala
penurunan emisi gas CO2, maka industri semen sebagai salah satu penghasil emisi
gas CO2 (sebanyak 830 kg/ton semen) telah beralih untuk memproduksi Semen
dengan material alternatif pada penggilingan akhir (Botahala dan Pasae, 2020);
pencampuran antara Semen Portland dengan satu atau lebih bubuk bahan
anorganik antara lain terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, senyawa
silikat, batu kapur (CaCO3) dengan kadar total 6-35% dari massa Semen Portland
2% batu kapur sebagai aditif pada semen dapat menurunkan kualitas semen.
Menurut (Riyadi dan Amalia, 2005); (Botahala, 2013), suatu bahan dapat
diklasifikasikan sebagai pozolan apabila mempunyai komposisi kimia seperti
yang dipersyaratkan oleh ASTM C 618-78, yaitu jumlah SiO2 + Al2O3 + Fe2O3
minimal 70%. Berdasarkan hasil penelitian (Botahala, 2020), bahwa sekam padi
dapat dijadikan aditif semen portland komposit karena memiliki sifat pozolan
banyak konsumen yang tidak mengetahui kualitas dari merek semen. Hal ini jika
dibiarkan maka komsumen semen akan dirugikan dan akan berdampak pada
kualitas semen itu sendiri. Semen yang tidak begitu berkualitas akan berdampak
pada kualitas pembangunan fisik yang tidak sesuai. Berdasarkan hasil survey,
Alor diantaranya Semen Bosowa, Semen Tonasa, Semen Cons dan Semen Tiga
Roda. Hal ini menjadi perhatian penulis untuk menganalisis konsentrasi senyawa
kimia yang terkandung didalam semen curah dan untuk mengetahui kualitas
penelitian ini adalah berapa konsentrasi senyawa kimia yang terkandung dalam
senyawa kimia yang terkandung dalam semen curah dari semen portland
komposit.
2
1.4. Manfaat Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Semen
antara batu kapur, tanah liat, dan bahan tambahan lainnya, yang jika ditambahkan
air dapat mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan massa yang kokoh
(Botahala dkk., 2013). Semen pertama kali ditemukan dalam bentuk trapesium
yang terbuat dari campuran antara kapur merah, pasir, dan kerikil ditambah air.
Bangunan ini ditemukan di tepi sungai Danube, Yugoslavia sekitar tahun 6500
hak paten untuk pembuatan semen dari campuran antara batu kapur dan tanah liat
(Botahala, 2013).
kapur (CaO), oksida silika (SiO2), oksida alumina (Al2O3), dan oksida besi
(Fe2O3). Selain itu semen juga mengandung oksida magnesium (MgO), oksida
alkali (Na2O dan K2O), oksida titan (TiO2), oksida fosfor (P2O5), serta gipsum
atau kalsium sulfat (CaSO4.2H2O) (Botahala & Pasae, 2020). Komponen utama
kekuatan tekan semen. Al2O3 dan Fe2O3 dapat menurunkan temperatur peleburan
4
Bogue memberikan suatu rumusan tentang reaksi pembentukan fasa
utama penyusun semen (Botahala, 2020). Oksida besi (dengan notasi F) bereaksi
dengan oksida alumina (dengan notasi A) dan oksida kapur (dengan notasi C)
(A) yang tersisa bereaksi dengan oksida kapur (C) membentuk (CaO)3.Al2O3
dengan notasi C3A (aluminate). Oksida kapur bereaksi dengan oksida silika
dari komposisi oksida jika diasumsikan bahwa empat mineral utama semen terjadi
dalam bentuk murni (tidak ada zat pengotor). Dengan asumsi ini, semua F akan
membentuk struktur C4AF dan sisanya A akan membentuk struktur C3A. Metode
ini dinamakan stoikiometri Bogue, sesuai dengan nama kimiawan semen R.H.
