Anda di halaman 1dari 8

Rendahnya Motivasi Belajar Peserta Didik Terhadap Ilmu Ekonomi yang

Dinilai Sulit dan Metode Pembelajaran yang Monoton

Miftakhul Umi Nadziru


Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang
myhumairaaa@gmail.com

Abstrak : Dalam proses pembelajaran, motivasi menjadi unsur penting dan


utama untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Namun kenyataannya, masih ada
peserta didik yang memiliki motivasi rendah dalam proses pembelajaran salah satunya
pada mata pelajaran Ekonomi. Kondisi ini seringkali disebabkan karena guru dalam
memberikan materi cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan penampilan
slide LCD yang dianggap membosankan. Metode pembelajaran yang tidak efektif akan
menumbuhkan sikap acuh, apatis, serta berkurangnya minat dan motivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran Ekonomi. Maka dalam hal ini, diperlukan pembenahan metode
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik seperti Problem
Based Learning (PBL) tipe Jigsaw, mind mapping, masyarakat belajar (learning
community), permainan, dan metode Team Games Tournament (TGT). Metode-metode
ini dipilih karena dipercaya mampu membawa atmosfer pembelajaran di kelas menjadi
lebih hidup, dan atraktif. Serta dianggap mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dan
meningkatkan kembali motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas.

Kata kunci : rendahnya motivasi belajar siswa, metode pembelajaran monoton,


pembenahan metode pembelajaran, metode pembelajaran variatif.

PENDAHULUAN

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari tentang aktivitas manusia
yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Selain itu, ekonomi juga bisa
diartikan sebagai sebuah sistem dengan bentuk kerjasama antar manusia untuk memenuhi
kebutuhan pokok dalam kehidupan. Ilmu ekonomi ini menjadi suatu hal yang penting karena
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia sehingga setidaknya setiap individu perlu
memahami dan mempelajari ilmu ekonomi. Tidak hanya itu saja, ilmu ekonomi juga membantu
manusia dalam menentukan skala prioritas kebutuhan mengenai kebutuhan mana yang harus
diutamakan dari kebutuhan lain. Ilmu ekonomi tentu tidak terlepas dari yang namanya rumus.
Memang ilmu ekonomi merupakan ilmu yang kompleks dan luas pembahasannya. Apalagi jika itu
sudah menyangkut suatu materi yang didalamnya mengandung banyak rumus. Keberadaan rumus
inilah yang menyebabkan peserta didik menjadi kesulitan dalam proses belajar. Tidak hanya rumus
saja, tetapi juga teori-teori yang terkadang peserta didik sulit untuk memahaminya. Mereka seolah
sudah menanamkan pada diri mereka bahwa ekonomi adalah suatu hal yang sulit dan rumit.
Kondisi ini menyebabkan minat dan motivasi peserta didik menjadi menurun bahkan tidak ada.
Berdasarkan penjabaran masalah diatas, ditemukan sebuah kasus nyata mengenai
kurangnya motivasi belajar peserta didik terhadap ilmu ekonomi. Dalam permasalahan ini
ditemukan siswa yang tidak mengerjakan tugas tepat waktu, dan tidak disiplin dalam kegiatan
belajar. Kondisi ini ditandai dengan perolehan hasil belajar siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM). Kurangnya motivasi belajar ini disebabkan oleh metode
pembelajaran yang dinilai monoton sehingga menjadi suatu persoalan yang sebaiknya segera
mendapatkan penanganan serius dari guru ekonomi. Maka dari itu pada proses pelaksanaan
pembelajaran, guru dituntut harus memiliki gaya dan strategi metode pembelajaran yang variatif
dan menarik agar siswa menjadi aktif, kreatif, dan berjalan dengan optimal. Dengan pembenahan
metode pembelajaran yang dilakukan secara efektif dan efisien, diharapkan mampu mendorong
dan meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai.
Ada banyak metode pembelajaran efektif yang bisa diterapkan pada proses kegiatan
belajar mengajar. Model pembelajaran yang dinilai efektif antara lain yaitu Problem Based
Learning (PBL) tipe Jigsaw atau pembelajaran berbasis masalah, masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modelling), mind mapping, dan permainan. Metode ini dianggap mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa karena memfokuskan pembelajaran dengan memperbanyak
pengayaan materi sehingga melibatkan keaktifan seluruh siswa.
PEMBAHASAN

Motivasi

Menurut Mulyasa (2003: 112), motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Perubahan energi dalam diri
seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, dengan segala upaya yang
dapat ia lakukan untuk mencapainya (Winardi, 2007: 31).

Membahas mengenai motivasi, semua orang sangat memerlukan dalam hal psikologis.
Sama halnya dengan siswa. Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi
pencapaian kinerja atau prestasi belajar siswa. Dalam konteks ini, tentu saja menjadi tugas dan
kewajiban guru untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswanya,
mencari cara meningkatkan semangat belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan
memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Meningkatkan motivasi belajar penting
dilakukan terutama pada mata pelajaran yang kurang diminati oleh peserta didik, misalnya
pembelajaran Ekonomi.
Penyebab Kurangnya Motivasi Belajar Peserta Didik

Ilmu ekonomi sebagai ilmu sosial menjadi dasar bagi setiap orang dalam bekerjasama
untuk kegiatan pemenuhan kebutuhan. Ilmu ekonomi sebagai mata pelajaran juga ikut membantu
membentuk kepribadian peserta didik menjadi seseorang yang dapat berfikir lebih kritis, rasional,
dan bijaksana. Namun sayang, dalam aspek nyata motivasi belajar peserta didik dalam mata
pelajaran ini sangat kurang. Kondisi ini dilatarbelakangi oleh siswa sendiri yang menganggap ilmu
ekonomi sebaga mata pelajaran yang sulit. Faktor lain yang juga turut berpengaruh adalah kualitas
guru atau pendidik belum memiliki empat kompetensi (profesional, pedagogik, sosial, dan
kepribadian), dan metode pembelajaran yang dianggap membosankan dan cenderung monoton.

Penguasaan Kompetensi Guru Ekonomi Masih Kurang

Kunandar (2007:40) memaparkan bahwa salah satu faktor utama yang menentukan mutu
pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas
sumber daya manusia. Kemampuan atau kompetensi merupakan hal yang penting dimiliki guru
agar dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar secara efektif dan efisien. Itulah
sebabnya mengapa guru merupakan faktor penting dan utama di dalam pembangunan. Sehingga
dalam prakteknya guru juga harus memiliki kecakapan atau kompetensi agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai sesuai yang dicita-citakan. Pada dasarnya permasalahan yang selama ini melingkupi
Ilmu Ekonomi adalah peran guru dalam pembelajaran di kelas, sehingga tujuan belum tercapai
secara maksimal dan optimal.

Dalam menjalankan tugas dan pengabdiannya, seorang guru harus memiliki kecakapan
atau kompetensi, sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan memberikan hasil yang
optimal. Wahyudi (2012: 111) memaparkan sesuai dengan Undang-Undang Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 tentang kompetensi pendidik, yaitu :
1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi profesional
3. Kompetensi sosial
4. Kompetensi kepribadian
Empat kompetensi tersebut menjadi pedoman bagi seorang pendidik khusunya Ilmu
Ekonomi. Secara umum, kendala yang sering terjadi adalah belum dimilikinya kemampuan
pedagogik oleh guru. Dimana saat proses pembelajaran di kelas guru menggunakan metode yang
monoton sehingga membuat siswa menjadi jenuh dan bosan sehingga motivasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran Ekonomi menjadi menurun.
Metode Pembelajaran yang Membosankan

Metode pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan proses belajar.


Pembelajaran sebaiknya dilaksanakan dengan cara menarik yang mampu membangkitkan minat
dan motivasi siswa untuk melaksanakan pembelajaran. Proses pembelajaran selama ini dilakukan
hanya sebatas menyampaikan konsep dan teori. Dalam hal ini guru hanya mentransfer ilmu
pengetahuan kepada siswa, sehingga siswa belajar dalam keadaan pasif, menerima apa saja yang
diberikan guru tanpa diberikan kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan yang
dibutuhkan dan diminatinya. Metode pembelajaran ini tentu tidak efektif, karena akan membuat
siswa tidak mampu memahami dan menerapkan hasil pembelajaran.
Pada pembelajaran ekonomi biasanya guru akan nenampilkan materi pada slide power
point di depan kelas dan guru menjelaskan materi kepada siswa dan siswa menulis. Setelah materi
selesai guru akan memberikan soal latihan. Sehingga peserta didik disini hanya dituntut untuk
mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru, sehingga peserta didik kurang mengembangkan
kemampuan pada dirinya. Dari banyaknya peserta didik yang ada di kelas hanya sebagian kecil
yang aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Cakupan materi yang cukup banyak membuat
siswa sulit untuk dapat memahami materi. Ditambah dengan proses pembelajaran monoton, siswa
akhirnya akan menjadi cepat jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Selama ini
strategi pembelajaran masih menjadi kendala bagi sebagian guru. Tidak sedikit dari para pendidik
yang masih menerapkan metode pembelajaran yang cenderung monoton, tidak kreatif. Hal ini
tentunya berakibat pada penurunan tingkat motivasi siswa karena siswa akan cepat merasa bosan.
karena selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah (transfer of Knowledge).
Mata Pelajaran Ekonomi yang Dianggap Sulit
Peserta didik yang akan dibentuk melalui pembelajaran ekonomi adalah peserta didik
yang mumpuni dalam menghadapi kehidupan yang akan datang yang penuh persaingan, baik di
tingkat lokal tetapi juga dengan dunia global. Dalam pembelajaran di sekolah, Ekonomi masih
dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang disenangi oleh siswa. karena dianggap sulit, kurang
menarik, dan membuat bosan para siswa. Keberhasilan atau kegagalan guru dalam membangkitkan
motivasi belajar siswa sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar yang di
kehendaki. Tanpa adanya motivasi siswa terhadap mata pelajaran Ekonomi yang di ajarkan, maka
guru harus bersiap mengalami kekecewaan, frustasi, dan makan hati ketika mengajar. Di lain
pihak, hal yang sama juga dialami oleh siswa yaitu sikap apatis, pasif, tidak memahami pokok
bahasan dan pada akhirnya hanya berorientasi pada nilai. Di sisi lain kurangnya motivasi dan
minat peserta didik dalam belajar juga disebabkan oleh faktor lain yaitu rendahnya daya ingat
siswa, rendahnya konsentrasi siswa dalam menerima dan memahami materi pembelajaran, siswa
belum menyadari sepenuhnya dari tujuan pembelajaran yang dilakukan, dan faktor teman di kelas.

Ciri-ciri Siswa yang Mengalami Penurunan Motivasi Belajar


Rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Ekonomi dapat dilihat
dari kurangnya konsentrasi siswa ketika pelajaran sedang berlangsung. Beberapa dari mereka
asyik mengobrol, bahkan ada juga yang sampai tertidur di kelas. Bermain handphone (HP) dengan
diam-diam, sehingga kondisi ini berdampak pada hasil nilai ulangan mereka. Nilai yang
didapatkan bahkan berada di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM).
Peran Guru
Efektivitas dan efisiensi belajar siswa di sekolah sangat bergantung kepada peran guru.
Tugas guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai motivator. Guru dituntut untuk dapat
mendorong anak didiknya agar senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar. Peran
seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu mata pelajarannya kepada siswa, tetapi
guru juga sebagai motivator bagi siswa agar memiliki orientasi dalam belajar. Guru harus mampu
menumbuhkan dan merangsang semua potensi yang terdapat pada siswanya agar mereka dapat
memanfaatkan potensinya tersebut secara tepat, sehingga siswa dapat belajar dengan tekun untuk
mencapai cita-cita yang diinginkan.
Dalam mengatasi persoalan rendahnya motivasi belajar peserta didik, guru diharapkan
mampu menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar siswa mampu
meningkatkan kemauan dan selalu termotivasi untuk giat belajar. Untuk itu agar mendapatkan
hasil pembelajaran yang baik, maka pembelajaran harus direncanakan dengan baik dan seksama,
karena tanpa rencana yang baik maka pembelajaran tidak akan mempunyai arah yang jelas.
Perencanaan pembelajaran oleh guru dapat dimulai dari strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Hubungan antara strategi, tujuan, dan metode
pembelajaran merupakan suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan
pembelajaran, dan perumusan tujuan yang kemudian di implementasikan ke dalam berbagai
metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dengan adanya
perencanaan yang terarah, akan membuat siswa menjadi lebih jelas dan paham dalam menerima
materi yang disampaikan.
Solusi
Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Ilmu
Ekonomi ada banyak pilihan metode pembelajaran yang menjadi alternatif penyelesaian masalah.
Metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru antara lain adalah Problem Based Learning
(PBL) tipe Jigsaw, mind mapping, masyarakat belajar (learning community), permainan, dan
Metode Team Games Tournament (TGT).

- Problem Based Learning (PBL) tipe Jigsaw


Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah
adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana peserta
didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu
loncatan untuk investigasi dan penyelidikan serta laporan akhir (Arends: 2008). Dengan demikian
peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan
keterampilan berfikir kritis.
Pembelajaran berbasih masalah atau PBL tipe Jigsaw ini menekankan pada guru untuk
bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas. Sementara, siswa diberikan kesempatan untuk
terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan hasil yang optimal. Strategi PBL
membantu siswa untuk meningkatkan inkuiri dan perkembangan intelektual.
- Mind Mapping
Mind Mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke secara lebih ringkas
dengan template berisi materi. Mind mapping disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran. Model
mind mapping merupakan bagian dari Active Learning yaitu sebuah model pembelajaran yang
mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Baik untuk menemukan ide pokok dari materi,
memecahkan masalah atau mengkorelasikan apa yang mereka pelajari ke dalam masalah dalam
kehidupan mereka. Mind mapping dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik yang
bersifat personal maupun kolaboratif. Dalam konteks pembelajaran, mind mapping dapat
digunakan untuk membantu siswa dalam memahami, mengorganisasikan, dan memvisualisasikan
materi serta aktivitas belajarnya secara kreatif dan atraktif. Pembelajaran dengan menggunakan
model mind mapping memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu, yaitu Maisyarah (2013).
- Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam metode pembelajaran Masyarakat Belajar (Learning Community) ini peserta didik
dituntut untuk dapat berkolaborasi atau bekerjasama dengan orang lain Pendekatan learning
community cocok untuk diterapkan dalam mata pelajaran ekonomi. Hal ini karena materi yang ada
dalam mata pelajaran Ekonomi adalah materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga
ilmu yang akan disampaikan ke siswa akan lebih tahan lama apabila siswa itu mengalami dan
merasakannya sendiri. Dengan penerapan metode pembelajaran Learning Community, siswa
menjadi terlibat langsung dan juga turut mengambil peran. Sehingga, hal itu akan membuat siswa
menjadi termotivasi untuk mengikuti pelajaran ekonomi. Dengan begitu, akan berdampak pula
terhadap hasil prestasi mereka. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai ulangan harian, saat
guru mengajukan pertanyaan, saat diadakan kuis, pre-test, dan lain-lain.
- Permainan (Games)
Game yang memiliki konten pendidikan lebih dikenal dengan istilah game edukasi. Game
edukasi merupakan alat bantu pembelajaran bagi guru yang cukup efektif dalam menyampaikan
materi sehingga tumbuh hasrat belajar peserta didik yang lebih tinggi. Game sebagai media
pembelajaran berbasis komputer akan diintegrasikan dengan materi ajar sehingga dapat digunakan
dalam proses pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran game ini, diharapkan
pembelajaran menjadi menyenangkan. Proses pembelajaran yang menyenangkan akan membuat
siswa menjadi termotivasi untuk belajar sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih efektif
dan efisien. Salah satu jenis game yang ada adalah yaitu Quiz Game
- Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan
reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung
jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi merupakan suatu hal yang penting untuk dipelajari karena berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia sehingga setidaknya setiap individu perlu memahami
dan mempelajari ilmu ekonomi. Mempelajari ekonomi juga dapat melatih seseorang agar mampu
mengatur atau mengelola nilai nominal dengan baik dan bijak. Namun kenyataannya, dalam proses
pembelajaran Ekonomi, motivasi belajar peserta didik dinilai masih rendah. Kondisi ini
disebabkan oleh metode pembelajaran yang dinilai monoton yaitu menggunakan metode ceramah
dan penampilan slide di LCD , sehingga siswa tidak merasa tertarik serta tidak memiliki motivasi
dalam mengikuti pembelajaran Ekonomi. Oleh karena itu pemilihan metode pembelajaran yang
kreatif menjadi solusi dalam pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan
menyenangkan. Guru diharapkan mampu menerapkan metode pembelajaran yang kreatif, variatif,
dan atraktif untuk meningkatkan motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran Ekonomi. Metode
pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan antara lain Problem Based Learning (PBL) tipe
Jigsaw, mind mapping, masyarakat belajar (learning community), permainan, media film, dan
Metode Team Games Tournament (TGT).
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Jakarta.


Ahmad Rondi. 2014. Pengaruh Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar terhadap Motivasi Belajar
dan Prestasi Bealajar Siswa. Skripsi. Yogyakarta: UNY
Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hendra. 2017. Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Sosiologi Kelas XI di SMA Laboratorium Malang. Skripsi.. Malang: UIN
http://etheses.uin-malang.ac.id/9264/1/13130054.pdf
Hidayah, Beta Mutiara. 2015. Pengaruh Minat Belajar, Lingkungan Keluarga dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi.
https://lib.unnes.ac.id/21157/
Kristiningtyas, Woro. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif dan Psikomotorik.
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/viewFile/1782/1146
Nurhasanah, Siti. 2016. Online. Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa.
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/00000
Santosa, Dwi Tri. 2016. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar dan Solusi
Penanganan.
Sumiati. 2012. Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa terhadap Motivasi Belajar dan Implikasinya
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi. Skripsi. Bandung: UPI
Widoyoko, Eko Putro. 2005. Kompetensi Mengajar Guru Ekonomi SMA Kabupaten Purworejo.
http://eprints.uny.ac.id/23430/4/BAB%20ll%LANJUTAN.pdf
Widyasari, Indah Ari. 2008. Online. Penggunaan Pendekatan Learning Community Dalam
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi.
Yasri, Hayyun Lathifaty. 2016. Online. Efektivitas Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi
Yulianto, Agung. 2006. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi Melalui
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Pada SMA
Negeri 11 Semarang. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/DP/article/view/473

Anda mungkin juga menyukai