PROSIDING
KONFERENSI NASIONAL
ENGINEERING PERHOTELAN
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNya acara Konferensi Engineering Perhotelan VI (KNEP-VI) bisa terselenggara pada
tanggal 11-12 Juni 2015 di Universitas Udayana Bali, Kampus Sudirman.
KNEP-VI, 2015 ini diselenggarakan sebagai suatu forum untuk membirarakan,
mendiskusikan serta mempresentasikan inovasi inovasi teknologi yang telah dilakukan oleh
berbagai kalangan yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas industri
pariwisata, khususnya di daerah Bal, yang di kelompokkan ke dalam lima topik yakni:
1. Engineering Perhotelan : manajemen dan optimasi sistem energy, sistem
pengamanan, sistem air dan perpipaan.
2. Energi dan Thermofluid : perpindahan kalor, mekanika fluida, termodinamika, sistem
energy baru terbarukan, teknologi pembangkit energi, teknologi nuklir.
3. Material : teknologi pengelasan, korosi, teknologi pengecoran, polimer dan komposit,
pengembangan material, nano teknologi dan nanomaterial.
4. Disain dan Manufaktur : desain dan sistem permesinan, pabrikasi, optimasi
permesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan.
5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen
industri pariwisata, kebijakan energi, pengelolaan dampak lingkungan.
Adapun jumlah makalah yang dipresentasikan dalam konferensi ini berjumlah 71 makalah
yang mencakup lima topik di atas.
Kami mengucapkan terima kasih kepada keynote speaker, para akademisi, peneliti,
praktisi dan professional di bidang perhotelan yang telah mengirimkan artikelnya, serta
semua pihak yang meliputi panitia pengarah, panitia pelaksana, scientific committee dan
pihak-pihak yang telah terlibat dan membantu terselenggaranya kegiatan ini dengan sukses.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Makalah KNEP VI - 2015
ET 02
Kajian Kelayakan Sistem Kogenerasi Turbin Gas Bandara Udara- I Made Astina dan Arief 9
Hariyanto
ET 03
Aplikasi PCM Bees Wax sebagai Teknologi Penyimpan Energi (thermal energy storage) pada 21
Pemanas Air Domestik- Adi Winarta, Muhammad Amin, Nandy Putra
ET 04
Pengujian Performansi Model Sistem Pompa Tunggal yang Beroperasi pada Berbagai 29
Temperatur Fluida Kerja- I Wayan Suma Wibawa
ET 05
Uji Performansi Gasifikasi Limbah Jerami Menggunakan Gasifier Kompor Biomass UB-03- 39
Ahmad Maulana, I Nyoman Suprapta Winaya, I Wayan Bandem Adnyana
ET 06
Investigasi Eksperimental Pengaruh Laju Aliran Massa Air pada Solar Termal Tipe CPC - Edi 47
Marzuki, Mokhamad Hasan, Yogi Sirod Gaoz, Mulya Juarsa, Muhamad Yulianto
ET 07
Metode Konstruksi Kolektor Surya CPC Berselubung Kaca sebagai Media Evaporasi Sistem ORC- 57
Dwi Yuliaji, Yogi Sirod Gaoz, Tachli Supriyadi, Roy Waluyo, Mulya Juarsa, Muhamad Yulianto
ET 08
Pengaruh Saluran Pemasukan Udara terhadap Unjuk Kerja Kompor Teknologi Tepat Guna 67
dengan Bahan Bakar Biomassa Ranting dan Limbah Potongan Kayu Kering- I Wayan Joniarta
ET 09
Perancangan Burner Berbahan Bakar Oli Bekas dengan Sistem Steam Atomizing Burner- 77
Maramad Saputra Nara, I Gst. Bagus Wijaya Kusuma, I DGP Swastika
ET 10
Rancang Bangun Resirkulator Emisi Gas Buang Mesin Sepeda Motor Empat Langkah - I Ketut 85
Adi, I Gusti Bagus Wijaya Kusuma, I Wyn Bandem Adnyana
ET 11
Penggunaan Kabut Air untuk Memadamkan Api Kebakaran- I G.N.Bagus Mahendra Putra, Ainul 89
Ghurri
ET 12
Pengaruh Penambahan Gas Argon dan Variasi Holding Time pada Proses Pirolisis Batok Kelapa 97
Muda Terhadap Nilai Kalor Bakar - I W Ambara Antara, I N Suprapta Winaya, I K G Wirawan
iii
ET 13
Perbandingan Performansi Briket Sabut Kelapa Muda, Serbuk Gergaji dan Campurannya- I A 105
Eka Pertiwi Sari, Yudhi Setiawan, I G Kt Sukadana, Wayan Nata Septiadi
ET 14
Analisis Komputasi Pengaruh Geometri Muka terhadap Koefisien Hambatan Aerodinamika 113
pada Model Kendaraan - Rustan Tarakka, A. Syamsul Arifin P, Yunus
ET 15
Kajian Eksperimental Pemanfaatan Panas Buang Kondensor Air Conditioning Sebagai Alternatif 121
Penghasil Energi Listrik dengan Bantuan Generator Termoelektrik - Sri Poernomo Sari, Pujang
Setia, Trivani Achirudin, Bambang Suryawan
ET 16
Perancangan Roket Berbahan Bakar Padat dengan Diameter 35mm- I Nyoman Gede Paramarta, 131
Dewa Gede Angga Pranaditya
ET 17
Pengaruh Variasi Konsentrasi Arak Bali Terhadap Torsi, Daya dan Konsumsi Bahan Bakar 137
Sepesifik Mesin Empat Langkah - I Gusti Ketut Sukadana
ET 18
Pengaruh Alur Berbentuk Segi Empat pada Permukaan Silinder Terhadap Koefisien Drag 143
dengan Variasi Jarak Antar Alur- Si Putu Gede Gunawan Tista, Wayan Nata Septiadi, I Gede Agus
Ari Wahyudi
ET 19
Pemanfaatan Energy Recovery pada Destilasi Air Energy Surya - I Gusti Ketut Puja, FA Rusdi 151
Sambada
ET 20
Evaluasi Sudut Semprot Minyak Kelapa pada Ujung Nosel dengan Pemanasan Awal Berbentuk 161
Straight- I Ketut Gede Wirawan, Made Sucipta, I Putu Agus Arisudana
ET 21
Pengujian Unjuk Kerja Kincir Air Sudu Lurus sebagai Penggerak Pompa Torak - I Wyn Rama 163
Wijaya, I Gst Ketut Sukadana, Wayan Nata Septiadi
ET 22
Pengaruh Penempatan Sirip Berbentuk Segitiga yang Dipasang secara Aligned dan Staggered 167
terhadap Performansi Kolektor Surya Pelat Datar - Ketut Astawa, I Nengah Suarnadwipa
ET 23
Pengaruh Volume Tabung Udara terhadap Performansi Pompa - Made Suarda, A.A. Adhi 175
Suryawan, Made Sucipta, I G.A. Indra Setiawan
ET 24
Karakteristik Pendinginan Evaporatif Menggunakan Cooling Pads - I Gusti Ngurah Putu Tenaya, 183
Ainul Ghurri, I Gede Purwata
ET 25
Solar Energy Electric 10kw With “Sliver 3000” And Changeover Switch Based Plc Festo And 189
Green Power Gas Generator Set With Grid Line Lpg Fuel- Suprapto Widodo, Nurman, M.
Syahruddin
ET 26
Karakterisasi Kinerja Pipa Kalor Bertingkat dengan Wick Screen Mesh untuk Pendingin CPU- 193
iv
Wayan Nata Septiadi, I Gede Putu Agus Suryawan, I Ketut Gede Wirawan, I Komang Jana Mujaya,
Mochamad Rizal Sugiono, Putu Wardana
Grup Material
M 01
Pengaruh Perlakuan Quench Temper dan Karburisasi Terhadap Sifat Mekanik dan Struktur 209
Mikro Baja Karbon Medium Untuk Aplikasi Otomotif - Abdul Aziz
M 02
Karburasi dengan Katalisator Serbuk Cangkang Kerang Darah (Anadara Granosa) pada Baja ST 217
37- Johannes Leonard
M 03
Pengaruh Variasi Temperatur Perlakuan Panas Terhadap Kekuatan Mekanis pada Baja Karbon 225
AISI1045 - La Atina, Hammada Abbas
M 04
Katalisator Cangkang Keong Mas Terhadap Sifat Mekanik Baja ST42 melalui Proses Kaburasi - 231
Abdul Hay, Arief Darmawa
M 05
Pemanfaatan Ampas Tebu sebagai Reinforcement pada Pembuatan Rem Komposit Berbahan 243
Alami- Agus Triono
M 06
Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Baja Karbon dan Besi Cor Berbasis Teknologi Las Gesek 249
(Friction Welding) - Nur Husodo, Budi Luwar S, Hagi Astono P, Sri Bangun S, Rachmad Hidayat
M 07
Pengembangan Bahan Cetakan Alternatif pada Proses Pembuatan Genta Untuk Meningkatkan 259
Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan Perunggu - I Made Gatot Karohika, I Nym Gde Antara
M 08
Karakteristik Redaman Suara Komposit Polyester Berpenguat Serat Tapis Kelapa - I Made 265
Astika, I Gusti Komang Dwijana
M 09
Pengujian Propagasi Gelombang Mikroelektromagnetik pada Komposit Epoxy Berpenguat 273
Serat Ijuk- Nitya Santhiarsa, Eko Marsyahyo, Achmad Assad Sonief, Pratikto
M 10
Sifat Kekerasan Lapisan Krom Baja St 60 pada Perlakuan Temperatur dan Tegangan dengan 279
Proses Elektroplating- Ketut Suarsana
M 11
Pack Carburizing Baja Karbon Rendah - Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, I Dewa Made Kirshna 285
Muku
M 12
Kekuatan Tekan Komposit Serat Limbah Pisang dengan Matriks Epoksi sebagai Bahan Socket 291
Prosthesis- Agustinus Purna Irawan, I Wayan Sukania
v
M 13
Pengembangan Indentation Size Effect (ISE) dalam Penentuan Koefisien Pengerasan Regang 295
Baja - I Nyoman Budiarsa
M 14
Pengaruh Korosi Air Laut pada Kekuatan Tarik Sambungan Las Kombinasi Stainless Steel 304- 297
201- Tjokorda Gde Tirta Nindhia
M 15
Kekuatan Tarik dan Kekuatan Lentur Komposit Epoxy Berpenguat Serat Sisal pada Fraksi 301
Volume yang Berbeda- I Putu Lokantara, I Wayan Surata, NPG Suardana, Ade Putra Arimbawa
M 16
Analisis Koefisien Absorpsi Bunyi pada Komposit Penguat Serat Alam dengan Menggunakan 307
Alat Uji Tabung Impedansi 2 Microphone- Cok Istri Putri Kusuma Kencanawati, I Ketut Gede
Sugita, I Gusti Ngurah Priambadi
M 17
Studi Dendrite Arm Spacing (Das) dan Porositas pada Pengecoran Perunggu 20% Sn sebagai 313
Bahan Gamelan- I Ketut Gede Sugita, Ketut Astawa, I.G.N. Priambadi
