Ronny Simatupang
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
E-mail: ronnysimatupang75@gmail.com
160
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
karena tidak kemauan yang berasal dari dalam membangun peradaban bangsa Indonesia.
diri guru. Keberhasilan guru dalam mengajar Sehingga, masa depan Indonesia bisa lebih
karena motivasi ini sebagai pertanda apa maju, berkualitas, berbudaya, cerdas, dan
yang telah dilakukan oleh guru itu telah dapat bersaing dalam percaturan dunia. Guru
menyentuh kebutuhannya baik kebutuhan yang bermutu dan sejahtera memegang peran
rohani maupun jasmani. Kebutuhan tersebut amat sentral dalam proses pendidikan.
misalnya memperoleh gaji dari hasil kerjanya.
Jika kebutuhan guru tersebut terpenuhi berarti II. METODE
guru memperoleh dorongan dan daya gerak Untuk mengumpulkan data yang
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. dibutuhkan demi kesempurnaan penelitian ini,
Ini berarti kinerja guru dapat tercapai dengan peneliti memilih lokasi di Sekolah Menengah
baik. Atas (SMA) Negeri 1 Pollung, dengan alasan
Kinerja yang tercapai dengan baik itu belum pernah diadakan penelitian di sekolah
terlihat dari guru yang rajin hadir di sekolah tersebut. Populasi dalam penelitian ini yaitu
dan rajin dalam mengajar, guru mengajar seluruh guru Sekolah Menengah Atas (SMA)
dengan sungguh-sungguh, guru mengajar Negeri 1 Pollung yang berjumlah 36 orang.
dengan semangat dan senang hati. Apa yang Sampel adalah sebagian dari populasi yang
dilakukan oleh guru ini akan berdampak dapat mewakilinya. Penulis melakukan
kepada keberhasilan siswa dalam proses penelitian populasi karena jumlah keseluruhan
belajar mengajar guru yang terdapat di Sekolah Menengah Atas
Kondisi pendidikan saat ini, menuntut (SMA) Negeri 1 Pollung berjumlah 36 orang.
guru agar menjadi salah satu faktor penentu Instrumen penelitian yang peneliti
meningkatnya mutu pendidikan. Keberhasilan gunakan adalah : Angket (kuesioner) tertutup
penyelenggaraan pendidikan sangat Penulis menyebarkan angket baik untuk
ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru variabel X maupun variabel Y, untuk
dalam mempersiapkan peserta didiknya mempermudah responden menjawab angket
melalui kegiatan belajar-mengajar. Dalam tersebut, penulis memilih kuesioner tertutup,
konteks pembangunan sektor pendidikan, yang terdiri dari empat option yaitu a, b, c dan
guru merupakan pemegang peran yang amat d. Instrumen terdiri dari 30 item, dengan
sentral. Guru adalah jantungnya pendidikan. empat option yaitu a,b,c dan d . Untuk
Tanpa denyut dan peran aktif guru, kebijakan memperoleh instrumen yang valid dan
pembaharuan pendidikan secanggih apa pun valiabel dilakukan uji coba kepada 10 orang
tetap akan sia-sia. Sebagus apa pun dan guru diluar responden penelitian yaitu guru
semodern apa pun sebuah kurikulum dan SMA Negeri 1 Pollung
perencanaan strategis pendidikan dirancang, Uji validitas (kesahidan) instrumen
jika tanpa guru yang berkualitas, maka tidak dilaksanakan untuk mengetahui tingkat
ada gunanya. Artinya, pendidikan yang baik ketetapan instrumen yang digunakan, maka
dan unggul tetap akan tergantung pada kondisi untuk mengetahui validitas instrumen dalam
mutu guru. Komitmen untuk meningkatkan penelitian ini adalah dengan menggunakan
kesejahteraan guru bisa dijadikan upaya rumus product moment (Arikunto 1998 : 265)
memotivasi guru sebagai momentum sebagai berikut :
pembangkit kembali idealisme guru dalam
161
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
rxy =
xy y a + bx
x y
2 2
x y
= Tomatala (1996 : 52-53) mengatakan
2 2
kesejahteraan terdiri dari :
2. Melakukan uji signifikan hubungan rumus 1. Materi
uji t = Dimana materi memiliki sifat dinamis,
n2 dapat bervariasi untuk melayani berbagai
t=r macam kebutuhan. Contohnya ialah
1 r2
rumah, perabot rumah, sepatu, pene, mobil
3. Melakukan uji pengaruh dengan rumus r2 =
dan lain sebagainya.
