Anda di halaman 1dari 8

Fenomena Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Artis

1
Cindhy Agustin Aldalia, 2 Miftakhul Umi Nadziru, 3 Sofie Firnanda Noval
Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

PENDAHULUAN
Narkotika merupakan salah satu zat yang terkandung dalam obat-obatan
legal yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Namun narkotika dapat menjadi
sebuah ancaman suatu negara apabila digunakan tidak sesuai standar yang telah di
tetapkan. Fenomena peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah m
encapai situasi yang sangat mengkhawatirkan dan mendesak. Penyalahgunaan
narkotika dapat disebut sebagai kejahatan transnasional karena tindak kejahatan t
ersebut dilakukan melewati batas negara. Pengguna narkoba di Indonesia
terbilang sangat tinggi. Hal ini disampaikan Dinnilah (2017), Ali Djohardi sebagai
Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) menurut data pada
tahun 2016, 80% warga Indonesia telah mengetahui bahaya dan jenis narkoba.
Namun, ironisnya di tingkat penyalahgunaan narkoba Indonesia masih tetap
tinggi. Penyalahgunaan narkoba telah diatur dalam Konvensi Palermo 2000 dan I
ndonesia telah meratifikasinya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah d
an menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Salah satunya
adalah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika
dan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika yang telah diperba
harui kembali dengan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Korban narkoba ini telah meluas ke berbagai lapisan masyarakat mulai dari anak
muda, pelajar, mahasiswa, artis, ibu rumah tangga, pedagang, supir angkot, anak j
alanan, pekerja, dan lain sebagainya. Meski telah mengetahui ancaman pidana,
masyarakat dengan mudahnya memperoleh narkotika, bahkan hanya dengan raci
kan sendiri yang sulit dideteksi, pabrik narkoba secara ilegal pun sudah didapati di
Indonesia Seiring dengan penggunaan yang tinggi dikalangan masyarakat
Indonesia tidak terkecuali oleh para selebritis di Indonesia telah menjadi
fenomena yang lumrah di dunia industri hiburan. Seperti kita ketahui bahwa akhir -
akhir ini banyak para pekerja Industri hiburan di Indonesia yang tertangkap sebagai
pengguna narkoba (Wibowo, 2017). Hal serupa disampaikan oleh Juru bicara Badan
Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Besar Sulistiyandriatmoko, bahwa pengedaran
narkotika di kalangan artis bagaikan fenomena gunung es. Ia menduga bahwa
tertangkapnya sejumlah artis ini hanyalah sebagian kecil dari peredaran narkotika di
kalangan artis di Indonesia.
Penggunaan narkoba kini seolah menjadi suatu trend tersendiri di kalangan
masyarakat, baik kalangan paublik figure maupun masyarakat biasa. Narkoba me
njadi sesuatu yang tak pernah berhenti menghantui siapa saja. Penyalahgunaan nar
koba ini pada hakikatnya berkaitan erat dengan peredaran gelap yang merupakan
bagian dari dunia tindak pidana internasional (Martono LH & Joana S, 2008). Sud
ah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa narkoba telah merambah ke segala la
pisan masyarakat dan kebanyakan yang menjadi target adalah tempat hiburan mal
am, daerah mahasiswa dan dunia intertainment. Penyalahgunaan narkoba di kalan
gan artis tidak dapat dipungkiri masih banyak terjadi bahkan baru-baru ini publik
sempat dibuat heboh dengan penangkapan artis yang sebelumnya tidak pernah di
duga akan terjerat kasus narkoba.
Topik penelitian tentang narkoba ini sudah banyak dibahas mulai dari kasu
s yang terjadi di kalangan remaja hingga dunia selebritis. Pada penelitian sebelum
nya yaitu Penyalahgunaan NAPZA di Dunia Entertainment (2020) oleh Sofia Zah
ara menjelaskan secara ringkas mengenai faktor para artis menggunakan narkoba.
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dalam peneliti
an ini akan dijabarkan secara kompleks alasan para artis menggunakan narkoba se
rta juga akan dipaparkan pula mengenai hubungan pengaruh globalisasi dengan fe
nomena penyalahgunaan narkoba di kalangan artis. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab artis menggunakan narkoba dan hub
ungan globalisasi dengan fenomena penyalahgunaan narkoba.