Bogue (Botahala, 2013). Menurut (Botahala dan Pasae, 2020) ada dua persamaan
– (2,852 x %S̅)
5
C4AF = (3,043 x %F)
– (2,852 x %S̅)
semen menghasilkan emisi gas CO2 sebanyak 830 kg/ton semen dengan rincian
6
LanjutanTabel 2. Syarat kimia Semen PortlandASTM C-150-2004
Tipe Semen
Konsentrasi %
I II III IV
Al2O3 5,67 4,62 4,84 3,80
Min – maks. 3,95 – 6,06 3,82 – 5,50 3,38 – 7,30 3,27 – 4,85
Fe2O3 2,66 3,32 2,86 3,87
Min – maks. 1,96 – 3,61 2,60 – 4,40 1,34 – 4,16 3,20 – 5,79
MgO 2,51 1,98 2,21 2,18
Min – maks. 0,78 – 4,50 0,61 – 4,47 0,83 – 4,29 0,82 – 4,50
SO3 4,0 4,0 4,0 2,34
Min – maks. 2,04 – 4,40 2,11 – 3,98 2,59 – 4,94 1,99 – 2,85
Loss on ignition 1,52 1,39 1,51 1,29
Min – maks. 0,74 – 2,69 0,50 – 2,67 0,70 – 2,89 0,52 – 2,27
Na2O 0,70 0,56 0,61 0,45
Min – maks. 0,16 – 1,20 0,17 – 1,20 0,11 – 1,20 0,26 – 0,63
C3S 56,9 56,5 56,2 56,7
Min – maks. 45,4 – 65,4 48,0 – 68,1 47,7 – 65,9 46,9 – 63,7
C2S 14,8 17,1 16,2 18,4
Min – maks. 6,4 – 21,3 7,6 – 25,2 8,3 – 27,1 12,5 – 26,8
C3A 8,9 6,7 7,8 3,5
Min – maks. 5,7 – 12,1 4,3 – 8,2 1,9 – 12,1 0,0 – 4,9
C4AF 8,2 10,1 8,8 11,8
Min – maks. 6,0 – 11,0 7,9 – 13,4 4,1 – 12,7 9,7 – 17,6
Blaine fineness 384 377 556 389
(m2/
Min – maks. 334 - 431 305 - 461 387 - 711 312 - 541
kg)
Sumber : Botahala dan Pasae, 2020
Berdasarkan SNI 15-7064-2004, salah satu bahan aditif yang dapat
digunakan dalam pembuatan Semen Portland Komposit adalah batu kapur, yang
juga merupakan bahan baku utama pembuatan semen sehingga bahan ini mudah
diperoleh di sekitar lokasi pabrik semen jika dibandingkan dengan bahan aditif
7
2.2. Klasifikasi Semen
Secara umum dikenal 5 tipe semen yang telah diklasifikasikan oleh ASTM
yakni semen tipe I, semen tipe II, semen tipe III, semen tipe IV, dan semen tipe V.
8
juga terjadi pada tingkat hidrasi semen dan kemampuan menahan serangan sulfat
menurut (Riyadi dan Amalia, 2005), (Tennis dan Bhatty, 2006) dan (Botahala dan
Pasae, 2020).
c. Cocok digunakan pada tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0,0 % –
0,10 %
dan lain-lain.
b. Cocok digunakan pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara
8%,
pinggir laut, bangunan di bekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa untuk
9
d. Dengan penambahan prosentase C2S dari semen portland tipe I dan
panas hidrasi lebih rendah dan lebih tahan terhadap serangan sulfat.
abu terbang, yang belakangan ini diproduksi sebagai pengganti semen tipe
IV.
b. Semen tipe ini dipergunakan untuk kepentingan yang sifatnya segera dan
bangunan dalam air (misalnya saluran irigasi dan dam-dam) yang tidak
c. Semen tipe III disebut juga “semen dengan kekuatan awal tinggi”. Jenis ini
d. Panas hidrasi 50% lebih tinggi dari panas hidrasi semen tipe I.
