Anda di halaman 1dari 18

Nama : Annas Masykur Hari/tanggal : Kamis/ 14 Mei 2020

NIM : P1337420819012

Prodi : MST Keperawatan

Makul : Askep Keperawatan Medikal Bedah Lanjut 1 dan 2

Dosen : Prof. Dr. dr. Suharyo Hadisaputro, Sp.PD-KPTI

1. Hepatitis Akut
Pengkajian
a. Identitas Pasien
Di dalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, status
perkawinan, agama, pekerjaan, tanggal dan jam masuk Rumah Sakit, nomor register,
dan diagnosa medis
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang ditemukan pada penderita Hepatitis A misal, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, lemah dan cepat lelah, demam, nyeri perut, sakit kepala dan
pruritus.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penderita Hepatitis
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian riwayat sekarang atau saat ini meliputi alasan pasien yang
menyebabkan terjadinya gangguan
3) Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga pada pasien Hepatitis adalah apakah dalam
kesehatan keluarga ada yang pernah menderita penyakit Hepatitis, Sirosis Hati,
Kanker Hati, atau penyakit lainnya.
d. Pengkajian fungsi kesehatan
1) Nutrisi
Skirining nutrisi merupakan metode untuk mengidentifikasi adanya gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dilakukan dengan mengukur tinggi badan, berat
badan, perubahan berat badan, dan diagnosis primer
2) Sirkulasi
Pada pengkajian sirkulasi pasien dengan Hepatitis, ditemukan adanya bradikardi
(hiperbirilubin berat) dan ikterik pada sklera kulit dan membran mukosa
3) Pola aktivitas dan latihan
Meliputi kemampuan ADL, seperti makan, minum, toileting, mobilisasi ditempat
tidur, kemampuan berpindah, serta ambulasi
4) Nyeri dan kenyamanan
Pada pengkajian nyeri dan kenyamanan pada pasien dengan Hepatitis
5) Eliminasi
Pada pengkajian sistem eliminasi pasien Hepatitis, ditemukan adanya urine
berwarna gelap, dan feses berwarna tanah liat.
6) Neuronsensori
Didapatkan adanya peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, letargi, dan
asteriksis.
7) Pemeriksaan fisik
Penampilan fisik pada pasien dengan Hepatitis dapat dilihat dari aspek-aspek
berikut :
a) Keadaan umum : apatis, kelemahan, dan malaise umum.
b) Keadaan kulit : teraba hangat, ikterik pada kulit, ruam, bercak eritema, atau
gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak
c) Keadaan bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, ikterus pada membran
mukosa
d) Keadaan mata : konjungtiva pucat, kering, icterus
e) Keadaan perut : permukaan perut, adanya garis vena, peristaltik usus,
pembesaran hati atau limfe, nyeri tekan pada abdomen, splenomegali.
f) gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver atau lien
g) Pengukuran Tanda-Tanda Vital : Demam 37,8oC-38,9oC
8) Pemeriksaan laborarotium
a) Hemoglobin (Hb) : pada laki-laki didapatkan Hb menurun (<14g/dL) dan pada
perempuan didapatkan Hb menurun (<12 g/dL)
b) Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada
kerusakan sel hati
c) Kadar aminotransferase aspartat serum dan amino transferasealanin
meningkat
d) Kadar birilubin total dan direk (disertai kolestasis) meningkat.
e) Hitung leukosit meningkat.
f) Hitung eosinofil meningkat (kemungkinan jenis hepatitis nonvirus karena
obat)
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada penderita Hepatitis A berdasarkan Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia :
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik karena anoreksia, mual, muntah
Penyebab :
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi makanan
4) Peningkatan kebutuhan metabolism
5) Faktor ekonomi (misalnya : finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis (misalnya : stress, keengganan untuk makan)
b. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi hepar
Penyebab :
1) Terpapar lingkungan panas
2) Dehidrasi
3) Proses penyakit (misalnya infeksi, kanker)
4) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5) Peningkatan laju metabolisme
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan incubator
c. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
Penyebab:
1) Agen cedera kimiawi ( misalnya : terbakar, bahan kimia iritan)
2) Agen cedera fisiologis (misalnya : inflamasi, iskemia, neoplasma)
3) Agen cedera fisik (misalnya : abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
benda berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan berisikan intervensi-intrvensi yang akan kita berikan pada pasien
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dibuat
Implementai
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang akan diberikan pada pasien yangsesuai
dengan intervensi
Evaluasi
Evaluasi berisikan hasil dari implementasi yang telah kita laksanakan dan rencana
keperawatan untuk kedepannya