URGENSI PENELITIAN
Saat ini di Indonesia, penggunaan narkoba telah merambah ke segala lapis
an masyarakat. Penggunaan narkoba itu sudah sangat memprihatinkan, dari mulai
kalangan remaja hingga dewasa tak terkecuali pada kalangan artis juga memakai b
ermacam-macam jenis narkoba yang ilegal. Penyalahgunaan dan bahaya dari nark
oba di kalangan artis ini tidak dapat kita pungkiri masih banyak terjadi. Dilansir d
ari bnn.go.id (2020), tercatat ada belasan artis yang terjerat kasus penyalahgunaan
narkoba. Sepanjang tahun 2021, tepatnya dari bulan Januari hingga September ini
sudah ada sekitar 10 artis yang tersandung kasus hukum karena penyalahgunaan n
arkoba. Dampak juga akibat dari penyalahgunaan narkoba ini bagi kesehatan mau
pun kehidupan bangsa dan negara di masa depan tidaklah sedikit, akan banyak hal
yang harus dikorbankan karena adanya kalangan penyalahgunaan narkotika. Oleh
karena itu, penulis mengambil topik ini karena ingin mengetahui alasan artis meng
gunakan narkoba.
TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus, secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut:

1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apa
itu narkoba, jenis narkoba, bahaya pemakaian narkoba atau dampaknya da
n cara penanggulangan narkoba.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mencari faktor penyebab
penyalahgunaan narkoba di kalangan artis dan hubungan antara pengaruh
globalisasi dengan fenomena penyalahgunaan narkoba

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yakni m
emanfaatkan data yang sebelumnya sudah ada dari penelitian terdahulu. Seperti ya
ng diungkapkan oleh Mirzaqon (2017) bahwa studi kepustakaan digunakan untuk
mengumpulkan informasi maupun data dengan berbagai macam bantuan yang ada
di perpustakaan seperti dokumen, jurnal, majalah, dan lain sebagainya.
PEMBAHASAN
Narkoba dan Jenisnya
Narkotika dalam bahasa Yunani yaitu narke atau narkum yang berarti terbi
us sehingga seseorang tidak dapat merasakan apa-apa. Menurut Sitanggang (1999),
Nakotika berasal dari perkataan narcotik yang memiliki arti sesuatu yang dapat m
engilangkan rasa sakit dan nyeri serta dapat menimbulkan efek stupor atau bengon
g, obat dan bahan-bahan bius. Mardiani (2008), juga menyampaikan pendapatnya
mengenai definisi dari narkoba, menurutnya narkoba adalah obat atau suatu yang
dapat menenangkan syaraf, pembisuan, seseorang menjadi tidak sadar, menghilan
gkan rasa sakit dan nyeri, menimbulkan rasa ngantuk, dam menimblkan adiksi ata
u kecanduan, serta yang telah ditetapkan oleh Menteri kesehatan sebagai narkotika
Partodiharjo (2010), mendefinisikan narkoba sebagai obat untuk menenangkan sa
af, menidurkan, dan menghilangkan rasa sakit.

Narkoba memiliki banyak macam mulai dari bentuk, warna, dan pengaruh
terhadap tubuh. Akan tetapi, dari sekian banyak bentuk dan macamnya, narkoba
memiliki banyak persamaan, yakni bersifat adiksi, daya toleran, dan daya habitual
atau kebiasaan yang sangat tinggi. Dari ketiga sifat yang telah disebutkan itu men
yebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas dari cengekeramannya. Menurut Tan
thowi (2003), berdasarkan UU No. 22 tahun 1997 berikut ini merupakan jenis dan
golongan dari narkotba, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Narkotika Golongan I, yakni narkotika yang paling berbahaya daripada
yang lain karena daya diktifnya sangat tinggi. Biasanya narkotika golo
ngan ini digunakan untuk kegiatan penlitian serta ilmu pengetahuan. S
eperti, ganja, heroin, opium, dan morfin.
b. Narkotika Golongan II, yakni narkotika yang memiliki daya adiktif ku
at. Akan tetapi narkotika golongan ini memiliki manfaat untuk pengob
atan. Seperti, betametadol, benzepidin, dan petidin.
c. Narkotika Golongan III, yakni narkotika yang memiliki daya adiktif ya
ng lebih ringan. Akan tetapi, narkotika dalam golongan ini memiliki m
anfaat juga untuk pengobatan maupun kegiatan penelitian. Seperti, kod
ein dan segala turunannya.

Dampak dan Bahaya Narkoba


Menurut Azmiyati (2014), penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan da
ri salah satu atau beberapa jenis dari narkoba dengan cara berkala atau teratur dilu
ar indikasi medis, sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik, gangua
n spek soial, dan aspek strategis. Aspek fisik diantaranya meliputi; a) badan selalu
merasa sakit-sakitan, b) demam perut terasa sakit atau nyeri, c) persendian sakit,
d) dapat dengan mudah tertular penyakit HIV-AIDS terutama bagi mereka yang m
enggunakan Narkoba dengan jarum suntik, e) suka melakukan seks secara bebas,
f) dengan segan mereka rela menjual diri hanya untuk mendapatkan narkoba, serta
g) dapat menimbulkan ketergantungan dan berakibat fatal yakni kematian.
Untuk aspek sosial dampaknya meliputi; a) seorang pengguna narkoba aka
n menjadi sautu ancaman baik bagi keluarganta maupun orang lain karena akan m
elakukan berbagai cara seperti mencuri untuk beli narkoba, b) mengganggu keterti
ban umum dan melakukan tindakan kriminal, c) dapat menimbulkan kecelakaan la
lu lintas dan ketertiban umum. Sementara untuk aspek strategis yakni menurut Is
man, Soubar. Dkk (2010), maraknya penggunaan narkoba akan berdampak pada k
elangsungan hidup Bangsa dan Negara yakni hilangnya rasa cinta terhadap tanah a
ir dikalangan rmaja dan generasi muda, rusaknya moral, lurangnya kreativitas, pro
duktivitas, dan semangat bersaing yang pada akhirnya kan menjadi suatu ancaman
bagi ketahanan Nasional. Hal tersebut dikarenakan oleh sebagain besar generasi m
uda atau masyarakat mabuk, mental dan perilakunya rusak sehingga dapat denga
mudah ditaklukkan
Hubungan Pengaruh Globalisasi Terhadap Penyalahgunaan Narkoba
Menurut Thomas L. Friedman (2010) globalisasi memiliki dimensi
ideologi dan teknologi yaitu kapitalisme serta pasar bebas. Dimensi teknologi
diartikan sebagai teknologi informasi yang telah menyatukan dunia. Globalisasi
didefinisikan sebagai suatu proses yang memadukan kehidupan global dalam satu
lingkup ruang dan waktu melalui suatu internasionalisasi perdagangan. Era
globalisasi telah membawa berbagai kemudahan terhadap kehidupan masyarakat.
Ibarat dua mata pisau, selain membawa manfaat globalisasi juga memiliki
pengaruh buruk tersendiri bagi suatu negara. Globalisasi dipercaya sebagai salah
satu dari fenomena internasional yang berpengaruh besar terhadap hubungan antar
negara-negara di dunia. Akibat globalisasi, kehidupan masyarakat secara umum
mengalami perkembangan baik itu dalam hal sederhana maupun yang kompleks.
Perkembangan tersebut akan selalu diikuti oleh proses adaptasi atau penyesuaian
diri terhadap kemajuan lingkungan yang mana terkadang proses terjadi secara
tidak seimbang. Fenomena globalisasi diikuti dengan perkembangan IPTEK yang
pesat dimana dapat berpengaruh terhadap hubungan antar individu, antar
masyarakat serta antar bangsa semakin dekat sehingga mereka saling bergantung
dan saling memengaruhi yang kemudian pada akhirnya menciptakan suatu dunia
tanpa batas (borderless world).
Pergerakan lintas batas negara yang semakin tingi dan tanpa batas
menimbulkan suatu permasalahan baru yang juga muncul antar lintas negara yang
dikenal dengan kejahatan transnasional atau transnational crime. Sejalan dengan
hal itu, fenomena kejahatan transnasional terus berkembang dan meningkat di
berbagai belahan dunia (Cabalero, Mery:2010). Salah satu contoh dari kejahatan
transnasional yang paling krusial masa kini adalah kejahatan di bidang
penyalahgunaan narkotika karena kaitannya menyangkut masa depan generasi
suatu bangsa. John Broome (2000) mengemukakan bahwa peredaran narkotika
sebagai akibat adanya pengaruh globalisasi dapat dengan mudah menembus batas-
batas negara di dunia melalui jaringan manajemen yang rapi dan teknologi yang
canggih. Kejahatan penyalahgunaan narkotika merupakan kejahatan yang
terstruktur, memiliki jaringan yang luas serta memiliki sokongan dana yang besar
dan sudah menggunakan teknologi komunikasi yang canggih. Kemajuan IPTEK
sangat mengindikasikan komunikasi global yang terjadi relatif cepat dan menjadi
sebuah gaya hidup serta kebutuhan masyarakat modern. Akan tetapi, disamping
manfaat yang dibawa oleh kemajuan IPTEK, digunakan juga oleh kelompok-kelo
mpok yang mengambil kesempatan dari adanya arus globalisasi. Kondisi tersebut
dijadikan sebagai peluang untuk para pengedar narkotika lintas negara dapat mem
perluas jaringannyaa di berbagai negara. Kegiatan ini bahkan tidak hanya
dilakukan antar negara bahkan meliputi lintas benua. Para sindikat perdagangan n
arkotika lintas negara saat ini telah menjadi semakin cerdas dalam menjalankan str
ategi perdagangannya agar tidak terdeteksi oleh petugas keamanan yang
berwenang. Berbagai macam modus operasi yang digunakan sindikat pengedar
dan perdagangan narkotika dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknolo
gi dimana merupakan akibat dari adanya globalisasi. Globalisasi menciptakan kes
empatan terhadap siapapun untuk melakukan kegiatan perdagangan bebas termasu
k perdagangan narkotika. Globalisasi juga menciptakan adanya kelompok ataupun
organisasi yang menguasai aktifitas produksi, peredaran serta perdagangan narkoti
ka serta memiliki jaringan transnasional yang cenderung sulit untuk dideteksi keb
eradaannya oleh kepolisian atau pihak keamanan berwenang.
Kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah yang dipergunakan
sebagai jalur perdagangan narkoba ke tingkat internasional. Sebanyak 49% dari
peredaran narkoba di dunia saat ini diserap oleh pasar Asia Tenggara yang
diperoleh dari negara-negara pemasok seperti China, Iran, India, Malaysia dan
Belanda (Ma’sum, Sumarno:1987). Peredaran dan perdagangan narkotika (drugs
trafficking) merupakan isu kejahatan transnasional yang berkembang di kawasan
Asia Tenggara termasuk Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang juga
memiliki andil dalam proses globalisasi yakni turut berperan sebagai penerima
sekaligus konsumen berbagai budaya yang datang dari luar. Perlu dipahami
bahwa kebudayaan yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa mengancam
eksistensi dan integritas NKRI. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa budaya
baru dari luar tidak tersaring dengan baik oleh masyarakat bahkan mereka sudah
mengadopsi hal tersebut menjadi suatu gaya hidup. Misalnya terdapat fenomena
penyalahgunaan narkoba yang mulai tersebar di berbagai kalangan di masyarakat
Indonesia dari remaja hingga orang dewasa. Berdasarkan data dari BNN,
peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Indonesia dalam kurun waktu tertentu
ini belum mengalami penurunan bahkan terdapat tren perkembangan yang
cenderung semakin meningkat. Dari fakta tersebut, membuktikan bahwa
Indonesia merupakan pasar narkoba terbesar di Asia sehingga tidak heran
peredaran narkotika menjadi problem internasional dan lintas negara. Bisa
dikatakan bahwa fenomena peredaran dan penyalahgunaan narkotika yang
semakin marak menjadi trend adalah produk dari globalisasi sehingga dalam
upaya pemecahan masalah ini harus melibatkan semua pihak dan stakeholders
baik di dalam maupun luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA
Azmi, Novia. 2017. Pengaruh Globalisasi Terhadap Peredaran Narkotika di Asia
Tenggara Tahun 2011-2015. JOM FISIP Vol. 4 No.1 Februari 2017.
Azmiyati, SR, dkk. 2014. Gambaran penggunaan NAPZA pada anak jalanan di K
ota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS)
Broome, John. 2000. Transnational Crime in The Twenty First Century http://jour
nal.ui.ac.id/index.php/jki/artic le/view/1238/1143 Diakses 30 November
2021.
https://bnn.go.id/bnn-ajak-artis-100-jadi-panutan/ (di akses pada tanggal 22 Oktob
er 2021)
Isman, Soubar. dkk. 2010. Penyalahgunaan Narkoba dan Upaya Penanggulanga
nnya. Ngagel: Badan Narkotika Propinsi Jawa Timur.
Mardani. H. 2008. Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam dan
Hukum Pidana Nasional. Jakata: PT Raja Grafindo Persada.
Martono L.H. & Joewana S. 2008. Belajar Hidup Bertanggung Jawab, Menangka
l Narkoba dan Kekerasan. Jakarta: Balai Pustaka. 26.
Ma’sum, Sumarno. 1987. Penanggulangan Bahaya Narkotika dan Ketergantungan
Obat. Jakarta: CV Haji Masagung hlm 36-40.
Mely, Cabalero. Challenging Change: Non-Traditional Security, Democracy and
Regionalism” dalam Donald K. Emmerson Hard Choices: Security
Democracy and Regionalism in Southeast Asia hal 193-194. 2009.
Singapura: ISEAS Publishing.
Mirzaqon T, Abdi. “STUDI KEPUSTAKAAN MENGENAI LANDASAN TEOR
I DAN PRAKTIK KONSELING EXPRESSIVE WRITING.” Jurnal BK U
NESA 8, no. 1 (2 November 2017)
Partodihardjo. S. 2010. Kenali Narkoba dan Musuhi Penalahgunaannya. Jakarta:
Erlangga.
Sitanggung, B. A. 1999. Pendiikan pencegahan Penyalahgunaan Narkotika. Jakar
ta: Karya Utama.
Tanthowi, Pramono. U. 2003. Narkoba: Problem dan Pemecahan dalam Perpekti
f Islam. Jakarta: PBB UIN
Zahara, Sofia. 2020. Penyalahgunaan NAPZA Dalam Dunia Entertainment. Jurnal
Pekerjaan Sosial, Vol. 3 No. 2. e ISSN: 2620-3367 (Desember 2020)
Wicaksono, Yulfa, H., Setiawan, Budi, D., Afranto, Tri. 2018. Identifikasi Awal
Pengguna Narkoba Menggunakan Metode Learning Vector Quantization
(LVQ). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
2(10), 3881-3890. http://j-ptiik.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai