Anda di halaman 1dari 6

Materi 4

1 Fungsi Biaya
Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi, dengan keluaran, notasi C = f(Q).
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
Pengertian biaya tetap, biaya variable dan biaya total, dalam konsep biaya dikenal pula
pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marginal (marginal cost). Biaya rata-rata
adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk atau keluaran , merupakan
hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan. Adapun biaya marginal ialah
biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan produk.

Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:

Apa Itu Average Fixed Costs?

Average fixed costs (AFC) berarti biaya tetap rata-rata. Biaya tetap rata-rata adalah biaya total
untuk memproduksi sebuah unit. Menghitung rata-rata biaya tetap adalah dengan mencari
tahu terlebih dahulu berapa biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dan tidak
tergantung pada berapa banyak produk atau jasa yang diproduksi oleh sebuah perusahaan.

Sebuah perusahaan biasanya akan menghitung kembali biaya tetap secara berkala, dengan
tujuan untuk memastikan bahwa perusahaan bisa terus menghasilkan untung dari produk dan
jasa yang dihasilkan. Contoh biaya tetap adalah harga sewa, biaya mesin, gaji karyawan, dan
langganan tahunan untun keperluan bisnis.

AFC didapat dari hasil bagi antara jumlah total biaya tetap (Total Fixed Costs atau TFC) yang
dikeluarkan dalam produksi barang atau jasa dengan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan
(Quantity atau Q).

Jadi, jika dirumuskan adalah sebagai berikut:

 Average Fixed Cost = Total Fixed Cost : Quantity


 AFC = TFC : Q

Memang pada kenyataannya menghitung AFC tidaklah semudah rumusnya. Karena itu,
digunakan 2 metode untuk menghitung AFC.
Bagaimana Cara Menghitung AFC?

Kedua metode untuk menghitung AFC adalah Metode Pembagian dan Metode Pengurangan.
Walaupun cara yang digunakan berbeda, keduanya akan memberikan hasil yang sama.

1. Metode Pembagian

Metode Divisi sangat tepat digunakan jika ingin mengetahui bagaimana biaya total produksi
mempengaruhi biaya per unit. Untuk menghitung AFC dengan metode ini, berikut beberapa
langkah yang bisa diikuti:

 Pilih Periode Waktu

Biaya tetap biasanya dihitung pada periode waktu tertentu. Dengan begitu, pemilik bisnis bisa
mempelajari kapan bisa mencapai BEP atau mulai menghasilkan profit.

Saat menghitung AFC, sangat penting untuk memperhatikan waktu dan jumlah barang yang
diproduksi, agar hasilnya tepat dan tidak meleset. Artinya, jumlah barang yang diproduksi
sebelum atau sesudah masa hitung tidak bisa diikutsertakan.

 Tambahkan Semua Biaya Tetap untuk mendapatkan Total Biaya Tetap

TFC dalam sebuah bisnis adalah semua biaya yang tidak berubah,tanpa menghiraukan berapa
jumlah unit yang diproduksi. Misalnya, perusahaan menggunakan sebuah mesin yang sudah
diatur untuk bisa memproduksi 10.000 unit per jam.

Kapasitas mesin tidak dapat berubah, biaya yang digunakan untuk membuat mesin juga sudah
tetap. Jadi, walaupun perusahaan hanya memproduksi 5.000 unit per jam, biaya penggunaan
mesin tidak berubah.

 Dapatkan Jumlah Total Produksi Barang pada Periode yang Sudah Ditentukan
 Bagi TFC dengan Kuantitas Barang yang Diproduksi

Hasil bagi inilah yang merupakan Biaya tetap rata-rata atau AFC.

2. Metode Pengurangan

Metode pengurangan didapatkan dengan cara menghitung semua biaya, termasuk biaya
variabel dan biaya tetap. Metode pengurangan akan menghasilkan biaya tetap rata-rata dan
biaya variabel rata-rata.

Kemudian kedua biaya rata-rata tersebut dikurangi. Metode pengurangan akan lebih berguna
jika pemilik bisnis ingin mengetahui perbandingan biaya tetap dan biaya variabel.
Berikut langkah-langkah penghitungan dalam metode pengurangan:

 Hitung Biaya Total

Dalam dunia bisnis, biaya total mencakup semua biaya mulai dari proses produksi sejumlah
barang tertentu pada periode tertentu. Ini termasuk biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya variabel jumlahnya akan berubah jika jumlah produksi bertambah. Biasanya mencakup
harga material, biaya tagihan (misalnya listrik), dan tenaga kerja produksi.

 Dapatkan Total Biaya Rata-Rata

Biaya total rata-rata (Average Total Cost atau ATC) didapatkan dari biaya total dibagi dengan
kuantitas produksi. Dengan demikian, ATC adalah biaya total produksi per unit.

 Dapatkan Biaya Variabel Rata-Rata

Biaya variabel rata-rata (AVC) didapatkan dari biaya variabel total dibagi dengan jumlah
produksi.

 Kurangi AVC dengan ATC

Ini akan menghasilkan biaya tetap rata-rata per unit.

Untuk Apa Menghitung Average Fixed Cost?

Dengan mengetahui berapa AFC, maka perusahaan bisa:

1. Menghitung Break Even Point (BEP)

BEP adalah saat di mana sebuah perusahaan mulai menghasilkan keuntungan. BEP bisa didapat
apabila pendapatan sudah lebih besar dari biaya tetap. Hal ini biasanya terjadi ketika produksi
barang mulai meningkat.

2. Menganalisa Pengeluaran

AFC sangat baik digunakan untuk mengaalisa pengeluaran sebuah perusahaan. Dengan
demikian, perusahaan bisa menentukan biaya apa yang harus ditekan atau dikurangi, dan dari
segi apa yang justru harus ditambah untuk memperbaiki kualitas produksi.

Dengan demikian, perusahaan bisa membuat profit yang lebih baik ke depannya. Biaya yang
tidak penting pun bisa dikurangi, bahkan dihilangkan sama sekali.
Apa Itu Average Variable Costs?

Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan Average variable Cost atau AVC? AVC berarti biaya
variabel rata-rata, merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan yang jumlahnya sesuai
dengan volume kegiatan perusahaan. Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel adalah biaya
yang dapat berubah sejalan dengan aktivitas bisnis yang dilakukan pad periode tertentu.

Biaya variabel juga dapat disebut biaya normal, yaitu biaya marjinal terhadap semua unit yang
diproduksi. Besarnya biaya variabel bisa naik ataupun turun, tergantung pada volume produksi
perusahaan. Biaya variabel pada umumnya akan naik saat produksi barang atau jasa meningkat.

Begitu pula sebaliknya. Biaya variabel akan turun di saat produksi mengalami penurunan. Jadi,
biaya variabel jumlahnya sangat tergantung dengan proses produksi. Biaya variabel dapat
dihitung dari biaya yang berkaitan langsung dengan produksi suatu barang.

Contoh Biaya Variabel

Untuk menghitung biaya variabel rata-rata atau AVC, perlu mengetahui apa itu biaya variabel.
Sebagai contoh, di bawah ini terdapat beberapa pengeluaran perusahaan yang termasuk ke
dalam biaya variabel:

1. Bahan Baku Produksi

Bahan baku produksi adalah bahan atau material yang langsung berhubunga dengan proses
produksi. Bahan baku produksi juga sering disebut sebagai bahan langsung. Bahan baku
produksi biayanya bisa berubah-ubah, tergantung jumlah produk yang telah diproduksi.

2. Tenaga Kerja Langsung

Ini adalah tenaga kerja yang langsung turun dan berperan dalam proses produksi sebuah
barang atau jasa. Tenaga kerja langsung akan dibayar setelah menghasilkan suatu produk.
Namun, yang masuk ke dalam biaya variabel hanyalah pekerja sementara. Pengeluaran atau
gaji pekerja tetap masuk ke dalam biaya tetap.

3. Upah Lembur Tenaga Kerja

Saat produksi barang atau jasa, terkadang ada saat di mana para tenaga kerja harus melakukan
lembur atau bekerja di luar jam kerja yang telah ditetapkan.

Jumlah jam yang dihabiskan tenaga kerja untuk lembur ini akan dihitung dan dikompensasi
dengan upah lembur. Upah lembur masuk ke dalam biaya variabel, karena bukan merupakan
biaya tetap, melainkan insidental.
4. Kebutuhan Alat Produksi

Jika pembelian mesin masuk ke dalam biaya tetap, maka untuk memenuhi kebutuhan mesin
dan alat produksi akan masuk ke dalam biaya variabel, karena jumlahnya yang tidak tetap.
Contoh pemenuhan kebutuhan alat produksi misalnya adalah tagihan listrik, dan juga oli untuk
mesin produksi.

5. Komisi

Saat barang yang diproduksi berhasil dipasarkan mencapai jumlah atau target tertentu,
biasanya perusahaan akan mengeluarkan komisi. Jumlah komisi tidak tetap, tergantung jumlah
produksi dan penjualan.

Bagaimana Cara Menghitung AVC?

Formula untuk menghitung biaya variabel rata-rata ada 2 cara, yaitu:

AVC = biaya variabel (Variable Cost atau VC) : jumlah produksi (Quantity atau Q)

atau

AVC = biaya total rata-rata (Average Total Cost atau ATC) – biaya tetap rata-rata (AFC).

Untuk menghitung AVC, bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini:

 Hitung biaya variabel total (TVC)


 hitung jumlah kuantitas barang yang diproduksi
 Hitung biaya variabel rata-rata menggunakan kedua biaya di atas.

Atau bisa juga menggunakan langkah-langkah berikut ini:

 Hitung biaya total rata-rata


 Hitung biaya tetap rata-rata
 Hitung biaya variable rata-rata dengan menggunakan kedua biaya di atas.

Untuk Apa menghitung Average Variable Costs (AVC)?

Setelah mengetahui cara menghitung biaya variabel rata-rata, mungkin jadi bertanya-tanya,
untuk apa mengetahui formula ini? Digunakan pada saat apa? Apa gunanya tahu AVC?
Singkatnya, penting bagi pemilik perusahaan untuk mengetahui cara menghitung AVC dan
melakukan penghitungan AVC secara berkala.

Kenapa penting? Simpel saja, output yang sedikit sama dengan biaya rata-rata yang sedikit. saat
output meningkat, maka biaya pun ikut meningkat. karena itu, digunakanlah AVC untuk
memonitor dan menjaga apakah produksi harus terus dijalankan, atau harus ditutup
sementara, atau harus dikurangi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengeluaran perusahaan.

Pada umumnya, jika harga sebuah produk atau jasa lebih tinggi dari AVC-nya, maka perusahaan
sukses menutupi semua biaya variable dan prosentase biaya tetap. Jika ini yang terjadi, maka
produksi bisa terus dijalankan.

Namun kalau yang terjadi justru sebaliknya, maka ini merupakan tanda bahwa diperlukan
evaluasi ulang. Entah itu menghentikan produksi sementara atau paling tidak dikurangi jumlah
produksinya. Tujuannya adalah untuk menghindari tambahan biaya variabel.

2. Fungsi Penerimaan
Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil
penjualan barang pada tingkat harga tertentu.

Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:

TR = PQ.
TR = Penerimaan Total

P = Harga Barang
Q = Jumlah barang yang dijual.

Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi, dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui beberapa
kemungkinan diantaranya :
TR >TC = keadaan untung / laba
TR= TC = keadaan Break Even Point
TR < TC = Keadaan rugi

BEP terjadi jika penerimaan(TR) berbanding lurus dengan pengeluaran (TC)

Anda mungkin juga menyukai