Anda di halaman 1dari 19

1.

Dalam secarah hirarki peraturan perUU-an (UUD RI 1945 samapi Perda


Kab/kota) terdapat ketidaksamaan istilah antara pekerjaan kefarmasihan
dengan praktek kefarmasiaan, kenapa PP 51 2009 menggunakan istilah
pekerjaan kefarmasihan.
a. Pada bagian bagian menimbang dan mengingat terdapat pada UU 12 2012
tercantum UU 10 2004
b. Pada bagian menimbang dan mengingat terdapat pada Permenkes 3 2015
tercantum UU 5 1997
c. Pada bagian menimbang dan Mengingat terdapat pada Permenkes 3 2015
tercantum UU 35 2009
d. pada bagian menimbang dan Mengingat terdapat pada UU 23 1992 tercantum
PP 51 2009
e. pada bagian mmenimbang dan Mengingat terdapat pada PP 51 2009
tercantum UU 23 1992

Jawaban : E
Alasan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN
2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN Bahwa untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 63 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/51tahun2009pp.htm

2. Menurut PP No.51 th 2009, Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan


Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas ...
A.. Tenaga Kesehatan dan Tenaga Kefarmasian
B. Tenaga Kefarmasian dan Ahli Madya
C. Apoteker dan Asisten Apoteker
D. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
E. Apoteker dan Ahli Madya

Jawaban : A
Alasan : dijelas kan dalam PP No 51 tahun 2009 pada pasal 1 ayat 3 bahwa
“Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang
terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian”

3. Pemilik Izin Edar Obat wajib melakukan beberapa hal berikut selama obat
diedarkan yaitu…
A. Pemantauan khasiat obat
B. Pemantauan kondisi pasien setelah menerima obat
C. Pemantauan keamanan obat
D. Pemantauan mutu obat
E. A, C, dan D benar

Jawaban : E
Alasan : obat yang diedarkan harus sesuai dengan persyaratan keamanan obat
yang tercantum pada KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.05.3.1950 TENTANG KRITERIA DAN TATA
LAKSANA REGISTRASI OBAT bab 3 pasal 3 ayat 1 yaitu : Obat yang dapat memiliki izin
edar harus memenuhi kriteria utama berikut : a. Efikasi atau khasiat yang meyakinkan
dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui uji preklinik dan uji klinik atau bukti-
bukti lain sesuai dengan status perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan; b.
Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi sesuai Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB), spesifikasi dan metoda pengujian terhadap semua bahan yang
digunakan serta produk jadi dengan bukti yang sahih; c. Penandaan berisi informasi
yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional
dan aman
Sumber : https://jdihn.go.id/files/491/Keputusan%20kepala%20BPOM%20No.
%20HK.00.05.3.1950%20ttg%20kriteria%20dan%20tata%20laksana%20registrasi
%20obat.PDF

4. Seorang pemilik modal dengan latar belakang lulusan S-1 Ekonomi mendirikan
apotek dan bekerjasama dengan apoteker. Setelah beberapa tahun berjalan,
penanam modal ini mempersilahkan apoteker untuk dapat libur sejenak setiap
hari sabtu sementara pemilik modal tersebut yang nantinya akan “melakukan
penjualan obat dan melayani customer” di apotek tersebut karena merasa siap
setelah menerima ilmu dari apoteker untuk berhadapan dengan klien. Apoteker
yang bersangkutan menolak, dasar penolakan apoteker atas niat yang akan yang
dilakukan oleh penanam modal tersebut dilandaskan kepada hukum menurut…
a. UU No 36 Tahun 2009 tentangKesehatan
b. PMK No 30 Tahun 2014 Tentang SPKdi Puskesmas.
c. Permenkes No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
d. PMK No 58 Tahun 2014 Tentang SPKdi Rumah Sakit
e. PP No. 51 Tahun 2009 tentangPekerjaan Kefarmasian.

Jawaban : E
Alasan n :
PP No. 51 Tahun 2009 tentangPekerjaan Kefarmasian pada pasal 25 ayat 2
menyebutkan, bahwa “ Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek Bekerja sama
dengan pemilik modal maka Pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan Sepenuhnya
oleh Apoteker yang bersangkutan”

5. Peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai praktik kefarmasian


di Puskesmas adalah....
A. PP No. 51 tahun 2009
B. UU No 36 tahun 2009
C. UU No 36 tahun 2014
D. Permenkes No. 30 tahun 2014
E. Permenkes No. 27 tahun 2014

Jawaban : D
Alasan :
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN
2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
a.Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang
berorientasi kepada pasien diperlukan suatu standar yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam pelayanan kefarmasian.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 51
Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

6. Nama/judul peraturan : PP No. 51 Th 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian


Uraian jenis hirarki, nomor urut dan tahun pemberlakuan peraturan yaitu :…
a. Jenis hirarki : Peraturan Perundang-undangan, nomor urut 51, tahun
pemberlakuan 2009
b. Jenis hirarki : Peraturan Presiden, nomor urut 51, tahun pemberlakuan 2010
c. Jenis hirarki : Peraturan provinsi, nomor urut 51, tahun pemberlakuan 2009
d. Jenis hirarki : Peraturan pemerintah, nomor urut 51, tahun pemberlakuan
2009
e. Jenis hirarki : Peraturan Presiden, nomor urut 51, tahun pemberlakuan 2010
Praktik kefarmasian yg meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan,
Jawaban : D
Alasan : Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang
sebagaimana mestinya, yang mana PP no 51 tahun 2009 dibuat dengan
menimbang untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
Tentang Pekerjaan Kefarmasian;
7. pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan
obat tradisional harus dilakukan oleh……
a. Tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perUUan
b. Tenaga Kesehatan lain yang mempunyai Kompetensi dan kewenangan yang
sesuai
c. Tenaga kesehatan yang memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan
d. Tenaga kesehatan tertentu yang dapat melakukan praktik kefarmasian
e. Tenaga kesehatan yang memperoleh persetujuan untuk melakukan praktik
kefarmasian.

Jawaban : A
Alasan :
a. Tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perUUan
Penjelasan :
Isi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 108 ayat 1 :
1. Praktik kefarmasian meliputi pembuatan termasuk Pengendalian mutu
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, Penyimpanan dan
pendistribusian Obat, pelayanan Obat atas Resep Dokter, pelayanan
informasi Obat serta pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat tradisional
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang Mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan.
Sumber :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://infeksie
merging.kemkes.go.id/download/
UU_36_2009_Kesehatan.pdf&ved=2ahUKEwiqwsK2g936AhVf4XMBHT3qAUs
QFnoECAcQBg&usg=AOvVaw0Tv-46O_9Q4ugvNxfC5iGi

8. Berikut ini adalah Hak Tenaga kesehatan yang tercantum dalam UU No.36 tahun
2014) kecuali
a.Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
Standar Profesi,Standar Pelayanan Profesi,dan Standar Prosedur Operasional
b.Menerima imbalan jasa
c.Menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan
d.Memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia,moral,kesusilaan,serta nilai-
nilai agama;
e.Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;

Jawaban : C
Alasan :
Dalam UU no 36 tahun 2014 pada pasal 57 disebutkan bahwa :
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak:

a. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang


Melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional;

b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari


Penerima Pelayanan Kesehatan atau keluarganya;

c. Menerima imbalan jasa;

d. Memperoleh pelindungan atas keselamatan dan

Kesehatan kerja, perlakuan yang sesuai dengan harkat


Dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai-
Nilai agama;

e. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan

Profesinya;
f. Menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan
Atau pihak lain yang bertentangan dengan Standar
Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar
Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan
Perundang-undangan; dan

g. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan


Peraturan Perundang-undangan.
9. Pada beberapa waktu lalu, dikabarkan seorang pensiunan meninggal dunia di
rmahnya. Setelah ditelusuri ternyata penyebab kematiannya karena apoteker
langganannya salah memberikan obat yang biasa ia pesan. Melihat kasus ini,
apoteker tersebut telah melakkan kelalaian sehingga menyebabkan kematian
maka apoteker tersebut akan dikenai sanksi 5 tahun pidana yang terdapat dalam
UU 36 tahun 2014, pasal…
A. 84 ayat (2)
B. 82 ayat (2)
C. 56 ayat (1)
D. 109 ayat (2)
E. 77 ayat (1)
Jawaban : A
Alasan :
Pasien meninggal disebabkan oleh kelalaian apoteker yang salah memberi obat
maka telah tertuang dalam UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014 pada pasal 84
ayat (2) menyebutkan bahwa “
(2) Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengakibatkan kematian, setiap Tenaga Kesehatan
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
Tahun.

10. Menurut UU RI nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan, yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya, adalah …..
a. Undang-Undang (UU)
b. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
c. Peraturan Pemerintah (PP)
d. Peraturan Presiden (Perpres)
e. Peraturan Daerah Provinsi (Perda Prov)

Jawaban : C .

11. Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu


sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Isi undang-undang diatas terdapat
dalam UU no Berapa, Pasal berapa dan Ayat berapa....
a. UU no 51 tahun 2009 pasal 11 ayat 1
b. UU no 36 tahun 2009 pasal 108 ayat 1
c. UU no 36 tahun 2009 pasal 111ayat 2
d. UU no 51 tahun 2008 pasal 30 ayat 1
e. UU no 12 tahun 2011 pasal 48 ayat 1
Jawaban: B
Alasan :
UUD no 36 tahun 2009 Pasal 108 ayat (1) ‘Praktik kefarmasiaan yang meliputi
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penjelasan pasal ini menyebutkan bahwa tenaga kesehatan yang dimaksud


adalah tenaga kefarmasian dengan keahlian dan kewenangannya. Dalam hal tidak ada
tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan lain –dokter dan/atau dokter gigi, bidan, dan
perawat- bisa melakukan tindakan kefarmasian secara terbatas yang dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

https://www.hukumonline.com/berita/a/dikriminalkan-perawat-ijudicial-
reviewi-uu-kesehatan-ke-mk-lt4bb9ca738a3b6/

12. Badan usaha yang memiliki izin dari menteri Kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat adalah pengertian farmasi industri
berdasarkan ...
a. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1799/Menkes/XII/2010.
b. Undang-undang no. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
c. Undang-undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
d. Peraturan pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
e. Peraturan Presiden RI No.72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan.

Jawaban : A
Alasan: Berdasarkan Permenkes Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang
Industri Farmasi, industri farmasi merupakan badan usaha yang memiliki izin dari
Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.
Sumber:Permenkes Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010

13. Menurut UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 9 ayat 1,
berdasarkan peraturan tersebut untuk menjadi tenaga kesehatan harus memiliki
kualifikasi minimum ........, kecuali tenaga medis.
a. SMF
b. D1
c. D3
d. S1
e. Profesi

Jawaban: C
Pembahasan:
Hal ini sesuai dengan yang tertera pada UU no. 36 tahun 2014 pasal 9 ayat 1
tentang Tenaga Kesehatan, pada BAB III Kualifikasi dan Pengelompokan Tenaga
Kesehatan yang berbunyi “Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf a harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.”
14. Peraturan yang mengatur mengenai sumber daya manusia dalam praktek
kefarmasian yaitu
a. KBPOM
b. Perpu
c. Peraturan Kabupaten/Kota
d. Permenkes
e. Undang-undang

Jawaban : D
Alasan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 73 TAHUN 2016 Pasal 4
(1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek harus didukung oleh ketersediaan sumber
daya kefarmasian yang berorientasi kepada
keselamatan pasien.
(2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. sumber daya manusia; dan
b. sarana dan prasarana.
15. Seorang petugas apotek memberikan obat loperamide kepada nenek A sesuai
dengan resep yang ia bawa dan diaere yang dialaminya sembuh. Namun,
beberapa hari kemudian dilakukan inspeksi oleh Dinkes setempat yang
membuat apotek itu ditutup. Apa yang sebenarnya terjadi ?
a. Nenek A melaporkan kepada Dinkes bahwa harga obat-obatan yang dijual
apotek tersebut mahal
b. Fasilitas di apotek tersebut tidak lengkap
c. Petugas apotek tersebut tidak memberikan pelayanan konseling kepada
nenek A
d. Petugas apotek tersebut merupakan anggota keluarga pemilik apotek yang
tidak memiliki ijin praktik
e. Petugas apotek tersebut melakukan tindakan yang tidak senonoh kepada
pasien

Jawaban: D
Pembahasan:
Apotek tersebut tutup dikarenakan petugas apotek tersebut merupakan
anggota keluarga pemilik apotek yang tidak memiliki ijin praktik.
Hal ini sesuai dengan yang tertera pada UU no. 36 tahun 2014 pasal 85 ayat 1
tentang Tenaga Kesehatan, pada Bab XIV Ketentuan Pidana yang berbunyi
“Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja menjalankan praktik tanpa
memiliki STR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (I) dipidana
dengan pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah)”
16. Pada kerangka Peraturan Daerah terdiri atas judul, pembukaan, batang tubuh,
penutup, penjelasan dan lampiran. Pada pembukaan dalam peraturan daerah
terdiri dari ? Kecuali ..
A. Frase Dengan Mengharap Berkat Dan Rahmat Allah Subhanahu Wata’ala
B. Jabatan pembentuk peraturan daerah
C. Substansi peraturan daerah
D. Konsiderans
E. Dasar hukum

Jawaban : C.Substansi peraturan daerah


Pembahasan : Pembukaan Peraturan terdiri atas:
1. Frasa Atas Rahmat Allah Yang Maha Kuasa;
2. Jabatan pembentuk Peraturan Perundang-Undangan; 3. Konsiderans;
4. Dasar Hukum; dan
5. Diktum .
https://jdih.acehprov.go.id/dih/view/1c22f154-3f43-4a48-86c8-
088f668335fd

17. Tujuan dari UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014


TENTANG TENAGA KESEHATAN adalah (Kecuali)….
A. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja
B. Mendayagunakan Tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
C. Meningkatkan kreatifitas masyarakat
D.Memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menerima
peneyelenggaraan Upaya Kesehatan
E. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan Tenaga Kesehatan.

Jawaban :C. Meningkatkan kreatifitas masyarakat

Pembahasan :

Karena tidak tersapat di dalam tujuan Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

Undang-Undang ini bertujuan untuk:

a. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan Tenaga Kesehatan;

b. Mendayagunakan Tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

c. Memberikan pelindungan kepada masyarakat dalam menerima


penyelenggaraan Upaya Kesehatan;
d. Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Upaya
Kesehatan yang d.iberikan oleh Tenaga Kesehatan; dan

e. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan Tenaga Kesehatan.

Sumber : https://ktki.kemkes.go.id/info/sites/default/files/UU%20Nomor
%2036%20Tahun%202014%20tentang%20Tenaga%20Kesehatan.pdf

18. Pada PP No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, pasal 14 ayat 1
mengatur tentang “setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi
berupa obat harus memiliki seorang Apoteker sebagai penanggung jawab”. Akan
tetapi, pada pasal 62 diberikan waktu bagi PBF yang masih memperkerjakan
tenaga teknis kefarmasian sebagai penanggungjawab untuk mengubahnya
menjadi Apoteker. Berapa lamakah waktu paling lambat yang diberikan sesuai
ketentuan PP No. 51 tahun 2009 ini diberlakukan?
A. 5 tahun
B. 4 tahun
C. 3 tahun
D. 2 tahun
E. 1 tahun

Jawaban : A. 5 Tahun

Pembahasan : STRA berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang


untuk jangka waktu 5 (lima) tahun apabila memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (1).
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/51tahun2009pp.htm

19. Menurut Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek, siapakah yang berhak
untuk menerbitkan SIA?
a. Pemerintah Pusat
b. Kementrian Kesehatan
c. Pemerintah Daerah
d. BPOM
e. Pemerintah Provinsi
Jawaban : C
Alasan :
Dalam hal pemerintah daerah menerbitkan SIA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6), maka penerbitannya bersama dengan
penerbitan SIPA untuk Apoteker pemegang SIA.
20. Yang tidak termasuk UU profesi tenaga kesehatan adalah ....
A. Undang-Undang Praktek Bidan
B. Undang-Undang Praktek Kefarmasian
C. Undang-Undang Keperawatan
D. Undang-Undang Rekam Medik
E. Undang-Undang Keteknisian Gizi

Jawaban : E
Alasan :UU 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 11 ayat 1 dan ayat 9
1. Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam: * tenaga medis; * tenaga psikologi klinis;
* tenaga keperawatan; * tenaga kebidanan; * tenaga kefarmasian; * tenaga kesehatan
masyarakat; * tenaga kesehatan lingkungan; * tenaga gizi; * tenaga keterapian fisik; *
tenaga keteknisian medis; * tenaga teknik biomedika; * tenaga kesehatan tradisional;
dan * tenaga kesehatan lain
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1945/UUDTAHUN~1945UUD.HTM
21. Pasal 52 ayat 1 PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
menyatakan bahwa setiap Tenaga Kefarmasian yang melaksanakan Pekerjaan
Kefarmasian di Indonesia wajib memiliki surat izin sesuai tempat Tenaga
Kefarmasian bekerja. Surat izin sebagaimana dimaksud ayat (1) tersebut terbagi
menurut area kerja apoteker/apoteker pendamping/tenaga teknis kefarmasian
tersebut. Eliminasi pernyataan yang tidak tepat!
a. SIPA bagi Apoteker yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian di Apotek,
puskesmas atau instalasi farmasi rumah sakit dan bagi apoteker pendamping
di Pekerjaan Kefarmasian
b. SIPA bagi Apoteker yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian di fasilitas
kefarmasian diluar Apotek dan instalasi farmasi rumah sakit
c. SIK bagi Apoteker yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian di Apotek,
puskesmas atau instalasi farmasi rumah sakit dan bagi apoteker pendamping
di Pekerjaan Kefarmasian
d. SIK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian
diluar Apotek dan instalasi rumah sakit.
e. SIPA bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan Pekerjaan
Kefarmasian di Apotek dan instalasi farmasi rumah sakit

