Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI JEMBATAN STANDAR BMS-

1992 BETON BERTULANG BENTANG 20 M


DENGAN PERATURAN SNI-1725:2016 DAN
SNI-2833:2016 TERHADAP PETA GEMPA
JEMBATAN TERBARU di KOTA PADANG
DOSEN PEMBIMBING:
MASRILAYANTI, Ph.D

Deliana Mahandira
1810922013

BATASAN MASALAH

1. Tipe jembatan yang akan dievaluasi adalah Gelagar Beton Bertulang Balok
“T” dengan bentang 20 m.
2. Data desain jembatan diperoleh dari data resmi BMS-1992
3. Beban-beban yang diperhitungkan adalah berat sendiri dan beban gempa.
4. Zona wilayah gempa yang digunakan dalam perhitungan struktur ini adalah
zonasi wilayah gempa di Kota Padang Sumatera Barat.
5. Pemodelan dari struktur jembatan ini menggunakan SAP 2000.22.
6. Peraturan pendukung yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. SNI 2833:2016 tentang Perencanaan Jembatan terhadap Beban Gempa
b. SNI 1725:2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan
7. Analisa struktural bertujuan untuk menghitung deformasi, gaya dalam dan
kapasitas penampang struktur.
8. Beban gempa dianalisa dengan metode Respon Spektra.
1. LATAR Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang rawan akan gempa. Hal itu di

BELAKANG karenakan Sumatera Barat berada pada zona subduksi, dimana jalur subduksi Sumatera
ini merupakan jalur lempeng tektonik India-Australia, dan Eurasia di Indonesia yang
memanjang dari pantai barat Sumatera hingga ke Selatan Nusa Tenggara. Subduksi
Sumatera di Tandai dengan menghasilkan tangkaian busur pulau depan yang non
vulkanik seperti Pulau Simeulue, Nias, Banyak, Batu, Siberut hingga Pulau Enggano.
Lempeng India-Australia menunjam ke bawah lempeng Benua Eurasia dengan kecepatan
±50-60 mm/tahun. Batas antar 2 (dua) lempeng ini terdapat zona subduksi dangkal atau
yang disebut sebagai Megathurst Subduction Sumatera.

Pada tahun 2016 Badan Standar Nasional (BSN) telah melakukan revisi terhadap SNI 2833-2008 Standar
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan menjadi SNI 2833-2016 Perencanaan Jembatan Terhadap Beban
Gempa. Revisi mencakup pengkinian peta gempa yang digunakan, pembagian kategori kinerja seismik,
perencanaan beban gempa, beserta pendetailan elemen struktur, dan SNI 03-1725-1989 Pembebanan Jembatan
Jalan Raya menjadi SNI 1725-2016 Pembebanan Untuk Jembatan. Dimana revisi mencakup beberapa ketentuan
teknis antara lain distribusi beban D dalam arah melintang, faktor distribusi beban T, kombinasi beban, beban
gempa, beban angin, dan beban fatik. Adanya revisi tersebut akan berdampak terhadap struktur jembatan yang
dulunya mengacu kepada peta gempa lama.

Karena untuk mengetahui apakah perubahan peta Gempa tersebut akan


berdampak terhadap perencanaan sebuah bangunan yang dulunya mengacu
terhadap peta gempa lama.
TUJUAN DAN
MANFAAT
Tujuan : Untuk mengevaluasi struktur
jembatan standar BMS-1992 beton
bertulang bentang 20 m terhadap gaya
gempa pada peta gempa terbaru
berdasarkan SNI 2833-2016 dan SNI 1725-
2016

Manfaat : Adanya gambaran aman atau


tidaknya terhadap struktur jembatan yang
ada dengan beban gempa pada peta gempa
yang baru.
LATAR BELAKANG
ALUR TUJUAN DAN MANFAAT
POKOK
BATASAN MASALAH
PEMBAHASAN
TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA

•Standar Nasional Indonesia, "SNI 1725-2016,


Pembebanan untuk Jembatan, 2016".
•Standar Nasional Indonesia, "SNI 2833-2016,
Perencanaan Jembatan terhadap Beban
Gempa, 2016".
DATA DESAIN
DATA JEMBATAN

Tipe Jembatan : Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok "T"


Panjang Jembatan : 20 m
Lebar Jembatan :9m
Jarak antar gelagar memanjang : 1,2 m
Jarak antar diafragma arah melintang : 4,85 m
Mutu beton : K-250
Mutu baja : Bj-30
Tampak Atas
DATA DESAIN
DATA DIAFRAGMA

Jumlah diafragma :5
Dimensi diafragma : 30 cm x 60 cm
Jarak as-as diafragma : 388 cm

DATA PENAMPANG GELAGAR

b : 120 cm
t : 20 cm
ht : 140 cm
h1 : 40 cm
h2 : 50 cm
bw : 85 cm
b1 : 60 cm
METODOLOGI PENELITIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai