0 1/2
Prosedur pemeriksaan
1. Menyesuaikan dengan insert kit yang digunakan
2. Masukkan swab specimen kedalam tabung berisi diluen dan diputar 5-10 kali.
3. Ambil swab specimen sambil diperas pada bagian ujung swab.
4. Tutup rapat tabung diluen menggunakan tutup berfilter yang sudah disediakan.
5. Tetskan 90-150 µL atau sebanyak 4-5 tetes
6. Baca Hasil dalam 5-8 menit
Interprestasi Hasil
Pelaporan
a. Hasil deteksi antigen : Positif
Pelaporan :
Antigen SARS-CoV-2 : Positif
Saran :
Lakukan karantina atau isolasi sesuai dengan ketentuan
Menerapkan PHBS
b. Hasil deteksi antigen : Negatif
Pelaporan :
Antigen SARS-CoV-2 : Negatif
Catatan :
Hasil negative tidak menyingkirkan kemungkinan terinfeksi SARS-
CoV-2 sehingga masih beresiko menularkan ke orang lain.
Hasil negative dapat terjadi pada kondisi kuantitas antigen pada
specimen dibawah level deteksi alat.
0 1/2
Pengertian Informed Consent Tindakan Medis adalah suatu penjelasan kepada pasien dan
keluarganya yang akan dilakukan tindakan medis, dimana penjelasan diberikan
oleh petugas Klinik Utama Bunda Aulia.
Tujuan Sebagai acuan dalam langkah–langkah memberikan informasi dan penjelasan
kepada pasien sebagai bukti kekuatan hukum.
Kebijakan
Prosedur 1. Setelah pasien diperiksa status kesehatannya oleh dokter, bila diperlukan suatu
tindakan medis maka dokter yang memeriksa harus memberikan informasi
selengkap-lengkapnya kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut
dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien.
2. Pada saat dokter memberikan penjelasan kepada pasien maka dokter harus
menjelaskan mengenai :
a. Diagnosis penyakitnya
b. Sifat dan luasnya tindakan medis yang akan dilakukan
c. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan medis tersebut.
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Alternatif prosedur atau cara lain tindakan medis yang dapat dilakukan
f. Konsekuensinya apabila tidak dilakukan tindakan medis tersebut
g. Prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan atau tidak
dilakukan
h. Hari depan dari akibat penyakit tindakan medis tersebut
i. Keberhasilan/ketidakberhasilan tindakan medis tersebut
3. Pelaksanaan Informed Consent tersebut dianggap benar bila persetujuan atau
penolakan tindakan medis :
a. Diberikan tanpa paksaan.
b. Diberikan setelah mendapat informasi dan penjelasan yang diperlukan
c. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental (lebih dari 21 tahun)
d. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang
tua/wali atau orang tua/wali berhalangan hadir, maka persetujuan
diberikan oleh keluarga terdekat atau induk semang dengan
menandatangani format yang disediakan.
4. Persetujuan tindakan medis ini diperlukan untuk tindakan medis bedah yang
menggunakan narkose umum, tindakan medis yang beresiko tinggi, tindakan
medis pada pasien gawat darurat yang tidak sadar
5. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medis terhadapnya setelah diberi
penjelasan yang cukup, maka pasien harus menandatangani surat penolakan
tindakan medis
6. Pada tindakan beresiko tinggi dan tindakan medis bedah, Informed Consent
harus ditandatangani oleh pasien itu sendiri, dokter yang bertangggung jawab
dan dua orang saksi
7. Dalam hal pasien tidak sadar serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan
secara medis berada dalam keadaan gawat darurat yang perlu tindakan medis
segera untuk kepentingannya, amak lembar persetujuan dapat ditandatangani
oleh dua orang dokter yang menangani pasien tersebut atas sepengetahuan
Karumkit.
8. Perluasan tindakan medis/operasi selain tindakan medis yang telah disetujui,
tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun juga kecuali apabila
perluasan tindakan medis tersebut terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan
jiwa pasien.
9. Setelah perluasan tindakan medis/operasi sebagaimana tersebut diatas
dilakukan, dokter harus memberikn informasi kepada pasien atau keluarganya.
10. Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai tanggung
jawab untuk memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan, apabila
berhalangan maka informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat
diwakilkan kepada dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang
bersangkutan.
11. Dalam hal tindakan medis yang bukan bedah (operasi) dan tindakan non invasif
lainnya, maka informasi dapat diberikan oleh dokter lain atau perawat dengan
sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.
Unit Terkait
PROTAP PENCATATAN KEMATIAN DI IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
0 1/2
0 1/2
0 1/2
UNIT TERKAIT
IGD.
- Absensi rapat.
DOKUMEN TERKAIT - Notulen rapat.
ORIENTASI DAN BIMBINGAN
PERAWAT
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
0 1/2
Pengertian Proses pengenalan dan bimbingan perawat yang lulus dalam seleksi
penerimaan karyawan baru
Tujuan 1. Memberikan pembekalan kepada perawat baru mengenai Rumah Sakit
2. Memberikan penyegaran mengenai materi dasar keperawatan/
kebidanan
3. Memberikan bimbingan mengenai pelaksanaan prosedur-prosedur
keperawatan
Kebijakan Untuk memenuhi standart Rumah Sakit
Prosedur 1. Persiapan:
a) Berkas Visi Misi dan Struktur Organisasi Rumah Sakit
b) Buku Pedoman Penyelenggara Keperawatan
c) Berkas Tata Tertib Perawat
d) Berkas Rekam Medik/Status Pasien
e) Format Penilaian Kinerja
f) Berkas Kode Etik Keperawatan (Ref:04)
2. Pelaksanaan:
a) Penjelasan mengenai visi, misi, tujuan, motto dan struktur RS. oleh
Direktur RS Medika Stannia atau yang mewakili
b) Penjelasan tentang tata tertib, hak dan kewajiban pegawai oleh
Personalia atau yang mewakili
c) Penjelasan mengenai visi, misi, tujuan, motto dan Struktur
Keperawatan serta Protap Keperawatan oleh Kepala/ Wakil Kepala
Keperawatan
d) Penyegaran materi Keperawatan khususnya mengenai kode etik
keperawatan, penghitungan cairan infus, obat dan Standar Asuhan
Keperawatan serta penulisan berkas Rekam Medis oleh Kepala/
Wakil Kepala Bagian Keperawatan
Pembuatan jadwal rotasi perawat, dengan ketentuan sebagai
berikut:Minggu I : rotasi per hari dengan jam dinas pukul 07.00
– 14.30 WIB di Unit IGD.
Minggu II–X: rolling per minggu dengan pola dinas shift pagi,
siang dan sore di IGD,Poliklinik, Keperawatan
Minggu XI-XII: rolling di unit dimana perawat yang
bersangkutan akan ditempatkan terutama sesuai dengan
kebutuhan ruangan, atau ketrampilan, bakat dan pengalaman
yang dimiliki.
e) Bimbingan Protap oleh Kepala Ruangan. Selama dalam proses
bimbingan, Kepala Ruangan atau perawat senior/Ketua Shift harus
mendampingi tindakan-tindakan invasif hingga target tindakan
dicapai dengan baik.Dalam 2 minggu pertama, segala tindakan perlu
diawasi oleh Kepala ruang/perawat senior
f) Penilaian kinerja mingguan dan target tindakan oleh Kepala
Ruangan
g) Evaluasi penilaian kinerja mingguan dan target tindakan khususnya
menginfus minimal 5x berhasil, memasang Infus minimal 2x
berhasil, memasang EKG(Ref:06) minimal 2x berhasil dan
memasang NGT minimal 1x berhasil selama menjalani masa
orientasi
h) Penyelenggaraan ujian tulis dan interview dilakukan di akhir masa
orientasi oleh Kepala Bagian Keperawatan
i) Pembuatan rekomendasi penilaian dilakukan oleh Kepala Bagian
Keperawatan
j) Penyerahan hasil penilaian kinerja, ujian tulis dan rekomendasi
penilaian disampaikan ke Bagian SDM
Unit Terkait IGD.
