Anda di halaman 1dari 24

PEMERIKSAAN RAPID TEST SARS CoV 2 ANTIGEN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL 11 Juni 2021
Yuli Eka Ningsih

Pengertian Merupakan uji imunokromatografi untuk deteksi cepat secara kualitatif terhadap


sindrom pernapasan akut berat coronavirus 2 (SARS-CoV-2) untuk mendeteksi
adanya antigen dalam virus tersebut.
Tujuan 1. Proses penyelidikan epidemiologi dan pelacakan kontak sebagai upaya memutus
mata rantai penularan COVID-19
2. Untuk kepentingan pelacakan kontak, penegakan diagnosis, dan skrining Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19)
Kebijakan
Prosedur a. Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau hand rub sebelum dan
sesudah tindakan
b. Penggunaan APD Level 3
c. Diwajibkan menyediakan tempat sampah infeksius

Alat dan bahan pengambilan specimen :


a. Insert kit yang berisi :
1. Swab Dacron
2. Kaset test
3. Diluen
4. Tutup tabung
b. Cara pengambilan specimen swab nasofaring
1. Gunakan APD sesuai standar
2. Pastikan tidak ada obstruksi (hambatan pada lubang hidung)
3. Masukkan swab secara perlahan kedalam hidung, pastikan posisi swab pada
septum bawah hidung, secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring.
4. Lakukan gerakan memutar secara perlahan.

Prosedur pemeriksaan
1. Menyesuaikan dengan insert kit yang digunakan
2. Masukkan swab specimen kedalam tabung berisi diluen dan diputar 5-10 kali.
3. Ambil swab specimen sambil diperas pada bagian ujung swab.
4. Tutup rapat tabung diluen menggunakan tutup berfilter yang sudah disediakan.
5. Tetskan 90-150 µL atau sebanyak 4-5 tetes
6. Baca Hasil dalam 5-8 menit
Interprestasi Hasil

Pelaporan
a. Hasil deteksi antigen : Positif
Pelaporan :
 Antigen SARS-CoV-2 : Positif
Saran :
 Lakukan karantina atau isolasi sesuai dengan ketentuan
 Menerapkan PHBS
b. Hasil deteksi antigen : Negatif
Pelaporan :
 Antigen SARS-CoV-2 : Negatif
Catatan :
 Hasil negative tidak menyingkirkan kemungkinan terinfeksi SARS-
CoV-2 sehingga masih beresiko menularkan ke orang lain.
 Hasil negative dapat terjadi pada kondisi kuantitas antigen pada
specimen dibawah level deteksi alat.

Unit Terkait Laboratorium


INFORMED CONSENT TINDAKAN MEDIS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021

