KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Penyusunan Dokumen
Rencana Kontinjensi Menghadapi Bencana Tanah Longsor Kabupaten Kendal.
Laporan Akhir ini merupakan tahap lanjutan dalam perencanaan kontinjensi yang
memuat hasil penyusunan skenario kejadian bencana, kebutuhan dan strategi hingga
perencanaan sektoral.
Pekerjaan penyusunan rencana kontinjensi dalam hal ini dikhususkan untuk bencana
tanah longsor. Adapun muatan dalam dokumen ini adalah tentang kebijakan dan
strategi serta langkah-langkah operasional dalam menghadapi situasi darurat akibat
bencana tanah longsor bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder). Dengan
demikian pada saat situasi darurat terjadi, para pemangku kepentingan (stakeholder)
yang ada di Kabupaten Kendal dapat mengetahui peran, tugas dan fungsi mereka
masing-masing dalam melakukan kegiatan tanggap darurat sehingga penyelenggaraan
kegiatan tanggap darurat akan lebih terpadu dan terkoordinir dengan baik.
Diharapkan laporan ini dapat diterima dan digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Yogyakarta, 2016
Laporan Akhir i
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
DAFTAR ISI
Laporan Akhir ii
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir iv
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2. Parameter Penilaian dan Pemetaan Bahaya Tanah Longsor ...................... 16
Tabel 3.1. Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Kendal .................. 24
Tabel 3.2. Ketinggian Ibu Kota Kecamatan dari Permukaan Laut .............................. 26
Tabel 3.3. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk ...................... 27
Tabel 3.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio .......................... 28
Tabel 3.5. Perkembangan APK PAUD Kabupaten Kendal Tahun 2008-2012 ............... 29
Tabel 3.6. APK dan APM Pendidikan Dasar Kabupaten Kendal Tahun 2008-2013 ....... 30
Tabel 3.7. APK, APM dan Angka Putus Sekolah Kabupaten Kendal............................ 30
Tabel 3.8. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan di Kabupaten Kendal
Tahun 2009-2013 ............................................................................... 31
Tabel 3.9. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Kendal Tahun 2013
.......................................................................................................... 32
Tabel 3.11. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Kabupaten Kendal ................................................................. 34
Tabel 5.1. Skenario Dampak Kejadian Tanah Longsor pada Penduduk ..................... 47
Tabel 5.2. Dampak Skenario Kejadian Tanah Longsor pada Infrastruktur .................. 49
Tabel 5.3. Dampak Skenario Kejadian Tanah Longsor pada Lingkungan .................. 50
Laporan Akhir v
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Tabel 7.6. Proyeksi Kebutuhan Sektor Kesehatan dan Pemulihan Psikologis .............. 64
Laporan Akhir vi
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5. Diagram Alir Rencana Kerja Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi
Mengahadapi Tanah Longsor di Kabupaten Kendal ............................. 23
BAB 1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wilayah Kabupaten Kendal secara geografis, geologis, hidrologis dan klimatologis
memungkinkan terjadi berbagai ancaman bencana. Kondisi alam seperti ini
menimbulkan risiko bencana yang tinggi. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kendal
berada dalam kawasan rawan bencana, baik yang berasal dari ancaman banjir, wabah
penyakit, kebakaran, angin putting beliung dan lain-lain. Keragaman ancaman bencana
di atas memerlukan upaya peningkatan kapasitas semua stakeholder baik dari unsur
pemerintah, masyarakat, civil society maupun pihak swasta sehingga mampu
mengurangi risiko bencana. Selain itu, berbagai pengalaman sejarah kebencanaan di
Kabupaten Kendal memberikan kesadaran pemerintah daerah Kabupaten Kendal
untuk mengembangkan kebijakan yang sistematis berkaitan dengan penanggulangan
bencana.
Selain dampak pengungsian, ada kerugian yang cukup besar lainnya, seperti harta
benda, aset fisik infrastruktur dan kerusakan alam. Disisi lain pola penanganan
kedaruratan masih bersifat sektoral dan kurang terkoordinasi terutama terkait dengan
mobilitas sumberdaya baik dari pemerintah dan non pemerintah. Penanganan bencana
ke depan diperlukan koordinasi dan konsolidasi seluruh sumberdaya sehingga
penanggulangan bencana dapat berjalan secara efektif dan efisien yang mampu
mengurangi risiko bencana.
Laporan Akhir 1
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Berdasar dari hal di atas, maka menjadi penting untuk menyusun rencana kontinjensi
bencana longsor Kabupaten Kendal. Perencanaan kontinjensi sebagai dokumen
manajemen yang digunakan untuk memastikan adanya pengaturan yang memadai
dalam mengantisipasi suatu krisis. Hal ini dapat tercapai terutama melalui partisipasi
dalam proses perencanaan kontinjensi itu sendiri serta melalui aksi tindak lanjut dan
revisi rencana berikutnya.
Dokumen rencana kontinjensi ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi
Pemerintah Kabupaten Kendal dan para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam
menyelenggarakan kegiatan tanggap darurat. Dokumen rencana kontinjensi ini memuat tentang
kebijakan dan strategi serta langkah-langkah operasional dalam menghadapi situasi darurat
akibat banjir bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder). Dengan demikian pada saat
situasi darurat terjadi, para pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Kabupaten
Kendal dapat mengetahui peran, tugas dan fungsi mereka masing-masing dalam melakukan
kegiatan tanggap darurat sehingga penyelenggaraan kegiatan tanggap darurat akan lebih
terpadu dan terkoordinir dengan baik. Hal ini sesuai dengan amanat dari UU No. 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Penyusunan rencana Kontinjensi ini dimaksudkan sebagai dasar acuan dalam rangka
pelaksanaan kedaruratan tanah longsor di wilayah Kabupaten Kendal.
2. Tujuan
Tujuan pelaksanaan pekerjaan adalah menyusun dokumen rencana Kontinjensi tanah
longsor Kabupaten Kendal yang memuat penilaian bahaya, skenario kejadian,
penentuan kebijakan dan strategi, perencanaan sektoral dan tindak lanjutnya.
Laporan Akhir 2
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
C. SASARAN
Sasaran pekerjaan ini adalah tersusunnya dokumen rencana kontinjensi tanah longsor
Kabupaten Kendal.
D. LINGKUP PEKERJAAN
1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan adalah di Kabupaten Kendal.
3. Materi
Lingkup kegiatan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
E. KELUARAN
Hasil akhir dari pekerjaan ini antara lain:
Laporan Akhir 3
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
F. PENGERTIAN
Berikut adalah istilah – istilah berkaitan dengan kontinjensi banjir :
Laporan Akhir 4
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
10. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan
oleh pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan
yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana;
Laporan Akhir 5
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
A. KONSEPSI
1. Pengelolaan Bencana
UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”. Sementara Asian Disaster
Preparedness Center (ADPC) mendefinisikan bencana dalam formulasi “The serious
disruption of the functioning of society, causing widespread human, material or
environmental losses, which exceed the ability of the affected communities to cope
using their own resources” (Abarquez & Murshed, 2004).