22. Asisten tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam UU RI Nomor 36 Tahun


2014 tentang Tenaga Kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum …
a. Strata 1 (S-I)
b. Diploma 3 (D-III)
c. Sekolah Menengah Atas (SMA)
d. Pendidikan menengah di bidang kesehatan
e. Profesi Apoteker

23. Siapa saja di bawah ini yang boleh melakukan praktik kefarmasian?
A. Apoteker dan asisten apoteker
B. Apoteker, asisten apoteker, dan ahli madya farmasi
C. Apoteker, analisis farmasi, dan ahli medis farmasi
D. Apoteker, sarjana farmasi, dan ahli madya farmasi
E. Apoteker, sarjana farmasi, dan ahli medis farmasi

24. Tugas dalam meningkatkan dan menjamin mutu tenaga kefarmasian dala
melakukan kefarmasian dilaksanakan oleh ….
a. KFN
b. Organisasi profesi IAI
c. BPOM
d. Direktur Jenderal
e. Menteri Kesehatan

25. Menurut Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009, pada pasal 9 dijelaskan
bahwa “Industri farmasi harus memiliki 3 (tiga) orang Apoteker sebagai
penanggung jawab masing-masing pada bidang ..... , ..... ,dan ..... setiap produksi
Sediaan Farmasi”
a. Perencanaan, pemastian mutu, dan produksi
b. Perencanaan, produksi, dan distribusi
c. Operasional, pemastian mutu, dan produksi
d. Pemastian mutu, produksi, dan pengawasan mutu
e. Perencanaan pengadaan bahan, produksi, dan pengawasan mutu

26. Menurut Undang Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, manakah dari jawaban berikut yang bukan merupakan tenaga
kesehatan?
A. Dokter
B. Apoteker
C. Akupuntur
D. Tenaga sanitasi lingkungan
E. Dokter hewan

27. Apa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 ???
A. Pekerjaan Kefarmasian
B. Distribusi Farmsi
C. Produksi Farmasi
D. PBF
E. Apoteker

28. Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan melakukan praktik seolah-olah
sebagai Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun.Merupakan sanksi yang diberikan menurut peraturan kesehatan nomor
dan pasal berapa..
A. UU No.34 Tahun 2014 pasal 81
B. UU No.36 Tahun 2014 pasal 82
C. UU No.37 Tahun 2014 pasal 84
D. UU No.36 Tahun 2014 pasal 85
E. UU No.36 Tahun 2014 pasal 83

29. Dibawah ini penyataan yang benar dan sesuai menurut PP no. 51 tahun 2009
pasal 61 dan 62 adalah …
A. Penanggungjawab pada toko obat berizin adalah apoteker.
B. Tenaga teknis kefarmasian masih dapat menjadi penanggung jawab pada PBF
setelah 3 tahun masa peralihan.
C. Masa peralihan jabatan maksimal 2 tahun setelah peraturan pemerintah ini
berlaku.
D. Surat izin untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian tidak dapat dibatalkan
oleh pemerintah jika dalam waktu 1 tahun setelah peraturan ini berlaku,
apoteker melakukan pelanggaran terhadap PP nomor 51 tahun 2009.
E. Masa waktu yang diberikan oleh pemerintah untuk apoteker dan asisten
apoteker untuk memenuhi persyaratan dalam PP 51 tahun 2009 adalah 3
tahun.