Yuli Eka Ningsih

Pengertian Informed Consent Tindakan Medis adalah suatu penjelasan kepada pasien dan
keluarganya yang akan dilakukan tindakan medis, dimana penjelasan diberikan
oleh petugas Klinik Utama Bunda Aulia.
Tujuan Sebagai acuan dalam langkah–langkah memberikan informasi dan penjelasan
kepada pasien sebagai bukti kekuatan hukum.
Kebijakan
Prosedur 1. Setelah pasien diperiksa status kesehatannya oleh dokter, bila diperlukan suatu
tindakan medis maka dokter yang memeriksa harus memberikan informasi
selengkap-lengkapnya kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut
dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien.
2. Pada saat dokter memberikan penjelasan kepada pasien maka dokter harus
menjelaskan mengenai :
a. Diagnosis penyakitnya
b. Sifat dan luasnya tindakan medis yang akan dilakukan
c. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan medis tersebut.
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Alternatif prosedur atau cara lain tindakan medis yang dapat dilakukan
f. Konsekuensinya apabila tidak dilakukan tindakan medis tersebut
g. Prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan atau tidak
dilakukan
h. Hari depan dari akibat penyakit tindakan medis tersebut
i. Keberhasilan/ketidakberhasilan tindakan medis tersebut
3. Pelaksanaan Informed Consent tersebut dianggap benar bila persetujuan atau
penolakan tindakan medis :
a. Diberikan tanpa paksaan.
b. Diberikan setelah mendapat informasi dan penjelasan yang diperlukan
c. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental (lebih dari 21 tahun)
d. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang
tua/wali atau orang tua/wali berhalangan hadir, maka persetujuan
diberikan oleh keluarga terdekat atau induk semang dengan
menandatangani format yang disediakan.
4. Persetujuan tindakan medis ini diperlukan untuk tindakan medis bedah yang
menggunakan narkose umum, tindakan medis yang beresiko tinggi, tindakan
medis pada pasien gawat darurat yang tidak sadar
5. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medis terhadapnya setelah diberi
penjelasan yang cukup, maka pasien harus menandatangani surat penolakan
tindakan medis
6. Pada tindakan beresiko tinggi dan tindakan medis bedah, Informed Consent
harus ditandatangani oleh pasien itu sendiri, dokter yang bertangggung jawab
dan dua orang saksi
7. Dalam hal pasien tidak sadar serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan
secara medis berada dalam keadaan gawat darurat yang perlu tindakan medis
segera untuk kepentingannya, amak lembar persetujuan dapat ditandatangani
oleh dua orang dokter yang menangani pasien tersebut atas sepengetahuan
Karumkit.
8. Perluasan tindakan medis/operasi selain tindakan medis yang telah disetujui,
tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun juga kecuali apabila
perluasan tindakan medis tersebut terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan
jiwa pasien.
9. Setelah perluasan tindakan medis/operasi sebagaimana tersebut diatas
dilakukan, dokter harus memberikn informasi kepada pasien atau keluarganya.
10. Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai tanggung
jawab untuk memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan, apabila
berhalangan maka informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat
diwakilkan kepada dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang
bersangkutan.
11. Dalam hal tindakan medis yang bukan bedah (operasi) dan tindakan non invasif
lainnya, maka informasi dapat diberikan oleh dokter lain atau perawat dengan
sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.

Unit Terkait
PROTAP PENCATATAN KEMATIAN DI IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021

Yuli Eka Ningsih

Pengertian Yang dimaksud dengan kematian di instalasi gawat darurat adalah


kasus dimana pasien meninggal di instalasi gawat darurat, setelah
mendapat penanganan medic di instalasi gawat darurat.
Tujuan Untuk keseragaman penatalaksanaan dari petugas kesehatan dalam
penanganan kasus kematian
Kebijakan Berdasarkan SK direktur nomor 01000/1/2010 tentang pencatatan dan
pelaporan kematian di instalasi gawat darurat.
Prosedur Setiap kejadian kematian di instalasi gawat darurat harus dicatat tiap
bulan dan dilaporkan secara tertulis;
1. Data jumlah kematian
2. Pendukung dan diagnosa laporan bulanan, triwulan, semester dan
tahunan.
3. Dibuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan.
Unit Terkait Rekam Medis dan pelayanan
PENELITIAN KECEPATAN PELAYANAN
( RESPON TIME )
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR
PROSEDUR
OPRASIONAL 11 Juni 2021

Yuli Eka Ningsih

Pengertian Penelitian kecepatan pelayanan (respon time) adalah suatu kegiatan


penelitian terhadap kecepatan pelayanan dan setiap tindakan pada
pasien di IGD.
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas IGD dalam kegiatan penelitian terhadap
kecepatan pelayanan di IGD.
Kebijakan Adanya ketentuan dalam penelitian kecepatan pelayanan di IGD.
Prosedur 1. Penelitian kecepatan waktu pelayanan diambil data dari status
pasien pada bulan Maret setiap tahunnya dan diambil sample:
a) Status pasien yang diobservasi sebanyak 10 buah.
b) Status pasien yang pulang tanpa tindakan sebanyak 10 buah.
c) Status pasien yang pulang dengan tindakan sebanyak 10 buah
d) Status pasien yang dirawat sebanyak 10 buah.
2. Data diolah dari status pasien mengenai jam pasien datang ke IGD
sampai selesai tindakan / pemeriksaan.
3. Data dievaluasi , dilaporkan dan ditindaklanjuti.
Unit Terkait - IGD.
- Rekam Medis
Dokumen terkait Status Pasien
EVALUASI KASUS KECELAKAAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021

Yuli Eka Ningsih

Pengertian Evaluasi kasus kecelakaan adalah data penyakit kecelakaan yang


dikelompokkan menurut kasusnya diambil dari buku register pasien
dan buku catatan kecelakaan.
Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan.
Kebijakan Ada prosedur evaluasi kasus kecelakaan.
Prosedur 1. Evaluasi kasus kecelakaan dihitung pada setiap akhir bulan.
2. Data dikelompokkan dan dihitung menurut Jenis kecelakaan.
3. Data yang telah dihitung, dibuat grafiknya.
Unit Terkait IGD.
Dokumen terkait Status Pasien
RAPAT RUTIN STAF IGD
Rapat rutin staf IGD adalah pertemuan yang
PENGERTIAN diselenggarakan 1 bulan sekali pada hari dan jam yang telah
ditentukan.

Sebagai acuan peerapan langkah-langkah untuk


TUJUAN melaksanakan pertemuan rapat rutin.

Rapat rutin staf IGD dilakukan untuk membahas maslah-


KEBIJAKAN maslah dinas yang timbul.

1. Pengumuman rapat pada papan pengumuman IGD


PROSEDUR meliputi: hari, tanggal, jam, dan tempat.
2. Mempersiapkan alat-alat bila perlu dan form. Absensi
rapat.
3. Rapat dibuka oleh Pimpinan rapat dan menunjuk salah
satu anggota rapat sebagai notulen.
4. Diskusi atau tanya jawab setelah pembashan materi
rapat.
5. Hasil rapat dievaluasi dan direncanakn untuk lanjut
pemecahan masalahnya.
6. Hasil rapat acuan materi rapat berikutnya.

UNIT TERKAIT
IGD.

- Absensi rapat.
DOKUMEN TERKAIT - Notulen rapat.
ORIENTASI DAN BIMBINGAN
PERAWAT
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021

Yuli Eka Ningsih

Pengertian Proses pengenalan dan bimbingan perawat yang lulus dalam seleksi
penerimaan karyawan baru
Tujuan 1. Memberikan pembekalan kepada perawat baru mengenai Rumah Sakit
2. Memberikan penyegaran mengenai materi dasar keperawatan/
kebidanan
3. Memberikan bimbingan mengenai pelaksanaan prosedur-prosedur
keperawatan
Kebijakan Untuk memenuhi standart Rumah Sakit
Prosedur 1. Persiapan:
a) Berkas Visi Misi dan Struktur Organisasi Rumah Sakit
b) Buku Pedoman Penyelenggara Keperawatan
c) Berkas Tata Tertib Perawat
d) Berkas Rekam Medik/Status Pasien
e) Format Penilaian Kinerja
f) Berkas Kode Etik Keperawatan (Ref:04)
2. Pelaksanaan:
a) Penjelasan mengenai visi, misi, tujuan, motto dan struktur RS. oleh
Direktur RS Medika Stannia atau yang mewakili
b) Penjelasan tentang tata tertib, hak dan kewajiban pegawai oleh
Personalia atau yang mewakili
c) Penjelasan mengenai visi, misi, tujuan, motto dan Struktur
Keperawatan serta Protap Keperawatan oleh Kepala/ Wakil Kepala
Keperawatan
d) Penyegaran materi Keperawatan khususnya mengenai kode etik
keperawatan, penghitungan cairan infus, obat dan Standar Asuhan
Keperawatan serta penulisan berkas Rekam Medis oleh Kepala/
Wakil Kepala Bagian Keperawatan
 Pembuatan jadwal rotasi perawat, dengan ketentuan sebagai
berikut:Minggu I : rotasi per hari dengan jam dinas pukul 07.00
– 14.30 WIB di Unit IGD.
 Minggu II–X: rolling per minggu dengan pola dinas shift pagi,
siang dan sore di IGD,Poliklinik, Keperawatan
 Minggu XI-XII: rolling di unit dimana perawat yang
bersangkutan akan ditempatkan terutama sesuai dengan
kebutuhan ruangan, atau ketrampilan, bakat dan pengalaman
yang dimiliki.
e) Bimbingan Protap oleh Kepala Ruangan. Selama dalam proses
bimbingan, Kepala Ruangan atau perawat senior/Ketua Shift harus
mendampingi tindakan-tindakan invasif hingga target tindakan
dicapai dengan baik.Dalam 2 minggu pertama, segala tindakan perlu
diawasi oleh Kepala ruang/perawat senior
f) Penilaian kinerja mingguan dan target tindakan oleh Kepala
Ruangan
g) Evaluasi penilaian kinerja mingguan dan target tindakan khususnya
menginfus minimal 5x berhasil, memasang Infus minimal 2x
berhasil, memasang EKG(Ref:06) minimal 2x berhasil dan
memasang NGT minimal 1x berhasil selama menjalani masa
orientasi
h) Penyelenggaraan ujian tulis dan interview dilakukan di akhir masa
orientasi oleh Kepala Bagian Keperawatan
i) Pembuatan rekomendasi penilaian dilakukan oleh Kepala Bagian
Keperawatan
j) Penyerahan hasil penilaian kinerja, ujian tulis dan rekomendasi
penilaian disampaikan ke Bagian SDM
Unit Terkait IGD.
Dokumen terkait Seluruh Unit Keperawatan, SDM
KEBIJAKAN MELAKUKAN TRIASE IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Pengelompokan atau proses memilah-milah keadaan pasien


berdasarkan kegawatdaruratan dan berat – ringanya trauma atau
penyakit pasien
Tujuan Setiap pasien yang datang dapat ditangani dengan cepat dan tepat
sesuai dengan jenis kasus dan tingkat kegawatan.
Kebijakan a. Proses triase dilakukan langsung oleh dokter Unit Gawat Darurat.
b. Peroses triase dilakukan oleh dokter dan perawat yang bersertifikat.
c. Pertolongan pada pelayanan Gawat Darurat sehari-hari dahulukan
korban yang kondisinya berat Sekali.
d. Prioritas Pertolongan dengan labelisasi warna
- Merah : Gawat Darurat
- Kuning : Gawat Tidak Darurat
- Hijau : Tidak Gawat Tidak Darurat
- Hitam : Meninggal
Prosedur 1. Petugas menerima pasien yang datang dan membawanya ke ruang
triase.
2. Peroses triase dilakukan oleh perawat yang bersertifikat
3. Petugas mengidentifikasi tingkat kegawatdaruratan medis pasien.
4. Apakah pasien termasuk pasien Gawat Darurat, Pasien Gawat
Tidak Darurat, Pasien Darurat Tidak Gawat, Pasien Tidak Gawat
Tidak Darurat, Kecelakan.
5. Petugas melakukan tindakan sesuai dengan kegawatdaruratan
medis pasien.
6. Petugas memeriksa keadaan umum pasien untuk melihat kondisi
pasien.
7. Apabila kegawatdaruratan pasien belum teratasi maka akan
dilakukan tindakan medis sesuai kondisi tersebut.
8. Apabila kegawatdaruratan telah teratasi, petugas akan mengirim
pasien ke unit pelayanan sesuai kondisi pasien.
Unit Terkait Bidang pelayanan medis dan keperawatan.
Dokumen terkait Kebijakan pelayanan pasien di IGD.
MERUJUK PASIEN INSTALASI
GAWAT DARURAT
KE RUMAH SAKIT LAIN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021

Yuli Eka Ningsih

Pengertian Tindakan yang dilakukan terhadap pasien dengan alas an medis atau
keterbatasan fasilitas yang ada di Rumah Sakit
Tujuan a. Standarisasi cara merujuk pasien Instalasi Gawat Darurat ke
Rumah Sakit Lain
b. Memberikan kepuasan kepada pasien
Kebijakan a. Pasien didampingi oleh dokter atau perawat
b. Pasien yang di rujuk harus dalam kondisi stabil
c. Pasien bisa juga di rujuk dengan segera apabila pasien tersebut
membutuhkan penanganan yang lebih intensive, pelayanan tidak
ada, tempat penuh, kasus pidana, atas permintaan sendiri dengan
catatan harus diberi therapy awal terlebih dahulu oleh Dokter
Instalasi Gawat Darurat
Prosedur a. Dokter menjelaskan penyakit yang diderita pasien serta perlu nya
dirujuk ke Rumah Sakit lain untuk pengobatan selanjutnya
b. Dokter meminta persetujuan pasien/ keluarga pasien
c. Bila pasien tidak setuju maka petugas mempersilahkan pasien untuk
menyatakan ketidak setujuan nya secara tertulis, kemudian pasien
wajib menyelesaikan administrasi atas tindakan yang sudah
dilakukan di Instalasi Gawat Darurat
d. Bila pasien setuju maka petugas akan membuatkan surat rujukan ke
rumah sakit lain dan meminta pasien/ keluarga nya untuk
menandatangani surat pernyataan setuju
e. Petugas mempersilahkan pasien untuk menyelesaikan administrasi
sebelum dirujuk
f. Bila kondisi pasien sudah stabil maka petugas :
- Menghubungi Rumah Sakit yang akan di tuju untuk menyiapkan
tindak lanjut perawatan
- Menghubungi perawat untuk mengantarkan pasien serta
menyediakan surat rujukan yang di buat oleh dokter dan surat
pernyataan setuju pasien
- Perawat menghubungi sopir ambulance untuk menyiapkan
ambulance untuk merujuk pasien
- Mengantar pasien dengan ambulance

g. Bila kondisi pasien tidak gawat, petugas memberikan surat rujukan


pada keluarga pasien dan surat pernyataan setuju dan surat
pernyataan setuju disimpan di Rumah Sakit sebagai arsip
h. Apabila ada pasien yang akan dirujuk dengan segera tetapi pasien
tersebut menolak dan tetap mau di rawat di Rumah Sakit tersebut
sedangkan fasilitas tidak tersedia, maka pasien ataupun penanggung
jawab pasien wajib mengisi dan menandatangani informed concent
Unit Terkait a. Instalasi Gawat Darurat
b. Rawat Jalan
Dokumen terkait a. Surat Pernyataan setuju / tidak setuju
b. Surat Rujukan
PEMAKAIAN CAIRAN INFUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Suatu proses pemakaian obat, cairan infus dan yang akan dipakai dan
digunakan untuk pasien dan akan dilakukan pencatatan pada buku
pemakaian /Laporan IGD dan status pasien.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemakaian cairan infus
dan agar penggunaannya sesuai dengan tujuan.
Kebijakan Ada ketentuan pemakaian cairan infus

Prosedur 1. Menyiapkan cairan infus dan alat habis yang akan dipakai atau
dibutuhkan di UGD.
2. Alat dipakai sesuai dengan intruksi dokter,kebutuhan atau keadaan
pasien.
3. Setiap cairan infus yang digunakan, perawat IGD melakukan pencatatan
pemakaian di buku pemakaian/ laporan IGD, kartu persediaan barang,
dan status pasien

Unit Terkait IGD


Dokumen terkait Buku Pemakaian IGD

Kartu persediaan Cairan

Status Pasieno
SOP
PEMBUATAN JADWAL JAGA DOKTER IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Pembuatan jadwal dokter IGD adalah penyusunan pembuatan daftar jaga
tenaga Dokter IGD yang disusun dan ditandatangani oleh Ka.Unit, diajukan
ke Komite Medis untuk diketahui dan ditandatangani oleh Direktur Klinik
Utama Bunda Aulia
Tujuan Sebagai acuan dalam pembuatan jadwal jaga perawat IGD

Kebijakan Adanya prosedur pembuatan jadwal jaga perawat IGD


Prosedur 1. Kepala instansi gawat darurat membuat jadwal jaga perawat
IGD sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Jadwal jaga perawat IGD dalam 24 jam dibagi 3 shift, sbb:
a. Shift pagi jam 07.00 s/d 14.00 WIB
b. Shift sore jam 14.00 s/d 21.00 WIB
c. Shift malam jam 21.00 s/d 07.00 WIB
3. Setelah jadwal jaga dibuat, ditanda tangani oleh ka
Ruang IGD.
4. Jadwal jaga harus ada satu minggu sebelum jadwal jaga
bulan lalu habis dan telah dipasang di papan pengumuman.
5. Setiap ada perubahan / pergantian jaga sesama perawat IGD
karena sesuatu hal harus sepengetahuan ka Ruang IGD dan
menandatangani surat pertukaran shift.

Unit Terkait Keperawatan, Ka rawat jalan, IGD


Dokumen terkait 1. Uraian tugas perawat pelaksana IGD.
2. Absensi.
3. Laporan perawatan pasien.
SOP
PEMBUATAN JADWAL JAGA DOKTER IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Pembuatan jadwal dokter IGD adalah penyusunan pembuatan daftar jaga
tenaga Dokter IGD yang disusun dan ditandatangani oleh Kepala.Unit,
diajukan ke Komite Medis untuk diketahui dan ditandatangani oleh Direktur
Klinik Utama Bunda Aulia
Tujuan Sebagai acuan dalam pembuatan jadwal jaga dokter IGD

Kebijakan Adanya prosedur pembuatan jadwal jaga dokter IGD


Prosedur 6. Kepala instansi gawat darurat membuat jadwal jaga perawat
IGD sesuai dengan ketentuan yang berlaku
7. Jadwal jaga perawat IGD dalam 24 jam dibagi 3 shift, sbb:
a. Shift pagi jam 07.00 s/d 14.00 WIB
b. Shift sore jam 14.00 s/d 21.00 WIB
c. Shift malam jam 21.00 s/d 07.00 WIB
8. Setelah jadwal jaga dibuat, ditanda tangani oleh ka
Ruang IGD.
9. Jadwal jaga harus ada satu minggu sebelum jadwal jaga
bulan lalu habis dan telah dipasang di papan pengumuman.
10. Setiap ada perubahan / pergantian jaga sesama perawat IGD
karena sesuatu hal harus sepengetahuan ka Ruang IGD dan
menandatangani surat pertukaran shift.

Unit Terkait Keperawatan, Ka rawat jalan, IGD


Dokumen terkait 4. Uraian tugas perawat pelaksana IGD.
5. Absensi.
6. Laporan perawatan pasien.
SOP
PENGATURAN JADWAL DINAS/ DOKTER IGD ON CALL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Pegaturan jadwal dinas dokter konsulen on call adalah penyusunan


daftar dinas tenaga dokter spesialis IGD yang bertugas selama 24
jam.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengaturan jadwal dinas / jaga
dokter IGD on call.
Kebijakan Kelancaran pelayanan dokter di IGD selama 24 jam.

Prosedur 1. Jadwal dibuat satu minggu sebelum jadwal jaga bulan lalu
habis
2. Jadwal konsulen on call di buat oleh GM Pelayanan atas
masukan dari SMF yang terkit
3. Setelah jadwal konsul on call dibuat, dokter konsul on call
harus mengetahui jadwal jaga masing-masing.
4. Setelah jadwal ditetapkan, setiap dokter berhak memiliki
salinan jadwal konsulen on call
5. Lampiran jadwal jaga setiap bulannya dapat dilihat di ruang IGD
Unit Terkait IGD
Dokumen terkait Jadwal jaga dokter IGD on call
PENANGANAN KASUS PEMERKOSAAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Suatu proses penaggulangan pasien karena kasus perkosaan.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani kasus


perkosaan.
Kebijakan Adanya prosedur tertulis dalam menangani kasus pemerkosaan.

Prosedur 1. Pasien datang ke IGD diseleksi di triage.


2. Setelah di triage pasien ditempatkan di ruang observasi.
3. Bila ada hal - hal yang mengancam jiwa pasien, misalnya perdarahan
hebat maka harus segera diatasi.
4. Untuk permintaan visum et repertum pasien dan keluarganya dianjurkan
melapor ke pihak kepolisian, visum dibuat setelah ada permintaan
pembuatan visum dari kepolisian yang ditandatangani seorang perwira
polisi atau Polri yang menjabat setingkat perwira.
5. Pasien di bawa ke ruang kebidanan untuk dikonsultasikan ke dokter
Obsgyn dengan melampirkan surat permintaan visum.
6. Perawat IGD melaporkan kasus ini kepada Kepala IGD.
Unit Terkait 1. IGD
2. Bagian Kebidanan
3. Rekam medis.
Dokumen terkait  Status list Pasien
 Permintaan Visum ( dari Kepolisian).
PENANGANAN PASIEN DOA
(DEATH ON ARRIVAL)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian DOA adalah pasien yang datang ke IGD dalam keadaan meninggal dunia.

Tujuan Sebagai acuan untuk menangani pasien DOA.

Kebijakan Adanya prosedur tertulis untuk pasien DOA.

Prosedur 1. Prosedur triage.


2. Dokter memeriksa pasien, memastikan
pasien apakah betul-betul
sudah meninggal.
3. Identifikasi pasien mulai dari jam datang
dan keadaan pasien.
4. Dokter memberitahu pengantar pasien bahwa pasien sudah
meninggal ketika datang ke Rumah Sakit.
5. Bila sebab kematiannya diduga tidak wajar, maka atas persetujuan
keluarga pasien jenazah dirujuk ke kamar jenazah untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
6. Dokter menandatangani surat keterangan pasien yang sudah
meninggal rangka dua, satu diserahkankepada keluarga pasien dan
satu disimpan untuk diarsipkan.
7. Setelah pemeriksaan selesai pasien dapat langsung dibawa pulang
bila tidak ada keluarga langsung dibawa ke kamar mayat.
Unit Terkait  Dokter IGD.
 Petugas Kamar Mayat
 Kepolisian.
Dokumen terkait  Rekam Medis IGD.
 Surat Kematian.
 Surat rujukan otopsi..
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
DENGAN KASUS KRIMINAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Penanggulangan pasien gawat darurat dengan kasus kriminal


sebagai alat bukti hukum.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah terhadap penanganan gawat
darurat pada kasus kriminal.
Kebijakan Adanya prosedur penanggulangan keadaan gawat darurat pada kasus
criminal.
Prosedur 1. Prosedur Triase.
2. Bila pasien dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya maka harus
ditangani segera.
3. Terhadap korban tindakan kriminal pasien ditangani seperti pasien lain bila
pasien mengalami cedera yang sangat berat dan tidak dapat ditangani di
RS. maka pasien dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap.
4. Identifikasi pasien, luka, jenis luka dan bukti-bukti yang dapat digunakan
sebagai alat bukti hukum.
5. Catat pada dokumen rekam medik kasus perkara kriminal.
6. Gambar dengan jelas lokasi luka & penyebab luka pada kartu atau status
pasien.
7. Bila ditemukah kasus perkosaan segera ke ahli kandungan.
8. Bila ditemukan pasien tanpa pengantar / identifikasi tidak ditemukan
segera lapor kepolisian.
9. Permintaan visum dikabulkan apabila surat perundangan memenuhi.
10. Bila pasien sudah datang dalam keadaan meninggal atau meninggal di
IGD, maka jenazah dikirim ke kamar Jenazah RS.
Unit Terkait  IGD.
 Rekam Medis.
 Obsgyn / Kebidanan.
 Kepolisian
Dokumen terkait  Status list pasien
 Formulir rujukan kepolisian
 Formulir rujukan pasien
PENANGANAN PASIEN MENINGGAL DI
IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Pasien yang meninggal di IGD yaitu pasien yang datang masih hidup dalam
keadaan gawat dan setelah dilakukan penanganan resusitasi tidak berhasil
dan akhimya meninggal.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah penanganan pasien meninggal
di IGD.
Kebijakan Adanya peraturan tertulis mengenai pasien yang meninggal di IGD.