Definisi bencana seperti dipaparkan diatas mengandung tiga aspek dasar, yaitu :
Bencana dapat terjadi, karena ada dua kondisi yaitu adanya peristiwa atau gangguan
yang mengancam dan merusak (hazard) dan kerentanan (vulnerability) masyarakat.
Bila terjadi hazard, tetapi masyarakat tidak rentan, maka berarti masyarakat dapat
mengatasi sendiri peristiwa yang mengganggu, sementara bila kondisi masyarakat
rentan, tetapi tidak terjadi peristiwa yang mengancam maka tidak akan terjadi bencana.
Bencana terdiri dari berbagai bentuk. UU No. 24 tahun 2007 mengelompokan bencana
ke dalam tiga kategori yaitu :
Laporan Akhir 6
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Bencana adalah hasil dari munculnya kejadian luar biasa (hazard) pada komunitas
yang rentan (vulnerable) sehingga masyarakat tidak dapat mengatasi berbagai
implikasi dari kejadian luar biasa tersebut. Manajemen bencana pada dasarnya
berupaya untuk menghindarkan masyarakat dari bencana baik dengan mengurangi
kemungkinan munculnya hazard maupun mengatasi kerentanan. Terdapat lima model
manajemen bencana yaitu :
Laporan Akhir 7
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
• The crunch and release model. Manajemen bencana ini menekankan upaya
mengurangi kerentanan untuk mengatasi bencana. Bila masyarakat tidak
rentan maka bencana akan juga kecil kemungkinannya terjadi meski hazard
tetap terjadi;
Laporan Akhir 8
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
2. Rencana Kontijensi
Kontinjensi adalah suatu kondisi yang bisa terjadi, tetapi belum tentu benarbenar
terjadi. Perencanaan kontinjensi merupakan suatu upaya untuk merencanakan sesuatu
peristiwa yang mungkin terjadi, tetapi tidak menutup kemungkinan peristiwa itu tidak
akan terjadi. Oleh karena ada unsur ketidakpastian, maka diperlukan suatu
perencanaan untuk mengurangi akibat yang mungkin terjadi. Atas dasar pemikiran itu,
Laporan Akhir 9
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Dari definisi tersebut, dapat diambil beberapa butir penting bahwa perencanaan
kontinjensi:
Laporan Akhir 10
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 11
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
b. Pendekatan Partisipatif
Pelaksanaan kegiatan ini bukan hanya di kabupaten akan tetapi yang lebih
penting adalah di tingkat masyarakat akar rumput. Mulai dari pengambilan
data sekunder sampai kepada pengumpulan data dan informasi. Oleh
karena itu pendekatan yang bersifat “Top Down” bukan metode yang dapat
dipakai untuk kegiatan ini. Pendekatan yang dilaksanakan adalah “Bottom
Up” dan secara partisipatoris. Sesuai dengan prinsip pendekatan ini, maka
tim penyusun akan berusaha secara maksimal menjaring aspirasi dari
seluruh “stakeholder” kunci di aras kabupaten.
Laporan Akhir 12
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 13
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Metode Pengumpulan
No Jenis Data Sekunder Aspek – Aspek
Data
Studi pustaka, data
4 Data Kelembagaan - Lembaga dan Tupoksinya
instansional
Laporan Akhir 14
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
1) Survei lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi kerentanan dan
kerawanan bencana longsor.
2) FGD
FGD dilakukan bersama stakeholder, masyarakat dan unsur–unsur lain
yang terkait proses perencanaan kontinjensi bencana longsor. FGD
dilakukan untuk menyaring ide dan menyusun secara bersama rencana
kontinjensi untuk bencana longsor. Data yang akan dihasilkan dalam
FGD antara lain: data pengembangan scenario, penentuan kebijakan
dam strategi, dan perencanaan sectoral untuk penanganan kedaruratan
akibat bencana tanah longsor di Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 15
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Skor
Parameter Bobot
0,333 0,666 1
Persen
Kemiringan < 15 15 - 30 > 30 40%
Lereng
DataraBanjir,
Perbukitan,
Gemorfologi Dasar Lembah, Jalur Meander 30%
Pegunungan
Dataran Aluvial
Tutupan
> 80 % 40-80 % < 40 % 25%
Vegetasi
Jarak Sesar/
10000 m 5000 m 10 m 5%
Patahan
Laporan Akhir 16
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
b) Lokasi kejadian;
c) Intensitas kejadian;
Laporan Akhir 17
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Dampak pada penduduk dapat berupa kematian, luka berat, luka ringan,
cidera, hilang, pengungsian, dll. Sebelum melakukan perhitungan
dampak tersebut perlu diperkirakan jumlah dan komposisi penduduk
yang terancam berdasarkan worst scenario.
Laporan Akhir 18
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 19
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 20
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 21
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Adapun rencana kerja secara keseluruhan digambarkan pada diagram alir sebagai
berikut :
Laporan Akhir 22
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Paparan Pendahuluan
Penilaian bahaya
Pengembangan Skenario dan
Kejadian
Penjajagan Data
Sumberdaya
FGD
Proyeksi Kebutuhan
ANALISA
Draft Dokumen
Kontinjensi: Paparan
Antara dan akhir
FINALISASI
Dokumen Rencana
Kontinjensi longsor
Gambar 2.5. Diagram Alir Rencana Kerja Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi
Mengahadapi Tanah Longsor di Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 23
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
A. KONDISI FISIK
1. Kondisi Geografis
Kabupaten Kendal merupakan salah satu dari 35 daerah tingkat II yang terletak di
Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Kendal terlet pada koordinat
6032’-7024’ Lintang Selatan dan 109040’-109018’ Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten
Kendal adalah:
Wonosobo
Luas wilayah Kabupaten Kendal adalah 1.002,23 km2 yang terdiri dari pantai dan
dataran rendah di bagian utara, perbukitan dan pegunungan di bagian tengah serta
bagian selatan. Secara administratif, Kabupaten Kendal terdiri dari 20 kecamatan dan
286 desa dengan 266.595 rumah tangga. Kecamatan paling luas wilayahnya adalah
Kecamatan Singorejo yaitu seluas 119,32 km2, sementara paling sempit wilayahnya
adalah Kecamatan Ringinarum dengan luas wilayah 23,50 km2.
Laporan Akhir 24
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 25
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
2. Kondisi Cuaca
Menurut data BPS (2014) kondisi curah hujan di Kabupaten Kendal selama tahun 2013
tergolong memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Dikatakan demikian karena pada
bulan Juli sampai September curah hujannya cukup tinggi, padahal biasanya pada
bulan-bulan tersebut hampir tidak ada hujan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Januari sebesar 531 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan
September sebesar 22 mm. Curah hujan selama tahun 2013 lebih tinggi dibanding
curah hujan selama tahun 2012, yaitu 2.704 mm pada tahun 2013 sedangkan pada
tahun 2012 tercatat sebesar 2.357 mm.
3. Kondisi Topografi
Kabupaten Kendal terletak di pesisir utara Pulau Jawa dan tergolong dalam daerah
dataran rendah, daerah perbukitan dan daerah pegunungan. Daerah perbukitan dan
pegunungan terletak di sebelah tengah dan selatan dengan ketinggian antara 0 - 2.579
mdpal. Sedangkan dataran rendah serta pantai berada di sebelah utara dengan
ketinggian antara 0 - 10 mdpal dengan suhu sekitar 270 C.
Laporan Akhir 26
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 27
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Tabel 3.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Sex
No Kecamatan L P Jumlah
Ratio
1 Plantungan 15682 14834 30516 105.72
2 Sukorejo 29046 27624 56670 105.15
3 Pageruyung 17874 16589 34463 107.75
4 Patean 25320 24278 49598 104.29
5 Singorejo 26205 25324 51529 103.48
6 Limbangan 16302 15599 31901 104.51
7 Boja 35676 34851 70527 102.37
8 Kaliwungu 29858 28959 58817 103.10
9 Kaliwungu Selatan 22465 21799 44264 103.06
10 Brangsong 23116 22510 45626 102.69
11 Pegandon 18879 19128 38007 98.70
12 Ngampel 16418 15941 32359 102.99
13 Gemuh 25602 25542 51144 100.23
14 Ringinarum 17408 17115 34523 101.71
15 Weleri 29786 29218 59004 101.94
16 Rowosari 27805 27499 55304 101.11
17 Kangkung 24425 24202 48627 100.92
18 Cepiring 25680 26238 51918 97.87
19 Patebon 28967 28457 57424 101.79
20 Kota Kendal 27218 26510 53728 102.67
Jumlah 483732 472217 955949 102.44
Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2014
Rasio jenis kelamin atau sex ratio merupakan angka perbandingan antara jumlah
penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan penduduk berjenis kelamin perempuan.
Angka sex ratio di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah 102,44 yang berarti
setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki. Kecamatan dengan
angka sex ratio terbesar adalah Kecamatan Pageruyung yaitu 107,75. Sementara
kecamatan dengan nilai sex ratio terendah adalah Kecamatan Cepiring dengan nilai
97,87.
Laporan Akhir 28
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Tahun APK
2008 40,00 %
2009 35,00 %
2010 45,02 %
2011 51,08 %
2012 44,33 %
Sumber: Lampiran Peraturan Bupati Kendal No. 14 Tahun 2014
Laporan Akhir 29
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 30
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
b. Tenaga Kerja
Berdasarkan data penduduk Kabupaten Kendal tahun 2012, penduduk
Kabupaten Kendal sebagian besar adalah penduduk pada usia produktif
sehingga angkatan kerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal
ini terkait dengan kebutuhan akan lapangan pekerjaan yang semakin
meningkat.
Tabel 3.8. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan di Kabupaten Kendal
Tahun 2009-2013
Laporan Akhir 31
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
c. Kesejahteraan Masyarakat
Penanganan terhadap penyandang permasalahan kesejahteraan sosial di
Kabupaten Kendal masih kurang optimal. Masih banyak masalah
kesejahteraan sosial yang belum terselesaikan. Penanganan yang optimal
hanya pada penanganan anak jalanan, wanita korban tindak kekerasan,
pengemis, gelandangan, korban bencana alam, dan korban bencana sosial.
Gambaran mengenai masalah kesejahteraan sosial dan penanganannya di
Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Laporan Akhir 32
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
d. Ekonomi
Kinerja ekonomi makro Kabupaten Kendal menunjukkan perbaikan pada periode
tahun 2008 sampai dengan 2012, hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi
pada periode waktu tersebut. Dalam kurun waktu tahun 2008-2012 kondisi
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal berfluktuasi pada kisaran 4% sampai
dengan 6%. Laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 sebesar 5,99% dan
terendah pada tahun 2008 sebesar 4,28%. Sejak tahun 2008 hingga 2011,
perekonomian Kabupaten Kendal mengalami percepatan dengan laju
pertumbuhan ekonomi yang selalu tumbuh dari tahun ke tahun. Hanya pada
tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal mengalami
perlambatan sebesar 0,45%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal pada
periode 2008-2012 rata-rata sebesar 5,47%.
Laporan Akhir 33
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Tabel 3.11. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 34
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Dimensi baru dari rangkaian peraturan terkait dengan bencana tersebut adalah:
Laporan Akhir 35
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 36
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan
fungsinya.
Diakui bahwa kapasitas BPBD Kabupaten Kendal masih perlu peningkatan. Ada
semacam keinginan bahwa dengan usia BPBD yang masih muda di berbagai daerah
akan langsung menjadi efektif dalam penyelenggaraan PB. Konsekuensinya, kritik
terhadap BPBD jarang dilakukan secara sehat, tanpa melihat hambatan-hambatan
internal maupun eksternal dari kelembagaan lokal maupun nasional. Permasalahan
terkait kelembagaan di tingkat lokal, antara lain sumber daya manusia (pengetahuan
teknis, administrasi dan epistemik) sebagai titik yang perlu ditingkatkan, baik koordinasi
perencanaan dan implementasi, koordinasi dalam penyadaran masyarakat rentan
bencana, sinkronisasi kebijakan vertikal (pusat dengan daerah), pengurangan risiko
bencana (PRB) belum menjadi isu strategis pemerintah, lemahnya kebijakan strategis
PRB, keberlanjutan BPBD berdasarkan peraturan kepala daerah rentan pada volatilitas
politik anggaran lokal, kompetisi proyek (sektor dengan BPBD), pelaksanaan peraturan
yang belum maksimal. Sejalan dengan hal tersebut, kebijakan-kebijakan terkait
kebencanaan belum sepenuhnya tersusun untuk memayungi upaya-upaya
pembangunan kesiapsiagaan, peringatan dini dan penanggulangan bencana secara
umum yang dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sehingga perlu disusun
kebijakan-kebijakan yang mendukung upaya-upaya pelaksanaan penanggulangan
bencana.
Laporan Akhir 37
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang
terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Faktor yang menimbulkan
terjadinya longsor terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara
lain adalah lereng terjal, jenis perlapisan batuan, jenis tanah dan vegetasi. Sedangkan
faktor eksternal antara lain adalah hujan dan aktivitas manusia. Longsor terjadi karena
faktor gaya berat yang terjadi tidak dapat ditampung oleh kondisi lereng. Longsor
tambah intensif pada musim hujan atau bila terjado pemotongan lereng pada proses
pembuatan jalan.
Laporan Akhir 38
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Peta bahaya tanah longsor disusun berdasarkan peta zonasi daerah rawan tanah longsor
yang disusun berdasarkan parameter yang dijadikan panduan dan divalidasi dengan data
kejadian sebagai indikatornya, diasumsikan bahwa semakin luas area yang masuk dalam
zonasi daerah rawan tanah longsor, semakin besar ancaman terhadap bahaya tanah
longsor di wilayah tersebut. Wilayah rawan ancaman tanah longsor di Kabupaten Kendal
dapat dilihat pada peta bahaya tanah longsor (Gambar 4.1.).