30. Setiap tenaga kefarmasian salah satunya apoteker dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi. Surat tanda
registrasi apoteker disebut STRA. Untuk memperoleh STRA apoteker harus
memenuhi beberapa persyaratan. Di bawah ini yang tidak termasuk persyaratan
STRA yaitu :

a. Memiliki ijazah apoteker


b. Memiliki IPK di atas 3.0
c. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji apoteker
d. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter
e. Memiliki sertifikat kompetensi profesi

31. Peraturan perundang-undangan Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009


tentang kesehatan disahkan oleh presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono di
Jakarta. Pengesahan undang-undang tersebut menunjukkan mulai berlakunya
peraturan UU RI nomor 36 tahun 2009. Pengesahan dilakukan pada tanggal dan
tahun….
a. 11 November 2009
b. 13 November 2009
c. 13 Oktober 2009
d. 13 Oktober 2014
e. 13 November 2014

1. Tap MPR
2. Peraturan Presiden
3. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
4. Peraturan Pemerintah
5. UUD RI 1945
6. UU/Perpu
7. Peraturan Daerah Provinsi

32. Urutan yang tepat berdasarkan hirarki peraturan tertinggi – terendah adalah….
a. 5-1-6-2-4-7-3
b. 5-6-2-1-4-7-3
c. 5-2-1-6-4-7-3
d. 5-1-6-4-2-7-3
e. 5-1-4-2-6-7-3

33. Berdasarkan pasal 11 Undang – Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2014


tentang tenaga kesehatan, yang termasuk ke dalam tenaga kefarmasian yaitu….
a. Asisten Apoteker
b. Tenaga teknis kefarmasian
c. Dokter
d. Sales obat
e. Medical Representation

34. Berdasarkan pasal 11 Undang – Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2014


tentang tenaga kesehatan, yang termasuk ke dalam tenaga kefarmasian yaitu….
a. Asisten Apoteker
b. Tenaga teknis kefarmasian
c. Dokter
d. Sales obat
e. Medical Representatif

35. Siapa saja yang termasuk dalam tenaga kesehatan menurut UU No. 36 Tahun
2014, kecuali:
a. Tenaga medis
b. Tenaga gizi
c. Tata usaha di puskesmas
d. Tenaga kefarmasian
e. Tenaga kebidanan

36. Praktik kefarmasian yg meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu


sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yg mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dg ketentuan
peraturan perUUan. Pernyataan diatas terdapat didalam Undang-undang ?
a. No.36 tahun 2014 pasal 108
b. No 36 tahun 2009 pasal 108
c. No1 tahun 2015 ayat 1
d. No. 36 tahun 2014 pasal 11 ayat 6
e. No.51 tahun 2009 pasal 108

37. Terdapat beberapa hirarki peraturan perundang-undangan. Urutan hiraki dari


yang terkuat sampai ke yang paling spesifik sebagai berikut yang benar adalah ...
a. UUD 1945-Tap MPR-Perda-Prov-PP-Perpres
b. UUD 1945- Tap MPR -PP-Perpres- Perda Prov
C. Tap MPR- UUD 1945 -PP-Perpres- Perda Prov
D. UUD 1945 -PP-Perpres- Tap MPR -Perda Prov
E. UUD 1945 -Perpres- Tap MPR Perda Prov- PP

38. Regulasi yang menyatakan bahwa obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh
yang tidak berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
atau produksi obat dengan penandaan yang meniru identitas obat lain yang telah
memiliki izin edar adalah ….
a. UU No. 36 tahun 2009
b. Peraturan pemerintah No. 51 tahun 2009
c. Permenkes No. 889 tahun 2011
d. Permenkes No. 1010 tahun 2008
e. Permenkes No. 35 tahun 2009
39. Berdasarkan Permenkes no 31 tahun 2016, untuk memperoleh SIPA Apoteker
harus mengajukan permohonan kepada...
a. KFN
b. Kepala dinas kesehatan Kabupaten/Kota
c. Kepala dinas kesehatan Provinsi
d. IAI
e. Bina kefarmasian dan alat Kesehatan

40. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan penyebab pencabutan STRA
dan STRTTK adalah... (Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 889 Tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja
Tenaga Teknis Kefarmasian)
A. Apoteker atau TTK melakukan pelanggaran disiplin
B. Apoteker atau TTK melakukan pelanggaran hukum yang dibuktikan dengan
putusan pengadilan
C. Apoteker atau TTK tidak menghadiri dan/ atau mengikuti kegiatan organisasi
profesi
D. Apoteker atau TTK melakukan pengajuan pencabutan
E. Apoteker atau TTK tidak lagi memenuhi persyaratan untuk menjalani
pekerjaan kefarmasian baik secara fisik maupun mental yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter

41. manakah dari peraturan mentri kesehatan republik indonesia di bawah ini yang
mengatur tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesma?
a. permenkes nmr 74 thn 2016
b. permenkes nmr 72 th 2016
c. permenkes nmr 66 thn 2017
d. permenkes nmr 18 tahun 2018
e. permenkes nmr 10 thn 2018

42. Praktek kefarmasian meliputi ….


a. Pelayanan resep dokter dan informasi mengenai perbekalan farmasi saja.
b. Peracikan, penelitian, perubahan bentuk, dan pencampuran bahan kimia
menjadi obat yang dapat digunakan.
c. Pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan pelayanan obat, serta
pengelolaan dan pengembangan obat.
d. Apoteker yang bekerja dibidang apotek dan memiliki apotek.
e. Apoteker yang bekerja dibidang industry.

43. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang
terdiri dari apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Terdapat di nomor dan
tahun berapakah bunyi ayat peraturan pemerintah republik Indonesia tersebut?
A. PP Nomor 51 Tahun 2009
B. PP Nomor 72 Tahun 1998
C. PP Nomor 40 Tahun 2013
D. PP Nomor 36 Tahun 2016
E. PP Nomor 32 Tahun 1996

44. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 tahun 2017 mengatur tentang...


a. Tenaga Kesehatan
b. Apoteker
c. Apotek
d. PBF
e. Tenaga Kefarmasian

45. Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 9 ayat 1, industry
farmasi harus memiliki 3 (tiga) orang Apoteker disetiap produksi Sediaan
Farmasi. Dari ketiga Apoteker tersebut bertanggsung jawab dalam bidang ……
A. Penerimaan bahan baku, produksi, dan distribusi
B. Pemesanan bahan baku, penerimaan bahan baku, dan produksi
C. Pemastian mutu, produksi, dan pengawasan mutu
D. Produksi, distribusi, dan pengawasan mutu
E. Produksi, distribusi, dan pemastian mutu
46. Praktek kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat , pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehtn yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan. Pernyataan tersebut merupakan
bunyi dari suatu peraturan, peraturan tersebut termasuk dalam hirarki ?
a. Permankes
b. Tetapan MPR
c. UU/perundang-undangan
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan Pemerintah

47. Dalam UU no. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, yang termasuk jenis
tenaga kefarmasian, kecuali...
a. Apoteker
b. tenaga teknik kefarmasian
c. lulusan SMF
d. A dan B benar
e. A dan C salah

48. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, setiap apoteker berhak


mendapatkan SIKA atau SIPA, berikut ini manakah pernyataan yang benar
terkait tanggungjawab apoteker?
A. Seorang Apoteker hanya dapat bekerja sebagai penanggung jawab di satu
industri farmasi
B. Seorang Apoteker dapat bekerja didua layanan kefarmasian atau satu industri
farmasi
C. Seorang Apoteker dapat bekerja disatu industri farmasi atau tiga layanan
kefarmasian
D. Seorang Apoteker dapat bekerja didua layanan kefarmasian atau dua industri
farmasi
E. Seorang Apoteker dapat bekerja didua industri farmasi atau satu layanan
kefarmasian

49. PP 51 Tahun 2009 yang berbunyi “Setiap Tenaga Kefarmasian yang melakukan
Pekerjaan Kefarmasian diIndonesia wajib memiliki surat tanda registrasi”
tercantum pada pasal … ayat …
A. Pasal 21 ayat 1
B. Pasal 36 ayat 2
C. Pasal 39 ayat 1
D. Pasal 37 ayat 2
E. Pasal 25 ayat 1

50. Ketentuan peralihan suatu perundang-undangan dapat dilihat pada struktur


perundang-undangan bagian…
A. Menimbang
B. Ketentuan umum
C. Penutup
D. Mengingat
E. Penjelasan

51. Pada tahun 2019 dunia kesehatan Indonesia degemparkan dengan munculnya
kasus pemberian obat kadaluarsa berupa vitamin kepada seorang ibu hamil
berinisial N di puskesmas KM . Apoteker diketahui telah memiliki SIPA dan
STRA. Puskesmas KM pun telah memiliki SOP mengenai penanganan obat
kadaluarsa. Peraturan perundang-undangan yang dilanggar dalam kasus
tersebut adalah, kecuali:
a. UU No. 36 Tahun 2009 pasal 5
b. Permenkes No. 30 Tahun 2014 Pasal 2
c. Permenkes Nomor 889/MENKES/PER/V/2011 Pasal 23 ayat (1)
d. UU No. 36 Tahun 2014 pasal 9
e. UU No. 8 Tahun 1998 pasal 8

52. Sebuah pabrik obat tradisional, memproduksi suatu obat trandisional dengan
menambahkan Bahan Kimia Obat (BKO), dengan alasan agar obat tradisional
lebih manjur. Tersangka mencampurkan sendiri Bahan Kimia Obat tersebut
kedalam obat tradisional, tanpa ada campur tangan seorang apoteker.
Berdasarkan urain kasus diatas,pabrik melanggarkan PP No 51 tahun 2009 pada
pasal….

