Anda di halaman 1dari 8

Available online at https://jurnal.teknologiindustriumi.ac.id/index.

php/JCPE/index

Journal of Chemical Process


e-ISSN Number
Engineering
SINTA Accreditation
2655 2967 Number 28/E/KPT/2019

Volume 7 Nomor 1 (2022)

Uji Karakteristik Magnesium Fosfat dari Pelarutan Mineral Dolomit dengan


Asam Fosfat
(Characteristic Test of Magnesium Phosphate from Dissolution of Dolomite Minerals with
Phosphoric Acid)

Bayu S. Dewangga1, Moch. Alief Setyanugraha1, Luluk Edahwati2*


1
Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur, Jln. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya
60249, Indonesia
2
Program Studi Teknik Mesin UPN Veteran Jawa Timur, Jln. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya
60249, Indonesia
Inti Sari
Magnesium fosfat (Mg3(PO4)2) adalah senyawa organik yang terbentuk dari garam
magnesium yang berasal dari asam fosfat (H 3PO4) dengan kata lain, unsur magnesium
yang melapisi antara anion fosfat. Selain itu magnesium fosfat saat ini dibutuhkan oleh
industri, khususnya pada bidang material maju dan biologis. Namun hal yang menjadi
kebutuhan saat ini adalah mahalnya harga bahan dasar yang mengharuskan impor. Mineral
Kata Kunci: Dolomit; dolomit tersebar melimpah di Indonesia, dengan kandungan kalsium (Ca) dan magnesium
ekstraksi-aerasi; analisis SEM; (Mg) di dalamnya, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dasar alternatif sintesis
magnesium fosfat; sintesis magnesium fosfat. Tahapan-tahapan dalam pembuatan magnesium fosfat adalah kalsinasi,
pelarutan mineral dolomit dengan asam fosfat menggunakan metode extraction-aeration,
dan proses terakhirnya adalah kristalisasi. Variabel penelitian menggunakan variasi
konsentrasi asam fosfat (H3PO4) yaitu 8N dan 10N serta laju alir udara 1, 2, dan 3 L/menit.
Hasil yang dipaparkan adalah mengenai karakteristik magnesium fosfat yang diperoleh
menggunakan metode XRF (X-Ray Fluorensence) dan SEM-EDX (Scanning Electron
Microscope – Energy Dispersive X-Ray). Dari hasil tersebut dapat dijadikan sebagai acuan
karakteristik dari magnesium fosfat yang diperoleh dari sintesis mineral dolomit.

Abstract
Magnesium phosphate (Mg3(PO4)2) is an organic compound formed from magnesium salts
Key Words: Dolomite; derived from phosphoric acid (H 3PO4) in other words, elemental magnesium that is
aeration-extraction; SEM sandwiched between the phosphate anions. In addition, magnesium phosphate has been
analysis; magnesium needed by industry, especially in the field of advanced and biological materials. However,
phosphate;synthesis what is currently needed is the high price of basic materials that require imports. The
mineral dolomite is widely distributed in Indonesia, contains calcium (Ca) and magnesium
(Mg) in it so that it can be used as an alternative base material for the synthesis of

Published by *Corresponding Author


Department of Chemical Engineering lulukedahwati@gmail.com
Faculty of Industrial Technology
Universitas Muslim Indonesia, Makassar
Address
Jalan Urip Sumohardjo km. 05 (Kampus 2 UMI) Journal History
Makassar- Sulawesi Selatan Paper received : 25 Maret 2022
Email : Received in revised : 28 April 2022
jcpe@umi.ac.id Accepted :30 Mei 2022
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967

magnesium phosphate. The steps in the manufacture of magnesium phosphate are


calcination, dissolution of dolomite minerals with phosphoric acid using the extraction-
aeration method, and the last process is crystallization. The research variables used
variations in the concentration of phosphoric acid (H3PO4), namely 8N and 10N, and
airflow rates of 1, 2, and 3 L/min. The results presented regarding the characteristics of
magnesium phosphate obtained using the XRF method (X-Ray Fluorensence) and SEM-
EDX (Scanning Electron Microscope – Energy Dispersive X-Ray). From these results, it
can be used as a reference for the characteristics of magnesium phosphate obtained from
the synthesis of dolomite minerals.

PENDAHULUAN suhu 510 – 700oC sedangkan untuk kalsium karbonat


Negara Indonesia memiliki kekayaan alam yang sekitar suhu 800 – 900oC [9], [5], [19], dan [14].
melimpah, berupa barang tambang dan mineral. Tahap selanjutnya adalah proses sintesis yang
Keterlimpahan barang tambang tersebut hanya menggunakan metode ekstraksi. Menurut penelitian
sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai bahan yang telah dilakukan tentang pembuatan kiserit
olahan jadi. Salah satu barang tambang yang sampai (MgSO4.H2O) dari bahan baku dolomit dengan
sekarang belum banyak pengolahannya adalah menggunakan larutan asam sulfat. Pada prosesnya
dolomit. Dolomit merupakan batuan mineral yang menggunakan dolomit dengan berat 100 gr dan ukuran
diperoleh dari alam, di dalamnya terdapat unsur hara 100-200 mesh serta variabel peubahnya adalah waktu
berbentuk Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan reaksi 30 dan 60 menit yang direaksikan dengan asam
mempunyai rumus kimia CaMg(CO3)2 [11]. Dolomit sulfat 9N per volume mulai dari 49-59 mL. Hasil
biasanya digunakan oleh petani lokal sebagai pupuk penelitian didapatkan kristal kiserit dengan struktur
yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara monoklin dengan produk samping berupa gypsum,
serta menetralkan asam pada tanah. [16]. Dari mineral serta kadar MgO yang diperoleh berkisar antara 25,2-
tersebut dapat disintesis melalui metode ekstraksi dan 28,6% dengan perolehan kiserit tertinggi yang dicapai
aerasi untuk menghasilkan magnesium fosfat dalam uji pelarutan adalah 94,1% dan 97,9% [20].
(Mg3(PO4)2). Namun saat ini industri di Indonesia Dalam penelitian tentang ekstraksi magnesium
masih tergantung terhadap impor bahan magnesium dari mineral dolomit menggunakan metode leaching
fosfat untuk memenuhi kebutuhannya dan masih asam klorida. Pada prosesnya, digunakan variabel
belum tersedia industri yang mampu menghasilkan kadar konsentrasi asam klorida sebesar 0,5-2 M
magnesium fosfat dengan bahan baku mineral dolomit. dengan menggunakan suhu reaksi 30-75℃ dengan
Oleh karena itu, penelitian tentang perolehan waktu pencucian selama 1-3 jam. Sebelum dilakukan
magnesium fosfat dari dolomit masih terbuka lebar, proses leaching pada mineral dolomit, terlebih dahulu
karena belum terdapat proses yang pernah dilakukan. dilakukan kalsinasi dengan suhu 900℃ dalam waktu 5
Untuk mencapai hasil yang optimum dari proses jam. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan
ekstraksi magnesium dari dolomit, perlu diketahui bahwa ekstraksi Mg meningkat seiring dengan
acuan yang digunakan dalam pengaruh proses tersebut. penambahan konsentrasi HCl, suhu reaksi, dan
Semakin banyak pendekatan data yang digunakan kecepatan pengadukan dengan kondisi optimum untuk
dalam proses penelitian, maka hasil yang diperoleh proses leaching adalah 2 M HCl pada suhu 75℃
akan semakin optimum. Sebelum proses ekstraksi, selama 3 jam dengan perbandingan padat/cair 20 mL/g
dolomit dikalsinasi terlebih dahulu. Kalsinasi dan kecepatan pengadukan 400 rpm dihasilkan ekstrak
merupakan suatu proses pemanasan suatu batuan kapur Mg dengan kemurnian 98,82% [12], [13], dan [15].
dengan menggunakan sedikit atau tanpa oksigen untuk Berdasarkan mekanisme kerja untuk perolehan
terjadinya proses dekomposisi thermal. Terdapat dua kristal magnesium fosfat, perlu dilakukan proses
tahapan dalam proses kalsinasi mineral dolomit, pemanasan terhadap larutan agar diperoleh padatan
pertama adalah penguraian magnesium karbonat kristal tersebut, sehingga pada penelitian kali ini
(MgCO3) menjadi magnesium oksida (MgO), digunakan ekstraksi dengan metode evaporation
dilanjutkan dengan penguraian kalsium karbonat crystallization (EC). Zat pelarut akan terpisah dari zat
(CaCO3) menjadi kalsium oksida (CaO). Rentang terlarut melalui perlakuan dengan pemanasan. Zat
reaksi penguraian magnesium karbonat terjadi pada terlarut akan terpisah dari larutan dengan membentuk
kristal padat. Pada suhu tertentu, zat pelarut pada

40
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967

larutan jenuh dapat menguap dengan bantuan energi Keterangan


panas yang diberikan dari luar. Melalui penguapan zat 1. Statif
pelarut secara bertahap, maka larutan akan mencapai 2. Klem
kondisi jenuh [1]. 3. Thermometer
Untuk reaksi yang terjadi dalam proses 4. Selang
pembuatan magnesium fosfat terjadi beberapa tahapan, 5. Beaker glass
yaitu dari tahap kalsinasi, ekstraksi, dan kristalisasi. 6. Aerator
Reaksi yang terjadi sebagai berikut: 7. Hot plate
8. Stabilizier
1. Tahap Kalsinasi
9. Kompresor
CaCO3.MgCO3 + Heat (700oC) → CaCO3.MgO +
CO2 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
[19] adalah bijih dolomit (CaCO3.MgCO3) yang didapatkan
2. Tahap Ekstraksi dari penambang desa Pucangan, Kecamatan Palang,
3 CaCO3 + 2 H3PO4 → Ca3(PO4)3OH + 3 H2O + 3 CO2 Kabupaten Tuban. Akuades (H2O) dan asam fosfat
3 MgO + 2 H3PO4 → Mg3(PO4)2 + 3 H2O (H3PO4) didapatkan dari Laboratorium Pengantar
[17] Teknik Kimia I, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut
Kondisi yang ditetapkan dalam penelitian ini
dan proses pembuatan yang belum pernah dilakukan
adalah temperatur kalsinasi 700oC dengan waktu
sebelumnya, dapat diketahui hasil penelitian
kalsinasi selama 3 jam. Rasio asam fosfat (H3PO4)
magnesium fosfat yang diperoleh dengan pembeda
dengan bijih dolomit sebesar 5 mL/gr. Ukuran partikel
pada pelarutnya yang berupa asam fosfat dan proses
lewat ayakan 80 mesh. Massa dolomit 200 gr, serta
yang digunakan adalah ekstraksi dengan bantuan
temperatur ekstraksi 60oC dan waktu ekstraksi selama
aerasi. Aerasi merupakan pemasukan oksigen dari
1 jam. Sedangkan untuk kondisi peubah yang
udara ke dalam larutan. Salah satu fungsi aerasi adalah
digunakan dalam penelitian ini yaitu konsentrasi asam
membantu pengadukan secara mekanis menggunakan
fosfat 8N, dan 10N dengan laju alir udara operasi 1, 2,
udara dan kombinasi aerasi yang diaplikasikan
dan 3 L/menit.
bertujuan untuk mengurangi pembentukan film pasif
Untuk memperoleh magnesium fosfat dari
antara padatan atau bahan dengan pelarut dalam proses
pelarutan bijih dolomit menggunakan asam fosfat
ekstraksi [3], [10], dan [2].
harus melalui dua proses yaitu proses kalsinasi sebagai
proses pretreatment bijih dolomit yang dilanjutkan
METODE PENELITIAN
dengan proses ekstraksi. Proses Kalsinasi dengan
Penitian ini dilakukan secara eksperimen pada
perlakuan meletakkan dolomit secukupnya di dalam
Laboratorium Biomassa dan Bioplastik, UPN
cawan petri, setelah itu masukkan ke dalam furnace
“Veteran” Jawa Timur dengan menggunakan skema
dengan suhu operasi 700oC selama 3 jam. Setelah
alat uji yang ditunjukkan pada gambar 1. Dalam
dikalsinasi, biarkan terlebih dolomit di dalam furnace
gambar tersebut memperlihatkan skema instalasi alat
selama sehari untuk menstabilkan suhunya agar sesuai
percobaan yang digunakan dalam pemanfaatan
dengan suhu kamar.
dolomit untuk membuat magnesium fosfat.
Dilanjutkan dengan proses Ekstraksi. Dolomit
2 yang diperlukan dalam satu perlakuan adalah 100 gr
4
dengan ukuran partikel 80 mesh yang dilarutkan ke
3
dalam larutan asam fosfat 500 mL dengan konsentrasi
1
sesuai varitabel secara bertahap. Proses ekstraksi
dilakukan selama satu jam pada temperatur 60oC
5 9 selama 1 jam dan atur rate udara sesuai dengan
6 variabel. Setelah itu disaring untuk memisahkan filtrat
7 8 dan residu, dan proses terakhir adalah menguapkan

Gambar 1. Rangkaian Alat Ekstraksi Aerasi

41
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967

filtrat pada suhu 100oC sampai diperoleh kristal magnesium fosfat yaitu terjadinya proses pelepasan
magnesium fosfat (Mg3(PO4)2). H2O dari senyawa tetrahydrate menjadi dihydrate saat
dipanaskan pada rentan temperatur 60°C hingga 120°C
HASIL DAN PEMBAHASAN [4].
Hasil Pengamatan Hasil Perolehan Massa Kristalisasi
Hasil kalsinasi menunjukkan bahan baku dolomit
Tabel 1. Perolehan Massa Padatan untuk Tiap
menjadi lebih halus dan tampak lebih kering. Hal
Variabel
tersebut dikarenakan terjadi pelepasan karbon dioksida
Massa (gr)
dari senyawa MgCO3 menjadi MgO dan CO2 pada Konsentrasi
rentang suhu 510°C hingga 750°C [19]. Selanjutnya (N) 1 L/menit 2 L/menit 3 L/menit
dolomit yang telah terkalsinasi secara parsial tersebut
dilakukan proses ekstraksi menggunakan pelarut asam 8 12,1123 12,8973 15,1251
fosfat dengan konsentrasi yang telah divariasikan serta 10 28,8088 29,3025 31,3255
laju alir udara saat proses aerasi. Hasil pengamatan
Berdasarkan data untuk padatan terbentuk yang
saat proses ekstraksi berlangsung diketahui terbentuk
diperoleh dari berbagai variasi percobaan, diperoleh
gelembung gas ketika bahan dolomit direaksikan
hubungan antara massa padatan yang terbentuk dengan
dengan pelarut asam fosfat. Gas tersebut merupakan
laju alir udara pada berbagai konsentrasi pelarut yang
gas CO2 yang berasal dari CaCO3, hal tersebut
digunakan. Diketahui bahwa konsentrasi berpengaruh
mengacu kepada persamaan reaksi yang ada. Hal
terhadap jumLah massa yang terbentuk. Hasil padatan
serupa juga terjadi pada penelitian terdahulu, ketika
yang paling banyak diperoleh yaitu pada konsentrasi
CaCO3 bereaksi dengan asam akan menghasilkan gas
10N dengan laju alir udara aerasi 3L/menit, didapatkan
CO2 [20].
berat padatan sebesar 31,3255 gr. Dari hasil tersebut
Pada proses filtrasi diperoleh pengamatan bahwa
dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi konsentrasi
semakin meningkatnya konsentrasi yang digunakan
asam fosfat yang digunakan, maka semakin besar
akan menyebabkan waktu filtrasi yang semakin lama.
massa padatan yang diperoleh setelah proses
Hal tersebut dikarenakan semakin bertambahnya
kristalisasi.
konsentrasi larutan maka viskositas filtrat dari hasil
Kenaikan jumLah prolehan massa terhadap tiap
ekstraksi juga akan meningkat. Dari proses filtrasi
kenaikan konsentrasi dapat terjadi akibat adanya
diperoleh filtrat yang tidak berwarna dan residu
peningkatan kandungan fosfor pentoksida yang
berwarna putih. Residu yang diperoleh dari proses ini
semakin banyak. Proses pembuatan asam fosfat salah
merupakan senyawa Hydroxyapatite dengan rumus
satunya adalah dengan cara thermal process, dimana
molekul Ca5(PO4)3OH. Senyawa ini dapat diperoleh
dilakukan pembakaran terhadap fosfor untuk
dengan cara mereaksikan kapur mati dengan asam
menghasilkan fosfor pentoksida yang kemudian
fosfat. Filtrat yang diperoleh mengandung senyawa
dilarutkan dalam air, dengan itu akan diperoleh asam
magnesium [17].
fosfat dengan kadar tinggi. Oleh karena itu, semakin
Pada saat kristalisasi berlangsung, diperoleh hasil
tinggi konsentrasi asam fosfat, maka semakin banyak
pengamatan bahwa semakin besar kosentrasi pelarut
fosfor pentoksida yang terkandung. Hal tersebut
maka waktu kristalisasi relatif lebih lama. Selain itu,
membuat semakin meningkatnya massa yang
semakin lama proses kristalisasi berlangsung maka uap
terbentuk setelah proses kristalisasi.
yang dihasilkan akan semakin sedikit, hal tersebut
Dapat diamati bahwa semakin cepat laju alir
karena terjadi penurunan laju penguapan akibat kadar
udara yang digunakan pada saat proses aerasi,
air yang semakin berkurang. Dalam proses kristalisasi
menunjukkan hasil rata-rata perolehan massa
juga diperoleh pengamatan berupa terjadinya
terbentuk yang fluktuatif. Hal ini dikarenakan semakin
perubahan fasa yang semula cair menjadi padat.
cepat laju alir udara yang dialirkan maka semakin
Kristalisasi juga merupakan proses pemisahan padatan
besar pengadukan mekanisnya dan berpengaruh pada
dengan cairan, Sebab ketika proses kristalisasi terdapat
proses ekstraksinya, selain itu pada proses aerasi
perpindahan massa zat yang terlarut dari solvent
berfungsi untuk mengurangi pembentukan film pasif
kepadatan murni pada fasa kristal [6]. Kristalisasi
antara padatan dengan pelarut dalam proses ekstraksi

42
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967

dan sesuai dengan Hukum Fick bahwa film pasif atau Pada penelitian ekstraksi magnesium dari
lapisan pada bahan dapat mempengaruhi konsentrasi dolomit, sebelum penelitian berjalan, bahan baku
hasil dari proses ekstraksi. Semakin tebal lapisannya terlebih dahulu dianalisakan untuk mengetahui
maka hasil ekstraksi akan semakin sedikit dan komposisi kandungannya. Terlihat pada tabel analisi
konsentrasi ekstraksinya juga semakin kecil [7]. XRF di atas bahwa di dalam dolomit terdapat
kandungan magnesium oksida (MgO) dan kalsium
Analisis XRF (X-Ray Fluorescent)
oksida (CaO) dengan masing-masing kandungan
Tabel 2. Kandungan Bahan Baku Dolomit Hasil Uji sebesar 7,1% dan 91,310%. Dari data tersebut,
Analisa XRF magnesium dalam dolomit dapat disintesis
Komponen Konsentrasi menggunakan pelarut asam fosfat untuk membentuk
MgO 7,100% magnesium fosfat (Mg3(PO3)2). Selain kandungan
CaO 91,310% magnesium terdapat juga kandungan unsur lainnya,
sehingga perlunya perlakuan ekstraksi untuk
Fe2O3 0,380%
memisahkan unsur magnesium dengan unsur lainnya
CuO 0,069%
di dalam dolomit.
MoO3 0,650%
Yb2O3 0,450%

Analisis SEM-EDX (Scannig Electron Microscope - Energy Dispersive X-ray)

(c) (d)

Gambar 2. Hasil Analisis SEM (Scannig Electron Microscope) menurut literatur yang menggunakan metode (a)
sintesis dan (b) presipitasi, sedangkan (c) dan (d) adalah hasil penelitian dengan perbesaran 1000 dan 5000 kali.

43
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967

Hasil analisis SEM yang telah diperoleh dengan


perbesaran 1.000 dan 5.000 kali terlihat bahwa kristal Tabel 4. Hasil Analisis EDX (Energy Dispersive X-
atau padatan yang terbentuk berupa magnesium fosfat. ray) dengan Perlakuan Konsentrasi Pelarut 10N
Jika dibandingkan dengan gambar 2(a) dan 2(b) Komponen % Berat % Error
terdapat suatu kesamaan yaitu memiliki struktur C 5,82 12
longgar dengan banyak partikel yang tidak beraturan
O 57,03 7,66
(Amorf) pada permukaannya. Pada jurnal Wang
Mg 10,77 5,38
diamati pada gambar 2(a) menggunakan suhu sintering
400oC, sehingga bentuk padatan kristal lebih terbentuk P 25,93 2,84
jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang telah Ca 0,45 8,68
dilakukan, gambar 2(c) dan 2(d), yang menggunakan Dari tabel di atas, didapatkan hasil terhadap
proses pemanasan kristalisasi pada suhu 120oC konsentrasi pelarut yang semakin tinggi akan
didapatkan padatan kristal yang kurang sempurna [21]. menyebabkan kadar magnesium yang diekstrak
mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat terjadi karena
Tabel 3. Hasil Analisis EDX (Energy Dispersive
semakin bertambahnya konsentrasi pelarut yang
X-ray) dengan Perlakuan Konsentrasi Pelarut 8N
digunakan, maka semakin banyak pula jumlah
Komponen % Berat % Error senyawa dalam pelarut yang dapat digunakan untuk
C 12,66 10,73 mengikat senyawa magnesium dalam dolomit. Namun
O 54,29 7,66 penggunaan konsentrasi pelarut asam fosfat yang lebih
Mg 9,78 5,38 dari 10N perlu adanya pertimbangan, karena semakin
P 22,37 2,84 tinggi konsentrasi pelarut yang digunakan akan
Ca 0,91 8,68 meningkatkan viskositas pelarut.

(b)
(a)

(c)

Gambar 3. Hasil Analisis Unsur EDX EDX (Energy Dispersive X-ray) dari Penelitian (a) dan (b) dengan Perlakuan
Konsentrasi 8N dan 10 N, Sedangkan (c) adalah Hasil Analisis EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy)
Literatur.

44
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967

Pada kedua hasil sebelumnya dapat diketahui [2] Aryanti, D. dan Syaifuddin, M., 2019. Ekstraksi
bahwa unsur yang terbentuk merupakan magnesium Au dari Batuan Mineral dengan Hidrometalurgi
fosfat. Terdapat kelebihan pada unsur fosfor sebab Aerasi - Sianida Serta Kajian Perbandingan
untuk melarutkan magnesium yang terkandung dalam Efektivitasnya pada Berbagai Metode dan
dolomit dibutuhkan asam fosfat yang berlebih. Hal ini Pelarut. JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan
telah sesuai dengan sifat analit magnesium oksida Kimia), 4 (2): 115-122.
(MgO) yang dapat larut dalam pelarut asam serta
[3] Awaluddin, N., 2007. Teknologi Pengelolahan
garam magnesium (dolomit) apabila dilarutkan dengan
Air Tanah Sebagai Rumah Tangga, Pekan
asam fosfat akan menghasilkan magnesium fosfat [8].
Apresiasi Mahasiswa LEM-FTSP UII Seminar
Dan pada hasil analisis unsur EDX (Energy Dispersive
Peran Mahasiswa Dalam Aplikasi Keteknikan
X-ray) gambar 3(a) dan (b) telah sesuai dengan hasil
Menuju Globalisasi Teknologi, Universitas Islam
EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy) gambar
Indonesia.
3(c) yang merupakan produk magnesium fosfat [18].
[4] Dudenhoefer, R., et al., 1992. Synthesis and
KESIMPULAN
Dari hasil analisi SEM-EDX (Scannig Electron Characterization of Mono Magnesium Phosphate
Microscope - Energy Dispersive X-ray) diperoleh Tetrahydrate. Journal of Crystal Growth, 125:
bahwa hasil penelitian yang didapatkan berupa 121-126.
magnesium fosfat (Mg3(PO4)2) dengan kandungan [5] Galai, H., Pijolat, M., Nahdi, K. & Ayadi, M. T.,
magnesium dan fosfor masing-masing sebesar 9,78% 2007. Mechanism of Growth of MgO and CaCO3
dan 22,37% pada konsentrasi pelarut 8N, sementara During a Dolomagraite Partial Decomposition.
pada konsentrasi pelarut 10N sebesar 10,77% dan Solid State Ionics, (178): 1039-1047.
25,93%. Analisis SEM (Scannig Electron Microscope)
menunjukkan bahwa kristal yang dihasilkan masih [6] Geankoplis, C. J., 1993. Transport Processes and
berupa hydromagnesit dan perlu dilakukan Unit Operations, 3rd Edition. India: Asoke K.
penghilangan kandungan air yang terdapat pada ikatan Ghosh, Prentice-Hall.
hydromagnesit agar jaringan komposit tidak rusak.
[7] Moldoveanu, S. dan David, R., 2015. Modern
Namun hal tersebut tetap perlu adanya penelitian lebih
Sample Preparation for Chromatoghraphy.
lanjut untuk mendapatkan hasil perbandingan.dan
Chapter 6. Solvent Extraction. Elsevier, New
memperoleh kesimpulan pasti bahwa kristal yang
York.
terbentuk adalah magnesium fosfat (Mg3(PO4)2), serta
perlu ada perlakuan untuk me-recovery asam fosfat [8] MSDS, 2007. Magnesium Hydroxide.
yang berlebih yaitu dengan pembentukan struvite. https://fscimage.fishersci.com/msds/13405.htm/
Selain itu hasil magnesium fosfat berbentuk (Accessed 20.02.20).
padatan amorf dan kurang kering akibat kurangnya
suhu sintering, dan hal yang membuktikan bahwa itu [9] Oates, J. A. H., 1998. Lime and Limestone
magnesium fosfat adalah kesamaan bentuk padatan Chemistry and Technology, Production and Uses,
dengan penelitian terdahulu dan pada hasil analisa Wiley-VCH, Weinheim (Federal Republic of
EDX (Energy Dispersive X-ray) juga memberikan Germany).
hasil atau grafik komponen yang sama dengan peneliti [10] Poppel, H. J., 1974. Aeration and Gas Transfer,
terdahulu Delft University of Technology, Department of
Civil Eng. Dev. of Sanitary Engineering.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Apriani, M., 2018. Kristalisasi Magnesium [11] Royani, A. dan Subagja, R., 2019. Ekstraksi
Karbonat dari Limbah Proses Pembuatan Garam Kalsium dari Bijih Dolomit Terkalsinasi
Rakyat. Program Doctor Departemen Teknik Menggunakan Pelarutan Asam Klorida. Jurnal
Lingkungan Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan Teknologi Mineral dan Batubara, 15(1): 13-22.
dan Kebumian, Insititut Teknologi Sepuluh
[12] Royani, A., 2016. Proses Pelarutan Bijih Dolomit
November, Surabaya.
dalam Larutan Asam Klorida. Seminar Nasional

45
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967

Sains dan Teknologi 2016. p-ISSN: 2407 – 1846, [18] Su, C., Dulfo, L. D., Dalida, M. L. P, dan Lu, M.,
e-ISSN: 2460 – 8416. 2014. Magnesium Phosphate Crystallization in A
Fluidized-Bed Reactor: Effect oh pH, Mg:P
[13] Royani, A., 2017. Studi Optimasi Pelarutan
Molar Ratio and Seed. Separation and
Dolomit Menggunakan Asam Klorida. Seminar
Purification Technology, 125: 90-96.
Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X
2017. [19] Sulistiyono, E., Firdiyono, F., Natasha, N. C. dan
Sufiandi, D., 2015. Pengaruh Ukuran Butiran
[14] Royani, A., Sulistiyono, E. & Sufiandi, D., 2016.
Terhadap Struktur Kristal pada Proses Kalsinasi
Pengaruh Suhu Kalsinasi pada Proses
Parsial Dolomit. Majalah Metalurgi¸ 30(3): 125-
Dekomposisi Dolomit. Jurnal Sains Materi
132.
Indonesia, 18(1): 41-46.
[20] Wahyudi, T. dan Supriyanto, B., 2010. Uji Coba
[15] Royani, A., Sulistiyono, E., Prasetiyo, A. B. &
Pelarutan Dolomit Karo dengan Asam Sulfat
Subagja, R., 2018. Extraction of Magnesium
Menjadi Kiserit. Jurnal Teknologi Mineral dan
from Calcined Dolomite Ore Using Hydrochoric
Batubara, 6(4): 183-192.
Acid Leaching, AIP Conference Proceedings,
1964, 020017. [21] Wang, Z., et al. 2017. Effect of Sintering
Temperature on Surface Morphology/
[16] Sastrawiguna, S., 2000. Pembuatan Magnesium
Microstructure, in Vitro Degradability,
Karbonat sebagai Bahan Baku Pemutih Kertas,
Mineralization and Osteoblast Response to
Laporan Teknik Proyek Penelitian dan
Magnesium Phosphate as Biomedical Material.
Pengembangan Material, Pusat Penelitian
Scientific Reports, 7: 823.
Metalurgi, LIPI.

[17] SchrÖdter, K., et al., 2012. Phosphoric Acid and


Phosphates. Ullmans Encyclopedia of Industrial
Chemistry. 26: 717-719.

46

Anda mungkin juga menyukai