Hepatitis Kronik
Pengkajian
a. Identitas Pasien
Di dalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, status
perkawinan, agama, pekerjaan, tanggal dan jam masuk Rumah Sakit, nomor register,
dan diagnosa medis
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang ditemukan pada penderita Hepatitis A misal, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, lemah dan cepat lelah, demam, nyeri perut, sakit kepala dan
pruritus.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penderita Hepatitis
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian riwayat sekarang atau saat ini meliputi alasan pasien yang
menyebabkan terjadinya gangguan
3) Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga pada pasien Hepatitis adalah apakah dalam
kesehatan keluarga ada yang pernah menderita penyakit Hepatitis, Sirosis Hati,
Kanker Hati, atau penyakit lainnya.
d. Pengkajian fungsi kesehatan
1) Nutrisi
Skirining nutrisi merupakan metode untuk mengidentifikasi adanya gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dilakukan dengan mengukur tinggi badan, berat
badan, perubahan berat badan, dan diagnosis primer
2) Sirkulasi
Pada pengkajian sirkulasi pasien dengan Hepatitis, ditemukan adanya bradikardi
(hiperbirilubin berat) dan ikterik pada sklera kulit dan membran mukosa
3) Pola aktivitas dan latihan
Meliputi kemampuan ADL, seperti makan, minum, toileting, mobilisasi ditempat
tidur, kemampuan berpindah, serta ambulasi
4) Nyeri dan kenyamanan
Pada pengkajian nyeri dan kenyamanan pada pasien dengan Hepatitis
5) Eliminasi
Pada pengkajian sistem eliminasi pasien Hepatitis, ditemukan adanya urine
berwarna gelap, dan feses berwarna tanah liat.
6) Neuronsensori
Didapatkan adanya peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, letargi, dan
asteriksis.
7) Pemeriksaan fisik
Penampilan fisik pada pasien dengan Hepatitis dapat dilihat dari aspek-aspek
berikut :
h) Keadaan umum : apatis, kelemahan, dan malaise umum.
i) Keadaan kulit : teraba hangat, ikterik pada kulit, ruam, bercak eritema, atau
gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak
j) Keadaan bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, ikterus pada membran
mukosa
k) Keadaan mata : konjungtiva pucat, kering, icterus
l) Keadaan perut : permukaan perut, adanya garis vena, peristaltik usus,
pembesaran hati atau limfe, nyeri tekan pada abdomen, splenomegali.
m) gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver atau lien
n) Pengukuran Tanda-Tanda Vital : Demam 37,8oC-38,9oC
Pemeriksaan laborarotium
a. Protein Total
b. Albumin
c. Bilirubin total
d. Bilirubin direk
e. SGOT
f. SGPT
g. Alkali pospahate
h. Ureum
i. Kreatinin
j. Asam urat
k. Glukosa
l. HbsAg
Diagnose Keperawatan
Diagnose sesuai dengan apa yang terjadi pada penderita
Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan berisikan intervensi-intrvensi yang akan kita berikan pada
pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dibuat
Implementai
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang akan diberikan pada pasien yangsesuai
dengan intervensi
Evaluasi
Evaluasi berisikan hasil dari implementasi yang telah kita laksanakan dan rencana
keperawatan untuk kedepannya

2. Ulkus peptikum primer dan sekunder


a. Ulkus peptikum primer adalah ulkus yang terjadinya terutama dipengaruhi langsung
oleh sekresi asam lambung dan pepsin yang berlebihan. Ulkus peptikum primer dapat
bersifat akut dan kronis.
Ulkus peprikum sekunder adalah adanya gangguan ketahanan mukosa saluran cerna,
yang dapat terjadi setelah mengalami penyakit/trauma berat luka bakar (Curling’s
ulcer), penyakit intrakranial (Rokitansky-Cushing’s ulcer), minum aspirin atau
kortikosteroid, dan penyakit hati kronis
b. Asuhan keperawatan ulkus peptikum primer
Identitas Pasien
Di dalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, status
perkawinan, agama, pekerjaan, tanggal dan jam masuk Rumah Sakit, nomor register,
dan diagnosa medis
Keluhan Utama
Keluhan utama yang ditemukan pada penderita Hepatitis A misal, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, lemah dan cepat lelah, demam, nyeri perut, sakit kepala dan
pruritus.
Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penderita Hepatitis
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian riwayat sekarang atau saat ini meliputi alasan pasien yang
menyebabkan terjadinya gangguan
3) Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga pada pasien Hepatitis adalah apakah dalam
kesehatan keluarga ada yang pernah menderita penyakit Hepatitis, Sirosis Hati,
Kanker Hati, atau penyakit lainnya.
e. Pengkajian fungsi kesehatan
1) Nutrisi
Skirining nutrisi merupakan metode untuk mengidentifikasi adanya gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dilakukan dengan mengukur tinggi badan, berat
badan, perubahan berat badan, dan diagnosis primer
2) Sirkulasi
Pada pengkajian sirkulasi pasien dengan Hepatitis, ditemukan adanya bradikardi
(hiperbirilubin berat) dan ikterik pada sklera kulit dan membran mukosa
3) Pola aktivitas dan latihan
Meliputi kemampuan ADL, seperti makan, minum, toileting, mobilisasi ditempat
tidur, kemampuan berpindah, serta ambulasi
4) Nyeri dan kenyamanan
Pada pengkajian nyeri dan kenyamanan pada pasien dengan Hepatitis
5) Eliminasi
Pada pengkajian sistem eliminasi pasien Hepatitis, ditemukan adanya urine
berwarna gelap, dan feses berwarna tanah liat.
6) Neuronsensori
Didapatkan adanya peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, letargi, dan
asteriksis.
7) Pengkajian primer
a. Airwaiys : Sumbatan Benda asing ( ) broncospasme ( ) Darah ( )
sputum ( ) lendir ( )
b. Breating Sesak napas Aktifitas ( ) tanpa aktifitas ( ) lain-
lain........................... Frekuensi Irama Teratur ( √ ) tidak teratur ( )
Kedalaman Dalam ( ) dangkal ( ) Refleks batuk Ada ( ) tidak ( )
Barukproduktif ( ) nonproduktif ( ) Sputum ada ( ) tidak ( ) warna ....
konsistensi....... Bunyi napas Ronchi ( ) krekles ( )
c. Circulation Sirkulasi perifer (Dunlap 2019) Nadi 80x/m Irama . teratur
(√) tidak teratur ( ) Denyut lemah ( ) kuat (√) tidak kuat ( ) Tekanan darah :
110/70 mmhg Ektremitas . hangat (√) dingin ( ) Warna kulit : cyanosis ( )
pucat ( ) kemerahan (√) Nyeri dada: ada ( ) tidak ( √) Karateristik nyeri dada
: Menetap ( ) menyebar ( ) sperti ditusuk tusuk ( ) seperti tertimpa benda berat
( ) capillary refil time <3 detik (√) >3deti ( ) Edema : ya ( ) tidak (√) lokasi
edema mukosa ( ) tangan ( ) tungkai ( ) anasakra ( )
Cairan dan elektrolit
1. Cairan
Turgor kulit : < 3 detik ( ) >3 detik ( )
2. Mukosa mulut : lembab () kering ( )
3. Kebutuhan nutrisi : baik Oral : 7-8 glas /h Parenteral : RL 500ml/24 jam
4. Eliminasi : BAK : 4x/hari Jumlah banyak ( ) sedikit ( ) Warna kuning
jernih () kuning kental ( ) merah ( ) putih ( ) Rasa sakit saat BAK Ya ( )
tidak () BAB 3x/hari Diare : ya ( ) tidak () bising usus 36x/m
Intoksitatasi
Makanan ( ) gigitan hewan ( ) alkohol ( ) zat kimia ( )
Obat- obatan ( ) lain –lain.....
Disability
Tingkat kesadaran : CM () apatis ( ) somnolen ( ) sopor ( ) soporcoma ( )
coma ( )
Pupil : isokor (√) miosis ( ) anisokor ( ) midriasis ( ) pin poin ( )
Reaksi terhadap cahaya : Kanan ( ) positif negatif () kiri positif ( ) negatif ()
GCS : E 4 M5 V 6 jumlah 15
8) Pemeriksaan sekunder
a. Musculosskeletal/neurologis
Spasme otot ( ) Vulnus ( ) Krepitasi ( ) Dislokasi ( )
b. Kekuatan otot :
5555 5555

5555 5555
c. Integumen
Vulnus ( ) Luka bakar ( ) c. Psikologis Ketegangan meningkat ( )
Fokus pada diri sendiri ( ) Kurang pengetahuan
Diagnose Keperawatan
Diagnose sesuai dengan apa yang terjadi pada penderita
Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan berisikan intervensi-intrvensi yang akan kita berikan pada
pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dibuat
Implementai
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang akan diberikan pada pasien yangsesuai
dengan intervensi
Evaluasi
Evaluasi berisikan hasil dari implementasi yang telah kita laksanakan dan rencana
keperawatan untuk kedepannya
c. Asuhan keperawatan ulkus peptikum sekunder
Pengkajian
a) Identitas Klien
Lakukan pengkajian meliputi: nama, jenis kelamin,suku bangsa, tanggal
lahir,agama dan tanggal pengkajian.
b) Keluhan utama
Klien datang ke RS dengan keluhan merasakan nyeri pada pada bagian perut, ulu
hati dan mual serta muntah.
c) Riwayat kesehatan sekarang:
- Faktor pencetus:
Pasien mengatakan bahwa nyeri timbul beberapa saat / beberapa jam setelah
makan atau waktu lapar atau saat sedang tidur tengah malam.
- Sifat keluhan (periodik/ tiba-tiba)
d) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang pernah dialami (jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasi,
riwayat masuk RS)
e) Riwayat kesehatan dahulu
Klien menderita tuka’ lambung dan gastritis.
f) Data Dasar Pengkajian pasien
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Keletihan, kelelahan, malaise. Ketidakmampuan melakukan aktivitas
sehari – hari. Tanda : periode hiperaktivitas, latiihan keras terus menerus.
2) Integritas Ego
Gejala : ketidakberdayaan, putus asa Marah ditekan Tanda : Depresi, ansietas.
3) Eliminasi
Gejala : diare Konstipasi Nyeri abdomen tak jelas dan disteres, kembung
Penggunaan laksatif/diuretic
4) Makanan/Cairan
Gejala : lapar terus menerus/menyangkal lapar Tanda : penurunan berat badan
/ anoreksia Penamplan urus, kulit kering, kuning atau pucat dengan turgor
buruk.
5) Higiene
Tanda : peningkatan pertumbuhan rambut pad tubuh (lanugo).
6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, pusing, vertigo, ketidakmampuan berkonsentrasi.
Kelemahan, keseimbangan buruk.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis. Mental : tak mampu
berespon, lambat dan dangkal.
Oftalmik : hemoragis retina. Gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa
getar dan posisi
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen, seperti terbakar
8) Keamanan
Tanda : penurunan suhu tubuh akibat berulangnya prose infeksi.
9) Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Kecendrungan keluarga untuk anemia Riwayat penyakit maag.
10) Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum
Penampilan umum :Klien tampak rapi Klien tampak sehat/ sakit/ sakit berat :
sakit
- Kesadaran : sada
GCS : E4V5M6
BB : 50 Kg
TB : 165 cm
- Tanda- tanda vital :
TD : 120/80 mmHg ND : 80x/menit RR : 20 x/meni S : 37 oC
- Kulit
Warna kulit (sianosis, ikterus, pucat,) : Pucat
Kelembapan : kering Turgor kulit : baik Ada/tidaknya oedema : tidak ada
oedema
- Mata
Fungsi penglihatan : baik
Palpebra : terbuka / tertutu
Ukuran pupil : Normal
Oedema palpebra : Tidak ada oedema
- Mulut dan tenggorok
Membran mukosa : Kering
kebersihan mulut : Baik
Keadaan gigi : Baik.
Kesulitan menelan : Tidak ada
- Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen simestris atau tidak,
Palpasi : ada/ tidak ada nyeri tekan , benjolan
Perkusi : batas hepar,batas ginjal,batas lien,ada/tidaknya
penimbunan cairan diperut(kembung).
Auskultasi : bising usus, bising vena, pergesekan hepar dan lien
Pada pemeriksaan abdomen, Nyeri epigastrik.Ini gejala paling menonjol
selama periode eksaserbasi. Pada ulkus duodenal, nyeri terjadi 2-3 jam setelah
makan dan sering disertai dengan mual dan muntah. Pada ulkus gastrik, nyeri
terjadi dengan segera setelah makan. Nyeri dapat digambarkan sebagai
nangging, tumpul, sakit, atau rasa terbakar. Ini sering hilang dengan makanan
dan meningkat dengan merokok dan stres emosi. Selama remisi pasien
asimtomatik
Diagnose Keperawatan
Diagnose sesuai dengan apa yang terjadi pada penderita
Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan berisikan intervensi-intrvensi yang akan kita berikan pada
pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dibuat
Implementai
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang akan diberikan pada pasien yangsesuai
dengan intervensi
Evaluasi
Evaluasi berisikan hasil dari implementasi yang telah kita laksanakan dan rencana
keperawatan untuk kedepannya
3. Osteoarthrisis genu
a. Factor resiko:
- Usia : Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40
tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
- Berjenis kelamin wanita, terutama yang sudah menopause
- Mengalami obesitas
- Mengalami cedera atau trauma pada sendi atau pernah menjalani operasi pada tulang
dan sendi
- Melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik yang menyebabkan sendi tertekan secara
terus-menerus
- Memiliki riwayat osteoarthritis di keluarga
- Menderita penyakit tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan hemokromatosis
- Mengalami kelainan bawaan atau cacat pada tulang rawan atau sendi
b. Asuhan keperawatan OA Genu
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala :
- Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada
sendi
- Keletihan
- Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada
sendi dan otot.
Tanda :
- Malaise
- Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan
pada sendi dan otot
b. Kardiovaskuler
Gejala :
- Jantung cepat, tekanan darah menurun
- Tanda : Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten,
sianosis kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal.
c. Integritas Ego
- Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubunga
- Keputusasaan dan ketidak berdayaan
- Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan pada orang lain
d. Makanan Atau Cairan
- Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat : mual
- Anoreksia
- Kesulitan untuk mengunyah
- Kekeringan pada membran mukosa
- Higiene
- Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,
ketergantungan pada orang lain
e. Neurosensori Gejala : kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya
sensasi pada jari tangan Tanda : Pembengkakan sendi
f. Nyeri / Kenyamanan
- Fase akut dari nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan
pembengkakan jaringan lunak pada sendi)
- Terasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari).
g. Keamanan
- Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
- Kekeringan pada mata dan membran mukosa
- Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
- Lesi kulit, ulkas kaki
- Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
- Demam ringan menetap
- Kekeringan pada mata dan membran mukosa
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan
musculoskletal
c. Difisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi
d. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
3. Intervensi Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan berisikan intervensi-intrvensi yang akan kita berikan pada
pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dibuat
4. Implementai
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang akan diberikan pada pasien yangsesuai
dengan intervensi
5. Evaluasi
Evaluasi berisikan hasil dari implementasi yang telah kita laksanakan dan rencana
keperawatan untuk kedepannya

