Anda di halaman 1dari 5

MEMBUKTIKAN CINTA HAKIKI KEPADA NABI

KHUTBAH PERTAMA

َّ‫اتَّأ حَع َمالَنَا‬


َ َ‫َّوسيَئ‬,‫َّشروَرَّأَنح ُف َسنَا‬
ََ
َ ََّ ‫َّونَعوذَُّ َِب‬,‫َّونَستَ حغ َفره‬,‫َّونَستَعَينُه‬,‫ََّنم ُده‬,
ُ ُ ‫ّلِلَّم حن‬ ُ َ ُُ ‫إنََّّا حْلَ حم َدَّّلِل َح َ ُ َ ح ُ َ ح‬
ََ

َ َ‫ضلَلَّفَال‬ َ َ‫منَّي ه َدهََّاّلِلَّفَال‬,


ُ‫يَّلََّه‬
َ ‫َّهاد‬َ ‫َّوَم حنَّيُ ح ح‬, َ ُ‫َّمضلَّلَه‬ ُ ُ ‫َ ح َح‬
‫َح َس ُنَّنَ َد ًَّّي‬ َ َ
‫اَّوأ ح‬
َ ‫َّخ حْيٌَّم َق ًام‬
َ ‫َّه َو‬
ُ ‫َّم حن‬ َ َ‫َّش َه َادة‬، َ ‫أَ حش َه ُدَّأَ حنَّالََّالَهََّاالَّهللاُ ََّو حح َدهُ ََّال َش َريح‬.
َ ُ‫كَّلَه‬
َّ‫صبَيًا‬ َ َ َ ُ ‫ص‬َ ‫وأَ حشه ُدَّأَنَّسيَ َد ََنَّحمَم ًداَّعب ُدهَّورسولُهَّالحمت‬.
َ ‫فَِّبلح َم َكا َرمَّكبَ ًار‬
َ ‫اَّو‬ ُ ُ ‫َح ُ َ َ ُ ح‬ َ َ َ
َّ‫ص ححبَ َهَّال َذيح َن ُح‬
َّ‫َّي َسنُ حو َنَّإَ حسالََم ُه حَّم‬ ََ
َ ‫َّو َعلَىَّآله ََّو‬،‫ا‬ َ َ َ ‫َّحمم ٍدَّ َكا َن‬
َ ً‫َّصاد َقَّالحَو حعد ََّوَكا َن ََّر ُس حوالًَّنَبي‬
َ
َ
َُ ‫ىَّسيَد ََن‬
َ َ‫َّعل‬
َ ‫َّو َسل حم‬
َ َّ ‫َّاَللهمَّفَص َل‬
َ َ ُ
‫اَّشحي ئًاَّفَ َرًَّّي‬
َ ‫وََلحَّيَ حف َعلُ حو‬،
َ
ََّ ‫َّاُحو‬،ُ‫اض ُرحو َن ََّرَِحَ ُك ُمَّهللا‬
َّ‫َّفَ َق حدَّفَ َازَّالح ُمت ُق حو ََّن‬،َ‫صحي َ حِنَّنَ حف َس حي ََّوإَّي ُك حمَّبَتَ حق َوىَّهللا‬ َ ‫اَّاْل‬
َ‫َّفَيَاَّأَيُّ َه ح‬،‫أَماَّبَ حع ُد‬.
َّ‫ال‬
َ ‫الَّهللاَُّتَ َع‬
َ َ‫ق‬:
‫وف ََّرَح ٌَّيم‬
ٌ ُ‫ني ََّرء‬َ َ َ ‫ول ََّمنََّّأَنح ُف َس ُكمَّع َزيزَّعلَي َهَّماَّعنَتُّمَّح َريصَّعلَي ُكم‬
َ ‫َِّبلح ُم حؤمن‬ ‫ح َ ٌ َح َ َ ح َ ٌ َح ح‬ ‫َّجاءَ ُك حم ََّر ُس ٌ ح‬
َ ‫لَ َق حد‬

Seorang Muslim tentu mencintai Nabi saw. Sebab dalam Islam, cinta kepada Nabi saw. merupakan
keharusan. Kecintaan kepada Nabi saw. merupakan salah satu pembuktian keimanan seorang Muslim.
Kecintaan kepada Nabi saw. sekaligus merupakan bagian dari bekal yang bisa mengantarkan seorang
Muslim untuk bisa masuk surga bersama-sama dengan beliau di akhirat kelak. Anas bin Malik ra.
menuturkan:

َّ‫ت‬
َ ‫َّ”َّماَّأ حَع َد حد‬:
َ ‫ولَّهللاََّصلىَّهللا‬ َ ‫ولَّهللاََّصلىَّهللا‬ َ ‫الَّلَرس‬ َ
َ ‫َّعلَحيه ََّو َسل َم‬
َُ َ ُ ‫الَّلَهُ ََّر ُس‬
َ َ‫اعةُ؟َّق‬
َ ‫َّم ََتَّالس‬
َ ‫َّعلَحيه ََّو َسل َم‬
َُ َ ُ َ َ َ‫َّق‬،‫َّأَنَّأ حَعَرابيًا‬
ََّ ‫َحبَ حب‬
‫ت‬ ‫َّم حنَّأ ح‬
َ ‫َّم َع‬
َ‫ت‬ َ َ‫َّق‬،‫َّحبَّهللاَ ََّوَر ُسولََه‬:
َ ‫َّأَنح‬:‫ال‬ ُ ‫ال‬ َ َ‫ََلَا؟َّق‬

Seorang Arab berkata kepada Rasul saw., “Kapan Hari Kiamat?” Rasulullah saw. balik bertanya kepada dia,
“Apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi Hari Kiamat?” Dia berkata, “Cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya.” Beliau bersabda, “Engkau bersama dengan yang engkau cintai.” (HR Muslim, an-Nasa’i, al-
Bazzar dan Ibnu Khuzaimah).

Tentu, cinta yang bisa mengantarkan seseorang untuk bersama-sama Nabi saw. di akhirat kelak itu
bukan sembarang cinta, apalagi cinta dusta, tetapi cinta yang nyata dan sempurna. Anas bin Malik ra.
menuturkan bahwa Rasul saw. bersabda:

َّ‫ني‬
َ ‫َْجَع‬ َ ‫َحبَّإَلَحي َه ََّم حن ََّوالَ َدهَ ََّوَولَ َدهَ ََّوالن‬
َ ‫اسَّأ ح‬
َ ‫َّحَتَّأَ ُكو َنَّأ‬
َ ‫َح ُد ُك حم‬
َ
َ ‫الََّيُ حؤم ُنَّأ‬
1|P age
Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai aku lebih dia cintai daripada anaknya,
orangtuanya dan seluruh manusia

(HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, an-Nasai, al-Baihaqi, al-Hakim dan Ibnu Hibban).

Para Sahabat senantiasa berlomba-lomba menunjukkan cinta mereka kepada Rasulullah saw. Mereka
biasa mendahulukan Rasulullah saw. di atas segala urusan dan kepentingan mereka. Mereka lebih
mengutamakan Rasul saw. atas siapapun, termasuk atas saudara dan kerabat mereka, bahkan atas
orangtua mereka sendiri.

Mencintai Nabi saw., Mencintai Syariah

Siapa saja bisa mengaku cinta. Namun, tidak sedikit pengakuan cinta yang hanya dalam kata. Cintanya
dusta. Rasulullah saw. bersabda:

َّ َ ‫س ََّم‬
‫ِن‬ َ ُ ‫َّع حن‬
َ ‫َّسنِتَّفَلَحي‬ َ ‫ب‬
َ
َ ‫فَ َم حن ََّرغ‬
Siapa yang tidak suka dengan sunnahku maka dia bukan bagian dariku (HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad,
an-Nasa’i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).

Imam Ibnu Hajar al-‘Ashqalani (w. 852 H) di dalam Fathu al-Bârî menjelaskan, “Yang dimaksud dengan
as-sunnah adalah ath-tharîqah (jalan), bukan lawan dari fardhu. Raghbah ‘an asy-syay`i adalah berpaling
dari sesuatu kepada yang lain. Yang dimaksud adalah siapa yang meninggalkan jalanku dan mengambil
jalan selainku maka dia bukan bagian dari golonganku.”

Imam Badruddin al-‘Ayni (w. 855 H) di dalam ‘Umdah al-Qârî Syarhu Shahîh al-Bukhârî juga menyatakan,
“Yang dimaksud as-sunnah adalah ath-tharîqah. Hal itu lebih umum dari fardhu dan nafilah, yakni
mencakup amal dan akidah.”

Dengan demikian Sunnah Nabi saw. itu adalah jalan dan petunjuk beliau yang mencakup akidah dan
amal, yakni mencakup akidah dan syariah Islam.

Dengan demikian pernyataan cinta kepada Nabi saw. harus mewujud dalam kecintaan pada akidah dan
syariah Islam. Siapa saja yang tidak suka dengan syariah yang beliau bawa, apalagi berpaling darinya,
maka cintanya kepada Nabi saw. hanyalah cinta dusta. Siapa yang mengaku cinta kepada Nabi saw.,
tetapi alergi terhadap syariahnya, maka cintanya palsu. Siapa yang mengaku cinta kepada Nabi saw.,
tetapi ucapannya merendahkan syariah, tindakan dan kebijakannya terjangkiti penyakit islamophobia,
maka cintanya dusta meski dia biasa memperingati Maulid Nabi saw. dan mengaku cinta kepada beliau
hingga berbusa-busa.

Singkatnya, rasa cinta kepada Nabi saw. akan menghasilkan kecintaan pada syariahnya. Kecintaan
pada syariahnya tentu akan menghasilkan kerinduan pada penerapan syariah tersebut. Siapa yang
mencintai Nabi saw. tentu tidak akan merasa nyaman dan tenteram tatkala sunnah beliau—yakni
tharîqah, petunjuk dan syariah yang beliau bawa—ditinggalkan dan dicampakkan. Orang yang mencintai
Nabi saw. tentu tidak akan mencintai siapa saja yang membenci, merendahkan apalagi memusuhi
syariahnya. Mustahil, siapa yang mencintai Nabi saw., pada saat yang sama, dia juga mencintai orang
yang memusuhi Nabi saw.; memusuhi syariah atau bagian dari syariah.

2|P age
Cinta Harus Nyata

Cinta hakiki kepada Rasulullah saw. sekaligus menjadi bukti cinta kepada Allah SWT. Sebaliknya, cinta
kepada Allah SWT harus dibuktikan dengan mengikuti dan meneladani Rasulullah saw., yakni dengan
mengikuti risalah yang beliau bawa. Itulah syariah Islam. Allah SWT berfirman:

َّ‫ور ََّرَح ٌيم‬ َ َُ ‫قُلَّإَ حنَّ ُكحن تُم‬


ٌ ‫َّيبَحب ُك ُمَّاّلِلُ ََّويَ حغف حرََّّلَ ُك حمَّذُنُوبَ ُك حم ََّواّلِلَُّغَ ُف‬
‫َُّتبُّو َنَّاّلِلََّفَاتبَعُ َوِن ُح‬ ‫ح‬ ‫ح‬
Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan
mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (TQS Ali Imran [3]: 31).

Imam Ibnu Katsir (w. 774 H) di dalam Tafsîr al-Qurân al-Azhîm (Tafsîr Ibni Katsîr) menjelaskan ayat ini
dengan menyatakan, “Ayat yang mulia ini menetapkan bahwa siapa saja yang mengklaim cinta kepada
Allah, sedangkan ia tidak berada di jalan Muhammad saw. (tharîqah al-Muhammadiyyah), maka ia
berdusta sampai ia mengikuti syariah Muhammad secara keseluruhan.”

Kecintaan kepada Nabi saw. dalam bentuk kecintaan yang benar dan tulus niscaya menghasilkan
ketaatan kepada beliau. Di dalam penggalan Syair Imam Syafii (w. 204 H) dinyatakan:

َ ‫ك‬
ُ‫َّصادقاًَّألَطَ حعتََّه‬
َ َ ُّ‫َّحب‬
ُ ‫لَ حوَّكا َن‬

َّ‫يع‬ َ ‫ب‬ َُ ‫إنَّالحم َحبَّلَمن‬


ُ ‫َّمط‬ُ ُّ ‫َّي‬ ‫َح‬ ُ
Andai cintamu benar, niscaya engkau menaatinya

Sungguh pencinta itu sangat taat kepada yang dicinta

Jadi cinta yang hakiki akan melahirkan ketaatan. Sebaliknya, ketaatan merupakan bukti kecintaan.
Klaim cinta kepada Nabi saw bisa dinilai dusta jika ternyata selain Nabi saw. lebih ditaati daripada
beliau, petunjuk Nabi saw. diganti oleh petunjuk selainnya serta hukum-hukum yang beliau bawa
ditinggalkan dan diganti dengan hukum-hukum yang lainnya.

Ketaatan menunjukkan kecintaan. Kecintaan menunjukkan akan bersama siapa kelak di akhirat karena
Rasul saw. bersabda, “Al-Mar`u ma’a man ahabba (Seseorang akan bersama orang yang dia cintai).”

Karena itu hendaknya direnungkan, akankah kita bisa bersama Rasul saw di akhirat kelak jika sistem
republik, trias politika, hukum positif dengan sistem civil law atau common law, doktrin kedaulatan
manusia (rakyat) dan aturan selain Islam lebih dipilih dan diterapkan?

Kecintaan kepada Nabi saw. harus dibuktikan dengan ketaatan kepada beliau. Ketaatan kepada beliau
haruslah menyeluruh dalam apa saja yang beliau bawa dan apa saja yang beliau larang. Allah SWT
memerintahkan:

‫اب‬ ُ ‫َّش َد‬


ََّ ‫يدَّالحعَ َق‬ َ َ‫اَّوات ُقواَّاّلِلََّإَنَّاّلِل‬
َ ‫َّعحنهََُّّفَانتَ ُهو‬
َ ‫ولَّفَ ُخ ُذوهُ ََّوَماَّ ََنَا ُك حم‬
ُ ‫اَّآَت ُك ُمَّالر ُس‬
َ ‫َوَم‬
“Apa saja yang Rasul bawa kepada kalian, ambillah. Apa saja yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah.
Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukumannya” (TQS al-Hasyr [59]: 7).

3|P age
Topik pembicaraan ayat ini memang berkenaan dengan harta ghanîmah dan fay’ (harta rampasan
perang). Namun demikian, sebagaimana penjelasan Imam az-Zamakhsyari (w. 538 H), makna ayat ini
bersifat umum, yakni meliputi semua yang Rasul saw. berikan dan semua yang beliau larang, termasuk
di dalamnya perkara fay’. (Az-Zamakhsyari, Al-Kasysyâf, 4/503).

Yang harus ditaati itu adalah apa saja yang dibawa oleh Rasul saw. dalam perkara apa saja: perkara
spiritual, moral ataupun sosial kemasyarakatan; perkara ibadah, akhlak, keluarga, harta, ekonomi,
hukum, pemerintahan, politik dan semua urusan masyarakat.

Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:

َ‫َّاّلِل‬
َّ ‫اعَِّبََ حذ َن‬ َ ٍ ‫اَّمنَّرس‬ َ َ‫وماَّأَرس حلن‬
َ َ‫ولَّإَالَّليُط‬ ُ َ ‫ََ ح‬
Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah (TQS an-Nisa’ [4]:
64).

Lalu Allah SWT menegaskan di dalam ayat berikutnya:

‫يما‬َ َ
ً ‫ت ََّويُ َسل ُمواَّتَ حسل‬
َ ‫ضحي‬ ََّ ‫َّحَر ًج‬
َ َ‫اَّماَّق‬ َ َ ‫ََّي ُدو‬
َ ‫اَِّفَّأَن ُفس َه حم‬
ََ ‫َُّث ََّال‬
ُ ‫اَّش َجَرَّبَحي نَ ُه حم‬
َ ‫يم‬ َ َ ‫َّيكَم‬
َ ‫وكَّف‬ ُ َُ ‫َّح َٰت‬
َ َ َ‫فَ َال ََّوَرب‬
َ ‫ك ََّالَّيُ حؤمنُو َن‬
Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim atas
perkara apa saja yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka
atas putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (TQS an-Nisa’ [4]: 65).

Menjadikan Rasul saw. sebagai hakim sepeninggal beliau adalah dengan menjadikan hukum-hukum
syariah yang beliau bawa sebagai hukum untuk memutuskan segala perkara.

Dengan demikian dua ayat di atas menegaskan bahwa Rasul saw. wajib ditaati dalam segala hal,
termasuk dalam masalah hukum dan urusan sosial kemasyarakatan. Jadi mereka (manusia) pada
hakikatnya tidak beriman hingga menjadikan hukum syariah sebagai pemutus atas segala persoalan.
Karena itu mereka wajib menerapkan syariah secara menyeluruh untuk memutuskan segala persoalan
yang terjadi di tengah masyarakat.

Begitulah cinta hakiki kepada Nabi saw. Cinta kepada Nabi saw. melahirkan pengutamaan beliau dan
syariahnya di atas urusan dan kepentingan sendiri. Cinta kepada Nabi saw. harus mendorong kita untuk
taat pada syariah yang beliau bawa. Cinta kepada Nabi saw. hendaklah mendorong kita untuk
menerapkan syariah Islam secara kâffah di tengah-tengah kehidupan.

KHUTBAH II

َ ‫َّش َريح‬
َّ‫كَّلَهُ ََّوأَ حش َه ُدَّأن‬ َّ ‫َّوأَ حش َه ُدَّأَ حنَّالََّاَلَهََّإَال‬.
َ َ‫َّهللاُ ََّوهللاُ ََّو حح َدهَُّال‬ ََ َ َ َ َ َ ‫الشكحرَّلَهَّع‬
َ ‫لىَّتَ حوفحيقه ََّوا حمتنَانه‬
ََ َ ‫َّاَ حْلم ُدَّهللََّع‬
َ َ ُ ُ ُّ ‫لىَّإ حح َسانه ََّو‬
َ َ ‫َح‬
َ َ َ ََ ‫َّحمم ٍدَّ َوعلَىَّاَلََهَّوأ‬ َ ََ ‫َّحمم ًداَّعب ُدهَّورسولُهَّالداعَىَّإلَّ َر ح‬
‫ثْيا‬
ً ‫َص َحابه ََّو َسل حمَّتَ حسلحي ًماَّك ح‬
‫َ ح‬ َ َُ ‫ىَّسيَد ََن‬ َ ‫َّص َل‬
َ َ‫َّعل‬ َ َّ‫َّاللهم‬.
ُ ‫ض َوانه‬ َ ُ ‫َسيَ َد ََن َُ َح ُ َ َ ُ ح‬

4|P age
‫ىَّو حاعلَ ُم حواَّأَنَّهللاََّأ َََّمَرُك حمَّ َِب حَم ٍرَّبَ َدأََّفَحي َهَّبَنَ حف ََّ‬
‫س َه ََّوثَ ََن ََِّبَآل‬ ‫َ‬ ‫َّأَماَّب عدَّفَياََّاَيُّهاَّالن َ‬
‫اَّعماَّ ََنَ َ‬
‫اسَّات ُقو َاهللَّفحي َماَّأ ََمَر ََّوانحتَ ُه حو َ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َح ُ‬
‫اَّعلَحي َه ََّو َسلَ ُم حواَّتَ حسلَحي ًما‬
‫اَّصلُّ حو َ‬ ‫َّآمنُ حو َ‬
‫َ‬
‫لىَّالنَِبَّآيَّاَيُّ َهاَّالذَّيح َن َ‬ ‫َّع َ‬ ‫صلُّ حو َن َ‬
‫َ‬
‫الَّتَعاَ َلَّإَنَّهللاَ ََّوَمآلئ َكتَهَُّيُ َ‬ ‫َّ‪.‬ئَ َكتَ َهَّالح ُم َسبَ َح َةَّبَُق حد َس َه ََّوقَ َ‬
‫ك ََّوَمآلئَ َك َةَّاحمل َقربَح ََّ‬ ‫َ‬ ‫ىَّآلَّسيَ َدَنَ ُ ٍ‬ ‫ىَّهللاَّ َعلَي َهَّوسلَمَّو َعلَ َ‬ ‫َّحمَم ٍد‬
‫ىَّسيَ َد ََن ُ‬
‫ني‬ ‫ك ََّوُر ُسل َ‬ ‫َّحمَمد ََّو َعلَىَّاَنحبَيآئَ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َّصل َّ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َّعلَ َ‬ ‫َّص َل َ‬‫اللهم َ‬ ‫َّ ُ‬
‫ُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َ ََ‬
‫ني ََّو َََّتبَعيَّالتابَع ح َ‬
‫نيَّ ََلُحَّم‬ ‫ليَّو َع حنَّبَقيةَّالص َحابَة ََّوالتَّابَع ح َ‬ ‫انَّو َع َ‬ ‫رَّوعُثح َم َ‬‫َّع َنَّاحخلُلَ َفاءَّالراشديح َنَّأََِبَّبَ حك ٍر ََّوعُ َم َ‬ ‫ضَّالل ُهم َ‬ ‫َّ َو حار َ‬
‫كَّّيَّأَرحمَّالر ََ‬ ‫َ َ‬ ‫ٍَ َ َ‬
‫ني‬
‫اِح ح ََّ‬ ‫اَّم َع ُه حمَّبَر حِحَت َ َ ح َ َ‬ ‫َّعن َ‬ ‫ض َ‬ ‫َِبَ حح َسانَّا َلَّيَ حومَّالديح َن ََّو حار َ‬

‫ني ََّوأ ََذ َّل‬ ‫ََ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ ََ‬
‫ني ََّواحملُ حسل َماتَّاَالَ ححيآءَّمحن ُه حم ََّواحالَ حم َواتَّالل َُّهمَّأَعزَّاح َإل حسالَ َم ََّواحملُ حسلم ح َ‬ ‫ني ََّواحملُحؤمنَات ََّواحملُ حسلم ح َ‬
‫للهمَّا حغف حرَّل حل ُم حؤمن ح َ‬
‫َّاَ ُ‬
‫سلَ َمنيَّوَّد َمرَّأَع َداء َ‬
‫َّالديح ََّن‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫الشرَكَّواحمل حش َركَنيَّوانح َ‬ ‫َ‬
‫َّخ َذ َلَّاحملُ حَّ ح َ َ َ ح ح َ‬ ‫َّم حن َ‬ ‫اخ ُذ حل َ‬ ‫صَرَّالديح َن ََّو ح‬ ‫َّم حنَّنَ َ‬ ‫ص حر َ‬‫ص حرَّعبَ َاد َكَّاحملَُوحديح َن ََّوانح ُ‬
‫َّ ح َ ُ ح َ َ ُ‬
‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫كَّإَ َلَّيَ حوَم ََّ‬ ‫َ‬
‫اَّوَما‬‫َّماَّظَ َهََّرَّمحن َه َ‬ ‫َّعناَّاحلبَالَءَ ََّواح َلوَِبءَ ََّوالزالَ َزَل ََّواحمل َح َن ََّو ُس حوءََّاحلفحت نَة ََّواحمل َح َن َ‬
‫َّادفَ حع َ‬ ‫َّالديح َن ُ‬
‫‪َّ.‬اللهم ح‬ ‫َّ َو حاع َلَّ َكل َماتَ َ‬
‫اَّح َسنَةً ََّوَ َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ََ‬
‫ِف‬ ‫‪َّ.‬رب نَاَّآتناَ ََِّفَّالدُّنحيَ َ‬
‫ني َ‬ ‫َّّي ََّربَّاح َلعالَ َّم ح َ‬
‫نيَّعآمةً َ‬ ‫َّع حنَّبَلَد ََنَّانح ُدونحيسياَّخآصةً ََّو َسائ َرَّاحلبُلح َدانَّاحملُ حسلم ح َ‬ ‫َّبَطَ َن َ‬
‫آلخرةََّحسنَةًَّوقَنَاَّع َذابَّالنا َر‪َّ.‬رب نَاَّظَلَمنَاَّاَنح ُفسنَاَّواإ حنَّ ََلَّتَ حغ َفرَّلَنَاَّوتَرِحَحنَاَّلَنَ ُك َّونَن ََّمنَّاحخلَ َ‬
‫اس َريح ََّن‬ ‫َ‬
‫ح َ‬ ‫َ َ ح ح َح‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫‪.‬اح َ َ َ َ َ َ‬
‫َّذيَّاحل ُقرِبَّوي حن هىَّع َنَّاحل َفح َ‬
‫شآء ََّواحملحن َك َر ََّواحلبَ حغيَّيَعَظُ ُك حمَّلَ َعل ُك حَّمَّ‬ ‫انَّوإَي َ‬
‫تآء َ‬ ‫َّعَب َادهللاََّ!َّإَنَّهللاََّيحمرَِبحلع حد َلَّوَّاح َإلحس َ‬
‫ُ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُُ َ َ ح َ‬ ‫َ‬
‫لىَّنَ َع َم َهَّيََزحد ُك حم ََّولَ َذ حك ُرَّهللاََّأَ حك َحَّب‬
‫َّع َ‬
‫َ‬
‫تَ َذك ُرحو َن ََّواذح ُك ُرواَّهللاََّاح َلعظحي َمَّيَ حذ ُكحرُك حم ََّوا حش ُك ُرحوهُ َ‬

‫‪5|P age‬‬

Anda mungkin juga menyukai