Anda di halaman 1dari 6

Nama : Moh.

Irsan
Stambuk : F22116090

Tugas I
DESAIN ARSITEKTUR EKSPLORAIF
(Mengeksplor 2 karya arsitektur yang masuk dalam sejarah perkembangan arsitektur)

1. Memorial Lincoln (Ala Parthenon, Yunani)

Nama Bangunan : Memorial Lincoln


Arsitek : Henry Bacon
Tahun : 1922
Lokasi : Washington, D.C.,Amerika Serikat
Fungsi Bangunan : Monumen Nasional Amerika Serikat
Sejarah :
Memorial Lincoln (bahasa Inggris: Lincoln Memorial) adalah monumen
nasional Amerika Serikat yang dibangun untuk menghormati Presiden Amerika
Serikat ke-16 Abraham Lincoln. Monumen ini berada di National Mall, Washington,
D.C. berseberangan dengan Monumen Washington. Arsitek monumen ini
bernama Henry Bacon. Daniel Chester French adalah pembuat patung besar Abraham
Lincoln yang diletakkan di dalam monumen. Jules Guerin bertindak sebagai pelukis
mural interior monumen ini. Monumen ini diresmikan pada tahun 1922, dan
merupakan salah satu dari beberapa monumen untuk menghormati presiden Amerika
Serikat.
Bangunan monumen ini berbentuk kuil Yunani gaya Doria. Di dalamnya
diletakkan patung Abraham Lincoln sedang duduk beserta inskripsi dua pidato
terkenal dari Lincoln, Pidato Gettysburg dan pidato pelantikan keduanya sebagai
presiden. Monumen ini merupakan tempat disampaikannya pidato-pidato terkenal,
termasuk pidato I Have a Dream yang disampaikan pada puncak Pawai di
Washington untuk Pekerjaan dan Kebebasan, 28 Agustus 1963.
Seperti monumen lainnya di National Mall termasuk Memorial Veteran
Vietnam, Memorial Veteran Perang Korea, dan Memorial Nasional Perang Dunia II,
Memorial Lincoln dikelola oleh Dinas Taman Nasional Amerika Serikat dan
dimasukkan ke dalam salah satu monumen dalam kategori Mal Nasional dan Taman
Memorial. Monumen ini telah didaftar dalam Register Nasional Tempat-Tempat
Bersejarah sejak 15 Oktober 1966. Monumen ini dibuka untuk umum 24 jam sehari,
sepanjang tahun. Pada tahun 2007, monumen ini berada di peringkat ke-7
dalam Daftar Arsitektur Favorit Amerika Serikat yang disusun American Institute of
Architects.
Monumen pertama untuk Abraham Lincoln di Washington D.C. adalah patung
yang didirikan oleh Lot Flannery di depan Balai Kota District of Columbia pada tahun
1868, tiga tahun setelah pembunuhan Lincoln.[2] Permintaan agar didirikannya sebuah
monumen peringatan untuk Lincoln sudah disuarakan sejak kematiannya. Pada tahun
1867, Kongres meloloskan rancangan undang-undang pertama dari serangkaian RUU
pendirian sebuah komisi pembangunan monumen untuk presiden ke-16. Pematung
Amerika Serikat, Clark Mills dipilih untuk merancang monumen. Rancangannya
mencerminkan semangat nasionalistis waktu itu. Menurutnya, monumen akan berupa
sebuah bangunan setinggi 21 m yang dihiasi oleh enam patung penunggang kuda dan
31 patung pejalan kaki dalam ukuran kolosal, dengan patung Abraham Lincoln
setinggi 3,7 m sebagai pusatnya. Dana untuk proyek ternyata tidak mencukupi.[3]

Proyek ini terbengkalai hingga awal abad ke-20 hingga Senator Shelby M.


Cullom dari Illinois mengajukannya enam RUU terpisah untuk mendirikan komisi
memorial yang baru. Lima RUU yang pertama diajukan pada tahun 1901, 1902, dan
1908 tidak berhasil disetujui karena ditentang oleh Ketua Kongres Joe Cannon.
Namun Kongres menyetujui rancangan undang-undang keenam (Senate Bill 9449)
yang diajukan pada 13 Desember 1910. Komisi Memorial Lincoln mengadakan rapat
pertamanya pada tahun berikutnya. Mantan Presiden AS William H. Taft terpilih
sebagai ketua komisi, dan kemajuan dicapai dengan mulus. Kongres pada tahun 1913
menyetujui lokasi dan rancangan yang dipilih oleh komisi.

Rencana pembangunan yang diajukan komisi ternyata masih dipertanyakan.


Pihak yang berkeberatan menganggap desain kuil Yunani yang dibuat arsitek Henry
Bacon terlalu bermegah-megahan, tidak sesuai dengan pribadi Lincoln yang rendah
hati. Sebagai gantinya, mereka mengusulkan sebuah kuil berbentuk kabin
kayu sederhana. Lokasi pembangunan juga bukannya tidak mendapat penolakan.
Sebidang tanah yang baru di reklamasi di Taman Potomac Barat dianggap oleh
banyak orang sebagai terlalu berawa-rawa atau terlalu sulit dijangkau. Lokasi lainnya
seperti di depan Stasiun Union diusulkan sebagai pengganti. Meskipun demikian,
komisi tetap teguh pada pendiriannya. Menurut mereka, lokasi yang dipilih sudah
ideal karena berada di Taman Potomac, persis pada poros Monumen Washington-
Gedung Capitol, dengan pemandangan Sungai Potomac di bawahnya, serta dikelilingi
oleh lahan terbuka. Lagi pula, lokasi di Taman Potomac sudah ditetapkan
oleh Rencana McMillan tahun 1901 sebagai lokasi monumen masa depan yang setara
Monumen Washington.[3][4]

Berbekal persetujuan Kongres dan alokasi dana A$300.000 proyek


pembangunan Memorial Lincoln terus berlanjut. Upacara peresmian dimulainya
proyek dilangsungkan pada 12 Februari 1914. Pekerja mulai menggali untuk
membuat fondasi pada bulan berikutnya, dan peletakan batu pertama dilakukan pada
tahun berikutnya.[5] Pembangunan berlanjut sesuai jadwal. Rancangan semula
mengalami beberapa perubahan. Patung Lincoln yang awalnya dirancang setinggi 3 m
diperbesar hingga 5,8 m untuk mencegahnya terlihat terlalu kecil untuk ruangan yang
sangat besar. Pada akhir tahun 1920 diambil keputusan untuk gapura terbuka dan
bukan kisi-kisi dari kaca dan perunggu yang sebelumnya didesain sebagai pintu
masuk. Meskipun banyak perubahan, memorial ini dapat diselesaikan sesuai jadwal.
Ketua komisi William H. Taft yang saat itu menjabat Hakim Agung Amerika Serikat,
meresmikan Memorial Lincoln pada 30 Mei 1922, dan mempersembahkannya untuk
President Warren G. Harding yang menerimanya atas nama rakyat Amerika Serikat.
Pada upacara itu hadir satu-satunya anak laki-laki Lincoln yang masih hidup, Robert
Todd Lincoln yang berusia 79 tahun.[6]
Memorial Lincoln dimasukkan ke dalam Register Nasional Tempat-Tempat
Bersejarah pada 15 Oktober 1966.[7]

2. Dresdner Frauenkirche (Gaya Arsitektur Baroque)

Nama Bangunan : Dresdner Frauenkirche


Arsitek : George Bahr
Tahun : 1726
Lokasi : Kota Dresden, Jerman
Fungsi Bangunan : Gereja
Sejarah :

Dresdner Frauenkirche ("Gereja Bunda Kita di Dresden") adalah


sebuah gereja Lutheran di Dresden, Jerman. Beberapa gereja di Eropa,
baik Protestan maupun Katolik Roma juga memiliki nama Frauenkirche.
Frauenkirche di Dresden dihancurkan pada saat pengeboman Dresden pada
saat Perang Dunia II. Lalu puing-puing gereja ini menjadi sebuah monumen anti
perang di tengah kota Dresden pada masa pemerintahan Republik Demokratik Jerman
(Jerman Timur) (1949-1990). Setelah Penyatuan Kembali Jerman pada tahun 1990,
muncul suara-suara untuk merenovasi gedung gereja yang telah rusak ini. Lalu pada
tahun 1994 akhirnya renovasi dimulai sampai selesai tahun 2005. Renovasi bagian
luar gereja ini diselesaikan pada tahun 2004 dan bagian dalam pada tahun 2005. Lalu
setelah direnovasi selama 13 tahun, gereja ini diberkati ulang pada tanggal 30
Oktober 2005 dengan kebaktian meriah yang berlangsung sampai dengan Hari
Reformasi yang dirayakan kaum Protestan pada tanggal 31 Oktober. Gedung Gereja
Frauenkirche ini bisa dikatakan merupakan sebuah lambang rekonsiliasi antara
beberapa musuh yang sebelumnya memerangi satu sama lain.

Frauenkirche dibangun sebagai sebuah katedral Lutheran (Protestan)


meskipun Kurfürst Sachsen kala itu, Frederick August I (1670-1733), beragama
Katolik. Dukungannya terhadap pembangunan gereja ini, menjadikannya sebagai
simbol toleransi keagamaan.

Pada situs gereja ini sebenarnya sejak abad ke-11 sudah ada sebuah gereja
kecil yang dipersembahkan kepada Bunda Maria dan dalam bahasa Jerman disebut
sebagai Zu unserer lieben Frauen. Kemudian pada Abad Pertengahan gereja ini
direnovasi berkali-kali. Pada masa Reformasi, Sachsen dan Dresden menjadi
Protestan dan semua gedung gereja di kota ini menjadi milik kaum Lutheran.
Sementara itu gereja ini pada abad ke-17 dan abad ke-18 sudah rusak dan dihancurkan
demi membuat gereja baru yang lebih megah. Meski gereja lama telah dihancurkan,
namun namanya tetap dipertahankan.

Gereja barok yang asli dibangun antara tahun 1726 dan 1743 serta didesain


oleh arsitek kota Dresden; George Bähr (1666-1738), salah seorang ahli terbesar gaya
Barok Jerman, yang tidak hidup cukup lama untuk melihat karya utamanya selesai
dibangun.

Kekhasan desain Bähr untuk gereja ini ialah bahwa ia mampu mengerti
semangat baru liturgi Protestan dengan menaruh altar, kansil dan tempat baptisan
secara pusat di tengah-tengah perhatian para jemaat.

Pada tahun 1736, Gottfried Silbermann sang pembuat orgel ternama (1683-


1753) membangun sebuah instrumen musik yang terdiri dari tiga lapis dan 43 tombol
untuk gereja ini. Orgel ini diberkati pada tanggal 25 November dan Johann
SebastBach (1685-1750) menggunakan instrumen ini pada 1 Desember.
Frauenkirche Dresden pada tahun 1880

Ciri khas utama gereja ini adalah kubah gereja yang tidak lazim dan berukuran
100 meter tingginya dan disebut sebagai die Steinerne Glocke atau "Lonceng Batu".
Hal ini merupakan sebuah prestasi arsitektur dan bisa disamakan dengan
kubah Michelangelo untuk Basilika Santo Petrus di Roma. Kubah batu Frauenkirche
seberat 12.000 ton menjulang tinggi ke langit tanpa dukungan apa-apa di dalam.
Meski pada awalnya banyak yang meragukan, kubah ini ternyata sangat stabil. Para
saksi mata pada tahun 1760 mengatakan bahwa kubah ini terkena tembakan
meriam Prusia seratus kali yang ditembakkan oleh Tentara Prusia pimpinan Friedrich
II dari Prusia semasa Perang Tujuh Tahun. Peluru-peluru meriam ini mental semua
dan gereja ini terselamatkan.

Gedung gereja yang lengkap ini memberi kota Dresden bayangannya yang
khas dan antara lain terlukiskan pada lukisan Bernado Bellotto (lihat atas ini), seorang
keponakan seniman Canaletto dan juga dikenal dengan nama yang sama.

Pada tahun 1849 gereja ini merupakan pusat huru-hara revolusioner yang


dikenal dengan nama Pemberontakan Mei di Dresden. Frauenkirche dikelilingi
dengan barikade, dan pertempuran sengit berlangsung selama berhari-hari sebelum
para pemberontak yang belum melarikan diri, dikepung di gereja dan ditangkap
semua.

Selama lebih dari 200 tahun, kubah indah berbentuk lonceng ini secara
monumental dan elegan di langit mendominasi pandangan kota Dresden.

Anda mungkin juga menyukai