100(r)-2 %
2. Non-materi
4. Melakukan uji pengaruh signifikan rumus
Non-materi ini dapat diobservasi karena
F = S2 reg /S res
dilakukan oleh manusia sebagai usaha
5. Analisa regresi dengan rumus :
162
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
163
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
164
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
dalam arti yang amat luas. Akan tetapi keterampilan”. Pekerjaan mengajar ini adalah
tidak banyak orang yang berhasil untuk merubah anak yang bodoh menjadi
memenuhi kebutuhan ini. Namun hampir pandai, anak yang nakal atau malas menjadi
setiap orang mempunyai saat-saat tertentu anak yang rajin.
sebagai kesempatan untuk memenuhi Self- Djamarah (2000 : 35-36) mengatakan
actualiation itu. Hersbeg mengatakan “Guru adalah orang yang bertanggung jawab
bahwa seseorang dalam jenjang tertentu mencerdaskan kehidupan anak didik,
yang mau mencapai kebutuhannya pada mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma
tahap ini akan bekerja keras, berusaha serta menjadi teladan dalam tingkah lakunya
berprestasi, berkembang dalam karier dan dan perbuatannya dalam rangka membina
bertanggung jawab dalam melaksanakan jiwa anak didiknya”. Dengan demikian guru
pekerjaan. secara umum bertanggung jawab untuk
Kutipan di atas menjelaskan bahwa membentuk anak didik agar menjadi orang
manusia akan tetap bekerja sehingga mampu yang bersusila cakap, berguna bagi agama,
menutupi semua tingkat kebutuhan hidupnya . nusa dan bangsa di masa yang akan datang.
Silitonga (2000 : 10) yang dikutip dari buku Berdasarkan beberapa pendapat para
Sistem Pendidik Tingkat Kependidikan ahli di atas maka Penulis menyimpulkan
Nasional Berdasarkan Pancasila halaman 40 bahwa guru merupakan orang yang ditetapkan
menuliskan “Guru adalah seseorang yang Allah sebagai komponen utama dalam sistem
merupakan salah satu komponen utama dalam pendidikan yang tugasnya adalah mengajar
sistem pendidikan”. Oleh karena itu bagi untuk merubah anak yang bodoh menjadi
seorang pendidik yang tergolong di dalamnya pintar dan anak yang malas menjadi rajin.
Guru harus memperlihatkan bahwa ia mampu Jelaslah bagi kita bahwa jabatan guru
mandiri, tidak tergantung pada orang lain, merupakan pekerjaan mulia dan agung.
membentuk dirinya sendiri bertanggung jawab Karena ia merupakan ujung tombak untuk
terhadap anak didik dan dirinya sendiri. mencerdaskan bangsa. Maka peranan guru
Guru sebagai suatu propesi atau sangat menentukan. Hasbullah (2001 : 21)
pekerjaan yang diharapkan mampu memberi mengatakan “Perlu pemikiran baru dan
kesempatan bagi Guru untuk memmenuhi tindakan nyata dalam upaya mengangkat
kebutuhan hidup, telah menarik banyak kesejahteraan para guru, agar antara tuntutan
perhatian banyak masyarakat Indonesia, kualitas sumber daya manusia dan tuntutan
Profesi menjadi cita-cita banyak orang yang ekonomi guru berjalan seimbang.
hingga saat ini guru Indonesia + 7 juta orang. Dengan demikian prestasi guru itu
Kuitpan ini menjelaskan bahwa tugas dan harus dihormati dan memperoleh imbalannya
tanggung jawab Guru adalah berat maka serta penghargaan material agar segala
seharusnya pemerintah memberikan perhatian. kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi.
Poerwadarminta (1996 : 335) Trianto dan Titik (2007 : 139) mengatakan
mengatakan “Guru adalah orang yang “kebutuhan minimum adalah sejumlah uang
kerjanya mengajar”. Selanjutnya Zain (1996 : atau penghasilan lainnya yang seharusnya
470) mengatakan : ”Guru adalah orang yang diterima seorang guru, sehingga ia dapat
mengajar orang lain baik di sekolah atau pun hidup layak bersama dengan keluarganya.
tentang pengetahuan atau suatu Kebutuhan minimum terdiri dari kebutuhan
165
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
166
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
Tilaar (2002 : 86) mengatakan ”Profesi melakukan tugas dan tanggung jawabnya,
merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sehingga proses pembelajaran di sekolah
sebagai jabatan di dalam hierarki birokrasi dapat berjalan dengan baik.
yang menuntut keahlian tertentu serta 4. Kenaikan Pangkat/Jabatan
memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut Guru menginginkan banyak hal dalam
serta pelayanan baku untuk masyarakat”. tugasnya dan keinginan-keinginannya dapat
Dalam masyarakat sederhana profesi ini terpenuhi. Di mana seorang guru yang telah
diperoleh dari orang tua, dengan meniru dan ditempatkan dalam salah satu sekolah, sesaat
ditirukan oleh anak. Bila kita lihat dalam ia memasuki sekolah dan mulai pula
masyarakat modern keahlian tersebut menggabungkan dirinya dalam lingkungan
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan tempatnya bekerja. Ke dalam pekerjaannya ia
khusus sehingga guru itu menjadi profesional membawa berbagai kebutuhan-kebutuhan.
bukan lagi sebagai sosok yang berfungsi Di lain pihak guru mengharapkan
sebagai robot. supaya ia naik pangkat tepat pada waktunya
Tilaar (2002 : 88) mengatakan: Tugas dan untuk naik pangkat ia ingin mendapat
seorang guru profesional meliputi tiga bidang pendidikan yang lebih baik dan pelbagai kerja
utama yaitu : yang menunjang kenaikan pangkatnya (Emil
a. Dalam bidang profesi : Seorang guru H. Tambunan, 1998 : 97).
profesional berfungsi untuk mengajar, Apabila kesejahteraan telah memenuhi
mendidik, melatih dan melaksanakan kebutuhan hidup dan dinikmati oleh seorang
penelitian masalah-masalah kependidikan. pekerja dan keluarganya, maka hal ini akan
b. Dalam bidang kemanusiaan: Guru memotivasi pekerja untuk melakukan
profesional berfungsi sebagai pengganti pekerjaannya.
orang tua khususnya di dalam bidang Supratno (Jawa Pos, 15 Desember
peningkatan kemampuan intelektual 2005) dalam buku Trianto dan Titik (2007 :
peserta didik. Guru menjadi fasilitator 134) mengatakan bahwa “Bila pemerintah
untuk membantu anak didik memiliki komitmen meningkatkan
mentransformasikan potensi yang dimiliki kesejahteraan guru sebagaimana tertuang
peserta didik menjadi kemampuan serta dalam UU guru dan dosen, maka guru akan
ketrampilan yang berkembang dan merasakan kelayakan kesejahteraan finansial.
bermanfaat bagi kemanusiaan. Dengan demikian secara langsung maupun
c. Dalam bidang kemasyarakatan: Profesi tidak akan mendorong dan memotivasi
guru berfungsi untuk memenuhi amanat akselerasi peningkatan kwalitas guru yang
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut berimbas pada peningkatan pendidikan secara
serta dalam mencerdaskan kehidupan umum”.
bangsa Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa
kesejahteraan mempengaruhi seorang pekeja
Dapat disimpulkan bahwa tunjangan profesi agar termotivasi dalam melaksanakan tugas
itu akan diterima apabila seorang guru dan tanggung jawabnya.
melakukan tugasnya secara profesional. 5. Kemaslahatan Tambahan
Dengan diberikannya tunjangan profesi ini, Maslahat tambahan yaitu tambahan
maka akan semakin mendorong guru dalam kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk
167
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
168
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
Kalau sebagian masyarakat hidup dengan : 73). Kesejahteraan yang dimaksud di sini
makmur padahal sebagian lagi menderita, ialah bahwa kita menikmati segala sesuatu
keadaan itu bukan syalom tetapi yang kita butuhkan dalam hidup.
ketidakseimbangan. Syalom diwujudkan Ismail (2004 : 5) mengatakan “Syalom
dalam masyarakat di mana setiap orang dapat damai sejahtera dalam arti yang seluas-
hidup dengan sejahtera. Tidak ada orang yang luasnya. Syalom adalah keadaan (kata sifat
begitu miskin. Sehingga ia tidak memperoleh Syalem berarti utuh ) . Syalom adalah keadaan
hal-hal yang perlu untuk hidup dengan baik. yang tidak terganggu oleh penyakit,
Orang-orang melanggar syalom masyarakat malapetaka, keributan kekerasan, perpecahan.
kalau mereka hidup mewah sementara sesama Syalom adalah keadaan serasi dan selaras.
mereka yang miskin tidak hidup dengan Syalom adalah keadaan sentosa dan sejahtera
berkecukupan. Dalam syalom tidak ada orang dalam hidup sehari-hari”.
yang diabaikan atau diasingkan. Semua orang Maka boleh dikatakan bahwa
yang diikutsertakan dalam persekutuan”. kesejahteraan itu suatu keadaan yang serasi
Dalam konsepsi inilah bahwa tidak ada dan selaras. keadaan aman dan sentosa di
waktu untuk bermalas-malas dan bersantai- dalam memenuhi kebutuhan hidup hari demi
santai. Hidup masuk dalam kerangka atau hari dengan demikian mereka berbahagia.
sistem kreativitas dan kerja. Hal ini tidak Kebahagiaan bukan hanya urusan
berarti bahwa manusia menjadi budak atau surgawi/perkara surgawi akan tetapi
hidupnya adalah untuk kerja, tetapi kerjanya menyangkut hidup manusia yang sangat
itu adalah untuk hidup yang sumbernya adalah konkret(sosial, ekonomi dan politik kurtural
Tuhan sendiri (bnd. Yohannes 1 : 4). dimana seorang manusia hidup)
Oleh sebab itulah manusia harus terus- .(Suryawasita, 1987 : 76).
menerus memperlengkapi dirinya dalam Orang lemah berhak menerima hal-hal
kualitas supaya hasil kerjanya benar-benar yang perlu untuk kebutuhan-kebutuhan
membawa berkat dan sejahtera turun temurun. jasmani: makanan, pakaian, perumahan dan
Erari (1994 : 104) mengatakan : ”Tugas yang sebagainya (Ulangan 10 : 18 ; Yesaya 58 : 7),
diemban dalam dunia bukan sekedar tetapi ia juga berhak menerima sumber-
mendatangkan pertobatan dan pembaharuan sumber yang memampukannya memenuhi
dalam arti rohani saja, tetapi bahwa berita kebutuhan-kebutuhan itu ;Tanah (1 Raja
kesukaan yang dibawa oleh Yesus kristus juga 21;Yesaya 65: 21-22), pengadilan yang adil
berarti kebebasan, keadilan, kebenaran dan (Keluaran 23 : 1-3;6: 8), Kebebasan (Imamat
kesejahteraan bagi manusia dan dunia ini 25: 34 ; Ulangan 23: 15-16) .
umumnya”. Sejarah menunjukkan bahwa mereka
Keadaan damai sejahtera akibat yang kuat ternyata mempunyai kecendrungan
pemerintahan Allah Raja digambarkan dengan untuk menghisap yang lemah. Dalam keadaan
sangat baik dalam yesaya 11 : 6-9, Imamat 26: seperti inilah Allah sebagai raja bertindak
6. Damai sejahtera berarti menikmati untuk menegakkan keadilan. Dia adalah Raja
kehidupan di depan Tuhan, menikmati terutama bagi orang-orang miskin, pelindung
kehidupan dalam lingkungan alam, menikmati bagi orang-orang yang tertindas dan pemberi
kehidupan beserta sesama dan menikmati harapan orang-orang tersisih, sehingga si
kehidupan beserta diri sendiri (Malcolm, 2993
169
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
miskin akhirnya merasakan kesejahteraan juga Orang miskin yang rendah hati adalah
(Suryawasita, 1982 : 82) . lembut secara spiritual dan merasa dirinya
Selanjutnya Stott (1996 : 307) tergantung secara total dari Allah. Ditindas
menuliskan bahwa kemiskinan dapat ditinjau oleh manusia dan tak kuasa melepaskan
dari tiga segi, yaitu : dirinya sendiri, mereka menaruh andalannya
“Pertama ditinjau, dari segi ekonomi, ada kepada Allah, dalam arti inilah orang miskin
orang miskin karena ketiadaan ekonomi, ada menjadi sinonim dengan “orang salah”, serta
yang miskin karena ketiadaan materi, mereka keadaan sosial menjadi perlambang
terkucil sama sekali dari kebutuhan primer. ketergantungan spiritual mereka. Mereka
Kedua ditinjau dari segi sosial, ada orang diberi jaminan bahwa “Orang yang rendah
yang miskin akibat penindasan yang hati akan makan dan kenyang”, bahwa”Ia
merupakan korban ketidakadilan dan tidak memahkotai orang-orang yang rendah hati
berdaya. Ketiga ditinjau dari segi spritual, ada akan mewarisi negeri”, dari keselamatan
orang yang miskin yang rendah hati, yang (Mazmur 25 : 16 ;37: 11 ;49: 4). Namun
sadar dengan ketidakberdayaannya apabila kita tidak berusaha maka hal itu tidak
mengharapkan pertolongan hanya dari Allah akan didapatkan, karena kesejahteraan itu
semata-mata”. Orang-orang miskin secara bukan hanya diharapkan tetapi harus
materi tidak mampu memenuhi kebutuhan diusahakan.
hidup mereka yang paling primer seperti Kesejahteraan itu haruslah dirasakan
pangan, pakaian dan rumah atau ketiga- dan dialami oleh seluruh guru dalam
tiganya. Penulis Alkitab mengatakan bahwa memenuhi kebutuhan hidup hari demi hari,
kemiskinan mereka akibat dosa mereka dimana kesejahteraan merupakan keadaan
sendiri, apakah dosa kemalasan, pemborosan selaras dan serasi, keadaan aman dan sentosa
atau kelahapan. Kitab Amsal berbicara supaya didalam hidup untuk dapat menikmati
pemalas-pemalas belajar kepada semut kehidupan beserta sesama dan kehidupan diri
mengumpulkan makanan pada musim panas, sendiri yang harus diusahakan, bukan hanya
sedang pemalas tidak bangun-bangun dari diharapkan dan haruslah sesuai dengan
tempat tidurnya. Tidur sebentar lagi, melipat kehendak Allah yang pada akhirnya orang
tangan sebentar untuk tinggal berbaring maka dapat hidup dengan sejahtera. Untuk
datanglah kemiskinan seperti orang yang mencapai hal tersebut diatas, Pemerintah
bersenjata (Amsal 6: 6-11). selalu berusa untuk meningkatkan
Orang miskin yang tidak berdaya, kesejahteran guru sesuai diterbitkanya
terdiri dari orang-orang yang tertindas secara Undang-Undang Republik Indonesia No. 14
politik dan sosial. Dalam perjanjian lama jelas Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal
dapat dibaca bahwa kemelaratan bukan suatu 14 Ayat 1a “Guru berhak memperoleh
gejala yang wajar, yang timbul begitu saja, penghasilan diatas kebutuhan hidup minimun
tanpa ada penyebabnya, namun kemelaratan dan jaminan kesejahteraan Sosial”.
disebabkan oleh dosa orang lain. Artinya Motivasi merupakan seperangkat proses
akibat situasi ketidakadilan sosial, yang dorongan, arahan dan pemeliharaan perilaku
mudah menjurus keberbagai kepincangan dan kearah satu sasaran, sumber dorongan itu
penyimpangan, karena rakyat kecil tidak datang dari dalam atau dari sesuatu yang
berada dalam posisi yang bisa mengubahnya. menggerakkan keinginan dari luar.
170
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
171
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
172
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
a. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah kemuliaan bagi Allah, Stott (1996 : 227) .
laku. Dengan demikian ia menyediakan Manusia diciptakan menurut gambar Allah
suatu orientasi tujuan. yaitu Allah yang bekerja, itulah sebabnya
b. Mengerahkan berarti menimbulkan kerja itu termasuk hakekat manusia, manusia
kekuatan pada individu, memimpin adalah seorang pekerja pada dasarnya. Allah
seseorang untuk bertindak dengan cara telah memberikan akal dan pikiran untuk
tertentu. digunakan dengan baik, tetapi manusia tidak
c. Menjaga dan menopang tingkah laku. menggunakannya. Kerja merupakan suatu
Lingkungan sekitar menguatkan intensitas sarana untuk menunjukkan kreatifitas dan
dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan kemampuan yang sudah diberikan Tuhan dan
individu. melalui kerja manusia menikmati hasilnya.
Dari kutipan di atas bahwa fungsi Allah menikmati kepuasan kerja yang
motivasi adalah mendorong manusia untuk sempurna ketika Ia menyelesaikan
berbuat, menemukan arah perbuatan kita pekerjaanNya menciptakan manusia pada hari
untuk berkelakuan dan bertindak secarakhas yang ke-6. Hasil pekerjaaan Allah dikatakan
untuk mencapai tujuan yakni perbuatan mana “Sungguh amat baik” (Kejadian 1 : 31a)
yang akan dikerjakan. Selain itu motivasi itu karena pekerjaanNya sudah sempurna. Dalam
berfungsi sebagai pendorong dan pemberi hal inilah manusia dituntut untuk menjadi
arah dan penggerak demi tercapainya tujuan pekerja-pekerja yang seperti Allah dan bekerja
tertentu. sesuai dengan kehendaknya. Kerja adalah
Dapat di katakan bahwa tujuan motivasi bagian yang utuh dari kehidupan, oleh karena
adalah untuk menggerakkan atau menggugah itu manusia tidak boleh menjauhi kerja,
seorang Guru agar timbul keinginan dan melainkan dipuaskan oleh hasil kerja tangan
kemampuannya untuk melakukan sesuatu atau hasil pikirannya. ”Enak tidurnya orang
pengajaran sehingga dapat memperoleh hasil yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun
atau mencapai tujuan yang tertentu. banyak (bnd. Pkh 5 : 11a) ”Dalam tiap jerih
Kerja adalah salah satu ciri khas yang payah ada keuntungan” (bnd. Ams 14 : 23)
membedakan manusia dari makhluk-makhluk ”Aku melihat bahwa tidak ada lebih baik bagi
lainnya, yang kegiatannya mencari nafkah. manusia dari pada bergembira dalam
Kerja membuat hidup menjadi manusiawi pekerjaannya, sebab itulah bagiannya”(bnd.
karena itu harus dianggap sebagai yang Pkh 3 : 23) .
memegang peranan yang menentukan. Kerja diasumsikan sebagai cara yang
Poerwadarminta (1996 : 492) normal bagi kehidupan setiap orang bahkan
menuliskan defenisi kerja adalah : ”Perbuatan dalam konteks anugrah, orang tidak dapat
melakukan sesuatu ;sesuatu yang dilakukan lolos dari tanggung jawabnya untuk bekerja.
atau diperbuat”. Dan Pekerjaan adalah Malah, kini bukan hanya kerja, tetapi seberapa
“Sesuatu yang dilakukan untuk mencari baik ia melaksanakan tugasnya. Surat 2
nafkah ;pencaharian”. Tesalonika 3 : 10b mengatakan”Jika seorang
Kerja adalah pengeluaran tenaga tidak mau bekerja, janganlah ia makan”. Hal
(manual atau kedua-duanya) dalam pelayanan ini menandakan tidak ada pilihan. Paulus
terhadap orang lain, yang membuahkan tidak berbicara tentang orang-orang sakit,
kepuasan diri bagi si Guru. . . . . . . dan lanjut usia atau cacat, yang tidak punya
173
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
pilihan. Aturan ini berlaku bagi orang- 1. Pendekatan terhadap pandangan kerja.
orangyang memenuhi untuk tidak bekerja, 2. Pendekatan terhadap nilai-nilai sosial
yang terlalu malas, terlalu rewel memilih budaya ekonomi.
untuk tidak bekerja, atau terlalu untuk tidak 3. Pendekatan terhadap kebijaksanaan
bisa diandalkan untuk memegang suatu pemerintah dibidang pembangunan
pekerjaan. Ayat 14 melanjutkan bahwa kita nasional, khususnya di bidang
tidak boleh bergaul dengan orang yang ketenagakerjaan.
menolak untuk bekerja dan menjadi benalu 4. Pendekatan terhadap sistem hubungan
untuk masyarakat. yang menyangkut ketenagakerjaan.
Tetapi jika ada seorang yang tidak b. Intern
memelihara sanak saudaranya, apalagi seisi 1. Pendekatan terhadap manusiawi (harkat
rumahnya orang itu murtad dan lebih buruk dan martabat manusia) .
lagi dari orang yang tidak beriman (I 2. Pendekatan terhadap sistem komunikasi.
Timoteus 5 : 8) . Ini tanggung jawab besar, 3. Pendekatan terhadap komunikasi dan
oleh karena itu pada hakekatnya kerja manajemen.
disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup, 4. Pendekatan nilai-nilai kultur etis, etnisdan
juga harus mempunyai nilai terhadap moral kerja.
lingkungan kerja dan masyarakat luas Dari uraian di atas dapat disimpulkan
(Sinungan, 2003 : 236). bahwa kerja adalah sesuatu yang tidak dijauhi
Oleh Tim Penyususn kamus Besar manusia agar dapat bertahan hidup, manusia
Bahasa Indonesia Edisi ketiga (2007 : 554) : harus mencari nafkah melalui kerja. Dan
“Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu dalam melakukan pekerjaan diupayakan
yang dilakukan atau diperbuat untuk mencari sesempurna mungkin, itulah sebabnya setiap
nafkah”. orang harus menyadari bahwa barang siapa
Selanjutnya Sinungan (2003 : 236) juga tidak bekerja janganlah ia makan, sebab
menuliskan bahwa “Kerja adalah pengabdian makanan hanya dapat diperoleh melalui kerja
kepada Tuhan Yang maha Esa dan sesama sebagai pengabdian kepada Tuhan dan sesama
manusia. Kerja bukan saja kepuasan hati, manusia.
melainkan juga demi kegunaannya demi Dari hasil analisa data dengan menguji
masyarakat. hubungan antara kesejahteraan guru dengan
Identifikasi berlainan ini diakibatkan motivasi kerja dalam pelaksanaan proses
oleh latar belakang pendidikan, pengalaman pembelajaran di SMA Negeri 1 PollungTahun
dan lingkungan masyarakat yang beraneka pembelajaran 2017/2018 diperoleh nilai
ragam, maka ini akan terbawa juga dalam rxy=0,510 dan dibandingkan dengan nilai rtabel
hubungan kerjanya, sehingga akan
mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya 100%-5%=95% dan N=36 yaitu 0,329.
dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk Korelasi yang positif dapat diketahui dari nilai
dapat menanamkan motivasi dan disiplin kerja rxy=0,510 > 0. Dari hasil konsultasi tersebut
sebagai suatu sikap mental Guru dibutuhkan maka diketahui bahwa rhitung > rtabel atau 0,510
adanya pendekatan oleh Sinungan (2003 : > 0,329, hal tersebut menunjukkan bahwa
138) terdiri dari: terdapat korelasi antara kesejahteraan guru
a. Ekstern dengan motivasi kerja dalam pelaksanaan
174
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
175
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)
176