Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN PATRIOTISME

MENGOPTIMALKAN GERAKAN GREEN CAMPUS AGAR LEBIH EFEKTIF

CALVIN CHRISTIAN ADITYA PRATAMA


NIP 1412200071

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menjadi terminal terakhir


bagi seseorang yang berpeluang belajar setinggi-tingginya melalui jalur pendidikan
sekolah (Nawawi dan Martini,1994). Diperguruan tinggi mahasiswa diharapkan
mampu untuk mengembangkan mata kuliah yang diterimanya dari dosen secara
kreatif sebagai wujud peningkatan prestasi akademi. Sukses tidaknya seorang
mahasiswa dalam meningkatkan prestasi akademi dipengaruhi oleh berbagai faktor
pendukung saat perkuliahan berlangsung. Faktor pendukung itu sendiri dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal merupakan faktor dari dalam lingkungan perguruan tinggi yang
mempengaruhi proses perkuliahan seorang mahasiswa dalam peningkatan prestasi
akademi. Faktor internal meliputi (1) Dosen atau staff pengajar yang bermutu dan
berkualitas. (2) Kurikulum yang berlaku dengan sistematis. (3) Infrastruktur atau
gedung yang nyaman, bersih dan luas. (4) Tersedia fasilitas yang baik oleh
perguruan tinggi seperti toilet (air), pendingin ruangan (AC), listrik (lampu), meja dan
kursi, dan sebagainya. (5) Perlengkapan penunjang laboratorium atau ruang praktek
seperti slide atu projector, kertas, buku panduan, komputer dan sebagainya.Faktor
eksternal merupakan faktor dari luar lingkungan perguruan tinggi yang
mempengaruhi proses perkuliahan seorang mahasiswa dalam peningkatan prestasi
akademi. Faktor eksternal meliputi (1) Letak perguruan tinggi yang strategis.
Mahasiswa dapat dengan mudah menjangkau lokasi perguruan tinggi karena telah
banyak disediakannya transportasi oleh pemerintah setempat baik berupa busway,
bus kota dan bus kampus atau bus yang disediakan oleh perguruan tinggi. (2)
Kepribadian atau psikologis seorang mahasiswa. Contohnya, sosialisasi atau
pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan seorang
mahasiswa karena mahasiswa ialah seorang yang aktif dan cepat tanggap terhadap
permasalahan bangsa dan negara. Banyak sekali bentuk sosialisasi yang dapat
dilakukan kepada masyarakat sebagai perwujudan kepedulian dan hasil dari proses
perkuliahan yang diterima diantaranya seperti pengelolaan limbah dengan
pemanfaatan limbah non-organik atau daur ulang disuatu desa, rehabilitasi hutan
dan lahan, program pengomposan dan sebagainya.

Dalam kenyataan, kedua faktor pendukung tersebut tidak cukup untuk dapat
memaksimalkan proses perkuliahan yang bertujuan meningkatkan prestasi
akademik, karena dianggap sebagai faktor penunjang biasa yang membuat
mahasiswa tidak berminat dan termotivasi dalam peningkatan prestasi akademi.
Cara pengemasan pengalaman belajar saat perkuliahan berlangsung yang
dirancang dosen sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi
para mahasiswa. Mahasiswa membutuhkan pengalaman langsung saat perkuliahan
dilakukan sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan dan
menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.Melalui green campus atau yang sering
juga disebut dengan eco-campus, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman
langsung saat perkuliahan dilakukan sehingga konsep yang dipersiapkan oleh
seorang dosen dapat disajikan secara menarik, efisien dan efektif. Pada dasarnya
green campus bukan hanya dimaknai bahwa kampus hijau atau perguruan tinggi
harus merupakan tempat yang nyaman, bersih, indah dan sehat. Namun dari sudut
pandang yang berbeda green campus sangat bermanfaat dalam peningkatan
prestasi akademik untuk setiap jurusan di suatu perguruan tinggi dengan
pengaplikasian secara langsung terhadap konsep ataupun teori mata kuliah yang
telah diterima dari dosen melalui pemanfaatan sumberdaya yang ada dilingkungan
perguruan tinggi secara efektif dan efesien.

