Anda di halaman 1dari 4

Muhamad Rafli Pratama Ruslan – 2106726011 – Geologi

Kondisi Tektonik di Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat


lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan Laut Filipina (Hall,
2002). Tatanan tektonik di Indonesia terbentuk akibat pertemuan dari keempat
lempeng tersebut.

Pulau Jawa (Jawa Barat)


Tatanan tektonik yang berada di pulau Jawa merupakan dampak akibat tumbukan
antara dua lempeng, yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia. Secara
keseluruhan peristiwa ini telah menghasilkan tatanan tektonik berupa fitur-fitur
seperti palung, busur depan, busur gunung api, busur luar non volkanik, dan
cekungan belakang busur.
Di pulau Jawa, tepatnya daerah Jawa Barat dan Banten terdapat 4 kelompok utama
arah jalur sesar yaitu sesar berarah barat laut – tenggara, utara – selatan, timur laut
– barat daya dan barat – timur.
Sesar berarah Barat laut – Tenggara ditemukan jalur sesar yang diberi nama Sesar
Citanduy, jalur sesar ini terletak di sepanjang kelurusan lembah Sungai Citanduy
yang menerus ke daerah Kuningan dan Majalengka. Dari data sejarah kegempaan,
jalur ini berada di dalam zona seismisitas tinggi. Selain Sesar Citanduy, terdapat
juga Sesar Ciletuh.
Sesar berarah Utara – Selatan, sesar ini seluruhnya dapat dijumpai di wilayah Bogor
dan Sukabumi yang menerus hingga ke wilayah Rangkasbitung dan Lebak.
Kelompok sesar ini termasuk ke dalam Pola Sunda. Struktur sesar ini umumnya
dijumpai di lepas pantai Laut Jawa, walau sebagian kecil juga dapat ditemukan di
wilayah Banten dan Sukabumi. Struktur Pola Sunda berkaitan erat dengan daerah-
daerah depresi yang potensial mengandung hidrokarbon.
Sesar berarah Timur Laut – Barat Daya merupakan kelompok sesar yang memiliki
sesar regional berupa Sesar Cimandiri, Sesar Pelabuhan Ratu, Sesar Jampang
Kulon. Ketiga jalur sesar tersebut memiliki letak yang relatif berdekatan dan saling
sejajar.
Sesar berarah Barat – Timur memiliki nama lain yaitu Pola Jawa yang diwakili oleh
Sesar Baribis. Jalur dari Sesar Baribis membentang mulai dari Purwakarta hingga
ke arah tenggara membentuk kelurusan lembah Sungai Citanduy. Sesar Baribis
menyebabkan menghilangnya sebaran formasi kaliwangu di daerah Subang
sehingga di daerah tersebut sebaran Formasi Subang kontak langsung secara
structural dengan Formasi Citalang yang memiliki perbedaan umur.

Pulau Sulawesi
Struktur geologi pada pulau Sulawesi didominasi oleh sesar mendatar sinistral dan
sesar naik dengan arah barat laut – tenggara. Sulawesi memiliki beberapa sesar-
sesar yang masih aktif yaitu sesar Gorontalo, sesar Palu – Koro, sesar Matano, sesar
Muhamad Rafli Pratama Ruslan – 2106726011 – Geologi

Lawanopo dan sesar Walanae. Keberadaan sesar-sesar aktif ini lah yang membuat
Sulawesi menjadi rawan terhadap bencana-bencana terutama gempa dan tsunami.
Menurut penelitian Sulawesi dapat mengalami gempa dangkal, gempa menengah,
bahkan gempa dalam baik itu di darat maupun di laut. Hal ini disebabkan oleh sesar-
sesar yang terdapat di pulau Sulawesi secara terus menerus mengalami tekanan dari
luar yang dapat mengakibatkan terjadinya deformasi secara terus menerus,
contohnya tekanan dari laut Flores yang mengaktifkan sesar Palu – Koro dan
Walanae. Sifat dan jenis dari sesar yang berada di Sulawesi sangat mempengaruhi
intesitas terjadinya gempa tektonik pada pulau Sulawesi.

Pulau Papua (Papua Barat)


Pulau Papua memiliki sesar Sorong yang merupakan zona sesar pembentuk
kelurusan lembah dalam dan sempir yang berarah hampir barat – timur yang
memiting bagian utara Kepala Burung. Sesar Sorong merupakan kelanjutann dari
zona sesar geser aktif mengiri Yapen – Sorong dan terbagi menjadi tiga bagian yaitu
Sesar Maluku – Sorong yang terletak pada sisi utara memanjang berarah barat –
timur, Sesar Sula Utara – Sorong yang terletak pada tengah memanjang berarah
timur laut – barat daya, dan Sesar Misool Utara – Sorong yang terletak pada sisi
selatan berarah timur laut – barat daya.
Zona Sesar Sorong merupakan kompleks mélange, zona sesar ini sering ditafsirkan
sebagai sesar geser walau tidak ada bukti yang cukup kuat untuk mendukung tafsir
tersebut. Zona sesar tersebut juga ditafsirkan sebagai sesar transform yang
mengandung komponen sesar geser yang menghubungkan Lempeng Pasifik dan
juga Lempeng Australia.

Pulau Sumatera (Sumatera Selatan)


Pulau Sumatera bagian selatan secara umum sudah dipengaruhi oleh proses
tektonik, hal ini dapat kita lihat dari keanekaragaman dalam morfologi Sumatera
Selatan. Pergerakan dari Lempeng Eurasia dan Lempeng Samudera Hindia –
Australia merupakan alasan dari tektonisasi yang terjadi di Pulau Sumatera. Kondisi
tektonik tersebut yang menyebabkan bertemunya dua jalur gempa tektonik yang
mengakibatkan tingginya tingkat kegempaan pada area yang dilalui oleh jalur
tersebut.
Banyak sesar-sesar kecil yang dapat kita temukan di daerah Teluk Semangko
sampai Danau Ranau. Sesar-sesar tersebut merupakan sesar orde dari sesar utama
yaitu Sesar Besar Sumatera pada segmen paling selatan. Perkembangan struktur
sesar yang sering terjadi di area tersebut merupakan tanda bahwa daerah tersebut
merupakan daerah yang labil yang rawan terhadap bencana seperti gempa bumi dan
longsor.

Pulau Kalimantan (Kalimantan Utara)


Pulau Kalimantan tepatnya Kalimantan Utara, Subcekungan Tarakan memiliki
struktur geologi yang berkembang dengan orientasi relative timur laut – barat daya
Muhamad Rafli Pratama Ruslan – 2106726011 – Geologi

dengan jenis sesar normal di bagian ekstensi dan sesar anjak di bagian kontraksi.
Subcekungan Tarakan dibatasi oleh dua sesar aktif yaitu Sesar Sampoerna dan
Sesar Maratua, kedua sesar ini memiliki pengaruh yang besar dalam konfigurasi
tektonik delta berupa inversi sesar tumbuh yang sekaligus membentuk closure bagi
pemerangkapan hidrokarbon.
Muhamad Rafli Pratama Ruslan – 2106726011 – Geologi

Daftar Pustaka

Hilmi, F., & Haryanto, I. (2008). POLA STRUKTUR REGIONAL JAWA BARAT.

Wahyuni, A., Rahmaniah, & Lorna. (2019). IDENTIFIKASI JENIS DAN ARAH
SESAR AKTIF DI WILAYAH SULAWESI SELATAN MENGGUNAKAN
METODE HIPOCENTER DAN CENTROID (H-C).

Permana, H., & K.L, G. (2018). SESAR GESER SORONG SEGMEN SORONG-
KOFIAU, PAPUA BARAT, INDONESIA: BUKTI DARI DATA BATIMETRI
DAN SBP.

Maulin, H. B., Sapiie, B., & Gunawan, I. (2021). ANALISIS SESAR TUMBUH
PADA SISTEM DEFORMASI DELTA TERSIER DI SUBCEKUNGAN
TARAKAN, KALIMANTAN UTARA.

Hidayat, N., & Naryanto, H. S. (1997). TEKTONIK DAN PENGARUHNYA


TERHADAP GEMPA SUMATERA BAGIAN SELATAN.

Anda mungkin juga menyukai