Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

LANGKAH PEMBUATAN KAWAT BAJA


Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran Pemilihan Bahan dan Proses

dengan dosen pengampu Bapak Suharno, ST

Disusun oleh

Robi Afrizal 15-21-201-096

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah Swt, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
makalah langkah pembuatan kawat baja ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas penunjang
perkuliahan, sehingga lebih memberi makna dan hasil yang optimal untuk Prodi Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang yang kompeten dan berkarakter. Melalui
proses makalah ini di harapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk merencanakan,
melaksanakan, dan menilai proses pembuatan makalah.
Ucapan trimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
terwujudnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang lebih optimal
bagi proses pembelajaran .

Tangerang, 4 Juli 2018

Robi Afrizal
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan kawat baja yang terus meningkat, menyebabkan industri-industri


kawat baja di dunia berkompetisi dalam menghasilkan kawat baja berkualitas tinggi dengan
harga bersaing. Pengetahuan di bidang material, khususnya ilmu logam, diharapkan dapat
menjadi suatu fondasi yang kuat bagi kemajuan industri di Indonesia, khususnya industri
kawat baja, dalam menghasilkan kawat baja berkualitas yang mampu bersaing dengan produk
mancanegara. Teknologi yang tepat dalam pembuatan baja memerlukan penyeimbangan
antara teori yang diperoleh melalui institusi pendidikan dengan kondisi aktual di lapangan
(dunia industri).
Di Indonesia sendiri, PT. Krakatau Steel masih merupakan produsen baja yang
terbesar, selain dapat memenuhi kebutuhan baja dalam negeri, PT. Krakatau Steel juga masih
merupakan industri baja yang memiliki kapasitas produksi terbesar di Asia Tenggara. PT.
Krakatau Steel sendiri dibagi menjadi beberapa pabrik dimana dari setiap pabrik tersebut
mengkhususkan untuk salah satu jenis produk. Salah satu jenis produk dari PT. Krakatau
Steel adalah berupa kawat baja (wire rod), proses produksinya sendiri dilakukan pada Pabrik
Batang Kawat sering disebut juga WRM (Wire Rod Mill). Selain itu, PT. Krakatau Steel juga
termasuk ke dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang termasuk kedalam golongan
industri strategis. Pabrik baja PT.Krakatau steel devisi Wire Rod Mill (WRM) terdapat
masalah-msalah atau sering di sebut problem perusahaan, salah satunya yaitu roll reduksi
yang cepat rusak, hal ini dikarnakan pendinginan roll yang kurang sempura. Di sini dapat di
analisa penyebab proses pendinginan roll reduksi kurang sempurna, di sana terdapat pompa
setrifugal untuk memompa air naik melalui pipa, untuk menyuplai air pada mesin reduksi
guna mendinginkan roll-roll untuk mereduksi baja kawat, dan ternyata suplai

air tersebut kurang, dikarenakan besarnya kerugian gesekan pada aliran air dalam
pipa,sehingga roll reduksi cepatmengalami kerusakan.Dalam perancangan ini ditunjukkan
untuk merancang instalasi pipa yang digunakan pada PT.Krakatau Steel devisi Wire Rod Mill
(WRM).
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana proses pembuatan kawat baja?

1.3 Tujuan Menjelaskan proses pembuatan kawat baja


BAB II

PEMBAHASAN

Bahan untuk membuat kawat baja adalah wire rod atau baja batangan. Cara membuat baja
batangan adalah bisa menggunakan proses Bassemer dan proses Thomas.

2.1. Proses Bassemer (asam) Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang
dilakukan di dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau
oksidasi asam, sehingga proses ini disebut “Proses Asam”. Besi kasar yang diolah dalam
konvertpr ni adalah besi kasar kelabuyang kaya akan unsur silicon dan rendah fosfor
(kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor rendah
diambil karena unsur fosfortidak dapat di reduksi dari dalam besi kasar apabila tidak diikat
dengan batu kapur.Disamping itu, fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapuryang terbuat
dari kuarsa asam, reaksi dapat membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh
karena itu, sangat menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi
kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% - 2%.

Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor dalam posisi
horizontal ( kemiringannya sekitar 300). Sementara itu, udara diembuskan dalam posisi
vertikal atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah
proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh
proses oksidasi unsur fosfor dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida
mangan, ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.

Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini berlangsung disertai
dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan panjang sekitar 2 meter,
kemudian nyala api mengcil. Sebelum nyala api padam, ditambahkan besi kasar yang banyak
mengandung mangan, kemudian baja cair dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan
dipadatkan dalam bentuk batang-batang baja.

2.2 Proses Thomas (basa) Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang
dilakukan di dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari
bahan karbonat kalsium dan magnesium karbonat (CaCO +MgCO) yang disebut “dolomit”.
Proses ini disebut juga proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 – 2) dan mengandung unsur
silikon rendah (sekitar 0,6 – 0,8). Proses ini makin baik hasilnya apabila besi kasar yang
diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah. Dalam proses ini udara diembuskan ke
cairan besi kasar di dalam konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses
oksaidasi di dalam cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang
dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). oksidasi unsur fosfor
terjadi cepat sekali, sekitar 3 – 5 menit dan proses oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon
yang disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi. Apabila nyala api sudah mengecil dan
kemudian dalam berarti proses oksidasi telah selesai. Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-
unsur di dalam besi kasar menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan
menambahkan batu kapur ke dalam konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam
konvertor, diikuti dengan penuangan baja cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian
dipadatkan menjadi batangan baja.

Setelah membuat besi baja maka langkah selanjutnya membuat kawat baja.Secara garis besar
pabrik pembuatan kawat terdiri dari dua proses utama yaitu, proses

preparasi wire rod dan proses wire drawing.Skematika Pabrik pembuatan Kawat dapat dilihat
pada gambar di bawah.

Pabrik Manufaktur Pembuatan Kawat, Wire Drawing

2.3. Proses Preparasi Wire Rod

Proses Preparasi pada prinsipnya membersihkan permukaan wire rod dari lapisan oksida
yang muncul selama proses hot rolling.Proses ini terdiri dari empat Proses yaitu pickling,
cleaning, phosphating dan normalizing. Peralatan/Mesin untuk proses preparasi permukaan
wire rod yang akan diproses dapat dilihat pada gambar di bawah.

Mesin Peralatan Untuk Pickling, Cleaning, Phosphating, Normalisasi


2.3.1. Proses Pickling

Proses Pickling adalah Proses yang bertujuan melarutkan lapisan besi oksida dengan larutan
asam (HCL atau H2SO4) pada temperatur antara 75 – 85 Celcius. Lapisan oksida yang
terdapat pada permukaan wire rod akan larut.

.3.2. Proses 2Cleaning

Proses cleaning adalah Proses pembersihan sisa larutan asam yang menempel pada
permukaan wire rod dengan dengan media air. Tujuan dari cleaning adalah untuk
menghindari terjadinya reaksi sisa asam dengan permukaan, dan ini akan menyebabkan
permukaan wire rod menjadi cacat, terjadi lubang-lubang kecil.

2.3.3. Proses Phosphating

Proses Phosphating adalah pelapisan permukaan wire rod dengan senyawa phosphat untuk
melindungi permukaan dari pengaruh lingkungan dan memudahkan proses penarikan kawat
(wire drawing). Permukaan menjadi bebas dari kotoran. Senyawa yang umum digunakan
adalah zinc phosphate atau calcium phosphate

2.3.4. Proses Normalisasi

Proses normalisasi merupakan Proses akhir yang bertujuan menetralkan permukaan wire rod
dari senyawa/zat yang reaktif sehingga tidak mudah berinteraksi dengan lingkungan. Contoh
penampilan wire rod setelah diproses pickling dan phosphating dapat dilihat pada gambar di
bawah. Wire rod sebelum di preparasi terlihat berwarna abu-abu gelap dengan sejumlah karat
warna merah kecoklatan.

Tampak bahwa setelah diproses preparasi permukaan menjadi lebih terang, tidak tampak lagi
adanya karat maupun scale.

Wire Rod Sebelum dan Sesudah Dipreparasi


2.4. Proses Wire Drawing, Penarikan Kawat

Proses berikutnya adalah proses penarikan kawat atau wire drawing. Proses wire drawing,
penarikan kawat merupakan suatu proses pembentukan logam dengan cara menarik wire rod,
kawat batangan, melalui dies atau cetakan oleh gaya tarik yang bekerja pada bagian luar dan
ditarik ke arah luar dies, cetakan. Contoh mesin penarikan kawat, wire drawing machine
dapat dilihat pada gambar di bawah.

Mesin Wire Drawing, Penarikan Kawat

Tujuan utama dari penarikan kawat adalah untuk mengecilkan diameter batang kawat, wire
rod. Batang Kawat berdiameter D1 direduksi dengan memberi gaya tarik melalui cetakan
menjadi kawat beriameter D2. Sehingga terjadi reduksi area atau pengurangan luas
penampang yang dinyatakan dengan formula berikut:

r = reduksi area = 1 – (D2/D1)2

Pengecilan diameter dilakukan dalam beberapa Proses reduksi, dengan besarnya reduksi tiap
Proses dapat menurun atau relatif sama. Tingkat keberhasilan proses wire drawing sangat
tergantung pada banyak variabel seperti variabel wrie rod yaitu drawability atau
kemamputarikan, kualitas permukaan seperti roundness, retak, kandungan pengotor atau
inklusi dalam wire rod.

Variabel operasi yang mempengaruhi keberhasilan proses drawing adalah kecepatan


penarikan, pelumasan, tingkat reduksi, dan sudut dies.

Baik variabel wire rod maupun variabel operasi sama-sama memegang peran penting dalam
keberhasilan operasi penarikan kawat. Sehingga kedua faktor harus benarbenar diketahui
secara pasti sebelum operasi dijalankan.
2.4.1 Proses Penarikan Kawat, Wire Drawing

Proses wire drawing, penarikan kawat merupakan suatu proses pembentukan logam dengan
cara menarik wire rod, kawat batangan, melalui dies atau cetakan oleh gaya tarik yang
bekerja pada bagian luar dan ditarik ke arah luar dies, cetakan.

Terjadinya aliran plastis pada pembentukan ini disebabkan oleh adanya gaya tekan yang
timbul sebagai reaksi dari logam terhadap cetakan.

Tujuan utama dari penarikan kawat adalah untuk mengecilkan diameter batang kawat, wire
rod. Batang Kawat berdiameter D1 direduksi dengan memberi gaya tarik melalui cetakan
menjadi kawat beriameter D2. Sehingga terjadi reduksi area atau pengurangan luas
penampang yang dinyatakan dengan formula berikut:

r = reduksi area = 1 – (D2/D1)2

2.4.2. Wire Drawing Adalah Proses Cold Forming Disebut Cold Drawing

Proses penarikan kawat umumnya dilakukan pada temperatur rendah atau temperature ruang,
sehingga pembentukan ini disebut sebagai cold drawing. Pada proses penarikan terjadi
deformasi yang cukup besar, sehingga sering terjadi peningkatan temperatur yang relatif
besar. Dengan demikian pada proses penarikan kawat digunakan pelumas yang mampu
mengurangi dan tahan terhadap pengaruh panas yang timbul akibat gesekan. Selain itu
pelumas juga berfungsi sebagai media pendingin. Air merupakan media pendingin yang
biasa digunakan untuk mengurangi efek panas yang ditimbulkan selama proses deformasi.

Skematika cetakan untuk wire drawing ditunjukan pada Gambar 2. Konstruksi tempat
masuknya logam ke cetakan (die) dibuat sedemikian, sehingga kawat yang masuk cetakan
akan menarik pelumas bersama dengan masuknya batang kawat. Bentuk lonceng dibuat agar
dapat meningkatkan tekanan hidrostatis dan memindahkan aliran pelumas.

Sudut reduksi (reduction angle) adalah bagian dari cetakan di mana terjadi reduksi diameter.
Sudut reduksi ini merupakan variabel dies yang sangat penting dalam proses wire drawing.
Pada daerah bantalan (bearing) tidak terjadi reduksi diameter,

namun menambah gesekan pada permukaan kawat. Fungsi utama daerah permukaan bantalan
adalah untuk memastikan diameter dan roundness kawat sesuai dengan targetnya. Tirus
belakang (backrelief) pada dies memungkinkan kawat untuk mengembang sedikit, setelah
kawat keluar dari cetakan.

2.4.3. Batas Reduksi Pada Wire Drawing

Pada umumnya reduksi penampang untuk setiap Proses dies atau draft tidak lebih dari 30 –
35%. Untuk mendapatkan diameter akhir dengan total lebih besar dari 35 %, maka diperlukan
reduksi ganda atau berProses untuk mencapai reduksi keseluruhan. Diameter kawat
berkurang setelah melalui dies tertentu, sedangkan kecepatan dan panjang kawat bertambah.
Jadi kecepatan setiap blok atau capstan harus bertambah besar agar tidak terjadi slip antara
kawat dan blok. Hal ini dapat dicapai bila kecepatan setiap blok atur dengan memasang
motor tersendiri. Bila kecepatan kawat dan kecepatan blok tidak sesuai, maka kawat akan
menggeser pada blok sewaktu berputar. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gesekan
berlebihan yang menimbulkan panas.

2.4.4. Batas Temperatur Wire Drawing

Peningkatan temperatur pada operasi wire drawing merupakan hal yang umum terjadi.
Meskipun penarikan batang kawat biasanya dilakukan pada kondisi dingin. Deformasi plastik
dan gesekan akan menaikkan temperatur kawat hingga beberapa puluh derajat celcius.
Sebagian panas akan dilepaskan pada pendingin blok dan dies. Namun, karena panas yang
diserap blok dan cetakan relatif kecil, maka kenaikan temperatur menjadi relatif besar.
Selama proses deformasi, temperatur kawat tidak boleh melebihi dari 160 celcius.
Temperatur yang terlalu tinggi dapat merubah sifat-sifat metalurgis kawat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ada 4 proses untuk pembuatan kawat baja, diantaranya :

1. Proses Bassemer (asam) suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor
yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksidasi asam

2. Proses Thomas (basa) suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor
yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat kalsium dan
magnesium karbonat (CaCO +MgCO) yang disebut “dolomit”.

3. Proses Preparasi Wire Rod Yaitu proses membersihkan permukaan wire rod dari lapisan
oksida yang muncul selama proses hot rolling, proses ini terbagi menjadi

4 tahapan proses, yaitu: 3.1.Proses Pikling

3.2.Proses Cleaning

3.3.Proses Phospating

3.4.Proses Normalisasi

4. Proses Wire Drawing (penarikan kawat) penarikan kawat merupakan suatu proses
pembentukan logam dengan cara menarik wire rod, kawat batangan, melalui dies atau
cetakan oleh gaya tarik yang bekerja pada bagian luar dan ditarik ke arah luar dies, cetakan.
DAFTAR PUSTAKA

Backofen, W. A., 1972, “Deformation Processing”, Addison-Willey Publishing Company,


Massachusett.

Dieter, G.E., 1986,”Mechanical Metallurgy”, Mc. Graw-Hill, New Jersey

Hosford, W. F., 1993, “Metal Forming, Mechanics & Metallurgy”, Second edition, Printice-
Hill, Inc., New Jersey.

Lange, K. 1985, “Handbook of Metal Forming”, MC Graw-Hill, New Jersey

Pearce, R., 1991, “Sheet Metal Forming,” The Adam Higler Series on New Manufacturing
processes and Materials,

Thomas Maxwell, 2001, “Maintenance, Design, Measuring And Pressure Lubrication Of The
Wire Drawing Die”,Wire Journal International, Vol. 34, Number 5. May.

Anda mungkin juga menyukai