Anda di halaman 1dari 68

PENGEMBANGAN MODUL CISCO PACKET TRACER BERBASIS

ADOBE FLASH DI SMK MUHAMMADIYAH AIMAS KLS XI

(Stady Kasus: Mata Pelajaran Jaringan Komputer)

PROPOSAL

Bernadeth Nimbitkendik

NIM. 148320717037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal ini telah di setujui tim pembimbing

Pada:

Pembimbing I

Budi Santoso.M,Pd. ................................

NIDN. 1406022901

Pembimbing II

Novita Wulandari. M,Pd. .......................................

NIDN. 1427119301

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4

1.3 Tujuan......................................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 5

2.1 Kajian Teori................................................................................................ 6

2.1.1Modul.................................................................................................... 8

2.1.2 profil Sekolah....................................................................................... 9

2.1.3 Langkah-Langkah Pembuatan Modul.................................................. 11

2.1.4 Alasan Pembuatan Modul.................................................................... 11

2.1.5 Jaringan Dasar..................................................................................... 11

2.1.6 Jaringan Komputer............................................................................... 12

2.1.7 Cisco Packet Tracer............................................................................. 13

2.1.8 Adobe Flash........................................................................................ 14

2.1.9 Kegunaan Adobe Flash........................................................................ 14

iii
2.1.10 Flowchart........................................................................................... 14

2.1.11 Interface............................................................................................. 14

2.2 Penelitian Relevan...................................................................................... 14

2.3 Kerangka Berfikir....................................................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 16

3.1 Model Pengembangan................................................................................ 16

3.2 Tahap Pengembangan ADDIE................................................................... 17

3.3 Prosedur Pengembangan............................................................................. 20

3.3.1 Instrumen Pengumpulan Data........................................................... 24

3.4 Prosedur Perancangan Media..................................................................... 24

3.4.1 Flowchart........................................................................................ 24

3.5 Interface...................................................................................................... 25

3.5.1 Interface Halaman Pembuka.......................................................... 25

3.5.2 Interface Halaman Awal................................................................ 25

3.5.3 Interface Halaman Menu............................................................... 26

3.5.4 Interface Halaman Kompetensi..................................................... 26

3.5.5 Interface Halaman Materi.............................................................. 27

3.5.6 Interface Halaman Evaluasi........................................................... 27

3.5.7 Interface Halaman Pustaka............................................................ 28

3.5.8 Interface Halaman Profil................................................................ 28

3.6 Teknik Analisis Data................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

telah menyentuh di segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari dunia bisnis

sampai dunia pendidikan sangat dirasakan manfaatnya. Sejalan dengan

perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tersebut, teknologi

komputer pun demikian sangat pesat perkembangannya. Perkembangan teknologi

ini juga mendorong dunia pendidikan untuk selalu berupaya melakukan

pembaharuan dan memanfaatkan teknologi yang ada dalam proses pembelajaran.

Bagi sekolah pemanfaatan teknologi ini diwujudkan dengan pengadaan fasilitas

teknologi informasi untuk menunjang proses pembelajaran. Salah satu sekolah

yang telah memiliki fasilitas berbasis teknologi informasi ini adalah SMK

Muhammadiyah Aimas Kab. Sorong . Pada setiap ruang kelas di SMK

Muhammadiyah Aimas Kab. Sorong telah dilengkapi dengan LCD projector.

Selain itu, sekolah juga memiliki laboratorium komputer.

Perkembangan teknologi ini juga mendorong dunia pendidikan untuk

selalu berupaya melakukan pembaharuan dan memanfaatkan teknologi yang ada

dalam proses pembelajaran. Bagi sekolah pemanfaatan teknologi ini diwujudkan

dengan pengadaan fasilitas teknologi informasi untuk menunjang proses

pembelajaran. (Merdekawati, 2019).) Pemilihan Adobe untuk pengembangan

aplikasi karena lebih mudah dalam pengoperasiannya dan juga lebih fleksibel.

1
2

Saat ini Adobe telah banyak digunakan dalam berbagai sector masyarakat, baik

dunia hiburan, pendidikan serta bisnis khususnya di bidang pembelajaran. Agar

mempermudah dalam mempelajari Jaringan Komputer dengan Adobe Flash

tersebut, maka diperlukan sebuah Modul Cisko Packet Tracer. Modul adalah

paket pembelajaran untuk menyajikan materi pembelajaran pada bidang tertentu.

Media dalam hal ini berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam

menguasai materi yang akan diajarkan. Agar media siap digunakan, maka pada

media tersebut harus dilakukan uji coba terlebih dahulu sehingga siap untuk

digunakan.Uji coba disini bertujuan untuk menguji fungsionalitas media, apakah

Modul Cisco Packet Tracer tersebut mampu untuk dipergunakan sebagai panduan

mempelajari networking ataukah tidak.

Cisco Packet Tracer tersebut perlu juga untuk melakukan konfigurasi

(setting) perangkat jaringan komputer agar alat dapat berfungsi dengan baik dan

benar. Sama halnya dengan perangkat jaringan asli, pada Cisco Packet Tracer ini

juga membutuhkan pensettingan IP Address,Switch, dan Router untuk dapat

berkomunikasi dan menjadi sebuah jaringan VLAN. VLAN merupakan suatu

model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN , hal ini

mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus

menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan

jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung

pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation .


3

Modul merupakan perangkat pembelajaran yang disiapkan sebagai

kegiatan belajar mandiri. Modul dapat berisi tentang materi, soal latihan dan

berupa tutorial yang dikemas secara singkat, padat serta jelas. Menurut Hamalik

(2017:145)

Modul Cisco Packet Tracer merupakan sebuah program yang bergerak

dibidang pembelajaran yang dapat dinikmati oleh seluruh bidang institusi, namun

pembelajaran yang masih menggunakan buku cetak dan guru masih menggunakan

metode ceramahhdalam menyampaikan materi dan mempresentasikan materi

lewat power point mebuat siswa bosan, dan juga guru masih menggunakan buku

LKS untuk menyampaikan materi penyetingan jaringan komputer kepada siswa /

siswi kls XI di SMK Muhammadiyah Aimas Kab Sorong. Cara ini membuat guru

dan siswa kewelahan dalam membawa setiapa buku-buku, ke sekolah dan bisa

saja tercecer dimana saja.

SMK Muhammadiyah Aimas kab.Sorong merupakan sekolah pinggiran

yang beralamat di Jl.Buncis No 275, Kel. Malawele, Distrik Aimas Kabupaten

Sorong, Provinsi Papua Barat. Sekolah berstandar nasional dengan akreditasi A

ini merupakan sekolah pinggiran yang mempunyai prestasi akademik dan non

akademik yang baik. Program kejuruan yang ada di SMK Muhammadiyah Aimas

Kab.Sorong ini di bagi menjadi tiga program kejuruan

Akutansi,Multimedia,Teknik Komputer dan Jaringan.

Sistem yang digunakan sebelum menggunakan Cisco packet tracer Berbasis

adobe flash adalah guru masih mengunnakan metode ceramah dalam meyampaikan

materi, atau guru juga biasa menulis materinya di papan tulis dari buku LKS ,
4

setalah itu .guru memberikan waktu kepada siswa untuk mencatat apa yang sudah

guru catatat di papan tulis, membuat siswa meras bosan dan buku catatan siswa

juga bisa saja hilang atau sobek . dan waktu yang di peroleh untuk guru

menjelaskan materi juga tidak efektif dan efesiensi.

Cisco Packet Tracer merupakan solusi bagi para siswa ataupun mahasiswa

maupun pengajar khususnya jurusan jaringan untuk dapat membuat konsep

jaringan sementara tanpa mengeluarkan banyak dana alias gratis, dan berlatih agar

dapat diterapkan juga untuk diimplementasikan sebenarnya sebelum membuat

jaringan yang benar-benar nyata (Sidik Dkk 2017:13).

Berdasarkan permasalahan tersebut, muncul ide dari penulis untuk

membuat sebuah Modul Pembelajaran Cisco Packet Tracer untuk dapat

membantu Guru dan Siswa SMK Muhammadiyah Aimas agar tidak terlalu ribet

dalam proses pembelajaran dan juga menangani setiap buku yang tercecer atau

kehilangan. Berangkat dari masalah yang ada tersebut, penyusun ingin melakukan

Pengembagan Modul Cisco Packet Tracer berbasis Adole Flash untuk

mengoptimalkan penggunaan software simulasi sebelum melaksanakan

pembangunan jaringan pada dunia nyata.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengusulkan

rancangan penilitian yang berjudul ” PENGEMBANGAN MODUL

CISCOPACKET TRACER BERABASI ADOBE FLASH DI SMK

MUHAMMADIYAH AIMAS KLS XI (Stady Kasus: Mata Pelajaran

Jaringan Komputer).
5

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembuatan Proposal ini, maka dapat dirumuskan beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan Modul Cisco Packet tracer berbasis Adobe

Flash pada mata pelajaran Jaringan komputer Di SMK Muhammadiya

Aimas KLS XI ?

2. Bagaimana pengujian kelayakan, efektivitas modul Cisco Paket Ttace

berbasis Adobe Flash pada mata pelajaran jaringan komputer di SMK

Muhammadiyah Aimas KLS XI

1.4. Tujuan

1. Untuk mengembangkan Modul Cisco packet tracer berbasis Adobe flash

pada mata pelajaran jaringan computer , yang dapat digunakan sebagai

pelengkap sumber belajar bagi guru-guru mata pelajaran Jaringan Komputer

dan membantu proses pembelajaran menjadi lebih mudah, singkat, dan

menyenangkan.

1.5 Mengetahui pengujian kelayakan, efektivitas Modul Cisco Packet Tracer

berbasi Adobe Flash pada mata pelajaran jaringan komputer di SMK

Muhammadiyah Aimas KLS XI.


6

1.6 Manfaat Penelitian

a) Manfaat Teoritis

Memeberikan kontribusi dalam bidang pengembangan mata pelajaran

jaringan computer dengan harapan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau

acuan bagi mahasiswa pendidikan Teknologi Informasi dalam penelitian

selanjutnya.

b) Manfaat Praktis

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat antara lain;

a. Manfaat Bagi Peneliti

Dapat dijadikan referensi bagi yang ingin mendalami Media Cisco Packet

Tracer mata pelajaran jaringan komputer.

b. Manfaat Bagi Masyarakat

Agar dapat membantu orang tua mengetahui dan bisa membantu anak-

anak mereka tentang mempelajari Media Cisco Paket Trcer mata pelajaran

jaringan komputer.

c. Manfaat Bagi SMK Muhammadiyah Aimas

Memberikan bantuan pemirikan dan evaluasi hubungan antara lingkungan

keluarga,sekolah, dan masyarakat, secara bersama-sama.


7

d. Manfaat Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat menjadi database bagi Universitas Pendidikan

Muhammadiyah UNIMUDA Sorong .dan dapat digunakan sebagai referensi oleh

mahasiswa Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Profil Sekolah

Pada awal berdirinya,sekolah ini bernama sekolah menengah kejuruan

(SMK) Muhammadiyah Aimas biasa disebut SMKMUDA, dengan alamat

Jl.Buncis No 275, Kel. Malawele, Distrik Aimas Kabupaten Sorong, Provinsi

Papua Barat

Pada tahun pelajaran 2002/2003 sekolah ini brdiri dengan kompetensi keahlian

Akuntasi, Tahun 2006 menambah kompetensi Kejuruan Teknik Komputer dan

Jaringan (TKJ), Tahun 2008 menambah kompetensi Kejuruan Multi Media (MM),

sejak saat itu pergantian pemimpin sekolah dapat diurutkan sebagai berikut :

1. Tahun 2002 dipimpin oleh Bapak Sutrisno Kholil.

2. Tahun 2004 dipimpin oleh Bapak Anang Triyoso S.Hut.

3. Tahun 2006 dipimpin oleh Bapak Drs. Hariyanto.

4. Tanggal 26 September 2011 dipimpin oleh Bapak Drs, Budi Prasetyo

hingga sekarang ini .

2.1.2 Media Pembelajaran

Anwar (2016:135) Media pembelajar merupaka bentuk untuk

menyalurkan pesan kepada penerima atau siswa supaya dapat meragsang fikiran,

perhatian dan minat siswa . Media pemeblajaran sangatlah bermanfaat bagi guru

21
22

dan siswa dalam proses belajar menganjar karena untuk mempermudah

penyampaian materi dan berbagai bentuk media seperti media cetak, elektronik,

dan lain-lain.

a. Pengertian Media

Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki

arti “perantara” atau “pengantar”. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi

Guruan (Association for Education and Communication technology/AECT)

mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,

didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan

baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program

instruksional (Asnawir dan Usman, 2016:11).

Gerlach & Ely, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi \yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2002:3).

Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar, sementara itu Briggs

berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan

serta merangsang siswa untuk belajar (Arif S. Sadiman, 2018:6).

b. Manfaat Media Pembelajaran

Beberapa manfaat media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan


23

Ahmad Rivai (1991:3) adalah:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam

pelajaran.

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti pengamatan,

melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

c.Fungsi Media Pembelajaran

Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar

siswa. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri

umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai menyampaikan pesan dan dampak

atau yang ditimbulkannya.Pengetahuan siswa seperti digambarkan oleh Edgar

Dale menunjukkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya

disampaikan melalui bahasa verbal. Oleh sebab itu sebaiknya diusahakan agar

pengalaman siswa menjadi lebih kongkrit, pesan yang ingin disampaikan benar-

benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, yang dapat dilakukan

melalui kegiatan yang mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.Media


24

pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam pembelajaran. Bahkan

keberadaannya tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran disekolah.

Berdasarkan uraian diatas, maka penggunaan media pembelajaran

memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Komunikatif. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan

komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.

b. Fungsi Motivasi. Dapat kita bayangkan pembelajaran yang hanya

mengandalkan suara melalui ceramah tanpa melibatkan siswa secara optimal

seperti yang digambarkan pada pola terpisah, bukan hanya dapat menimbulkan

kebosanan pada siswa sebagai penerima pesan, akan tetapi juga akan menganggu

suasana belajar.

c. Fungsi Kebermaknaan. Melalui penggunaan media, pembelajaran dapat lebih

bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan penambahan

informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap

rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis

dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi.

d. Fungsi Penyamaan Persepsi. Walupun pembelajaran di setting secara klasikal,

namun pada kenyataannya proses belajar terjadi secara individual.

e. Fungsi Individualitas. Siswa datang dari latar belakang yang berbeda baik

dilihat dari status sosial ekonomi maupun dari latar belakang pengalamannya,

sehingga memungkinkan gaya dan kemampuan belajarnya pun tidak sama.


25

1.PengertianModul

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), modul artinya

adalah unit .kecil dari suatu pelajaran yang berdiri sendiri. Hal tersebut

menegaskan bahwa modul digunakan sebagai pendukung pembelajaran karena

bertujuan untuk menerapkan konsep dan prinsip pembelajaran individual.Dengan

konsep dan prinsip tersebut, pengguna diharapkan mampu untuk menguasai suatu

materi pembelajaran sebelum menuju ke materi pembelajaran berikutnya.Oleh

karena itu, pengembangan modul sebaiknya diselaraskan dengan prinsip

pembelajaran individual agar diperoleh hasil yang efektif.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (2017:123) Mengatakan

bahwa modul didefenisiskan sebagai satu unit program belajar-mengajar terkecil

yang secara rinci menggariskan : Tujuan instruksional yang akan dicapai , topic

yang akan dijadikan dasar proses belajar mengajar , pokok –pokok materi yang

dipelajari, kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas,

peran guru dalam proses belajar-mengajar, alat-alat dan sumber yang akan

dipergunakan, kegiata-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid

secara berurutan, lembar kerja yang harus diisi oleh siswa, dan program evaluasi

yang akan dilaksanakan.

Berdasarkan beberapa perhertian modul diatas maka dapat disimpulkan

bahwa modul pemeblajaran adalah salah satu bentuk media pembelajaran yang
26

dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara

mandiri.

Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat

dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran.Modul disebut juga media

untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar

sendiri.Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran

pengajar secara langsung.Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan

instruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung memberi pelajaran atau

mengajarkan sesuatu kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi

cukup dengan modul-modul iniDepdiknas (2017: 3)

2.1.3 Langkah-Langkah Pembuatan Modul

1. Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menyusun sebuah modul

adalah memilih materi dan standar kompetensi yang akan dijadikan

sebagai bahan penulisan modul. Untuk hal tersebut, sebaiknya tidak perlu semua

materi ditulis sebagai modul karena modul hanya berisikan materi-materi yang

pokok saja.

2. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan referensi. Referensi

tersebut dapat berupa referensi induk dan multi referensi.

3. Kemudian langkah terakhir adalah penulisan modul. Pembuatan modul

tersebut dimulai berjenjang dari pertimbangan dari mudah-sulit,

umumkhusus, global ke spesifik. Modul tersebut diharapkan memakai bahasa


27

yang komunikatif dan dilengkapi dengan ilustrasi, gambar, grafik, dan contoh-

contohnya dengan jumlah dan bentuk yang proporsional

Anwar (2016;135)

Dalam penulisan sebuah media ada beberapa kaidah yang harus

diperhatikan agar modul menjadi efektif dan efisien. Berikut ini adalah kaidah

kaidah tersebut:

1. Syarat Kalimat;

Dalam kaidah ini, kalimat dalam modul harus ada minimal subyek

dan predikat. Kemudian, jenis predikat yang digunakan ada dua macam, yaitu kata

kerja dan bukan kata kerja (kata benda, kata sifat, dan kata bilangan).Pada alinea/

paragraf terdiri dari gagasan utama, kalimat topik, koherensi, dan kata-kata

transisi.

2. Menggunakan Ilustrasi Dalam Media;

Ilustrasi dalam hal ini dapat berupa foto, gambar, grafik, tabel, maupun

kartun yang memiliki fungsi ilustrasi, fungsi deskriptif, fungsi ekspresif, fungsi

analitis, dan fungsi kuantitatif.

3. Tujuan Akhir

Perumusan tujuan akhir disini berisi pernyataan pencapaian kompetensi

sesuai persyaratan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Rumusan tujuan

tersebut harus memuat beberapa aspek, yaitu: kinerja yang diharapkan, kriteria

keberhasilan, dan kondisi atau variabel yang diberikan.

4. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


28

Tujuan kegiatan pembelajaran ini memuat kemampuan yang harus

dikuasai untuk mencapai satu indikator kompetensi setelah mengikuti satu satuan

kegiatan belajar yang berisikan komponen kemampuan, kondisi, dan kriteria.

5. Menyusun Tes Formatif

Dalam menyusun tes formatif ini berisikan tes tertulis yang difungsikan

sebagai bahan pertimbangan bagi peserta dan guru untuk mengetahui sejauh mana

penguasaan kegiatan belajar yang telah dicapai oleh pengguna sebagai dasar untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran berikutnya.Untuk kaidah ini, selalu diberi

penekanan bahwa sebaiknya dihindari penggunaan tes pilihan ganda.Sebaiknya

menggunakan tes yang memerlukan pemikiran analisis. Anwar (2016;135)

2.1.4 Alasan Pembuatan Modul

Modul dibuat berdasarkan alasan-alasan tertentu, yaitu diantaranya

adalah kebutuhan akan modul tersebut sebagai panduan belajar, belum tersedianya

modul suatu mata pelajaran yang pokok, memerlukan sarana untuk memperdalam

materi, dan memerlukan suatu alat evaluasi yang memberikan gambaran terlebih

dahulu tentang apa yang harusnya dikerjakan.

Pada Proposal kali ini, Modul Cisco Packet tracer berbasis Adobe

Flash dibuat karena belum adanya modul tersebut, dan perlunya pemahaman

konsep tentang jaringan komputer dan peralatannya. Dengan memperhatikan

kaidah-kaidah penyusunan modul yang baik, maka akan menghasilkan modul

yang tepat . Oleh karena itu, dalam pembuatan modul Cisco Packet Tracer ini,
29

yang perlu diperhatikan adalah kaidah dalam modul, dan konsep-konsep yang ada

dalam materi jaringan komputer.

2.1.5 Jaringan Dasar

Ahmad Rifai (2016:345) Jaringan dasar adalah pelajaran yang

mempelajari jaringan dari tingkatan dasar , contohnya: Peer To Peer ataupun

Client Server dan topologinya. Jaringan dasar juga merupakan salah satu mata

pelajaran wajib dasar program teknik computer jaringan (TIK) di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK). Mata pelajaran jaringan dasar disampaikna di kelas

XI semester1.jaringan dasar termaksud mata pelajaran produktif .mata pelajran

produktif merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta

didik agar memiliki potensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia ( SKKN).Mata pelajaran produktif terbagi menjadi teori dan praktik.

Proses pembelajaran teori di laksanakan dikelas untuk memberikan ilmu

pengetahuan / kognitif pada siswa. Sedangkan pembelajaran praktik dilaksanakan

dilaboratorium untuk mengasah keterampilan siswa.

Berdasarkan stuktur kurikulum mata pelajaran jaringan dasar

disampaikan dikelas XI yang disampaikan dalam waktu 6 jam pelajaran per

minggu. Pada semester ini jaringan dasar ditekankan pada konsep jaringan

computer , topologi jaringan dan medel OSI, sehingga peserta didik mendapat

gambar akan dunia kerja nantinya.


30

2.1.6 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah kumpulan dari sejumlah perangkat berupa

komputer, Hub, Switch, Router, atau perangkat jaringan lainnya yang

terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu Wagito( 2016:3).

Perangkat yang terhubung dengan jaringan disebut juga sebagai node. Hal ini

memungkinkan pengguna dapat bertukar dokumen dan data, mencetak pada

printer yang sama, dan menggunakan sumber daya jaringan (hardware dan

software) . ( Nuraeni, 2017)

Dalam sumber lain disebutkan bahwa “jaringan komputer adalah

interkoneksi antara 2 komputer autonomous atau lebih, yang terhubung dengan

media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless)”. Autonomous adalah apabila

sebuah komputer tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses

penuh, sehingga dapat membuat komputer lain, restart, shutdows, kehilangan file

atau kerusakan sistem Dalam defenisi networking yang lain autonomous

dijelaskan sebagai jaringan yang independent dengan manajemen sistem sendiri

(punya admin sendiri), memiliki topologi jaringan, hardware dan software sendiri,

dan dikoneksikan dengan jaringan autonomous yang lain. (Internet merupakan

contoh kumpulan jaringan autonomous yang sangat besar). Dua unit komputer
31

dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/ informasi,

berbagi resource yang dimiliki, seperti: file, printer, media penyimpanan

(hardisk, floppy disk, cd-rom, dan flash disk). Data yang berupa teks, audio

maupun video, bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel (wireless) sehingga

memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling

bertukar file/ data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/

software yang terhubung dalam jaringan bersama-sama.

Sebuah jaringan komputer biasanya terdiri dari 2 buah komputer atau

lebih dan melakukan data sharing antar komputer.Informasi dan data bergerak

melalui media komunikasi. Media komunikasi yang dipakai dalam membuat

jaringan komputer antara lain adalah kabel, jaringan telepon, gelombang radio,

satelit, bluetooth atau infra merah. Pemakaian media komunikasi ini akan

tergantung pada kegunaan dan ukuran jaringan.

Dalam jaringan komputer, permasalahan yang sering terjadi adalah

mengenai pemahaman konsep IP Address, memanage switch, memanage router,

dan memanage VLAN.Hal tersebut terjadi karena masih rendahnya pemahaman

dan tidak ada panduan dalam mempelajarinya.Oleh karena itu diperlukan suatu

modul panduan untuk memandu user yang ingin mempelajari jaringan konputer

secara baik dan benar. Dengan adanya masalah tersebut, maka pembuatan modul

Cisco Packet Tracer Berbasi Adobe Flash ppada mata pelajaran jaringan

komputer ini perlu untuk segera diadakan.

2.1.7 Jenis-jenis Jaringan Komputer


32

Menurut sofana (2018:4) ”jaringan komputer terbagi beberapa jenis jaringan, yang

memisahkan berdasarkan area atau skala dan terbagi menjadi tiga bagan”. yaitu:

1.Local area network (LAN)

Local area network adalah jaringan lokal yang di buat pada area trbatas.

Misalkan dalam satu gedung atau satu ruangan. Kadangkala jaringan lokal di

sebut juga jaringan personal atau privat. Lan bisa di gunakan pada sekala kecil

yang menggunakan resource secara bersama, seperti penggunaan printer .

2..metropolitan area network (MAN)

Metropolitan area network menggunakan metode yang sama dengan LAN

namum daerah cangkupnya lebih luas. Daerah cangkupan MAN bisa satu RW,

beberapa kantor yang berada dalam satu komplek yang sama, satu/beberapa desa,

satu/beberapa kota. Dapat dikatankan MAN pengembangan dari LAN bersama,

penggunaan media penyimpanan secara bersama, dan sebagainya.

3.wide area network (WAN)

Wide area network cangkupnya lebih luas dari pada MAN. Cangkupan

MAN meliputi satu kawasan, satu Negara, satu pulau, bahkan satu dunia, metode

yang digunakan WAN sama seperti yang di gunakan LAN dan MAN. Umumnya
33

WAN di hubungkan dengan jaringan telepon digita. Namun media transmisi lain

pun dapat digunakanKegunaan dari CiscoPacket Tracer

Packet Tracer biasanya digunakan siswa Cisco Networking Academy

melalui sertifikasi Cisco Certified Network Associate (CCNA). Dikarenakan

batasan pada beberapa fiturnya, software ini digunakan hanya sebagai alat bantu

belajar, bukan seabagai pengganti Cisco routers dan switches.

Makanya Cisco membuat aplikasi ini agar orang dapat belajar tanpa

membutuhkan biaya yang mahal.

2.1.8 Cisco Pcacket Tracer

Packet Tracer merupakan salah satu aplikasi keluaran Cisco sebagai

simulator untuk merangkai dan sekaligus mengkonfigurasi suatu jaringan

(network). Sama halnya dengan simulator–simulator jaringan lainnya seperti

GNS3, Dynamips, Dynagen maupun simulator lain yang khusus digunakan pada

simulasi jaringan Aplikasi ini sangat praktis digunakan untuk mendesain topologi

jaringan yang kita inginkan, disertai dengan berbagai perangkat-perangakat

jaringan dibutuhkan pada suatu area network misal Router, Switch, Hub maupun

perangkat lainnya. Konfigurasi – konfigurasi juga dapat dilakukan dengan teliti

sehingga antara perangkat jaringan dapat dihubungkan dengan baik. Kemudahan

yang diberikan Packet Tracer 5.2 juga terlihat pada saat penginstallan aplikasi

tersebut. Software Packet Tracer dapat diinstall pada PC maupun laptop dengan

spesifikasi rendah sehingga tidak tergantung pada spesifikasi yang baik sekalipun.
34

Dengan dukungan dari banyak perangkat tersebut akan memudahkan kita

dalam menentukan jenis perangkat jaringan yang akan kita gunakan pada topologi

kita inginkan. Aplikasi Packet Tracer dapat diinstalasikan ke PC maupun laptop

dengan spesifikasi rendah sehingga tidak tergantung pada spesifikasi yang baik

sekalipun.

2.1.9 Adobe Flash

Adobe flash CS (dahulu bernama macromedia flash) adalah hasil akuisi

dilakukan oleh Adobe oleh macromedia yang salah satu perangkat lunak computer

yang merupakan produk unggulan adobe systems. Adobe flash memilik

kemampuan untuk membuat animasi mulai dari yang sederhana hingga kompleks.

Adobe flash dapat menggabungkan gambar, suara, dan video ke dalam animasi

yang dibuat. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file

extension .fla. file ini kemudian dapat dipublikasikan sehingga dihasilkan

file .swf. file .swf inilah yang menjadi file final berisi animasi. File .swf harus

dimainkan menggunakan softwere khusus, salah satunya flash player yang sudah

terintegrasi pada saat instalasi program adobe flash CS.Pramono Andi (2005)

menyatakan bahwa Adobe Flash CS adalah satu software dari perusahaan adobe,

Inc. yang banyak diminati oleh kebanyakan orang karena kehandalannya yang

mampu mengerjakan segala hal yang berkaitan untuk pembuatan film kartun,

banner iklan, website, presentasi, game, dan lain sebagainya. Selain itu flash juga
35

dapat dikombinasikan dengan program yang lain, misalnya grafis seperti

AutoCAD, Photoshop, Camtasia dan lain sebagainya.

Selain itu flash juga dapat dikombinasikan dengan bahasa pemrograman,

seperti ASP, PHP, dan sebagainya. Kehandalan adobe flash CS dibandingkan

dengan program lain adalah dalam hal ukuran file dari hasil animasinya yang

kecil, untuk animasi yang dihasilkan oleh program adobe flash CS banyak

digunakan untuk membuat sebuah web agar menjadi tampil lebih interaktif

(Bunafit Nugroho 2008).

2.1.10 Adobe Flash CS6

Adobe Flash CS6 Professional adalah sebuah program animasi yang telah

banyak digunakan oleh para Animator untuk menghasilkan animasi yang

professional. Di antara program-program animasi, program Adobe Flash CS6

Professional merupakan program yang paling fleksibel dalam pembuatan

animasi,seperti Animasi Interaktif, Game, Company Profile, Presentasi , Movie,

e-card dan animasi yang digunakan dalam situs web.

2.1.11 Kegunaan Adobe Flash

Bahasa pemogramman yang digunakan di Adobe Flash menggunakan

bahasa Action Script. Umumnya banyak yang menggunakan Action Script 2.0

( ditunjukan untuk penggunaan platform desktop ) dan Action Script 3.0

( ditunjukan untuk pengguaan mobile).

Software yang banyak digunakan saat ini yaitu Adobe Flash CS6, CS6 atau

Creative Suite 6 yang merupakan versi dari Adobe Flash yang sebelummnya yaitu

Creative Suite ,melalui Adobe Flash CS6 kalian juga dapat membuat atau
36

mengembangkan game, media pembelajaran, atau bahan ajar, serta kuis, banner

iklan dan lain-lain.

Berikut ini adalah gambaran umum mengenai isi dari program Adobe Flash CS6:

a) Halaman Awal. Halaman awal adalah tampilan yang pertama kali muncul

ketika kita mengakses Adobe Flash C6 Professional. Cara mengakses Adobe

Flash CS6 Professional pertama kali yaitu double klik pada icon yang ada di

desktop atau lihat dari daftar program.

b) Lingkungan Kerja Adobe Flash C6. Secara garis besar, lingkungan kerja

(Workspace) Adobe Flash CS6 terdiri dari beberapa komponen utama Menu

Bar,Timeline, Stage, Toolbox, Properties, Panels.

c) Toolbox. Fasilitas toolbox seperti telah dijelaskan sekilas diawal adalah

sekumpulan tool atau alat yang mempunyai fungsi-fungsi tersendiri untuk

keperluan desain.

d) Library. Fungsi dari library adalah sebagai wadah untuk menyimpan

program-program terpisah yang sudah jadi, seperti tombol, objek grafis, audio,

video, dan lain-lain.

e) Actionscript. Salah satu kelebihan flash dibanding dengan perangkat

lunak animasi lain yaitu adanya actionscript. Actionscript adalah bahasa

pemrograman Adobe Flash yang digunakan untuk membuat animasi atau

interaksi, actionscript mengizinkan untuk membuat intruksi berorientasi action

(lakukan perintah) dan instruksi berorientasi logic (analisis masalah sebelum

melakukan perintah). Salah satu fungsi actionscript adalah memberikan sebuah


37

konektivitas terhadap sebuah objek, yaitu dengan menuliskan perintah-perintah di

dalamnya.

2.1.12 Flowchart

Flowchart merupakan alur proses dan logika dari sebuah sistem yang

digambarkan secara grafik dari langkah-langkah suatu program.

2.1.13 Interface

Interface (antarmuka) merupakan mekanisme komunikasi antar user

(pengguna) dengan sistem interface dapat menerima informasi dari user dan

memberikan informasi kepada user untuk membantu mengarahkan alur

penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi yang tepat. Perancangan ini

bertujuan untuk membuat suatu tampilan antarmuka yang menarik dan mudah

digunakan oleh user. Selain itu, fungsi dari user interface adalah sebagai media

interaksi antara pengguna (user) dengan sistem. berikut adalah rancangan user

interface yang akan diimplementasikan dalam pengembangan media ciscopacket

tracer di smk muhammadiyah aimas kls xi(stady kasus: mata pelajaran jaringan

komputer).

2.3 Penelitian Relevan

Lita Aprilia Sutopo (2016) dalam penelitian yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Modul Interaktif berbasis Adobe Flash pada

Kompetensi Dasar Membuat Jurnal Penyesuaian untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Kelas X TIK SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.
38

Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa hasil penilaian oleh Ahli Materi

diperoleh rata-rata skor 3,92 yang termasuk dalam kategori Layak, Ahli Media

diperoleh rata-rata skor 4 yang termasuk dalam kategori Layak, dan Guru TIK

diperoleh rata-rata skor 4,18 yang termasuk dalam kategori Sangat Layak. Modul

interaktif berbasis Adobe Flash juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas X TIK SMK Negeri 1 Yogyakarta terbukti dengan peningkatan sebelum dan

setelah menggunakan modul interaktif berbasis Adobe Flash sebesar 2,99 kategori

“Tinggi” menjadi 3,50 kategori “Sangat Tinggi”. Persamaan penelitian yang

dilakukan oleh Lita adalah sama-sama penelitian pengembangan, media

pembelajaran yang dikembangkan berbentuk modul, dan menggunakan aplikasi

Adobe Flash.Sedangkan perbedaannya terletak pada prosedur pengembangannya

yang menggunakan ADDIE dan terdapat variabel terikat yaitu Motivasi Belajar

sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti tidak terdapat variabel terikat.

Yuni Eka Fitrianingsih (2017) dalam penelitian yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif pada Materi Jurnal

Penyesuaian di Kelas XI IPS SMAN Gedangan”. Hasil dari penelitian ini

disimpulkanbahwa hasil penilaian ahli materi sebesar 84,34% dan validasi dari

ahli media sebesar 95,40% yang menunjukkan bahwa media pembelajaran CD

interaktif tersebut layak untuk digunakan, hasil respon siswa terhadap media

pembelajaran CD interaktif mendapatkan persentase sebesar 85% yang

menunjukkan bahwa media pembelajaran CD interaktif tersebut baik digunakan

untuk siswa. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Yuni adalah sama-sama

penelitian pengembangan dengan prosedur pengembangannya yang menggunakan


39

prosedur pengembangan Borg&Gall, media pembelajaran yang dikembangkan

adalah modul yang dikemas dalam bentuk CD, Sedangkan Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian yang dilakukan Yuniasih adalah dapat mengetahui

efektivitas penggunaan media pembelajaran.

Miasih(2017) dalam penelitian yang berjudul Pengembangan Media

PembelajaranAkuntansi Modul Interaktif berbasis Adobe Flash Kompetensi Dasar

Membuat Jurnal Penyesuaian untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas

X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Pengasih. Hasil dari penelitian ini disimpulkan

bahwa hasil penilaian oleh ahli materi mendapat nilai ratarata 4,37 dengan

kategori “Sangat Layak”, ahli media mendapat nilai ratarata 3,95 dengan kategori

“Layak”, praktisi pembelajaran Akuntansi 4,29 dengan kategori “Sangat Layak”,

dan pendapat siswa 4,31 dengan kategori “Sangat Layak”. Selain itu modul

interaktif berbasis Adobe Flash juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih. Terbukti dengan peningkatan

sebelum dan setelah menggunakan modul interaktif berbasis Adobe Flash sebesar

2,68 kategori “Sedang”

menjadi 3,58 kategori “Sangat Tinggi”. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh

Emiasih adalah sama-sama penelitian pengembangan, media pembelajaran yang

dikembangkan berbentuk modul, dan menggunakan aplikasi Adobe Flash.

Sedangkan perbedaannya terletak pada prosedur pengembangannya yang

menggunakan ADDIE dan terdapat variabel terikat

yaitu Motivasi Belajar sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti tidak

terdapat variabel terikat.


40

2.4 Kerangka Berpikir

Permasalahan yang ada pada jaringan Komputer adalah penguasaan

konsep konsep dalam setting peralatan jaringan Komputer di kalangan user masih

rendah yang menyebabkan kesalahan setting pada peralatan jaringan Komputer.

Dalam memahami konsep, user perlu mengetahui dasar-dasar pengoperasian

peralatan jaringan Komputer dalam kegiatan networking. Semakin banyak user

yang memahami tentang konsep dasar pengoperasian peralatan jaringan komputer,

maka tingkat kesalahan setting akan semakin berkurang. Jaringan Komputer tidak

dapat hanya dijelaskan dengan ceramah saja, tetapi harus ada simulasi jaringan

Komputer dan pensettingannya untuk memperjelar dan mempermudah dalam

proses pemahaman Seiring dengan perkembangan teknologi Ilmu Pengetahuan

dan teknologi (IPTEK), lebih baik bila user menggunakan Cisco Packet Tracer

dalam mempelajari konsep jaringan Komputer. Salah satunya adalah dengan

pemanfaatan software simulasi Packet Tracer untuk pembuatan modul

CiscoPacket tracer .

Penerapan modul Cisco Packet Tracer diharapkan dapat meningkatkan

penguasaan user dalam bidang networking.Dalam meningkatkan mutu

pendidikan, para guru dewasa ini memerlukan bekal yang cukup banyak untuk

melaksanakan pendidikan dan pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang ada sekarang mendorong dunia pendidikan untuk berupaya

selalu memperbaharui dan mamanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.

Hal ini diwujudkan oleh sekolah dengan memfasilitasi kegiatan pembelajaran

dengan alat-alat berbasis teknologi yang dapat menunjang proses pembelajaran.


41

Namun ketika sekolah telah memfasilitasi alat-alat berbasis teknologi

tersebut, dalam praktiknya alat-alat yang telah disediakan belum dimanfaatkan

secara optimal.Dalam pembelajaran cara mengajar guru masih monoton dari tahun

ke tahun belum memanfaatkan fasilitas berbasis teknologi yang disediakan

sekolah secara optimal. Proses pembelajaran tidak efisien waktu. Materi Jaringan

Komputer. sulit dipahami karena guru masih menerapkan metode ceramah dan

masih menggunakan buku LKS untuk memberikan catatatn dipapan tulis , itu

membuat siswa merasa bosan dan banyak siswa yang nantinya tidak mencatat atau

bisa saja siswa kehilangan buku catatan atau bukunya basah dan sobek.

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu adanya pemanfaatan media pembelajaran

yang variatif sehingga dapat membantu guru dalam proses pembelajaran yaitu

dengan Pengembangan Media Pembelajaran Modul Cisco Packet Tracer berbasis

Adobe Flash yang dapat mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

Pengembangan media pembelajaran berupa modul Cisco Packet Tracer ini berisi

materi, soal-soal yang dikemas sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh

siswa.

pengembangan media pembelajaran berupa modul Cisco Packet

tracer.Modul tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran berupa Modul

Cisco Packer Tracer dapat diterima oleh guru dan siswa dengan baik. Diharapkan

Media Pembelajaran Modul Cisco Packet Tracer dapat membantu guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran dan dapat memudahkan siswa dalam belajar

serta mempelajari materi yang diberikan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
42

MASALAH

Proses pembaharuan pembelajaran yang monoton sehingga


memanfaatkan teknologi yang telah di sediakan sekolah.

SOLUSI

Perlu adanya sebuah pengembangan modul Cisco packet tracer


karena memanfaatkan teknologi yang disediakan sekolah.

PRODUK YANG DIHASILKAN

Pengembangan modul Cisco Packet Tracer kelas XI di SMK


Muhammadiyah aimas,mata pelajaran jaringan computer.

Gambar 2.1.Alur Kerangka Berpikir


43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Jenis penelitian pada pengembangan modul Cisco Packet Tracer di

SMKMuhammadiya aimas kelas XI pada mata pelajaran Jaringan

Komputer.menggunakan jenis penelitian ADDIE ( Analysis-Design-Development-

Implementation-Evaluation ) merupakan pengembangan intruksional yang

mempunyai langkah-langkah untuk mengembangkan sebuah produk yang

nantinya mempermudah dalam proses pembelajaran ( Anwar Muthohari,2016).

Analysis

Implementasi Evaluate Desing


44

Development

Gambar 3.1 alur tahapan penelitian ADDIE

Model pengembangan yang digunakan adalah adalah model pengembangan

ADDIE.Pemilihan model ini didasari atas beberapa pertimbangan.Pertama, model

ADDIE disajikan secara sederhana dan sistematik.Tahap-tahapan dalam model ini

sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya.

Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis, membuat model

ADDIE sangat mudah dipelajari oleh pengembang. Kedua, model ADDIE relevan

dalam pengembangan sebuah modul (Nasohah et al, 2018). Ketiga, hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengembangan dengan menggunakan model

ADDIE, menghasilkan produk dan pembelajaran yang berkualitas. Seperti yang

dikemukakan Martins, Hoskins, Brooks, dan Bennett (2017) bahwa produk modul

cisco packet tracer yang dikembangkan dengan model ADDIE hasilnya terbukti

bermanfaat dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal sama dikemukakan

oleh Azimi, Ahmadigol dan Rastegarpour (2016), siswa yang dilatih dengan

mengikuti model ADDIE memperoleh nilai kinerja yang tinggi dibandingkan

dengan metode tradisional. Ini berarti pengembangan produk yang mengikuti

langkah-langkah sistematismodel ADDIE, menuntun pengembang untuk

menciptakan produk yang berkualitas dan bermanfaat. Model ADDIE terdiri atas

5 (lima) langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3)

pengembangan (development), (4) implementasi (implementation) dan (5)


45

evaluasi (evaluation). Ringkasan kegiatan penelitian pengembangan

divisualisasikan.

3.2 Tahapan Pengembangan ADDIE

Berikut penjabaran kelima tahapan-tahapan model pengembangan ADDIE:

1.Analysis (Analisis)

Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan

dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis

kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas

(task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa

karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi

kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan. Pada tahap ini

membagi fase menjadi tiga segmen yaitu: analisis pebelajar,

analisis pembelajaran (termasuk maksud dan tujuan pembelajaran), dan

analisis media pengiriman online.

Kegiatan pada tahap analisis untuk menentukan komponen yang diperlukan

untuk tahap pembangunan selanjutnya yaitu: (1) menentukan karakteristik


46

pebelajar; (2) menganalisis kebutuhan pebelajar dalam pembelajaran; (3)

membuat peta konsep berdasarkan penelitian awal. Dilanjutkan dengan

merancang flow chart memberikan arah yang jelas untuk produksi produk; (4)

menentukan jenis media yang akan dikembangkan; (5) menganalisis kendala yang

ditemukan; (6) merancang assessment untuk menguji kompetensi pebelajar.

Akurasi dalam menyelesaikan tugas, lembar kerja, kuis, dll; (7) menganalisis

perbedaan antara kelas web dan regular; dan (8) mempertimbangkan pedagogis

online.Verbal, visual, taktis, auditori, dll.

2.Design (Rancangan)

Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blue print).

Tahapan yang perlu dilaksanakan pada proses rancangan yaitu: pertama

merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable,

dan realistic). Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat harusnya

seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan

kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling

relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain,

semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa

seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue

print yang jelas dan rinci.

Data yang diperoleh untuk pembelajaran TIK berupa silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP selanjutnya dikembangkan


47

sebagai panduan untuk menyusun bahan ajar yang akan dimuat dalam produk

pengembangan.

3.Development (Pengembangan)

Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain tadi menjadi

kenyataan. Pada tahap ini dikembangkan e-learning mata pelajaran TIK yang

berbasis web. Hal pertama yang dilakukan dalam pengembangan produk adalah

menganalisis pengguna sistem dan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan pengguna

dan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan pengguna pada sistem.Pengguna sistem

adalah administrator, guru, dan siswa. Karena media yang dikembangkan berbasis

blog, akan membuka kesempatan bagi pengguna umum untuk ikut mengakses.

Administrator adalah pengguna yang paling tinggi hak untuk mengakses

media.Administrator bisa membuat kategori, mengorganisasi isi, mengorganisasi

mata pelajaran, mengorganisasi guru mata pelajaran, memilih dan mengubah

tampilan. Guru memiliki tugas untuk meng-upload materi, memberikan tugas,

menilai tugas, dan memantau perkembangan pembelajaran siswa. Siswa dapat

melihat materi, meng-upload tugas, berdiskusi dalam forum.Pengguna umum

hanya dapat melihat materi.

4.Implementation (Implementasi)

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran

yang dikembangkan.Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan di-

instal atau di-setting sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar

bisa diimplementasikan.Tahap implementasi pada penelitian ini, dilaksanakan


48

dengan menguji cobakan media secara langsung. Uji coba media dilaksanakan

sebanyak dua tahap yaitu: tahap pertama uji validitas oleh ahli isi mata pelajaran,

ahli media pembelajaran, ahli desain pembelajaran. Tahap kedua uji kepraktisan

oleh kelompok perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, dan guru mata

pelajaran teknologi informasi dan komunikasi. Hasil dari uji coba ini dijadikan

landasan untuk melaksanakan tahap evaluasi.

5.Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi pada penelitian ini dilaksanakan sampai evaluasi formatif

bertujuan untuk kebutuhan revisi. Berdasarkan hasil review para ahli dan uji coba

lapangan yang sudah dilakukan pada tahap implementasi selanjutnya dilakukan

dua tahap analisis data yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data

kualitatif dipergunakan untuk mengolah data berupa masukan, kritik dan saran

dari ahli dan uji lapangan untuk selanjutkan dilakukan revisi bertahap untuk

pengembangan media menjadi lebih baik.Sedangkan analisis data kuantitatif

diperoleh dari penilaian responden dalam bentuk angka pada angket yang

diberikan.Semua tahapan evaluasi ini bertujuan untuk kelayakan produk

akhir.Layak dari segi isi, desain dan user friendly.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan Modul Cisco Packet tracer mengacu pada

langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg & Gall ( 2016:775) dalam

penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan dari produk dan materi pelajaran

yang dikembangkan yaitu ;


49

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan . analisis kebutuhan

dilakukan dengan observasi kelas XI SMK Muhammadiyah Aimas Kab.Sorong.

tahap ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kondisi sesungguhnya

yang terjadi dilapangan sehingga diperoleh informasi tentang penggunaan

kebutuhan Modul dalam pembelajaran dikelas . kemudian informasi yang

didapatkan dianalisis dan hasilnya digunakan sebagai acuan untuk merencanakan

pengembangan . sedangkan obsevasi merupakan kegiatan penelitian pendahuluan

untuk mengumpulkan data awal yang dijadikan dasar pengembangan.

2. Perencanaan

a. Menetapkan Tujuan

Pada tahap ini ditetapkan tujuan pengembangan produk. Tujuan

pengembangan produk ditetapkan berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yaitu

untuk mengembangan produk yang sesuai kebutuhan di kelas XI SMK

Muhammadiyah Aimas Kab.sorong .

b. Menetapkan Materi

Pada tahap ini ditentunkan materi yang akan dikembangkan dalam produk.

Materi ditentukan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan yaitu

materi Jaringan Komputer.

c. Menyusun Instrumen Penilaian Modul

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau

kuesioner yang digunakan untuk menilai kelayakan dari produk yang


50

dikembangkan . Instrumen disusun dengan skala 4 serta dilengkapi lembar

komentar/saran.

3. Pengembangan bentuk Awal Produk

Pengembangan produk awal merupaka draf kasar dari produk yang akan

dibuat pada tahap ini produk Modul Cisco Packet Tracer berbasi Adobe Flash

dikembangkan sesuai hasil-hasil pada tahap kedua . Produk awal divalidasi oleh

ahli matei,ahli modul dan praktisi pembelajaran TKJ. Hasilnya berupa saran ,

komentar, dan masukan yang dapat digunakan sebagaidasar untuk melakukan

revisi I terhadap produk yang dikembangkan.

4. Uji Coba Perorangan

Uji coba perorangan dilakukan dengan subjek uji coba sebanyak 3 (tiga)

siswa. Selama pelaksanaan uji coba dilapangan , peneliti mengadakan

pengamatan secara insentif dan mencatat hal-hal penting yang dilakukan oleh

responden dan akan memperoleh isian dari angket beserta saran yang akan

dijadikan bahan untuk penyempurnaan produk awal tersebut .

5. Revisi Hasil Uji Coba Perorangan

Hasil uji coba perorangan berupa isian angket dan juga saran digunakan

untuk dianalisis kekurangan yang ditemui, kemudian segera melakukan perbaikan

terhadap produk atau disebut revisi II .

6. Uji Coba Kelompok Kecil


51

Meskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna , teta uji coba dan

penyempurnaan produk masih perlu dilakukan sekali lagi. Uji coba kelompok

kecil dilakukan dilakukan dengan subjek uji coba sebanyak 9 siswa. Hasil isian

dari angket beserta saran akan dijadikan bahan untuk penyempurnaan produk

tersebut.

7. Revisi Uji Coba Kelompok Kecil

Hasil uji coba kelompok kecil berupa isian angket dan juga saran

dianalisis untuk menemukan kekurangan dari produk, kemudian segera

melakukan perbaikan terhadap produk atau disebut revisi III.

8. Uji coba lapangan

Subjek uji coba lapangan dilakukan dengan subjek uji pelaksanaan satu

kelas, yang terdiri dari 20 siswa kelas XI dengan menggunakan Modul Cisco

Packet Tracer. Ini merupakan uji terakhir yang dilakukan pada siswa untuk

memperoleh isian dari angket beserta saran yang akan dijadikan bahan untuk

penyempurnaan akhir produk. Selain itu juga dilakukan pembelajaran dengan

tanpa menggunakan Modul Cisco Packet Tracer dengan subjek yang terdiri dari

28 siswa kelas XI untuk diketahui bagaimana keefektifan Modul Cisco Packet

Tracer.
52

9. Revisi Produk Akhir

Hasil uji coba lapangan berupa isian angket dan juga akan diguna- 59 kan

untuk analisis revisi IV kemudian dapat diketahui kelayakan dari produk Modul

Cisco Packet Tracer yang dikembangkan, sehingga akan diperoleh produk final.

Hasil belajar siswa yang telah diperoleh digunakan untuk mengetahui keefektifan

Modul Cisco Packet Tracer .

10. Produk Akhir dan Penyebaran

Produk akhir yang dihasilkan yang berupa Modul Cisco Packet Tracer

pada mata pelajaran jaringan computer berdasarkan uji coba lapangan. Produk

akhir ini kemudian diberikan atau disebarkan kepada sekolah yang bersangkutan.

3.9 Prosedur perancangan Modul

3.10.1 Flowchart
53

3.10 Interface

3.11.1 Interface Halaman Pembuka


54

Halaman pembuka ketika modul dijalankan .tampilan diawali dengan teks

“jurusan pendidikan teknologi informasi” yang keluar perhuruf , animasi ini

dibuat menggunakan animasi frame by frame kemudian teks “jurusan pendidikan

teknologi informasi “ menghilang perhuruf . tampilan berikutnya muncul gambar

logo UNIMUDA secara perlahan, animasi ini dibunat menggunakan animasi

masking diikuti dengan munculnya teks “identitas peneliti” secara perlahan yang

dibuat menggunakan animasi masking .

1.11.1 Interface Halaman Awal


55

Hamalan awal muncul setelah tampilan pembuka.pada halaman awal

terdapat gambar dan judul Modul cisco packet tracer. Jika di klik halamn

modulnya maka akan masuk ke halaman home,menggunakan animasi masking.

Tombol bantuan berisi petunjuk mengenai symbol dan fungsi yang terdapat pada

Modul.

3.11.3 Interface Halaman Menu


56

Halaman Menu muncul ketika tombol masuk diklik. Pada bagian kiri

menu kompetensi ,terdapat judul materi yang dibuat menggunakan animasi

masking. Pada bagian kanan atas terdapat 3 tombol yaitu : tombol minimize yang

berfungsi memperkecil tulisan ukuran layar,(fullscreen); tombol petunjuk

berfungsi menampilkan petunjuk dan tombol keluar berfungsi untuk keluar dari

program. Pada bagian tengah terdapat animasi teks ucapan selamat datang dan

tampilan tentang modul cisco packet tracer yang di kembangkan, yang dibuat

menggunakan animasi masking.

3.10.1 Interface Halaman Kompetensi


57

Hamalan kompetensi muncuk ketikan tombol halaman kompetensi diklik.

Pada halaman kompetensi terdapat menu-menu pilihan : materi, evaluasi,pustaka

dan profil. Pada bagian tengah halam kompetensi terdapat penjelasan tentang

standar kompetensi dan kompetensi standar.