A. Pasal 7(1) dan pasal 9(2)


B. Pasal 6(2) dan pasal 11(2)
C. Pasal 6(3) dan pasal 6(2)
D. Pasal 11(1) dan pasal 9(1)
E. Pasal 6(2) dan pasal 9(2)

53. Pada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 belum dinyatakan bahwa sarjana
farmasi dan ahli madya farmasi adalah bagian dari tenaga kesehatan. Namun
dengan berlakunya .... sarjana farmasi dan ahli madya farmasi adalah bagan dari
tenaga kerja kesehatan.
A. PP No. 51 tahun 2009
B. PP No. 23 tahun 2009
C. PP No. 32 tahun 2009
D. PP No. 73 tahun 2009
E. PP No. 36 tahun 2009

54. Berikut ini yang terdapat pada bagian penutup dari suatu peraturan adalah
A. Pencabutan peraturan
B. Waktu peralihan
C. Tanggal pemberlakuan
D. Perubahan peraturan
E. Semua benar

55. Jika dalam sebuah kasus seorang apoteker lalai dalam menjalankan tugas
pelayanannya sehingga menyebabkan korban jiwa maka apoteker tersebut akan
mendapatkan sanksi pidana. Peraturan yang mengatur hal tersebut dan masih
berlaku hingga sekarang adalah ...
a. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009
b. Undang-Undnag No. 11 Tahun 2011
c. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996
d. Undang-Undnag No. 5 Tahun 1997
e. Undang-Undang No.36 Tahun 2014

56. Menurut UU No.36 tahun 2009, obat yang baik haruslah sebagai berikut,
kecuali…..
a. Aman
b. Terjangkau
c. Berkhasiat
d. Bermutu
e. Toksik

57. Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kefarmasian


sebagaimana diatur dalam PP No. 51 tahun 2009 dan UU No. 36 tahun 2014
terdiri atas....
A. Apoteker dan APING
B. Apoteker, tenaga teknis kefarmasian dan Lulusan D3 Kefarmasian
C. Tenaga teknis kefarmasian dan Lulusan D3 Kefarmasian
D. Lulusan D3 Kefarmasian dan Apoteker
E. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.

58. Seorang Apoteker dari Apotek “A” tidak bisa hadir untuk melakukan praktik
kefarmasian karena melakukan pelayanan di Apotek “B” dan digantikan oleh
tenaga teknis kefarmasian. Berdasarkan kasus diatas dapat disimpulkan apotek
tersebut melanggar peraturan… kecuali
A. PP No. 51 Tahun 2009 pasal 1
B. UU No. 36 Tahun 2009 pasal 108
C. Permenkes No. 9 Tahun 2017 pasal 18
D. Permenkes No. 31 Tahun 2016
E. PP No. 51 Tahun 2009 pasal 21

59. Yang termasuk tenaga kefarmasian berdasarkan PP No. 51 tahun 2009 yaitu ....
A. Sarjana Farmasi
B. Apoteker
C. Asisten Apoteker
D. Semua salah
E. Semua benar

60. Menurut UU No. 36 tahun 2014 pasal 9, ayat 1, Tenaga Kesehatan harus memiliki
kualifikasi minimum......., kecuali tenaga medis.
a. SMF
b. Sarjana (S1)
c. Diploma 3
d. Apoteker
e. Magister (S2)

61. Di bawah ini, yang tidak termasuk dalam sistem distribusi di unit pelayanan
menurut UU No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit yaitu, kecuali....
a. Sistem floor stock
b. Sistem resep perorangan
c. Sistem tallman lettering
d. Sistem unit dosis

62. Yang termasuk ke dalam golongan sediaan farmasi menurut UU No. 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan Pasal 1 adalah sebagai berikut, kecuali ....
A. Bahan Obat
B. Obat
C. Kosmetika
D. Obat Tradisional
E. Jamu

Anda mungkin juga menyukai