Gerakan tanah atau tanah longsor akibat kondisi tanah yang tidak stabil yang disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu karena tekanan atau beban tanah menahan benda/bangunan di
atasnya, kemiringan tanah yang curam hingga sangat curam sehingga mendukung
longsoran tanah dan curah hujan yang tinggi serta tidak ada vegetasi yang menahan
luncuran air sehingga air mengalir membawa material tanah bisa terjadi longsoran dan
tanah longsor bandang. Tanah longsor di Kabupaten Kendal dengan tingkat bahaya tinggi
memiliki karakteristik dengan litologi berupa batuan vulkanik yang telah mengalami
pelapukan sangat tinggi, terdapat struktur geologi berupa sesar naik dan sesar turun,
morfologi berupa pegunungan sangat terjal dengan kelerengan > 30% dan ketinggian > 500
meter, daya dukung tanah yang rendah yang tersusun dari material dengan ukuran butir
lanau pasiran mengandung kerikil dengan permeabilitas 6,4 x 10-6 m/detik.
Gerakan tanah yang terjadi pada daerah bahaya tanah longsor tinggi berupa gerakan tanah
dangkal dengan kedalaman bidang gelincir sekitar 1-3 m, kemiringan lereng 50o - 70o.
Gerakan tanah yang terjadi karena kondisi litologi berupa tanah pelapukan dari breksi
vulkanik yang matriksnya tersusun oleh lempung pasiran yang memiliki sifat semi
impermeable sehingga apabila hujan dengan intensitas yang tinggi air permukaan akan
menggenang pada tanah pelapukan dan akan tertahan pada bidang kontak antara tanah
pelapukan dan batuan breksi vulkanik di bawahnya. Akibat tekanan air pada tanah
meningkat menyebabkan kuat geser mengecil dan menyebabkan tanah pelapukan menjadi
labil dan cenderung bergerak ke lereng bagian bawah.
Berdasarkan peta bahaya tanah longsor diatas, maka bisa diindikasikan jumlah jiwa
terpapar atas bahaya tanah longsor sebagai berikut:
Tabel 4.1. Tingkat Bahaya Tanah Longsor dan Jumlah Penduduk Terpapar
Laporan Akhir 40
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 41
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 42
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 43
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Sumber: Olah Data, 2015 (Data Geomorfologi, Kemiringan Lereng, Tutupan Vegetasi, Geologi, Jarak
dari sesar/Patahan dan Kecamatan Dalam Angka Kab. Kendal)
Laporan Akhir 44
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
A. PENENTUAN KEJADIAN
Berdasarkan penilaian bahaya tanah longsor diatas, maka disepakati penyusunan rencana
kontinjensi bencana tanah longsor oleh para pemangku kepentingan. Dalam penyusunan
rencana kontinjensi para pemangku kepentingan sepakat untuk memilih ancaman tanah
longsor dengan skenario berat, sehingga dalam pengembangan skenario akan
menggunakan skenario berat.
“ Kejadian tanah longsor diprediksi terjadi saat curah hujan tinggi dengan durasi selama 2
hari, kejadian tanah longsor terjadi pada pukul 24.00 malam hari. Tanah longsor ini terjadi
bersamaan pada wilayah rawan longsor antara lain; Kecamatan Pageruyung (pagergunung,
gebangan, gondoarum, Surokhoto Wetan, Kebon Gembang, dan Getas Blawong),
Kecamatan Patean (Kalices, sidodadi dan Kalibareng), Kecamatan Plantungan (Manggu
Mangu, Jurang agung, Bendosari, Mojoagung, Tlogo Payung, Kediten). Dampak dari
kejadian tanah longsor ini terjadi pengungsian selama 7 hari. Pada kondisi seperti ini
Pemerintah Kabupaten Kendal, mengambil tindakan untuk mengurangi dampak dengan
melakukan langkah–langkah kesiapsiagaan untuk menghadapi situasi darurat yang mungkin
terjadi.”
B. PENGEMBANGAN SKENARIO
Kejadian tanah longsor terjadi dibeberapa desa dan kecamatan di wilayah kabupaten
Kendal. Tanah longsor terjadi sangat cepat bersamaan dengan hujan deras selam 2 hari.
Kejadian ini terjadi pada malam hari, tepatnya pukul 24.00 WIB. Kejadian ini melumpuhkan
akses transportasi lalu lintas, merusakkan infrastruktur fisik seperti instalasi listrik, saluran
irigasi dan jalan raya. Kejadian ini juga merusak area pertanian tanaman pangan yang
menjadi sumber mata pencaharian dan sumber penghidupan masyarakat. Sebagian
fasilitas umum yang dimiliki oleh pemerintah mengalami kerusakan dan tidak berfungsi saat
kejadian tanah longsor terjadi seperti sekolah dan balaidesa. Dampak paling buruk adalah
Laporan Akhir 45
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
banyak pemukiman yang rusak sehingga ada pengungsian dibeberapa tempat. Dalam
pengembangan skenario kejadian tanah longsor pada rencana kontijensi ini ada beberapa
kecamatan dan desa yang terdampak oleh tanah longsor selama 7 hari. Wilayah yang
terdampak diperkirakan antara lain;
1. Penduduk
Dari skenario diatas diperkirakan ada proses pengungsian ke tempat yang aman selama 7
hari karena pemukiman warga sebagian besar rusak diterjang tanah longsor. Kondisi
penduduk diperkirakan ada yang mengalami patah tulang, luka ringan dan luka berat.
seperti yang disajikan pada tabel dibawah.
Laporan Akhir 46
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Mengungsi
Luka Luka Tempat
Kecamatan Desa/Kelurahan
Berat Ringan Laki-Laki Perempuan Balita Batita Lansia Disabilitas Pengungsian
Pagergunung 0 5 70 51 3 4 2 1
Gebangan, 0 6 60 30 2 3 4 0
Pageruyung Gondoarum, 0 5 15 7 1 4 3 1
Surokhoto Wetan 0 2 20 10 4 1 4 1
Getas Blawong 0 3 50 25 8 2 3 1
Kalices 0 9 50 32 2 1 5 1
Patean Sidodadi 0 4 40 23 9 3 4 1
Kalibareng 0 5 70 51 4 2 3 1
Manggu Mangu 0 9 50 32 2 1 5 1
Jurang Agung 0 4 40 23 9 3 4 1
Bendosari 0 5 70 51 4 2 3 1
Plantungan
Mojoagung, 0 7 60 30 2 2 3 1
Tlogo Payung 0 5 70 51 3 4 2 1
Kediten 0 6 60 30 2 3 4 0
TOTAL 0 75 725 446 55 35 49 12
Laporan Akhir 47
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
2. Infrastruktur
Tanah longsor ini menyebabkan gangguan terhadap fungsi-fungsi infrastruktur seperti
transportasi, penerangan, pasokan air bersih, dan pendidikan. Skenario kejadian tanah
longsor berdampak pada tidak berfungsinya infrastruktur dasar sehingga berpengaruh pada
keberlangsungan kehidupan masyarakat. Secara keseluruhan jumlah jalan yang rusak; 10
Km, dan instalasi listrik berjumlah 40 buah. Selain infrastruktur dasar, terdapat banyak
fasilitas umum yang tidak berfungsi akibat tanah longsor. Fasilitas umum yang diperkirakan
terdampak oleh kejadian tanah longsor ini sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya
antara lain; sekolah, balai desa dan tempat ibadah.
Laporan Akhir 48
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Permukiman Kantor
Kecamatan Desa Masjid Gereja Pln Pdam Sekolah Jalan
Desa
RR RS RB
Pagergunung 0 0 0 1 3 6 1 0 0 1
Gebangan, 0 0 0 1 6 3 1 0 0 1
Pageruyung Gondoarum, 0 0 0 1 2 3 1 0 0 0
Surokhoto
0 0 0 1 4 2 1 0 0 0
Wetan
Getas Blawong 0 0 0 1 3 4 0 0 0 1
Kalices 0 0 0 1 4 3 1 0 0 1
Patean Sidodadi 0 0 0 1 1 4 1 0 0 0
Kalibareng 0 0 0 1 2 3 1 0 0 1
Manggu
0 0 0 1 4 2 1 0 0 1
Mangu
Jurang Agung 0 0 0 1 1 5 1 0 0 1
Plantungan Bendosari 0 0 0 1 3 4 1 0 0 1
Mojoagung, 0 0 9 1 4 2 1 1 0 1
Tlogo Payung 0 0 4 1 4 9 3 1 0 1
Kediten 0 0 5 1 1 4 2 1 0 0
JUMLAH 0 0 18 14 42 54 16 3 0 10
Laporan Akhir 49
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
3. Lingkungan
Dalam skenario rencana kontinjensi tanah longsor ini terdapat 10 sumber mata air
masyarakat yang terganggu sehingga aktifitas keseharian warga masyarakat
terganggu terutama untuk kebutuhan air dalam setiap harinya. Berikut tabel
kerusakan sumber mata air akibat tanah longsor.
PERTANIAN
KECAMATAN DESA/KELURAHAN MATA AIR
(Ha)
Pagergunung 1 20
Gebangan, 0 10
Pageruyung Gondoarum, 1 3
Surokhoto Wetan 1 0
Getas Blawong 0 12
Kalices 1 0
Patean Sidodadi 1 0
Kalibareng 1 20
Manggu Mangu 1 0
Jurang Agung 0 0
Bendosari 1 0
Plantungan
Mojoagung, 1 7
Tlogo Payung 0 8
Kediten 1 12
JUMLAH 10 92
Laporan Akhir 50
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Dalam rangka mengahadapi dan menangani situasi darurat yang disebabkan bencana
tanah longsor, maka Pemerintahan Kabupaten Kendal perlu mengambil beberapa
kebijakan dan strategi yang menjadi landasan kegiatan penanggulangan bencana
tanah longsor Kabupaten Kendal, sehingga mampu melakukan kegiatan
penanggulangan bencana secara efekktif dan terkoordinasi dengan baik. Adapun
kebijakan dan strategi penanggulangan bencana yang ditetapkan sebagai berikut:
A. KEBIJAKAN
1. Koordinasi penanganan bencana yang efektif dan efisien berbasis rencana
kontijensi
B. STRATEGI
Implementasi kebijakan melalui strategi yang efektif dan efisien perlu dilakukan,
sehingga dalam pelaksanaan penanggulangan bencana lebih terkoordinasi dengan
baik. Adapun strategi yang diambil dalam rencana Kontinjensi bencana tanah longsor
ini antara lain;
Laporan Akhir 51
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
10. Mendistribusikan bantuan baik logistik pangan maupun non pangan secara
adil
12. Mendorong peran media untuk memberikan informasi yang berimbang terkait
dengan kondisi bencana
Laporan Akhir 52
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Dalam perencanaan rencana kontinjensi, sektor teknis memiliki peran yang sangat
strategis dan penting sebagai ujung tombak dari penanganan kedaruratan bencana.
Perencanaan sektoral merupakan operasionalisasi kebijakan dan strategi yang
ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kendal dalam menghadapi bencana,
khususnya bencana tanah longsor. Perencanaan sektoral memuat langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh setiap sektor, pihak-pihak yang terlibat dalam aktifitas
sektoral, termasuk juga kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya dalam setiap sektor.
Dalam rencana kontinjensi bencana tanah longsor Kabupaten Kendal ditetapkan
beberapa sektor antara lain:
2. Sektor keamanan
Sektor posko utama memiliki peran strategis dalam penanganan kondisi darurat.
Sektor ini berfungsi melakukan koordinasi, mengendalikan dan menyelenggarakan
kegiatan tanggap darurat. Sektor posko ini dipimpin oleh seorang komandan yang
ditunjuk oleh Bupati.
Laporan Akhir 53
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
1. Situasi
Kejadian tanah longsor diprediksi terjadi saat curah hujan tinggi dengan durasi selama
2 hari, kejadian tanah longsor terjadi pada pukul 24.00 malam hari. Tanah longsor ini
terjadi bersamaan pada wilayah rawan longsor antara lain; Kecamatan Pageruyung
(pagergunung, gebangan, gondoarum, Surokhoto Wetan, Kebon Gembang, dan Getas
Blawong), Kecamatan Patean (Kalices, Sidodadi dan Kalibareng), Kecamatan
Plantungan (Manggu Mangu, Jurang Agung, Bendosari, Mojoagung, Tlogo Payung,
Kediten). Kejadian ini melumpuhkan akses transportasi lalu lintas, merusakkan
infrastruktur fisik, instalasi listrik dan jalan raya. Kejadian ini juga merusak area
pertanian baik tanaman pangan yang menjadi sumber mata pencaharian dan sumber
penghidupan masyarakat. Sebagian fasilitas umum yang dimiliki oleh pemerintah
mengalami kerusakan dan tidak berfungsi saat kejadian tanah longsor terjadi seperti
balai desa. Dampak paling buruk adalah banyak pemukiman yang rusak sehingga ada
pengungsian dibeberapa tempat. Keadaan seperti ini membutuhkan adanya
penanganan darurat yang cepat, terkoordinir dan terpadu sehingga efektif dan efisien.
2. Sasaran
• Terwujudnya pos komando sebagai posko utama yang mengendalikan seluruh
kegiatan penanggulangan bencana tanah longsor
Laporan Akhir 54
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
3. Kegiatan
Koordinator Posko Utama: BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 55
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 56
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
4. Proyeksi Kebutuhan
Tabel 7.2. Proyeksi Kebutuhan Sektor Posko Utama
20 BPBD
Dinas
4
Kesehatan
3 ORARI
3 RAPI
5 DPPKAD
20 PMI
Sar
15 Bahurekso
60 Satpol PP
Dinas Bina
Marga,
Sumberday
5 a Air,
Energi dan
1 Personil Orang 50 Sumberday Cukup
a Mineral
Dinas
5
Pendidikan
4 Bappeda
10 POLRES
10 KODIM
2 PLN
Dinas
4
Ciptaru
2 PLN
Dinas
2
Sosial
9 Kecamatan
2 BLH
3 BPBD
2 DPPKAD
1 Dinsos
1 Bappeda
Dinas Bina
2 Almari Buah 5 Marga, Cukup
Sumberday
1 a Air,
Energi dan
Sumberday
a Mineral
3 File cabinet Unit 2 Kurang
4 BPBD
5 DPPKAD
4 Meja Kerja Buah 20 Dinas Cukup
4
Sosial
2 Dishub
Laporan Akhir 57
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
15 BPBD
5 Kursi Kerja Buah 40 25 DPPKAD Cukup
Gudang 1 BPBD
Logistik
8 Unit 4 Cukup
Bantuan di
Kabupaten 8 Kecamatan
Dinas
9 Internet Mbps 10 10 Cukup
Kominfo
1 BPBD
10 Komputer Buah 5 Kurang
Jaringan Dinas
11 Unit 10 10 Cukup
Komputer Kominfo
1 BPBD
Laptop dan Dinas
12 Buah 5 3 Kurang
Wifi Kominfo
5 BPBD
17 RIG/VHF Buah 9 3 Koramil Cukup
3 Polsek
4 BPBD
1 Dinsos
Generator
18 Buah 9 Kurang
4000 watt
Laporan Akhir 58
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
BPBD Kurang
2 DINSOS Dialokasikan
a. Truk Unit 9 1 Kurang di sektor
SATPOL
27 1 logistik
PP
b. Pick Up Unit 14
Sopir Orang
BBM
28 a. Solar Liter/hr
b. Premium Liter/hr
B. SEKTOR KEAMANAN
Dalam setiap kejadian bencana, sering terjadi tindak kriminalitas yang menimpa pada
korban bencana maupun bukan korban bencana dalam wilayah bencana. Oleh karena
itu menjadi sangat penting adanya sektor keamanan sebagai bagian dari
operasionalisasi kebijakan memberikan rasa aman pada masyarakat. Sektor ini
memiliki tugas dan fungsi menjaga aset yang ditinggalkan oleh pengungsi, menjaga
wilayah terdampak tanah longsor, dan mengamankan pengungsian dari gangguan
keamanan. Sektor keamanan dalam menjalankan tugasnya akan selalu berkoordinasi
dengan sektor posko utama, Kesehatan, SAR dan evakuasi, Penampungan
sementara, sarana prasarana, logistik DU.
1. Situasi
Dalam kondisi tanah longsor, situasi keamanan menjadi rawan dan perlu adanya
pengamanan. Sebagian masyarakat merasa khawatir akan barang dan aset yang
dimiliki hilang atau tidak aman sehingga perlu ada pengamanan yang memadai.
Laporan Akhir 59
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
2. Sasaran
• Terpenuhinya rasa aman kepada diri sendiri, keluarga, tetangga, korban
3. Kegiatan
Koordinator oleh Polisi Resor Kabupaten Kendal
8 Mengamankan wilayah yang Kodim, Polres, Kesbangpol, Satpol Saat dan pasca
terdampak tanah longsor PP terjadi bencana
9 Pengaturan lalu lintas di Kodim, Polres, Kesbangpol, Satpol Saat dan pasca
wilayah pengungsian PP terjadi bencana
10 Pelaporan situasi dan Kodim, Polres, Kesbangpol, Satpol Saat dan pasca
kondisi keamanan wilayah PP terjadi bencana
4. Proyeksi Kebutuhan
Tabel 7.4. Proyeksi Kebutuhan Sektor Keamanan
Laporan Akhir 60
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
POLRE
34
3 Senter Buah 50 S
76 Polres
4 Mantel Buah 100 SATPO Cukup
57
L PP
100 Polres
5 Tongkat Buah 100 Kurang
10 Linmas
7 BPBD
6 HT Unit 50 SATPO Kurang
5
L PP
SATPO
Sepeda 6
7 Unit 30 L PP
motor patrol
4 BPBD
8 Jaket Buah 156
9 Pos jaga Buah 14
10 Masker Buah 2000 5000 BPBD Cukup
Mobil Cukup
11 Unit 1 5 BPBD
penerangan
Laporan Akhir 61
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
1. Situasi
Pada saat terjadi tanah longsor, warga masyarakat mengalami masalah kesehatan,
diperkirakan -- orang luka ringan. Disamping itu pelayanan kesehatan bagi pengungsi
juga harus diperhatikan karena menjadi rentan untuk terkena sakit diare dan ISPA.
2. Sasaran
• Terlaksananya penanganan korban tanah longsor dalam pertolongan darurat
• Terlaksananya kordinasi rujukan ke rumah sakit rujukan pada korban luka berat
• Terlaksananya tindakan pada korban luka, gatal-gatal , diare , ISPA dan sakit
lainnya
• Terlaksananya kegiatan surveilan di lokasi yang terjadi wabah diare dan ISPA
akibat Tanah longsor (survey daerah epidomologi)
• Terwujudnya kondisi mental dan spiritual siswa yang tetap kondusif pada saat
kondisi darurat
3. Kegiatan
Koordinator oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 62
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 63
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
4. Proyeksi Kebutuhan
Tabel 7.6. Proyeksi Kebutuhan Sektor Kesehatan dan Pemulihan Psikologis
Jml Rasio
No Jenis Kebutuhan Satuan Persediaan Lokasi Ket
Kebutuhan Kecukupan
Tim Reaksi Cepat Tim
Dokter umum RSUD Dr.
Org 18 4
Soewondo
Kurang
Spesialis Bedah Org 10 5 RSUD Dr. Kurang
Soewondo
Spesialis Anestesi RSUD Dr.
Org 10 2
Soewondo
Kurang
Perawat mahir RSUD Dr.
Org 36 36
Soewondo
Cukup
Perawat anestesi RSUD Dr.
Org 36 4 Soewondo Kurang
Dinas
18
Kesehatan
Asisten apoteker Org 18 Cukup
RSUD Dr.
10
Soewondo
Sopir ambulance 5 PMI
Dinas
3
Org 20 Kesehatan Kurang
RSUD Dr.
2
Soewondo
Surveylans Dinas
Epidemologi Org 18 18 Kesehatan/ Cukup
Puskesmas
Operator komunikasi Dinas
Org 6 1
Kesehatan
Kurang
RSUD Dr.
10
2 Perawat Org 50 Soewondo Cukup
40 Puskesmas
3 Dokter Org 14 18 Puskesmas Cukup
4 Bidan Org 18 18 Puskesmas Cukup
5 Sanitarian / Kesling Org 18 18 Puskesmas Cukup
2 PMI
1 Dinas
Kesehatan
3 RSUD Dr.
6 Ambulance Unit 20 Soewondo
Cukup
1 Puskesmas
18 Kesling/kec
amatan
7 Psikolog Org 18 Puskesmas
14 1 RSUD Dr.
Cukup
Soewondo
3 Dinsos
8 Mobil Jenazah Unit 10 Kurang
2 RSUD Dr.
Laporan Akhir 64
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Jml Rasio
No Jenis Kebutuhan Satuan Persediaan Lokasi Ket
Kebutuhan Kecukupan
Soewondo
2 PMI
Puskesmas Dinas
9 Unit 18 18
Kesehatan
Cukup
10 Pustu / pusling Unit 6 18 Puskesmas Cukup
11 RS rujukan Unit 4 4 Cukup
Timbangan (bayi &
12 Unit 32 42 Puskesmas Cukup
Dewasa
13 Partus Set Paket 100 Kurang
RSUD Dr.
14 Bed periksa Buah 50 50 Soewondo Cukup
/Puskesmas
15 Lampu periksa Buah 42 42 Puskesmas Cukup
16 Tempat cuci tangan Buah 42 42 Puskesmas Cukup
17 Bengkok / nierbeken Buah 42 42 Puskesmas Cukup
18 Dragbar / Tandu lipat Buah 42 42 Puskesmas Cukup
19 Masker Buah 10.000 Kurang
Kantong darah
20 Buah 2000 Kurang
(dewasa / anak)
Obat-obatan :
RSUD Dr.
Antalgin Tablet 100.000 100.000
Soewondo
Cukup
RSUD Dr. Cukup
Paracetamol Tablet 100.000 100.000 Soewondo
RSUD Dr.
Oralit Sachet 50.000 50.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Papaverin Tablet - - Soewondo
RSUD Dr.
Cotrimoxasole (120
Tablet 80.000 80.000 Soewondo Cukup
mg)
Laporan Akhir 65
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Jml Rasio
No Jenis Kebutuhan Satuan Persediaan Lokasi Ket
Kebutuhan Kecukupan
RSUD Dr.
Cotrimoxasole (480
Tablet 80.000 80.000 Soewondo Cukup
mg)
RSUD Dr.
Tetracylin Tablet 80.000 80.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Amoxilin Tablet 80.000 80.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Vitamin B12 Tablet 80.000 80.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Vitamin B6 Tablet 50.000 50.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Vitamin BComplex Tablet 5.000 5.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Vitamin C Tablet 10.000 10.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Vitamin K Tablet 5.000 5.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Asam Mefenamat Tablet 80.000 80.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Ergotamin Tablet 5000 5000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Ergotamin Maleat Tablet 5000 5000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Neurobion Tablet 10.000 10.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Alupurinol Tablet 80.000 80.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Doxicikline (100 mg) Kaplet 10.000 10.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi VitaminK Ampul 500 500 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi dexa 0,5 mg Ampul 500 500 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi Lidocaine Ampul 1000 1000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi ATS vial 500 500 Soewondo Cukup
Laporan Akhir 66
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Jml Rasio
No Jenis Kebutuhan Satuan Persediaan Lokasi Ket
Kebutuhan Kecukupan
Soewondo
RSUD Dr.
Injeksi kinine
Ampul 500 500 Soewondo Cukup
antipirene
RSUD Dr.
Injeksi procaine
Vial 100 100 Soewondo Cukup
penicilin
RSUD Dr.
Injeksi Ampicilin Vial 100 100 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi Ergotamin Ampul 1000 1000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi oxitocine Ampul 1000 1000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi Neurobion
Ampul 2000 2000 Soewondo Cukup
(5000 U)
RSUD Dr.
Injeksi ranitidin Ampul 2000 2000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi Cevotaksim Vial 2000 2000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Disposable (3 cc) Dus 100 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Disposable (5 cc) Dus 100 100 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Disposable (10 cc) Dus 100 100 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi antraine Ampul 1000 100 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Injeksi kaloxi Vial 300 1000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Sirup OBH Botol 1000 300 Soewondo Cukup
Laporan Akhir 67
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Jml Rasio
No Jenis Kebutuhan Satuan Persediaan Lokasi Ket
Kebutuhan Kecukupan
Soewondo
Peralatan / Sarana
RSUD Dr.
Verband Roll 10.000 10.000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Plester Roll 200 200 Soewondo Cukup
22
RSUD Dr.
Betadine (1 liter) Botol 1000 1000 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Rivanol (1 liter) Botol 1000 1000 Soewondo Cukup
Laporan Akhir 68
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Jml Rasio
No Jenis Kebutuhan Satuan Persediaan Lokasi Ket
Kebutuhan Kecukupan
RSUD Dr. Cukup
Handscoom Dus 100 100 Soewondo
RSUD Dr.
Alkohol (1 liter, 75
Botol 200 200 Soewondo Cukup
%)
RSUD Dr.
Kapas Gulung 200 200 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
CutGad Roll 100 100 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Side – luar Roll 100 100 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Jarum Sachet 100 100 Soewondo Cukup
Sterilisator:
RSUD Dr.
- Rebus Unit 20 20 Soewondo Cukup
23
RSUD Dr. Cukup
- Uap Unit 20 20 Soewondo
RSUD Dr.
24 Emergency kit Unit 100 100 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
25 Mikroskop Buah 50 50 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
26 HB meter Buah 100 100 Soewondo Cukup
RSUD Dr.
Spuit inj Buah Soewondo Cukup
RSUD Dr.
27 2,5 ml 5000 5000 Soewondo Cukup
Buah
RSUD Dr. Cukup
5 ml 2500 2500 Soewondo
RSUD Dr.
28 Lidocain Ampul 500 500 Soewondo Cukup
Laporan Akhir 69
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
1. Situasi
Pada saat terjadi tanah longsor diperkirakan lebih dari -- orang mengungsi dan
memerlukan kebutuhan-kebutuhan pokok saat di pengungsian. Pada saat tanah
longsor masyarakat sulit mendapatkan dan memenuhi kebutuhan logistik baik pangan
dan non pangan. Selain itu banyak rumah terendam sehingga masyarakat tidak bisa
melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti memasak untuk menyediakan makanan
sehingga dibutuhkan adanya dapur umum di pengungsian.
2. Sasaran
• Terpenuhinya kebutuhan pokok pengungsi saat terjadi banjir sesuai dengan
standar minimum
• Terdistribusinya logistik secara adil dan transparan
• Terkoordinasinya pemenuhan kebutuhan logistik yang berbasis pada partisipasi
masyarakat
• Memenuhi kebutuhan makanan pengungsi sesuai dengan standar minimum
gizi
3. Kegiatan
Koordinator oleh Dinas Sosial Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 70
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 71
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
4. Proyeksi Kebutuhan
Tabel 7.8. Proyeksi Kebutuhan Sektor Logistik (Pangan)
Volume
Jml Jml
Petugas Jumlah Rasio
N Jenis Satua Jml Total Harga Keter-
(Satlak pengun Kebutuh Waktu Lokasi Kecukupa
o Kebutuhan n Pengun kebutuha Satuan Jumlah (Rp) sediaan
& gsi + an (Hr) n
gsi n (kg) (Rp) (kg)
Relawa petugas
n)
6=4+
1 2 3 4 5 7 8 9=7*8 10 11 12 13 14 = 7 - 12
5
Beras (0.4
1 kg
kg/org/hari)
Lauk pauk paket
Kecap
Manis
botol
(1 btl/org/7
hr)
Saus/samb
al
botol
(1 btl/org/7
2 hr)
Sardencis
kalen
(1
g
kg/org/hr)
Mi instan
bungk
(2
us
bks/org/hr)
Telur Butir
Gula + org/
3
teh/kopi hr
Laporan Akhir 72
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
3 L/
4 Air minum org/
hr
15 L/
5 Air MCK org/
hr
Laporan Akhir 73
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Kompor Gas 6
3 Unit
Tungku
4 Peralatan Makan
Kertas Nasi Buah
Sendok Buah
4 Gelas Buah
5 Buah/2
Jiregen
5lt
Tangki air Buah
Tempat sampah
6 sementara Unit
(Container)
Tempat sampah
7 Unit
keluarga
Laporan Akhir 74
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
1. Situasi
Pada saat terjadi tanah longsor banyak rumah yang rusak, banyak warga yang
terjebak, adanya penduduk yang mengalami luka berat dan ringan perlu di evakuasi ke
tempat yang lebih aman dan banyak aset-aset masyarakat yang perlu diselamatkan.
2. Sasaran
• Terpetakan jalur evakuasi penyelamatan korban dan asset masyarakat
3. Kegiatan
Koordinator oleh Komando Distrik Militer (KODIM) Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 75
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
4. Proyeksi Kebutuhan
Tabel 7.12. Proyeksi Kebutuhan Sektor SAR dan Evakuasi
Jenis Jml yg Rasio
No Satuan Persediaan Lokasi Ket
Kebutuhan dibutuhkan Kecukupan
SAR
15
Bahurekso
Personil / 6 PMI
1 Orang 100
relawan TAGANA
DINSOS
30 POLRES
Excavator/Back- BINA
2 Unit 5 1
Hoe MARGA
7 Truk Unit 9
Laporan Akhir 76
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
1. Situasi
Tanah longsor menjadikan kondisi kacau, masyarakat resah, penuh kekawatiran dan
tidak menentu. Banyak pemukiman masyarakat rusak dan tidak bisa ditempati
sehingga butuh adanya tempat penampungan sementara bagi para pengungsi. Selain
itu, Dalam skenario ini banyak fasilitas umum yang rusak dan tidak berfungsi akibat
rusak dan roboh, demi kelancaran akses dilakukan pemulihan pada sarana dan
prasarana agar dapat difungsikan kembali
2. Sasaran
• Semua masyarakat yang terkena bencana dapat ditangani dengan baik
• Tersediannya sarana sanitasi yang aman dan sehat sesuai dengan standar
minimal
Laporan Akhir 77
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
3. Kegiatan
Koordinator kegiatan oleh Dinas Dinas Bina Marga, Sumberdaya Air, Energi dan
Sumberdaya Mineral, Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 78
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
4. Proyeksi Kebutuhan
Tabel 7.14. Proyeksi Kebutuhan Sektor Sarana Prasarana
1 PMI
1 Tenda pleton Unit 9
3 BPBD
Generator Set
12 Unit 9 Kurang
15 KVA
13
Gudang
Unit 1 1 Dinsos
Sarpras 1 BPBD Cukup
Laporan Akhir 79
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 80
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 81
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
3. Aktivasi dari rencana kontinjensi ini menjadi Rencana Operasional pada saat
terjadi bencana tanah longsor akan dilakukan oleh Bupati sebagai Kepala Daerah
Kabupaten Kendal, selaku pemegang komando pengendali operasi.
5. Apabila hingga batas waktu yang direncanakan tidak terjadi bencana, maka
rencana kontinjensi ini akan diperpanjang masa berlakunya hingga 2 tahun.
Laporan Akhir 82
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
REKOMENDASI
A. UMUM
1. Diperlukan sosialisasi dokumen rencana kontinjensi bencana tanah longsor pada
semua stakeholder terutama pada kepala dinas atau lembaga di lingkungan
pemerintah Kabupaten Kendal. Hal ini diharapkan untuk mempercepat kesamaan
pandangan mengenai rencana kontinjensi dan mobilisasi sumberdaya pada saat
tanggap darurat.
Laporan Akhir 83
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
B. KHUSUS
1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal
▪ Mengembangkan mekanisme koordinasi lintas sektor dalam hal
penanggulangan bencana
▪ Mengembangkan forum pengurangan risiko bencana untuk menjadi wadah
bagi semua pihak dalam pengurangan risiko bencana, baik pemerintah,
swasta dan masyarakat
▪ Mengembangkan koordinasi dengan pihak swasta untuk terlibat dalam
pengurangan risiko bencana di Kabupaten Kendal
▪ Memastikan setiap kantor pemerintah memiliki jalur evakuasi dan titik aman
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
▪ Mengembangkan perencanaan pembangunan yang mengintegrasikan
pengurangan risiko bencana dalam program dan kegiatan pemerintah
Kabupaten Kendal
▪ Mengembangkan penganggaran 1% dari total APBD untuk pengurangan
risiko bencan
3. Dinas Bina Marga Kabupaten Kendal
▪ Pendataan infrastruktur yang rawan tanah longsor
▪ Mengembangkan pemahaman tentang bangunan aman dari tanah longsor
pada masyarakat dan pemerintah
4. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
▪ Memobilisasi asset yang dibutuhkan untuk penanganan darurat bencana
sehingga penanganan darurat bencana dapat terlaksana secara efektif
▪ Inventarisasi asset untuk penanganan darurat bencana
5. Dinas Pendidikan
▪ Mendorong setiap sekolah mengintegrasikan pengurangan risiko bencana
dalam pembelajaran di sekolah
▪ Mengembangkan anggaran dinas pendidikan untuk pembelajaran
penanggulangan bencana di sekolah
▪ Mengembangkan sekolah tangguh bencana dengan memastikan sekolah
yang rawan bencana memiliki kebijakan pengurangan risiko bencana di
sekolah, pengetahuan penanggulangan bencana, denah jalur evakuasi
sekolah, SOP PB Sekolah, sistem peringatan dini, dan lain-lain
Laporan Akhir 84
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
Laporan Akhir 85
2016 Rencana Kontinjensi Mengahadapi Bencana Tanah Longor Kabupaten Kendal
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Kabupaten Kendal dalam Angka. BPS Kabupaten Kendal: Kendal.
ISDR. 2004. Living with Risk: A global review of disaster reduction initiatives UNISDR.
Geneva.
Peraturan Bupati Kendal No. 14 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2015
Triutomo, S., Sugiharto R., Siswanto BP dan Amri Robby. 2008. Perencanaan
Kontinjensi Menghadapi Bencana. Jakara : SCDRR
Laporan Akhir 86