Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.

2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)


ISSN: 2598-6317 (cetak)

KORELASI KESEJAHTERAAN GURU DENGAN MOTIVASI KERJA DALAM


PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 POLLUNG
TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018

Ronny Simatupang
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
E-mail: ronnysimatupang75@gmail.com

Abstrak-Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kesejahteraan guru


dengan motivasi kerja di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pollung.
Hipotesis penelitian adalah: ”terdapat korelasi signifikan antara kesejahteraan guru
dengan motivasi kerja dalam pelaksanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 1
Pollung Tahun pembelajaran 2017/2018.” Populasi penelitian adalah keseluruhan
guru di SMA Negeri 1 Pollung yang berjumlah 36 orang. Sampel penelitian adalah
seluruh jumlah populasi yaitu 36 orang. Instrumen penelitian berupa angket. Uji
coba angket dilakukan kepada 10 orang guru di SMA Negeri 1 Doloksanggul yang
tidak menjadi sampel penelitian dan diperoleh: a) Uji validitas instrumen dengan
menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment Pearson diperoleh rhitung>
rtabel(0,05,10) = (antara 0,857 sampai dengan 0,992) > 0,632 sehingga instrumen valid,
b) uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Formula Alpha Cronbach
diperoleh r11=0,992 nilai ini berada pada kategori tinggi, sehingga instrumen
reliabel. Data penelitian dianalisa dengan langkah sebagai berikut: 1) Uji korelasi
diketahui bahwa rhitung > rtabel atau 0,510 > 0,329. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat korelasi antara kesejahteraan guru dengan motivasi kerja dalam
pelaksanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Pollung, 2) Uji hipotesa
diperoleh thitung > ttabel( /2,n-2) yaitu: 3,41>2,042, maka hipotesa penelitian diterima
yaitu terdapat korelasi yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan motivasi
kerja dalam pelaksanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Pollung Tahun
pembelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Kesejahteraan Guru, Motivasi Kerja dalam Pelaksanaan Proses
Pembelajaran

I. PENDAHULUAN kesejahteraan berkorelasi dengan motivasi


Tenaga guru adalah salah satu tenaga kerja, yang artinya ada hubungan atau tingkat
kependidikan yang mempunyai peran sebagai keeratan hubungan dua perubah atau lebih.
faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi Ada beberapa hal yang menyebabkan
selain tenaga kependidikan lainnya, karena meningkatnya kinerja guru. Motivasi
guru yang langsung bersinggungan dengan mempersoalkan bagaimana caranya gairah
peserta didik, untuk memberikan bimbingan kerja guru, agar guru mau bekerja keras
yang muaranya akan menghasilkan tamatan dengan menyumbangkan segenap
yang diharapkan. Untuk itu kinerja guru kemampuan, pikiran, ketrampilan untuk
harus selalu ditingkatkan. Upaya-upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Guru menjadi
meningkatkan kinerja Guru dapat dilakukan seorang pendidik karena adanya motivasi
dengan cara meningkatkan kesejahteraan guru untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi
yang layak agar guru dapat termotivasi dalam maka ia tidak akan berhasil untuk mendidik
melaksankan tugas dengan kata lain atau jika dia mengajar karena terpaksa saja

160
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

karena tidak kemauan yang berasal dari dalam membangun peradaban bangsa Indonesia.
diri guru. Keberhasilan guru dalam mengajar Sehingga, masa depan Indonesia bisa lebih
karena motivasi ini sebagai pertanda apa maju, berkualitas, berbudaya, cerdas, dan
yang telah dilakukan oleh guru itu telah dapat bersaing dalam percaturan dunia. Guru
menyentuh kebutuhannya baik kebutuhan yang bermutu dan sejahtera memegang peran
rohani maupun jasmani. Kebutuhan tersebut amat sentral dalam proses pendidikan.
misalnya memperoleh gaji dari hasil kerjanya.
Jika kebutuhan guru tersebut terpenuhi berarti II. METODE
guru memperoleh dorongan dan daya gerak Untuk mengumpulkan data yang
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. dibutuhkan demi kesempurnaan penelitian ini,
Ini berarti kinerja guru dapat tercapai dengan peneliti memilih lokasi di Sekolah Menengah
baik. Atas (SMA) Negeri 1 Pollung, dengan alasan
Kinerja yang tercapai dengan baik itu belum pernah diadakan penelitian di sekolah
terlihat dari guru yang rajin hadir di sekolah tersebut. Populasi dalam penelitian ini yaitu
dan rajin dalam mengajar, guru mengajar seluruh guru Sekolah Menengah Atas (SMA)
dengan sungguh-sungguh, guru mengajar Negeri 1 Pollung yang berjumlah 36 orang.
dengan semangat dan senang hati. Apa yang Sampel adalah sebagian dari populasi yang
dilakukan oleh guru ini akan berdampak dapat mewakilinya. Penulis melakukan
kepada keberhasilan siswa dalam proses penelitian populasi karena jumlah keseluruhan
belajar mengajar guru yang terdapat di Sekolah Menengah Atas
Kondisi pendidikan saat ini, menuntut (SMA) Negeri 1 Pollung berjumlah 36 orang.
guru agar menjadi salah satu faktor penentu Instrumen penelitian yang peneliti
meningkatnya mutu pendidikan. Keberhasilan gunakan adalah : Angket (kuesioner) tertutup
penyelenggaraan pendidikan sangat Penulis menyebarkan angket baik untuk
ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru variabel X maupun variabel Y, untuk
dalam mempersiapkan peserta didiknya mempermudah responden menjawab angket
melalui kegiatan belajar-mengajar. Dalam tersebut, penulis memilih kuesioner tertutup,
konteks pembangunan sektor pendidikan, yang terdiri dari empat option yaitu a, b, c dan
guru merupakan pemegang peran yang amat d. Instrumen terdiri dari 30 item, dengan
sentral. Guru adalah jantungnya pendidikan. empat option yaitu a,b,c dan d . Untuk
Tanpa denyut dan peran aktif guru, kebijakan memperoleh instrumen yang valid dan
pembaharuan pendidikan secanggih apa pun valiabel dilakukan uji coba kepada 10 orang
tetap akan sia-sia. Sebagus apa pun dan guru diluar responden penelitian yaitu guru
semodern apa pun sebuah kurikulum dan SMA Negeri 1 Pollung
perencanaan strategis pendidikan dirancang, Uji validitas (kesahidan) instrumen
jika tanpa guru yang berkualitas, maka tidak dilaksanakan untuk mengetahui tingkat
ada gunanya. Artinya, pendidikan yang baik ketetapan instrumen yang digunakan, maka
dan unggul tetap akan tergantung pada kondisi untuk mengetahui validitas instrumen dalam
mutu guru. Komitmen untuk meningkatkan penelitian ini adalah dengan menggunakan
kesejahteraan guru bisa dijadikan upaya rumus product moment (Arikunto 1998 : 265)
memotivasi guru sebagai momentum sebagai berikut :
pembangkit kembali idealisme guru dalam

161
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

rxy =
 xy y  a + bx
 x  y 
2 2

Dimana : III. PEMBAHASAN


rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y Upaya untuk meningkatkan mutu
X = Jumalah Skor Rata-rata x pendidikan, tentu saja tergantung pada tingkat
kesejahteraan yang diperoleh guru sebagai
Y = Jumalah Skor Rata-rata x
imbalan atas dedikasi tugas profesinya.
Uji Reliabilitas dilakukan dengan rumus Karena itu, kelahiran Undang-undang Nomor
Alpha yang juga dikemukakan oleh Arikunto 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang
(1998 : 193) sebagai berikut : diharapkan menjadi landasan dan tonggak
 k   o b 
 2
penting dalam peningkatan idealisme dan
r 11 =   1 
 k  1   o 1 
 2 peningkatan mutu, kesejahteraan serta
martabat guru. Sehingga, profesi sebagai guru
Dimana : menjadi benar-benar mulia dan bermartabat.
r 11 = Koefisien korelasi antara x dan y Guru tidak lagi dianggap sebagai pahlawan
k = Banyaknya butir pertanyaan tanpa tanda jasa. Tapi, jasa-jasa guru betul-
o b  2
= Jumalah varian butir betul diperhatikan dan dihargai dengan layak
dan manusiawi.
o 1  2
= Varians total
Kesejahteraan merupakan sesuatu yang
Interprestasi koefisien korelasi nilai r adalah : diberikan untuk merangsang semangat di
- 0, 800 - 1, 000 tinggi dalam melakukan atau meningkatkan
- 0, 600 - 0, 799 cukup pekerjaan atau tugas dan tanggung jawab.
- 0, 400 - 0, 599 agak rendah Kesejahteraan berasal dari kata “Sejahtera”.
- 0, 200 – 0, 399 rendah Menurut Zain (1996 : 1241) kata
- 0, 000 – 0, 199 sangat rendah (tidak tersebut mendapat arti, ”selamat”, tak kurang
berkorelasi) suatu apa, aman dan sentosa; keluarga yang
Langkah-langkah analisa data : hidup sejahtera. Sedangkan kesejahteraan
1. Melakukan uji hubungan dengan rumus Zain (1996 : 1241) adalah: ”hal atau keadaan
rxy sejahtera, keselamatan, ketentraman serta
 xy kemakmuran”.

 x  y 
= Tomatala (1996 : 52-53) mengatakan
2 2
kesejahteraan terdiri dari :
2. Melakukan uji signifikan hubungan rumus 1. Materi
uji t = Dimana materi memiliki sifat dinamis,
n2 dapat bervariasi untuk melayani berbagai
t=r macam kebutuhan. Contohnya ialah
1 r2
rumah, perabot rumah, sepatu, pene, mobil
3. Melakukan uji pengaruh dengan rumus r2 =
dan lain sebagainya.
100(r)-2 %
2. Non-materi
4. Melakukan uji pengaruh signifikan rumus
Non-materi ini dapat diobservasi karena
F = S2 reg /S res
dilakukan oleh manusia sebagai usaha
5. Analisa regresi dengan rumus :

162
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya juga. kesempatan kerja dan terhadap


Contohnya : struktur masyarakat, struktur kemelaratan akibat sulit atau usia
keluarga bahasa atau kata-kata, lagu tari- lanjut;serta
tarian, kebiasaan perkawinan, kebiasaan 5. Pendidikan
interaksi sosial dan lain sebagainya. Pendidikan agar setiap pekerja
Sinungan (2003 : 3) menganggap dimungkinkan mengembangkan bakat-
bahwa kesejahteraan itu adalah apabila ada: bakat serta kesanggupannya sepenuhnya.
”Kemauan kerja yang tinggi, kemampuan Sandang, pangan dan perumahan pada
kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan umumnya adalah urusan setiap orang. Untuk
kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memperolehnya ia harus mampu
memenuhi kebutuhan hidup minimum, membayarnya dalam bentuk uang ataupun
jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja kerja. Higienis, keamanan dan pendidikan
yang manusiawi dan hubungan kerja yang pada umumnya adalah urusan pemerintah dan
harmonis”. Kesejahteraan merupakan badan sosial lainnya. Jasa badan-badan ini
kebutuhan hidup dan dinikmati oleh seorang harus dibayar oleh masyarakat, jadi oleh
pekerja dan keluarganya untuk dapat bertahan setiap warga negara, setiap orang harus
hidup bersama dengan keluarganya dengan berpendapatan cukup agar dapat membayar
menikmati bukan saja yang perlu untuk hidup jasa-jasa umum ini dan dapat menanggung
tetapi juga hal-hal yang digolongkan sebagai dirinya sendiri beserta keluarganya.
kemewahan, dimana tingkat hidup manusia Jika di dalam suatu lingkungan terdapat
adalah batas kesanggupannya untuk orang-orang yang sanggup dan ingin bekerja
mengusahakan bagi dirinya sendiri dan tetapi tidak memperoleh kerja, atau hanya
keluarganya segala sesuatu yang diperlukan dapat bekerja sebagian waktu saja, maka dapt
untuk bertahan hidup. ditingkatkan jumlahnya jika kesempatan kerja
Beberapa kebutuhan untuk tingkat diperluas. Apabila terdapat pengangguran atau
hidup minimum yang pantas menurut Wetik kekurangan kesempatan kerja, maka
(1986 : 22) ialah : menambah kesempatan bekerja. Menjadi
1. Pangan usaha yang sangat penting dan harus
Cukup makan setiap hari untuk dijalankan bersamaan dengan usaha
memulihkan tenaga yang dipergnakan peningkatan kesejahteraan bagi mereka yang
untuk hidup dan bekerja. bekerja.
2. Sandang Teori tentang kebutuhan-kebutuhan
Cukup pakaian untuk menjaga kebersihan manusia juga diperkenalkan pun telah
badan dan memberikan perlindungan kembangkan. Maslow yang terkenal dengan
terhadap cuaca. teori kebutuhan manusia (Human needs)
3. Higien sebagai mana dikutip Tambunan yaitu :
Perawatan kesehatan dan kebersihan yang 1. Kebutuhan Fisikologis
melindungi terhadap penyakit dan Kebutuhan Fisikologis merupakan hal
perawatan bila sakit. yang amat mendasar dalam hidup manusia.
4. Keamanan Orang melamar kerja untuk mendapatkan
Keamanan terhadap perampokan dan gaji dan fasilitas lainnya. ia butuh
kekerasan, terhadap kehilangan makanan, air, oksigen, pakaian, kosmetik,

163
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

rumah seba-gai tempat tinggal tetap, waktu 3. Kebutuhan Sosial


tidur yang menyenangkan. Semua Apabila kebutuhan fisikologis telah
kebutuhan-kebutuhan ini memotivasi terpenuhi dengan memuaskan, tidak lama
seseorang. Atas motivasi ini manusia ingin kemudian menyusul kebutuhan sosial yang
maju dalam pekerjaannya. Sebelum menjadi motivator tingkah lakunya rasa
kebutuhan fisikologis terpenuhi, diterima di tengah-tengah pergaulan,
kebutuhan-kebutuhan lain tidak memberi dan menerima kasih sayang
memotivasi manusia. Sering kali orang persahabatan. Bilamana kebutuhan sosial
berpendapat bahwa manusia hidup oleh manusia dan rasa amannya kurang
roti saja. Jika memang roti tiada. memuaskan, ia akan bertingkah laku
bagaimanakah manusia memperoleh cinta cendrung ingin menentang usaha-usaha
dan bercinta, mendapat status dan untuk mencapai tujuan. Kemudian di lain
penghargaan orang lain, kalau perut dalam kesempatan ia suka menentang, suka
keadaan kosong. Tetapi bilamana bermusuhan tidak suka kerja sama.
seseorang dapat dengan teratur terasa 4. Kebutuhan Ego
laparpun dapat berhenti, motivasi yang lain Kebutuhan-kebutuhan ini bersifat egoistik.
muncul untuk memperoleh kebutuhan Kebutuhan-kebutuhan ini menyangkut dua
lainnya. pokok penting, yaitu:
2. Kebutuhan rasa aman a. Kebutuhan yang berkaitan dengan harga
Bilamana kebutuhan fisikologis telah diri, yakni kebutuhan untuk
terpenuhi secara memuaskan, kebutuhan percaya diri, kebutuhan untuk diri sendiri,
yang lain menuntut, dan hal itu mulai kebutuhan untuk mendapat prestasi kerja,
mendominasi tingkah laku. Hal ini disebut kompetensi dan pengetahuan.
motivasi. Seseorang itu membutuhkan rasa b. Kebutuhan yang menyangkut nama baik,
aman, memerlukan perlindungan dari kebutuhan mendapat status,
ancaman bahaya, ancaman pemecatan dari pengakuan, penghargaan, hormat satu sama
pekerjaan. Namun demikian bila seseorang lain di tengah teman sekerja. Kebutuhan
berada pada situasi dimana ia takut dipecat ego sukar terpenuhi, sebelum kebutuhan-
dari pekerjaannya, ia tidak terlalu kebutuhan fisikologis, rasa aman, dan
memikirkan hal itu. Tetapi kalau memang kebutuhan sosial terpenuhi, kebutuhan ego
ia merasa terancam, maka kebutuhannya sulit terpenuhi.
yang terbesar adalah untuk memperoleh 5. Kebutuhan Yang Tertinggi Disebut Self-
jaminan, perlindungan dan rasa aman. Actualiation
Dalam situasi tertentu pimpinan bertindak Setiap orang yang sehat punya kebutuhan
semena-mena, dan beberapa kebijak- tapi ingin dipenuhi, yakni melakukan dan
sanaan yang diambil akan menimbulkan mencapai apa yang dapat dibuat untuk
ketidaktentuan yang berkaitan dengan memenuhi potensi dasar yang dimilikinya.
kelanjutan kerja, atau jika pimpinan Self-actualiation merupakan kebutuhan
menunjukan sikap membeda-bedakan yang berkaitan dengan potensi dasar yang
karyawan, ini merupakan motivator yang dimiliki seseorang, suatu kerinduan untuk
kuat bagi seseorang dalam kerja untuk mengembangkan diri secara
mencari rasa aman. berkesinambungan, ingin menjadi kreatif

164
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

dalam arti yang amat luas. Akan tetapi keterampilan”. Pekerjaan mengajar ini adalah
tidak banyak orang yang berhasil untuk merubah anak yang bodoh menjadi
memenuhi kebutuhan ini. Namun hampir pandai, anak yang nakal atau malas menjadi
setiap orang mempunyai saat-saat tertentu anak yang rajin.
sebagai kesempatan untuk memenuhi Self- Djamarah (2000 : 35-36) mengatakan
actualiation itu. Hersbeg mengatakan “Guru adalah orang yang bertanggung jawab
bahwa seseorang dalam jenjang tertentu mencerdaskan kehidupan anak didik,
yang mau mencapai kebutuhannya pada mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma
tahap ini akan bekerja keras, berusaha serta menjadi teladan dalam tingkah lakunya
berprestasi, berkembang dalam karier dan dan perbuatannya dalam rangka membina
bertanggung jawab dalam melaksanakan jiwa anak didiknya”. Dengan demikian guru
pekerjaan. secara umum bertanggung jawab untuk
Kutipan di atas menjelaskan bahwa membentuk anak didik agar menjadi orang
manusia akan tetap bekerja sehingga mampu yang bersusila cakap, berguna bagi agama,
menutupi semua tingkat kebutuhan hidupnya . nusa dan bangsa di masa yang akan datang.
Silitonga (2000 : 10) yang dikutip dari buku Berdasarkan beberapa pendapat para
Sistem Pendidik Tingkat Kependidikan ahli di atas maka Penulis menyimpulkan
Nasional Berdasarkan Pancasila halaman 40 bahwa guru merupakan orang yang ditetapkan
menuliskan “Guru adalah seseorang yang Allah sebagai komponen utama dalam sistem
merupakan salah satu komponen utama dalam pendidikan yang tugasnya adalah mengajar
sistem pendidikan”. Oleh karena itu bagi untuk merubah anak yang bodoh menjadi
seorang pendidik yang tergolong di dalamnya pintar dan anak yang malas menjadi rajin.
Guru harus memperlihatkan bahwa ia mampu Jelaslah bagi kita bahwa jabatan guru
mandiri, tidak tergantung pada orang lain, merupakan pekerjaan mulia dan agung.
membentuk dirinya sendiri bertanggung jawab Karena ia merupakan ujung tombak untuk
terhadap anak didik dan dirinya sendiri. mencerdaskan bangsa. Maka peranan guru
Guru sebagai suatu propesi atau sangat menentukan. Hasbullah (2001 : 21)
pekerjaan yang diharapkan mampu memberi mengatakan “Perlu pemikiran baru dan
kesempatan bagi Guru untuk memmenuhi tindakan nyata dalam upaya mengangkat
kebutuhan hidup, telah menarik banyak kesejahteraan para guru, agar antara tuntutan
perhatian banyak masyarakat Indonesia, kualitas sumber daya manusia dan tuntutan
Profesi menjadi cita-cita banyak orang yang ekonomi guru berjalan seimbang.
hingga saat ini guru Indonesia + 7 juta orang. Dengan demikian prestasi guru itu
Kuitpan ini menjelaskan bahwa tugas dan harus dihormati dan memperoleh imbalannya
tanggung jawab Guru adalah berat maka serta penghargaan material agar segala
seharusnya pemerintah memberikan perhatian. kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi.
Poerwadarminta (1996 : 335) Trianto dan Titik (2007 : 139) mengatakan
mengatakan “Guru adalah orang yang “kebutuhan minimum adalah sejumlah uang
kerjanya mengajar”. Selanjutnya Zain (1996 : atau penghasilan lainnya yang seharusnya
470) mengatakan : ”Guru adalah orang yang diterima seorang guru, sehingga ia dapat
mengajar orang lain baik di sekolah atau pun hidup layak bersama dengan keluarganya.
tentang pengetahuan atau suatu Kebutuhan minimum terdiri dari kebutuhan

165
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

fisik minimum dan non-fisik minimum. berdasarkan Perturan Pemerintah No. 88


Kebutuhan fisik minimum terdiri dari tahun 2005 tentang gaji pegawai negeri sipil.
sandang, pangan, papan, Sedang kebutuhan Menurut ketentuan peraturan pemerintah
nono-fisik minimum adalah segala kebutuhan tersebut ditentukan bahwa gaji pokok minimal
fisik yang harus dipenuhi, seperti pendidikan seorang pegawai negeri sipil adalah tidak
anak, rekreasi, pemeliharaan kesehatan dan kurang dari 600 ribu rupiah untuk golongan
kebutuhan perlengkapan seperti sabun mandi, I/a, sedangkan untuk guru sekitar 800 ribu
pasta gigi, rias dan lain-lain”. rupiah untuk golongan III/a, dan bagi dosen
Guru akan dapat memenuhi kebutuhan adalah tidak kurang dari 1 juta rupiah untuk
minimumnya apabila kesejahteraan diberikan, golongan III/b”.
dimana hal itu akan memotivasi guru secara Trianto dan Titik (2007 : 137)
langsung maupun tidak langsung. menyebutkan: ”Gaji hakekatnya adalah balas
Menurut pendapat Trianto dan Titik jasa atau penghargaan atas hasil kerja
(2007 : 140) Jenis-jenis kesejahteraan antara seseorang”.
lain: 2. Tunjangan Yang Melekat Pada Gaji
1. Gaji Di samping gaji yang diterima,
Pada dasarnya setiap guru beserta tunjangan-tunjangan lain juga dapat diberikan
keluarganya harus dapat hidup layak dari kepada guru. Tunjangan yang diberikan ini
imbalan pekerjaannya, dengan demikian ia merupakan tambahan dari penghasilan yang
dapat memuaskan perhatian dan kegiatannya diterima oleh guru.
untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan Trianto dan Titik (2007 :
kepadanya. Sandang, pangan dan perumahan 144)mengatakan : ”Tunjangan yang melekat
pada umumnya adalah urusan setiap orang, pada gaji yaitu tunjangan keluarga yang
untuk memperolehnya ia harus mampu diberikan kepada guru untuk menunjang
membayarnya dalam bentuk uang atau kerja. kehidupan guru dan keluarganya”.
Trianto dan Titik (2007 : 137) Tunjangan ini merupakan tambahan
menyebutkan bahwa : ”Gaji adalah hak yang pendapatan di luar gaji, antara lain :
diterima oleh guru atas pekerjaannya dari Tunjangan suami-istri, Tunjangan anak,
penyelenggaraan pendidikan atau satuan Tunjangan pangan, Tunjangan pajak dan
pendidikan dalam bentuk finansial secara tunjangan lain. Dengan diberikannya
berkala sesuai dengan peraturan perundang- tunjangan ini, guru akan dapat memenuhi
undangan”. kebutuhan minimumnya dan dapat termotivasi
Pemerintah maupun yayasan pengelola dalam melakukan tugas dan tanggung
pendidikan wajib memberikan gaji yang adil jawabnya,
sesuai standar yang layak kepada guru, 3. Tunjangan Profesi
mereka berhak memperoleh gaji yang adil dan Tunjangan profesi diberikan kepada
layak sesuai dengan beban kerja dan tanggung guru yang diangkat oleh penyelenggara
jawabnya. pendidikan. Suatu profesi adalah kegiatan
Trianto dan Titik (2007 : 143) seseorang untuk menghidupi kehidupannya, di
menuliskan ”Besarnya gaji guru yang mana profesi-profesi yang ada berubah
diangkat oleh satuan pendidikan yang semakin lama dan semakin canggih sesuai
diselenggarakan oleh Pemerintah diatur dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

166
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

Tilaar (2002 : 86) mengatakan ”Profesi melakukan tugas dan tanggung jawabnya,
merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sehingga proses pembelajaran di sekolah
sebagai jabatan di dalam hierarki birokrasi dapat berjalan dengan baik.
yang menuntut keahlian tertentu serta 4. Kenaikan Pangkat/Jabatan
memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut Guru menginginkan banyak hal dalam
serta pelayanan baku untuk masyarakat”. tugasnya dan keinginan-keinginannya dapat
Dalam masyarakat sederhana profesi ini terpenuhi. Di mana seorang guru yang telah
diperoleh dari orang tua, dengan meniru dan ditempatkan dalam salah satu sekolah, sesaat
ditirukan oleh anak. Bila kita lihat dalam ia memasuki sekolah dan mulai pula
masyarakat modern keahlian tersebut menggabungkan dirinya dalam lingkungan
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan tempatnya bekerja. Ke dalam pekerjaannya ia
khusus sehingga guru itu menjadi profesional membawa berbagai kebutuhan-kebutuhan.
bukan lagi sebagai sosok yang berfungsi Di lain pihak guru mengharapkan
sebagai robot. supaya ia naik pangkat tepat pada waktunya
Tilaar (2002 : 88) mengatakan: Tugas dan untuk naik pangkat ia ingin mendapat
seorang guru profesional meliputi tiga bidang pendidikan yang lebih baik dan pelbagai kerja
utama yaitu : yang menunjang kenaikan pangkatnya (Emil
a. Dalam bidang profesi : Seorang guru H. Tambunan, 1998 : 97).
profesional berfungsi untuk mengajar, Apabila kesejahteraan telah memenuhi
mendidik, melatih dan melaksanakan kebutuhan hidup dan dinikmati oleh seorang
penelitian masalah-masalah kependidikan. pekerja dan keluarganya, maka hal ini akan
b. Dalam bidang kemanusiaan: Guru memotivasi pekerja untuk melakukan
profesional berfungsi sebagai pengganti pekerjaannya.
orang tua khususnya di dalam bidang Supratno (Jawa Pos, 15 Desember
peningkatan kemampuan intelektual 2005) dalam buku Trianto dan Titik (2007 :
peserta didik. Guru menjadi fasilitator 134) mengatakan bahwa “Bila pemerintah
untuk membantu anak didik memiliki komitmen meningkatkan
mentransformasikan potensi yang dimiliki kesejahteraan guru sebagaimana tertuang
peserta didik menjadi kemampuan serta dalam UU guru dan dosen, maka guru akan
ketrampilan yang berkembang dan merasakan kelayakan kesejahteraan finansial.
bermanfaat bagi kemanusiaan. Dengan demikian secara langsung maupun
c. Dalam bidang kemasyarakatan: Profesi tidak akan mendorong dan memotivasi
guru berfungsi untuk memenuhi amanat akselerasi peningkatan kwalitas guru yang
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut berimbas pada peningkatan pendidikan secara
serta dalam mencerdaskan kehidupan umum”.
bangsa Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa
kesejahteraan mempengaruhi seorang pekeja
Dapat disimpulkan bahwa tunjangan profesi agar termotivasi dalam melaksanakan tugas
itu akan diterima apabila seorang guru dan tanggung jawabnya.
melakukan tugasnya secara profesional. 5. Kemaslahatan Tambahan
Dengan diberikannya tunjangan profesi ini, Maslahat tambahan yaitu tambahan
maka akan semakin mendorong guru dalam kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk

167
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

asuransi, pelayanan kesehatan, atau bentuk menimbulkan ketamakan dan mengakibatkan


kesejahteraan lain terkait dengan tugasnya kakuatiran.
sebagai guru yang ditetapkan atas dasar Dalam injil Matius 11: 28-29 “Marilah
prestasi. kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
6. Proyek Pendidikan Guru berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
Proyek ini sebagai bagian dari suatu kepadamu. Pikullah kuk yang kupasang dan
kerangka menyeluruh dari karier guru, tidak belajarlah kepada-Ku karena Aku lemah
hanya meliputi pendidikannya, tetapi juga lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
pengabdiannya kepada masyarakat. mendapat ketenangan “. Dalam nats ini Yesus
Kata kesejahteraan berhubungan menawarkan kehidupan kehidupan utuh yang
dengan “damai sejahtera” dan terjemahan bebas dari kegelisahan atau kekuatiran yang
yang paling tepat dalam bahasa Ibrani pada intinya bahwa hidup (jiwa dan utuh)
Syalom. adalah lebih penting dari makanan dan
Brownly (1993 : 72) mengatakan pakaian, di mana Allah sumber dari segala
“syalom berarti kedamaian, persatuan, sesuatu dan sumber damai sejahtera
keselamatan, kesejahteraan, kesehatan, menyediakan kebutuhan semua manusia.
keadilan dan persekutuan. Syalom berarti Kesejahteraan bukan hanya diharapkan tetapi
bahwa semua kekacauan dalam kehidupan juga diusahakan. Kita terpanggil
manusia diatur, semua penyakit disembuhkan, mengusahakan kesejahteraan untuk negeri
semua gangguan diatasi, semua perpecahan asing itu. ”Usahakanlah kesejahteraan kota
dipersatukan kembali. Syalom adalah kata kemana kamu aku buang dan beerdoalah
pokok yang menggambarkan visi Alkitab untuk kota itu kepada Tuhan, sebab
tentang suatu persekutuan yang mencakup kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”
seluruh ciptaan. Visi ini nampak dalam dua (Yeremia 29: 7) . Manusia menyediakan dan
kitab, yaitu Imamat 26 : 4-6 dan Yehezkiel 34 mencari kebutuhan benda bukannya tidak
: 25-29 “. penting, tetapi motif yang pertama haruslah
Kesejahteraan secara teologis kehendak Allah. Karena kesejahteraan bukan
mengungkapkan tentang hal ketidakkuatiran hanya diharapkan tetapi juga diusahakan.
dalam hidup . Yesus berkata: ”janganlah Bahkan Paulus menyatakan supaya orang
kuatir akan hidupmu akan apa yang hendak yang tidak bekerja tidak boleh makan(2
kamu makan atau minum dan janganlah kuatir Tesalonika 3 : 10b) . Dalam nats ini dulunya
pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak para nabi diharapkan mencari nafkahnya
kamu pakai. . . ., tetapi hanya diukur secara sendiri dengan pekerjaan tangan dan tidak
material dan kepuasan batin melainkan memperalat ajaran Taurat untuk mencari
kesejahteraan yang mencakup totalitas keuntungan demikianlah Paulus memelihara
(keseluruhan) hidupnya untuk menikmati dirinya sendiri dengan bekerja sebagai tukang
kehidupan beserta sesama dan menikmati kulit.
kehidupan diri sendiri. Kesejahteraan atau Selanjutnya Brownly (1993 : 75)
damai sejahtera juga merupakan kepuasan dan mengatakan “. . . . . . . . Namun kesejahteraan
ketenangan batin. Dan ini sangat bertolak perlu dialami oleh seluruh masyarakat, bukan
belakang dengan kesejahteraan batin yang sebagian yang kaya saja, Syalom yang sejati
adalah syalom bagi semua warga masyarakat.

168
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

Kalau sebagian masyarakat hidup dengan : 73). Kesejahteraan yang dimaksud di sini
makmur padahal sebagian lagi menderita, ialah bahwa kita menikmati segala sesuatu
keadaan itu bukan syalom tetapi yang kita butuhkan dalam hidup.
ketidakseimbangan. Syalom diwujudkan Ismail (2004 : 5) mengatakan “Syalom
dalam masyarakat di mana setiap orang dapat damai sejahtera dalam arti yang seluas-
hidup dengan sejahtera. Tidak ada orang yang luasnya. Syalom adalah keadaan (kata sifat
begitu miskin. Sehingga ia tidak memperoleh Syalem berarti utuh ) . Syalom adalah keadaan
hal-hal yang perlu untuk hidup dengan baik. yang tidak terganggu oleh penyakit,
Orang-orang melanggar syalom masyarakat malapetaka, keributan kekerasan, perpecahan.
kalau mereka hidup mewah sementara sesama Syalom adalah keadaan serasi dan selaras.
mereka yang miskin tidak hidup dengan Syalom adalah keadaan sentosa dan sejahtera
berkecukupan. Dalam syalom tidak ada orang dalam hidup sehari-hari”.
yang diabaikan atau diasingkan. Semua orang Maka boleh dikatakan bahwa
yang diikutsertakan dalam persekutuan”. kesejahteraan itu suatu keadaan yang serasi
Dalam konsepsi inilah bahwa tidak ada dan selaras. keadaan aman dan sentosa di
waktu untuk bermalas-malas dan bersantai- dalam memenuhi kebutuhan hidup hari demi
santai. Hidup masuk dalam kerangka atau hari dengan demikian mereka berbahagia.
sistem kreativitas dan kerja. Hal ini tidak Kebahagiaan bukan hanya urusan
berarti bahwa manusia menjadi budak atau surgawi/perkara surgawi akan tetapi
hidupnya adalah untuk kerja, tetapi kerjanya menyangkut hidup manusia yang sangat
itu adalah untuk hidup yang sumbernya adalah konkret(sosial, ekonomi dan politik kurtural
Tuhan sendiri (bnd. Yohannes 1 : 4). dimana seorang manusia hidup)
Oleh sebab itulah manusia harus terus- .(Suryawasita, 1987 : 76).
menerus memperlengkapi dirinya dalam Orang lemah berhak menerima hal-hal
kualitas supaya hasil kerjanya benar-benar yang perlu untuk kebutuhan-kebutuhan
membawa berkat dan sejahtera turun temurun. jasmani: makanan, pakaian, perumahan dan
Erari (1994 : 104) mengatakan : ”Tugas yang sebagainya (Ulangan 10 : 18 ; Yesaya 58 : 7),
diemban dalam dunia bukan sekedar tetapi ia juga berhak menerima sumber-
mendatangkan pertobatan dan pembaharuan sumber yang memampukannya memenuhi
dalam arti rohani saja, tetapi bahwa berita kebutuhan-kebutuhan itu ;Tanah (1 Raja
kesukaan yang dibawa oleh Yesus kristus juga 21;Yesaya 65: 21-22), pengadilan yang adil
berarti kebebasan, keadilan, kebenaran dan (Keluaran 23 : 1-3;6: 8), Kebebasan (Imamat
kesejahteraan bagi manusia dan dunia ini 25: 34 ; Ulangan 23: 15-16) .
umumnya”. Sejarah menunjukkan bahwa mereka
Keadaan damai sejahtera akibat yang kuat ternyata mempunyai kecendrungan
pemerintahan Allah Raja digambarkan dengan untuk menghisap yang lemah. Dalam keadaan
sangat baik dalam yesaya 11 : 6-9, Imamat 26: seperti inilah Allah sebagai raja bertindak
6. Damai sejahtera berarti menikmati untuk menegakkan keadilan. Dia adalah Raja
kehidupan di depan Tuhan, menikmati terutama bagi orang-orang miskin, pelindung
kehidupan dalam lingkungan alam, menikmati bagi orang-orang yang tertindas dan pemberi
kehidupan beserta sesama dan menikmati harapan orang-orang tersisih, sehingga si
kehidupan beserta diri sendiri (Malcolm, 2993

169
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

miskin akhirnya merasakan kesejahteraan juga Orang miskin yang rendah hati adalah
(Suryawasita, 1982 : 82) . lembut secara spiritual dan merasa dirinya
Selanjutnya Stott (1996 : 307) tergantung secara total dari Allah. Ditindas
menuliskan bahwa kemiskinan dapat ditinjau oleh manusia dan tak kuasa melepaskan
dari tiga segi, yaitu : dirinya sendiri, mereka menaruh andalannya
“Pertama ditinjau, dari segi ekonomi, ada kepada Allah, dalam arti inilah orang miskin
orang miskin karena ketiadaan ekonomi, ada menjadi sinonim dengan “orang salah”, serta
yang miskin karena ketiadaan materi, mereka keadaan sosial menjadi perlambang
terkucil sama sekali dari kebutuhan primer. ketergantungan spiritual mereka. Mereka
Kedua ditinjau dari segi sosial, ada orang diberi jaminan bahwa “Orang yang rendah
yang miskin akibat penindasan yang hati akan makan dan kenyang”, bahwa”Ia
merupakan korban ketidakadilan dan tidak memahkotai orang-orang yang rendah hati
berdaya. Ketiga ditinjau dari segi spritual, ada akan mewarisi negeri”, dari keselamatan
orang yang miskin yang rendah hati, yang (Mazmur 25 : 16 ;37: 11 ;49: 4). Namun
sadar dengan ketidakberdayaannya apabila kita tidak berusaha maka hal itu tidak
mengharapkan pertolongan hanya dari Allah akan didapatkan, karena kesejahteraan itu
semata-mata”. Orang-orang miskin secara bukan hanya diharapkan tetapi harus
materi tidak mampu memenuhi kebutuhan diusahakan.
hidup mereka yang paling primer seperti Kesejahteraan itu haruslah dirasakan
pangan, pakaian dan rumah atau ketiga- dan dialami oleh seluruh guru dalam
tiganya. Penulis Alkitab mengatakan bahwa memenuhi kebutuhan hidup hari demi hari,
kemiskinan mereka akibat dosa mereka dimana kesejahteraan merupakan keadaan
sendiri, apakah dosa kemalasan, pemborosan selaras dan serasi, keadaan aman dan sentosa
atau kelahapan. Kitab Amsal berbicara supaya didalam hidup untuk dapat menikmati
pemalas-pemalas belajar kepada semut kehidupan beserta sesama dan kehidupan diri
mengumpulkan makanan pada musim panas, sendiri yang harus diusahakan, bukan hanya
sedang pemalas tidak bangun-bangun dari diharapkan dan haruslah sesuai dengan
tempat tidurnya. Tidur sebentar lagi, melipat kehendak Allah yang pada akhirnya orang
tangan sebentar untuk tinggal berbaring maka dapat hidup dengan sejahtera. Untuk
datanglah kemiskinan seperti orang yang mencapai hal tersebut diatas, Pemerintah
bersenjata (Amsal 6: 6-11). selalu berusa untuk meningkatkan
Orang miskin yang tidak berdaya, kesejahteran guru sesuai diterbitkanya
terdiri dari orang-orang yang tertindas secara Undang-Undang Republik Indonesia No. 14
politik dan sosial. Dalam perjanjian lama jelas Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal
dapat dibaca bahwa kemelaratan bukan suatu 14 Ayat 1a “Guru berhak memperoleh
gejala yang wajar, yang timbul begitu saja, penghasilan diatas kebutuhan hidup minimun
tanpa ada penyebabnya, namun kemelaratan dan jaminan kesejahteraan Sosial”.
disebabkan oleh dosa orang lain. Artinya Motivasi merupakan seperangkat proses
akibat situasi ketidakadilan sosial, yang dorongan, arahan dan pemeliharaan perilaku
mudah menjurus keberbagai kepincangan dan kearah satu sasaran, sumber dorongan itu
penyimpangan, karena rakyat kecil tidak datang dari dalam atau dari sesuatu yang
berada dalam posisi yang bisa mengubahnya. menggerakkan keinginan dari luar.

170
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

Sardiman (2004: 72) mengatakan: Poerwanto (1990 : 71) mengatakan


”Kata motif” artinya sesuatu. ”Motif dapat ”Motivasi adalah “Pendorong” suatu usaha
dikatakan sebagai daya penggerak dari diri yang didasari untuk mempengaruhi tingkah
subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas laku seseorang agar ia tergerak hatinys untuk
tertentu demi mencapai suatu tujuan”. bertindak melakukan sesuatu sehingga
Berawal dari kata itu, maka motivasi mencapai hasil atau tujuan tertentu”.
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang Sejalan dengan itu Hamalik (2007 :
telah aktif. Motif dapat aktif pada saat-saat 108) menyebutkan motivasi berfungsi untuk :
tertentu terutama bila kebutuhan untuk 1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau
mencapai tujuan sangat dirasakan dan perbuatan tanpa motivasi tidak akan timbul
mendesak. suatu perbuatan, misalnya mengajar.
Wanardi (2004: 2) mengatakan bahwa: 2. Pengarah artinya mengarahkan perbuatan
”Motivasi merupakan hasil sejumlah proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
yang bersifat internal atau eksternal bagi 3. Penggerak artinya menggerakkan tingkah
seorang individu yang menyebabkan laku seseorang. Besar kecilnya motivasi
timbulnya sifat antusias dan persintensi dalam akan menentukan cepat atau lambatnya
hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu”. suatu pekerjaan.
Agar kebutuhan internal memotivasi Dari pendapat di atas disimpulkan
perilakunya, seseorang kiranya dapat bersikap bahwa motivasi selalu berkaitan dengan soal
antusias dan Persistensi dalam melaksanakan kebutuhan seperti kebutuhan untuk
tugas. Motivasi adalah mengembangkan menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk
keinginan untuk melakukan sesuatu mengatasi kesulitan, kebutuhan ingin tahu.
kebutuhan juga dalam proses pembelajaran di Maka motivasi kerja merupakan suatu usaha
sekolah. Sardiman (2004 : 75) mengatakan yang didasari untuk mendorong,
“Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menggerakkan, mengarahkan diri manusia
dapat menyediakan kondisi-kondisi tertentu, untuk bertindak melakukan sesuatu dalam
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan mencari nafkah yang diperoleh melalui kerja
sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan yang dilakukan sesempurna mungkin
berusaha meniadakan atau mengelak perasaan sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
tidak suka itu”. Dilihat dari sumber motivasi bahwa
Sehubungan dengan itu Mc Donald motivasi itu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
yang dikutip Malik (2007 : 106) mengatakan Faktor Intrinsik dan Faktor Ekstrinsik.
bahwa “Motivasi adalah perubahan energi a. Faktor Intrinsik
dalam diri seseorang yang ditandai dengan Motivasi berkaitan erat dengan
munculnya “feeling”dan didahului dengan perilaku, maka dapat dikatakan bahwa
adanya tujuan “. Manusia mengeluarkan motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari
energinya dalam rangka upaya memenuhi dalam diri seseorang. Sardiman (2004 : 89)
kebutuhan-kebutuhannya sehingga akan mengatakan : “Motivasi Intrinsik adalah
berhubungan dengan gejala kejiwaan, motif-motif yang menjadi efektif atau
perasaan dan emosi untuk kemudian bertindak berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
atau melakukan sesuatu. karena di dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu: .

171
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

Dengan adanya dorongan (motivasi) Berdasarkan pendapat di atas bahwa


intrinsik akan mendorong kemaan seseorang motif bekerja aktif apabila ada rangsangan,
untuk mencapai tujuan yang terkandung di dimana motivasi ekstrinsik merupakan faktor
dalam perbuatan itu sendiri. yang besar dan penting dipengaruhi untuk
Soemanto (1990 : 189) mengatakan meningkatkan motivasi Guru khususnya
“Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang dalam meningkatkan proses pembelajaran di
timbul dari dalam individu yang mendorong sekolah.
untuk mencapai tujuan”. Karena itulah Motivasi adalah kekuatan yang
motivasi intrinsik ini dapat juga dikatakan tersembunyi di dalam diri manusia yang
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya mendorong kita untuk berkelakuan dan
aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan bertindak dengan cara yang khas.
dorongan dalam diri. Motivasi intrinsik ini Motivasi dianggap penting dalam upaya
tidak perlu dirangsang dari luar, oleh sebab itu belajar dan pembelajaran dilihat dari segi
timbul di dalam diri seseorang Guru untuk fungsi dan nilanya atau manfaatnya. Uraian di
menunjukkan dalam mengajar. Dengan atas menunjukkan bahwa motivasi mendorong
demikian motivasi muncul esensial bukan timbulnya tingkah laku dan dipengaruhi serta
sekedar simbol dan seremonial. mengubah tingkah laku.
b. Faktor Ekstrinsik Sardiman (2003 : 85) mengemukakan 3
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi fungsi motivasi yaitu:
yang timbul dari luar diri individu. Pasaribu 1. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi
dan Simanjuntak (1990 : 53) menyatakan : penggerak atau motor yang melepas energi
”Motivasi ekstrinsik adalah suatu motif yang Motivasi dalam hal ini merupakan motor
datang dari luar”. Hal ini sejalan dengan penggerak dari setiap kegiatan yang akan
Sardiman (2004 : 89) mengatakan : ”Motivasi dikerjakan.
ekstrinsik yaitu motif yang aktif dan 2. Menentukan arah perbuatan yakni ke arah
beerfungsi karena adanya rangsangan dari tujuan yang di capai. Dengan demikian
luar, motivasi ekstrinsik ini merupakan bentuk motivasi dapat memberikan arah dan
motivasi yang di dalamnya ada aktivitas yang kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dengan tujuan.
dari luar yang secara mutlak”. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
Dorongan ini berkaitan dengan aktivitas perbuatan-perbuatan yang tidak
mengajar, maksudnya ada keinginan yang bermamfaat bagi tujuan tersebut.
diakibatkan oleh rangsangan yang datang dari Selanjutnya Campbell yang dikutip oleh
luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu Poerwanto (1991: 72) menge-mukakan
sesuai dengan yang mempengaruhinya. bahwa: “Motivasi mencakup di dalamnya arah
Soemanto (1990 : 189) mengatakan: atau tujuan tingkah laku, dan juga mencakup
”Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi konsep seperti dorongan kebutuhan,
yang timbul dari luar diri seseorang yang rangsangan, ganjaran, penguatan”.
mendorongnya bertindak untuk mencapai Defenisi motivasi yang dikemukakan
tujuan, yang lebih berperan disini adalah oleh John yakni : Mengarahkan,
rangsangan dari luar dirinya yang memberi Mengerahkan, Menjaga dan menopang
dorongan yang kuat atau memotivasi”. tingkah laku.

