DIGITAL
ISBN
978-602-97742-0-7
Penyelenggara:
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unsri
Jalan Raya Prabumulih KM.32 Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir - Sumatera Selatan
Tlp: 0711-580272, Fax: 0711580272
www.mesin.ft.unsri.ac.id
ISBN : 978-602-97742-0-7
KUMPULAN ABSTRAK
DIGITAL
Reviewer :
Prof. Dr. H. Hasan Basri
Prof. Dr. H. Kaprawi
Dr. Riman Sipahutar
Dr. Amrifan Saladin Mohruni
Dr. Nukman
Hendri Chandra, M.T.
Zainal Abidin, M.T.
M. Zahri Kadir, M.T.
M. Yanis, M.T
Dyos Santoso, M.T
Gunawan, M.T.
Amir Arifin, M.Eng
Editor :
Gunawan, M.T.
Amir Arifin, M.Eng
ISBN : 978-602-97742-0-7
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
2010
iii
iv
Ketua
Ketua 1
Ketua 2
Sekretaris
Bendahara
Seksi Sponsor
: Prof.Dr. H. Kaprawi
: M.Zahri Kadir, M.T.
: Dr. Amrifan Saladin Mohruni
: Al Antoni Akhmad, M.T.
: Marwani, M.T.
: Diah Kusuma Pratiwi, M.T (Koordinator)
1. H. Teguh Budi Santoso A, MT
2. H. Joni Yanto, MT
3. Irwin Bizy, MT
4. Ir. Fusito HY
Seksi Makalah
: Dr. Nukman
(Koordinator)
1. Hendri Chandra, M.T.
2. Zainal Abidin, M.T.
3. M. Yanis, M.T
4. Dyos Santoso, M.T
5. Gunawan, M.T.
Seksi Acara
(Koordinator)
vi
vii
JUDUL
HAL
UNSYIAH
UGM
MI-2
UI
KAJIAN TINGKAT KEMAMPUAN PENYERAPAN PANAS
MATAHARI PADA ATAP BANGUNAN SENG BERWARNA
MI-3
MI-4
UNSYIAH
UNJUK KERJA TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL TIPE
SAVONIUS DENGAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN
VARIASI POSISI SUDUT TURBIN
Hermawan
UGM
PENGARUH TEMPERATUR REAKTAN TERHADAP
KECEPATAN RAMBAT API PREMIXED BERBAHAN BAKAR
GAS PADA RUANG BAKAR MODEL HELLE-SHAW CELL
UNUD
Pengembangan fuel feeder tipe ulir dan rotari untuk
bahan bakar biomasa
I Nyoman Suprapta Winaya dan Made
Sucipta
UNUD
KAJIAN PENAMBAHAN HIDROGEN BOOSTER PADA
MOTOR BENSIN 115 CC
JUDUL
MI-5
MI-6
MI-7
MI-8
HAL
MI-1
UPN
UNUD
MI-9
UI
MI10
MI11
MI12
MI13
MI14
MI15
JUDUL
10
HAL
UNUD
LIPI
JUDUL
Modeling and Analyzing Flow to Produce Stratified
Flow by Exerting It over Three Dimensional Complex
Terrains
Benny Dwika Leonanda, Muhammad
Ridwan
UNAND
Pengaruh Kadar Amonia Pada Unjuk Kerja Alat
Pendingin Absorbsi Amonia-Air
FA Rusdi Sambada dan I Gusti Ketut Puja USD
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN MODEL SISTEM
HYDRAM PENGGERAK POMPA TORAK DENGAN DUA
SUMBER ALIRAN: AIR KOTOR DAN AIR BERSIH
Made Suarda
UNUD
Pemodelan Fenomena Backdraft dalam
Kompartemen Dua Kamar
5
MI17
6
MI18
7
HAL
8
MI19
9
MI20
MI-21
MI22
JUDUL
HAL
MI16
NO.
10
UI
UJI KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN (STUDI
KASUS)
Rusdy Malin, Wardjito, Budihardjo
UI
PEMBUATAN DAN STUDI KELAYAKAN
EKONOMI PROTOTYPE TURBIN ANGIN TIPE
HELIX SEBAGAI ALTERNATIF PEMBANGKIT
LISTRIK DENGAN STUDI KASUS DAERAH
BANDARLAMPUNG, LAMPUNG
INDONESIA
Martinus
UNILA
Kaji Penerapan Efek Peltier untuk Alat
Kecil-Ringan Pendingin Minuman
Hendi Riyanto, Sigit Yoewono
Pengaruh Wick Mesh Screen dan
Sintering Powder Terhadap Kinerja Heat
Pipe
Nandy Putra, H. Rahman, Wayan Nata
MI24
ITB
MI25
UI
MI26
UNDIP
MI27
UNLAM
MI28
MI23
Yanuar, Gunawan,
JUDUL
MODEL CTL (CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING )
PADA PEMBELAJARAN METROLOGI INDUSTRI UNTUK
MENINGKATKAN ANALISIS MAHASISWA
I Gede Putu Agus Suryawan, ST, MT
MII-2
ITB
UNSRI
UI
MII-3
3
MII-4
4
MII-5
UI
JUDUL
Pengaruh Ukuran Zona Resirkulasi Terhadap Sifat
Transport Separated - Reattached Flow Dengan
Eksitasi Eksternal
Harinaldi, Damora Rhakasywi
ITB
MII-1
MI-30
MI-31
UNUD
HAL
UI
M Baqi
UI
HAL
MI-32
MI-33
MI-34
MI-35
MI-36
10
JUDUL
HAL
Supriyadi
USAKTI
PENGARUH PERUBAHAN KOMPOSISI REFRIGERAN
CAMPURAN CO2/ETHANE DALAM SISTEM REFRIGERASI
CASCADE
Darwin Rio Budi Syaka, Nasruddin dan M.
Idrus Alhamid
UI
Pengaruh Swirl Vanes Pada Aliran Udara Sekunder
Terhadap Api Difusi Yang Terbentuk di Aliran Sembur
Double Concentric.
Tri Agung Rohmat, Rahmat Sahrudin, Harwin
Saptoadi
UGM
PRODUK BERKADAR ABU DAN SULFUR RENDAH SERTA
BERNILAI KALORI TINGGI DARI PROSES AGLOMERASI
AIR-MINYAK SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET
BATUBARA
Nukman, Riman Sipahutar dan Taufik Arief
UNSRI
KAJIAN EKSPERIMENTAL DAN SIMULASI CFD
PEMBAKARAN BRIKET BATUBARA NON KARBONISASI
SECARA NATURAL DRAFT DAN PENGAYAAN OKSIGEN
UDARA PEMBAKARAN
Pratiwi, D.K., Nugroho, Y.S., Koestoer, R.A.,
Soemardi, T.P.
UNSRI
KAJIAN TERHADAP NILAI EKONOMI PENGGUNAAN
BRIKET BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGGANTI
BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS BUMI
Octavina, Diah Kusuma Pratiwi
PT BA
MI-37
MI-38
MI-39
MI-81
JUDUL
PENENTUAN LIFTED-DISTANCE DAN HEIGHT-FLAME
PADA NYALA DIFUSI GAS PROPANA MENGGUNAKAN
SISTEM PENGOLAH CITRA (RGB-INDEX)
JUDUL
MI-82
HAL
8
MI-40
HAL
MI-41
MI-42
MI-43
NO
.
UNSYIAH
MI-44
MI-45
MI-46
MI-47
JUDUL
T. A. Fauzi Soelaiman, N. P. Tandian, dan
Rizki Rachmatulloh
HAL
ITB
10
NO
.
JUDUL
UI
MI-48
UI
MI-49
JUDUL
UGM
Evaluasi Penggantian Pelumas Meditran S 40
pada Mesin Diesel Cummins KTA 38
Rini Dharmastiti,Mochamad Slamet
Riyadi
UGM
Accelerated Anisotropic Rotor through its Critical
Speeds
UNAN
Jhon Malta
D
Stability Investigation of Anisotropic Rotor with
Different Shaft Orientation Supported by
Anisotropic Bearings
UNAN
Jhon Malta
D
ITB
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
ALAT PENGUSIR BURUNG DENGAN METODA
AKUSTIK
DI BANDAR UDARA JUANDA SURABAYA
Muhammad Kusni, I Komang Gede
Purjana Ariyanto, Rudy Arianto Setiawan,
Leonardo Gunawan
ITB
Penghilangan Derau (Denoising) dari Sinyal
Getaran Hasil Pengukuran Menggunakan
Transformasi Wavelet Diskret
Ignatius Pulung Nurprasetio, Hilarius Tutut
Sandewa
ITB
Kaji Teoretik Efektifitas Peredam Getaran Hibrid
pada Struktur Bangunan
Lovely Son, Mulyadi Bur, Eka Satria dan
UNAN
Ega Asyura Rizfa
D
HAL
8
MIII-1
MIII2
MIII-5
MIII-6
MIII-7
MIII-8
MIII-3
HAL
NO
.
1
2
MIII-4
3
JUDUL
ANALISIS SPEKTRUM GETARAN PADA KERUSAKAN
BANTALAN ROL DENGAN VARIASI PEMBEBANAN
Ahmad Yusran Aminy
UNHAS
Vibration on The Chevron Centrifugal Pump
IGB Budi Dharma, Greg.Harjanto
UGM
Analisis Getaran dan Suara Pada Rem Cakram
Saat Beroperasi
Meifal Rusli, Mulyadi Bur, Harri Hidayat
UNAND
HAL
MIII-9
MIII-10
MIII-11
JUDUL
Sintesa Dimensi 2-DoF Mekanisme Paralel
(Parallel Mechanism) Dengan Konstrain Disain
Singularity dan Workingspace
Syamsul Huda, Mulyadi Bur and Hadi
Rahman
UNAND
Perancangan Material Gesek Komposit
Menggunakan Metodologi Perancangan
Berbasis Data
Rachman Setiawan
ITB
Perhitungan Beban Pada Sayap Pesawat
Terbang Latih APS 1 untuk Keperluan
Perancangan Struktur
M. Giri Suada, Hendri Syamsudin ,
Fuad Surastyo Pranoto
ITB
Analisis Teoritis dan Eksperimental Tegangan
Pada Batang Silindris Dengan Beban Kombinasi
Abdullah Mappaita
UNHAS
Shear Pin Analysis and Design Revisited; Case
Study of Mini-Hydro Turbine Guide Vane
B. A. Budiman, D. Suharto and I.
Djodikusumo
ITB
Prediksi Arah Sumber Suara Untuk Perawatan
Prediktif
Meifal Rusli, Jhon Malta, dan Irsyad
UNAND
Studi Pengaruh Ukuran Elemen Relatif terhadap
Akurasi Harga DomainDekat Batas dalam
Analisis Struktur Menggunakan Metode Elemen
Batas
M. Ridlo E. Nasution, D Widagdo
ITB
10
HAL
NO.
1
MIII-12
MIII-13
MIII-14
MIII-16
MIII-17
7
MIII-18
8
JUDUL
HAL
HAL
MIII-19
MIII-15
JUDUL
Pengembangan Desain Kapal Lambung Pelat
Datar
Hadi Tresno Wibowo dan Marcus
Albert Talahatu
UI
Thomas Tjandinegara dan Firman
Hamzah
UNHAS
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE
SISTEM PENGUNCI SENDI ORTHOSIS
Subagio, Rini Dharmastiti, Doni Zamroni UGM
Studi Limit Tekanan pada Tabung LPG 3kg
dengan
Metode Elemen Hingga
Asnawi Lubis, Rudolf S Saragih, dan
Ahmad Suudi
UNILA
Pemodelan dan Simulasi Dinamika Kendaraan
Roda 4 Dengan Metode Bondgraph Untuk
Pengembangan Simulator Dinamik
Rianto Adhy Sasongko, Ardhesa
Suhilman, Leonardo Gunawan
ITB
MIII-20
MIII-21
MIII-22
MIII-23
ITB
MIII-24
MIII-25
MIII-26
JUDUL
ANALISA PENGARUH STA TERHADAP ENERGI
KAYUH, NILAI RESIKO CEDERA & GAYA
BIOMEKANIK PENGENDARA PADA 3 JENIS
SEPEDA
ITS
HAL
11
MIII-27
4
MIII-28
5
MIII-37
JUDUL
The Effect of Adding Small Amounts of ZnO in
Compacted Bovine Hydroxyapatite for
Biomedical Applications
Muhammad Waziz Wildan dan
Muhammad Kusumawan Herliansyah
UGM
Pengaruh wear debris dari ion implantasi
Stainless Steel 316L dengan UHMWPE terhadap
jaringan tulang dan sendi lutut Rattus
norvegicus sp.
Rini Dharmastiti, Marsetyawan HNE,
Suhartini
UGM
Karakteristik Fisik dan Mekanik Tulang Sapi
Variasi Berat Hidup Sebagai Referensi Desain
Material Implan
JUDUL
Gunawarman, Adam Malik, Sri Mulyadi,
Riana dan Aidil Hayani
10
NO.
MIV-1
MIV-2
MIV-3
UNA
ND
HAL
HAL
ITB
ANALISIS KEKUATAN TARIK KOMPOSIT LAMINATE
DAN KEKUATAN FLATWISE SANDWICH PANEL
DENGAN CORE KAYU BALSA YANG DIBUAT
MENGGUNAKAN METODE VARTM
Hendri Syamsudin ; Handoko Subawi ;
Bayu Maulana
ITB
PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG
SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT
POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT BATANG
PISANG
UNC
Kristomus Boimau
EN
MI-4
MIV-5
MIV-6
MIV-7
MIV-8
NO.
1
7
8
ITB
Studi Sifat Mekanik dan Morfologi Nanokomposit
berbasis Poliamid 6/Polipropilen/Clay
Kusmono
UGM
MIV-9
MIV-37
MIV-38
10
NO.
1
MIV-11
MIV-12
MIV-13
MIV-14
MIV-15
MIV-16
JUDUL
Pengaruh Penggunaan Filler Metal ER-308, ER-309, dan
Inconel 82 pada Pengelasan Dissimilar Metal antara
Baja Karbon A-106 dan Baja Tahan Karat A 312 TP 304H
Sri Nugroho, Lukman Arianto, Rusnaldy
UNDIP
ANALISIS BIOFILM KOROSI OLEH BAKTERI DESULFOVIBRIO
VULGARIS PADA PERMUKAAN BAJA 316L DALAM
LINGKUNGAN AIR LAUT NATURAL
Johannes Leonard
UNHAS
Pengaruh Lapisan Implantasi Ion Nitrogen (N2)
Terhadap Kekerasan dan Laju Korosi Baja Tahan Karat
304
Viktor Malau
UGM
Karakterisasi Sifat Korosi dan Kekerasan dari Lapisan
Implantasi Ion Chromium (Cr) dan Chromium Nitrida
(CrN) pada Baja Poros AISI 4140
Viktor Malau
UGM
Analisis fisik Korosi pada Magnesium Paduan dengan
Ketahanan Korosi tinggi
Ilhamdi
UNAND
HAL
MIV-18
MIV-17
MIV-19
MIV-20
MIV-21
10
4
MIV-22
MIV-23
MIV-24
MIV-25
MIV-26
MV-4
MV-5
MV-6
MV-8
UNSYIAH
MV-7
JUDUL
HAL
MV-2
2
MV-3
JUDUL
Automatisasi Sistem Identifikasi dan Penyortiran
Botol Plastik dan Kaleng Minuman berdasarkan
Geometrinya
Irsyadi Yani
UNSRI
E-Layout Berbasis 3D: Suatu Aplikasi E-Commerce
Yang Inovatif
Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan Kepada
Konsumen
UNAN
Agus Sutanto
D
HAL
MV-9
MV10
10
MV14
MV15
MV16
JUDUL
MV17
7
HAL
MV18
UI
PENGEMBANGAN SISTEM KONTROL
PERGERAKAN ROBOT ARTIKULASI 5 DERAJAT
KEBEBASAN BERBASIS WEB
Gandjar Kiswanto, Hendra Prima S.
UI
MV-19
UI
MV-20
HAL
MV25
M. Arif Wibisono
UGM
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU
PEMERIKSAAN DIFERENTIAL OTOMOTIF
Sigit Yoewono Martowibowo dan Agustinus
Cahyo Nugroho
ITB
Pembuatan Alat Bantu Cekam untuk Pengerjaan
Proses Freis yang Dipasangkan pada Mesin Bubut
M. Yanis
UNSRI
Studi Eksperimen Pengaruh Variasi
Tegangan Terhadap Spark Gap Pada
Proses EDM Shinking
Suhardjono, Bambang Pramujati, Winarto
ITS
MV13
JUDUL
UNPAD
ANG
PENGARUH TEMPERATUR CACL2 TERHADAP
EFISIENSI THERMAL DARI LIQUID DESICCANT
DEHUMIDIFICATION SYSTEM
Slamet Wahyudi, Nurkholis Hamidi
UNBRA
dan Figur Kamajaya
W
Karakterisasi Thermal Precipitator Sebagai Smoke
Collector dengan Menggunakan Gas Sensor
Imansyah Ibnu Hakim, Bambang
Suryawan, I Made K. , Nandy Putra
UI
MV-21
MI-50
MI-51
MI-52
MI-53
JUDUL
HAL
UI
Efek Medan Magnet di Intake Manifold
Terhadap Unjuk kerja Mesin Diesel Satu Silinder
Abrar Riza, Jeffry Yansen
UNTAR
10
MI-54
MI-55
11
UNHAS
MI-56
JUDUL
Harus LG, Cahyo Untoro, Debbyta
Primaswari, Hamzah
ITB
Pengujian Cigarette Smoke Filter
Berbasis Thermophoresis dan Karbon Aktif
Ferdiansyah N. Iskandar, Ari
Widiarto, Ario Ardianto, Nandy
Putra
UI
Tinjauan Perkembangan Teknologi Solar
Thermal Sebagai Sumber Energi Terbarukan
dalam Industri
Ruli Nutranta, Nasruddin dan M.
Idrus Alhamid
UI
Unjuk Kerja Pendingin Absorpsi Amonia-Air
Dengan Variasi Tekanan Desorbsi
Doddy Purwadianto
JUDUL
KARAKTERISTIK PERAMBATAN API MELALUI
CELAH SEMPIT DENGAN BAHAN BAKAR
CAMPURAN LPG DAN OKSIGEN
Jayan Sentanuhady, Eko Prabowo
dan Tri Agung Rochmat
2
3
HAL
UGM
Analisis Numerik Sifat-sifat TransienAliran
Fluida Panas Bumi
MI-57
Khasani
UGM
Studi Awal Pengembangan Speed Bump
Pembangkit Daya
MI-58
MI-59
10
HAL
MI-60
MI-61
USD
Mass Diffusivity pada Pengeringan Beku
Vakum Aloevera Akibat Variasi Temperatur
Pemanas (posisi atas dan posisi bawah) dari
Panas Buang Kondenser
Muhamad yulianto, M. Idrus
Alhamid, Nasruddin
UI
PENGUJIAN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI
PADA HEAT SINK PLAT JENIS EXTRUDED DAN
HEAT SINK PLAT DENGAN SLOT
MI-62
Bambang Yunianto
MI-64
UNDIP
KAJI EKSPERIMEN: PERBANDINGAN
PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN
PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN
PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI THUNDER TIPE
EN-125
Eri Sururi dan Budi Waluyo
UNMUH
STUDI EKSPERIMENTAL PENDINGIN ADSORPSI
ZEOLIT-AIR
MI-63
MI-65
MI-66
11
JUDUL
Wibowo Kusbandono dan FA. Rusdi
Sambada
USD
Pengembangan Turbin Kaplan Vertikal
berskala Mikro (15 35 kW)
Dr.-Ing. Indra Djodikusumo
12
NO.
MI-081
ITB
13
HAL
USD
MI-68
MI-082
UNUD
MI-69
MI-084
MI-080
MI-083
NO.
JUDUL
JUDUL
EXERGY ANALYSIS OF SIMPLE GAS TURBINE
CYCLE 14 MW KERAMASAN POWER PLANT
PALEMBANG
Hasan Basri
UNSRI
STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN
BAHAN BAKAR SOLAR DAN BIODIESEL
TERHADAP KARAKTERISTIK PADA MOTOR
DIESEL
Ellyanie
UNSRI
HAL
MI-79
MI-085
PT BA
PROSPEK PENGGUNAAN BRIKET BATUBARA
SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGGANTI
MINYAK DAN GAS
Hutabarat, B., Diah Kusuma Pratiwi ESDM
PENGARUH TINGGI SUDU KINCIR AIR
TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI YANG
DIHASILKAN
M Zahri Kadir, Bambang
UNSRI
PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN FAN
KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI
MESIN PENGKONDISIAN UDARA
MARWANI
MI-086
UNSRI
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI
KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN
ENERGI SURYA
ISMAIL THAMRIN
MI-80
MI-087
UNSRI
ANALISA PENURUNAN EFISIENSI PACKAGE
BOILER TIPE PIPA AIR PADA PABRIK PUSRI IV
PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
HAL
MI-81
MI-82
MI-83
MI-84
MI-85
MI-86
MI-87
JUDUL
HAL
Fusito
MI-088
MI-089
MI-090
NO.
1
2
MI-88
JUDUL
Simulasi Numerik Perilaku Nonlinear Pipa Reducer
Eksentrik Reducer dengan Beban Internal
Pressure
Novri Tanti, Asnawi Lubis
Pipeline Inspecting by Intelligent Pigs
Janu Pardadi, ViktorMalau
MI-90
MIII-29
MIII-30
MI-89
HAL
MIII-31
MIII-32
MIV-28
JUDUL
HAL
8
9
MIV-29
MIV-30
MIV-31
MIV-32
JUDUL
HAL
10
11
12
13
NO.
1
2
MIV-33
JUDUL
MI-72
UNDIP
MI-73
UI
Studi Parameter dan Kondisi Anomali dalam Analisis
Resiko Pipa Penyalur Bawah Laut
7
MI-71
UNUD
Nasrul Ilminnafik
MIV-40
MI-70
MIV-35
HAL
ITB
Pengaruh Geometri Nosel Terhadap Pembentukan
Kavitasi
UNSYI
Muhammad Ilham Maulana, Jalaluddin
AH
MI-74
MI-75
MI-76
MI-77
11
JUDUL
12
13
14
HAL
MI-78
NO.
2
ITB
MV22
ITB
MV23
MV26
UNSRI
MV28
UNSRI
10
RUANG 5, KAMIS 14 OKTOBER 2010, WAKTU : 09.15- 12.00
NO.
1
JUDUL
HAL
MIII-33
ITS
11
JUDUL
HAL
MIII-34
MIII-36
ITB
MIII-35
MIII-37
MIV-27
MIV-25
UNTAD
MV-24
ITS
MV-27
UNJEM
12
13
JUDUL
Arbiantara Basuki , Agung Kurnia Effendi
PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA BAJA
KONSTRUKSI ST37 TERHADAP DISTORSI, KEKERASAN
DAN PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO
QOMARUL HADI
UNSRI
LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH
DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT YANG TELAH
MENGALAMI PERLAKUAN QUENCHING DAN TEMPER
DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0
Ir. Helmy Alian, MT
UNSRI
HAL
MIV-36
MIV-39
MI-001
MI-002
ABSTRAK
Kualitas kokas yang baik sebagai penyedia panas dan karbon dalam tanur tinggi
(blast furnace) adalah sangat didambakan oleh industri besi dan baja. Karena
penggunaan kokas kualitas tinggi sangat berpengaruh terhadap operasional blast
furnace secara keseluruhan. Eksperimental pembuatan kokas dari batubara telah
dilakukan dengan menggunakan dapur pemanas listrik skala laboratorium, dimana
temperatur dalam ruang dapur dapat diatur sesuai dengan temperatur yang
ditetapkan. Parameter yang dikaji dalam penelitian ini adalah efek temperatur
pemanasan terhadap perilaku karbonisasisi, indek kekerasan terhadap abrasi dan
indek kekuatan pecah kokas. Kualitas kokas dianalisa berdasarkan hasil pengujian
kekuatan dengan menggunakan I-Type Tumbler test. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa temperatur pemanasan dapat mempengaruhi proses karbonisasi, dimana
semakin tinggi temperatur pemanasan maka fraksi massa yang hilang dari batubara
semakin meningkat. Pada temperatur pemanasan yang tinggi yaitu sekitar 1100 oC
diperoleh waktu karbonisasi lebih singkat jika dibandingkan dengan pemanasan pada
temperatur rendah yaitu sekitar 700 oC. Kualitas kokas A hasil dari karbonisasi pada
temperatur 700 oC adalah lebih mudah pecah sedangkan kokas B dari karbonisasi
pada temperatur 1100 oC adalah lebih mudah terabrasi.
Kata kunci : Batubara, kokas, perilaku karbonisasi, indek abrasi, indek pecah
Dewi Puspitasari (1,2), Indarto (2), Tineke (3), Karminto (4), Kms.Ridhuan (5)
(1)Jurusan Teknik Mesin,FT-UNSRI (2)Program Pascasarjana Jurusan
Teknik Mesin dan Industri, FT-UGM
(3)Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Manado
(4)Akademi Teknologi Warga Surakarta
(5)Jurusan Teknik Mesin,FT-Universitas Muhammadiyah Metro
Email:dewiunsri70@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian mengenai T-junction masih terus dilakukan untuk aliran dua fase liquidliquid (kerosen-air). Beberap penelitian mengenai karakteristik pemisahan kerosenair telah kami lakukan dengan menggunakan T-junction yang berorientasi pada side
arm vertikal keatas dengan sudut kemiringan 90o,60o dan 30o. Diameter pipa
horisontal yang digunakan 36 mm dan diameter side arm 36 mm dan 19 mm (rasio
diameter 0,5 dan 1) dengan menggunakan pipa jenis plexyglass. Pada rasio diameter
0,5 dilakukan juga eksperimen T-junction dengan menggunakan pengarah aliran (L)
dengan kemiringan pipa horisontal -1,5o. Berdasarkan data hasil eksperimen dan
visualisasi aliran pada seksi uji, efisiensi pemisahan maksimum untuk rasio diameter
0,5 diperoleh sebesar 99% dengan kondisi water cut 45%, Jmix 0,42 m./s dan
pemisahan fase terbaik terjadi pada water cut 45% dan Jmix 0,22 m/s dimana nilai
fraksi kerosene dan water di side arm sebesar FK = 1 dan FW = 0,07 untuk sudut
kemiringan 90o radius belokan 15 mm. Untuk panjang pengarah aliran L=19,05 mm
sudut 45o menghasilkan pemisahan fase terbaik Fk=0,86 dan Fw=0,05 pada water
cut 71% Jmix 0,49 m/s, sedangkan efisiensi tertinggi 100% diperoleh untuk panjang
pengarah aliran L=32,99 mm pada water cut 71% Jmix 0,56 m/s. Sedangkan untuk
rasio diameter 1 diperoleh efisiensi pemisahan sebesar 99% dengan kondisi water cut
58% Jmix 0,36 m/s untuk sudut kemiringan 90o radius belokan 25 mm dan pemisahan
fase terbaik terjadi pada water cut 58% dan Jmix 0,36 m/s dimana nilai fraksi
kerosene dan water di side arm sebesar FK = 0,96 dan FW = 0,03 untuk sudut
kemiringan 60o radius belokan 25. Berdasarkan visualisasi aliran semua kondisi
terbaik diatas dicapai pada pola aliran stratified.
