Anda di halaman 1dari 9

MERAIH PUASA PENUH KUALITAS

Oleh: H. Masyhur Amin

َُ‫َخ َّصه‬، ‫َش ُه حورَالحع‬ ُ ‫ح‬ ‫ح‬ َّ ‫ح‬ ‫ح ح‬ ‫ح ح ُ ه‬


ٰ‫ٰ ام‬ ‫َوفضلَشهرَرمضانَلَع َغ ِْيهٖ َ ٰمن‬، ٰ‫اإلنعام‬
‫ر‬ َ ٰ ‫َّلِلَ ٰذيَالفض ٰلَو‬ ٰ ٰ ‫اَْلمد‬
ُ ‫ح‬ ُ َّ ‫ه‬ ‫ح ُ ح‬ ‫ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح‬ ‫بمزيح‬
َ‫َتبارك‬،‫ََشيكَٰل‬ ٰ ‫َل‬ َ ‫ه‬
ٖ َ‫د‬ ‫ح‬
‫ر‬ ‫و‬
َ َ ‫َاهلل‬ ‫َل‬ ‫إ‬
ٰ َٰ ‫ٰل‬‫إ‬ َ‫ََل‬ ‫ن‬ ‫َأ‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬‫َو‬، ٰ‫ام‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫اإل‬
َ
ٰ ‫َو‬ ٰ‫م‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ال‬‫َو‬ ‫ل‬
ٰ ‫ض‬ ‫ف‬ ‫َال‬ ‫ن‬ ‫م‬
ٰ َ ‫د‬ٍ ٰ ٰ
َّ ‫ُ ح ُ ح‬ ً َّ ُ ِّ َّ ُ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ِّ‫اس ُمَرب‬ ‫ح‬
َ‫َوأشهدَأنَس ٰيدناَُممـداَ َع ربدُ هٖٖ َو َر ُس رو ٖلَأفضلَمنَصَّل‬، ٰ‫اإلكرام‬ ٰ ٰ ‫َو‬ ‫ل‬ ‫َل‬ ‫يَاْل‬ ‫ذ‬
ٰ َ‫ك‬
‫ح‬ ً ‫َّ ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ َّ ُ ِّ َّ
ٰ ‫ـدَولَع َا ٖل ٖ َوأْصابِهٖ َالَبرةَٰال‬
ً
َ.‫َوسلمَتس ٰليماَك ٰثْيا‬، ٰ‫كرام‬ ‫ر‬ ٰ ُ
َ َ ِ ٍ ‫َصَّلَاهللَلَعَس ٰيدناَُمم‬،‫وصام‬
‫ح‬ ‫ه‬ ُ ‫ُّ ح ُ ح ُ ح ُ ح ح ُ ح ح ح ح‬ ُ ‫أ َّماَب حع‬
َ‫َفقالَاهللَتعاٰل َِٰفَ ٰكت ٰاب َٰه‬.‫هلل‬ ٰ ‫َبتقوىَا‬ ٰ ‫ِس‬ ٰ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫َو‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫ص‬ٰ ‫و‬ ‫!َأ‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬
ٰ ‫س‬ ‫م‬ ‫اَال‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫اأ‬ ‫ي‬ ‫َف‬،َ ‫د‬
ُ ُ ِّ ُ ُ ‫ح‬ ُ ُ ‫ُّ َّ ح ه‬ ‫َالر حْحهن َّ ح‬ َّ ‫هلل‬ ‫الحكريح‬
َ‫اَّل َينَامنواَك ٰتبَعليكمَالصيامَكماَك ٰتبَلَع‬ ٰ َ‫َي َاأيه َا‬.‫َالر ٰحي ٰم‬ ٰ ٰ ‫َِمْسِبَا‬: ‫م‬ ٰ ٰ
‫ح‬ ُ َّ ‫ح ح ُ ح َّ ُ ح‬ ‫َّ ح‬
‫ن‬
َ ‫اَّلينَ ٰمنَقب ٰلكمَلعلكمَتتقو‬ ٰ
Ma‘asyiral Muslimin rahimakumullah
Yang pertama marilah kita senantiasa memanjatkan rasa syukur pada Allah
subhanahu wata’ala yang telah memberikan nikmat yang tidak bisa kita hitung satu
persatu, di antaranya adalah nikmat umur panjang, sehingga kita bisa menikmati
ibadah puasa di hari yang kedua di bulan suci Ramadhan 1444 H. Sholawat dan
salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para shahabatnya.
Selanjutnya marilah kita semakin meneguhkan ketakwaan kepada Allah
subhanahu wata’ala dengan menguatkan tekad untuk senantiasa menjalankan dan
meningkatkan kualitas ibadah kita dan memagari diri kita agar tidak melanggar apa
yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala. Pada Ramadhan ini juga, mari kita
bertekad untuk meraih puasa yang penuh kualitas, bukan ibadah yang hanya
sebatas formalitas.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah


Seperti apakah ibadah puasa yang berkualitas itu?.
Perlu kita sadari bahwa kualitas puasa bukan hanya sebatas bisa menahan lapar
dan haus serta mampu menyelesaikan puasa selama satu bulan saja. Kualitas
puasa ini dalam artian mampu memaksimalkan fungsi, keutamaan, dan manfaat
dari puasa untuk mampu meningkatkan kualitas diri serta mampu memaksimalkan
bulan Ramadhan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah kita.
Untuk meraih puasa yang berkualitas, pertama kita harus benar-benar menata niat
untuk ikhlas berpuasa karena Allah subhanahu wata’ala. Jangan sampai terbersit
sedikit pun rasa berat dan terbebani dengan ibadah puasa ini. Jangan sampai kita
berpuasa karena malu dengan keluarga, takut dengan atasan, atau ingin dipuji oleh
orang lain. Jika niatan ini yang ada dalam hati kita, bisa jadi kita akan mengatakan
berpuasa kepada orang lain namun sebenarnya kita berbohong karena faktanya
kita tidak berpuasa. Inilah yang kemudian bisa kita sebut sebagai puasa formalitas.
Seharusnya datangnya Ramadhan harus kita sambut dengan rasa senang dan
bahagia serta saat menjalankannya pun harus dengan kesungguhan dan
keimanan. Jika hal ini bisa kita camkan pada diri kita, insyaallah kita akan meraih
pahala dan diampuni dosa-doa kita yang telah lalu. Hal ini sesuai dengan hadits
Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim yang sangat
masyhur:
‫ح‬ َّ ُ ً ‫ح‬ ً ‫ح‬
‫َٰلَماَتقدمَ ٰم حنَذن ٰب َٰه‬
ُ ‫اَغفر‬ ‫ح‬
ٰ ‫منَصامَرمضانَإيماَناَواحتٰساب‬
Artinya: “Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhan karena Iman dan mengharap
pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.

Ma‘asyiral Muslimin rahimakumullah


Ketika mulai berpuasa, kita juga harus menancapkan tekad dalam hati untuk bukan
hanya sekadar mempuasakan diri dari makan dan minum saja. Kita harus mampu
mempuasakan seluruh anggota tubuh, pikiran dan hati kita. Mata harus dipuasakan
dari pandangan sesuatu yang tercela dan dibenci syariat serta melalaikan Allah
subhanahu wata’ala. Lidah harus dipuasakan dari berbicara yang tidak bermanfaat,
melakukan kebohongan, menggunjing, mengumpat, berkata buruk, dan menebar
permusuhan serta menzholimi orang lain. Tangan harus dipuasakan dari berlaku
dzalim pada orang lain, mengambil hak orang lain, dan tindakan yang merugikan
orang lain.

Mempuasakan anggota tubuh ini sangat berat sekali kita lakukan, apalagi di zaman
modern saat ini, di mana kita sudah hidup di dua dunia yakni dunia nyata dan dunia
maya. Jika dulu, sebelum adanya perkembangan teknologi internet, khususnya
media sosial, orang akan jarang menemukan dan sulit melakukan hal-hal maksiat
di dunia nyata.

