Anda di halaman 1dari 3

SURAT YANG TAK PERNAH SAMPAI

dikutip dari Filosopi Kopi karya Dee Lestari

Cerpen ini bercerita tentang alasan mengapa surat yang kamu miliki tidak akan
pernahterkirim, karena sebenarnya kamu ingin berbicara pada dirinya sendiri.
Kamu hanya ingin berdiskusi dengan suasuatu yang semu, dengan kesendirian.
Dia yang tak pernah kamumengerti. Dia alasan kamu hancur secara perlahan. Dia
yg kamu reka dan cipta.

Kendati demikian sebagian dari kamu menginginkan agar dia datang.


Membencimusampai dia muak mendekati gila. Menertawakan dirinya atas
kebodohannya sendiri.Kesalahan untuk jatuh hati kepadamu. Menyesalkan
keajaiban yang hadir atas doronganhatinya sendiri setiap kali mereka berjumpa.
Kamu akan mengirimkan kembali tiket bioskop, bon restoran, semua kenangan
tertulis dari mulai nota sebaris hingga harapan yang pernahmereka panjatkan
berbait-bait. Dan basahlah pipimu karena sedih. Karena asap dan abu dari benda-
benda yang memiliki kenangan kalian bersama dulu kini kamu hanguskan,
bersama bukti-bukti bahwa kalian pernah saling tergila-gila, berterbangan ke
matamu. Semoga dia pergi dan tak akan pernah menoleh lagi. Jika sejak awal
hidupmu hanya hidupmu sementarahidupnya hanya hidupnya, maka pasti akan
lebih mudah, tak sesulit ini

Namun, sebagian lain darimu meninginkan agar dia datang menjemputmu,


menjalanihubungan kalian, dan untuk kesekian kalinya, jatuh hati lagi, segila-
gilanya, sampai batas giladan waras menghilang dalam kesadaran murni akan
Cinta. Kemudian waktu berlalu bagikalian di suatu waktu dimana kalian
menceritakan ulang kejadian beserta kenangan-kenanganmereka, perjalanan,
perjuangan, dan ketabahan hati. Betapa sebagian dari dirimu percayamasih ada
setitik harapan. Berharap jika kalian bersanding itulah tujuan kalian.

Kalau saja hidup tidak berubah. Kalau saja sebuah momen dapat selamanya
takterhenti tanpa terganggu. Kalau saja waktu dapat tetap berada di satu titik.
Maka tanpa ragudirimu akan memilih satu detik bersamanya tanpa waktu kembali
berputar. Cukup satu.
Satu detik yang seluruh keberadaannya dipersembahkan untuk bersamamu dan
bukanuntuk ribuan yang menanti dilirik pada detik berikutnya. Betapa kamu rela
membeku untukitu.

Tapi, hidup ini cair, semesta ini berputar besama waktu. Kenyataan berubah.
Seluruhikatan kesadaran kalian tumbuh timbul kepermukaan. Hidup akan
menghilangkan sedikitdemi sedikit apa saja yang memilih diam, memaksa mereka
mengikuti arus yang jujur tapi penuh rahasia. Kamu tidak terkecuali

Kamu takut.

Kamu takut karena ingin jujur. Dan kejujuran menyudutkanmu untuk mengakui
jika kamu mulai ragu.

Dialah bagian terbesar dalam hidupmu, tapi kamu cemas. Kata ‘sejarah’mulai
menggantung hati-hati diatas sana. Sejarah kalian. Konsep itu mulai menakuti.
Skenario perjalanan kalian mengharuskanmu untuk sering menyejarahkannya,
merekamnya, lalu memainkannya berulang-ulang dalam pikiranmu sebagai sang
impian, tujuan, dan inspirasi. Sementara dalam setiap detik yang berlalu, kalian
seperti pengembara yang tersesat di padang. Berjalan dengan kompas masing-
masing, tanpa ada usaha untuk saling mencocokkan. Sesekali kalian bertemu,
berusaha saling toleransi atas nama cinta dan perjuangan yang tidak boleh disia-
siakan. Kamu sudah membayar mahal untuk perjalanan ini. Kamu
mempertaruhkan segalanya demi apa yang kamu rasa benar. Dan mencintainya
menjadi kebenaran paling tinggimu.

Lama baru kamu sadari bahwa pengalaman merupakan bagian tak terpisahkan
dari hubungan yg diikat oleh perasaan timbal balik itu. Butuh waktu lama untuk
kamu berani menoleh kebelakang, menghitung, berapa banyakkah pengalaman
kalian alami bersama?

Sebuah hubungan yang dibiarkan tumbuh tanpa keteraturan akan menjadi tidak
terdefinisi yang tidak pernah ada, dan alasan cinta yang tadinya di besarkan bisa
berubah menjadi utang moral, investasi waktu, perasaan, serta perdangangan
penuh hitungan antara kedua belah pihak.
Cinta butuh dipelihara. Bahwa di dalam sepak terjangnya yang serba
mengejutkan, cinta ternyata butuh mekanisme agar dapat bertahan.

Cinta jangan selalu ditempatkan sebagai iming-iming besar, atau seperti ranjau
yang tahu-tahu meledakkanmu entah kapan dan mengapa. Cinta yang sudah
dipilih sebaiknya ikutkan setiap derap langkah kaki, merekatkan jemari, dan
berjalan beriringan, karena cinta adalah mengalami.

Cinta tidak hanya pikiran dan kenangan. Lebih besar daripada itu cinta adalah dia
dan kamu. Interaksi. Perkembanangan dua manusia yang terpantau agar tetap
harmonis. Karena cinta pun hidup dan bukan Cuma maskot untuk ditunjukkan.

Dan kamu tahu, itulah yang tak bisa dia berikan kini.

Hingga pada akhirnya di meja itu kamu dikelilingi tulisan tangannya yang tersisa.
Jangan heran kalau kamu menangis sejadi- jadinya.

Dia yang tidak pernah menyimpan fotomu, pasti tidak tahu apa rasanya menatap
lekat-lekat satu sosok, membayangkan rasa sentuh dari helai rambut , rasa hangat
dari tangan yang kamu hafal betul tempraturnya. Dan kamu hanya bisa berbagi
kesedihan itu dengan kesendirianmu.

Sampai pada halaman kedua suratmu, kamu yakin dia akan paham, atau
setidaknya sedikit saja memahami, betapa sulitnya perpisahan yang dilakukan
kesendirian. Ketika surat itu tiba di titiknya yang terakhir, masih ada sejumput
kamu bertengger tak mau pergi dari perbatasan berakhir dan tak berakhir.

Akankah kamu tersadar jika aku memiliki surat cinta yang tak pernah sampai yang
sebenarnya tertuju padamu?

Anda mungkin juga menyukai