Anda di halaman 1dari 7

Analisis Motif Paradiplomasi dalam Kerjasama Sister City oleh Pemerintah Kota

Bandung dengan Braunschweig

Abstrak

Sister City merupakan kerjasama jangka panjang antara satu kota di sebuah negara dengan
kota lain di negara lain yang disetujui secara formal. Kerjasama ini memiliki tujuan agar
kedua kota tersebut mendapat kebermanfaatan serta timbal balik yang setara. Kota Bandung
di Indonesia dan kota Braunschweig di Jerman merupakan contoh dua negara yang menjalin
kerjasama tersebut. Kerjasama kedua kota ini dilandaskan pada kepentingan di bidang
ekonomi, budaya, dan politik. Setelah menjalin interaksi dalam kerjasama tadi, timbal balik
di tiap-tiap bidangnya membawa kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang
berkontribusi meningkatkan citra negara di dunia Internasional. Makalah ini bertujuan untuk
menganalisis motif apa saja yang menjadi landasan pemerintah kota Bandung melakukan
kerjasama dengan kota Braunschweig. Diperoleh hasil bahwasannya terdapat tiga motif yakni
ekonomi, budaya, dan politik. Akan tetapi, dua motif yang akhirnya menjadi paling dominan
dalam kerjasama ini ialah motif ekonomi dan budaya.

Pendahuluan

Kerjasama sister city adalah sebuah kerjasama yang bertujuan untuk melibatkan individu dan
organisasi masyarakat dari berbagai elemen yang diharapkan dapatt meminimalisir konflik
antar negara (state actor) di masa yang akan dating, dimana didalamnya terdapat persetujuan
formal dan sifatnya jangka panjang. Sister Cities International hadir sebagai lembaga
internasional yang didirikan oleh Presiden Amerika Serikat ke-34 yakni Dwight D.
Eisenhower pada tahun 1956 yang berfokus pada program kerjasama sister city. Lembaga ini
memiliki misi “To promote peace through mutual respect, understanding, and cooperation—
one individual, one community at a time” dan lembaga ini berhasil membangun jaringan
hingga puluhan ribu diplomat di hampir 500 komunitas dengan lebih dari 2.000 kemitraan di
lebih dari 140 negara. Beberapa program di bidang budaya, pendidikan, dan proyek
perdagangan dalam lembaga ini melibatkan people to people contact yang bertujuan dapat
memberikan kontribusi terhadap perdamaian.
Masyarakat dan pemerintah kota (sub-state actor) menjadi inisiator terhadap lahirnya
hubungan anar kota lintas negara dan akhirnya tidak melulu hanya berbicara tentang
dukungan pemerintah pusat (state). Sister city sendiri memiliki pendefinisian karakteristik
sebagai upaya kerjasama yang menghasilkan timbal balik yang saling menguntungkan tanpa
mengambil keuntungan berlebih antara dua kota. Beberapa karakteristik dalam kerjasama
sister city yakni Associative, Reciprocative, dan Commercial. Karakteristik yang pertama
memiliki fokus pada “international friendship”, dimana kedua kota saling memperkenalkan
budayanya masing-masing sekaligus kepekaan terhadap isu-isu internasional. Selanjutnya
ialah Reciprocative, dimana sistem pertukaran pendidikan menjadi fokus dalam fase ini.
Yang terakhir berbicara tentang bagaimana nantinya dapat menuai keuntungan dari kedua
proses tadi sebagai upaya untuk mencapai kepentingan ekonomi.

Kegiatan paradiplomasi pemerintah daerah dilandasi oleh tiga motif utama yakni motif
ekonomi, budaya, dan politik. Motif yang pertama jelas memiliki tujuan di bidang ekonomi
dalam kegiatan kerjasamanya. Lalu yang kedua, memiliki misi agar bagaimana pemerintah
daerahdapat saling bertukar keragaman bahasa dan budaya yang sifatnya interaktif. Motif
yang terakhir, motif politik mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan peran di
sector politik, meliputi hubungan diplomasi di forum internasional. Ketiga faktor tersebut
tidak bisa berdiri sendiri, namun harus mendapatkan dukungan dan akan secara tidak
langsung mendukung satu sama lain. Bidang ekonomi yang akan memperbaiki taraf
kehidupan masyarakat dan juga menambah kesempatan pengembangan ekonomi kedua kota
tentu secara tidak langsung akan juga turut memperbaiki kualitas pendidikan dan konservasi
budaya setempat. Sektor politik dan pendidikan juga berkaitan karena generasi muda yang
berpendidikan baik dengan banyaknya referensi dari pertukaran sister city akan memiliki
pandangan yang jauh lebih komprehensif terkait bagaimana mereka akan memajukan kota
tempat mereka tinggal.

Kerjasama sister city yang terjalin antara Pemerintah Kota Bandung dan Kota Braunschweig
ini memiliki tendensi untuk memanifestasikan jaringan internasionalnya. Kerjasama antara
kedua kota ini sendiri sudah terjalin sejak tahun 1960-an hingga saat ini. Salah satu contoh
nyata dari keuntungan yang dapat dirasakan salah satu kota yang dalam hal ini Kota Bandung
ialah, PNS di Kota Bandung yang mendapatkan referensi baru perihal tata kelola administrasi
yang dimiliki oleh Kota Braunschweig. Tidak hanya itu, kerjasama yang terjalin ini
membawa manfaat di bidang ekonomi, budaya, dan politik yang akan berdampak pada
kehidupan masyarakat Bandung maupun Braunschweig secara luas.. Maka dari itu, makalah
akan menjelaskan lebih lanjut perihal bagaimana motif-motif paradilomasi mendorong aktor
subnasional yang dalam hal ini ialah Kota Bandung melakukan kerjasama dengan Kota
Braunschweig.

A. Bentuk Upaya Pertumbuhan Ekonomi dalam Paradiplomasi Kota Bandung –


Kota Braunschweig

Ekonomi merupakan salah satu aspek penting yang diupayakan sebuah negara dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk upaya dalam meningkatkan
ekonomi yaitu pemerintah daerah melakukan kerjasama/paradiplomasi yang bertujuan untuk
menghasilkan keuntungan pada aspek ekonomi. Pemerintah daerah memfokuskan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat daerah dengan beberapa upaya seperti
memfokuskan bentuk kerjasama dengan dipantau langsung oleh pemerintah pusat serta
diberikan fasilitas seperti teknologi informasi yang bertujuan agar dapat mempermudah
masyarakat dalam mendorong perekonomian. Dalam kegiatannya, pemerintah daerah
melakukan bentuk strategi seperti memperkenalkan dan mempromosikan ekonomi lokalnya
dengan tujuan agar dapat menjalin kerjasama luar negeri sehingga hal tersebut dapat
menambah PDRB daerah yang dapat difokuskan dalam meningkatkan pembangunan daerah
serta untuk kesejahteraan masyarakat.

Kerjasama yang didasari oleh usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam
kasus paradiplomasi telah banyak terjadi di Indonesia maupun dunia. Meskipun kebanyakan
kerjasama yang terjadi antara pemerintah kota dan perusahaan asing, namung kini semakin
banyak terjadi kerjasama antara kota dan negara lain seperti Sao Paulo yang menandatangani
perjanjian bilateral dengan Amerika Serikat dan Inggris. Bentuk kerjasama seperti itu
semakin banyak terjadi karena naiknya tren city diplomacy. Selain kota, bentuk
paradiplomasi lainnya adalah adanya kantor perwakilan resmi daerah yang berfungsi seperti
kedutaan bagi negara, beberapa daerah yang memiliki kantor perwakilan adalah Skotlandia,
Wales, Inggris Raya; Quebec, Kanada; dan Hong Kong, RRT. Kantor perwakilan ini akan
menjadi perpanjangan tangan pemerintah daerah terkait berbagai urusan mulai dari kerjasama
ekonomi, maupun kebudayaan dan biasanya akan berfungsi dibawah pengawasan departemen
luar negeri negara masing-masing.

Pemerintah Kota Bandung telah melakukan paradiplomasi dan juga berdampak pada
sector perekonomian, diantaranya seperti terjalinnya kerjasama yang bertujuan untuk menarik
minat investor asing dalam pertumbuhan ekonomi lokal, mempercepat pertumbuhan ekonomi
dalam kota dan menjadikan mitra bisnis dalam memanfaatkan dan meningkatkan
perdagangan internasional melalui kegiatan ekspor dan impor. Dengan adanya kegiatan
kerjasama, maka dapat dikatakan kerjasama yang dilakukan pemerintah kota telah
menghasilkan perubahan dalam kesejahteraan masyarakat kota. Serta, terselenggaranya pasar
usaha kecil yang dimana pasar usaha kecil dilakukan melalui adanya kerjasama antara dua
pihak yang berkaitan antara pemerintah kota Bandung dengan pemerintah kota Braunschweig
seperti kegiatan promosi produk antar kedua kota, pelatihan pengusaha dan pejabat kota
Bandung, desain produk, pembentukan lembaga bantuan keuangan serta kerjasama simpan
pinjam keuangan.

B. Politik Paradiplomasi dan Pengaruhnya pada Hubungan antar Negara

Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(Teori Klasik Aristoteles). Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Publik
pemerintahan dan negara. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik Pemerintahan. Paradiplomasi sebagai bentuk diplomasi entitas
non-negara atau dibawah negara tentunya tidak akan berpengaruh banyak dalam skala
kenegaraan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini akan lambat laun semakin banyak
terjadi mengingat tingginya tingkat globalisasi di dunia.

Antara Bandung dan Braunschweig, dalam aspek politik tidak terlalu banyak terjadi
interaksi antara Bandung dan Braunschweig, namun disetiap kesempatan yang terjadi seperti
pertukaran mahasiswa maupun pertunjukan kebudayaan pasti dihadiri oleh walikota masing-
masing seperti pada acara perayaan 60 tahun sister city Bandung dan Braunschweig. Dalam
merencanakan hal tersebut, pihak pemkot Kota Bandung mendatangi kota Braunschweig
dalam mengkaji rencana penamaan jalan dan jembatan di Braunschweig dengan nama Jalan
Bandung dan Jembatan Bandung. Jalur birokratif dan politik inilah yang dimaksud dengan
aspek politik, memang tidak terjadi kerjasama politik yang terlalu besar karena kedua belah
pihak merupakan non state actor dan bukan pemerintah sentral, namun dengan turut sertanya
pemerintah lokal dalam kegiatan sister city tentu akan memperlancar jalannya program yang
telah direncanakan.

Langkah penamaan jalan dan Jembatan di Braunschweig dengan nama Bandung oleh
Pemerintah Kota Braunschweig merupakah salah satu contoh dampak politik paradiplomasi
antara kedua sister city ini. Karena sifatnya sebagai non-central government, keputusan
politik yang diambil oleh kedua kota ini tidak bisa terlalu signifikan dan hanya
mempengaruhi masyarakat di kota masing masing, namun contoh lain paradiplomasi kota
atau city diplomacy yang dapat mempengaruhi panggung politik secara global adalah adanya
C40 Cities Climate Leadership Group yang merupakan gabungan 97 kota di Dunia yang
mewakili 1/12 populasi serta 1/4 ekonomi dunia. C40 yang didirikan pada October, 2005 ini
bertujuan untuk melawan perubahan iklim dan mengadvokasikan pengurangan emisi gas
rumah kaca dari kota-kota di Dunia. Contoh lainnya adalah Sao Paulo, dan Macau yang
dengan aktif mengejar agenda paradiplomasi untuk mengembangkan daerahnya masing
masing. Sao Paulo sebagai destinasi wisata dan ekonomi di Brazil dan Macau sebagai
destinasi wisata di China.

C. Analisis Motif Budaya dalam Paradiplomasi Kota Bandung-Kota Braunschweig

Aspek sosial budaya dalam program sister city menakup banyak hal, tidak hanya
kebudayaan dari 2 kota tersebut tapi juga termasuk sektor pendidikan, telekomunikasi,
pariwisata, kesehatan, dan juga olahraga. Memberikan pengalaman dalam urusan
internasional dan diplomasi warga kepada kaum muda adalah bagian penting dari setiap
program sister city. Kegiatan yang mencakup pertukaran pelajar, pertukaran virtual, dan
turnamen olahraga ini sering digambarkan oleh para peserta sebagai “pengalaman yang
mengubah hidup,” dan banyak pemimpin internasional atau diplomasi dapat melacak minat
mereka pada pertukaran sister city pertama mereka. Memperkenalkan kekayaan kebudayaan
dan mengembangkan sektor ekonomi kreatif seperti pariwisata dan hospitality merupakan
salah satu tujuan dalam kerjasama budaya antara dua kota dalam sister city.

Selain pada sektor politik dan ekonomi, kerja sama antara Kota Bandung dengan Kota
Braunschweig ini juga turut memberikan dampak positif dalam sektor budaya. Dalam aspek
sosial budaya, paradiplomasi yang dilakukan mencakup berbagai kegiatan serta sektor seperti
sektor pendidikan, kesenian dan kebudayaan, telekomunikasi dan informatika, pariwisata,
kesehatan, serta pemuda dan olahraga. Dilihat dari sektor pendidikan, Braunschweig
University of Art mengirimkan satu kelasnya dibawah Prof. Michael Brynntrup untuk
mengunjugi Institut Teknologi Bandung dalam workshop mengenai perfilman. Dilain sisi,
Konsulat Jenderal Indonesia mengirimkan kelompok tari dari Padang untuk pentas di Kota
Braunschweig, selain itu juga ada grup musik Paguyuban Pasundan yang memainkan musik
tradisional Bandung di Braunschweig. Kegiatan workshop mahasiswa dan pentas seni yang
dilakukan oleh Bandung dan Braunschweig mencerminkan tekad kedua kota untuk saling
mengenal budaya satu sama lain, serta memajukan pendidikan kota masing-masing dengan
adanya workshop.

Kegiatan kebudayaan serta pertukaran mahasiswa dapat menjadi contoh


paradiplomasi yang dilakukan. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kebudayaan tidak
hanya dalam skala regional seperti kota, namun juga secara nasional karena adanya exposure
yang didapatkan dari media lokal. Pemerintah Indonesia melalui konsulat jenderal maupun
kedutaan terus mendukung kegiatan serupa antara sister city dengan mengirimkan pementas
seni maupun musik dari Indonesia ke kota di luar negeri.

Kesimpulan

Lahirnya kerjasama sister city ini tidak lepas dari pengaruh globalisasi yang telah
berkembang pesat hampir di seluruh aspek kehidupan manusia. Sister city yang berfungsi
antara lain untuk Associative, Reciprocative, dan Commercial. Karakteristik yang pertama
memiliki fokus pada “international friendship”, dimana kedua kota saling memperkenalkan
budayanya masing-masing sekaligus kepekaan terhadap isu-isu internasional. Selanjutnya
ialah Reciprocative, dimana sistem pertukaran pendidikan menjadi fokus dalam fase ini.
Yang terakhir berbicara tentang bagaimana nantinya dapat menuai keuntungan dari kedua
proses tadi sebagai upaya untuk mencapai kepentingan ekonomi. Di Indonesia, Kota
Bandung adalah kota pertama yang mempraktekkan konsep paradiplomasi, yaitu adanya
kerjasama internasional yang dilakukan oleh Pemerintah Daerahnya dengan Kota
Braunschweig. Dalam kerja sama tersebut terdapat tiga motif yang ingin dicapai oleh
Pemerintah Bandung, adanya tumpang tindih motif ini disebut dengan overlapping motives.
Dalam sektor ekonomi, menciptakan adanya kegiatan promosi produk antar masing-masing
kota, desain produk, kerjasama simpan pinjam keuangan, serta pembentukan Lembaga
Bantuan Keuangan dimana kegiatan-kegiatan tersebut menguntungkan pasar usaha kecil.
Dalam sektor budaya pun juga dapat membawa Indonesia sebagai negara yang kaya akan
budaya ini dapat tampil di arena internasional dengan menghasilkan output berupa pertukaran
ide, gagasan, kemajuan teknologi, yang akhirnya dapat digunakan untuk kepentingan industri
dan ilmu pengetahuan. Berdasarkan hasil artikel, aspek politik yang terjadi antara kedua
sister city merupakan hasil sekunder dari kerjasama ekonomi dan budaya, dimana secara
politik dan birokrasi aspek ekonomi dan budaya itu dipermudah dengan manuver politik dari
kedua pihak pemerintah kota. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan tidak hanya
kekuatan politik, namun juga dukungan dari masyarakat. Kerjasama multi-aspek seperti yang
dilakukan Bandung dan Braunschweig akan memastikan dukungan yang datang terhadap
program sister city datang dari berbagai lapisan masyarakat. Dari sektor ekonomi yang dapat
mempengaruhi kehidupan masyarakat terutama UMKM Bandung tentu akan mendapat
dukungan dari mayoritas masyarakat Bandung, sektor budaya dan pendidikan akan mendapat
dukungan dari akademisi dan generasi muda, dan pada sektor politik sebagai kendaraan
dimana dua aspek tersebut menjalankan programnya tentu akan membuat program sister city
tanpa hambatan.

Anda mungkin juga menyukai