Keywords : T-junction, side arm, efisiensi pemisahan, pola aliran
MI-1
MI-2
MI-003
MI-004
Agung Subagio
Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia
ABSTRAK
Sebelum tahap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan bahan
bakar batu bara dilaksanakan, perlu mengkaji beberapa bidang ilmu dan teknologi
yang terkait dengan pembangunan tersebut seperti bidang teknik mesin, listrik, sipil,
geologi, kimia, lingkungan, sosial dan ekonomi. Kajian multi disiplin ilmu tersebut
akan menentukan kelayakan pembangunan PLTU tersebut , termasuk jenis dan
kapasitas mesin pembangkit dengan mempertimbangankan beberapa aspek seperti
teknologi, dampak lingkungan fisik, sosial dan ekonomi. Pertimbangan aspek
teknologi dimulai dari ketersediaan alam seperti Sumber batubara, Sistim kelistrikan
terpasang, data Topographi, Hydro-oceanographi, Geologi, Meteorologi, , data
lingkungan dan demografi. Kemudian akan dipilih jenis mesin yang sesuai dengan
data ketersediaan alam tersebutM dengan ikut melestarikan keadaan lingkungan
tanpa merusaknya. Pemilihan jenis mesin dan kapasitas mesin saling terkait dan
disesuaikan dengan kebutuhan yang dihasilkan, studi kelistrikan terutama demand
forecast dalam jangka waktu paling sedikit 10 tahun mendatang dan karakteristik
batubara setempat, sedangkan penempatan lokasi dengan mempertimbangkan kondisi
demografi, ketersediaan air baku dan pendingin, jaringan transmisi listrik, sistim
transport batubara termasuk pertimbangan operasi dan pemeliharaan PLTU tesebut.
Karena pembangunan PLTU membutuhkan biaya cukup besar, maka analisa
financial sangat diperlukan untuk dapat dinilai kelayakan pembangunan PLTU
tersebut, sehingga pihak perbankan dapat membiayainya. Dan tak kalah pentingnya
juga harus diketahui sebelumnya upaya untuk mengendalikan dampak lingkungan
fisik maupun sosial dan ekonomi. Hasil studi kelayakan PLTU tersebut akan
merupakan keputusan apakah PLTU dibangun atau tidak, setelah mempelajari dari
berbagai disiplin ilmu.
MI-3
MI-4
MI-005
ABSTRAK
Turbin angin merupakan suatu alat yang mampu mengubah energi angin menjadi energi
mekanik dan selanjutnyadiubah menjadi energi listrik melalui generator. Turbin angin poros
vertikal rotor tipe savonius mampu bekerja optimum pada kecepatan angin yang rendah
sehingga sesuai dengan kondisi di Indonesia. Secara umum turbin angin savonius hanya
memanfaatkan drag force dari angin, sehingga semakin besar drag force, maka efisiensi turbin
juga semakin besar.Objek penelitian ini adalah model turbin angin poros vertikal dengan rotor
tipe savonius U tiga tingkat, memiliki luas sapuan rotor 430,398 mm2. Pengujian dilakukan
dengan sumber angin berasal dari stand fan. Kecepatan angin yang digunakan terdapat tiga
variasi yaitu 4,92 m/s, 5,81 m/s dan 6,35 m/s, masing-masing merupakan kecepatan angin ratarata dari stand fan. Variasi pengujian juga dilakukan dengan variasi dua sudu dan tiga sudu,
serta variasi posisi sudut turbin. Terdapat 6 model dalam penelitian ini. Model 1 adalah turbin
angin savonius U dua sudu dan posisi masing-masing tingkat sejajar. Model 2 adalah turbin
angin savonius U dua sudu dan posisi masing-masing tingkat membentuk sudut 60o. Model 3
adalah turbin angin savonius U dua sudu dan masing-masing tingkat membentuk sudut 90o.
Model 4 adalah turbin angin savonius U tiga sudu dan posisi masing-masing tingkat sejajar.
Model 5 adalah turbin angin savonius U tiga sudu dan masing masing tingkat membentuk
sudut 40o. Model 6 adalah turbin angin savonius U tiga sudu dan masing-masing tingkat
membentuk sudut 60o. Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk grafik karakteristik koefisien
daya terhadap tip speed ratio (Cp- untuk setiap variasi kecepatan angin, variasi jumlah sudu
dan variasi posisi sudut turbin). Nilai Cp maksimum yang dicapai untuk turbin angin dengan
dua sudu adalah 0,1016 atau 10,16 % diperoleh pada saat tip speed ratio sebesar 0,2474
dengan kecepatan angin 4,92 m/s, sedangkan nilai Cp maksimum yang dicapai untuk turbin
angin dengan tiga sudu adalah 0,0755 atau 7,55 % diperoleh pada saat tip speed ratio sebesar
0,2113 dengan kecepatan angin 4,92 m/s. Daya turbin maksimum yang dihasilkan oleh turbin
angin dengan dua sudu adalah 0,6451 watt, yaitu pada model 1, pada putaran rotor sekitar
174,7 rpm, dicapai pada kecepatan angin 6,35 m/s. Sedangkan daya maksimum yang
dihasilkan oleh turbin dengan tiga sudu adalah 0,3718 watt, yaitu pada model 4, pada putaran
rotor sekitar 134,4 rpm, dicapai pada kecepatan angin 6,35 m/s.
MI-5
MI-006
ABSTRAK
The completeness of combustion is influence by many factors, one of them is the
temperature heating of airfuel mixture (reactant). In high-temperature reactant, the
reaction of decomposition or fuel break-down would be intensified. This reaction
could form free radical or ion in a large number in the ignition and this free radical is
the carrier which triggers the reaction. The chamber used in this research is the
Helle-shaw cell model with the dimension of 55 x 20 x 1.2 cm. The variations of
reactant temperature heating used in this process are 300 K, 303 K, 308 K, 313 K,318
K, 323 K, 328 K, 333 K, 338 K, 343 K, and 348 K. The ignition was initiated from the
upper part. The observation of form of fire and its spreading speed was conducted
using high-speed camera. The research shows that the higher the reactant
temperature heating, then the bluer the color of fire and the faster its spreading
speed.
Keywords: BBG, fire spreading speed, reactant temperature heating, pre-mixed fire,
Helle-shaw cell.
MI-6
MI-007
ABSTRAK
Proses pemasukan bahan bakar merupakan salah satu langkah yang harus dilaksanakan dalam
suatu proses pembakaran untuk mengatur kapasitas pemakaian bahan bakar. Proses
pembakaran yang menggunakan bahan bakar biomasa untuk sistem pembangkit sering
mengalami kendala seperti terjadinya pemanpatan pada daerah saluran akibat terbakarnya
biomasa secara dini pada pipa saluran sebelum masuk ke ruang bakar. Penelitian ini
membandingkan dua buah fuel feeder yaitu tipe ulir dan tipe rotari dengan menggunakan
biomasa sekam padi dan serbuk kayu. Sistem pemasukan bahan bakar tipe ulir pada dasarnya
memindahkan biomasa sehingga dapat bergerak mengikuti ulir dengan kecepatan tertentu.
Sedangkan dengan tipe rotari biomasa dipindahkan perjuring yang terbentuk antara dua sudu,
sehingga biomasa memiliki arah aliran yang baik serta debit pemasukan bahan bakar yang
tetap. Panas pembakaran dikondisikan sebesar 3000C dari sebuah oven furnace. Tipe ulir
dibuat dari nilon pejal dengan dimensi antar ulir 20 mm dan panjang 300 mm sedangkan tipe
rotari didesain mempunyai dimensi diameter 10 cm dan panjang 6 cm. Feeder dilengkapi
dengan water jacket pada pipa saluran yang dialiri fluida air konstan pada laju 0,035 l/dt
dengan penyerapan panas 88,9 Watt. Putaran motor divariasikan pada 43 dan 46 rpm, dan
pengujian dilakukan sampai aliran bahan bakar mengalami pemanpatan. Dari hasil penelitian
didapatkan laju aliran biomasa rata-rata untuk kecepatan 43 rpm sebesar 0,77 kg/jam untuk
tipe ulir dan 1,06 kg/jam untuk tipe rotari sedangkan dengan menggunakan water jacket
diperoleh 0,85 kg/jam untuk tipe ulir dan 1,12 kg/jam untuk tipe rotari. Pada kecepatan 46 rpm
diperoleh nilai laju pemasukan rata-rata sebesar 0,72 kg/jam untuk tipe ulir dan 1,05 kg/jam
untuk tipe rotari sedangkan dengan menggunakan water jacket diperoleh 0,86 kg/jam untuk
tipe ulir dan 1,10 kg/jam untuk tipe rotari, sehingga tipe rotari memberikan performansi lebih
baik selama pengujian. Perbandingan juga dilakukan pada kondisi yang sama dengan
menggunakan bahan bakar biomasa serbuk kayu. Dari hasil pengujian untuk kedua jenis
feeder ditemukan tidak terjadi pemanpatan selama variasi yang dilakukan. Hal ini disimpulkan
bahwa pemanpatan terjadi karena adanya kandungan silika pada bahan bakar sekam padi
yang menyebabkan terjadinya penggumpalan walau pada temperatur rendah.
MI-008
ABSTRAK
Pada paper ini dipaparkan sebuah kajian tentang penambahan Hydrogen booster
pada motor bakar terhadap daya, konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang yang
dihasilkan oleh motor bensin yang tanpa dipasang Hydrogen booster. Pemasukan
Hydrogen (H) ke dalam sistem pembakaran dinyatakan mampu menaikkan performa
mesin, meng-efisiensikan konsumsi bahan bakar serta mampu memperbaiki emisi gas
buang. Mesin uji yang diguinakan adalah motor bensin empat langkah satu silnder
dengan single overhead cam, kapasitas 115 c. yang dilakukan di PT. AHRS Racing
Product. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada motor yang menggunakan
Hydrogen booster dapat meningkatkan torsi dan daya sebesar 0,98 % dan 3,07 %
dibanding dengan motor dalam kondisi standar dan dapat menghemat konsumsi
bahan bakar sebesar 13,35 %, serta emisi gas buang yang dihasilkan oleh motor
yang menggunakan Hydrogen booster lebih baik bila dibanding dengan motor tanpa
menggunakan Hydrogen booter.
Kata kunci : Hidrogem booster, performa mesin, emisi gas buang
MI-7
MI-8
MI-009
MI-010
ABSTRACT
ABSTRAK
Salah satu cara untuk menghemat energi pada alat transportasi seperti kendaraan
bermotor, pesawat udara,adalah dengan mengurangi drag. Drag erat hubungan nya
dengan separasi aliran, semakin cepat terjadi separasi maka drag semakin
meningkat. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk mengurangi drag adalah
dengan memanipulasi medan aliran fluida, yaitu dengan menempatkan penghalang
berbentuk segitiga di depan silinder . Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa
pengaruh penempatan penghalang berbentuk segitiga di depan silinder dengan
variasi dimensi segitiga penghalang terhadap koefisien drag. Dalam penelitian ini
eksperimen dilakukan pada wind tunnel, yang terdiri dari blower, pipa pitot, inclined
manometer, pipa silinder, dan batang segitiga penghalang. Bilangan Reynold
berdasarkan silinder (D = 42 mm) adalah Re = 1.81x104 . Dimensi segitiga
penghalang di variasi dari 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 mm (dimensi sisi segitiga sama sisi),
sedangkan jarak penghalang adalah L = 60 mm. Distribusi tekanan diperoleh dengan
mengukur tekananpermukaan silinder pada 36 titik dengan interval 10o. Data yang
diukur adalah Tekanan permukaan silinder, Tekanan statis, dan kecepatan aliran
udara Hasil menunjukkan bahwa pengurangan drag maksimum adalah 86,7%
dibandingkan dengan tanpa penghalang, terjadi pada S/D = 0.19.
One alternative source of renewable energy that can replace the dependence on fossil
fuels and environmentally friendly at the same time, namely Gasohol, which is a fuel
blending gasoline with alcohol (ethanol). Source of ethanol used in this research is to
waste banana peel. Use alcohol type fuel ethanol in gasoline has provided a number
of improvements in engine performance parameters include the effective power,
specific fuel consumption, average effective pressure and thermal efficiency than
using pure gasoline. In producing ethanol, made through the fermentation process
with yeast mixture and then destilated. Ethanol mixed with gasoline (premium) with a
certain ratio. In this study was varied in gasoline alcohol mixture, namely: 95% +5%,
90% and 85% +10% +15% with 3 variations of throttle opening that is 20%, 40%
and 60%. The results shown that with the use of mixing premium + ethanol
concentration, the effective power achieved by the Toyota engine Kijang 7K have
increased with a maximum value of 17.347 kW which occurs at 60% throttle opening
conditions at 2100 rpm rotation with the use of mixing 95% + 5% premium ethanol.
With the use of mixing premium + ethanol concentration, specific fuel consumption
also increased with a maximum value of 0.331 kg / kWh, which occurred at 20%
throttle opening conditions at 2100 rpm rotation with the use of mixing 90% premium
+ 10% ethanol.
MI-9
MI-10
MI-011
MI-012
Adi Surjosatyo
Department Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Kampus UI Depok 16424
Jawa Barat, Indonesia
Phone: +62-0217270032, FAX: +62-0217270033, E-mail: adisur@eng.ui.ac.id
ABSTRACT
Tar is organic contaminant which is formed during gasification. Tar is a complex
mixture of condensed hydro-carbon. The amount and the composition of resulted tar
depends on kind of fuel, condition of pyrolysis process and reaction of gas secondary
phase. The ideal condition of weight content of tar that is resulted by gasifier is not
more than 1 % out of weight of fuel is used by (JH Howson, K Casnello). Therefore,
in many applications, the content of tar is in gas product must be controlled to
prevent appeared obstacles on the whole of gasification equipment or others. Venturi
Scrubber is one of the cleaners which is used to catch tar in gas producer. Venturi
Scrubber uses water as means of its cleaner. The experiment in the water stream
variety in this research flows into ventury Scrubber to know how much tar that it
could be caught. Thus, it is known that there is an exact water stream which could
catch optimum tar in venturi Scrubber of coal gasification laboratory and biomass
Mechanical Engineering University of Indonesia and the influence of stream variety
to flame in combustion unit.
Adi Surjosatyo
Department Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Kampus UI Depok Jawa Barat, Indonesia
Phone: +62-0217270032, FAX: +62-0217270033, E-mail: adisur@eng.ui.ac.id
ABSTRAK
Fluidized Bed Combustor (FBC) adalah sebuah tungku pembakar yang menggunakan
media pengaduk seperti pasir kuarsa, silika, dan media lainnya sehingga akan terjadi
mixing yang homogen antara gas/udara dengan butiran-butiran media tersebut. Sistem
ini menggunakan konsep turbulensi benda padat yang terjadi pada proses
pembakaran, dimana dalam proses tersebut timbul juga perpindahan panas dan massa
yang tinggi dalam mekanisme pembakaran. Butiran-butiran media yang ada ini
berfungsi sebagai penyimpan dan pendistribusi panas, sehingga pembakaran tersebut
dapat berfungsi dengan semestinya. Yang menjadi permasalahan adalah belum
diketahuinya secara teoritikal kinerja alat Circulating Fluidized Bed Combustor yang
ada di PT. X, diantaranya kinerja kecepatan fluidisasi minimum yang terjadi dalam
Circulating Fluidized Bed, dan Heat Release Rate yang terjadi di ruang bakar
(furnace). Dengan diketahuinya nilai secara teoritikal tersebut di atas, diharapkan
dapat membantu para engineer di PT. X untuk mengetahui kinerja dari Circulating
Fluidized Bed Boiler.
Keywords: CFB Boiler, fluidisasi, heat release
MI-11
MI-12
MI-013
MI-014
Lydia Salam
Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10, Tamalanrea, Makassar, 90245
Telp/Fax : (0411) 588-400
ABSTRAK
Pengaruh bilangan Rayleight (Ra) pada konveksi bebas dalam ruang udara
rectangular tertutup telah diteliti dengan analisis numerik pada range 103 106 dan
diselesaikan dengan menggunakan finite difference dan alternating direction implicit
method, kemudian system diasumsi dalam kondisi laminar steadi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa bilangan Rayleight (Ra) mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap profil temperatur, aliran, kecepatan dan vortisitas fluida di dalam ruang
udara rectangular tertutup. Pada Ra = 103, konduksi di dalam ruang udara dominant
tetapi pada Ra = 104 konveksi mulai muncul dan menjadi dominant pada Ra = 106.
Kata Kunci : Bilangan Rayleight
ABSTRAK
Pada kondisi operasi saat ini, ketika turbin gas GE MS9001E PLTGU Tambak Lorok
beroperasi timbul panas percuma (waste heat) sebesar 420,47 kW di ruang kopling
(load compartment) yang terletak di antara turbin gas dan generator listrik karena
letak ruang kopling tersebut berimpitan dengan saluran gas buang menuju HRSG.
Panas percuma ini bisa dimanfaatkan lebih lanjut, salah satunya sebagai sumber
panas generator sistem refrigerasi absorpsi. Pemanfaatan panas percuma di PLTGU
Tambak Lorok akan dikaji kelayakannya secara termoekonomi. Kajian ini meliputi
desain awal sistem refrigerasi absropsi untuk 3 opsi pemanfaatan, yaitu (1) untuk
meningkatkan daya luaran turbin gas melalui penurunan temperatur udara masuk ke
kompresor, (2) sebagai substitusi sebagian atau seluruh beban sistem pengkondisian
udara berbasis refrigerasi kompresi uap di gedung di area PLTGU Tambak Lorok
dan (3) untuk mesin pembuat es dalam rangka melaksanakan program CSR bagi
masyarakat nelayan di sekitar pembangkit. Hasil kajian menunjukkan bahwa Opsi I
tidak bisa dilaksanakan karena memerlukan kapasitas pendinginan sebesar 1051,27
kW untuk menurunkan temperatur udara masuk kompresor turbin gas sebesar 2 K,
yang lebih besar daripada kapasitas pendinginan yang mampu disediakan oleh sistem
refrigerasi absorpsi panas percuma. Sedangkan Opsi II dan Opsi III dapat dipenuhi
oleh sistem refrigerasi absorbsi yang memanfaatkan panas percuma. Di samping itu,
Opsi II dan Opsi III masing-masing memberikan IRR sebesar 11,74% dan IRR
10,55%.
Kata kunci: panas percuma, termoekonomi, refrigerasi absorpsi, sistem
pengkondisian udara, mesines, IRR, CSR.
MI-13
MI-14
MI-015
MI-016
ABSTRAK
ABSTRAK
Kenyamanan dan kesejukan pada saat berkendara khususnya pada mobil sangat
diperlukan. Berbagai cara dan upaya yang dilakukan manusia sehingga kenyamanan
berkendara dicapai. Solusi untuk mendapatkan kenyamanan di dalam mobil yaitu
dengan memasang pengkondisi udara (air conditioning). Performansi sistem air
conditioning sangat dipengaruhi oleh kerja kompresor. Dalam operasinya,
kompresor digerakkan oleh mesin, sehingga putaran dari mesin mempengaruhi
putaran kompresor dan akhirnya akan mempengaruhi performansi sistem air
conditioning yakni: daya kompresor, kapasitas pendinginan dan coefficient of
performance (COP). Dari hal tersebut, telah dilakukan penelitian terhadap AC mobil
untuk menganalisis pengaruh putaran kompresor terhadap performansi Sistem AC
Mobil Tipe ET 450. Pengujian ini dilakukan pada sebuah unit AC mobil Tipe ET 450
dengan variasi putaran kompresor mulai dari putaran 700 rpm sampai 1200 rpm
dengan kenaikan 100 rpm. Data yang diambil adalah temperatur masing-masing titik
(T1, T2, T3, T4), putaran kompresor (n), kuat arus listrik (I), dan laju aliran
volumetrik. Data hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapat
performansi pada masing-masing variasi putaran kompresor. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatnya putaran, maka daya kompresor
mengalami peningkatan, kapasitas pendinginan relatif mengalami peningkatan dan
COP mengalami
penurunan
Kata kunci : Performansi, MAC, putaran kompresor
Kata kunci: Heat pipe, Nano Fluida, Perpindahan kalor, wick screen mesh.
MI-15
MI-16
MI-017
MI-018
ABSTRAK
Pada umumnya pompa air di Indonesia digerakkan oleh energi listrik namun belum
semua daerah di Indonesia mempunyai jaringan listrik. Pulsajet air adalah salah satu
jenis pompa air yang tidak memerlukan energi listrik.Pulsajet air digerakan oleh
energi termal. Energi termal yang diperlukan pompa air jenis pulsejet air dapat
berasal dari energi surya, biogas, panas buangan industri dan sebagainya. Di
Indonesia unjuk kerja pompa air energi termal khususnya jenis pulsejet air belum
banyak diteliti sehingga perlu dilakukan banyak penelitian untuk menjajaki
kemungkinan pemanfaatannya. Penelitian unjuk kerja pompa air jenis pulsajet air
yang ada umumnya menggunakan pipa tunggal dengan satu sisi hisap. Tujuan yang
ingin dicapai oleh peneliti adalah mengetahui unjuk kerja (debit, daya dan efsiensi)
pompa air energi termal jenis pulsajet air dengan 2 (dua) sisi hisap. Pompa air
energi termal terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yakni evaporator, pemanas dan
pipa osilasi. Evaporator pada penelitian ini terdiri dari 2 pipa sejajar berdiameter
0,5 inci, terbuat dari tembaga dan mempunyai volume total 285 cc. Pemanas yang
digunakan berasal dari pembakaran spirtus. Pipa osilasi terbuat dari selang
berukuran 0,375 dan 0,5 inci. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah
temperatur evaporator dan debit yang dihasilkan. Variasi yang dilakukan adalah
ketinggian head pemompaan (1,5 m; 1,8 m dan 2,5 m) dan diameter pipaosilasi(0,375
inci dan 0,5 inci). Hasil penelitian menunjukkan debit maksimum sebesar 1,14
liter/menit didapatkan pada variasi ketinggian head pemompaan 1,5 m dengan
menggunakan pipa osilasi 0,375 inci. Daya pompa maksimum sebesar 0.36 watt dan
efisiensi pompa maksimum sebesar 0.08 % didapatkan pada variasi ketinggian head
pemompaan 2,5 m dengan menggunakan pipa osilasi 0,375 inci.
Kata kunci: pompa air, energi termal, pulsajet air
ABSTRACT
It has been conducted research about the design of propeller turbine for very low head river,
otherwise it has not been analyzed yet about the simulation design and the characteristic of that
turbine. Based on the result design of propeller turbine for very low head river with discharge
(Q) designs 0.120 m3 / s, height of fall 0.9 m and design efficiency of 70%, it is obtained the
effective turbine power about 740.936 watt with speed (N) design of 500 rpm, 573 rpm, specific
revolution obtained from diameter dimensions outside the turbine at 0.3 m. To maximize the
flow of fluid, then the low head propeller turbine used NACA 6412 airfoil blade profile with 6
blades where the shaft of the turbine blade and generator were in one shaft. To determine the
characteristics of low head propeller turbine then it was conducted CFD Fluent 6.2 simulation
and field testing. The field testing was conducted in two places, there were Lembang natural
water river and in water channel Cibodas Botanical Garden, West Java. The result of
simulation and field testing were analyzed and compared to the references. It was important in
order to determine micro hydro potency in the two places. Based on the result of simulation
using Fluent 6.2 with variation of discharge 120 lt / s -200 lt / s and the variation of revolution
150 rpm -500 rpm it is obtained the maximum power at 400 rpm revolution and discharge of
200 L / s at 718.78 watts. Characteristic Propeller, namely the increase in discharge will
increase the turbine revolution, because revolution is proportional to the value of power, the
turbine power will also increase too. Based on field testing, the lowest efficiency that produced
by the turbine
was about 16.94% and the highest efficiency turbine was about 80.42%. And from the field
testing it obtained, the higher the turbine head from 0 to 0.63 m shows the real power produced
even greater, as well as hydraulic power or shaft power increases too.
Keywords: propeller characteristic, Fluent 6.2 simulation, field testing
MI-17
MI-18
MI-019
ABSTRACT
The aim of this project is to produce stratified flow based on numerical model by
exerting a flow over three dimensional complex terrains. The main reason this
stratified flow is rarely found in the many engineering practical experiments is due to
the difficulties to initiate stratified flow in the initial state of the flow. This factor is
assessed and various setups of the model are examined to consider the accuracy
attained. The flow performance is tested over a number of terrain types: skyscrapers,
trees and mountains. The standard k- (epsilon) turbulent model has been used in
CFD setup to help the simulation processes. The mesh discretization has been
analyzed for sensitivity change and to obtain grid independent. The velocity value
with different magnitudes has been given to each model. The simulation is shown to
perform well for all terrain types. The result shows that flow is stratified leaving each
terrains. The stratified flow produced by exerting flow over each terrain types has
different velocity distribution profile. The results also shows that the velocity
distribution behind each terrain is slowly stable by the distance increases and will
resume to its initial velocity distribution profile at certain distance.
Keywords: terrain, stratified flow, CFD
MI-020
ABSTRAK
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, khususnya di daerah pedesaan kebutuhan
akan sistem pendingin dirasakan semakin meningkat. Sistem pendinginan yang ada saat ini
kebanyakan bekerja dengan sistim kompresi uap menggunakan energi listrik. Pada
kenyataannya belum semua daerah memiliki jaringan listrik sehingga diperlukan sistim
pendingin yang dapat bekerja tanpa adanya energi listrik. Salah satu sistem pendingin yang
tidak memerlukan energi listrik adalah sistem pendingin absorbsi amonia-air. Sistem pendingin
absorbsi amonia-air hanya memerlukan energi panas untuk dapat bekerja. Energi panas dapat
berasal dari pembakaraan kayu, batubara, energi surya dan sebagainya. Secara konstruksi
alat pendingin absorbsi amonia-air cukup sederhana sehingga dapat dibuat di bengkel-bengkel
sederhana. Unjuk kerja alat pendingin menggunakan amonia yang dijual di pasar lokal belum
banyak diketahui. Amonia yang banyak dijual di pasar lokal mempunyai kadar amonia yang
berbeda-beda. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah mengetahui unjuk kerja
(temperatur terendah dan koefisien unjuk kerja atau COP) yang dapat dicapai alat pendingin
absorbsi amonia-air dengan menggunakan amonia yang banyak dijual di pasar lokal. Alat
pendingin absorbsi ammonia-air yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 3 (tiga)
komponen utama yakni (1) generator yang juga sekaligus berfungsi sebagai sebagai absorber,
(2) keran pemisah generator dan evaporator dan (3) evaporator yang sekaligus berfungsi
sebagai kondensor. Variabel yang divariasikan adalah kadar amonia (22,5% dan 30%) dan
tekanan desorbsi (65 psI dan 145 psi). Sebagai pendingin kondensor dalam penelitian ini
digunakan air. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah temperatur generator (T1),
temperatur pipa penghubung (T2), temperatur evaporator (T3), temperatur lingkungan sekitar
evaporator (T4), tekanan evaporator atau tekanan desorbsi (P) dan waktu pencatatan data (t).
Hasil penelitian menunjukkan temperatur evaporator terendah yang dapat dicapai adalah -5
OC pada variasi tekanan 145 psi menggunakan amoniak dengan kadar 22,5%. COP tertinggi
yang dapat dicapai adalah 0,92 pada variasi tekanan 145 psi dan menggunakan amoniak
dengan kadar 30%.
Kata kunci: pendingin absorbsi, amonia, kadar ammonia
MI-19
MI-20
MI-021
MI-022
Made Suarda
Jurusan Teknik Mesin , Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kampus Bukit Jimbaran Denpasar 80316
Telp.: +62-361-703321, Fax: +62-361-703321, E-mail : made.suarda@me.unud.ac.id
ABSTRAK
Saat ini di beberapa tempat telah dimanfaatkan pompa hydram untuk bisa mengangkat air dari
suatu tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi, dengan memanfaatkan energi
potensial sumber air yang akan dialirkan. Namun kendala yang dihadapi pada pompa hydram
adalah dimana daerah pemasangannya terbatas, yaitu hanya pada daerah yang ada sumber
mata airnya yang memiliki kapasitas aliran air cukup besar dan hanya mampu mengalirkan
sebagian kecil air tersebut sehingga tidak mencukupi kebutuhan masyarakat setempat.
