Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AGAMA KATOLIK

“ZIARAH DAN PUASA”

GURU MATA PELAJARAN: BAPAK S.SARAGIH

D
I
S
U
S
U

N
OLEH:
KELOMPOK 5
1. ESTER OKTAVIA NAIBAHO
2. ROSLI SILVIA BR MUNTHE
3. GANDA GANDHI ROYBERTO SIHALOHO
4. AGUSTINUS HASUDUNGAN SILALAHI

KELAS : XII MIA 6

SMA SWASTA RK BINTANG TIMUR


PEMATANG SIANTAR
2021/2022
Pendahuluan
Berziarah merupakan kegiatan yang sudah demikian mengakar dalam tradisi gereja.
Bahkan gereja sendiri menggambarkan dirinya sebagai umat Allah yang sedang berziarah ke
tempat suci abadi. Maka mengherankan bahwa tempat-tempat peziarahan ramai dikunjungi
umat Allah yang menyadari akan jati dirinya sebagai peziarah di dunia ini.

Ziarah dimaksudkan sebagai gerakan perseorangan atau kelompok mengunjungi tempat-


tempat yang "suci". "Tempat" itu dianggap suci atau keramat disebabkan pernah terjadi
sesuatu yang dianggap memiliki keistimewaan atau tersimpan benda-benda keramat. Hal-
hal tersebut berkaitan dengan suatu kejadian yang historis atau kejadian yang legendaris.

Lewat perjalanan waktu, ziarah diberi makna lebih spesifik yakni sebagai perjalanan ke
tempat suci. Pemahaman ini mengandaikan bahwa peziarah tidak hanya pergi ke tempat-
tempat suci dalam arti fisik namun juga sebagai keluar dari diri untuk masuk dalam hadirat
Allah. Maka orangpun berupaya agar lewat peziarahan rohani ia dapat menekan kehidupan.

Sedangkan puasa merupakan bagian dari aktivitas rohani yang sudah lama diterapkan oleh
tokoh-tokoh Kitab Suci dan Umat percaya di zaman Alkitab khususnya dalam perjanjian
lama. Berdasarkan pengalaman mereka, telah terbukti bahwa puasa itu sangat bermanfaat
untuk membentuk kualitas rohani dan spirit pelayanan umat Allah menjadi lebih kokoh.
Makna dan tujuannya secara umum adalah untuk menahan diri dari segala hawa nafsu,
merenung, mawas diri, dan meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.¹

Salah satu hikmah puasa ialah melatih manusia untuk meningkatkan kehidupan rohani.
Nafsu jasmani yang terdapat dalam diri tiap individu. harus diredam, dikendalikan, dan
diarahkan dengan sungguh-sungguh. untuk mencapai tujuan yang mulia. Setiap orang yang
menjalankan puasa pada hakekatnya sedang memenjarakan dirinya dari berbagai nafsu

A. ZIARAH

Apakah itu ziarah?

Berziarah dalam arti umum adalah berkunjung ke tempat khusus atau situs suci untuk berdoa,
beribadah dan mengenang keluarga, leluhur, tokoh penting atau pemimpin yang di hormati dan di
ikuti peziarah tersebut. Dalam ziarah rohani, pada umumnya peziarah berkunjung ke Israel dan
negara-negara sekitar yang juga menjadi tanah atau wilayah terjadinya kisah-kisah yang terdapat
dalam alkitab.

Pada zaman dahulu kala, saat Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir,
maka Tuhan memerintahkan perayaan-perayaan penting bagi kaum Israel, yakni :

1. Hari Raya Paskah. (The Feast of the Passover)

2. Hari Raya Roti Tidak Beragi. (The Feast of Unleavened Bread)

3. Hari Raya Buah Sulung. (The Feast of Firstfruits)

4. Hari Raya Tujuh Minggu (Shavuot / The Feast of the Weeks / The Feast of Pentecost)

5. Hari Raya Peniupan Serunai (The Feast of the Blowing of Trumpets / Rosh Hashan

6. Hari Raya Puasa dan Pendamaian (The Feast of Expiation / Yom Kippur)

7. Hari Raya Pondok Daun (The Feast of Tabernacles / Sukkot)

Dari ketujuh Hari Raya ini, kemudian Tuhan berfirman melalui Musa kepada bangsa Israel : tiga kali
setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat
yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi; pada hari raya Tujuh Minggu dan pada
hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa, tetapi
masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh
TUHAN, Allahmu.

Setelah bangsa Israel menduduki tanah Kanaan dan berdiam di tanah milik masing-masing suku
berdasarkan pembagian, maka sebanyak tiga kali setahun semua pria harus datang menghadap
TUHAN Allah di tempat yang telah dipilih-Nya. Pada masa awal, tempat ini adalah Shekhem
kemudian Shiloh di mana terletak Tabut Perjanjian yang mewakili hadirat TUHAN, setelah Bait Suci
pertama di dirikan Raja Salomo, maka Yerusalem menjadi pusat ibadah orang-orang Israel.

Perjalanan orang Israel dari desa dan kota masing-masing menuju Yerusalem untuk menaati
perintah Tuhan Allah bagi mereka sebanyak 3 kali setahun untuk 3 perayaan itu lah yang kemudian
di kenal sebagai perjalanan ziarah. Dan orang-orang ini di sebut Peziarah. Mereka akan datang
menuju Yerusalem sesuai waktu yang telah ditetapkan Tuhan, dengan membawa korban ataupun
hasil ladang mereka untuk dipersembahkan (istilah kita saat ini beribadah) kepada Tuhan di Bait-Nya
dan merayakan sesuai perintah Tuhan. Bahkan ada bagian khusus Kitab Mazmur berisi nyanyian dan
doa para peziarah sewaktu mereka dalam perjalanan ke Yerusalem.
Dan pada zaman Tuhan Yesus, juga demikian, tercatat Yesus masa kecilnya juga melakukan
perjalanan dari Nazaret ke Yerusalem bersama Yusuf dan Maria di mana Yesus diam di Yerusalem
Bait Suci berdiskusi dengan para guru Taurat dan akhirnya ditemukan oleh orang tua-Nya. Jadi inilah
praktek ziarah di alkitab.

Bagaimana dengan kita yang hidup di zaman modern ini? Ziarah telah menjadi sebuah perjalanan
wisata rohani yang mengkombinasikan elemen ziarah dengan wisata. Umat Tuhan yang berziarah ke
Tanah Perjanjian Israel biasanya memakai jasa Agent Tour untuk mengurus visa, penerbangan,
konsumsi, khotbah, renungan, logistik maupun rute dan seluk beluk lain nya dalam perjalanan ziarah
ini. Maka sangat penting untuk para peziarah memahami makna ziarah, paket tour ziarah yang di
tawarkan dan tentu nya peran Agent Tour sangatlah penting karena rancangan rute ziarah
ditentukan oleh Agent Tour ini.

Ziarah Rohani sebetulnya adalah sebuah perjalanan ibadah (worship) karena memang dari
dulunya, Tuhan memerintahkan umat Israel melakukan ziarah 3 kali dalam setahun untuk
kerohanian mereka. Maka dari itu, perjalanan ziarah haruslah menitikberatkan kepada ibadah dan
kerohanian yang bertumpu pada Firman Tuhan di berbagai lokasi ziarah. Lokasi akan memberikan
konteks kepada perikop alkitab.

Bagaimana lokasi membantu anda untuk lebih memahami Kitab Suci sewaktu berziarah di Tanah
Perjanjian? Tidak lain adalah membawa membawa anda ke dalam lingkungan, latar belakang kisah-
kisah dan tokoh-tokoh di alkitab agar mengerti pola pikir (worldview) dari orang Israel kuno yang
sangat dipengaruhi oleh iklim, geografi dan topografi fisik yang unik dari berbagai wilayah di Tanah
Israel. Kehidupan sehari-hari masyarakat Israel zaman dulu di daerah Galilea berbeda dengan
masyarakat yang tinggal di padang belantara Negev atau masyarakat yang menghuni Yerusalem yang
ada di kawasan tinggi dan dikelilingi oleh 7 bukit.
B. PUASA
Puasa diartikan sebagai doa, mengurangi hal-hal lahiriah untuk mendapat berkat-berkat rohani
dan sebagai bukti bahwa kita merendahkan diri secara total kepada Tuhan Yesus Kristus untuk
meminta pertolongan penuh kepada-Nya.

Dalam Alkitab, puasa berarti tidak makan dan minum segala jenis makanan dan minuman dalam
jangka waktu tertentu. Di dalam Perjanjian Lama, puasa berarti sedang dan menyesal dan
membutuhkan petunjuk dari Tuhan.

Menurut Harison J. Ompsunggu (2021) dalam buku 100 Renungan Doa: Menjadikan Doa Lebih dari
Sekadar Rutinitas, puasa adalah perbuatan tidak makan dan/atau tidak minum dalam jangka waktu
tertentu untuk tujuan rohani.

Biasanya, puasa disertai dengan doa, sehingga disebut doa puasa. Seorang pengajar Alkitab
bernama Arthur Wallis mendefinisikan puasa sebagai berikut: “Berpuasa menandakan adanya
kesungguhan pada orang yang menaikkan permohonan doanya, dan memperkuat seruannya di
hadapan takhta Allah. Orang yang berdoa sambil berpuasa menyatakan bahwa dirinya sungguh-
sungguh memohon.”Doa puasa harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar layak dan berkenan
di hati Tuhan. Berpuasa juga harus dipraktikkan dengan cara yang benar, seperti yang diajarkan
dalam Alkitab.

Berikut ini cara berpuasa orang kristen yang benar:


1. Merendahkan Diri di Hadapan Tuhan
Mengutip buku 100 Renungan Doa: Menjadikan Doa Lebih dari Sekadar Rutinitas (2021), puasa
adalah kegiatan rohani untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan untuk mengakui kebesaran
Tuhan.Merendahkan diri artinya, menyadari kebesaran dan kasih Tuhan Yesus dan keberadaan diri
sendiri sebagai manusia yang lemah. Seperti yang dikatakan dalam Alkitab, tepatnya injil Ezra 8:21
yang berbunyi:“Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami
merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kamu,
bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami.”

2. Tidak Sibuk dengan Urusan Sendiri

Tuhan Yesus menegaskan agar umat-Nya tidak sibuk dengan urusan sendiri. Hal ini disampaikan
ketika orang-orang Israel yang berpuasa protes kepada Tuhan karena doa mereka tidak didengar.
Kemudian, Tuhan menjawab bahwa hal itu dikarenakan umat Israel yang sibuk dengan urusan diri
sendiri.“Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti
bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnyamereka
menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah,
tanyanya "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami
merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu
engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.” (Yesaya
58:2-3a)

3. Menunjukkan Kasih Pada Sesama


Alkitab menyebutkan bahwa umat Kristiani yang sedang berpuasa harus menunjukkan kasih
kepada sesama. Seperti yang disebutkan dalam Yesaya 58:6-7:“Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki,
ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya
engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau
memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak
punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan
tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!”

4. Tidak Berbuat Jahat

Umat Kristen yang berlaku jahat kepada sesama tidak akan diindahkan puasanya. Seperti tercatat
dalam Yesaya 58:4 yang berbunyi:“Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi
serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang
ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.

MENGAPA PERLU MELAKUKAN PUASA?


Tuhan memungkinkan manusia mendapat masalah agar manusia tidak menjadi sombong atas
dirinya sendiri dan agar manusia ingat akan Tuhan. Theodore H. Epp menjelaskan dalam bukunya
yang berjudul “Mengapa Orang Kristen Menderita?” bahwa salah satu alasan Tuhan memberikan
masalah kepada manusia adalah untuk mengajar manusia berdisiplin, seperti yang dialami oleh Raja
Daud. Pada masa hidup akhir Raja Daud, ia banyak melakukan banyak dosa yang berat sehingga ia
mengalami tindakan disiplin dari Tuhan agar Raja Daud tidak lupa diri dan sombong.

Alkitab menjelaskan bahwa penyebab memungkinkan Tuhan manusia untuk mendapat berbagai
masalah adalah untuk memurnikan iman manusia. Salah satu contohnya adalah bagi manusia yang
akan berpergian ke suatu tempat, ia percaya bahwa ia akan sampai ke tempat itu dengan selamat.
Oleh sebab itu Tuhan mengizinkan masalah datang kepada manusia agar manusia memiliki iman
kepada-Nya.

Ronald Dunn dalam bukunya yang berjudul “Krisis Iman” mengatakan bahwa bila manusia
beriman kepada Tuhan, itu akan menyenangkan hati Tuhan. Dengan demikian, melakukan puasapun
menggambarkan bahwa manusia beriman kepada Tuhan, bahkan dengan melakukan puasa manusia
bukan saja percaya tetapi ia juga mengendalikan dirinya dari segala hawa nafsunya.
Rasul Matius mengatakan bahwa apa saja yang kita minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kita akan menerimanya (Matius 21:22). Oleh sebab itu jika manusia berdoa, terlebih lagi didukung
dengan doa, maka ia akan menerima jawaban dari Tuhan.

Nabi Yesaya menjelaskan bahwa dengan memerdekakan manusia dapat membuka belenggu-
belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, mematahkan kuknya, melepaskan orang-orang yang
teraniaya (Yesaya 58:6). Nabi Yesaya menggambarkan bahwa doa puasa juga dapat membantu
orang lain yang berada di dalam mimpi. contoh seseorang berdoa dan berdoa agar ayah yang sakit
keras dapat disembuhkan Tuhan. Rasul Yakobus mengatakan bahwa doa orang benar-benar besar
kuasanya bila doa itu dipanjatkan dengan penuh keyakinan (Yakobus 5:16b). Oleh karena itu bila
manusia berdoa dengan penuh keyakinan, doa itu akan terjawab, apalagi bila didukung dengan
puasa.

SYARAT PUASA
Syarat puasa adalah harus, bukan dilakukan dengan sengaja, misalnya karena tidak mengadakan
puasa, atau karena seseorang terlalu sibuk sehingga jadwal makannya terlewatkan sebagai kegiatan
puasa. Puasa harus, artinya harus harus. Saya sungguh percaya jika kita melakukan puasa dengan
jadwal yang sengaja diatur dengan baik, maka ini adalah sebuah penghargaan kepada Tuhan, karena
penghargaan kepada Tuhan harus diberikan dengan persiapan yang baik.

Syarat berikutnya, Peter Wagner mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Berdoa Dengan
Penuh Kuasa” bahwa doa puasa merupakan sesuatu yang Alkitabiah dan pantas dilakukan oleh
orang Kristen, tetapi ia tidak menjadikan puasa itu sebagai kebiasaan. Kegiatan puasa tidak boleh
dilakukan sebagai sebuah kebiasaan dari tugas agama, melainkan harus dilakukan dari hati dan
dilaksanakan dengan hati yang mandiri.

Sumber:
https://kumparan.com/berita-hari-ini/cara-puasa-orang-kristen-yang-benar-menurut-alkitab-
1wOpOA5So1k

https://www.holylandspecialist.com/blogholyland/2020/5/12/mengenal-apa-itu-ziarah-holyland-
tour

https://osf.io/u3grf/download/?format=pdf

https://osf.io/n3pzr/download/?format=pdf

https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengetahui-jenis-puasa-dalam-kristen-yang-tercatat-di-
alkitab-1vVu2lH5pDH

Anda mungkin juga menyukai