Diatas sudah dijelaskan bahwa kesadaran cinta lingkungan dari semua


elemen pihak kampus sangat dibutuhkan untuk memelihara dan mengembangkan
kampus hijau. Kunci untuk mewujudkannya adalah kreativitas, dengan kreativitas
ada berbagai kegiatan yang dapat dilakukan untuk menciptakan kampus hijau yang
ideal. Kampus dengan berbagai komunitas yang ada seharusnya bisa berkolaborasi
untuk membuat gerakan cinta kampus hijau dengan kemampuan sesuai bidang
yang menjadi passion masing-masing. Dengan kata lain apa yang bisa dilakukan
sebuah komunitas di kampus lalu diaplikasikan untuk menunjang adanya green
campus, seperti komunitas riset ilmiah dapat melakukan riset tentang bagaimana
membuat alat ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya
manusia seperti alat penyiram tanaman dengan konsep sepeda. Jadi setiap orang
bisa berolahraga dengan mengayuh sepeda ditempat dan dengan mengayuh
sepeda tersebut dapat menyemprotkan air untuk menyiram tanaman di sekitarnya
serta menyimpan energi listrik untuk menghidupkan lampu di malam hari, mungkin
untuk mewujudkannya bisa berkolaborasi dengan Bengawan Team atau komunitas
lain. Untuk mengemas alat agar lebih menarik bisa juga berkolaborasi dengan
mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain. Hal tersebut merupakan satu dari
berbagai produk yang bisa dihasilkan dari kolaborasi berbagai komunitas yang ada
di kampus. Tidak menutup kemungkinan juga untuk mengadakan serangkaian event
yang bertemaakan kampus hijau untuk menarik minat terutama mahasiswa dengan
menanamkan cinta lingkungan disetiap event yang diselenggarakan karena
sebanyak dan sebagus apapun produk hasil kolaborasi komunitas, tidak akan
berguna apabila dalam setiap diri civitas akademika kampus belum mempunyai cinta
terhadap kampus hijau yang dimiliki.

Green campus merupakan ungkapan untuk menjelaskan sebuah kampus


yang erat kaitannya dengan lingkungan dan infrastruktur hijau sebagai penyeimbang
lingkungan. Sayangnya banyaknya lahan kosong yang ada terkadang kurang
terpelihara karena dilupakan oleh civitas akademika kamus. Banyaknya mahasiswa
yang dijumpai,mereka lebih nyaman berada didalam ruangan daripada berada diluar
ruangan, itu karena mereka merasa diluar ruangan terasa panas. Lingkungan belajar
yang khususnya ruangan belajar terasa panas, sehingga itu mereka tidak nyaman
belajar diruangan yang terasa panas. Sumber daya manusia yang ada belum
sepenuhnya memiliki perasaan cinta akan lingkungan kampus, padahal partisipasi
dari semua elemen kampus sangat dibutuhkan untuk memelihara dan
mengembangkan kampus hijau ideal karena yang akan merasakan keuntungan dari
besarnya manfaat kampus hijau adalah warga kampus sendiri maupun sebaliknya
jika lingkungan kampus tidak terpelihara dengan baik. Banyak sekali jalan yang
dapat ditempuh untuk mengembangkan kampus hijau, kuncinya adalah dengan
kretivitas. Kolaborasi dari berbagai komunitas yang ada sudah lebih dari cukup untuk
mengembangkan kampus hijau yang ideal. Penyelenggaraan event bertema
lingkungan untuk menanamkan rasa cinta lingkungan terhadap semua elemen
kampus akan sangat menunjang keberhasilan jalannya pemeliharaan dan
pengembangan lingkungan di kampus.
Dari latar belakang permasalahan diatas maka penelitian ini membatasi
permasalahan dengan judul sebagai berikut “ Persepsi Mahasiswa Terhadap
Pemanfaatan Green Campus Dalam Kegiatan Akademik dan Non Akademik

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah salah satu aspek yang paling penting


dalampenelitian bidang apa saja. Dari latar belakang diatas maka dapat ditentukan
identifikasi masalah yaitu :
1. Penerapan green kampus belum sepenuhnya tertata dengan baik

2. Green campus belum diterapkan dengan maksimal

3. Mahasiswa lebih nyaman berada didalam ruangan daripada di luar ruangan,


karena panas

4. Banyaknya lahan kosong yang belum terpelihara

5. Lingkungan belajar khususnya ruangan belajar terasa panas

6. Penataan ruang kuliah tidak sesuai situasi dan kondisi gorontalo yang

memiliki iklim panas dan dekat jalur katulistiwa

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Persepsi Mahasiswa Terhadap
Pemanfaatan Green Campus Dalam Kegiatan Akademik Dan Non Akademik.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Mahasiswa Terhadap Pemanfaatan


Green Campus Dalam Kegiatan Akademik dan NonAkademik.
1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Dalam melakukan penataan lingkungan belajar dikelas tiada lain melakukan


aktivitas pengelolaan khususnya lingkungan belajar,dalam menata lingkungan
belajar yang khususnya ruangan belajar yang menarik minat dan menunjang
mahasiswa dalam pembelajaran erat kaitanya dengan keadaan lingkungan fisik
ruangan belajar, seperti pengaturan ruangan, pemakaian ac didalam agar
mahasiswa dalam melakukan aktivitas belajar akan terasa nyaman dan tidak terasa
panas. Oleh karena itu dapat ditegaskan lebih lanjut bahwa secara fisik lingkungan
belajar harus menarik dan mampu membangkitkan gairah belajar serta
menghadirkan suasana nyaman untuk belajar.

2.Manfaat praktis

Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memperbaiki Pendidikan yang


terdapat di Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Perkantoran Fakultas
EkonomI Dan Bisnis. Memberikan informasi bahwa dalam meningkatkan kualitas
maupun prestasi belajar peserta didik diperlukan kenyamanan dalam pembelajaran
yang berlangsung dalam dunia pendidikan sehingga peserta didik tidak merasa
jenuh dalam belajar sehingga dapat menarik perhatian peserta didik dalam bidang
akademik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan Berkelanjutan

Konsep “pembangunan berkelanjutan” dicetuskan setelah Earth Summit di


Rio pada tahun 1992, yang fokus mengenai kondisi lingkungan global sebagai
kelanjutan dari Konferensi PBB tentang lingkungan manusia yang diadakan di
Stockholm tahun 1972 (Tubiana, 2000). Pembangunan berkelanjutan pertama kali
didefinisikan dalam laporan Brundtland pada tahun 1987 yaitu “suatu konsep
pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengabaikan pemenuhan
kebutuhan generasi mendatang” (Bovar et al., 2008). Model dasar pembangunan
berkelanjutan dipertimbangkan sebagai bentuk “triple bttom line” oleh John Elkington
yang terdiri dari dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan (Johnston, 2007).

2.2 Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan


berkelanjutan adalah seperangkat tujuan dalam perjanjian universal untuk
mengakhiri kemiskinan, melindungi semua yang membuat planet ini layak huni, dan
memastikan bahwa semua orang menikmati kedamaian dan kemakmuran, dari
masa sekarang hingga di masa depan. Tujuan ini diadopsi oleh semua negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi pada tahun 2015 untuk periode
2016-2030 untuk mengatasi bukti empiris dan ilmiah bahwa dunia membutuhkan
pendekatan yang lebih berkelanjutan secara radikal. Tujuannya adalah menyediakan
kerangka kerja yang dikonsultasikan dengan baik serta cukup kuat secara ilmiah,
dapat diterima secara politis, dan intuitif secara publik. Tujuan tersebut memberi kita
peluang terbaik untuk memastikan kolaborasi dan penyelarasan yang diperlukan
dalam menerapkan pendekatan global untuk memastikan masa depan yang adil,
sehat, dan sejahtera bagi diri kita sendiri, anakanak dan cucu kita. (Morton et al.,
2017)
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Green Campus

Pengertian istilah Green Campus/Eco Campus dalam konteks pelestarian


lingkungan bukan hanya suatu lingkungan kampus yang dipenuhi dengan
Pepohonan yang Hijau ataupun kampus yang dipenuhi oleh Cat Hijau, ataupun
barangkali karena kebetulan Jaket Almamater kampus yang bersangkutan berwarna
hijau, namun lebih jauh dari itu makna yang terkandung dalam green campus adalah
sejauh mana warga kampus dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di
lingkungan kampus secara efektif dan efisien, misalnya dalam pemanfaatan Kertas,
alat tulis menulis, penggunaan Listrik, Air, Lahan, Pengelolaan Sampah, dll. Dimana
semua kegiatan itu dapat dibuat neraca dan dapat diukur secara Kuantitatif baik
dalam jangka waktu bulanan maupun tahunan.

3.2 Indikator Green Campus

Beberapa indikator terciptanya kampus hijau (Green Campus) antara lain:

adanya kebijakan manajemen kampus yang berorientasi pada pengelolaan


lingkungan, adanya upaya penghematan air, kertas, dan listrik, adanya penghijauan
untuk mencapai proporsi ideal Ruang Terbuka Hijau (RTH),kenyamanan lingkungan,
terpeliharanya kebersihan dan kenyamanan

lingkungan, terciptanya kampus tanpa rokok dan bebas polusi, terselenggaranya


pendidikan bagi mahasiswa, serta adanya kepedulian dan ketertiban seluruh elemen
civitas akademika dalam budaya peduli lingkungan.Untuk mencapai indikator-
indikator yang sangat komprehensif tersebut diperlukan tindakan nyata yang
berkesinambungan dan bukan sekedar ceremonial atau event belaka, Untuk itu,
perubahan pola piker seluruh civitas akademika dalam menyikapi dan
memperlakukan lingkungan secara benar merupakan langkah awal yang perlu terus
diupayakan.

3.3 Strategi Penerapan Green Campus

3.3.1 Evaluasi dan Revitalisasi Masterplan Kampus berbasis ( Green

Campus)

Sejalan dengan komitmen Perguruan Tinggi untuk menciptakan kampus yang


pedulidan berbudaya lingkungan, maka akan dievaluasi dan direvitalisasi masterplan
pengembangan Perguruan Tinggi berbasis kampus hijau (Green Campus), seperti
desain standar green building, desain green infrastructure, dan perbaikan jaringan
drainase. Desain ini akan dikembangkan melalui beberapa penelitian yang
melibatkan berbagai bidang ilmu di perguruan tinggi.

1. Pembuatan desain standar Gedung yang berkonsepmGreen Building


2. Pembuatan desain infrastructure yang berkonsep Green Building
3. Perbaikan system drainase dengan perbaikan kualitas air permukaan
4. Pilot project Green building

3.3.2 Socio Enginering. Implementasi Kampus hijau (Green Campus)


Terpadu

Keberhasilan pencapaian fisik, namun lebih pada perubahan attitude dan mindset
seluruh elemen civitas akademika Perguruan Tinggi terhadap lingkungan. Untuk itu
perlu dilakukan perubahan mendasar pada sikap dan pola pikir seluruh civitas
akademika Perguruan Tinggi melalui program socio engineering .Terciptanya sikap
dan pola piker yang pro terhadap lingkungan akan mengkondisikan dan mendorong
pelaksanaan program kampus hijau (Green Campus) secara sistematis dan
berkelanjutan. Dalam jangka panjang pola pikir dan sikap tersebut akan merupakan
salah satu atribut lulusan Perguruan Tinggi yang pada akhirnya akan berpengaruh
besar terhadap terciptanya kepedulian dan budaya lingkungan di Indonesia, di
manapun alumni Perguruan Tinggi melakukan perannya. Program socio engineering
tidak hanya diajukan untuk mengenalkan konsep, pemikiran, serta peluang
keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam Program Kampus Hijau (Green
Campus).

3.3.3 Sistem Sirkukasi yang Aman, nyaman, Manusiawi

Program ini terdiri atas pembuatan jalur sepeda yang terintegrasi dengan moda
transportasi yang lain, pembuatan jalur pedestrian yang nyaman dan intergrated,
pembuatan rambu (signage) yang informative dan estetis, geometric, median, dan
pulau jalan, system pergerakan yang nyaman dan sehat, akan dilakukan pula uji
emisi gas buang kendaraan bermotor secara rutin. Dengan program ini diharapkan
suatu saat semua kendaraan yang melintas di Perguruan Tinggi telah memenuhi
baku mutu emisi untuk peningkatan kualitas udara ambien.

3.3.4 Peningkatan Efisiensi Pemakaian dan Kualitas Air

Peningkatan efisiensi pemakaian air akan dilaksanakan dengan menekan tingkat


kebocoran air melalui rehabilitasi dan revitalisasi jaringan air bersih, melakukan
materisasi pasokan air di setiap jurusan, serta merencanakan pengembangan
sarana dan prasarana yang menunjang penghematan air. Program water reuse atau
prmanfaatan kembali air limbah domestic serta pengelolaan limbah cair laboratorium
akan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas air Perguruan Tinggi.

1. Revitalisasi jaringan air bersih


2. Meterisasi suplai air tiap jurusan
3. Program water reuse/Pemanfaatan kembali air limbah
4. Peningkatan kualitas air permukaan

3.3.5 Program Peningkatan Efisiensi Energi Listrik

Penghematan energy listrik di Perguruan Tinggi akan dilaksanakan dengan


rekonfigurasi jaringan dan meterisasi listrik di tiap jurusan, otomasi penggunaan
energi listrik di kelas, dan pengaturan penerangan umum. Kebijakan internal
Perguruan Tinggi telah mewajibkan pengaturan suhu pendingin ruangan yang tidak
boleh lebih rendah dari 25oC serta kebijakan penggantian bertahap peralatan listrik
dengan peralatan yang hemat energy. Berbagai penelitian yang melibatkan berbagai
ilmu disiplin ilmu juga telah dilakukan terkait dengan penggunaan renewlable energy.
Penelitian di bidang ini merupakan salah satu tema penelitian unggulan Perguruan
Tinggi.

1. Rekonfigurasi jaringan dan meterisasi listrik berbasis jurusan.


2. Otomasi penggunaan optimal energy listrik dikelas.
3. Timerisasi penerangan umum.
4. Penggantian bertahap peralatan hemat energy.

3.3.6 Pengelolaan Sampah Terpadu

Pengabdian masyarakat untuk program ini juga dilaksanakan melalui kerjasama


dengan masyarakat sekitar kampus dalam hal pemanfaatan material daur ulang dari
sampah.

1. Pembuatan Komposting Center.


2. Penyiapan Manajemen Pengelolaan sampah.
3. Kerjasama dengan masyarakat dalam pemanfaatan material daur ulang.

3.3.7 Penghijauan Hutan Kampus Terpadu

Program penghijauan akan dilaksanakan dengan penanaman hutan kampus


berdasarkan fungsi konservasi dan budidaya terutama untuk tanaman langka
spesifik yang dapat tumbuh di Perguruan Tinggi. Tanaman yang dikembangkan ini
akan merupakan ciri khas kampus Perguruan Tinggi . pengembangan juga akan
dilaksanakan dengan peremajaan pohon atau tanaman, penanaman pembatas
lahan Perguruan Tinggi atau border dengan tanaman yang massive, serta desain
penyemaian tanaman atau nursery khusus untuk kampus Perguruan Tinggi.

1. Penanaman hutan kampus (Ruang Terbuka Hijau) berdasrkan fungsi.


2. Peremajaan pohon/tanaman.
3. Penanaman pembatars lahan Perguruaan Tinggi/border dengan tanaman
yang massive.
4. Penyemaian tanaman/nursery untuk kampus Perguruan Tinggi.
5. Pengembangan Live Laboratory untuk merencanakan. kompleks diklat
Perguruan Tinggi buncitan.

3.3.8 Pembuatan Wahana Transportasi Internal Kampus Ramah

Lingkungan.

Untuk mengembangkan alat transportasi ramah lingkungan yang bersifat masal dan
dapat dipergunakan untuk melayani rute didalam dan disekitar kampus Perguruan
Tinggi akan dilakukan penelitian terpadu mulai dari pengembangan desain alat
transportasi ramah lingkungan, perencanaan system manajemen transportasinya,
serta pembangunan sarana pendukung kegiatan transportasi masal ramah
lingkungan di Perguruan Tinggi.

1. Penjajagan kerjasama dengan instansi dan industry terkait.


2. Perancangan wahana Transportasi.
3. Pembangunan Wahana Transportasi.
4. Penggadaan saran dan prasarana Penunjang.
BAB IV

PENUTUP

Lingkungan Kampus perguruan tinggi mempunyai peranan penting dalam


membangun green campus, dengan landasan dasar tridarma perguruan tinggi yaitu:
1) Pendidikan dan Pengajaran, 2) Penelitian. 3) Pengabdian pada Masyarakat,
kontribusi pengelolaan lingkungan hidup yang baik akan memberikan dampak yang
positif bagi dunia pendidikan Indonesia pada umumnya. Penanaman kesadaran
untuk mengelola dan menjaga lingkungan yang berawal dari kampus sedikitnya
akan menjadi awal bagi mahasiswa dan civitas akademika lainnya untuk melakukan
hal serupa dilingkungannya berada. Pengelolaan lingkungan sumbangsihnya
adalah:

1. Penyedia tenaga terampil untuk operasi dan pemeliharaan bekerjasama


dengan dinas terkait.
2. Penyedia teknologi terapan dan teknologi maju untuk efisiensi dan efektifitas
3. Memberikan contoh pengelolaan lingkungan yang baik dalam wilayah
kampus.
DAFTAR PUSTAKA

http://green.ui.ac.id/index.php/panduan/pemanfaatan-lahan/

http://green.ui.ac.id/index.php/panduan/pemanfaatan-energi/

http://www.kompasiana.com/

http:// ndajunzu.blogspot.com/2011/02/makalah-eco-campus.html

http://bangazul.com/green-campus/

http:// m-satori.blogspot.com/2008/01/gagasan-mengenai-konsep-eco-campus.html

coffee.com_green-campus

Anda mungkin juga menyukai