10
c. Digunakan untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan
tinggi pada fasa awal setelah terjadi pengikatan dan memerlukan panas
d. Semen tipe IV ini tidak lagi diproduksi dalam jumlah besar seperti pada
sulfat melebihi 0,20 % dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah
(C-S-A) dalam jumlah besar sehingga akibat reaksi-reaksi sulfat ini akan
terjadi disintegrasi.
d. Reaksi-reaksi lain yang mungkin terjadi antara lain: Ca(OH)2 dengan garam-
garam sulfat dari luar yang hasilnya adalah terbentuknya gipsum yang diikuti
11
daerah-daerah yang terkena pengaruh pasang surut pada bangunan-bangunan
e. Semen Portland tipe V ini tahan terhadap serangan sulfat atau dapat bereaksi
dengan garam-garam sulfat dari luar serta mengeluarkan panas. Reaksi antara
f. Semen tipe V ini mengandung kurang dari 5% C3A dan sejumlah terbatas
C4AF dan Mg. Kadar C3S dibatasi sampai dengan 50% oleh karena C3S
sehingga akan mengurangi ketahanan semen terhadap reaksi kimia dari luar.
Selain kelima tipe semen tersebut diatas, pabrik semen juga memproduksi
semen dengan tipe khusus yang digunakan untuk konstruksi tertentu antara lain
untuk pemasangan keramik, tahan terhadap air laut, tahan terhadap minyak, tahan
Semen Putih adalah semen Portland dengan kadar kapur tinggi dan
warna. Bahan bakar yang digunakan berupa bahan bakar minyak ataupun gas
(agar tidak mengotori klinker). Pembakaran dilakukan dengan suhu yang tinggi
Konsentrasi komponen kimia semen putih adalah 51% C3S, 26% C2S, 11%
C3A, 1% C4AF, 1% MgO, 2,6% S, dan 0,25% alkali. Semen putih biasanya
12
digunakan untuk pemasangan keramik. Sedangkan yang dimaksud dengan semen
warn adalah semen putih yang dicampur dengan 2%-10% zat warna sintetis.
gipsum, 80% ampas bijih/arang besi. Jenis semen ini memiliki ketahanan yang
Jenis semen ini dibuat dari campuran semen portland dengan perekat
khusus seperti getah arab (gum arabic), asam borat, casein, lignin, gula, atau pun
serta untuk menyumbat air masuk ke dalam sumur pada pengeboran sumur
minyak.
digunakan karena sifatnya yang tahan api, tahan sulfat, tahan asam lemah, serta
kecepatan kuat tekan yang tinggi (kuat tekan hingga 560 kg/cm2 dalam jangka
terutama pada daerah tropis karena panas yang disertai dengan kelembaban tinggi.
13
2.2.10. Semen Gipsum
pasta namun kurang kedap air. Semen ini biasa digunakan untuk plesteran
menentukan konsentrasi berbagai macam material yang dapat berupa zat padat,
cairan, bubuk, atau bentuk yang lain. Metode ini adalah cepat, akurat dan bersifat
tidak merusak sampel dan pada umumnya hanya membutuhkan sedikit sampel
(Botahala, 2013).
pada kulit atom bagian dalam ketika atom suatu unsur tersebut dikenai sinar X.
Kekosongan elektron tersebut akan diisi oleh elektron pada kulit atom bagian luar
dengan melepaskan sinar X fluorescence dengan energi yang spesifik untuk setiap
yang identik dengan unsur tertentu dalam sampel (Botahala dan Pasae, 2020). Jika
molekul dikenai sinar dengan energi yang sesuai dengan perbedaan energi antara
elektron pada keadaan dasar dan elektron pada keadaan tereksitasi, maka dapat
terjadi penyerapan foto dan penataan distribusi elektron pada molekul hingga
14
(fluorescence atau phosphorescence). Penyerapan dan pemancaran cahaya
sebuah pabrik semen dengan menggunakan X-RF terhadap rasio komponen kimia
tombol “ON” kira-kira 5 detik sampai bunyi “tiit” yang menandakan UPS sudah
15
siap digunakan. Setelah itu diputar kunci X-Ray ke arah Enable dan ditunggu
“UNIQUANT”. Sampel dimasukkan pada tempat sampel dan diklik “ON LINE”
pada “START UP MENU” lalu diklik “ON LINE START”. Dimasukkan nama
sampel yang akan dianalisis dan dipilih metode yang akan digunakan kemudian
diklik “GO” untuk memulai analisis. Setelah analisis maka data hasil analisis akan
tersimpan dengan sendirinya dalam file. Ditutup semua window dan diklik “JOB
data-data keterangan sampel yang baru saja diukur, seperti massa, diameter, dan
(Botahala, 2013).