Namun di era perkembangan teknologi dan informasi yang pesat saat ini, di mana
dunia sudah berada dalam genggaman, kemaksiatan pun bisa dilakukan dalam
genggaman tangan kita. Mulai dari maksiat mata, mulut, dan tangan bisa saja
dilakukan dengan mudah menggunakan kecanggihan teknologi internet. Terlebih
dengan media sosial yang menjadikan kita merasa bebas untuk mengungkapkan
apa yang ada dalam hati kita melalui jari-jemari kita, sehingga bisa merugikan dan
mendzalimi orang lain. Sabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang
diriwayatkan Imam Ahmad:
ُ ‫َّ ح ُ ح ُ ح‬ ُ ‫ك حمَ ٰم حنَصائمَليحس‬
‫َٰلَم ح‬
َ ‫َصيا ٰم ٰهَ ٰاَلَاْلوعَوالعط‬
‫ش‬ ٰ ‫ن‬ ٰ ٍٰ
Artinya: "Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat secuil apa pun
dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus"

Hal ini sangat mungkin bisa terjadi apabila kita tidak bisa mengendalikan anggota
tubuh dengan melakukan dan mengumbar maksiat di media sosial. Sudah
seharusnya waktu yang kita miliki selama Ramadhan ini digunakan semaksimal
mungkin untuk memperbanyak amal shaleh seperti membaca Al-Qur’an,
memperbanyak infak dan sedekah, mendisiplinkan diri untuk shalat lima waktu
secara berjamaah, melaksanakan shalat tarawih dan sejenisnya secara istiqomah.

Ma‘asyiral Muslimin rahimakumullah


Untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa saat ini, marilah kita juga mengisinya
dengan mengasah kepekaan sosial kita dengan membantu orang yang sedang
mengalami kesulitan. Hal ini karena puasa bukanlah hanya sebatas formalitas dan
ritual ibadah saja. Puasa memiliki berbagai sisi dimensi di antaranya dimensi
teologis vertikal dan sosiologis horizontal.

Sebagai dimensi teologis vertikal, puasa menjadi sarana mendekatkan diri pada
Allah subhanahu wata’ala untuk meraih predikat takwa sebagaimana disebutkan
dalam Surat Al-Baqarah ayat 183:
ُ ُ َّ‫ك حمَلعل‬ َّ ُ ُ ُ َّ ُّ
َ ‫ك حمَتتَّقو‬ ُ ‫َاَّلينَم حنَقبحل‬ ُ ‫واَكتبَعليح‬
ِّ ‫ك ُم‬
ُ ‫َالصي‬
‫ن‬ ٰ ٰ ٰ ‫َلَع‬ ‫ب‬ ‫ت‬
ٰ ‫اَك‬ ‫م‬ ‫َك‬ ‫ام‬ ٰ ‫ن‬ ‫َآم‬ ‫ين‬‫اَاَّل‬
ٰ ‫ياَأيه‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Sementara sebagai dimensi sosiologis horizontal, puasa adalah kawah candra


dimuka orang-orang yang beriman dalam melatih diri untuk lebih peduli dengan
kondisi sosial orang lain. Pengalaman diri dengan tidak makan, minum, dan
merasakan lapar adalah bentuk latihan fisik dan psikis agar kita bisa merasakan
bagaimana rasanya saudara-saudara kita yang mengalami kesulitan sekadar
hanya untuk makan dan minum.

Kedua dimensi puasa ini selanjutnya akan menjadi indikator keberhasilan puasa
kita, yang kemudian juga akan terlihat pasca-Ramadhan ini. Kita bisa lihat nanti
setelah madrasah Ramadhan ini. Apakah kita akan menjadi lulusan yang memiliki
kesalehan spiritual dan sosial melalui puasa yang berkualitas? Atau apakah kita
akan sama saja bahkan malah mengalami kemunduran spiritual dan sosial karena
puasa yang hanya sebatas formalitas?.

Mudah-mudahan puasa ini mampu menjadi media transformasi dan mampu


mendidik kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang paripurna di sisi Allah subhanahu
wata’ala. Aamiin.
‫ح‬ ‫ِّ ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ُ َّ ‫ح‬ ‫ُح ح‬ ‫كح‬ُ ‫َاهللَِلَول‬
ُ ‫بارك‬
َ‫كي ٰم‬ٰ ‫َّلك ٰرَاْل‬
ٰ ‫اتَوا‬
ٰ ‫آنَالع ٰظي ٰمَونفع ِٰنَو ٰإياكم َٰبماَ ٰفي ٰهَ ٰمنَاْلي‬ ٰ ‫ر‬ ‫َالق‬ ‫َِف‬ٰ ‫م‬ ٰ
‫ح‬ ُ ‫ِنَومنح‬
َ ‫َالس ٰميح ُعَالع ٰليح َُم‬
َّ ‫ك حمَتِ ََلوت َهٖٖان َّهَٖ ُهو‬
َ ِّ َّ
ٰ ‫وتقبلَ ٰم ٰ ح‬
ِ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
MBANGUN SIAM LANGKUNG SAE
Dening: H. Masyhur Amin

َُ‫َخ َّصه‬، ‫َش ُه حورَالحع‬ ُ ‫ح‬ ‫ح‬ َّ ‫ح‬ ‫ح ح‬ ‫ح ح ُ ه‬


ٰ‫ٰ ام‬ ‫َوفضلَشهرَرمضانَلَع َغ ِْيهٖ َ ٰمن‬، ٰ‫اإلنعام‬
‫ر‬ َ ٰ ‫َّلِلَ ٰذيَالفض ٰلَو‬ ٰ ٰ ‫اَْلمد‬
ُ ‫ح‬ ُ َّ ‫ه‬ ‫ح ُ ح‬ ‫ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح‬ ‫بمزيح‬
َ‫َتبارك‬،‫ََشيكَٰل‬ ٰ ‫َل‬ َ ‫ه‬
ٖ َ‫د‬ ‫ح‬
‫ر‬ ‫و‬
َ َ ‫َاهلل‬ ‫َل‬ ‫إ‬
ٰ َٰ ‫ٰل‬‫إ‬ َ‫ََل‬ ‫ن‬ ‫َأ‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬‫َو‬، ٰ‫ام‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫اإل‬
َ
ٰ ‫َو‬ ٰ‫م‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ال‬‫َو‬ ‫ل‬
ٰ ‫ض‬ ‫ف‬ ‫َال‬ ‫ن‬ ‫م‬
ٰ َ ‫د‬ٍ ٰ ٰ
َّ ‫ُ ح ُ ح‬ ً َّ ُ ِّ َّ ُ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ِّ‫اس ُمَرب‬ ‫ح‬
َ‫َوأشهدَأنَس ٰيدناَُممـداَ َع ربدُ هٖٖ َو َر ُس رو ٖلَأفضلَمنَصَّل‬، ٰ‫اإلكرام‬ ٰ ٰ ‫َو‬ ‫ل‬ ‫َل‬ ‫يَاْل‬ ‫ذ‬
ٰ َ‫ك‬
‫ح‬ ً ‫َّ ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ َّ ُ ِّ َّ
ٰ ‫ـدَولَع َا ٖل ٖ َوأْصابِهٖ َالَبرةَٰال‬
ً
َ.‫َوسلمَتس ٰليماَك ٰثْيا‬، ٰ‫كرام‬ ‫ر‬ ٰ ُ
َ َ ِ ٍ ‫َصَّلَاهللَلَعَس ٰيدناَُمم‬،‫وصام‬
‫ح‬ ‫ه‬ ُ ‫ُّ ح ُ ح ُ ح ُ ح ح ُ ح ح ح ح‬ ُ ‫أ َّماَب حع‬
َ‫َفقالَاهللَتعاٰل َِٰفَ ٰكت ٰاب َٰه‬.‫هلل‬ ٰ ‫َبتقوىَا‬ ٰ ‫ِس‬ ٰ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫َو‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫ص‬ٰ ‫و‬ ‫!َأ‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬
ٰ ‫س‬ ‫م‬ ‫اَال‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫اأ‬ ‫ي‬ ‫َف‬،َ ‫د‬
ُ ُ ِّ ُ ُ ‫ح‬ ُ ُ ‫ُّ َّ ح ه‬ ‫َالر حْحهن َّ ح‬ َّ ‫هلل‬ ‫الحكريح‬
َ‫اَّل َينَامنواَك ٰتبَعليكمَالصيامَكماَك ٰتبَلَع‬ ٰ َ‫َي َاأيه َا‬.‫َالر ٰحي ٰم‬ ٰ ٰ ‫َِمْسِبَا‬: ‫م‬ ٰ ٰ
‫ح‬ ُ َّ ‫ح ح ُ ح َّ ُ ح‬ ‫َّ ح‬
‫ن‬
َ ‫اَّلينَ ٰمنَقب ٰلكمَلعلكمَتتقو‬ ٰ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakulumullah.
Sepisan mangga kita sami ngunjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT,
ingkang tansah paring nikmat dhateng kita sedaya tanpa wilangan. Salah
setunggalipn inggih punika nikmat umur panjang, sahengga saged ndenangi
ibadah ing dinten kaping kalih ing wulan suci Ramahan 1444 H punika. Sholawat
lan salam mugi tansah kasarira dhumateng Baginda Rasul Muhammad SAW
dalasan keluwarga, sahabat lan sedaya ummatipun.

Salajengipun mangga kita neguhaken ketaqwaan dhumateng Allah SWT kanthi


tekad ingkang gembleng nindakaken ibadah lan ningkataken kualitasipun, lan
mbentengi diri pribadi kita saking tingkah awon ingkang dipun awisi dening Allah
SWT. Ing wulan Ramadhan menika ugi mangga kita mbangun kesaenan mliginipun
anggen kita siam, mboten namung lamis utawi abang-abang lambe.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakulumullah.


Lajeng kadospundi to siam ingkang sae menika?
Perlu kita sadhari bilih siam menika mboten namung ngampet luwe, ngampet
ngunjuk lan dhahar, ananging siam ingkang sae menika siam ingkang saestu
saged ndadosaken kesaenan marang diri kita, dados sehat badanipun, wening
ruhaninipun, kiat anggenipun nindakaken ngibadah, tambah kathah amal
sholehipun, tansaya caket dhumateng Allah lan ridha dhumateng sedaya ketentuan
takdir awon punapa becik.
Supados siam langkung sae, sepisan mangga kita nata niat. Inggih punika niat
ikhlas lillahi ta’ala. Ampun ngantos wonten osiking manah raos awrat, repot lan
owel. Ampun ngantos siam namung amargi isin kalih kulawarga, ajrih kaliyan
juragan, golek aleman tiyang sanes. Menawi taksih wonten obahing manah kados
ing menika, estunipun kita ngapusi marang diri kita pribadi, lan kasebat pasanipun
namung formalitas utawi lamis.

Rawuhipun wulan Ramadhan samesthinipun kita sambut kanthi raos seneng,


gumbira, lan niat ngibadah ingkang estu-estu kanthi adhedhasar iman. Menawi
ingkang mekaten menika saged kita cakaken, insya Allah sedaya dosa kita dipun
lebur dening Allah SWT, lan pikantuk ganjaran ingkang agung. Nabi Muhammad
SAW ing ndalem buku Shohih Bukhori Muslim, atur sabda:
‫ح‬ َّ ُ ً ‫ح‬ ً ‫ح‬
‫َٰلَماَتقدمَ ٰم حنَذن ٰب َٰه‬
ُ ‫اَغفر‬
ٰ ‫اب‬ ‫س‬‫ت‬
ٰ ‫اح‬‫اَو‬ ‫م حنَصامَرمضانَإيماَن‬
Tegesipun : “Sapa kang pasa ing sasi Ramadhan karana iman lan ngajab ganjaran
saka Allah SWT, mula bakal ingapuran kabeh dosane kang wis-wis”.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakulumullah.


Nalikanipun niat siam, kedah nandhesaken krenteg nboten namung ngirangi
dhahar lan ngunjuk, ananging kita kedah nyiamaken sedaya anggota badan, pikiran
lan rasa-pangrasa. Mripat kedah dipasani kanthi njaga pandelengan ingkang awon.
Lathi kedah dipasakaken kanthi njagi pangandikan ingkang apus-krama, rarasan,
maido, misuh, pangucap awon, adu-adu, lan nggendhak sikara dhumateng liyan.
Asta dipasani saking tumindak cengkiling marang tiyang sanes, mendhet ingkang
sanes hakipun, lan damel kapitunanipun sesami.

Masakaken anggota badan menika estu awrat tindakipun, napa malih ing jaman
sapunika. Jaman sapunika kita sampun kebiasaan ing alam nyata lan alam maya
(internet). Rumiyin nalika dereng wonten internet, mliginipun medsos, tiyang-tiyang
sami mboten gampil manggihaken kemaksiatan, benten kados sakmenika.

Ing jaman sakmenika, donya sampun karegem ing asta, maksiat saged
kelampahan naming saking jempol lan driji. Saking maksiat mripat, tutuk, napa
malih asta, sebab gampil sanget driji menika kepleset nyerat lan komentar awon,

ُ ‫َّ ح ُ ح ُ ح‬
ingkang ngrugekaken lan nyebabaken pasulayan. Rasulullah SAW atur sabda:
‫ُ ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح‬
َ ‫َصيا ٰم ٰهَ ٰاَلَاْلوعَوالعط‬
‫ش‬ ٰ ‫كمَ ٰمنَصائٰ ٍمَليسَٰلَ ٰمن‬
Tegesipun: “Iba akehe wong pasa kang ora oleh ganjaran sak met-meta, kajaba
mung oleh ngelak lan luwe”.
Bab menika gampil kedadosanipun menawi kita mboten ngendhaleni anggota
tubuh lan ngumbar maksiat ing media sosial. Mangga mumpung wulan Ramadhan
kita ginakaken kangge tadarus Al Qur’an, ngathah-ngathahaken infaq lan sedekah,
disiplin berjamaah sholat gangsal wekdal, nindakaken sholat taraweh, lan
sanesipun kanthi istiqomah.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakulumullah.


Kangge mbangun siam kita, mangga sami ngasah kepekaan sosial kanthi cara
sabyantu tiyang ingkang sami nandang kecingkrangan. Sebab pasa mboten
namung amal ragawi kemawon, ananging amal ingkang nggadhahi dimensi
teologis vertikal lan sosiologis horizontal.

Ingkang kasebat dimensi teologis vertikal, ateges siam kangge srana nyupeketaken
diri kita dhumateng Allah SWT, kados QS Surat Al Baqoroh 183:
ُ َّ ‫ح ح ُ ح َّ ُ ح‬ َّ ُ ُ ِّ ُ ُ ‫ح‬ ُ ُ َّ ُّ
‫ن‬
َ ‫َاَّلينَ ٰمنَقب ٰلكمَلعلكمَتتقو‬
ٰ ‫اَاَّلينَآمنواَك ٰتبَعليكمَالصيامَكماَك ٰتبَلَع‬
ٰ ‫ياَأيه‬
“He wong-wong kang padha iman, wajib marang sira pasa kaya dene ummat
sakdurungira”.