Dokumen terkait Seluruh Unit Keperawatan, SDM
KEBIJAKAN MELAKUKAN TRIASE IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
0 1/1
0 1/2
Pengertian Tindakan yang dilakukan terhadap pasien dengan alas an medis atau
keterbatasan fasilitas yang ada di Rumah Sakit
Tujuan a. Standarisasi cara merujuk pasien Instalasi Gawat Darurat ke
Rumah Sakit Lain
b. Memberikan kepuasan kepada pasien
Kebijakan a. Pasien didampingi oleh dokter atau perawat
b. Pasien yang di rujuk harus dalam kondisi stabil
c. Pasien bisa juga di rujuk dengan segera apabila pasien tersebut
membutuhkan penanganan yang lebih intensive, pelayanan tidak
ada, tempat penuh, kasus pidana, atas permintaan sendiri dengan
catatan harus diberi therapy awal terlebih dahulu oleh Dokter
Instalasi Gawat Darurat
Prosedur a. Dokter menjelaskan penyakit yang diderita pasien serta perlu nya
dirujuk ke Rumah Sakit lain untuk pengobatan selanjutnya
b. Dokter meminta persetujuan pasien/ keluarga pasien
c. Bila pasien tidak setuju maka petugas mempersilahkan pasien untuk
menyatakan ketidak setujuan nya secara tertulis, kemudian pasien
wajib menyelesaikan administrasi atas tindakan yang sudah
dilakukan di Instalasi Gawat Darurat
d. Bila pasien setuju maka petugas akan membuatkan surat rujukan ke
rumah sakit lain dan meminta pasien/ keluarga nya untuk
menandatangani surat pernyataan setuju
e. Petugas mempersilahkan pasien untuk menyelesaikan administrasi
sebelum dirujuk
f. Bila kondisi pasien sudah stabil maka petugas :
- Menghubungi Rumah Sakit yang akan di tuju untuk menyiapkan
tindak lanjut perawatan
- Menghubungi perawat untuk mengantarkan pasien serta
menyediakan surat rujukan yang di buat oleh dokter dan surat
pernyataan setuju pasien
- Perawat menghubungi sopir ambulance untuk menyiapkan
ambulance untuk merujuk pasien
- Mengantar pasien dengan ambulance
0 1/1
Pengertian Suatu proses pemakaian obat, cairan infus dan yang akan dipakai dan
digunakan untuk pasien dan akan dilakukan pencatatan pada buku
pemakaian /Laporan IGD dan status pasien.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemakaian cairan infus
dan agar penggunaannya sesuai dengan tujuan.
Kebijakan Ada ketentuan pemakaian cairan infus
Prosedur 1. Menyiapkan cairan infus dan alat habis yang akan dipakai atau
dibutuhkan di UGD.
2. Alat dipakai sesuai dengan intruksi dokter,kebutuhan atau keadaan
pasien.
3. Setiap cairan infus yang digunakan, perawat IGD melakukan pencatatan
pemakaian di buku pemakaian/ laporan IGD, kartu persediaan barang,
dan status pasien
Status Pasieno
SOP
PEMBUATAN JADWAL JAGA DOKTER IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
0 1/1
Pengertian Pembuatan jadwal dokter IGD adalah penyusunan pembuatan daftar jaga
tenaga Dokter IGD yang disusun dan ditandatangani oleh Ka.Unit, diajukan
ke Komite Medis untuk diketahui dan ditandatangani oleh Direktur Klinik
Utama Bunda Aulia
Tujuan Sebagai acuan dalam pembuatan jadwal jaga perawat IGD
0 1/1
Pengertian Pembuatan jadwal dokter IGD adalah penyusunan pembuatan daftar jaga
tenaga Dokter IGD yang disusun dan ditandatangani oleh Kepala.Unit,
diajukan ke Komite Medis untuk diketahui dan ditandatangani oleh Direktur
Klinik Utama Bunda Aulia
Tujuan Sebagai acuan dalam pembuatan jadwal jaga dokter IGD
0 1/1
Prosedur 1. Jadwal dibuat satu minggu sebelum jadwal jaga bulan lalu
habis
2. Jadwal konsulen on call di buat oleh GM Pelayanan atas
masukan dari SMF yang terkit
3. Setelah jadwal konsul on call dibuat, dokter konsul on call
harus mengetahui jadwal jaga masing-masing.
4. Setelah jadwal ditetapkan, setiap dokter berhak memiliki
salinan jadwal konsulen on call
5. Lampiran jadwal jaga setiap bulannya dapat dilihat di ruang IGD
Unit Terkait IGD
Dokumen terkait Jadwal jaga dokter IGD on call
PENANGANAN KASUS PEMERKOSAAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
0 1/1
0 1/1
Pengertian DOA adalah pasien yang datang ke IGD dalam keadaan meninggal dunia.
0 1/1
0 1/1
Pengertian Pasien yang meninggal di IGD yaitu pasien yang datang masih hidup dalam
keadaan gawat dan setelah dilakukan penanganan resusitasi tidak berhasil
dan akhimya meninggal.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah penanganan pasien meninggal
di IGD.
Kebijakan Adanya peraturan tertulis mengenai pasien yang meninggal di IGD.
0 1/1
0 1/1
0 1/1
Prosedur 1. Pasien yang meninggal di ruang perawatan tidak lebih dari 6 jam segera
dilaporkan ke IGD.
2. Petugas ruangan mengisi formulir kematian IGD dan diserahkan ke IGD
segera mungkin dan ditangani.
3. Petugas IGD menulis pada buku lampiran bahwa pasien tersebut
termasuk kematian IGD.