4. Askep Osteomilitis Vertebra Kronik


A. Pengkajian
1. Identitas klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri
pneumonia,sinusitis,kulit dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu. Ada
riwayat infeksi tulang, biasanya pada daerah vertebra torakolumbal yang
terjadi akibat torakosentesis atau prosedur urologis. Dapat ditemukan adanya
riwayat diabetes mellitus, malnutrisi, adiksi obat-obatan, atau pengobatan
dengan imunosupresif
b. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam. Kaji adanya
riwayat trauma fraktur terbuka (kerusakan pembuluh darah, edema,
hematoma, dan hubungan fraktur dengan dunia luar sehingga pada fraktur
terbuka umumnya terjadi infeksi), riwayat operasi tulang dengan pemasangan
fiksasi internal dan fiksasi eksternal (invasi bakteri disebabkan oleh
lingkungan bedah) dan pada osteomielitis akut yang tidak diberi perawatan
adekuat sehingga memungkinkan terjadinya proses supurasi di tulang.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya
diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah
ortopedi sebelumnya)
d. Riwayat psikososial dan spiritual
Perawat menkaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan
peran klien dalam keluarga serta masyarakat, respon atau pengaruhnya dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
Dampak yang timbul pada klien osteomielitis yaitu timbul ketakutan akan
kecacatan akibat prognosis penyakitnya, rasa cemas, rasa tidak mampu
melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang
salah secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan
citra diri).
3. Pola kesehatan
Nutrisi :
Pola eliminasi
Pola aktivitas
4. Pemeriksaan fisik
a. Look
Gangguan pergerakan sendi juga dapat disebab kan oleh efusi sendi atu
infeksi sendi (arthritis septic). Secara umum, klien osteolelitis kronis
menunjukan adanya luka khas yang disertai dengan pengeluaran pus atau
cairan bening yang berasal dari tulang yang mengalami infeksi dan dan proses
supurasi
b. Feel
Kaji adanya nyeri tekan.
c. Move
Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau
tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif
dan pasif. Pemeriksaan yang didapat adalah adanya gangguan atau
keterbatasan gerak sendi pada osteomyelitis. Pola tidur dan istirahat. Semua
klien osteomelitis merasak nyeri sehingga dapat mengganggu pola dan
kebutuhan tidur., suasana, kebiasaan, dan kesulitan serta penggunaan obat
tidur.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan
keterbatasan menahan beban berat badan.
3. Resiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketakuatn dalam bergera
C. Intervensi Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan berisikan intervensi-intrvensi yang akan kita berikan pada
pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dibuat
D. Implementai
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang akan diberikan pada pasien yangsesuai
dengan intervensi
E. Evaluasi
Evaluasi berisikan hasil dari implementasi yang telah kita laksanakan dan rencana
keperawatan untuk kedepannya

Anda mungkin juga menyukai