172
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

a. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah kemuliaan bagi Allah, Stott (1996 : 227) .
laku. Dengan demikian ia menyediakan Manusia diciptakan menurut gambar Allah
suatu orientasi tujuan. yaitu Allah yang bekerja, itulah sebabnya
b. Mengerahkan berarti menimbulkan kerja itu termasuk hakekat manusia, manusia
kekuatan pada individu, memimpin adalah seorang pekerja pada dasarnya. Allah
seseorang untuk bertindak dengan cara telah memberikan akal dan pikiran untuk
tertentu. digunakan dengan baik, tetapi manusia tidak
c. Menjaga dan menopang tingkah laku. menggunakannya. Kerja merupakan suatu
Lingkungan sekitar menguatkan intensitas sarana untuk menunjukkan kreatifitas dan
dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan kemampuan yang sudah diberikan Tuhan dan
individu. melalui kerja manusia menikmati hasilnya.
Dari kutipan di atas bahwa fungsi Allah menikmati kepuasan kerja yang
motivasi adalah mendorong manusia untuk sempurna ketika Ia menyelesaikan
berbuat, menemukan arah perbuatan kita pekerjaanNya menciptakan manusia pada hari
untuk berkelakuan dan bertindak secarakhas yang ke-6. Hasil pekerjaaan Allah dikatakan
untuk mencapai tujuan yakni perbuatan mana “Sungguh amat baik” (Kejadian 1 : 31a)
yang akan dikerjakan. Selain itu motivasi itu karena pekerjaanNya sudah sempurna. Dalam
berfungsi sebagai pendorong dan pemberi hal inilah manusia dituntut untuk menjadi
arah dan penggerak demi tercapainya tujuan pekerja-pekerja yang seperti Allah dan bekerja
tertentu. sesuai dengan kehendaknya. Kerja adalah
Dapat di katakan bahwa tujuan motivasi bagian yang utuh dari kehidupan, oleh karena
adalah untuk menggerakkan atau menggugah itu manusia tidak boleh menjauhi kerja,
seorang Guru agar timbul keinginan dan melainkan dipuaskan oleh hasil kerja tangan
kemampuannya untuk melakukan sesuatu atau hasil pikirannya. ”Enak tidurnya orang
pengajaran sehingga dapat memperoleh hasil yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun
atau mencapai tujuan yang tertentu. banyak (bnd. Pkh 5 : 11a) ”Dalam tiap jerih
Kerja adalah salah satu ciri khas yang payah ada keuntungan” (bnd. Ams 14 : 23)
membedakan manusia dari makhluk-makhluk ”Aku melihat bahwa tidak ada lebih baik bagi
lainnya, yang kegiatannya mencari nafkah. manusia dari pada bergembira dalam
Kerja membuat hidup menjadi manusiawi pekerjaannya, sebab itulah bagiannya”(bnd.
karena itu harus dianggap sebagai yang Pkh 3 : 23) .
memegang peranan yang menentukan. Kerja diasumsikan sebagai cara yang
Poerwadarminta (1996 : 492) normal bagi kehidupan setiap orang bahkan
menuliskan defenisi kerja adalah : ”Perbuatan dalam konteks anugrah, orang tidak dapat
melakukan sesuatu ;sesuatu yang dilakukan lolos dari tanggung jawabnya untuk bekerja.
atau diperbuat”. Dan Pekerjaan adalah Malah, kini bukan hanya kerja, tetapi seberapa
“Sesuatu yang dilakukan untuk mencari baik ia melaksanakan tugasnya. Surat 2
nafkah ;pencaharian”. Tesalonika 3 : 10b mengatakan”Jika seorang
Kerja adalah pengeluaran tenaga tidak mau bekerja, janganlah ia makan”. Hal
(manual atau kedua-duanya) dalam pelayanan ini menandakan tidak ada pilihan. Paulus
terhadap orang lain, yang membuahkan tidak berbicara tentang orang-orang sakit,
kepuasan diri bagi si Guru. . . . . . . dan lanjut usia atau cacat, yang tidak punya

173
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

pilihan. Aturan ini berlaku bagi orang- 1. Pendekatan terhadap pandangan kerja.
orangyang memenuhi untuk tidak bekerja, 2. Pendekatan terhadap nilai-nilai sosial
yang terlalu malas, terlalu rewel memilih budaya ekonomi.
untuk tidak bekerja, atau terlalu untuk tidak 3. Pendekatan terhadap kebijaksanaan
bisa diandalkan untuk memegang suatu pemerintah dibidang pembangunan
pekerjaan. Ayat 14 melanjutkan bahwa kita nasional, khususnya di bidang
tidak boleh bergaul dengan orang yang ketenagakerjaan.
menolak untuk bekerja dan menjadi benalu 4. Pendekatan terhadap sistem hubungan
untuk masyarakat. yang menyangkut ketenagakerjaan.
Tetapi jika ada seorang yang tidak b. Intern
memelihara sanak saudaranya, apalagi seisi 1. Pendekatan terhadap manusiawi (harkat
rumahnya orang itu murtad dan lebih buruk dan martabat manusia) .
lagi dari orang yang tidak beriman (I 2. Pendekatan terhadap sistem komunikasi.
Timoteus 5 : 8) . Ini tanggung jawab besar, 3. Pendekatan terhadap komunikasi dan
oleh karena itu pada hakekatnya kerja manajemen.
disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup, 4. Pendekatan nilai-nilai kultur etis, etnisdan
juga harus mempunyai nilai terhadap moral kerja.
lingkungan kerja dan masyarakat luas Dari uraian di atas dapat disimpulkan
(Sinungan, 2003 : 236). bahwa kerja adalah sesuatu yang tidak dijauhi
Oleh Tim Penyususn kamus Besar manusia agar dapat bertahan hidup, manusia
Bahasa Indonesia Edisi ketiga (2007 : 554) : harus mencari nafkah melalui kerja. Dan
“Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu dalam melakukan pekerjaan diupayakan
yang dilakukan atau diperbuat untuk mencari sesempurna mungkin, itulah sebabnya setiap
nafkah”. orang harus menyadari bahwa barang siapa
Selanjutnya Sinungan (2003 : 236) juga tidak bekerja janganlah ia makan, sebab
menuliskan bahwa “Kerja adalah pengabdian makanan hanya dapat diperoleh melalui kerja
kepada Tuhan Yang maha Esa dan sesama sebagai pengabdian kepada Tuhan dan sesama
manusia. Kerja bukan saja kepuasan hati, manusia.
melainkan juga demi kegunaannya demi Dari hasil analisa data dengan menguji
masyarakat. hubungan antara kesejahteraan guru dengan
Identifikasi berlainan ini diakibatkan motivasi kerja dalam pelaksanaan proses
oleh latar belakang pendidikan, pengalaman pembelajaran di SMA Negeri 1 PollungTahun
dan lingkungan masyarakat yang beraneka pembelajaran 2017/2018 diperoleh nilai
ragam, maka ini akan terbawa juga dalam rxy=0,510 dan dibandingkan dengan nilai rtabel
hubungan kerjanya, sehingga akan
mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya 100%-5%=95% dan N=36 yaitu 0,329.
dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk Korelasi yang positif dapat diketahui dari nilai
dapat menanamkan motivasi dan disiplin kerja rxy=0,510 > 0. Dari hasil konsultasi tersebut
sebagai suatu sikap mental Guru dibutuhkan maka diketahui bahwa rhitung > rtabel atau 0,510
adanya pendekatan oleh Sinungan (2003 : > 0,329, hal tersebut menunjukkan bahwa
138) terdiri dari: terdapat korelasi antara kesejahteraan guru
a. Ekstern dengan motivasi kerja dalam pelaksanaan

174
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

proses pembelajaran di SMA Negeri 1 keamanan, pendidikan dari usaha


Pollung Tahun pembelajaran 2017/2018. pekerjaannya. Salah satu bentuk
Dari uji hipotesis dengan menganalisa kesejahteraan guru yaitu berupa gaji
data dengan uji ”t” diperoleh thitung=3,41. dalam bentuk finansial, imbalan atau
Untuk mengetahui bahwa hipotesa penelitian balas jasa dari hasil kerja yang
diterima maka nilai thitung dibandingkan dilakukannya, berupa tunjangan yang
dengan nilai ttabel /2=0,05/2=0,025 melekat pada gaj, tunjangan profesi,
dengan derajat kebebasan n-2=36-2=34 yaitu kenaikan pangkat atau jabatan,
2,042. Dengan demikian thitung> ttabel = asuransi kesehatan serta proyek
3,41>2,042. Karena thitung>ttabel maka hipotesa pendidikan guru.
penelitian diterima yaitu terdapat korelasi b. Motivasi kerja dalam pelaksanaan
yang positif dan signifikan antara pembelajaran merupakan semangat
kesejahteraan guru dengan motivasi kerja kerja seorang guru menjalankan tugas
dalam pelaksanaan proses pembelajaran di dan tanggungjawabnya dalam
SMA Negeri 1 Pollung Tahun pembelajaran pembelajaran di sekolah. Motivasi
2017/2018. kerja guru dapat tumbuh dalam
Korelasi yang positif dan signifikan dirinya yang berfungsi untuk
antara antara kesejahteraan guru dengan mendorong, menggerakkan dan
motivasi kerja dalam pelaksanaan proses mengarahkan guru melakukan
pembelajaran di SMA Negeri 1 Pollung dapat kegiatan mengajar, membimbing,
dipahami bahwa dengan terwujudnya mendidik dan membina siswa dalam
kesejahteraan guru berarti guru mampu belajar.
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang 2. Kesimpulan Berdasarkan Hasil Penelitian
mana kesejahteraan itu merupakan keadaan 3. Dari hasil uji hipotesa diketahui bahwa
selaras, serasi, keadaan aman dan sentosa di hipotesa penelitian diterima yaitu terdapat
dalam hidup untuk menikmati kehidupan korelasi yang signifikan antara
beserta sesama dan kehidupan dirinya sendiri kesejahteraan guru dengan motivasi kerja
yang harus diusahakan. Dengan demikian dalam pelaksanaan proses pembelajaran di
semakin tinggi kesejahteraan guru maka SMA Negeri 1 Pollung Tahun
meningkat juga motivasi kerja guru dalam pembelajaran 2017/2018.
pelaksanaan pembelajaran di sekolah. 4. Kesimpulan Akhir
Berdasarkan teoritis dan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya kesejahteraan guru maka akan
meningkatkan motivasi kerja guru dalam
IV. SIMPULAN pelaksanaan proses pembelajaran di SMA
1. Kesimpulan Berdasarkan Teori Negeri 1 Pollung Tahun pembelajaran
a. Kesejahteraan guru merupakan batas 2017/2018.
kesanggupan seorang guru untuk
menghidupi dirinya dan keluarganya
dengan kebutuhan hidup sehari-hari
yaitu: sandang, pangan, higienis,

175
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.2, November 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (cetak)

DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Nasional Suatu Desain


Teologi Kependidikan. Medan: Manora.
[1] Arikunto, S. (1984). Dasar-dasar [15] Sinungan, M. (2003). Produktivitas Apa
Evaluasi Pendidkan, Yokyakarta: Bima dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.
Aksara. [16] Soemanto. (1996). Psikologi Pendidikan,
[2] Brownly, M. (1993). Tugas Manusia Jakarta: Rineka Cipta.
dalam Dunia Milik Tuhan, Dasar [17] -------------1990. Metodologi Penelitian
Theologis Bagi Pekerjaan Orang Kristen sosial dan Pendidikan. Medan: Manora.
dalam Masyarakat. Jakarta: BPK. [18] Stott, J. (1996). Isu-isu Global. YKBK.
Gunung Mulia. [19] Sudjana (1992). Metode Statistik,
[3] Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Bandung: Tarsito.
Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: [20] Suryawasita, A.(1987). Kemiskinan dan
Rineka Cipta. Pembebasan. Yokyakarta: Kanisius.
[4] Hamalik, O. (2007). Kurikulum dan [21] Tambunan, E. H. (1998). Kunci Menuju
Pembelajaran. Jakarta; Bumi Aksara. sukses dalam Manajemen dan
[5] Homrighausen. (2001). Pendidikan Kepemimpinan. Bandung: Indonesian
Agama Kristen. Jakarta: Bumi Aksara. Publishing House.
[6] Ismail, A. (2004). Ajarlah mereka [22] Tilaar, H. A. R. (2002). Membenahi
melakukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Pendidikan Nasional. Jakarta: PT.
[7] Karel, E. (1990). Supaya Engkau Rineka Cipta.
Membuka Belenggu Kemiskinan, Jakarta: [23] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
BPK Gunung Mulia. Indonesia Edisi ketiga (2007 : 554)
[8] Kartono, K. (1990). Pengantar Metode Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta;
Riset. Bandung: CV. Bandar Maju. Balai Pustaka.
[9] Lembaga Alkitab Indonesia. (1998). [24] Tomatala, Y. (1996). Teologia
Alkitab. Kontekstualisasi (Suatu Pengantar),
[10] Pasaribu, I. L dan Simanjuntak, B. Malang: Gandum Mas.
(1990). Proses Belajar Mengajar. [25] Trianto dan Titik. (2007). Sertifikasi
Bandung: Tarsito. Guru dan Upaya Peningkatan
[11] Poerwadarminta, W. J. S. (1996). Kamus Kualifikasi, Kompetensi dan
Umum Bahasa Indonesia. Pusat Kesejahteraan. Surabaya: Prestasi
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Pustaka Publisher.
Departemen Pendidikan dan [26] Winardi, J. (2004). Motivasi
Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka. Pemotivasian dalam Manajemen.
[12] Poerwanto, N. (1996). Psikologi Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosda
Karya Bandung.
[13] Sardiman, (2004). Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo
Persada.
[14] Silitonga, S.A.M. (2000). Nilai-Nilai
Kependidikan dari Yesus dan Sistem

176

Anda mungkin juga menyukai