Prosedur 1. Pasien melalui triage masuk ke ruang resusitasi.


2. Dokter melakukan resusitasi sesuai dengan keadaan pasien.
3. Catat jam masuk pasien dan jam resusitasi.
4. Jika pasien meninggal catat jam meninggal dan kemungkinan penyebab
kematian.
5. Dilakukan pemeriksaan pasien secara lengkap dan dicatat di Rekam
Medik IGD.
6. Dokter memberikan pengantar bahwa pasien sudah meninggal dunia.
Unit Terkait Dokter IGD.
Dokumen terkait  Rekam Medis.
 Surat Kematian.
SOP
PENGELOLAHAN ANGKET IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap fasilitas, pelayanan yang


telah diberikan
Tujuan Untuk dapat mengetahui kekurangan perawat/dokter yang ada di IGD di
rumah Sakit Medika Stannia dalam memberikan pelayanan terhadap
pasien/keluarga pasien
Kebijakan
Prosedur 1. Apabila ada pasien yang di opname setelah perawat/dokter di IGD
memberikan pelayanan sesuai prosedur maka pasien/keluarga
pasien di wajibkan untuk mengisi angket yang telah di sediakan di
IGD
2. Setelah di isi maka di kembalikan lagi kepada perawat yang pada
saat itu berdinas
3. Angket di isi tidak di tulis nama yang menilai tetapi di tanda tangan

Unit Terkait Rekam Medis


Dokumen terkait
EVALUASI KASUS KECELAKAAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Evaluasi kasus kecelakaan adalah data penyakit kecelakaan yang


dikelompokkan menurut kasusnya diambil dari buku register pasien dan
buku catatan kecelakaan.
Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan.

Kebijakan Ada prosedur evaluasi kasus kecelakaan.

Prosedur 1. Evaluasi kasus kecelakaan dihitung pada setiap akhir bulan.


2. Data dikelompokkan dan dihitung menurut Jenis kecelakaan.
3. Data yang telah dihitung, dibuat grafiknya.

Unit Terkait IGD.


Dokumen terkait Buku register IGD.
PELAPORAN KEMATIAN DI UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik Bersalin Bunda Aulia
STANDAR PROSEDUR
OPRASIONAL
11 Juni 2021 Yuli Eka Ningsih

Pengertian Kematian UGD adalah jumlah kematian di IGD termasuk:


 Pasien yang datang masih hidup dan kemudian meninggal di IGD.
 Pasien yang sudah masuk ke ruang perawatan tidak lebih dari 6 jam
setelah dirawat.

Tujuan Untuk mengevaluasi jumlah kematian di IGD.

Kebijakan Pasien dibawa adalah pasien yang sudah stabil keadaannya

Prosedur 1. Pasien yang meninggal di ruang perawatan tidak lebih dari 6 jam segera
dilaporkan ke IGD.
2. Petugas ruangan mengisi formulir kematian IGD dan diserahkan ke IGD
segera mungkin dan ditangani.
3. Petugas IGD menulis pada buku lampiran bahwa pasien tersebut
termasuk kematian IGD.

Unit Terkait IGD.

Dokumen terkait Perawatan ruangan.

Anda mungkin juga menyukai