php/JCPE/index
Abstract
Magnesium phosphate (Mg3(PO4)2) is an organic compound formed from magnesium salts
Key Words: Dolomite; derived from phosphoric acid (H 3PO4) in other words, elemental magnesium that is
aeration-extraction; SEM sandwiched between the phosphate anions. In addition, magnesium phosphate has been
analysis; magnesium needed by industry, especially in the field of advanced and biological materials. However,
phosphate;synthesis what is currently needed is the high price of basic materials that require imports. The
mineral dolomite is widely distributed in Indonesia, contains calcium (Ca) and magnesium
(Mg) in it so that it can be used as an alternative base material for the synthesis of
40
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967
41
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967
filtrat pada suhu 100oC sampai diperoleh kristal magnesium fosfat yaitu terjadinya proses pelepasan
magnesium fosfat (Mg3(PO4)2). H2O dari senyawa tetrahydrate menjadi dihydrate saat
dipanaskan pada rentan temperatur 60°C hingga 120°C
HASIL DAN PEMBAHASAN [4].
Hasil Pengamatan Hasil Perolehan Massa Kristalisasi
Hasil kalsinasi menunjukkan bahan baku dolomit
Tabel 1. Perolehan Massa Padatan untuk Tiap
menjadi lebih halus dan tampak lebih kering. Hal
Variabel
tersebut dikarenakan terjadi pelepasan karbon dioksida
Massa (gr)
dari senyawa MgCO3 menjadi MgO dan CO2 pada Konsentrasi
rentang suhu 510°C hingga 750°C [19]. Selanjutnya (N) 1 L/menit 2 L/menit 3 L/menit
dolomit yang telah terkalsinasi secara parsial tersebut
dilakukan proses ekstraksi menggunakan pelarut asam 8 12,1123 12,8973 15,1251
fosfat dengan konsentrasi yang telah divariasikan serta 10 28,8088 29,3025 31,3255
laju alir udara saat proses aerasi. Hasil pengamatan
Berdasarkan data untuk padatan terbentuk yang
saat proses ekstraksi berlangsung diketahui terbentuk
diperoleh dari berbagai variasi percobaan, diperoleh
gelembung gas ketika bahan dolomit direaksikan
hubungan antara massa padatan yang terbentuk dengan
dengan pelarut asam fosfat. Gas tersebut merupakan
laju alir udara pada berbagai konsentrasi pelarut yang
gas CO2 yang berasal dari CaCO3, hal tersebut
digunakan. Diketahui bahwa konsentrasi berpengaruh
mengacu kepada persamaan reaksi yang ada. Hal
terhadap jumLah massa yang terbentuk. Hasil padatan
serupa juga terjadi pada penelitian terdahulu, ketika
yang paling banyak diperoleh yaitu pada konsentrasi
CaCO3 bereaksi dengan asam akan menghasilkan gas
10N dengan laju alir udara aerasi 3L/menit, didapatkan
CO2 [20].
berat padatan sebesar 31,3255 gr. Dari hasil tersebut
Pada proses filtrasi diperoleh pengamatan bahwa
dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi konsentrasi
semakin meningkatnya konsentrasi yang digunakan
asam fosfat yang digunakan, maka semakin besar
akan menyebabkan waktu filtrasi yang semakin lama.
massa padatan yang diperoleh setelah proses
Hal tersebut dikarenakan semakin bertambahnya
kristalisasi.
konsentrasi larutan maka viskositas filtrat dari hasil
Kenaikan jumLah prolehan massa terhadap tiap
ekstraksi juga akan meningkat. Dari proses filtrasi
kenaikan konsentrasi dapat terjadi akibat adanya
diperoleh filtrat yang tidak berwarna dan residu
peningkatan kandungan fosfor pentoksida yang
berwarna putih. Residu yang diperoleh dari proses ini
semakin banyak. Proses pembuatan asam fosfat salah
merupakan senyawa Hydroxyapatite dengan rumus
satunya adalah dengan cara thermal process, dimana
molekul Ca5(PO4)3OH. Senyawa ini dapat diperoleh
dilakukan pembakaran terhadap fosfor untuk
dengan cara mereaksikan kapur mati dengan asam
menghasilkan fosfor pentoksida yang kemudian
fosfat. Filtrat yang diperoleh mengandung senyawa
dilarutkan dalam air, dengan itu akan diperoleh asam
magnesium [17].
fosfat dengan kadar tinggi. Oleh karena itu, semakin
Pada saat kristalisasi berlangsung, diperoleh hasil
tinggi konsentrasi asam fosfat, maka semakin banyak
pengamatan bahwa semakin besar kosentrasi pelarut
fosfor pentoksida yang terkandung. Hal tersebut
maka waktu kristalisasi relatif lebih lama. Selain itu,
membuat semakin meningkatnya massa yang
semakin lama proses kristalisasi berlangsung maka uap
terbentuk setelah proses kristalisasi.
yang dihasilkan akan semakin sedikit, hal tersebut
Dapat diamati bahwa semakin cepat laju alir
karena terjadi penurunan laju penguapan akibat kadar
udara yang digunakan pada saat proses aerasi,
air yang semakin berkurang. Dalam proses kristalisasi
menunjukkan hasil rata-rata perolehan massa
juga diperoleh pengamatan berupa terjadinya
terbentuk yang fluktuatif. Hal ini dikarenakan semakin
perubahan fasa yang semula cair menjadi padat.
cepat laju alir udara yang dialirkan maka semakin
Kristalisasi juga merupakan proses pemisahan padatan
besar pengadukan mekanisnya dan berpengaruh pada
dengan cairan, Sebab ketika proses kristalisasi terdapat
proses ekstraksinya, selain itu pada proses aerasi
perpindahan massa zat yang terlarut dari solvent
berfungsi untuk mengurangi pembentukan film pasif
kepadatan murni pada fasa kristal [6]. Kristalisasi
antara padatan dengan pelarut dalam proses ekstraksi
42
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967
dan sesuai dengan Hukum Fick bahwa film pasif atau Pada penelitian ekstraksi magnesium dari
lapisan pada bahan dapat mempengaruhi konsentrasi dolomit, sebelum penelitian berjalan, bahan baku
hasil dari proses ekstraksi. Semakin tebal lapisannya terlebih dahulu dianalisakan untuk mengetahui
maka hasil ekstraksi akan semakin sedikit dan komposisi kandungannya. Terlihat pada tabel analisi
konsentrasi ekstraksinya juga semakin kecil [7]. XRF di atas bahwa di dalam dolomit terdapat
kandungan magnesium oksida (MgO) dan kalsium
Analisis XRF (X-Ray Fluorescent)
oksida (CaO) dengan masing-masing kandungan
Tabel 2. Kandungan Bahan Baku Dolomit Hasil Uji sebesar 7,1% dan 91,310%. Dari data tersebut,
Analisa XRF magnesium dalam dolomit dapat disintesis
Komponen Konsentrasi menggunakan pelarut asam fosfat untuk membentuk
MgO 7,100% magnesium fosfat (Mg3(PO3)2). Selain kandungan
CaO 91,310% magnesium terdapat juga kandungan unsur lainnya,
sehingga perlunya perlakuan ekstraksi untuk
Fe2O3 0,380%
memisahkan unsur magnesium dengan unsur lainnya
CuO 0,069%
di dalam dolomit.
MoO3 0,650%
Yb2O3 0,450%
(c) (d)
Gambar 2. Hasil Analisis SEM (Scannig Electron Microscope) menurut literatur yang menggunakan metode (a)
sintesis dan (b) presipitasi, sedangkan (c) dan (d) adalah hasil penelitian dengan perbesaran 1000 dan 5000 kali.
43
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967
(b)
(a)
(c)
Gambar 3. Hasil Analisis Unsur EDX EDX (Energy Dispersive X-ray) dari Penelitian (a) dan (b) dengan Perlakuan
Konsentrasi 8N dan 10 N, Sedangkan (c) adalah Hasil Analisis EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy)
Literatur.
44
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967
Pada kedua hasil sebelumnya dapat diketahui [2] Aryanti, D. dan Syaifuddin, M., 2019. Ekstraksi
bahwa unsur yang terbentuk merupakan magnesium Au dari Batuan Mineral dengan Hidrometalurgi
fosfat. Terdapat kelebihan pada unsur fosfor sebab Aerasi - Sianida Serta Kajian Perbandingan
untuk melarutkan magnesium yang terkandung dalam Efektivitasnya pada Berbagai Metode dan
dolomit dibutuhkan asam fosfat yang berlebih. Hal ini Pelarut. JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan
telah sesuai dengan sifat analit magnesium oksida Kimia), 4 (2): 115-122.
(MgO) yang dapat larut dalam pelarut asam serta
[3] Awaluddin, N., 2007. Teknologi Pengelolahan
garam magnesium (dolomit) apabila dilarutkan dengan
Air Tanah Sebagai Rumah Tangga, Pekan
asam fosfat akan menghasilkan magnesium fosfat [8].
Apresiasi Mahasiswa LEM-FTSP UII Seminar
Dan pada hasil analisis unsur EDX (Energy Dispersive
Peran Mahasiswa Dalam Aplikasi Keteknikan
X-ray) gambar 3(a) dan (b) telah sesuai dengan hasil
Menuju Globalisasi Teknologi, Universitas Islam
EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy) gambar
Indonesia.
3(c) yang merupakan produk magnesium fosfat [18].
[4] Dudenhoefer, R., et al., 1992. Synthesis and
KESIMPULAN
Dari hasil analisi SEM-EDX (Scannig Electron Characterization of Mono Magnesium Phosphate
Microscope - Energy Dispersive X-ray) diperoleh Tetrahydrate. Journal of Crystal Growth, 125:
bahwa hasil penelitian yang didapatkan berupa 121-126.
magnesium fosfat (Mg3(PO4)2) dengan kandungan [5] Galai, H., Pijolat, M., Nahdi, K. & Ayadi, M. T.,
magnesium dan fosfor masing-masing sebesar 9,78% 2007. Mechanism of Growth of MgO and CaCO3
dan 22,37% pada konsentrasi pelarut 8N, sementara During a Dolomagraite Partial Decomposition.
pada konsentrasi pelarut 10N sebesar 10,77% dan Solid State Ionics, (178): 1039-1047.
25,93%. Analisis SEM (Scannig Electron Microscope)
menunjukkan bahwa kristal yang dihasilkan masih [6] Geankoplis, C. J., 1993. Transport Processes and
berupa hydromagnesit dan perlu dilakukan Unit Operations, 3rd Edition. India: Asoke K.
penghilangan kandungan air yang terdapat pada ikatan Ghosh, Prentice-Hall.
hydromagnesit agar jaringan komposit tidak rusak.
[7] Moldoveanu, S. dan David, R., 2015. Modern
Namun hal tersebut tetap perlu adanya penelitian lebih
Sample Preparation for Chromatoghraphy.
lanjut untuk mendapatkan hasil perbandingan.dan
Chapter 6. Solvent Extraction. Elsevier, New
memperoleh kesimpulan pasti bahwa kristal yang
York.
terbentuk adalah magnesium fosfat (Mg3(PO4)2), serta
perlu ada perlakuan untuk me-recovery asam fosfat [8] MSDS, 2007. Magnesium Hydroxide.
yang berlebih yaitu dengan pembentukan struvite. https://fscimage.fishersci.com/msds/13405.htm/
Selain itu hasil magnesium fosfat berbentuk (Accessed 20.02.20).
padatan amorf dan kurang kering akibat kurangnya
suhu sintering, dan hal yang membuktikan bahwa itu [9] Oates, J. A. H., 1998. Lime and Limestone
magnesium fosfat adalah kesamaan bentuk padatan Chemistry and Technology, Production and Uses,
dengan penelitian terdahulu dan pada hasil analisa Wiley-VCH, Weinheim (Federal Republic of
EDX (Energy Dispersive X-ray) juga memberikan Germany).
hasil atau grafik komponen yang sama dengan peneliti [10] Poppel, H. J., 1974. Aeration and Gas Transfer,
terdahulu Delft University of Technology, Department of
Civil Eng. Dev. of Sanitary Engineering.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Apriani, M., 2018. Kristalisasi Magnesium [11] Royani, A. dan Subagja, R., 2019. Ekstraksi
Karbonat dari Limbah Proses Pembuatan Garam Kalsium dari Bijih Dolomit Terkalsinasi
Rakyat. Program Doctor Departemen Teknik Menggunakan Pelarutan Asam Klorida. Jurnal
Lingkungan Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan Teknologi Mineral dan Batubara, 15(1): 13-22.
dan Kebumian, Insititut Teknologi Sepuluh
[12] Royani, A., 2016. Proses Pelarutan Bijih Dolomit
November, Surabaya.
dalam Larutan Asam Klorida. Seminar Nasional
45
Journal of Chemical Process Engineering e-ISSN Number 2655 2967
Sains dan Teknologi 2016. p-ISSN: 2407 – 1846, [18] Su, C., Dulfo, L. D., Dalida, M. L. P, dan Lu, M.,
e-ISSN: 2460 – 8416. 2014. Magnesium Phosphate Crystallization in A
Fluidized-Bed Reactor: Effect oh pH, Mg:P
[13] Royani, A., 2017. Studi Optimasi Pelarutan
Molar Ratio and Seed. Separation and
Dolomit Menggunakan Asam Klorida. Seminar
Purification Technology, 125: 90-96.
Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X
2017. [19] Sulistiyono, E., Firdiyono, F., Natasha, N. C. dan
Sufiandi, D., 2015. Pengaruh Ukuran Butiran
[14] Royani, A., Sulistiyono, E. & Sufiandi, D., 2016.
Terhadap Struktur Kristal pada Proses Kalsinasi
Pengaruh Suhu Kalsinasi pada Proses
Parsial Dolomit. Majalah Metalurgi¸ 30(3): 125-
Dekomposisi Dolomit. Jurnal Sains Materi
132.
Indonesia, 18(1): 41-46.
[20] Wahyudi, T. dan Supriyanto, B., 2010. Uji Coba
[15] Royani, A., Sulistiyono, E., Prasetiyo, A. B. &
Pelarutan Dolomit Karo dengan Asam Sulfat
Subagja, R., 2018. Extraction of Magnesium
Menjadi Kiserit. Jurnal Teknologi Mineral dan
from Calcined Dolomite Ore Using Hydrochoric
Batubara, 6(4): 183-192.
Acid Leaching, AIP Conference Proceedings,
1964, 020017. [21] Wang, Z., et al. 2017. Effect of Sintering
Temperature on Surface Morphology/
[16] Sastrawiguna, S., 2000. Pembuatan Magnesium
Microstructure, in Vitro Degradability,
Karbonat sebagai Bahan Baku Pemutih Kertas,
Mineralization and Osteoblast Response to
Laporan Teknik Proyek Penelitian dan
Magnesium Phosphate as Biomedical Material.
Pengembangan Material, Pusat Penelitian
Scientific Reports, 7: 823.
Metalurgi, LIPI.
46