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen curah yang
3.2.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol sampel, dan
Dalam Penelitian ini, analisis sampel semen dilakukan terhadap semen C1,
C2, C3, dan C4 sehingga jumlah sampel adalah 4 sampel. Selanjutnya dilakukan
Stoikiometri Bogue.
17
3.4. Analisis Kimia Semen
pada sebuah pabrik semen menggunakan X-RF terhadap rasio komponen kimia
semen.
Bogue, dengan ketentuan jika hasi lanalisis perbandingan antara senyawa Al2O3
dan Fe2O3 < 0,64 maka digunakan persamaan (2.b). Sebaliknya jika hasil analisis
perbandingan antara senyawa Al2O3 dan Fe2O3 > 0,64 maka digunakan persamaan
(2.a).
18
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
pada sampel C1, C2 dan C3 tidak dapat dihitung karna hasil X-RF menunjukan
bahwa komponen utama kimia semen yaitu Al2O3 tidak ditemukan dalam sampel.
(CaO)3.SiO2 = 90.96%
CaO)2.SiO2 = (– 3.54%)
(CaO)4.Al2O3.Fe2O3 = 10.85%.
5.2. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Botahala, L., & Pasae, Y. (2020). Kimia Semen : Suatu Kajian Literatur Ilmiah
(1st ed.). Yogyakarta: Deepublish. Retrieved from http://
repo.untribkalabahi.ac.id/xmlui/handle /123456789/265
Botahala, L., Zakir, M., & Taba, P. (2013). Peranan Abu Sekam Padi Terhadap
Kualitas Mekanis Fisis Semen Portland Komposit Yang Menggunakan Aditif
Batu Kapur. Retrieved from http://repo.untribkalabahi.ac.id/xmlui/handle/
123456789/243
Manimoy, H., Tonu Lema, Y. E., Klaping, E. D., Tang, M., & Botahala, L.
(2021). Study Of Chemical Concentration Of Main Ingredients For Making
Portland Composite Cement. Scientific Journal Widya Teknik, 20(1), 28–32.
20
Priyo N.S., A., & Sofyan, A. (2012). Evaluasi Usaha Pengendalian Emisi Gas
Rumah Kaca melalui Clean Development Mechanism (Studi Kasus :PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk). Bandung. Retrieved from
https://fa.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/2012/07/15308065-Antonius-
Priyo-NS.pdf
Riyadi, M., & Amalia. (2005). Teknologi Bahan I. Retrieved from https://
docplayer.info/73047427-Teknologi-bahan-i-oleh-drs-muhtarom-riyadi-sst-
amalia-spd-sst.html
21
22
Lampiran 1. Diagram Alir Analisis Sampel
SEMEN CURAH
HASIL ANALISIS
23
Lampiran 2. Hasil Analisis X-RF Semen Curah
Al2O3 - - - 1.94%
SO3 - - 5.12% -
24
Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi Senyawa Semen Curah Pada Sampel C4
– (2.852 x 0)
= 90.96
= (65.08) - (68.62)
= (4.074) + (6.77)
= 10.84
25
Lampiran 3. Perhitungan Konsentrasi Senyawa Semen Curah Pada Smapel C3, C2
dan C1, menggunakan persamaan (2.b) karna A/F < 0.64 = 0.48.
1. C3.
– (2.852 x 5.12)
= 116.51
= (53.89) - (87.89)
= (0) + (7.72)
= 7.72
2. C2
– (2.852 x 0)
= 138.36
= (57.28) - (104.78)
26
C4AF = (2.100 x 0) + (1.702 x 5.37).
= (0) + (9.13)
= 9.13
3. C1
– (2.852 x 5.12)
= 116.51
= (53.89) - (87.89)
= (0) + (7.72)
= 7.72
27
Lampiran 4. Dokumentasi Sampel Semen Curah
28
29