DM 02
Studi Karakteristik Pencampuran pada Pergeseran Pusat Putaran dengan Tool CFD - Zumrotul 325
Ida, Moch. Agus Choiron
DM 03
Penerapan Teknologi Hybrid Crash Box sebagai Peningkatan Energi Absorbtion- Agus Wahyu 331
Prasetyo, Moch. Agus Choiron
DM 04
Pengaruh Nose Radius Mata Pahat Terhadap Nilai Kekasaran Permukaan Baja AISI D3 pada 337
Proses Pembubutan- Sobron Lubis, Rosehan, Candy Alipin
DM 05
Rancang Bangun Mesin Pengaduk Adonan Kulit Mochi untuk Meningkatkan Mutu Produk- 347
SilviAriyanti dan Wildan Yoga Pratam
DM 06
Perancangan Teknik Berbasis Optimasi Numerik Menggunakan Algoritma Genetik Untuk 357
Permasalahan Berkendala - Muhammad Idris
DM 07
Pengaruh Pendinginan Oli dan Air Terhadap Kekuatan Las Gesek Pada Baja ST42- Hammada 369
Abbas , Arfandy
DM 08
Desain dan Analisa Pisau Penghancur Bonggol Jagung Sebagai Salah Satu Bahan Pakan Ternak 375
dengan Menggunakan Software Ansys 12.1 - Liza Rusdiyana, Suhariyanto, Gathot Dwi Winarto,
Syamsul Hadi, Mahirul Mursid
DM 09
Crack Opening Evaluation due to One Single Overload on CCS- Nafisah Arina Hidayati 385
vi
DM 10
Analisa Perhitungan Gaya pada Implant Broad Plate Narrow LC-DCP 10 Holes yang Tertanam di 395
Tulang Kering Kaki Manusia - Budi Luwar S, Nur Husodo, Sri Bangun Setyawati, Rizki Krisnando
Rachmad Hidayat
DM 11
Pengembangan Model Total Biaya Sistem Produksi Pembuatan Kapal Layar Phinisi dengan 405
Critical Path Metdhot (Cpm) - Dirgahayu Lantara
DM 12 415
Perancangan Rasio Sistem Transmisi dengan Progresi Geometri Bebas untuk Kendaraan
Penggerak Roda Belakang- I Gusti Agung Kade Suriadi, AAIA. Sri Komaladewi, I Ketut Adi Atmika
DM 13
Karakteristik Traksi dengan Kontrol Rasio CVT Pada Kendaraan Mikro Hibrida - I Ketut Adi 423
Atmika, I.D.G. Ary Subagia, I Made Dwi Budiana P.
DM 14
Simulation of Integrated Double Pendulum with MATLAB/Simulink and Solidworks Softwares - 433
I Wayan Widhiada
DM 15
Analisa Cost Down Time Komponen Kritis Mesin Pembersih Gallon Pt. X Menggunakan Metide 441
Rcm - Ida Bagus Gde Ardhikayana
DM 16
Kekasaran permukaan baja karbon sedang akibat proses sand-blasting dengan variasi jarak 453
nosel - I Made Widiyarta, I Made Parwata dan I Putu Lokantara
IPK 02
Aplikasi Search Engine Perpustakaan Petra Berbasis Android Dengan Apache SOLR- 467
Andreas Handojo, Adi Wibowo, Monika Irfanny, Agnes Yustivani, Fenny Valentine
IPK 03
Transkripsi Musik Gong Timor Menggunakan Continous Wavellet Transform - Yovinia C 475
H Siki, Yoyon K Suprapto
IPK 04
Usulan Perbaikan Kualitas Penggulungan Benang Nilon dengan Menggunakan Metode 483
Six Sigma di PT. XYZ- I Wayan Sukania, Iphov Kumala Sriwana, dan Edwin Suryajaya
IPK 05
Peningkatkan Pendapatan Kelompok Linggasana dan Denbantas dengan Mesin 491
Pencacah Sampah Organik untuk Kompos- I Gede Putu Agus Suryawan, I Gst. A. K.
Diafari D. Hartawan, Cok. Istri P. Kusuma Kencanawati
IPK 06
Rancang Bangun Aplikasi Pendataan Member Restoran pada Ponsel Pintar Berbasis 497
Android- I G.A.K. Diafari Djuni H, N.M.A.E.D. Wirastuti, I M.A. Suyadnya,
A.A.K. Aditama
vii
IPK 07
Pengembangan Potensi Biogas Skala Rumah Tangga di Desa Ped-Nusa Penida- I Wayan 507
Surata, Tjokorda Gde Tirta Nindhia
IPK 08
Analisis Postur Operator Quality Control terhadap Resiko Musculoskeletal Disorders 513
(Studi Kasus Visual Inspection Departemen Produksi PT. Widatra Bhakti)- Fu’ad
Kautsar, Dayal Gustopo, Fuad Achmadi
IPK 09
Mekanisasi Kemudi Empat Roda (4ws) Pendukung Transportasi Pariwisata - I.D.G Ary 517
Subagia, NPG. Suardana, IM. Dwi Budiana, Dea Indrawan
viii
Kajian Kelayakan Sistem Kogenerasi Turbin Gas Bandara Udara
I Made Astina, Arief Hariyanto
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10 Bandung 40132
Email: astina@ftmd.itb.ac.id
Abstrak
Kajian kelayakan dilakukan untuk melihat prospek implementasi sistem kogenerasi untuk
bandara udara Kualanamu per kondisi akhir 2014. Kajian meliputi kehandalan sistem,
efisiensi pemanfaatan bahan bakar dan life cycle cost (LCC). Bandara konsumsi 2500 kWe
(maksimum) tanpa memasukkan daya listrik sistem HVAC, dan beban pendinginan
maksimum 5000 TR untuk pengondisian ruang seluas 122.000 m2. Usulan sistem
kogenerasi berpenggerak mula turbin gas dengan sistem operasi n+1 dapat mencapai
efisiensi pemanfaatan bahan bakar 80% beban penuh. Cadangan daya genset tidak
dibutuhkan karena kerusakan pada satu unit pembangkit daya tidak menyebabkan faktor
beban generator lebih dari satu sehingga biaya investasi dan biaya operasi pemeliharaan
unit genset tidak dibutuhkan. Selama gas alam dipasok ke sistem kogenerasi n+1,
pembangkitan listrik selalu berlangsung dan tidak akan terjadi pemadaman listrik sesaatpun.
Dengan dasar harga listrik Rp1.400,00/kWh dan gas alam rata-rata di Indonesia
Rp91.000,00/MMBtu untuk kontrak industri, analisis LCC menghasilkan LCC tahunan sistem
kogenerasi turbin gas sedikit lebih rendah dari sistem catu daya listrik ke perusahaan listrik
sentral. LCC kogenerasi turbin gas di Indonesia yang unggul tipis dibanding sistem
konvensional ini sebagai konsekuensi harga listrik yang murah dan harga gas alam yang
mahal dibanding dengan harga di negara lain. Kebijaksanaan pajak energi yang besar atas
produksi listrik dan penghapusan subsidi energi listrik diperlukan sehingga sistem
kogenerasi yang ramah lingkungan dapat berkembang pesat dan penghematan konsumsi
gas nasional dapat tercapai.
Kata kunci: kogenerasi, turbin gas, life cycle cost, energi, bandara udara
Abstract
Feasible analysis was conducted to know prospect of implementation for cogeneration
system in an Kualanamu airport based on condition of the end of 2014. The study covers
realibility, fuel utilization eficiency, and life cycle cost (LCC). The airport consumes 2500
kWe (maximum) for system excluding HVAC system, and 5000 RT of maximum load for
122,000 m2 conditioned spaces in the airport. A cogeneration with primemover of gas
turbine and n+1 operating system achieves efficiency 80% full load. The system does not
need for genset unit backup since any trouble of a machine will not cause black out of
electric power generation so that investment and maintenance operation costs are not
needed for the backup. By taking electric price IDR 1,400.00/kWh and natural gas price for
industry of IDR 91,000.00/MMBtu, LCC analysis gives annual LCC of the cogeneration
system is slightly lower than the conventional electric grid system produced by the central
electric company. LCC of the cogeneration system in Indonesia slightly superior than the
conventional system as consequence of cheap electric price and expensive natural gas fuel
price compared to other countries. Energy tax policy for electric generation and waive of
electric energy subsidition are needed so that cogeneration systems can develop
progressively and national gas fuel saving can be achieved.
1. PENDAHULUAN
Sistem pembangkit daya mandiri yang ramah lingkungan dapat mengurangi beban kelistrikan
nasional serta menjaga kesinambungan ketersediaan energi dengan efisiensi yang tinggi harus
mendapatkan perhatian utama dalam pemanfaatan energi. Sistem pembangkitan daya kogenerasi
berbasiskan turbin gas yang ramah lingkungan harus memanfaatkan gas alam sebagai sumber
energinya karena emisi yang rendah serta mudah ditangani pada gedung komersial. Konsumsi energi
bandara yang besar akan menarik dijadikan studi kasus implementasi kogenerasi. Energi yang besar
itu dibutuhkan untuk berbagai peralatan mekanik seperti konveyor, elevator, tangga berjalan, lampu-
lampu baik untuk gedung maupun penerangan di luar gedung serta peralatan sistem HVAC untuk
kenyamanan udara terminal, kantor serta sejumlah pusat bisnis yang ada di bandara. Kehandalan
listrik di bandara tetap menjadi prioritas utama dalam sistem pembangkit daya mandiri ini.
Gambar 1 Interkoneksi energi sentral dan lokal untuk pembangkitan daya [4].
Kogenerasi turbin gas memiliki perkembangan yang cepat akhir-akhir ini karena besar
ketersediaan gas alam di negara-negara maju, kemajuan teknologi yang cepat, penurunan biaya
pemasangan yang cukup berarti, dan dampak ke lingkungan yang lebih kecil. Masa persiapan untuk
pengembangan sebuah proyek lebih pendek dan peralatan dapat dikirim dengan cara modul. Turbin
gas memiliki waktu start-up yang pendek dan memberi fleksibilitas operasi yang berubah-ubah.
Walaupun turbin gas tersebut memiliki efisiensi rendah dalam pemanfaatan bahan bakar khususnya
untuk kapasitas kecil, karena panas buangnya bertemperatur tinggi dapat dimanfaatkan kembali
sehingga juga menarik untuk diterapkan. Kemajuan teknologi chiller absorpsi dengan kinerja lebih
tinggi dari 1,2 untuk efek ganda dan tripel juga mengindikasi mampu bersaing dengan teknologi chiller
mekanikal. Jika keluaran panas buang kurang dari kebutuhan, pembakaran tambahan gas alam
dimungkinkan dengan cara mencampurkan bahan bakar tambahan terhadap gas buang yang masih
kaya dengan oksigen untuk meningkatkan temperatur keluaran dalam pemenuhan kebutuhan dalam
chiller sudah diakomodasi dalam beberapa teknologi chiller.
Gambar 2 Sistem kogenerasi turbin gas dengan kegunaan air dingin alternatif.
Gambar 3 Contoh distribusi konsumsi energi listrik di suatu gedung komersial [5]
Untuk gedung yang beban total listriknya di luar HVAC yang kecil, koneksi ke sistem listrik sentral
atas kelebihan produksi listriknya sangat perlu dilakukan sehingga sistem HVAC pada gedung yang
punya sistem kogenerasi dapat beroperasi tanpa adanya chiller mekanikal. Dengan demikian
kapasitas pembangkit listrik sentral dengan efisiensi rendah dapat dikurangi. Semua ini akan
berdampak pada penghematan penggunaan energi fosil dan mengurangi emisi gas ke atmosfir.
dimana Ithn: biaya investasi awal yang setiap tahun harus dibayar dengan memasukkan suku bunga,
Othn: biaya operasi yang harus dibayar setiap tahunnya dan Mthn: biaya perawatan setiap tahun
termasuk penggantian suku cadang. Biaya investasi tahunan dihitung dengan persamaan (3) yang
memasukkan nilai waktu atas penggunaan uang [6].
i (1 i ) n (3)
I thn I awal
(1 i ) n 1
dimana i: suku bunga, n: umur ekonomi (tahun), i: suku bunga per tahun dan Iawal: nilai investasi awal.
Dalam kajian berikut ini biaya operasi tahunan diuraikan atas biaya operasi yang terdiri atas
biaya bahan bakar, biaya listrik, dan biaya operasi atas upah tenaga kerja untuk pengoperasian
sistem kogenerasi, serta biaya operasi atas biaya untuk penyediaan air bersih untuk penambah
menara pendingin. Untuk melihat keunggulan antara kedua sistem, kajian teknis lainnya disamping
kajian ekonomi dan termal, juga harus disertakan.