Wondene dimensi horizontal sosiologis, siam inggih menika lir kawah


candradimuka kanggenipun tiyang-tiyang ingkang beriman kangge ngladhi diri
pribadi lan sosial. Pendadaran kangge ngraosaken luwe, ngelek, kesel, saged
kangge tepa selira dhumateng tiyang ingkang nandang papa cintraka.
Mugi-mugi siam kita estu-estu ndadosaken kesaenan dhumateng kita sedaya, lahir
tumusing batos, fid dunya wal akherat. Aamiin.
‫ح‬ ‫ِّ ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ُ َّ ‫ح‬ ‫ُح ح‬ ‫كح‬ُ ‫َاهللَِلَول‬ُ ‫بارك‬
َ‫كي ٰم‬ٰ ‫َّلك ٰرَاْل‬
ٰ ‫اتَوا‬
ٰ ‫آنَالع ٰظي ٰمَونفع ِٰنَو ٰإياكم َٰبماَ ٰفي ٰهَ ٰمنَاْلي‬ ٰ ‫ر‬ ‫َالق‬ ‫َِف‬ٰ ‫م‬ ٰ
ُ‫َالسميح ُعَالحع ٰليح َم‬ ُ ‫ِنَومنح‬
َّ ‫ك حمَتِ ََلوت َهٖٖان َّهَٖ ُهو‬
ٰ ‫ح‬ ِّ ‫وتقبَّلَم‬
ٰ َ ٰٰ
ِ
َ
َ
َ
‫ُ ِّ ُ ِّ‬ ‫ح ح ُ ه‬
‫‪KHUTBAH 2:‬‬
‫ح ح‬ ‫ح‬ ‫ُ‬ ‫ُ َّ ح‬ ‫ِّ‬ ‫ُ‬
‫ْصابِهٖ َأه ٰلَالوفا‪َ.‬‬ ‫ر‬
‫َآٰل َ َو َأ َ‬ ‫ٰٰ‬ ‫لَع‬ ‫‪َ،‬و‬ ‫َف‬ ‫ط‬ ‫ص‬ ‫م‬ ‫َال‬ ‫د‬‫ٍ‬ ‫م‬ ‫اَُم‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ٰٰ‬ ‫ي‬ ‫َس‬ ‫َلَع‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ٰ‬ ‫س‬ ‫أ‬ ‫َو‬ ‫ح‬
‫ِل‬ ‫ص‬ ‫أ‬ ‫‪َ،‬و‬ ‫َف‬ ‫ك‬ ‫َو‬ ‫َّلِل‬
‫اْلمد ٰ ٰ‬
‫ٰ‬
‫ٰلَ‪َ .‬‬‫اَُم َّم ًداَ َعبدُٖهَٖور ُس حو ُ َُ‬ ‫ُ‬
‫ن‬ ‫د‬ ‫َٰل‪َ،‬وأ حشه ُدَأ َّنَسيِّ‬ ‫َاّلِلَوحدَ هََٖلََشيحك ُ‬ ‫أ حشه ُدَأ حن َََّلَهلإَإ ََّل ه ُ‬
‫ر‬ ‫ٰ‬ ‫ٰ‬ ‫َر‬ ‫ٰ‬
‫ي‬
‫ح ح‬
‫ْصابِهٖ َاْج ٰع َ‬ ‫لَأ ِلَٖ َو َأ ر َ‬ ‫اَُم ِّم ٍدَوَعَ ٰ ٖ‬ ‫ُ‬
‫لَس ٰيِّ ٰدن‬ ‫َالله ُه َّـمَص ِّٰلَوس ٰلِّ حمَوب ٰار حكَعَ ٰ ٖ‬
‫ح ُ ح َّ ه‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ه ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ُ‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ُّ ح ُ ح ُ ح ُ‬ ‫َأ َّماَب حع ُ‬
‫ِلَالع ٰظي ٰمَواعلمواَأنَاّلِلَ‬ ‫ىَاّلِلَالع ِّ‬ ‫ٰ‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ت‬‫َب‬ ‫ِس‬ ‫ح‬ ‫ٰ‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫َو‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ي‬‫ص‬ ‫ٰ‬ ‫و‬ ‫‪َ،‬أ‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫ٰ‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫اَال‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫اَأ‬ ‫ي‬ ‫‪َ،‬ف‬ ‫د‬
‫ٰٰ‬ ‫ٰ‬
‫َّ ه‬ ‫ح‬ ‫ِّ ح‬ ‫الصَلةَو َّ‬ ‫أمر ُك حمَبأ حمرَعظيحم‪َ،‬أمر ُك حمَب َّ‬
‫َاّلِل َ َو َم ََلئِكتَهَٖ‬ ‫السَلمٰ َلَعَن ٰب ٰي ٰهَالك ٰري ٰمَفقال‪ٰ َ:‬إن َ‬ ‫ٰ‬ ‫ٰ‬ ‫ٰ ٍ ٰ ٍ‬
‫ِّ‬ ‫ِّ ُ ح ً ه ُ َّ ِّ‬ ‫ح‬ ‫ُّ‬ ‫ُ‬ ‫ُّ َّ‬ ‫َّ‬ ‫ُ ُّ‬
‫اَاَّلينَآمنواَصلواَعلي ٰهَوس ٰلمواَتس ٰليما‪َ،‬اللهـمَص ٰلَلَعََس ٰي ٰدناَ‬ ‫يصلونَلَعَانل ٰ ٰب‪َ،‬ياَأيه ٰ‬ ‫ِّ‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ِّ‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ِّ‬ ‫ح‬ ‫َّ‬ ‫اَُم َّ‬ ‫ُ‬ ‫ُُم َّمدَولَعَآلَسيِّ‬
‫اركَ‬ ‫ٰ‬ ‫ب‬ ‫َو‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬
‫ٰ‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫اَ‬
‫ٰ ٰ ٰ‬ ‫ن‬ ‫د‬‫ٰ‬ ‫ي‬‫َس‬ ‫َآل‬ ‫لَع‬ ‫َو‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬
‫ٰ‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬
‫ٰ ٰ‬ ‫اَ‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ٰ‬ ‫ي‬‫َس‬ ‫َلَع‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫اَص‬ ‫م‬ ‫َك‬ ‫د‬‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫د‬‫ٰ‬ ‫ٰ ٰ‬ ‫ٍ‬
‫اَُم َّمدَكماَبار حكتَلَعَ سيِّدناَ إبحراهيح‬ ‫ُ‬ ‫ُ َّ‬
‫َآلَ س ٰيِّ َٰدناَ‬ ‫ٰ‬ ‫لَع‬ ‫َو‬ ‫م‬ ‫ٰٰ ٰ ٰ‬ ‫ٍ‬ ‫َآلَ س ٰيِّ ٰدن‬ ‫لَعَ س ٰي ٰدناَُمم ٍدَولَع ٰ‬
‫ِّ‬
‫حٌ حٌ‬ ‫ح ح ح ح ح َّ‬
‫ََميدَ‪.‬‬ ‫َْحيد ٰ‬ ‫‪َِ،‬فَالعال ٰميَ ٰإنك ٰ‬ ‫ٰإبرا ٰهيم ٰ‬
‫حُ ح ح ح‬ ‫ح ح‬ ‫حُ ح‬ ‫حُ ح ح‬ ‫ح‬ ‫ُ‬ ‫ح‬ ‫ه ُ َّ ح ح ح ُ ح ح‬
‫ات‪َ،‬‬ ‫اتَ اْلحياءَٰ ٰمنهمَ واْلمو ٰ َ‬ ‫اتَ والمؤ ٰم ٰنيَ والمؤ ٰمن ٰ‬ ‫اللهـمَ اغ ٰفرَ لٰلمس ٰل ٰميَ والمس ٰلم ٰ‬
‫ح ح‬
‫السيُ حوفَال َُمختَ ٰلفةَ‬ ‫حشاءَوال ح ُمنحكرَو حاْل حْغَو ُّ‬ ‫ح ح‬ ‫ح‬
‫ـمَادف حعَعناَاْلَلءَوالغَلءَوالوباءَوالف‬
‫ح‬ ‫َّ ح‬ ‫ه ُ َّ ح‬
‫الله‬
‫حُ ح ح‬ ‫ح ُح‬ ‫َّ ً‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫َّ‬
‫انَالمس ٰل ٰميَ‬ ‫ٰ‬ ‫َل‬ ‫َب‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ٰ‬ ‫َو‬ ‫ة‬ ‫اص‬ ‫اَخ‬ ‫ذ‬ ‫اَه‬ ‫ن‬ ‫َل‬
‫ٰ‬ ‫َب‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ٰ‬ ‫‪َ،‬‬ ‫ن‬ ‫ط‬ ‫اَب‬ ‫م‬ ‫اَو‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫اَظ‬ ‫‪َ،‬م‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫م‬
‫ٰ‬ ‫ال‬‫َو‬ ‫د‬ ‫ٰ‬ ‫ئ‬ ‫ا‬‫د‬ ‫الش‬ ‫و‬
‫ََشءٍَق ٰدي ح َرٌ‬ ‫َك ح‬ ‫ُ ِّ‬ ‫َّ ً َّ‬
‫ٰ‬ ‫َلَع‬ ‫ك‬ ‫َعمة‪ٰ َ،‬إن‬
‫حُح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫حُ‬ ‫ح‬ ‫ح ح‬ ‫ه َّ ه ح ُ ُ ح ح‬
‫انَو ٰإيتاءَٰ َٰذيَالقرَبَوينَهَع ٰنَالفحشاءَٰوالمنك ٰرَ‬ ‫َاّلِل‪َ،‬إنَاّلِلَيأمر َٰبالعد ٰلَواإلحس ٰ‬ ‫ٰعباد ٰ‬
‫ُ‬ ‫حُ ه ح‬ ‫ح‬ ‫ُ‬ ‫ح‬ ‫ح ُُ ه ح ح ح ُ‬ ‫ح‬ ‫ُ‬ ‫ُ ُ ح َّ ُ ح َّ‬ ‫ح ح‬
‫َب َ‬ ‫َاّلِلَأك َ‬ ‫َّلكر ٰ‬ ‫اذكرواَاّلِلَالع ٰظيمَيذكركمَو ٰ‬ ‫ْغ‪َ،‬ي ٰعظكمَلعلكمَتذكرون‪َ.‬ف َ‬ ‫اْل ٰ‬ ‫و َ‬
‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai