Irsan
Stambuk : F22116090
Tugas I
DESAIN ARSITEKTUR EKSPLORAIF
(Mengeksplor 2 karya arsitektur yang masuk dalam sejarah perkembangan arsitektur)
Pada situs gereja ini sebenarnya sejak abad ke-11 sudah ada sebuah gereja
kecil yang dipersembahkan kepada Bunda Maria dan dalam bahasa Jerman disebut
sebagai Zu unserer lieben Frauen. Kemudian pada Abad Pertengahan gereja ini
direnovasi berkali-kali. Pada masa Reformasi, Sachsen dan Dresden menjadi
Protestan dan semua gedung gereja di kota ini menjadi milik kaum Lutheran.
Sementara itu gereja ini pada abad ke-17 dan abad ke-18 sudah rusak dan dihancurkan
demi membuat gereja baru yang lebih megah. Meski gereja lama telah dihancurkan,
namun namanya tetap dipertahankan.
Kekhasan desain Bähr untuk gereja ini ialah bahwa ia mampu mengerti
semangat baru liturgi Protestan dengan menaruh altar, kansil dan tempat baptisan
secara pusat di tengah-tengah perhatian para jemaat.
Ciri khas utama gereja ini adalah kubah gereja yang tidak lazim dan berukuran
100 meter tingginya dan disebut sebagai die Steinerne Glocke atau "Lonceng Batu".
Hal ini merupakan sebuah prestasi arsitektur dan bisa disamakan dengan
kubah Michelangelo untuk Basilika Santo Petrus di Roma. Kubah batu Frauenkirche
seberat 12.000 ton menjulang tinggi ke langit tanpa dukungan apa-apa di dalam.
Meski pada awalnya banyak yang meragukan, kubah ini ternyata sangat stabil. Para
saksi mata pada tahun 1760 mengatakan bahwa kubah ini terkena tembakan
meriam Prusia seratus kali yang ditembakkan oleh Tentara Prusia pimpinan Friedrich
II dari Prusia semasa Perang Tujuh Tahun. Peluru-peluru meriam ini mental semua
dan gereja ini terselamatkan.
Gedung gereja yang lengkap ini memberi kota Dresden bayangannya yang
khas dan antara lain terlukiskan pada lukisan Bernado Bellotto (lihat atas ini), seorang
keponakan seniman Canaletto dan juga dikenal dengan nama yang sama.
Selama lebih dari 200 tahun, kubah indah berbentuk lonceng ini secara
monumental dan elegan di langit mendominasi pandangan kota Dresden.