Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGORGANISASIAN PELAYANAN KESEHATAN


1. Pengertian
Pengorgasasian adalah langkah untuk menetapkan,menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan,menetapkan tugas-tugas pokok wewenang, dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.

2. Tujuan Pengorganisasian pelayanan kesehatan


a. Menciptakan kerja sama yang lebih efesien
b. Mengembangkan kemampuan danketerampilan staf.
c. Menumbuhkan rasa memilki dan menyukaipekerjaan
d. mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
kerja staf.
e. Membuat berkembang secara dinamis.

3. Ciri – ciri pengorganisasian


a. Terdiri atas beberapa orang
b. Ada kegiatan-kegiatan yang berbeda tetapi salingberkaitan
c. Tiap anggota mempunyai sumbangan usaha
d. Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan
e. Adanya suatu tujuan.

4. Batasan fungsi organisasi


Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan
(sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan
personil,finansial, material, dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah disepakati bersama Organisasi bersifat statis wadah kerja sama sekelompok
orang. Organisasi bersifat dinamis proses kerjasama staf yang berisi uraian tugas
untuk mencapai tujuan.

5. Manfaat pengorganisasian
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
b. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadianggota atau staf sebuah
organisasi.
c. Pendelegasian wewenang.
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimilikiorganisasi.

6. Langkah – langkah pengorganisasian

a. Tujuan orgnisasi harus dipahami oleh staf.


b. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan.
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatukegiatan yang praktis.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakanoleh staf dan
menyediakan fasilitas pendukung.
e. Penugasan personel yang mampu.
f. Mendelegasikan wewenang

B. PENGORGANISASIAN PUSKESMAS
1. Organisasi Puskesmas
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas Kepala Puskesmas, Kepala
Tata Usaha, dan penanggung jawab upaya/kegiatan Puskesmas. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, penanggung jawab didukung
oleh pelaksana upaya/kegiatan. Kepala Puskesmas menetapkan penanggung jawab
dan pelaksana upaya/kegiatan serta uraian tugas dan tanggung jawabnya di
Puskesmas, berdasarkan uraian tugas dan tanggung jawab serta kriteria yang
ditetapkan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan hasil kredensial
tenaga kesehatan oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dalam menetapkan uraian tugas
dan tanggung jawab serta kriteria mengacu pada Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria (NSPK) program terkait, dengan mempertimbangkan
kondisi sumber daya manusia yang tersedia. 1
Sebagai salah satu organisasi kesehatan yang fungsional, Puskesmas
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam mewujudkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, yaitu : Sistem Kesehatan Nasional, yaitu sebagai
sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama.
a. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu sebagai unit pelaksana teknis
dinas yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan kabupaten atau kota.
b. Sistem Pemerintah Daerah, yaitu sebagai unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten atau kota yang merupakan unit struktural pemerintah
daerah kabupaten atau kota.
c. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu sebagai mitra
pelayanan kesehatan swasta starta pertama.
d. Sebagai pembina pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat.

2. Struktur Organisasi Puskesmas.


Struktur organisasi puskesmas menetapkan bagaimana tugas akan
dibagi, siapa melapor siapa, dan mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi
yang akan diikuti. Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan
beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas
di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah.
Adapun faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi Puskesmas
adalah :
a. Strategi untuk mencapai tujuan Puskesmas. Strategi akan menjelaskan
bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara
pimpinan dengan pegawai Puskesmas.
b. Ukuran organisasi Puskesmas. Besarnya organisasi Puskesmas secara
keseluruhan maupun unit-unit kerja fungsional akan mempengaruhi struktur
organisasi Puskesmas.
c. Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas penggunaan teknologi
oleh Puskesmas untuk memberikan jasa layanan kesehatan Puskesmas. Pada
layanan kesehatan dengan menggunakan teknologi tinggi akan memerlukan
tingkat standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding dengan
pelayanan kesehatan dasar.
d. Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi Puskesmas.
e. Preferensi(kesukaan) yang menguntungkan pribadi dari individu atau
kelompok yang memegang kekuasaan dan kontrol dalam organisasi
Puskesmas.
f. Pegawai dan stakeholder dalam organisasi Puskesmas. Kemampuan dan
cara berfikir para pegawai dan stakeholderPuskesmas serta kebutuhan
mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur
organisasi Puskesmas. Kebutuhan pegawai dan stakeholder Puskesmas
dalam pembuatan keputusan akan mempengaruhi saluran komunikasi,
wewenang dan hubungan diantara unit-unit kerja fungsional.
Pembuatan pola struktur organisasi Puskesmas dapat mengacu pada
Kebijakan Dasar Puskesmas (PMK No.43 Tahun 2019 Tentang
Puskesmas) , menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai
berikut :
1) Setiap Puskesmas harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan
akuntabel.
2) Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
a. Kepala Puskesmas;
b. Kepala tata usaha; dan
c. Penanggung jawab.
3) Kepala Puskesmas merupakan penanggung jawab atas seluruh
penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di
satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan bangunan,
prasarana, dan peralatan.
4) Kepala tata usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan administrasi perkantoran Puskesmas.
5) Penanggung jawab paling sedikit terdiri atas:
a. Penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat;
b. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium;
c. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas;
d. Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan puskesmas;
dan
e. Penanggung jawab mutu
6) Selain penanggung jawab dapat dibentuk penanggung jawab lainnya
berdasarkan kebutuhan Puskesmas dengan persetujuan
kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.

C. POLA STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS


1. ORGANISASI PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan di
Puskesmas kawasan perkotaan adalah sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas :
1) Berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara;
2) Memiliki pendidikan bidang kesehatan paling rendah sarjana S-1 (strata
satu) atau D-4 (diploma empat);
3) Pernah paling rendah menduduki jabatan fungsional tenaga kesehatan
jenjang ahli pertama paling sedikit 2 (dua) tahun;
4) Memiliki kemampuan manajemen di bidang kesehatan masyarakat;
5) Masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun; dan
6) Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Dalam hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak
tersedia seorang tenaga kesehatan dengan kualifikasi pendidikan
sebagaimana dimaksud kepala Puskesmas dapat dijabat oleh pejabat
fungsional tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah
diploma tiga.

b. Kepala Tata Usaha


Kriteria Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah Diploma 3 yang memahami administrasi keuangan
dan sistem informasi kesehatan. Kepala Tata Usaha membawahi beberapa
kegiatan diantaranya Koordinator tim Manajemen Puskesmas, Sistem
Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.

c. Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan


masyarakat yang membawahi:
a) Pelayanan promosi kesehatan
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat ukm
d) Pelayanan gizi yang bersifat ukm
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

d. Penanggung jawab UKM Pengembangan, membawahi upaya


pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
b) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
c) Pelayanan kesehatan olahraga
d) Pelayanan kesehatan kerja
e) Pelayanan kesehatan lainnya
e. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi
beberapa kegiatan, seperti:
a) pelayanan pemeriksaan umum
b) pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c) pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d) pelayanan gawat darurat
e) pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) pelayanan persalinan
g) pelayanan kefarmasian
h) pelayanan laboratorium
f. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas, yang membawahi:
a) Puskesmas pembantu
b) Puskesmas keliling
c) Praktik bidan desa
d) Jejaring Puskesmas
e) Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan
f) Puskesmas
g) Penanggung jawab mutu
2. ORGANISASI PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan di
Puskesmas kawasan perdesaan adalah sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan ini.
b. Kriteria Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
Pendidikan paling rendah Diploma 3 yang memahami administrasi keuangan
dan sistem informasi kesehatan. Kepala Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan
diantaranya Koordinator tim Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi Puskesmas,
kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
c. Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
membawahi:
a) Pelayanan promosi kesehatan
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat ukm
d) Pelayanan gizi yang bersifat ukm
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
d. Penanggung jawab UKM Pengembangan, membawahi upaya pengembangan yang
dilakukan Puskesmas, antara lain:
a) pelayanan kesehatan gigi masyarakat
b) pelayanan kesehatan tradisional komplementer
c) pelayanan kesehatan olahraga
d) pelayanan kesehatan kerja
e) pelayanan kesehatan lainnya
e. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium, membawahi beberapa
kegiatan, seperti:
a) pelayanan pemeriksaan umum
b) pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c) pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d) pelayanan gawat darurat
e) pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) pelayanan persalinan
g) pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat
inap
h) pelayanan kefarmasian
i) pelayanan laboratorium
f. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas, yang
membawahi:
a) Puskesmas Pembantu
b) Puskesmas keliling
c) Praktik bidan desa
d) Jejaring Puskesmas
g. Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas.
h. Penanggung jawab mutu
3. ORGANISASI PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL DAN SANGAT
TERPENCIL
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan Puskesmas di kawasan
Terpencil dan Sangat Terpencil adalah sebagai berikut
a. Kepala Puskesmas;
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan ini.
b. Kriteria Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling
rendah Diploma 3 yang memahami administrasi keuangan dan sistem informasi kesehatan.
Kepala Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan diantaranya
Koordinator Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah
tangga, keuangan dan penangungjawab bangunan, prasarana, dan peralatan
Puskesmas.
c. Penanggung jawab UKM Esensial, UKM Pengembangan dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat, yang membawahi:
a) pelayanan promosi kesehatan
b) pelayanan kesehatan lingkungan
c) pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
d) pelayanan gizi yang bersifat UKM
e) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan/atau
g) pelayanan UKM pengembangan
d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium, membawahi beberapa kegiatan,
seperti:
a) pelayanan pemeriksaan umum
b) pelayanan kesehatan gigi dan umum
c) pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d) pelayanan gawat darurat
e) pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) pelayanan persalinan
g) pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat inap
h) pelayanan kefarmasian
i) pelayanan laboratorium
e. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas, jejaring Puskesmas, yang membawahi:
a) Puskesmas Pembantu
b) Puskesmas Keliling
c) Praktik bidan desa
d) Jejaring Puskesmas
f. Penanggung jawab mutu
Keterangan: Struktur organisasi lebih sederhana karena disesuaikan
dengan keterbatasan sumber daya manusia di Puskesmas kawasan
Terpencil dan Sangat Terpencil.
SUMBER DAYA MANUSIA DI PUSKESMAS
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non
kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan berdasarkan
analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan,
jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan
pembagian waktu kerja. Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a. dokter atau dokter layanan primer;
b. dokter gigi;
c. perawat;
d. bidan;
e. tenaga kesehatan masyarakat;
f. tenaga kesehatan lingkungan;
g. ahli teknologi laboratorium medik;
h. tenaga gizi; dan
i. tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi
keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas. Tenaga Kesehatan di
Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.
Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin praktik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan yang
memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. Pelayanan
laboratorium di Puskesmas harus memenuhi kriteria ketenagaan, sarana, prasarana,
perlengkapan dan peralatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. kemenkes. Peraturan menteri kesehatan republik indonesi nomor 43 tahun 2019


tentang pusat kesehatan masyarakat. 168 (2019).

Azwar, Azrul. 1994. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang : BINARUPA


AKSARA

Anda mungkin juga menyukai