Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN MEMBACA KRITIS ARTIKEL JURNAL

Uji Karakteristik Magnesium Fosfat dari Pelarutan Mineral


Dolomit dengan Asam Fosfat Karya Luluk Edahwati, dkk.
Oleh
Indah Safira Karimah
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

A. Pendahuluan
Negara Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah,
berupa barang tambang dan mineral. Keterlimpahan barang tambang
tersebut hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai bahan olahan
jadi. Salah satu barang tambang yang sampai sekarang belum banyak
pengolahannya adalah dolomit. Dolomit memiliki kandungan kalsium dan
magnesium yang merupakan bahan dasar sintesis magnesium fosfat. Saat
ini, magnesium fosfat sangat dibutuhkan oleh industri. Namun, bahan
dasar pembentukan magnesium fosfat sangat mahal dan mengharuskan
impor. Oleh sebab itu, Luluk Edahwati dari Prodi Teknik Mesin,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Bayu S.
Dewangga, dan Moch. Alief Setyanugraha dari Prodi Teknik Kimia,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur menulis artikel
dengan judul Uji Karakteristik Magnesium Fosfat dari Pelarutan Mineral
Dolomit dengan Asam Fosfat. Artikel jurnal tersebut dimuat pada Journal
of Chemical Process Engineering volume 7 nomor 1 Tahun 2022 dengan
laman URL: https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/4144.
Journal of Chemical Process Engineering memiliki akreditasi Sinta 3
sehingga secara reputasi sudah tidak bisa diragukan kembali. Sekretariat
pengelola Journal of Chemical Process Engineering berada di Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia.
Laporan membaca kritis artikel jurnal ilmiah ini terdiri atas
beberapa bagian, yaitu 1) pendahuluan, 2) ringkasan isi jurnal, 3)

1
pembahasan artikel jurnal, 4) aspek kebahasaan, dan 5) penutup.
Tentunya dalam mengkaji artikel tersebut referensi yang menjadi
pegangan adalah Modul Bahasa Indonesia dan Ejaan yang
Disempurnakan (EyD). Selain kedua referensi tersebut itu disesuaikan
dengan bidang keilmuan Teknik Kimia.

B. Ringkasan Artikel Jurnal


Magnesium fosfat adalah senyawa organik yang terbentuk dari
garam magnesium yang berasal dari asam fosfat. Magnesium fosfat saat
ini dibutuhkan oleh industri, khususnya pada bidang material maju dan
biologis. Namun, bahan dasar magnesium fosfat merupakan bahan impor
yang sangat mahal. Maka dari itu, diperlukan bahan alternatif untuk
menggantikan bahan dasar magnesium fosfat. Mineral dolomit adalah
sumber daya alam yang belum banyak pengolahannya dan tersebar
melimpah di Indonesia dengan kandungan kalsium dan magnesium di
dalamnya, sehingga dapat dijadikan bahan dasar alternatif sintesis
magnesium fosfat.
Tahapan-tahapan dalam pembuatan magnesium fosfat adalah
kalsinasi, pelarutan mineral dolomit dengan asam fosfat menggunakan
metode extraction-aeration, dan proses terakhirnya adalah kristalisasi.
Hasil yang dipaparkan adalah karakteristik magnesium fosfat yang
diperoleh menggunakan metode X-Ray Fluorensence (XRF) dan Scanning
Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX). Dari hasil
tersebut dapat dijadikan sebagai acuan karakteristik dari magnesium
fosfat yang diperoleh dari sintesis mineral dolomit.

C. Pembahasan Artikel Jurnal


Dolomit merupakan batuan mineral yang diperoleh dari alam, di
dalamnya terdapat unsur hara berbentuk Magnesium (Mg), Kalsium (Ca),
dan mempunyai rumus kimia CaMg(CO3)2. Dolomit biasanya digunakan
oleh petani lokal sebagai pupuk yang bermanfaat untuk meningkatkan

2
kandungan hara serta menetralkan asam pada tanah. Dari mineral
tersebut dapat disintesis melalui metode ekstraksi dan aerasi untuk
menghasilkan magnesium fosfat. Namun, saat ini industri di Indonesia
masih tergantung terhadap impor bahan magnesium fosfat untuk
memenuhi kebutuhannya dan masih belum tersedia industri yang mampu
menghasilkan magnesium fosfat dengan bahan baku mineral dolomit.
Oleh karena itu, penelitian tentang perolehan magnesium fosfat dari
dolomit masih terbuka lebar, karena belum terdapat proses yang mudah
dilakukan.
Untuk mencapai hasil yang optimum dari proses ekstraksi
magnesium dari dolomit, perlu diketahui acuan yang digunakan dalam
pengaruh proses tersebut. Sebelum proses ekstraksi, dolomit dikalsinasi
terlebih dahulu. Kalsinasi merupakan suatu proses pemanasan suatu
batuan kapur dengan menggunakan sedikit atau tanpa oksigen untuk
terjadinya proses dekomposisi thermal. Terdapat dua tahapan dalam
proses kalsinasi mineral dolomit, pertama adalah penguraian magnesium
karbonat (MgCO3) menjadi magnesium oksida (MgO), dilanjutkan dengan
penguraian kalsium karbonat (CaO). Rentang reaksi penguraian
magnesium karbonat terjadi pada suhu 510-700°C sedangkan untuk
kalsium karbonat sekitar suhu 800-900°C. Proses kalsinasi dengan
perlakuan meletakan dolomit secukupnya di dalam cawan petri, setelah itu
masukkan ke dalam furnace dengan suhu operasi 700°C selama 3 jam.
Setelah dikalsinasi, biarkan terlebih dahulu dolomit di dalam furnace
selama sehari untuk menstabilkam suhunya agar sesuai dengan suhu
kamar.
Tahap selanjutnya adalah proses sintesis yang menggunakan
metode ekstraksi. Menurut penelitian yang telah dilakukan tentang
pembuatan kiserit (MgSO4.H2O) dari bahan baku dolomit dengan
menggunakan larutan asam sulfat. Pada prosesnya menggunakan dolomit
dengan berat 100 gr dan ukuran 100-200 mesh serta variabel peubahnya
adalah waktu reaksi 30 dan 60 menit yang direaksikan dengan asam sulfat

3
9N per volume mulai dari 49-59 mL. Hasil penelitian didapatkan kristal
kiserit dengan struktur monoklin dengan produk samping berupa gypsum,
serta kadar MgO yang diperoleh berkisar antara 25,2-28,6% dengan
perolehan kiserit tertinggi yang dicapai dalam uji pelarutan adalah 94,1%
dan 97,9%. Dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut dan proses
pembuatan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui
hasil penelitian magnesium fosfat yang diperoleh dengan pembeda pada
pelarutnya yang berupa asam fosfat dan proses yang digunakan adalah
ekstraksi dengan bantuan aerasi. Aerasi merupakan pemasukan oksigen
dari udara ke dalam larutan. Salah satu fungsi aerasi adalah membantu
pengadukan secara mekanis menggunakan udara dan kombinasi aerasi
yang diaplikasikan bertujuan untuk mengurangi pembentukan film pasif
antara padatan atau bahan dengan pelarut dalam proses ekstraksi.
Pada saat kristalisasi berlangsung, diperoleh hasil pengamatan
bahwa semakin besar konsentrasi pelarut maka waktu kristalisasi relatif
lebih lama. Selain itu, semakin lama proses kristalisasi berlangsung, maka
uap yang dihasilkan akan semakin sedikit, hal tersebut karena terjadi
penurunan laju penguapan akibat kadar air yang semakin berkurang.
Dalam proses kristalisasi juga diperoleh pengamatan berupa terjadinya
perubahan fasa yang semula cair menjadi padat. Kristalisasi juga
merupakan proses pemisahan padatan dengan cairan, sebab ketika proses
kristalisasi terdapat perpindahan massa zat yang terlarut dari solvent
kepadatan murni pada fasa kristal. Kristalisasi magnesium fosfat yaitu
terjadinya proses pelepasan H2O dari senyawa tetrahydrate menjadi
dihydrate saat dipanaskan pada rentan temperatur 60°C hingga 120°C.
Hasil padatan yang paling banyak diperoleh yaitu pada konsentrasi 10N
dengan laju alir udara aerasi 3L/menit, didapatkan berat padatan sebesar
31,3255 gr. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi asam fosfat yang digunakan, maka semakin besar massa
padatan yang diperoleh setelah proses kristalisasi.

4
D. Aspek Kebahasaan
Hasil analisis artikel Uji Karakteristik Magnesium Fosfat dari
Pelarutan Dolomit dengan Asam Fosfat berdasarkan aspek kebahasaan
diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Kajian Aspek Tata Kata dalam Kalimat
a. Penulisan singkatan ditulis secara salah tertera pada bagian inti sari
pada halaman 39, yaitu XRF (X-Ray Fluorensence) dan SEM-EDX
(Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray). Penulisan
secara benar adalah X-Ray Fluorensence (XRF) dan Scanning Electron
Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX). Hal ini dikarenakan
penulisan singkatan diharuskan perincian atau penjelasan terlebih dahulu
setelah itu disingkat di dalam kurung.
b. Penulisan kosakata asing ditulis secara salah tertera pada bagian inti
sari pada halaman 39, yaitu XRF (X-Ray Fluorensence) dan SEM-EDX
(Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray). Penulisan
secara benar adalah XRF (X-Ray Fluorensence) dan SEM-EDX (Scanning
Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray). Hal ini dikarenakan
penulisan kosakata asing harus dimiringkan.
c. Penulisan tanda baca koma ditulis secara salah tertera pada bagian
hasil perolehan massa kristalisasi pada halaman 42, yaitu Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi konsentrasi asam fosfat
yang digunakan, maka semakin besar massa padatan yang diperoleh
setelah proses kristalisasi. Penulisan secara benar adalah Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam fosfat
yang digunakan, maka semakin besar massa padatan yang diperoleh
setelah proses kristalisasi. Hal ini dikarenakan penulisan kata penghubung
“bahwa” tidak memerlukan koma setelahnya.
d. Penulisan kata depan ditulis secara benar dan baik.
e. Penulisan konjungsi dan kata imbuhan ditulis secara benar dan baik.
f. Penulisan huruf kapital ditulis secara baik dan benar.

5
2) Tata Paragraf yang Digunakan
Tata paragraf pada artikel yang berjudul Uji Karakteristik Magnesium
Fosfat dari Pelarutan Dolomit dengan Asam Fosfat sudah baik dan benar.
Paragraf ditulis secara logis dan sistematis dengan jumlah kalimat sesuai
syarat dalam paragraf.
3) Wacana Keseluruhan pada Artikel
Wacana Keseluruhan pada Artikel sangat baik dan mudah dipahami
karena dijelaskan secara rinci dan sistematis.

E. Penutup
Berdasarkan uraian kajian artikel dengan judul Uji Karakteristik
Magnesium Fosfat dari Pelarutan Mineral Dolomit dengan Asam Fosfat
dapat disimpulkan bahwa magnesium fosfat memiliki kandungan
magnesium dan fosfor masing-masing sebesar 9,78% dan 22,37% pada
konsentrasi pelarut 8N, sementara pada konsentrasi pelarut 10N sebesar
10,77% dan 25,93% melalui analisis Scanning Electron Microscope-
Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX). Hasil magnesium fosfat berbentuk
padatan amorf dan kurang kering akibat kurangnya suhu sintering, hal
tersebut membuktikan bahwa magnesium fosfat adalah kesamaan bentuk
padatan dengan penelitian terdahulu.
Artikel ini layak digunakan sebagai kajian untuk penelitian
selanjutnya. Hal ini dikarenakan artikel mengandung data yang sangat
lengkap dengan tata bahasa dan kata yang mudah dipahami secara jelas
oleh seluruh pembaca.

Biodata Penulis
Indah Safira Karimah, akrab disapa Fira. Lahir di Kabupaten
Bogor, pada tanggal 12 September tahun 2004. Tercatat sebagai
mahasiswi Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Memiliki hobi membaca
buku dan mengendarai motor. Suka mendengarkan musik, terutama

6
musik yang dinyanyikan oleh Fiersa Besari dan Nadin Amizah. Sangat
suka dengan kucing. Tidak suka dengan hewan-hewan kecil yang
mengganggu seperti kecoa dan tikus. Memiliki sosial media berupa akun
instagram dengan username @glimpsce dan akun line dengan id
@safirakar. Memiliki akun email yaitu karimahindahsafira@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai