Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS)


1. Pengertian
Dalam Permenkes No 31 Tahun 2019 menyarakan Sistem Informasi
Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen
Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya. Manajemen Puskesmas
adalah rangkaian kegiatan perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja yang secara sistematik
dilaksanakan Puskesmas dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsi
secara efektif dan efisien yang didukung dengan pola kepemimpinan yang
tepat. Tim pengelola Sistem informasi Puskesmas yang selanjutnya Tim
Pengelola adalah tim yang dibentuk
untuk melaksanakan pengolahan, pemanfaatan, dan penyiapan bahan laporan
Sistem Informasi Puskesmas.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan  gabungan perangkat dan
prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk
mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan
dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan
prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan
dan pemantauan hingga proses evaluasi. Puskesmas merupakan salah satu
instansi yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan masyarakat.
Simpus merupakan sebagian dan kemampuan sistem informasi
Menejemen Puskesmas  yang terintegrasi, disamping keuntungan lain seperti:
a. Pencatatan medical record
b.   Kecepatan pelayanan administrasi
c. Pembuatan laporan data penyakit  secara cepat dan akurat.
Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam Puskesmas
keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada.
Perencanaan suatu sistem informasi Puskesmas dilakukan dengan
mempertimbangkan dua faktor yakni informasi dan proses, yang berbasis pada
struktur manajemen Puskesmas yang bersangkutan. Secara garis besar struktur
manajemen Puskesmas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian struktural
dan fungsional. Aktivitas pada bagian struktural lebih berhubungan dengan
penanganan aspek administratif dan Puskesmas  yang bersangkutan seperti
pembayaran dan perlengkapan, sedangkan aktivitas pada bagian fungsional lebih
terfokus pada sisi pelayanan kesehatan pada pasien.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan
sistem informasi Puskesmas adalah faktor keamanan, baik keamanan terhadap
transmisi data maupun keamanan terhadap isi informasi atau information content.
Salah satu bagian yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap masalah
keamanan sistem informasi di Puskesmas  adalah bagian pelayananan di BP.
Data-data pada bagian ini berupa terbagi menjadi dua data utama yaitu data hasil
pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua jenis data tersebut menyangkut
hal-hal yang berhubungan dengan privasi pasien.

2. Tujuan Sistem Informasi Puskesmas


1.1 Sebagai dasar penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP)
1.2 Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok
puskesmas (lokakarya mini)
1.3 Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok
puskesmas (PWS) dan Stratifikasi Puskesmas)
1.4 Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan
kegiatan pokok puskesmas.
1.5 Menjamin ketersediaan data dan informasi yang
berkualitas, berkesinambungan, dan mudah diakses;

B. RUANG LINGKUP (KAJIAN-KAJIAN) SISTEM INFORMASI


PUSKESMAS
Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian di Pusat Kesehatan
Masyarakat adalah sebagai berikut :
No. Nama Jabatan Uraian Tugas
 Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,
bimbingan dan supervisi.
 Mengadakan koordinasi di tingkat
kecamatan.
1. Kepala Puskesmas  Sebagai penggerak pembangunan
kesehatan di tingkat kecamatan.
 Sebagai tenaga ahli pendamping Camat.
 Mengkoordinir dan bertanggung jawab
terhadap semua kegiatan di puskesmas
2. Koordinator Unit Tata  Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan
Usaha di unit TU
 Mengkoordinir dan berperan aktif
terhadap kegiatan di unit
 Menggantikan tugas Kepala Puskesmas
bila Kepala
 Puskesmas berhalangan hadir
 Melakukan perencanaan Keuangan
 Merealisasikan Keuangan
 Membuat pembukuan/penutupan kas.
 Mengambil gaji dan dana operasional
serta yang berkaitan dengan kesejahteraan
pegawai
3. Keuangan  Pencatatan dan Pelaporan
 Membuat petikan daftar gaji
 Menerima setoran dari masing-masing
unit pelayanan
 Mengkoordinir bendahara-bendahara di
Puskesmas
 Melakukan setoran perda ke kas daerah
 Rigistrasi Surat Masuk dan Keluar
 Melanjutkan disposisi Pimpinan
 Membuat konsep surat
 Mengkoordinir kegiatan petugas bagian
pengiriman semua laporan puskesmas.
4. Umum  Mengkoordinir kegiatan petugas bagian
perbaikan sarana puskesmas
 Mengarsipkan surat.
 Melakukan kegiatan yang bersifat umum.
 Mengkoordinir pembuatan spanduk yang
bersifat umum
 Membuat laporan kepegawaian (Absensi,
bezzeting, DUK, lap.triwulan,
tahunan ,dsb.)
 Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai
oleh Atasan Langsung
5. Kepegawaian
 Mendata dan mengarsipkan file pegawai.
 Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat
 Mengusulkan tunjangan pegawai
( Penyesuaian Fungsional, Baju, Sepatu
dan lain-lain)
 Sebagai pusat data dan informasi
puskesmas.
 Mengumpulkan dan mengecek laporan
puskesmas sebelum dikirim ke dinas
kesehatan
 Menyajikan laporan dalam bentuk
visualisasi data (tabel, grafik,dll)
 Mengidentifikasi masalah program dari
6. Data dan Informasi
hasil visualisasi data dan menyerahkan
hasilnya kepada koordinator perencanaan
dan penilaian
 Bersama-sama team data dan informasi
menyusun semua laporan puskesmas
(PTP, minilok, Lap. Tahunan, Stratifikasi,
dsb.)
 Pencatatan dan pelaporan.
7. Perencanaan dan  Mengkoordinir kegiatan team
Evaluasi perencanaan dan penilaian
 Menyusun jadwal evaluasi kegiatan
puskesmas secara kontinyu
 Menyusun laporan hasil evaluasi dan
perencanaan untuk selanjutnya diserahkan
kepada koord. data & informasi serta
koordinasi  program terkait
 Mengarsipkan hasil kegiatan
 Mengkoordinir dan bertanggung jawab
dalam penyusunan perencanaan dan
Koordinator UPTF
evaluasi kegiatan di unit P2M,PROM.
8. Upaya Kesehatan
KES, KIA/KB, GIZI dan KESLING
Masyarakat
 Mengkoordinir dan berperan aktif
terhadap kegiatan di Unitnya
 Menyusun perencanaan dan evaluasi
kegiatan di unit P2M
Koordinator Unit  Mengkoordinir dan berperan aktif
Pencegahan dan terhadap kegiatan di unitnya.
9.
Pemberantasan Penyakit  Ikut secara aktif mencegah dan
(P2M) mengawasi terjadinya peningkatan kasus
penyakit menular serta menindak lanjuti
terjadinya KLB.
 Berperan aktif secara dini melakukan
pengamatan terhadap penderita, kesling,
perilaku masyarakat dan perubahan
Pemegang
10. kondisi.
ProgramSurveilans
 Analisis tentang KLB
 Penyuluhan kesehatan secara intensif
 Pencatatan dan pelaporan
 Bertanggung jawab dan mengkoordinir
kegiatan sebagai berikut : Pelaksanaan
Imunisasi Polio, Campak, HB, BCG, DPT
pada bayi ditempat pelayanan kesehatan
Pemegang ProgramP2 ( Puskesmas, Posyandu dan pustu ).
11.
Imunisasi  Pelaksanaan Imunisasi TT pada BUMIL &
WUS ditempat pelayanan kesehatan.
 Penyuluhan imunisasi dan sweeping ke
rumah target yang tidak datang ke tempat
pelayanan kesehatan.
 Penyuluhan untuk memasyarakatkan
hidup bersih dan sehat serta
memasyarakatkan oralit.
 Kaporitisasi sumur-sumur dan sumber air
sebanyak 2 kali se tahun.
 Surveillance yaitu mengurangi dan
Pemegang ProgramP2
12. menghindari kontak untuk mencegah
Diare
penyebaran kasus.
 Pecatatan dan Pelaporan.
 Penemuan dan pengobatan penderita diare
di dalam maupun di luar gedung.
 Aktif dalam penyelidikan
KLB/peningkatan kasus
13. Pemegang ProgramP2  Penentuan target sasaran, khususnya di
DHF desa endemis DHF, Penyuluhan DHF
 Pemberantasan vektor melalui PJB dan
PSM serta pelaksanaan ULV di wilayah
kerja
 Penemuan dan pengobatan penderita
 Pencatatan dan Pelaporan
 Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi
DHF
 Pemeriksaan larva
 Pemantauan/monitoring jumantik desa
endemis
 Pertemuan berkala jumantik
 Rekapitulasi laporan jumantik
 Penyuluhan tentang TBC serta kunjungan
dan follow up ke rumah pasien
 Pencatatan dan Pelaporan kasus
Pemegang ProgramP2  Penemuan secara dini penderita TBC
14.
TBC  Pengobatan penderita secara lengkap
 Koordinasi dengan petugas laboratorium
terhadap penderita/tersangka TBC untuk
mencari BTA +
 Penyuluhan tentang ISPA
Pemegang ProgramP2  Penemuan secara dini penderita ISPA
15.
ISPA  Pengobatan penderita secara lengkap
 Pencatatan dan Pelaporan kasus
 Penyuluhan tentang PMS dan AIDS
 Kerjasama dengan Yayasan peduli AIDS
mengenai pendataan penderita PMS dan
Pemegang Program AIDS.
16.
PMS-AIDS  Penemuan secara dini penderita PMS dan
AIDS.
 Pengobatan penderita yang menderita
maupun yang dicurigai.
 Penyuluhan tentang Malaria
 Pemberantasan Nyamuk Anopeles.
 Kerja sama dengan aparat pemerintahan
Pemegang Program P2 desa dalam pelaporan pendatang terutama
17.
Malaria yang berasal dari daerah endemis Malaria.
 Penemuan secara dini penderita malaria
 Pengobatan penderita yang menderita
maupun yang dicurigai.
 Penyuluhan tentang Kusta
 Penemuan Penderita Kusta dengan
pemeriksaan kontak, pemeriksaan anak
sekolah dan case survei
Pemegang Program P2
18.  Memberikan pengobatan yang tepat sesuai
Kusta
diagnosa dan klasifikasinya.
 Melakukan pencegahan cacad dengan
mengawasi dan mengevaluasi pengobatan
5.      Pencatatan dan Pelaporan
 Pencatatan pasien yang digigit HPR
( Hewan Penular Rabies)
 Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR)
Pemegang Program P2
19. bagi pasien digigit anjing
Rabies
 Pengamprahan dan pencatatan pemakaian
VAR
4.      Pembuatan laporan pasien dan vaksin
20. Pemegang  Mengkoordinir dan bertanggung jawab
ProgramPromosi terhadap semua kegiatan promosi
Kesehatan kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
 Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan promosi dilakukan bersama-
sama dengan coordinator program yang
terkait.
 Kegiatan dalam Gedung
A. Penyuluhan langsung kepada perorangan
maupun kelompok penderita di
Puskesmas / Pustu
 Penyuluhan tidak langsung melalui
Media Poster / Pamflet
 Kegiatan di luar Gedung
 Penyuluhan melalui media masa,
pemutaran Film, siaran keliling maupun
media tradisional.
B. Penyuluhan kelompok melalui posyandu
dan sekolah.
 Koordinator pelaksanaan PHBS
 Koordinator pelaksanaan Bali Sehat
 Pencatatan dan pelaporan
 Pendataan KK dan anggota Gakin
 Penyusunan perencanaan dana
operasional JPKMM
 Pencatatan operasional dana JPKM
Pemegang Program
21.  Pelayanan kesehatan untuk anggota
JPKMM
JPKM
 Penyuluhan tentang prosedur dan tata
laksana pemanfaatan kartu GAKIN
 Pencatatan dan Pelaporan
 Menyusun perencanaan dan evaluasi
kegiatan di unit KIA,KB, Gizi, Kes.
Anak, Kes Remaja
 Mengkoordinir dan berperan aktif
Koordinator Unit
22. terhadap kegiatan di unitnya.
KIA,KB, Gizi
 Ikut secara aktif mencegah dan
mengawasi terjadinya masalah dan
memecahkan masalah yang ada di
unitnya.

Simpus merupakan sebagian dan kemampuan sistem informasi Menejemen


Puskesmas  yang terintegrasi, disamping keuntungan lain seperti:
a. Pencatatan medical record
b. Kecepatan pelayanan administrasi
c. Pembuatan laporan data penyakit  secara cepat dan akurat.
Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam Puskesmas
keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada. Perencanaan suatu sistem
informasi Puskesmas dilakukan dengan mempertimbangkan dua faktor yakni
informasi dan proses, yang berbasis pada struktur manajemen Puskesmas yang
bersangkutan. Secara garis besar struktur manajemen Puskesmas dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian struktural dan fungsional. Aktivitas pada bagian
struktural lebih berhubungan dengan penanganan aspek administratif dan Puskesmas 
yang bersangkutan seperti pembayaran dan perlengkapan, sedangkan aktivitas pada
bagian fungsional lebih terfokus pada sisi pelayanan kesehatan pada pasien.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan
sistem informasi Puskesmas adalah faktor keamanan, baik keamanan terhadap
transmisi data maupun keamanan terhadap isi informasi atau information content.
Salah satu bagian yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap masalah
keamanan sistem informasi di Puskeswmas  adalah bagian pelayananan di BP. Data-
data pada bagian ini berupa terbagi menjadi dua data utama yaitu data hasil
pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua jenis data tersebut menyangkut hal-hal
yang berhubungan dengan privasi pasien.

C. SUMBER DATA SISTEM INFORMASI PUSKESMAS


1. Sumber Data Sistem Informasi Puskesmas
Sumber data adalah bukti nyata yang menggambarkan kondisi atau fakta yang
sebenarnya di lapangan atau di masyarakat. Informasi adalah hasil dari
pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian sehingga akan berguna untuk
pengambilan keputusan. Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam cara,
yaitu:
a. metode rutin
b. metode non-rutin.
Pengumpulan data secara rutin dilakukan untuk data yang berasal dari fasilitas
kesehatan. Data ini dikumpulkan atas dasar catatan atau rekam medik pasien/klien
baik yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun yang dilayani di luar
gedung fasilitas pelayanan kesehatan. Pengumpulan data secara rutin umumnya
dilakukan oleh petugas kesehatan. Akan tetapi pengumpulan data secara rutin juga
dapat dilakukan oleh masyarakat (kader kesehatan). Bentuk lain dari pengumpulan
data secara rutin adalah registrasi vital. Adapun pengumpulan data secara non-rutin
umumnya dilakukan melalui survei, sensus, evaluasi cepat (kuantitatif atau kualitatif),
dan studi-studi khusus/penelitian.

D. PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS


(SIMPUS)
Setiap Puskesmas wajib menyelenggarakan Sistem
Informasi Puskesmas. Sistem Informasi Puskesmas merupakan bagian dari sistem
informasi Kesehatan kabupaten/kota. Sistem Informasi Puskesmas dapat
diselenggarakan secara elektronik dan/atau secara nonelektronik. Sistem Informasi
Puskesmas paling sedikit mencakup:
a. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
b. Survei lapangan;
c. Laporan lintas sektor terkait; dan
d. Laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.
Dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas
wajib dilakukan pembersihan, validasi, dan pengelompokan data sesuai kebutuhan.
E. PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN PUSKESMAS DAN
JARINGANNYA

1. Sistem Pencatatan

Setiap pelaksana kegiatan Puskesmas dan jaringannya wajib


melakukan pencatatan kegiatan yang dilaksanakan. Pencatatan adalah
kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk tulisan
diatas kertas, komputer dan lain sebagainya dengan ilustrasi tulisan, grafik,
gambar dan suara. Pencatatan kesehatan masyarakat bearti melakukan
pendokumentasian terhadap semua proses kegiatan pelayanan kesehatan
masyarakat yang dilakukan baik dipuskesmas, puskesmas pemabantu, puskel,
posyandu maupun bidan desa. Agar pencatatan tersebut sistematis maka
disusunlah formulir standar yang telah ditetapkan dalam sistem pencatatan
dan pelaporan terpadu atau di singkat dengan SP2TP. Sumber informasi
utamanya adalah SP2TP, sedangkan informasi lain yang ada, berperan sebagai
pelengkap. Lingkup pencatatan meliputi pencatatan:
1.1 Data dasar;
a. Identitas Puskesmas
b. Wilayah kerja Puskesmas;
c. Sumber daya Puskesmas; dan
d. Sasaran program.
1.2 Data program.
a. Upaya kesehatan masyarakat esensial;

b. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan;

c. Upaya kesehatan perseorangan; dan program lainnya.


Data program lainnya meliputi data manajemen Puskesmas,
pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, pelayanan
laboratorium, dan kunjungan keluarga. Data upaya kesehatan perseorangan dicatat
dalam bentuk rekam medis yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pencatatan menggunakan instrumen:
1. Kartu
a. Kartu status merupakan instrumen yang digunakan secara berulang dalam
pencatatan kegiatan terhadap sasaran kegiatan yang sama paling sedikit
memuat:
 identitas Puskesmas;
 identitas sasaran;
 kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran; dan
 identitas pelaksana kegiatan;
b. Kartu puskesmas merupakan identitas pengunjung Puskesmas yang
diberikan kepada setiap pengunjung Puskesmas dan ditunjukkan kepada
petugas Puskesmas setiap kali berkunjung paling sedikit memuat:
 nama lengkap sesuai dengan kartu tanda penduduk;
 Nomor Induk Kependudukan (NIK); dan
 Nomor Kartu Keluarga (NKK).
2. Formulir;
Merupakan instrumen pencatatan yang digunakan satu
kali dalam kegiatan terhadap sasaran kegiatan. paling sedikit memuat:
a. Identitas Puskesmas;

b. Identitas sasaran;

c. Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran; dan

d. Identitas pelaksana kegiatan.


3. Register
Mmerupakan instrumen pencatatan yang berisi
rekapitulasi daftar identitas dan hasil kegiatan terhadap sejumlah sasaran, baik
yang bersumber dari kartu maupun formulir. Paling sedikit memuat:
a. identitas Puskesmas;
b. identitas sasaran;
c. kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran; dan
d. identitas pelaksana kegiatan.
Dalam hal daerah memiliki kebutuhan program yang bersifat khusus dan/atau
menjadi prioritas daerah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat melakukan penambahan muatan data dalam instrumen
pencatatan Ketentuan lebih lanjut mengenai instrumen pencatatan pada sistem
informasi puskesmas ditetapkan oleh Menteri.

2. Sistem Pelaporan
Setiap Kepala Puskesmas harus menyampaikan laporan
kegiatan Puskesmas secara berkala kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Laporan disusun berdasarkan pencatatan
kegiatan dan hasil kegiatan di Puskesmas dan jaringan Puskesmas. Laporan terdiri
atas :
a. Laporan data dasar dilakukan secara rutin setiap tahun
 Identitas Puskesmas;
 Wilayah kerja Puskesmas;
 Sumber daya Puskesmas; dan
 Sasaran program
b. Laporan data program dilakukan secara rutin dan tidak rutin
 Laporan mingguan;
 Laporan bulanan; dan
 Laporan tahunan
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota wajib membuat dan
menginformasikan umpan balik terhadap laporan kegiatan Puskesmas dan
jaringannya. Umpan balik disampaikan paling lambat tanggal 20 (dua puluh) pada
bulan diterimanya laporan. Umpan balik berupa surat pemberitahuan yang
memuat keterangan paling sedikit mengenai:
a. jenis laporan;
b. kelengkapan isi laporan;
c. ketepatan waktu penyampaian laporan;
d. hasil validasi isi laporan; dan
e. rekomendasi. dibutuhkan perbaikan laporan, Puskesmas harus
menyampaikan laporan
perbaikan paling lambat tanggal 5 (lima) pada bulan
berikutnya setelah laporan disampaikan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai instrumen dan tata cara
pengisian laporan kegiatan puskesmas sebagaimana dimaksud dalam merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri .
Permasalahan dalam pelaporan :
a. Data-data dikerjakan secara manual
b. Pengisian form dan buku register terlalu banyak
c. Sulit mencari data sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes No 31 Tahun 2019 tentang informasi Kesehatan Akses


:https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/PMK-
No-31-Tahun-2019-ttg-Sistem-Informasi-Puskesmas.pdf

Anonim. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 932/MENKES


/SK/VIII/2002

Pedoman Sistem Informasi Kesehatan, Kemenkes, jakarta 2011 akse :


https://galihendradita.files.wordpress.com/2019/11/pedoman-sistem-
informasi-kesehatan-2011.pdf

        

Anda mungkin juga menyukai