Anda di halaman 1dari 23

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MATA KULIAH DESAIN PESAN PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi ujian akhir semester mata kuliah


Desain Pesan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Dr. Ali Muhtadi

Disusun oleh:
Mohamad Fadhli
NIM. 21107251036

MAGISTER TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga saya dapat menyusun Ujian Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah Desain Pesan
Pembelajaran ini.

Ujian Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah Desain Pesan Pembelajaran ini terdiri dari sebuah
desain sederhana hasil analisis terhadap salah satu bab dari buku mata kuliah yang digunakan
pada Desain Pesan Pembelajaran, yaitu Buku "Karakteristik Siswa Sebagai Pijakan
Pembelajaran" terkhusus pada Bab "Gaya Belajar". Rasa terima kasih kami sampaikan kepada Dr.
Ali Muhtadi, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Desain Pesan Pembelajaran.

Semoga hasil ujian akhir semester ini bisa digunakan sebagai tambahan referensi dalam analisis
desain pesan pembelajaran bagi para pembaca. Saya menyadari hasil ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Terima
kasih.

Yogyakarta, 29 Desember 2021

Mohamad Fadhli, S.Pd.


DAFTAR ISI

I. PRODUK AKHIR

II. Lampiran: Ujian Tengah Semester: ANALISIS PRODUK AWAL


Prof. Dr. C. Asri Budiningsih

KARAKTERISTIK SISWA
SEBAGAI PIJAKAN PEMBELAJARAN
Karakteristik Siswa
Sebagai Pijakan Pembelajaran

Penulis:
Prof. Dr. C. Asri Budiningsih

ISBN:
978-602-6338-37-2

Desain Sampul:
Mohamad Fadhli

Tata Letak:
Mohamad Fadhli

Pencetak dan Penerbit:


UNY Press
Jalan Gejayan, Gg Alamanda,
Kompleks Fakultas Teknik UNY
Kampus UNY Karangmalang
Yogyakarta 55281
Telp: 0274-589346
Email:
unypress.yogyakarta@gmail.com
DAFTAR ISI

GAYA BELAJAR

PENGERTIAN GAYA BELAJAR .........................................................................................1

MACAM-MACAM GAYA BELAJAR .................................................................................2

GAYA BELAJAR SEBAGAI PIJAKAN PEMBELAJARAN ........................................7


BAB VI
GAYA BELAJAR
BAB VI

GAYA BELAJAR

M anusia adalah makhluk dengan ciri keunikannya


(individualitasnya) yang berbeda dengan makhluk lainnya.
Demikian pula setiap siswa adalah makhluk yang unik dalam
seluruh pribadinya. Dalam menerima dan mengolah informasi atau
materi pelajaran yang diterimanya, setiap siswa memilki preferensi
yang berbeda-beda. Ada siswa yang lebih menyukai belajar melalui
gambar-gambar, ada yang suka belajar bersama dengan teman-
temannya, ada yang lebih betah belajar jika diiringi musik, dan
sebagainya. Ini semua dinamakan sebagai gaya belajar (learning style).

Pengertian Gaya Belajar

Hingga kini pengertian tentang gaya belajar masih bervariasi di


antara para ahli, Ada yang mengartikan gaya belajar sebagai thinking
style, cognitives style, learning modalities atau learning preference (F.
Haryanti, C. 2009), namun semuanya mengacu pada bagaimana cara
seseorang menerima dan mengolah informasi baru. Stimulus
isiologi menentukan persepsi (visual, auditori, kinestetik/taktil) yang
sering disebut sebagai modalitas (VAK). Kelebihan model ini dapat
berfungsi untuk meningkatkan kekuatan yang sudah ada atau yang
sudah dimiliki seseorang dari pada mengatasi kelemahannya.

1
Macam-macam Gaya Belajar

Berbagai macam gaya belajar dijelaskan oleh para ahli. Seseorang yang
memiliki modalitas gaya belajar visual mengandalkan indera
penglihatan yang tajam dalam menerima dan mengolah informasi serta
mudah membayangkan apa yang dibicarakan. Modalitas ini mengakses
citra visual baik yang diciptakan maupun yang diingat. Warna, bentuk,
hubungan ruang, gambaran mental dan gambar-gambar visualisasi
sangat menonjol dalam membantu proses mental. Siswa dengan gaya
belajar visual cenderung memiliki ciri-ciri teratur, memperhatikan
segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar, lebih
suka membaca dari pada dibacakan, memejamkan mata untuk
mengingat.

Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2013)


menggambarkan ciri-ciri seseorang yang
memiliki gaya belajar visual adalah rapi dan
teratur, berbicara dengan cepat, perencana
dan pengatur jangka panjang yang baik,
teliti terhadap detail, mementingkan
penampilan, baik dalam hal pakaian
maupun presentasi, pengeja yang baik dan
dapat melihat kata-kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka, mengingat apa yang
dilihat dari pada yang didengar, mengingat
dengan asosiasi visual, biasanya tidak terganggu
oleh keributan, mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal
kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk
mengulanginya, pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca dari
pada dibacakan, membutuhkan pandangan dan tujuan menyeluruh dan
bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu
masalah atau proyek, mencorat-coret tanpa arti selama berbicara di

2
telepon atau dalam rapat, lupa menyampaikan pesan verbal kepada
orang lain, sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya
atau tidak” lebih suka melakukan demonstrasi dari pada berpidato,
lebih suka seni dari pada musik, sering kali mengetahui apa yang harus
dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata-kata, kadang-kadang
kehilangan konsentrasi ketika ingin memperhatikan.

Seseorang yang memiliki modalitas gaya belajar


auditori mengandalkan pendengaran untuk
menyerap dan memahami informasi atau materi
pelajaran, serta mudah dan senang bercerita.
Modalitas ini mengakses segala bunyi dan kata-
kata baik yang diciptakan maupun yang diingat.
Musik, nada, irama, rima, dialog dan bentuk
suara-suara lain lebih menonjol pada gaya
belajar auditori. Siswa dengan gaya belajar
auditori mempunyai ciri-ciri perhatiannya
mudah terpecah, berbicara dengan pola
berirama, lebih suka mendengarkan dari pada
membaca, keteka membaca dengan bersuara, lebih
suka berdiskusi.

Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2013) menggambarkan ciri-ciri


seseorang yang memiliki gaya belajar auditori adalah berbicara kepada
diri sendiri saat bekerja, mudah terganggu oleh keributan,
menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca, senang membaca dengan keras dan mendengarkan, dapat
mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara,
merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, berbicara
dalam irama yang terpola, biasanya sebagai pembicara yang fasih, lebih
suka musik dari pada seni, belajar dengan mendengarkan dan
mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat, suka berbicara,

3
Seseorang yang memiliki modalitas gaya belajar kinestetik
menggunakan sensasi sentuhan dan gerakan dalam belajar, sehingga
sulit untuk duduk diam dalam waktu yang relatif lama. Modalitas ini
mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun yang
diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan
emosional dan kenyamanan isik sangat menonjol
pada gaya belajar kinestetik. Siswa dengan
gaya belajar kinestetik mempunyai ciri-ciri
banyak bergerak, ketika berbicara dengan
menyentuh lawan bicaranya, suka berdiri
berdekatan, belajar dengan melakukan
(learning by doing), mengingat sambil
berjalan.

Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2013)


menggambarkan ciri-ciri seseorang yang
memiliki gaya belajar kinestetik adalah
berbicara dengan perlahan, menanggapi
perhatian isik, menyentuh orang untuk
mendapat perhatian mereka, berdiri dekat
ketika berbicara dengan orang lain, selalu
berorientasi pada isik dan banyak bergerak,
mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, belajar melalui
memanipulasi dan praktik, menghapal dengan cara berjalan dan
melihat, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak
menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam untuk waktu lama,
tidak dapat mengingat geogra ik kecuali jika mereka memang telah
pernah berada di tempat itu, menggunakan kata-kata yang mengandung
aksi, menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot-mereka
mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca,
kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segala sesuatu,
menyukai permainan yang menyibukkan.

4
GAYA BELAJAR

• cenderung memiliki ciri-ciri teratur,


• memperhatikan segala sesuatu
• menjaga penampilan
• mengingat dengan gambar
• lebih suka membaca dari pada dibacakan
• memejamkan mata untuk mengingat
• mempunyai masalah untuk mengingat
instruksi verbal kecuali jika ditulis
VISUAL
• perhatiannya mudah terpecah
• berbicara dengan pola berirama
• lebih suka mendengarkan daripada
membaca
• membaca dengan bersuara
• lebih suka berdiskusi
• bermasalah dengan pekerjaan yang
melibatkan visualisasi seperti memotong
hingga sesuai satu sama lain
AUDITORI

• banyak bergerak
• ketika berbicara dengan menyentuh lawan
bicaranya
• suka berdiri berdekatan
• belajar dengan melakukan (learning by
doing)
• mengingat sambil berjalan
• menyukai permainan yang menyibukkan

KINESTETIK

5
Pada umumnya siswa menggunakan semua modalitas dalam menerima
dan mengolah informasi, namun ada modalitas gaya belajar yang
berperan dominan. Gaya belajar yang berperan dominan pada
seseorang dapat digunakan sebagai cara terbaik untuk belajar.
Dikatakan bahwa gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan
kinerja dalam pekerjaan, dalam belajar di sekolah, dan dalam situasi-
situasi lain. Ketika seseorang menerima dan mengolah informasi
melalui kegiatan belajar dan berkomunikasi akan lebih mudah jika
sesuai dengan gaya belajarnya yang dominan tersebut. Namun
ditemukan bahwa gaya belajar tidak selalu sama dan konsisten untuk
pekerjaan yang berbeda. Pada satu jenis pekerjaan tertentu mungkin
akan cocok dengan gaya belajar visual. Tetapi untuk jenis pekerjaan
yang lain kemungkinan kombinasi gaya belajar visual dan kinestetik
akan lebih tepat.

Gaya belajar siswa dapat dibentuk oleh suatu keadaan, tetapi hasil
belajarnya tentu tidak seoptimal jika belajar sesuai dengan gaya
belajarnya sendiri. Sebagai contoh, pada kelas-kelas tradisional siswa
dipaksa untuk duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru.
Kondisi pembelajaran demikian tidak sesuai dengan modalitas VAK dan
gaya belajar masing-masing siswa. Akibatnya, hasil belajar tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Pada umumnya siswa adalah pelajar
visual. Di Amerika sekitar 40% siswa adalah visual, 20-30% auditori
dan sisanya adalah kinestetik (Sankey, 2007).

Di era teknologi informasi dan


ko m u n i ka s i s e ka ra n g i n i
stimulasi visual yang sangat
padat telah menjadi santapan
sehari-hari anak, Siswa banyak
menghabiskan waktunya di
depan TV, VCD, DVD, Games,

6
Internet dan peralatan digital lainnya yang banyak menyajikan
informasi-informasi visual. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) di
dalam kegiatan pembelajaran banyak memberikan kelebihan, yaitu TI
merupakan alat yang sangat membantu guru dan dosen serta siswa dan
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. TI memperkaya,
mempermudah dan mempercepat kegiatan belajar dan pembelajaran.
TI efektif untuk presentasi, mengumpulkan informasi, interaksi dan
komunikasi. Namun di samping terdapat kelebihan-kelebihannya, TI
juga memilki kekurangan. TI tidak dapat menggantikan kehadiran guru
dan dosen dalam interaksi pembimbingan (scaffolding) untuk
penciptaan makna. TI belum terlalu efektif untuk keterampilan
produktif, dan TI belum terlalu efektif untuk mengembangkan sikap,
jika tidak cermat dalam merancangnya. Pemanfaatan TI yang
dirancang untuk pembelajaran dengan mengakomodasi modalitas
siswa dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik akan
meningkatkan proses dan hasil belajarnya.

Gaya Belajar sebagai Pijakan Pembelajaran

C. Rose dan M. J. Nichol (Anita dan Indarto, 2012) menjelaskan bahwa


gaya belajar bermanfaat dalam proses belajar yaitu dapat
meningkatkan kinerja siswa, meningkatkan motivasi belajarnya,
memperkaya pengalaman belajar dan memperkaya pengalaman
dalam setiap aspek kehidupan siswa. Ketika siswa belajar dengan
metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya, maka ia
akan lebih mudah menerima dan mengolah materi pelajaran. Demikian

• Meningkatkan kinerja siswa


• Meningkatkan motivasi belajar
GAYA
• Memperkaya pengalaman belajar
BELAJAR • memperkaya pengalaman dalam
setiap aspek kehidupan siswa

7
juga guru, orang tua, trainer, tutor, mentor, atau pembimbing, setelah
mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa dan menggunakannya
sebagai pijakan pembelajaran, maka akan dapat memudahkan dalam
proses pembimbingan.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara klasikal memerlukan


kemampuan guru untuk dapat menyesuaikan dan merencanakan
pembelajarannya dengan gaya belajar seluruh siswa. Komponen-
komponen pembelajaran seperti metode pembelajaran, media, tugas-
tugas serta bentuk-bentuk evaluasinya perlu mengakomodasi macam-
macam gaya belajar siswa.
Pe n g g u n a a n m u l t i m e to d e
dalam kegiatan pembelajaran
seperti ekspositori, diskusi
kelompok, eksperimen, dan lain-
lain akan dapat mengakomodasi
jenis-jenis modalitas siswa.
Penggunaan metode ekspositori
dan demonstrasi misalnya, akan
dapat memudahkan belajar
siswa yang dominan pada gaya
belajar visual. Metode diskusi
dan tanya jawab akan dapat
memudahkan belajar siswa yang dominan pada gaya belajar auditori.
Sedangkan penggunaan metode eksperimen dan pemberian tugas
akan dapat memudahkan belajar siswa yang dominan pada gaya
belajar kinestetik.

Penggunaan aneka media dan aneka sumber belajar juga akan dapat
mengakomodasi berbagai macam gaya belajar siswa. Media gambar,
ilm, audio, video, internet, benda-benda dan peralatan nyata, akan

8
dapat memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa. Pengembangan
multimedia pembelajaran dengan memasukkan unsur-unsur teks,
gambar, warna, suara, video, animasi, dan tugas-tugas nyata, dapat
mengakomodasi preferensi tersebut.

Pelaksanaan evaluasi hasil belajar dengan menggunakan berbagai


bentuk instrumen juga akan mengakomodasi berbagai gaya belajar
siswa. Evaluasi belajar yang hanya menggunakan paper & pencil test,
hanya akan memfasilitasi siswa yang memiliki gaya belajar visual,
sedangkan mereka yang auditori dan kinestetik tidak terfasilitasi
secara baik. Kondisi ini dirasa kurang adil, sehingga memungkinkan
mereka yang memiliki gaya belajar auditori dan kinestetik
memperoleh hasil belajar yang kurang optimal. Oleh sebab itu, agar
dapat mengakomodasi semua gaya belajar seluruh siswa, guru perlu
menggunakan berbagai teknik dan instrumen evaluasi. Misalnya guru
menggunakan lembar pengamatan untuk melihat kinerja siswa,
menggunakan tes lisan atau mengamati ketika siswa berdiskusi. Sesuai
teori belajar neuroscience, stimulasi yang cukup untuk semua indera
tanpa harus dilakukan secara bersamaan yang bersifat multi-sensori
akan mendorong perkembangan semua bagian korteks. Hal ini dapat
membantu terjadinya proses dan hasil pembelajaran yang optimal.
Rangkuman
Dalam menerima dan mengolah informasi atau materi pelajaran yang
diterimanya, setiap siswa memilki preferensi yang berbeda-beda dan dinamakan
sebagai gaya belajar (learning style).
Gaya belajar visual cenderung teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga
penampilan, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada
dibacakan, memejamkan mata untuk mengingat. Gaya belajar auditori
perhatiannya mudah terpecah, berbicara dengan pola berirama, lebih suka
mendengarkan dari pada membaca, keteka membaca dengan bersuara, lebih
suka berdiskusi. Gaya belajar kinestetik banyak bergerak, ketika berbicara
menyentuh lawan bicaranya, suka berdiri berdekatan, belajar dengan
melakukan, mengingat sambil berjalan.

9
Lampiran
Ujian Tengah Semester

Mohamad Fadhli
21107251036
Buku:
“Karakteristik Siswa
sebagai Pijakan Pembelajaran”

Penulis:
Prof. Dr. C. Asri Budiningsih

Bab VI - Gaya Belajar

Konsep

Konsep
Prinsip
dapat disederhanakan
atau ditampilkan dalam
bentuk tabel
atau grafis agar
lebih mudah dipahami
dapat ditambahkan
ilustrasi yang mendukung
atau relevan agar
lebih jelas dan menarik
Prinsip
dapat disederhanakan
atau ditampilkan dalam
bentuk tabel
atau grafis agar
lebih mudah dipahami
dapat ditambahkan
ilustrasi yang mendukung
atau relevan agar
lebih jelas dan menarik
Prinsip
dapat disederhanakan
atau ditampilkan dalam
bentuk tabel
atau grafis agar
lebih mudah dipahami
dapat ditambahkan
ilustrasi yang mendukung
atau relevan agar
lebih jelas dan menarik
dapat ditambahkan
Fakta ilustrasi yang mendukung
atau relevan agar
lebih jelas dan menarik
dapat ditambahkan
ilustrasi atau grafik yang
Konsep mendukung
atau relevan agar
lebih jelas dan menarik

dapat ditambahkan
ilustrasi atau grafik yang
Konsep mendukung
atau relevan agar
lebih jelas dan menarik
dapat ditambahkan
rangkuman sebagai
bentuk ulangan dan
penguat materi

Anda mungkin juga menyukai