100
Prosentase Penggunaan, %
80
60 HVAC
Lampu
40
E‐Aux
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324
Waktu, jam
Hasil perhitungan kajian ekonomi terhadap sistem konvensional tersebut diberikan pada Tabel 3.
Hasil perhitungan biaya komponen ini menunjukkan bahwa porsi biaya untuk listrik HVAC adalah
terbesar dengan besar 44%, dan yang mendapatkan urutan kedua adalah biaya listrik non HVAC
dengan besar 27%. Sedangkan biaya atas investasi genset mendapatkan urutan ketiga sebanyak 9%
dan air menempatkan urutan keempat yaitu sebesar 7%.
Tabel 5 merupakan data-data yang digunakan dalam kajian ekonomi. Data-data ini merupakan
hasil iterasi untuk pemenuhan beban dan tetap mengacu pada data dan spesifikasi produk yang ada
di pasaran serta data teknis lainnya. Koreksi atas beban parsial dan kondisi operasi ketika
dioperasikan juga dimasukkan dalam proses ini. Dengan unit turbin gas yang telah dipilih dalam
perhitungan ini, unit gas turbin generator dengan beban 57%, sedangkan chiller absorpsi beroperasi
pada kapasitas pendinginan 100% dengan pemanfaatan gas buang kondisi 57%. Dengan cara ini
investasi chiller dapat dikurangi serta chiller standby yang ditetapkan adalah chiller sentrifugal yang
juga investasi yang lebih murah.
Tabel 8 memberikan perbandingan antara sistem konvensional dan kogenerasi turbin gas
mengenai kebutuhan ruang, air penambah. Secara umum ruang yang lebih besar dibutuhkan untuk
sistem kogenerasi. Demikian juga jumlah air penambah yang dibutuhkan untuk chiller menjadi lebih
banyak karena ada 2 pendinginan pada absorpsi pendingin yaitu kondensor dan absorber sehingga
jumlah air yang dibutuhkan meningkat 20%. Kebutuhan energi listrik pada sistem kogenerasi dengan
adanya 60% kapasitas pendinginan dari chiller absorpsi menyebabkan daya listrik yang dibutuhkan
Komposisi atas komponen biaya pada LCC tahunan dengan mengacu pada data-data yang
diberikan pada Tabel 1 diperlihatkan pada Gambar 5. Demikian juga jumlah air penambah yang
dibutuhkan untuk chiller menjadi lebih banyak karena ada 2 pendinginan pada absorpsi pendingin
yaitu kondensor dan absorber. Kebutuhan energi listrik pada sistem kogenerasi dengan adanya
separuh chiller absorpsi daya listrik yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit.
3,0% 5,7%
7,0%
7,9%
18,5%
Investasi Investasi
38,7%
Listrik Bahan Bakar
Air Air
Lain-lain 47,7% Lain-Lain
71,6%
Kompetisi sistem kogenerasi terhadap sistem lainnya sangat ditentukan oleh harga bahan bakar
gas yang digunakan. Tabel 9 memperlihatkan perbandingan LCC tahunan sistem konvensional dan
sistem kogenerasi turbin gas yang masing-masing dipengaruhi oleh harga listrik dan bahan bakar gas.
Hasil ini menunjukkan untuk harga listrik yang semakin mahal dengan harga gas yang murah, maka
sistem kogenerasi turbin gas akan memberikan keuntungan yang lebih besar walaupun butuh biaya
investasi awal yang lebih besar. Dengan harga listrik sekarang Rp 1.352,00/kWh dan harga bahan
bakar gas yang banyak dengan harga kontrak antara 5 - 7 $/MMBtu, sistem kogenerasi turbin akan
memberikan LCC tahunan yang lebih murah atau dengan kata lain akan memperoleh keuntungan
yang lebih besar. Harga baik energi listrik maupun bahan bakar gas yang selalu berubah dengan
berjalannya waktu. Hukum ekonomi yang banyak menentukan harga kedua jenis energi tersebut.
Tabel 9 memberikan hasil-hasil kajian untuk harga kedua jenis itu yang divariasikan untuk melihat
pengaruhnya terhadap LCC tahunan baik itu sistem konvensional maupun kogenerasi turbin gas.
Perbedaan LCC tahunan akan menjadi besar bila terjadi kenaikan harga listrik sementara harga
bahan bakar gas dalam kisaran harga kontrak industri sekarang ini.
Tabel 9. Pengaruh harga listrik dan bahan bakar gas pada LCC tahunan
Sistem Konvensional Sistem Kogenerasi Turbin Gas
Harga Listrik, LCC Tahunan, Harga Gas, LCC Tahunan,
Rp/kWh Rp Rp/MMBtu Rp
1000 64.547.214.873 50000 63.244.473.080
1100 68.694.118.573 60000 67.464.712.028
1200 72.841.022.273 70000 71.684.950.975
1300 76.987.925.973 80000 75.905.189.922
1400 81.134.829.673 90000 80.125.428.869
1500 85.281.733.373 100000 84.345.667.816
Sesuai amanat dengan UU RI No. 30 tahun 2007 tentang Energi pasal 25, pemerintah wajib
melakukan tindakan insentif dan disinsentif untuk mendukung konservasi energi. Hal ini juga telah
dijabarkan dalam PP RI no. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi. Dari hasil kinerja sistem
kogenerasi yang pemanfaatan bahan bakarnya 80%, harus mendapat dukungan dalam kebijaksanaan
pemerintah. Bila harga listrik yang berlaku di Indonesia dikritisi, harga dihitung dengan aturan yang
berlaku dan harga itu juga ditentukan oleh semua jenis bahan bakar termasuk juga PLTU, bila pajak
energi yang sangat murah, maka harga listrik yang murah itu tidak akan mendukung implementasi
sistem kogenerasi turbin gas walaupun efisiensi pemanfaatan bahan bakar jauh lebih tinggi dan
penggunaan sistem sejalan dengan aturan yang berlaku. Oleh karena itu kebijaksanaan pajak energi
yang besar atas produksi listrik PLTP dan PLTA diperlukan sebagai kontribusi atas pemanfaatan
sumber energi alam. PLTU batubara juga butuh pajak besar atas dampak lingkungan yang
diberikannya. Kebijaksanaan dan peraturan harga listrik sedapat mungkin menghasilkan harga listrik
lebih mahal dari ongkos produksi listrik yang berbasiskan bahan bakar gas alam sehingga sistem-
sistem kogenerasi yang ramah lingkungan dapat berkembang pesat dan penghematan konsumsi gas
nasional dapat tercapai serta kehandalan listrik dapat ditingkatkan.
6. KESIMPULAN
Dari kajian kelayakan implementasi kogenerasi turbin gas yang telah dilakukan, beberapa
kesimpulan dapat dihasilkan. Adapun kesimpulan-kesimpulan dari studi adalah:
Kajian kelayakan telah dilakukan untuk membandingkan sistem energi konvensional dan sistem
kogenerasi turbin gas untuk bandara udara. Kajian energi, teknis dan LCC tahunan telah dijadikan
parameter dalam pembandingan tersebut.
Sistem kogenerasi turbin gas memberikan keunggulan dalam pemanfaatan bahan bakar
dibanding dengan sistem konvensional yang bergantungan pada sistem pembangkitan tenaga
listrik sentral.
Sistem kogenerasi turbin gas n+1 memberikan kehandalan dalam penyediaan listrik, walaupun
investasi yang lebih dibutuhkan dari sistem n.
LCC tahunan untuk kogenerasi turbin gas hanya sedikit lebih murah mengacu pada harga listrik
dan bahan bakar gas yang sedang berlaku pada industri.
Kebijaksanaan pajak energi yang besar atas produksi listrik PLTP, PLTU batu bara, dan PLTA
diperlukan dan harga listrik sedapat mungkin mengacu pada ongkos produksi listrik yang
berbasiskan bahan bakar gas alam sehingga sistem sistem kogenerasi yang ramah lingkungan
dapat berkembang pesat dan penghematan konsumsi gas nasional dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Stambler, I., 4.6 MW Plant with an Indirect Fired 2600 ton Chiller at 76.8% Efficiency, Gas
Turbine World August-September 2004, 14-17