3.10.2 Interface Halaman Materi


58

Halaman materi muncul ketikan tombol materi diklik. Halaman materi ini

berisi tentang peta konsep meter modul cisco packet tracer. Dikanan bawah

terdapat tombol next and previous jika diklik akan masuk ke materi selanjutnya.

3.11.6 Interface Halaman Evaluasi


59

Halaman evaluasi muncul ketika pengguna mengklik tombol evaluasi yang

terdapat pada menu home , pada halaman evaluasi terdapat soal pilihan benar dan

salah , jika jawaban pengguna benar maka akan menuju ke soal berikutnya , tetapi

jika jawaban salah maka akan menuju ke halaman jawaban yang salah.

3.10.3 Interface Halaman Pustaka


60

Halaman daftar pustaka muncul ketika tombol pustaka diklik. Pada menu

ini terdapat rincian daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan materi dalam

pembuatan modul. Pada menu daftar pustaka bagian kanan terdapat tombol

keluar yang berfungsi untuk keluar dari menu daftar pustaka.

3.11.8 Interface Halaman Profil


61

Halaman profil muncul ketika tombol profik diklik. Pada menu ini

terdapat biodata identitas peneliti pengembangan modul. Pada menu profil bagian

kanan atas terdapat tombol keluar yang berfungsi untuk menutup menu profil.

3.8.3 Instrument Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti melakukan 4 metode pengumpulan data agar

mendapatkan informasi yang jelas. Pada objek penelitian 4 metode pengumpulan

data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Observasi
62

sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung dengan mendatangi lingkungan penelitian.Pada tahapan ini peneliti

melakukan observasi secara langsung dengan mendatangi objek penelitian

(Sekolah Smk Muhammadiyah Aimas) dalam rangka untuk mengetahui lebih

spesifik mengenai lokasi objek penelitian serta memastikan data yang didapatkan

dari hasil wawancara sesuai yang dengan ada dilapangan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dalam studi awal untuk mengumpulkan data yang

berfungsi menemukan suatu permasalahan ( Sugiyono, 2017:194). Jenis

wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu

kegiatan wawancara yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara.

Namun pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa pertanyaanpertanyaan

secara garis besar tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara dalam penelitian

ini dilakukan kepada Siswa-siswi SMK Muhammadiyah Aimas Kls XI.

3. Angket atau Kuesioner

Angket atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir –

formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diaujukan secara tertulis pada

seorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan

informasi yang diperlukan oleh peneliti Mardalis (2016:66) peneliti ini

menggunakan angket atau kuesioner , daftar pertanyaan dibuat secara berstruktur


63

dan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions) dan

pertanyaan terbuka ( open questions ). Metode ini digunakan untuk memperoleh

data tentang prepsesi desain interior dan responden.Mencari informasi perihal

teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber/literature

seperti buku, jurnal, dsb.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini dimaksud untuk memperoleh data

dengan cara dokumentasi, yaitu memepelajari dokumen yang berkaitan dengan

seluruh data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi dari asal kata

dokumen yang artinya barang- barang tertulis .dilam melaksanakan dokumentasi,

penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti Buku-buku cetak,serta

Dokumen lain dalam.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar lebih mudah dan sistematis.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan 60 dalam penelitian ini adalah

kuesioner/angket. Menurut Sugiyono (2017: 199) kuesioner/angket merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Instrumen

kelayakan yang digunakan dalam media pembelajaran ini menggunakan skala

Likert. Sukardi (2018: 146-147) mengungkapkan untuk menskor skala kategori

Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1,

untuk empat pilihan pernyataan positif. Tanggapan responden pada penelitian ini
64

adalah dinyatakan dalam bentuk rentang jawaban: 1) Sangat Baik; 2) Baik; 3)

Kurang Baik; 4) Tidak Baik. Sukardi (2018: 147) mengungkapkan peneliti juga

dapat menggunakan pilihan ganjil misalnya 5, 4, 3, 2, 1. Berdasarkan kepada

pengalaman di masyarakat Indonesia, ada kecenderungan seseorang atau

responden memberikan pilihan jawaban pada kategori tengah karena alasan

kemanusiaan. Tetapi jika seandainya semua responden memilih pada kategori

tengah, maka peneliti tidak memperoleh informasi pasti. Untuk mengatasi

hal ini, para peneliti dianjurkan membuat tes skala Likert dengan menggunakan

kategori pilihan genap empat. Instrumen angket pada penelitian pengembangan ini

digunakan untuk memperoleh data dari ahli materi, ahli media, praktisi

pembelajaran TKJ dan siswa sebagai bahan evaluasi produk yang dikembangkan.

Berikut ini kisi-kisi untuk menilai kualitas Modul Cisco Packet Tracer :

a. Instrumen ahli materi

Digunakan untuk memperoleh data berupa kualitas produk ditinjau dari

aspek materi, aspek soal, aspek bahasa, dan aspek keterlaksanaan.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi

No Indikator No Butir

Aspek Materi
65

1 Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran 1,2,3

2 Sistematis, runtut, alur logika jelas 4,5,6,7,

3 Kedalaman materi 8

4 Aktualisasi Materi 9 A 9

Aspek Sosial

5 Kejelasan Perumusan Soal 10

6 Kejelaskan Petunjuk Pengerjaan 11

7 Variasi Soal 12

8 Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran 13

9 Kebenaran Konsep Soal 14,15

Aspek Bahasa

10 Bahasa yang digunakan komunikatif 16

11 Istilah dan pernyataan yang digunakan tepat dan sesuai 17

Aspek Keterlaksaaan

12 Pemberian motivasi belajar 18,19

13 Interaktivitas 20

b. Instrumen ahli media

Digunakan untuk memperoleh data berupa kualitas aspek rekayasa

perangkat lunak dan aspek komunikasi visual.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media

No Indikator No.Butir

Aspek Rekayasa Perangkat Lunak


66

1 Efektif dan Efesien pengginaan sumber daya 1,2

2 Reabilitas Modul 3,4

3 Kompatobilitas Modul 5,6

4 Pemaketan Program Modul 7,8

5 Dokumentasi Program Modul 9,10,11

6 Utibilitas Media 12

c. Instrumen untuk praktisi pembelajaran Jaringan Komputer

Digunakan untuk memperoleh data kualitas ditinjau dari aspek rekayasa

perangkat lunak, desain pembelajaran .

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen untuk pembelajaran Jaringan Komputer

No Indikator No.Butir

Aspek Rekayasa Perangkat lunak

1 Reabilitas modul 1,2

2 Pemekatan yang terpadu 3,4

3 Kelengkapan dokumentasi 5,6

Aspek Desain Pembelajaran


67

4 Kejelasan perumusun tujuan pembelajaran 7,8,9

5 Sistematis,runtut,alur logika jelas 10,11,12

6 Umpan balik terhadap hasil evaluasi 13

7 Konsistensi soal dengan tujuan 14,1516

8 Pemebrian motivasi belajar 17

9 Penggunaan Bahasa 18

d. Instrumen untuk siswa

Digunakan untuk memperoleh data dalam menganalisis ketepatan

materi dan daya tarik terhadap Modul pembelajaran yang diberikan

kepada siswa.

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen untuk Siswa

No Indikator No.Butir

Aspek rekayasa perangkat lunak

1 Pemaketan yang terpadu 1

2 Kelenkapan dokumentasi 2

3 Reabilitas Modul 3

Aspek Desain Pembelajaran


68

4 Keruntutan peyajian materi 4

5 Penggunaan bahasa 5

6 Pemebrian motivasii belajar 6

7 Kejelasan alur logika 7

8 Ketepatan alat evaluasi 8

9 Ikon Navigasi 12,13

10 Animasi 14,15

11 Kreatif 16

3.9 Analisis Data

Data yang berasal dari angket berupa saran dan komentar dari ahli materi,

ahli media, dan siswa dirangkum dan disimpulkan. Data tersebut kemudian

dijadikan rujukan untuk melakukan revisi terhadap produk Modul Cisco Packet

Tracer yang dikembangkan.

1. Menilai Kelayakan Modul Cisco Packet Tracer

Data-data kuantitatif yang diperoleh dari penilaian angket oleh ahli

materi, ahli media, guru dan juga siswa kemudian dianalisis dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengubah hasil penilaian dalam bentuk kualitatif menjadi kuantitatif


69

dengan menggunakan pedoman skala Likert sebagai berikut

Tabel 5. Pedoman pemberian skor

Keterangan Skor

Sangat Baik 4

Baik 3

Kurang Baik 2

Tidak Baik 1

Sumber : sugiyono(2016:93-94)

b. Menghitung nilai rata-rata skor tiap indikator dengan rumus:

Keterangan: X = ∑x
X = Rerata skor N

∑x = Jumlah total skor

N = Jumlah subjek uji coba

Widoyoko, (2017: 111)

c. Menganalisis skor dari data lembar penilaian untuk melihat

kecenderungan penilaian digunakan rumus sebagai berikut:

Tabel 6. Kategori penilaian kualitas Modul Pembelajaran

No Kategori Rentang Nilai

1 Sangat Baik X ≥ Mi + (1,5 x SDi) A

2 Baik Mi ≤ x < Mi + (1,5 x SDi) B

3 Kurang Baik Mi – (1,5 x SDi) ≤ x < Mi C


70

4 Sangat Kurang X < Mi – 1,5 (SDi) D

baik

(Sumber: Syaban, 2017: 17)

Keterangan:

Mi = Mean Ideal

= ½ (Skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SDi = Standar Deviasi

= 1/6 (Skor tertinggi ideal – skor terendar ideal)

d. Menghitung pedoman konversi rentang standar kualitas Modul

pembelajaran berdasarkan tabel kategori penilaian kualitas Modul

Pembelajaran dari setiap aspek secara rata-rata yaitu sebagai berikut:

Tabel 7. Pedoman konverensi rentang standar Kualitas Modul.

No Rentang Kategori Nilai

1 X ≥ 3,25 Sangat Baik A

2 2,5 ≤ x < 3,25 Baik B

3 1,75 ≤ x < 2,5 Kurang Baik C

4 X < 1,75 Sangat Kurang Baik D


71

e. Menentukan nilai keseluruhan Modul Cisco Packet Tracer

menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian. Penilaian

penelitian ini, ditentukan dengan kategori minimal Baik. Jadi jika hasil penilaian

oleh ahli materi, ahli media, praktisi pembelajaran dan siswa rata-rata hasilnya

adalah Baik, maka produk Modul .Cisco Packet Tracer ini layak untuk digunakan

dalam pembelajaran Jaringan Komputer.

2. Mengetahui Efektifitas Penggunaan Modul Cisco Packet Tracer

Efektifitas pengginaan Modul Cisco Packet Tracer berbasis Adobe Flash

pada Mata pelajaran Jaringan Komputer di SMK Muhammadiyah Aimas Kls XI

dapat diketahui dengan melakukan eksperimen, yaitu membandingkan rata-rata

hasil belajar siswa yang menggunakan Modul dengan siswa yang tidak

menggunakan Modul. Hal yang dibandingkan adalah hasil belajar jaringan

komputerpada aspek kognitif. Pelaksanaan penelitian lapangan di kelas XI SMK

Muhammadiyah Aimas untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan memakai

Modul Cisco Packet Tracer berbasis Adobe Flash untuk mengetahui hasil belajar

siswa dengan tidak memakai Modul Cisco Packet Tracer. Hasil belajar siswa

diperoleh dari nilai pretest-posttest yang diberikan sebelum dan sesudah

pembelajaran.

Analisis terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif juga dilakukan

dengan menghitung gain score. Perhitungan dalam analisis data menggunakan

gain score dilakukan dengan cara sebagai berikut:


72

a. Menghitung hasil belajar siswa terhadap masing-masing siswa dengan

rumus:

<g> = skor posttes-pretest


Skor maksimum -pretest
Hake (, 2016: 1)

b. Menentukan kriteria peningkatan nilai kognitif berdasarkan kriteria

pada tabel berikut.

Tabel 8. Kriteria Gain Score

Nilai g Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

c. Hasil dari rata-rata nilai dan hasil dari gain score dapat menunjukkan

bagaimana perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan dan tidak

menggunakan Modul Cisco Packet Tracer .Apabila hasil dari rata-rata nilai dan

hasil dari gain score siswa yang memakai sama / lebih besar dari pada yang tidak

memakai maka modul dapat dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran dan

apabila hasil dari rata-rata nilai dan hasil dari gain score siswa yang memakai

lebih kecil dari pada yang tidak memakai maka modul dapat dikatakan kurang

efektif digunakan dalam pembelajaran.


73

DAFTAR PUSTAKA

Syahir dan Susilawati.(2016) pengembanga modul pembelajaran Matematika

Siswa Smp – vol.01, No.02 tahun 2016

Susilo, Agus . 2016. Pembelajaran, Media dan Tik .Yogyakarta : K-Media


74

Syaugi,Khusni.2020.Pengembangan media pembelajaran Modul interaktif las

Busur manual di Smk Negri 1 sedayu. Artikel pada Universitas negri

Yogyakarta

Tanzeh,Ahmed . 2016 manfaat praktis dan teoritis.Yogyakarta :Teras.

https:smkmudasorong.sch.id

Dayanto. 2019. Menyususn Modul. Yogyakarta: Gava Media.

Arikunto,Ssuharsimi 2016. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Mahmud .2018. Metode penelitian .Bandung : CV Pustaka Setia .

Meleong,Lexy J. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Resdakarya.

https://id.m.wikipedia.org

wawancara, dokumentasi. Yogyakarta: Teras(2016)

Ariawal,Dian&W Purbo,Ono.2016. Simulasi jaringan computer dengan cisco

packet tracer,Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sofana,Iwan.2017. Komputer jaringan untuk pemula.Jakarta : DAN IDEA.

Setiawan,Cheti.2018. Cisco CCNA & Jaringan computer, Jakarta:informatika.

Ahmad .2018.Short Course Adobe Flash. Yogyakarta: Wahana Komputer.

Agung Leo. 2016 . Mahir Dalam 7 Hari Adobe Flash CS6 . Yogyakarta: C,V Andi

Offset.
75

Aaoran Jibril. 2016.Jurus kilat jago Adobe Flash. Bekasi: Dunia Komputer.

Azhar Arsyad.2018.Media pemebelajaran.jakarta: Rajawali pers.

Nurohma, Hanif.(2016) pembuatan modul praktik jaringan komputer berbasis

packet tracer 5.2. skripsi tidak diterbitkan . Yogyakarta :Universitas Negri

Yogyakarta.

Putradianto, Adipta.(2019). Perancangan dan simulasi jaringan virtual wide are

network untuk private server dengan packet tracer 6.01. skripsi tidak

diterbitkan Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahayu, Maya. (2017) aplikasi cisco packet tracer sebagai media pembelajaran

dasar jaringan computer dalam konteks blended learning .skripsi tidak

diterbitkan Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia .

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 15, No, 2 Juli 2018,Hal : 195.

Jurnal Nasional Pendididikan Teknik Informatika : Janapati 9(2), 228-242,2020

Jurnal Pendidikan : Teori Penelitian dan pengembangan (1)3,399-408,2017.

Jurnal teknologi pendidikan 20(1),43-59,2018

Jurnal Pendidikan : teori, penelitian dan pengembangan 2(8), 1054-1059,2017

Rahmaibu, Faruda Hasna.(2016) . pengenbangan media pembelajaran berbasis

multi media dengan menggunkan adobe flash untuk emningkatkan hasil

belajar pkn. Skrpsi tidak diterbitkan.Semarang : Universitas Negeri

semarang .
76

Saputro, Budiyono.(2017) menejemen penelitian pengembangan (Research &

Development) bagi penyususn tesis dan disertasi. Yogyakarta : Aswaja

Pressindo.

Sugiyono.(2016). Statistika untuk penelitian . Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2016). Metode penelitian dan pengembangan.Bandung : Alfabeta.

Sugiyono.(2017).Metode penelitian pendidika. Bandung: Alfabeta.

Nurrita, Teni.(2018) penegmbangan media pembelajara utuk meningkatkan hasil

belajar siswa . Journal of Physic: Misykat Vol 03.No 01.

Heri.(2020) MEDIA PEMBELAJARAN: Pengertian,Fungsi,Manfaat,Jenis,-

jenis&Contoh https://salamadian.com/pengertian-media-pembelajaran/,

diakses pada tanggal 10 januari 2021 pukul 20:54.

Mahenra,Beni&Fetry Yeni.(2020). Pemngembangan media pembelajaran

interaktif berbasis aplikasi cisco packet tracer pada mata pelajaran

administrasi inftastkutur jaringan Di SMK . padang : Inovtech Vol.II.No 1.

D.(2016) Defenisi dan Kelebihan,Kekurangan Cisco Packet Tracer.

https://denizarc.wordpress.com/2016/01/13/defenisi-dan-

kelebihankekurangan-cisco-packet-tracer/, diakses pada tanggal 14 januari

2021 pukul 13.00.

Ginanjar,Anton.(2017). Pengembangan media pembelajran modul interaktif mata

kuliah pemindahan tanah mekanik .Surakarta : Universitas sebelas maret.


77

Jurnal Curere 5(1),39-50, 2021

Juurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : Janapati 9(2), 228-242,,2020.

Jurna pendidikan teknologi elektronik 1(1) ,62-66,2020

Jurnal mahasiswa teknologi pendidikan 5(3), 2016

Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Nomor 1 (2019) : 1 - 8

(JurnalHasrul, Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3;

2011:Vol.3:No.2)

(JurnalRahman Rosyidi, Abdul Jahir, Rancang Bangun Media Pengenalan

Susunan TataSurya; 2014: Vol. 7:No.2)

Anda mungkin juga menyukai