PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandar Lampung merupakan kota dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi.
Menurut data Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung kepadatan penduduk pada tahun 2018
mencapai angka 1.051.500 dan angka tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan
penduduk yang terjadi dari waktu ke waktu berdampak pada pembangunan kota. Hal ini
dikarenakan seiring meningkatnya penduduk maka meningkat pula pembangunan wilayah fisik
mencakup sarana dan prasarana bagi masyarakat.
Menurut Hesty (2005) jumlah penduduk perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari
waktu ke waktu tersebut mempunyai implikasi pada bertambah tingginya tekanan terhadap
pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian,
terutama yang terkait dengan penyediaan ruang- ruang terbuka publik (open spaces) di
perkotaan. Sejumlah area di perkotaan mengalami perubahan penggunaan lahan yang
diakibatkan adanya proses pembangunan yang terjadi. Hal ini karena pembangunan yang
dilaksanakan di perkotaan mempunyai kecenderungan untuk meminimalkan Ruang Terbuka
Publik (RTP).
Stadion Pahoman merupakan salah satu stadion besar yang ada di kota Bandar Lampung.
Stadion ini telah berdiri sejak tahun 1977 dan telah melewati momentum-momentum penting
sampai dengan saat ini. Stadion Pahoman dikenal sebagai markas dua klub sepak bola Lampung
yaitu Lampung FC dan PSBL . Sepakbola Lampung khususnya Bandar Lampung memiliki
sejarah di kancah nasional sehingga kemudian ini membangun memori keterikatan pada atlet-
atlet lampau dan sebagai memori penyemangat bagi atlet-atlet era baru. Stadion Pahoman selain
menjadi tampat fasilitas olahraga di kota Bandar Lampung juga menjadi kawasan RTP yang
banyak dipenuhi penjaja kuliner yang memicu datangnya banyak pengunjung pada waktu-waktu
seperti pagi, siang dan sore hari. Sayangnya Stadion Pahoman yang banyak mewadahi berbagai
kegiatan ini dinilai belum mampu memberikan pengalaman arsitektural secara maksimal kepada
para pengunjung. Hal ini dapat dirasakan dengan banyaknya fasilitas yang perlu pembaharuan
seperti kerusakan-kerusakan pada bangunan stadion, area kuliner yang belum bisa menopang
aktivitasnya secara keseluruhan, dan lain-lain sehingga hal ini kemudian menjadi pemicu yang
kuat mengapa diperlukannya upgrade pada kawasan stadion.
Kawasan Stadion Pahoman sebagai salah satu Ruang publik di Bandar Lampung
merupakan salah satu ruang publik yang memiliki aktivitas cukup tinggi. Lokasinya yang berada
dekat dengan pusat kota membuat kawasan stadion pahoman tidak pernah sepi pengunjung. Area
publik pada kawasan Stadion Pahoman didominasi oleh para pedagang. Pada dasarnya kawasan
Stadion Pahoman tidak dimaksudkan menjadi ruang terbuka publik dengan banyak pedagang,
tetapi karena adanya aktivitas yang menguntungkan bagi pedagang dan pengguna lambat laun
kawasan sekitar stadion pahoman menjadi area terbuka publik yang ramai dikunjungi. Pada
mulanya kawasan stadion pahoman ini didesain dengan fungsi street (jalan) dimana jalan yang
berada di dalam kawasan stadion pahoman merupakan sirkulasi menuju jalan arteri kota
sehingga komponen-komponen ruang terbuka publik pada tipologi public park (taman umum)
seperti pada PKOR, taman dipanga, dan Taman Gajah tidak dimiliki kawasan publik ini sehingga
terjadi ketimpangan fungsi antara fungsi awal dan fungsi berkelanjutan pada kawasan stadion
pahoman.
Kawasan Stadion Pahoman diketahui berada pada lingkungan pinggir perkotaan
dengan mobilitas yang tinggi terutama pada jam-jam tertentu. Hal ini dikarenakan banyaknya
keberagaman fungsi disekitar wilayah Stadion seperti permukiman, instansi Pendidikan, instansi
pemerintahan dan juga perdagangan. Letak Stadion Pahoman yang dikelilingi dengan
keberagaman fungsi tersebut tentunya membuat Stadion Pahoman memiliki dampak yang
signifikan bagi lingkungan sekitar. Fenomena tersebut menjadi isu penting sehingga Kawasan
Stadion Pahoman perlu menjadi Kawasan yang responsif terhadap lingkungan sekitarnya.
Responsive Environment adalah suatu teori pendekatan yang berarti responsif terhadap
sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan. Pendekatan ini menampilkan hubungan penting
antara kehidupan sosial dengan tata lingkungan sekitarnya. Berdasarkan isu yang telah
berkembang di Kawasan Stadion Pahoman inilah yang mendorong penulis untuk melakukan re-
design konsep kawasan melalui pendekatan responsive environment.
Redesign yang dilakukan pada Kawasan Stadion Pahoman ini mencakup jalan sekitar
Kawasan, area kuliner, taman, dan juga stadion sebagai bangunan utama Kawasan. Redesign
dilakukan selain untuk menciptakan fasilitas yang mumpuni untuk masyarakat juga sebagai salah
satu langkah menaikan branding provinsi Lampung khususnya kota Bandar Lampung. Dengan
adanya fasilitas Kawasan Stadion Pahoman yang terdesain dengan baik, diharapkan kedepannya
tidak hanya memperbaiki dunia olahraga di Bandar Lampung, namun juga berdampak pada
warga sekitar Stadion dan juga kota Bandar Lampung itu sendiri.
ANALISIS
Solusi:
Melakukan riset terhadap ruang publik yang menerapkan pendekatan responsive environment yang merupakan
pendekatan desain dari masalah yang terdapat pada Kawasan Stadion Pahoman sehingga revitalisasi yang akan
dilaksanakan dapat dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan kondisi lanskap yang telah ada .