Mengingat pada umumnya mata air tersebut berada di pinggiran sungai, maka salah satu
alternatif solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memodifikasi pompa hydram,
yang merupakan gabungan dari konsep pompa hydram dan pompa torak. Efek palu air
(hydram) yang terjadi pada badan pompa hydram digunakan untuk menggerakkan mekanisme
pompa torak. Hydram dibangkitkan oleh aliran air sungai yang mempunyai kapasitas relatif
besar sedangkan pompa torak digunakan untuk mengalirkan air bersih yang berasal dari
mataair, sehingga diharapkan seluruh kapasitas air dari mata-air tersebut dapat dialirkan ke
wilayah pemukimam penduduk. Pada penelitian ini, rancangan sistem hydram penggerak
pompa torak ini menggunakan diameter badan pompa hydram 3 inchi dengan pipa penggerak
(drive) 1,5 inchi yang panjangnya 6 meter, diameter piston torak 87 mm dengan panjang
langkah torak 103 mm. Rancangan sistem pompa ini diuji pada beda ketinggian sumber air
penggerak hydram 1 meter pada variasi massa katup limbah (800, 850, 900, 950, 1000, 1050,
1100, 1150, 1200, 1250) gram dan panjang langkah (9 ~ 17) mm, dan ketinggian pemompaan
pompa torak 5 meter. Rancangan pompa yang telah dibuat dan diuji pada ketinggian air
penggerak 1 meter dan tinggi pemompaan 5 meter, dapat beroperasi dengan baik. Namun, Jika
dibandingkan antara hasil dari kajian teoritis dan hasil pengujian model rancangan pompa
terjadi perbedaan yang cukup jauh, dimana performansi pompa hasil pengujian jauh lebih
rendah dibandingkan hasil dari kajian secara teoritis. Secara teoritis diharapkan dapat
memberikan kapasitas pemompaan sebesar 0,031 ltr/det dengan efisiensi 37,5%, namun hasil
pengujian hanya memberikan kapasitas pemompaan 0,009 ltr/det dengan efisiensi 7,7%. Hal
ini terjadi karena salah satunya terjadi akibat adanya gesekan yang cukup dominan antara
torak dan silinder pada mekanisme pompa toraknya mengingat tidak terdapatnya pelumasan
oli. Jika dioperasikan pada kondisi head penggerak dan head pemompaan yang lebih besar
diharapkan akan dapat memberikan performansi yang lebih baik.
ABSTRACT
Kebakaran bangunan dapat beralih menjadi perilaku bencana yang khas yang
disebut fenomena brackdraft. Backdraft didefinisikan sebagai pembakaran cepat
setelah pemasukan oksigen ke dalam bangunan kompartemen yang telah terisi
akumulasi produk pirolisis isi bangunan dalam situasi kebakaran (Fleischmann, CM,
et al., 1993). Makalah ini membahas fenomena backdraft dalam kompartemen dua
kamar. Pada simulasi ini, geometri bangunan memiliki dua kamar yang diisi dengan
perabotan rumah tangga yang berpotensi menjadi beban api dan dua pintu terhubung
satu sama lain. Pada penelitian ini efek bukaan pintu akan dipelajari dengan
menggunakan Fire Dynamics Simulator (FDS). Untuk semua skenario, geometri dan
beban api dianggap konstan. Pintu dibuka pada saat tertentu atau pada saat suhu
ruang mencapai suhu tertentu. Dalam makalah ini hasil dari model bangunan akan
berhubungan dengan pembukaan pintu secara fisik dan hasil lainnya yang tersedia di
literatur.
Kata kunci: kebakaran bangunan, kebakaran kompartemen, backdraft, bencana.
Keywords: pompa hydram, pompa torak, massa katup limbah, panjang langkah
MI-21
MI-22
MI-023
MI-024
ABSTRAK
Issu bahwa sering terjangkit penyakitnya penghuni gedung yang menggunakan unit
pengatur kondisi ruangan ( AC ) mulai ramai dibicarakan, apalagi setelah adanya
publikasi-publikasi tentang sick building syndrome baik pada seminar-seminar
maupun pada media ilmiah lainnya. Penyakit-penyakit yang sering terdeteksi pada
umumnya adalah penyakit yang disebabkan oleh pengaruh kondisi ruangan meskipun
ruangan tersebut telah diinstalasi dengan unit AC yang dirancang mengikuti kondisi
kenyamanan (comfort) mengikuti standar, baik ASHRAE maupun WHO. ZDStudi
kasus ini dilakukan setelah diprediksi bahwa beberapa karyawan pada satu lantai di
suatu gedung tinggi (high rise building) mengidap penyakit yang sama, oleh karena
itu diperkirakan disebabkan oleh kualitas udara di dalam ruangan di lantai tersebut.
Tulisan ini tidak membicarakan masalah penyebab dan jenis penyakit yang timbul
pada ruangan tersebut (karena hal ini masuk pada disiplin bidang lain), tetapi
dimaksudkan untuk memberikan cara/teknis pelaksanaan uji kualitas udara di dalam
ruangan yang dilakukan secara sederhana tetapi dapat dipertanggung jawabkan
Kata kunci: Kualitas udara
Martinus, M.Sc.
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung
Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, martinus@unila.ac.id
ABSTRAK
Tingginya kebutuhan migas yang tidak diimbangi oleh kapasitas produksinya menyebabkan
kelangkaan bahan bakar migas sehingga terjadi kenaikan harga. Pemerintah maupun swasta
di hampir semua negara kemudian berpacu untuk membangkitkan energi dari sumber-sumber
energi baru dan terbarukan untuk menjaga ketahanan energi negaranya. Salah satu energi
alternatif yang belum termanfaatkan secara baik di Indonesia adalah energi angin. Pembuatan
turbin angin yang dimanfaatkan sebagai alternatif pembangkit listrik dapat menggunakan jenis
turbin angin yang murah dan aman. Turbin angin yang dibuat merupakan tipe helix ini
menggunakan tiga buah turbin angin yang memiliki dua variasi bentuk dengan bahan ringan
terbuat dari kain kedap udara. Pertama dengan variasi bentuk setengah lingkaran yang
mengadopsi dari bentuk turbin savonius. Dan bentuk yang kedua adalah bentuk sudu lurus.
Dari kedua jenis variasi bentuk sudu ini akan dihitung kelayakan terhadap ekonominya bila
dimanfaatkan sebagai alternatif pembangkit listrik selama 10 tahun. Angin yang berhembus
sepanjang tahun di daerah Bandar Lampung berkisar 4 m/s yang dapat menghasilkan daya
sebesar 84,43 Watt untuk turbin vertikal tipe helix dengan variasi sudu lurus, sedangkan 98,4
Watt untuk turbin angin vertikal tipe helix dengan variasi sudu setengah lingkaran. Untuk
mencukupi kebutuhan listrik rumah tangga sederhana yang mengalokasikan daya 300 Watt,
Untuk mencukupi kebutuhan listrik rumah tangga sederhana turbin tipe helix ini harus
menggunakan 4 buah turbin angin dengan investasi total sebesar Rp 8.196.000,-. Dengan
menggunakan kriteria payback periode (PBP) jenis turbin angin ini layak secara ekonomi
dengan jangka pengembalian investasi selama 2,8 tahun. Dengan menggunkan metoda lain
yaitu dengan metoda kriteria nilai bersih sekarang (NPV) dengan menggunakan bunga bank
sebesar 12 % mendapat keuntungan sebaesar Rp 425.355,- dalam jangka waktu 10 tahun, bila
menggunakan criteria benefit cost ratio (BCR) turbin angin ini bernilai 1.05 yang berarti layak
secara ekonomi menurut metoda BCR,sedangkan untuk menentukan Kriteria internal rate of
return (IRR) bernilai 13,55 % yang lebih besar bila dibandingkan dengan suku bunga bank.
Kata kunci: Pembuatan, Turbin angin tipe Helix, Kecepatan angin, Daya listrik, Payback
Period, Net PresentValue, Benefit Cost Ratio, Internal rate of return.
MI-23
MI-24
MI-025
MI 026
ABSTRAK
Pendinginan makanan dan minuman sudah menjadi kebutuhan dasar bagi
masyarakat modern karena dapat meningkatkan kualitas rasa dan higienisnya. Di
samping itu, masyarakat modern dituntut untuk memiliki mobilitas yang tinggi.
Berdasarkan dua kebutuhan tersebut, dilakukan kajian tentang kelayakan penerapan
efek Peltier dari alat pendingin termoelektrik (thermoelectric cooler - TEC) untuk
alat pendingin minuman kaleng/kotak yang kecil dan ringan sehingga mudah untuk
dijinjing dan dipindah-pindahkan. Kelayakan tersebut mencakup: 1) kelayakan
energi, 2) kelayakan produksi dan 3) kelayakan harga. Kajian diawal dengan
melakukan analisis energi untuk menentukan desain optimum alat kecil-ringan
pendingin minuman.Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan purwarupa alat
pendingin tersebut. Berikutnya dilakukan pengujian awal kualitatif terhadap
purwarupa tersebut dan perhitungan ongkos produksinya. Hasilnya purwarupa alat
kecil-ringan pendingin minuman yang menggunakan TEC jenis bismuth telluride
(Bi2Te3) dengan dimensi luar kotak pendingin 19 x 10 x 10 cm3 dan menggunakan
polyurethane (PU) serta extended polystyrene (EPS) foam dengan ketebalan total 9
mm sebagai dinding dan isolator panas kotak pendingin. Namun, karakteristik TEC
yang dipilih menuntut penambahan sirip-sirip pendingin dan kipas untuk menjaga
temperatur sisi panas TEC, sehingga diperlukan daya tambahan sebesar 1,8 W.
Pengujian kualitatif menunjukkan bahwa purwarupa alat pendingin dapat
mendinginkan minuman susu pada tegangan 7,5 V. Selanjutnya, peletakan TEC pada
kotak pendingin berpengaruh pada kemerataan distribusi temperatur minuman.
Peletakan TEC di atas kotak pendingin menghasilkan distribusi temperatur minuman
yang merata, sedangkan peletakan TEC di bawah kotak pendingin menghasilkan
stratifikasi temperatur pada minuman.
MI-25
MI-26
MI 027
MI 028
Mastiadi Tamjidillah*
MI-27
MI-28
MI 029
MI 030
ABSTRAK
ABSTRAK
Teknologi pendingin sangat diperlukan bagi dunia industri. Terjadinya beban termal
yang tinggi harus ditangani secara khusus agar tidak menimbulkan kerugian yang
besar dan dapat menghemat penggunaan energi. Pipa spiral lurus dan pipa spiral
lengkung yang dapat membuat aliran berputar yang akan menipiskan ketebalan
boundary layer pada dinding. Variasi jarak langkah (pitch) dengan diameter, P/D= 6,7
dan 7,1 digunakan dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
bentuk distribusi kecepatan aliran didalam pipa spiral lurus dan pipa spiral lengkung.
Air digunakan sebagai fluida kerja standar untuk mengetahui ragam distribusi
kecepatan. Kecepatan maksimum pada pipa spiral terletak pada kwadran 1 dibagian
atas kanan dari sumbu.
Kata kunci : pipa spiral lurus, pipa spiral lengkung, distribusi kecepatan.
MI-29
MI-30
MI 031
MI 032
ABSTRAK
Geometri kanal aliran yang memiliki pembesaran saluran mendadak di bagian hilir
dapat menghasilkan aliran yang terpisah dan bertaut kembali (separated-reattached
flow). Model geometri seperti ini salah satunya berbentuk backward facing-step yang
merupakan bentuk yang sederhana dan banyak digunakan untuk melakukan simulasi
berbagai macam fenomena pada peralatan keteknikan seperti reaktor kimia, sistem
kendali aerodinamik kendaraan, sistem pembakaran pada dump combustor dan lainlain. Pada aplikasinya, dinamika aliran di zona resirkulasi yang terbentuk sangat
mempengaruhi kinerja operasional peralatan-peralatan tersebut. Pada penelitian ini
dilakukan upaya memodifikasi ukuran zona aliran resirkulasi dengan merubah
ketinggian step serta memberikan eksitasi eksternal berupa injeksi slot jet dari fluida
panas dengan variasi temperatur 1000 C dan 3000 C. Kajian komprehensif dilakukan
dengan pendekatan komputasional dan eksperimental. Model k- digunakan dalam
kajian komputasi sementara medan aliran resirkulasi divisualisasi dengan
menggunakan high speed camera yang kemudian diolah menggunakan image
processing software sehingga dapat dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan
informasi mengenai berbagai fitur struktur aliran yang termodifikasi akibat
pemberian eksitasi jet pada medan aliran resirkulasi tersebut. Hasil dari eksperimen
dan komputasi kemudian digunakan untuk menjelaskan efek dari pengaruh ketinggian
step dengan jarak injeksi yang diberikan terhadap bentuk dari zona aliran resirkulasi
pada model geometri backward facing step.
Kata kunci : Backward facing step, zona resirkulasi, eksitasi slot jet
Kata kunci: biopolimer air tape ketan, fully Developed flow, panjang inlet.
MI-31
MI-32
MI 033
MI 034
Nugroho Gama Yoga 1), 2) , Aryadi Suwono 1), Abdurrachim 1), Toto
Hardianto 1)
1) Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung
2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
ABSTRAK
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang proses pembuatan karbon aktif dari batubara
Indonesia yaitu Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur. Karbon aktif adalah
senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan melakukan proses
oksidasi dan aktivasi. Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian sebelumnya
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas karbon aktif dengan proses oksidasi pada
temperatur 300oC dan aktivasi dengan metode aktivasi fisika pada temperatur 950oC.
Pada penelitian ini selain melihat perubahan burn off dari variasi laju aliran gas pada
proses oksidasi dan aktivasi juga untuk mengetahui hasil burn off dari variasi posisi
autoclave dan arah aliran inlet gas oksigen dan karbondioksida sebagai activating
agen. Dan hasillnya didapat nilai burn off 93.7% dan nilai iodine number 879 mg/g
pada batubara kalimantan timur pada autoclave horizontal dan arah aliran inlet
bottom.
MI-33
MI-34
MI 035
MI 036
ABSTRAK
Pompa kalor adalah sistem konversi energi yang menawarkan teknologi untuk
memanfaatkan sumbersumberkalor yang tersedia di lingkungan seperti dari udara, tanah,
air, matahari maupun sumber lainnya menjadi kalor yang berguna. Dengan menggunakan
sedikit masukan energi, pompa kalor dapat meningkatkan temperatur ruangan maupun
air ke temperatur yang diinginkan. Penelitian ini menggunakan pompa kalor kompresi
uap dengan mengkonversi kalor masukan pada evaporator. Sistem terbagi atas dua
bagian yaitu sub-sistem energi surya yang digunakan sebagai sumber kalor, dan yang
kedua adalah sub-sistem pompa kalor. Sub-sistem energi surya menggunakan solar
kolektor jenis CPC serta penyimpan kalor menggunakan parafin. Sub-sistem pompa kalor
terdiri dari steam generator vertikal yang berfungsi sebagai kondensor, selain itu terdapat
peralatan double pipe internal heat exchanger, preheater, dan evaporator. Sebagai
penggerak utama digunakan kompresor torak. Penggunaan konfigurasi ini disesuaikan
dengan tujuan utama pompa kalor sebagai penghasil uap. Evaporator memindahkan
energi dari sumber kalor ke refrigeran. Aliran refrigeran dari evaporator melewati
penukar kalor internal kemudian dikompresi hingga mencapai tekanan dan temperatur
tinggi. Refrigeran kemudian mengalir melalui steam generator, kalor kemudian
dipindahkan ke aliran air yang mengalir melalui steam generator sehingga terjadi
perubahan fasa menjadi uap. Sebelum memasuki steam generator, air terlebih dahulu
dialirkan melalui preheater yang akan meningkatkan temperatur air dari kondisi awal.
Hasil pengujian pompa kalor temperatur tinggi berbantuan pemanas energi surya
diperoleh koefisien performansi (COP) pompa kalor ketika evaporator diberi kalor akan
mencapai 4 dengan rasio tekanan maksimum yang dapat dicapai adalah 4,4. Temperatur
uap keluar steam generator mencapai 120oC. Lift temperatur (perbedaan antara
temperatur uap keluar steam generator dan temperatur sumber kalor) dapat mencapai
60oC.
Supriyadi Nasruddin
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Indonesia
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
e-mail:supriyadins@gmail.com
Departmen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia
e-mail:nasruddin@eng.ui.ac.id
ABSTRAK
Krisis energi merupakan salah satu permasalahan serius yang dihadapi saat ini.
Sumber energi dari bahan bakar fosil semakin menipis sementara pertumbuhan
jumlah kendaraan bermotor meningkat tajam. Hal ini berkorelasi langsung dengan
masalah lingkungan seperti pemanasan global. Hidrogen merupakan salah satu
harapan untuk energi masa depan, sayangnya masih terkendala dalam proses
distribusi dan penyimpanannya. Salah satu cara mengatasi kendala tersebut adalah
dengan sistem adsorpsi. Tabung nano karbon (Carbon Nanotube/CNT) merupakan
media penyimpan yang baik karena memiliki luas permukaan dan volume pori yang
besar. Bagaimana meningkatkan kinerja CNT masih sangat menarik untuk diteliti.
Penelitian secara eksperimental umumnya masih memerlukan biaya yang mahal,
maka perlu didukung metoda lain untuk menunjangnya seperti Simulasi Dinamika
Molekular.
Keywords: Dinamika Molekular, Simulasi, CNT, Hidrogen, Adsorpsi.
Kata kunci: Pompa kalor temperatur tinggi, energi surya, desain, performansi pompa
kalor
MI-35
MI-36
MI 037
MI 038
ABSTRACT
Cold storage untuk kebutuhan biomedis disyaratkan dapat mencapai -80oC dan untuk
itu digunakan sistem refrigerasi cascade (Tianing et al, 2002). sistem refrigerasi
cascade masih menggunakan refrigeran CFC dan HCFC. Campuran azeotropis
karbondioksida dan ethane merupakan refrigeran alternatif yang menjanjikan. Studi
simulasi dan eksperimen mengindikasikan campuran karbondioksida dan ethane
mampu mencapai temperatur - 80oC (Darwin et.al, 2008). Namun demikian,
temperatur minimum tersebut masih belum stabil. Hal ini diduga karena adanya
perubahan komposisi saat refrigeran campuran bersirkulasi dalam sistem refrigerasi.
Hal ini dibuktikan oleh Kim el al. (2007) yang melakukan studi campuran
CO2/propane mendapati bahwa komposisi CO2 lebih besar 0,03 (fraksi mole)
daripada komposisi pengisiannya. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini akan
berkonsentrasi pada pengaruh perubahan komposisi refrigeran yang bersirkulasi
terhadap kinerja mesin refrigerasi cascade melalui metode eksperimen. Penelitian ini
akan mendapatkan komposisi optimal campuran karbondioksida dan dalam sirkuit
temperatur rendah pada sistem refrigerasi cascade..
This research was aimed to investigate the effects of axial position and angle of swirl
vanes located in the secondary air path on a diffusive flame established in a double
concentric jet flow. The combustion chamber was mounted at the end of wind tunnel
composed with several PVC pipes. Degree of stability of flames was plotted on a
stability diagram at a constant secondary air velocity, while the absys and the ordinat
are the primary air velocity and the fuel velocity, respectively. The structure of flame
was directly visualized using a digital camera with 1/250 sec shutter speed. As the
results, it can be observed that locating swirl vanes at the secondary air path provides
higher stability of flame than locating at the primary air path. The exception situation
is found in a condition where the swirl vanes positioned just at the exit of the
secondary air flow. Also, the flames established in this research are short, wide, and
brushy.
Keywords: swirl vanes, double concentric jet flow, secondary air, stability diagram
MI-37
ABSTRACT
MI-38
MI 039
MI 040
ABSTRACT
ABSTRAK
The sub-bituminous coal from Tanjung Enim were processed by using crude palm oil
(CPO) as agglomerating oil. As a result, the ash and sulphur content decreased, while the
calorific value increased. By adding crude palm oil, the calorific value sub-bituminous
coal increased up to 17,6%. The ash content decreased to 53,7 %, the sulfur content
decreased to 15,6%. The CPO has also influenced to increase the compression strength of
coal briquette about 28,6 %.
Struktur nyala api hasil pembakaran merupakan suatu hal yang sangat erat kaitannya
terhadap karakteristik pembakaran diantaranya : tinggi nyala api (height-flame)
yang menentukan waktu tinggal (residence-time) dari jelaga, jarak angkat nyala api
(lifted-distance) yang berhubungan dengan konstanta difusivitas udara-bahan bakar.
Pengukuran dimensi api menjadi hal yang sulit mengingat kondisi nyala yang tidak
statis, bergetar terutama pada nyala turbulen. Paper ini memperlihatkan cara
pengukuran lifteddistance dan heigh-flame dengan menggunakan sistem pengolah
citra, yaitu menganalisa gambar nyala yang dihasilkan melalui kamera melalui
distribusi nilai RGB-indeksnya. Lifted distance ditentukan berdasarkan posisi puncak
nilai RGB disekitar ujung burner. Untuk nyala attached-flame yaitu pangkal nyala
berada pada ujung burner, distribusi nilai RGB sepanjang sumbu tidak
memperlihatkan adanya lonjakan nilai. Penentuan height-flame dilakukan dengan
jarak terjauh dimana nilai RGB mulai menurun secara drastis. Dengan sistem
pengolah citra diperoleh kesalahan sistematis pengukuran yang sangat kecil
mencapai 0.1285 mm.
Keywords: Sub-bituminous coal, agglomeration method, crude palm oil, ash sulfur
contents, calorific value
MI-39
MI-40
MI 041
MI 042
ABSTRAK
ABSTRAK
Ketika aliran fluida melewati permukaan yang memiliki kelengkungan konveks, akan
terjadi perubahan distribusi tekanan yang mendorong terjadinya separasi aliran di
bagian hilir setelah melalui permukaan ini akibat tekanan balik (adverse pressure
gradient). Secara konseptual, lapisan batas yang mengalami retardasi dapat
dihilangkan dan digantikan dengan memberikan fluida berenergi tinggi sehingga
memungkinkan aliran terus bergerak melawan gradient tekanan balik tanpa
mengalami separasi. Salah satu konsep pemberian energi dapat dilakukan dengan
tiupan (blowing), dimana pemanfaatannya di dunia otomotif dapat meningkatkan
secara dramatis kinerja aerodinamika dari kendaraan yang bergerak dengan dampak
yang dapat diabaikan terhadap geometri dan desain kendaraan. Pada penelitian ini
sebuah model kendaraan keluarga (family fan) yang disederhanakan dan mempunyai
desain dasar berupa reversed Ahmed body yang dilengkapi dengan blowing pada
bagian belakang digunakan untuk mempelajari secara komprehensif modifikasi
medan aliran separasi yang terjadi. Pada penelitian ini digunakan pendekatan
komputasional dengan model turbulensi aliran k-epsilon dimana hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa penggunaan blowing pada bagian belakang memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap medan aliran, pembentukan struktur pusaran
(swirling structure)dan intensitas turbulensi yang berperan besar pada performa
aerodinamika dari model uji
Pemanfaatan sumber energi air sebagai sumber energi terbarukan pada umumnya
membutuhkan investasi tinggi. Namun untuk skala kecil dapat dilakukan dengan
menggunakan teknologi terbarukan hal tersebut bisa terlaksana. Salah satu bentuk
pemanfaatannya adalah dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH). Komponen utama yang digunakan pada PLTMH adalah turbin, pada
penelitian ini digunakan turbin ulir (screw turbine). Penggunaan turbin screw dimulai di
Eropa pada akhir tahun 2007 yang lalu, di Indonesia baru dimulai tahun 2009 didaerah
Jawa Barat. Turbin ulir memiliki efisiensi yang tinggi dan bisa bekerja pada head yang
rendah, hal ini sesuai dengan banyaknya potensi energi air dengan head rendah di
Indonesia. Tetapi sebagai teknologi turbin yang baru, hingga saat ini masih sangat sedikit
teori atau rujukan yang tersedia terkait perancangan turbin ulir. Banyak sekali
parameter perancangan yang belum diketahui dengan baik, salah satunya adalah sudut
ulir (). Pada penelitian ini dilakukan eksperimen yang mencoba menentukan besar sudut
ulir yang optimum untuk perancangan suatu turbin ulir, dengan membandingkan
performansi prototipe turbin dengan sudut ulir 23o ,26odan 29o. Berdasarkan hasil
pengujian, turbin ulir dengan sudut ulir 29o lebih baik daripada sudut ulir 23odan 26o.
Kata kunci : energi terbarukan, teknologi baru, PLTMH, head rendah , turbin ulir, sudut
ulir
Kata kunci : blowing, medan aliran, reversed Ahmed body, separasi aliran
MI-41
MI-42
MI 043
MI 044
ABSTRAK
ABSTRAK
Penggunaan bahan bakar gas untuk industri maupun masyarakat pada masa mendatang
semakin dibutuhkan seiring dengan kebijakan pemerintah mengurangi konsumsi bahan
bakar minyak (BBM) dan keterbatasan bahan bakar cair yang berasal dari fossil. Bagi
kalangan industri, penanganan produksi gas hidrogen baik selama proses produksi,
delivery maupun dalam penyimpanannya merupakan bagian terpenting, mengingat
karakteristik gas hidrogen yang sangat reaktif dan mudah terbakar bila bercampur
dengan udara. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian terhadap karakteristik
mekanisme pembakaran pada fase transisi dari deflagrasi menjadi detonasi. Penyelidikan
tentang proses deflagration-to-detonation transition (DDT) pada pembakaran bahan
bakar campuran gas hidrogen-oksigen telah dilakukan di dalam pipa uji detonasi dengan
panjang 6 m dan diameter dalam 50 mm, campuran hidrogen-oksigen dengan equivalence
ratio yang divariasikan antara 0,5 2.0 dan tekanan awal antara 40 100 kPa. Kenaikan
tekanan selama proses DDT terjadi diamati melalui 2 (dua) buah sensor tekanan,
sedangkan perubahan kecepatan perambatan api diamati melalui 2 (dua) buah ion probe
yang terpasang pada pipa uji detonasi. Untuk mengetahui jarak detonasi dan ukuran sel
detonasi pada bagian dalam pipa uji dipasang soot track record yang berfungsi merekam
sel detonasi yang terbentuk setelah proses DDT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
equivalence ratio dan tekanan awal campuran bahan bakar gas hidrogen-oksigen
mempengaruhi proses atau mekanisme DDT. Jarak DDT lebih pendek dari ignition point
pada kondisi campuran yang stoikiometri dan semakin jauh dari ignition point pada
campuran miskin (lean mixture) dan kaya (rich mixture). Sedangkan peningkatan tekanan
awal campuaran dapat memperpendek jarak DDT dari ignition point dan akan
memperkecil ukuran lebar sel detonasi. Kenaikan tekanan paling tinggi adalah 3500 kPa
yaitu 35 kali tekanan awal campuran atau mendekati 2 kali tekanan CJ (1876 kPa) pada
kondisi equivalence ratio 2,0. Ukuran sel detonasi yang terbentuk dari proses DDT akan
semakin mengecil pada kondisi campuran stoikiometri dimana ukuran sel detonasi ratarata, = 0,62 mm dan ukuran sel detonasi akan bertambah besar pada kondisi campuran
lean mixture dan rich mixture.
Keyword: Equivalence ratio, DDT, Shock wave, reaction front, detonation cell
Terjadinya fenomena kavitasi pada aliran flida di dalam nosel dan pembentukan
rejim super kavitasi yang memicu terjadinya atomisasi pada sisi keluar nosel telah di
teliti melalui serangkaian eksperimen untuk melihat parameter yang dapat digunakan
untuk menunjukkan intensitas dari kavitasi. Suatu kamera berkecapatan tinggi
digunakan untuk menginvestigasi dan memvisualisasikan efek dari cavitasi terhadap
pembentukan jet cairan pada sisi keluar nosel pada berbagai kondisi dari bilangan
kavitasi dan bilangan Reynold, _ dan Re. Hasil penelitian menunjukkan bilangan
Reynold Re akan meningkat dengan bertambahnya TL karena _L dari cairan
berkurang dengan dengan bertambahnya TL. Sedangkan nilai tidak banyak berubah
dengan berubahnya temperature. Terbentuknya pancaran aliran (spray) di luar nosel
berhubungan erat dengan rejim super kavitasi di dalam nosel, yang berarti bahwa
pembentukan rejim super kavitasi memicu terjadinya atomisasi pada aliran keluar.
Hasil eksperimen juga menunjukkan bahwa sudut yang dibentuk pada proses
atomisasi (spray angle) juga tergantung pada bilangan kavitasi _, disebabkan
perubahan dari rejim berkembangnya kavitasi menuju super kavitasi sangat
tergantung pada bilangan kavitasi.
MI-43
MI-44
MI 045
MI 046
ABSTRAK
ABSTRACT
This research was aimed to investigate the effects of diameter and axial location of an
obstacle disc mounted at the end of fuel pipe on a diffusion flame established in a
concentric jet flow. A combustion chamberwas mounted at the end of wind tunnel
composed with several PVC pipes. Degree of stability of flame was plotted on a
stability diagram, while the absys and the ordinat are the air flow rate and the fuel
flow rate, respectively. The structure of flame was directly visualized using a digital
camera with 1/250 sec shutter speed. As the results, it can be observed that the
obstacle discs with several diameters provide good stabilization effects. Increasing
the diameter of the disc enhances the stability of flames. Furthermore it provides
more complete combustion and expands the flames radially. In the other hand,
locating the obstacle disc far from the tip of air path reduces the stability of flames
and causes the flames broader.
Keywords:diffusion flame, concentric jet flow, obstacle disc, stability diagram
MI-45
MI-46
MI 047
MI 048
ABSTRAK
ABSTRACT
Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) memiliki efisiensi yang masih lebih rendah dari
jenis Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH). Hal ini membuat penelitian turbin
angin jenis ini masih belum banyak diminati. Namun demikian, TASV memiliki
keunggulan dapat menangkap angin dari segala arah sehingga tidak memerlukan
yaw mechanism seperti pada TASH. Turbin angin dengan keunggulan seperti ini
sangat tepat diterapkan di Indonesia mengingat kondisi di Indonesia dengan arah
datang angin yang berubah-ubah. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi untuk
mengoptimasi selubung (shroud) yang akan ditambahkan pada TASV untuk
memperbaiki efisiensinya. Selubung yang didesain dibuat sedemikian hingga tidak
mereduksi keunggulan TASV yang dapat menangkap angin dari segala arah. Metode
optimasi yang dilakukan adalah dengan simulasi 2 dimensi dengan menggunakan
Program Computational Fluid Dynamic (CFD) FLUENT. Simulasi dilakukan untuk
kondisi kecepatan angin rata-rata di Indonesia. Dari simulasi yang dilakukan,
diperoleh bentuk, ukuran, dan jumlah sekat selubung yang memberikan kecepatan
angin tertinggi di dalam selubung sebelum masuk turbin.
MI-47
MI-48
MI 049
MI 050
ABSTRAK
Pada proses pembakaran, laju penguapan tetesan yang disemprotkan mempunyai
peran yang sangat sangat penting. Tevfik Gemci et. al. melakukan simulasi semprotan
cairan menggunakan perangkat lunak KIVA- 3V. Banyak simulasi proses
pembakaran, baik yang menggunakan perangkat lunak Fluent, perangkat lunak
KIVA-3V ataupun perangkat lunak yang lainnya, menggunakan model analogi
persamaan Ranz-Marshall dan pendekatan model film stagnan sebagai dasar untuk
menghitung laju perpindahan panas dan massa. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat kesesuaian kombinasi kedua model tersebut yang diterapkan pada tetesan
premium ( yang memiliki bilangan Lewis yang jauh lebih besar dari satu, yaitu
sekitar 3) dengan data eksperimen. Selain itu juga bertujuan membandingkannya
dengan kombinasi model analogi persamaan Ranz-Marshall dan model modifikasi
film stagnan (Kosasih E.A. dan Alhamid M.I.). Penelitian ini menggunakan alat
berupa termokopel rambut yang pada ujungnya menggantung tetesan yang akan diuji
laju penguapannya pada berbagai kecepatan dan temperatur udara yang mengalir
disekitar tetesan tersebut. Setelah dianalisa didapat hubungan antara bilangan
Reynold (Re), Prandtl (Pr), Schmidt (Sc), Nusselts (Nu) dan bilangan Sherwoods (Sh).
Model modifikasi ternyata mempunyai korelasi yang lebih kuat dibandingkan dengan
model film stagnan. Nilai bilangan Sherwood dari model modifikasi juga lebih dekat
dengan analogi Ranz-Marshall dibandingkan dengan model film stagnan.
Riman Sipahutar
1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang-Prabumlih Km. 32, Inderalaya, Ogan Ilir, 30662, Indonesia
Email: riman_sipahutar@yahoo.com
ABSTRACT
This research conducted to study the effect of speed and load variation on the flue
gas emissions from a gas engine JGS 208 GS fueled with LPG. Load variation
conducted is at 20, 40, 60, 80 and 100 (kW) while the variation of speed is at
1100, 1300, 1500 and 1700 rpm. The results of this research show the increase of
load tends to decrease the exhaust gas emissions of CO, HC but on the contrary
for the exhaust gas emission of NOx. This research also show that the increase of
engine rotation tends to increase the exhaust gas emissions of CO, HC and NOx
at the fifth load variations. The lowest exhaust gas emissions of CO and HC were
found at the speed, n of 1100 rpm and the load, P of 100 kW while the highest
exhaust gas emissions of CO and HC were found at the speed, n of 1700 rpm and
the load, P of 20 kW.
Keywords: load variation, speed, emission, gas engine
Keywords: Tetesan, analogi perpindahan massa dan perpindahan panas, model film
stagnan, premium
MI-49
MI-50
MI 051
MI 052
ABSTRAK
ABSTRAK
Pengondisian udara pada tempat-tempat yang memiliki keadaan udara yang panas dan
lembab, amatlah dibutuhkan. Hal ini dilakukan mengingat faktor kenyamanan yang
Sumatera Barat memiliki potensi yang besar sumber energi biomassa yang berasal dari limbah
pertanian dan/atau perkebunan. Di antara sumber energi biomassa, tandan kosong kelapa
sawit (TKKS) memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Potensi yang dimiliki
oleh TKKS setara dengan 65 juta liter minyak tanah per tahun atau 180 ribu liter per hari.
Keunggulan TKKS dibandingkan dengan biomassa lainnya adalah dalam hal kemudahan
pengumpulan dan homogenitasnya. Untuk dapat memanfaatkan secara efisien TKKS sebagai
sumber energi diperlukan suatu teknologi konversi menjadi bentuk energi final. Gasifikasi
merupakan dalah satu teknologi konversi termal yang menghasilkan proses yang bersih. Pada
penelitian ini dilakukan rancang bangun tungku gasifier dengan bahan bakar tandan kosong
sawit untuk keperluan rumah tangga atau industri mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dalam perancangan, dipilih tungku gasifier jenis updraft. Sedangkan parameter yang
digunakan dalam perancangan antara adalah nilai kalor bahan bakar biomassa, energi yang
dibutuhkan untuk suatu keperluan tertentu, dan lama operasi tungku. Dari hasil rancangan,
langkah berikutnya adalah fabrikasi dan pengujian kinerja tungku gasifier. Untuk parameter
uji, dilakukan 3 (tiga) variasi ukuran partikel biomassa. Dari pengujian selanjutnya dilakukan
evaluasi terhadap waktu penyalaan, lama operasi, laju konsumsi bahan bakar (FCR, fuel
consumption rate) dan laju zona pembakaran (CZR, combustion zone rate). Pengamatan juga
dilakukan terhadap nyala api burner dan distribusi suhu di dalam kolom reaktor. Hasil
pengujian di laboratorium memperlihatkan warna nyala api jingga tanpa asap. Warna jingga
kemungkinan disebabkan oleh adanya partikel karbon yang terbakar di burner. Sedangkan,
dari pengamatan distribusi suhu, terlihat bahwa sebaran suhu radial relatif seragam. Waktu
penyalaan untuk partikel dengan ukuran kecil lebih pendek dibandingkan dengan pertikel
dengan ukuran yang lebih besar. Hal ini terkait dengan peningkatan luas permukaan kontak
pemanasan untuk partikel yang kecil. Ukuran partikel yang kecil juga meningkatkan lama
operasi walaupun tidak terlalu signifikan. Sedangkan, FCR dan CZR berkurang karena
penurunan porositas yang pada gilirannya meningkatkan tahanan aliran dari agen gasifikasi.
MI-51
MI-52
MI 053
MI 054
ABSTRAK
Salah satu penyebab pencemaran udara adalah polusi yang disebabkan oleh aerosol
smoke, salah satunyadan memberikan kontribusi yang cukup besar adalah asap rokok.
Bahaya asap rokok bagi manusia dapatmerusak paru-paru, gangguan janin pada ibu
hamil, dan gangguan pertumbuhan serta perkembangan diripada balita. Oleh karena itu
perlu diupayakan penangulangan pencemaran yang disebabkan oleh asaprokok yang
memiliki diameter partikel rata-rata 0,1 m 1 m. Pada studi literatur didapatkan
bahwauntuk diameter partikel 0,1 m 1 m salah satu metode penyaringan udara yang
optimal yaitu menggunakan thermal precipitator. Thermal precipitator adalah salah satu
tipe penyaringan udara berbasis thermophoretic force, yaitu bila ada perbedaan
temperatur antara dua buah plat, maka akan menimbulkan gaya dan partikel-partikel
yang berada di antara kedua plat tersebut akan bergerak menuju ke daerah yang memiliki
temperatur yang lebih rendah akibat gaya tersebut. Dalam rangka upaya membantu
pengendalian dan mengurangi pencemaran udara, pada penelitian ini dibuat suatu alat
uji thermal precipitator untuk mendepositkan partikel-partikel yang ada di dalam udara
dengan memanfaatkan gaya thermophoretic. Gaya tersebut adalah gaya yang diberikan
kepada partikel yang tersuspensi di suatu aliran fluida. Penelitian ini menggunakan gas
sensor untuk melihat karakterisasi dari thermal precipitator. Dari hasil eksperimen dan
analisa dapat diambil kesimpulan bahwa thermal precipitator ini dapat digunakan
sebagai smoke collector. Hal ini dibuktikan dengan melakukan observasi dengan
mengukur kadar asap yang dapat didepositkan oleh thermal precipitator ini.
ABSTRAK
Dalam riset ini telah dirancang konsep dan pembuatan gandar roda belakang untuk kendaraan
hemat energi berbasis teknologi hibrida serial-paralel antara mesin pembakaran dalam dan
motor listrik magnet permanen .Konsep rangka mengadopsi sebagian rancangan prototipe
yang sudah ada di laboratorium DTM-UI. Konsep ini lebih bersifat rekayasa dan memodifikasi
komponen lokal sebanyak mungkin agar dapat digunakan dalam desain. Sistem traksi gandar
ini tidak menggunakan gigi diferensial namun menggunakan dua unit freewheel pada roda kiri
dan kanannya. Sehingga, daya dan torsi yang diteruskan ke roda belakang dapat diteruskan
pada kedua roda secara proporsional. Demikian pula pada traksi untuk memadukan tenaga
mesin dan motor listrik digunakan mekanisme freewheel yang dipasangkan pada kedua poros
keluarannya. Rancangan ini diharapkan dapat menghasilkan prototipe kendaraan ringan
hibrida yang cukup aman dan murah. Pengujian pembebanan statik dalam riset ini merupakan
analisis dinamis awal terhadap struktur gandar belakang kendaraan hibrida ringan tersebut
untuk mengetahui parameter defleksi statik yang terjadi pada setiap komponen pada gandar
agar didapat rancangan yang ringan, kokoh dan mudah dalam manufakturnya. Simulasi
perhitungan memanfaatkan perangkat lunak Inventor serta pengujian skala penuh
laboratorium untuk tiga rancangan berbeda pada struktur batang penghubung yang berbentuk:
setengah lingkaran, segiempat dan segitiga. Hasil simulasi untuk asumsi pembebanan 1000 N
arah vertikal dan 800 N arah horisontal menghasikan bentuk parabola defleksi maksimum
sebesar 2,49 mm, kemudian pada pengujian laboratorium didapat besaran defleksi maksimum
sekitar 2,46 mm. Dengan kondisi pembebanan maksimum tersebut tegangan dalam struktur
gandar dengan batang penghubung berbentuk setengah lingkaran masih dalam ranah elastis.
Sedangkan pada desain gandar dengan batang penghubung berbentuk segiempat dan segitiga
dengan asumsi material yang sama seperti pada bentuk lingkaran, maka didapat simpangan
masingmasing sekitar 1,475 mm dan 2,951 mm. Pemilihan struktur bentuk segiempat menjadi
fokus untuk pengujian selanjutnya termasuk rancangan bentuk dan dimensinya agar dapat
memenuhi kriteria dengan berat ringan dibandingkan dengan kedua desain lainnya.
Kata Kunci : Analisis struktur gandar, pembebanan statik.
MI-53
MI-54
MI 055
MI 056
ABSTRACT
Thermoelectric module is thermo element devices that can take advantage heat and to
convert into electric energy. As an electrical energy generating system, these elements
are not noisy, easy to maintain and relatively small dimension, light and friendly to
the environment because it does not produce pollution. This research aims to examine
the characteristics of thermoelectric modules which are used as thermoelectric
generators and to determine the optimal voltage difference that can be generated.
This research started by the design of a thermoelectric generator is a simple model
system in which the thermoelectric module is mounted on a copper plate that it
functions as a solar collector and further testing of the generator system. The
research results show that the intensity of solar radiation affects the temperature
difference obtained between the two sides of the modules; For the single
thermoelectric module (TEG), temperature difference (T), maximum of about 5.02
C with voltage difference (V), maximum of 143,40 mV. And for the double
thermoelectric module (TEG) that is connected in the thermal seies indicate the
temperature difference (T), maximum around 12.42 C with voltage difference (V)
to a maximum of 316.14 mV while the modules are connected in series electricity to
generate maximum T of about 10 C with V of about 200 mV.
Keywords: thermoelectric generator, solar radiation, temperature difference, voltage
difference.
MI-55
MI-56
MI 057
MI 058
ABSTRACT
Perambatan api yang melalui celah sempit akan mengalami rugi-rugi kalor yang
besar akibat perpindahan kalor. Jika rugi-rugi kalor ini lebih besar daripada energi
yang dihasilkan dari proses pembakaran, api yang merambat akan mengalami
penurunan suhu. Penurunan suhu yang menyebabkan suhu api berada di bawah
autoignition temperature campuran akan menyebabkan api padam (flame quenching).
Percobaan dilakukan dengan melewatkan api campuran LPG dan oksigen melalui
celah sempit yang terbuat dari aluminium. Pengukuran dilakukan terhadap tekanan
ruang sebelum celah sempit (upstream) dan ruang setelah celah sempit
(downstream). Selain pengukuran tekanan dilakukan juga pengambilan data gambar
dengan high speed video camera. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa
dengan memperkecil lebar celah maka rugi-rugi kalor yang terjadi akan semakin
besar hingga dapat membuat kecepatan perambatan api menurun. Terdapat dua
kondisi yang dapat diobservasi dalam penelitian ini, reaksi pembakaran berhasil
merambat melalui celah sempit dan pembakaran pada downstream akibat jet ignition.
Selain itu didapat pula hasil bahwa tekanan awal campuran berpengaruh terhadap
kecepatan perambatan api. Semakin besar tekanan awal campuran maka semakin
besar pula kecepatan api yang dihasilkan.
Keyword: Flame propagation, jet ignition, celah sempit
MI-57
MI-58
MI 059
STUDI AWAL PENGEMBANAN SPEED BUMP
PEMBANGKIT DAYA
Harus LG, Cahyo Untoro, Debbyta Primaswari, Hamzah
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, ITS
Jl.Arif Rahman Hakim, Kampus ITS Keputih, Sukolilo-Surabaya (60111)
Jawa Timur, Indonesia
Phone: +62-31-5946230, FAX: +62-31-5922941, E-mail: masharus@me.its.ac.id
ABSTRAK
Speed bump adalah mekanisme yang dipasang pada jalan untuk mengurangi laju
kendaraan dengan tujuan keamanan. Pada penelitian ini dikembangkan sebuah speed
bump yang memiliki fungsi ganda,yaitu mengurangi laju kendaraan dan sebagai
pembangkit daya. Gerak translasi kendaraan diubah menjadi gerak naik turun speed
bump, dan kemudian menjadi gerak rotasi pada sistem pembangkit daya yang
terhubung dengan speed bump. Gerak rotasi pada sistem pembangkit daya diubah
menjadi listrik dengan menggunakan prinsip induksi magnetik. Sistem pembangkit
daya terdiri dari pasangan roda gigi, magnet permanen dan kumparan. Prototipe
kemudian diuji pada tingkat kecepatan dan massa penumpang yang bervariasi. Besar
voltase dan arus yang dibangkitkan diukur. Hasil pengujian menunjukkan untuk
massa pengendara 52 kg dan variasi kecepatan sepeda motor 5,10, dan 20 km/jam,
dihasilkan tegangan 3V; 2,6V; dan 2,4V. Untuk massa pengendara 76 kg dan variasi
kecepatan sepeda motor 5,10, dan 20 km/jam, dihasilkan tegangan 3,9V; 3,4V; dan
2,6V. Sementara untuk massa pengendara 100 kg dan variasi kecepatan sepeda
motor 5,10, dan 20 km/jam, dihasilkan tegangan 5,6V; 4V; dan 2,8V.
Kata kunci: Speed bump, pembangkit daya, energi mekanik, energi listrik, induksi
magnetik
MI 060
PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER
BERBASIS THERMOPHOSIS DAN KARBON
Ferdiansyah N. Iskandar, Ari Widiarto, Ario Ardianto, Nandy Putra
Laboratorium Perpindahan Kalor
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Kampus UI Depok 16424, Indonesia
E-mail: nandyputra@eng.ui.ac.id
ABSTRAK
Asap rokok disebut juga Environmental Tobacco Smoke mengandung fase gas dan
MI-59
MI-60
MI 061
MI 062
ABSTRAK
Kebutuhan sumber energi yang semakin meningkat mendorong kita untuk mencari
dan memanfaatkan sumber-sumber yang telah ada seperti minyak bumi, batu bara dan
gas alam. Matahari sebagai penghasil tenaga panas atau kalor dibumi ini memiliki
potensi terbesar untuk dimanfaatkan. Indonesia yang terletak digaris khatulistiwa
adalah negara yang sangat berpotensi untuk memanfaatkan dan mengembangkan
tenaga surya mengingat bahwa lokasi tersebut memiliki keuntungan mendapat
penyinaran sepanjang tahun. Energi surya adalah sebuah teknologi untuk
pemanfaatan energi matahari untuk energi panas. Sebagai contoh pemanfaatan Solar
thermal bertemperatur rendah pada flate blade solar kolektor menjadi salah satu
model dalam studi literature ini. Sedangkan Solar Parabolic Concentrator
diperuntukan untuk temperatur yang sedang. Pemakaian solar thermal dapat
diimplementasikan pada beberapa bidang industri, mulai industri makanan, minuman,
tekstil, kimia dan industri lainnya.
Kata kunci : solar thermal, energi terbarukan, industri sel surya
ABSTRAK
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, khususnya di daerah pedesaan atau
di daerah terpencil, kebutuhan akan sistem pendingin untuk pengawetan/
penyimpanan bahan makanan, hasil panen, hasil perikanan atau vaksin imunisasi
masal untuk mengontrol wabah penyakit dan keperluan lainnya dirasakan semakin
meningkat. Sistem pendinginan yang ada saat ini kebanyakan bekerja dengan sistim
kompresi uap menggunakan energi listrik. Masalah yang ada dengan sistem
pendingin kompresi uap adalah belum semua desa atau daerah terpencil memiliki
jaringan listrik sehingga sistim pendingin sederhana yang dapat bekerja tanpa
adanya jaringan listrik merupakan alternatif pemecahan permasalahan kebutuhan
sistem pendingin di daerah pedesaan atau terpencil seperti ini. Salah satu sistem
pendingin yang tidak memerlukan energi listrik adalah sistem pendingin absorbsi
amonia-air. Sistem pendingin absorbsi amonia-air hanya memerlukan energi panas
untuk dapat bekerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui temperatur
pendinginan terendah dan koefisien prestasi (COP) yang dapat dihasilkan sistim
pendingin amoniak-air pada beberapa variasi tekanan desorbsi. Sistem pendingin
absorbsi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 komponen utama: (1)
generator yang sekaligus berfungsi sebagai absorber, (2) keran pemisah generator
dan evaporator dan (3) evaporator yang sekaligus berfungsi sebagai kondensor.
Variabel yang divariasikan pada penelitian ini adalah tekanan desorbsi (105 psi dan
145 psi) dan penggunaan katup ekspansi pada akhir proses desorbsi (dengan katup
dan tanpa katup). Dari penelitian ini didapatkan temperatur evaporator terendah
yang bisa dihasilkan adalah 5oC dan COP tertinggi 0,96 yang dihasilkan dengan
proses absorbsi tanpa katup dan pada variasi tekanan desorbsi 145 psi.
Kata kunci : absorpsi, energi panas, amoniak, unjuk kerja
MI-61
MI-62
MI 063
MASS DIFFUSIVITY PADA PENGERINGAN BEKU VAKUM
ALOEVERA AKIBAT VARIASI TEMPERATUR PEMANAS
(POSISI ATAS DAN POSISI BAWAH)
DARI PANAS BUANG KONDENSER
Muhamad yulianto, M. Idrus Alhamid, Nasruddin
Laboratorium Teknik Pendingin dan Pengkondisian Udara
Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia
Kampus UI Depok 16424, INDONESIA
Ph. +62 21 7270032, Fax. +62 21 727003
Email : muhamad_yulianto@yahoo.com
ABSTRAK
Pengeringan Beku Vakum adalah proses dehidrasi dimana air (dalam bentuk
es/padatan) dipindahkan atau berubah wujud menjadi gas dengan jalan sublimasi
secara langsung. Sublimasi tersebut dimulai dari permukaan material yang kemudian
menuju ke pusat bahan. Keunggulan dari sistem pengeringan beku vakum
diantaranya adalah tidak merusak bentuk, penampilan, rasa, teksture, kandungan
biologi dan gizi yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu metode pengeringan
ini sangat cocok diterapkan untuk bahan dasar yg digunakan untuk medis dan
kosmetik. Objek pada penelitian ini adalah Aloevera atau sering disebut lidah buaya.
Aloevera adalah salah satu jenis tanaman obat yang banyak tumbuh dengan subur di
wilayah Indonesia yang digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan, kosmetik dan
perawatan kesehatan. Pada penelitian ini objek aloevera terlebih dahulu diblander
sebelum masuk ke proses pengeringan beku vakum pada temperatur kamar 25oC.
Salah satu tahap proses pengeringan beku adalah proses sublimasi. Pada proses
sublimasi dibutuhkan panas yang disediakan secara kontinyu. Semakin besar
temperatur panas yang disediakan akan memperbesar laju pengeringan dan akan
mempercepat waktu pengeringan. Pada penelitian ini, temperatur pemanas
disediakan dengan memanfaatkan panas buang kondenser dari sistem refrigerasi
yang digunakan sebagai cold trap. Temperatur pemanas yang terdiri dari pemanas
pada posisi bawah dan posisi atas divariasikan dari 22oC (Tanpa pemanas), 26oC,
28oC, 30oC dan 32oC. Hasil Penelitian menunjukan bahwa dengan menaikan
temperatur pemanas akan meningkatkan laju pengeringan yang mempercepat waktu
pengeringan. tetapi tidak merubah mass diffusivity dari material aloevera atau lidah
buaya
MI 064
PENGUJIAN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA
HEAT SINK PLAT JENIS EXTRUDED DAN HEAT SINK
PLAT DENGAN SLOT
Bambang Yunianto
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Jl..Prof. Sudarto, SH. Tembalang Semarang
Jawa Tengah , Indonesia
Phone: ( 024) 7460059, E-mail: b_yunianto@undip.ac.id
ABSTRAK
Komponen elektronik ataupun micro prosesor yang menghasilkan panas umumnya
dipasang pada heat sink sebagai elemen pelepas panas. Unjuk kerja heat sink
tergantung dari jenisnya. Ada beberapa jenis heat sink yang sering digunakan, antara
lain heat sink plat bersirip jenis extrude, heatsink dengan slot segaris dan heat sink
slot selang-seling. Pengujian dilakukan terhadap ketiga jenis heat sink tersebut untuk
mengetahui masing-masing unjuk kerjanya, yang dinyatakan dengan bilangan
Nusselt. Ukuran ke tiga heat sink masing-masing mempunyai panjang 12 cm dan
lebar 8 cm. Tinggi sirip 40 mm dan jarak antar sirip 9 mm. Aliran diantara sirip
dinyatakan sebagai aliran dalam saluran tertutup (internal flow), yaitu dengan
membuat selubung disisi atas dan samping heat sink. Sebagai fluida kerja digunakan
udara dengan variasi kecepatan 2, 3, 4, 5, 6 m/dt dan sebagai sumber panas adalah
elemen pemanas 60 watt. Dari hasil pengujian ini, diketahui bahwa Bilangan Nusselt
terbaik terjadi pada heat sink dengan slot. Perbedaan antara jenis extrude dan jenis
slot cukup nyata, sementara perbedaan antara jenis slot segaris dan selang seling
sangat kecil.
Kata kunci : heat sink, kecepatan, jarak slot dan bilangan Nusselt
MI-63
MI-64
MI-065
MI-066
ABSTRAK
Mesin mobil maupun sepeda motor memerlukan jenis bahan bakar yang sesuai
dengan desain mesin itu sendiri. Anggapan umum yang beredar dilapangan adalah
bahwa penggunaan pertamax mampu meningkatkan unjuk kerja mesin yang
mempunyai spesifikasi pabrik berbahan bakar premium. Pada motor bakar, unjuk
kerja mesin sangat dipengaruhi oleh fenomena pembakaran didalam mesin itu
sendiri. Semakin sempurna proses pembakaran di setiap kondisi kerja mesin pada
mesin tersebut, semakin tinggilah prestasi mesin yang dihasilkan. Beberapa hal yang
menentukan kesempurnaan pembakaran adalah perbandingan kompresi mesin
(Compression Ratio), Ketepatan waktu pembakaran, perbandingan campuran udara
dan bahan bakar serta homogenitas campuran. Kesalahan penggunaan bahan bakar
bisa menyebabkan fenomena knocking yang selanjutnya akan memperpendek usia
komponen-komponen mesin itu sendiri. Parameter prestasi mesin yang dipakai dalam
penelitian ini adalah konsumsi bahan bakar spesifik (Specific Fuel Consumtiont /SFC
). Dari hasil pengujian dihasilkan torsi tertinggi 10,21 kgf.m pada putaran 6000 rpm
pada jenis bahan bakar premium dan daya tertinggi untuk premiun dan pertamax
menunjukan hasil yang sama yaitu: 10,85 HP pada putaran yang sama yaitu 10000
rpm. Pada hasil pengujian SFC pada putaran mesin 5000 rpm 8000 rpm premium
menunjukan nilai SFC yang lebih kecil sedangkan untuk putaran mesin 9000 rpm ke
atas menunjukan SFC premium sedikit lebih tinggi dari pertamax.
ABSTRACT
In developing countries there is a growing interest in refrigeration for food
preservation. The aim of this research is to evaluate performance of a solar
adsorption refrigerator using water and zeolite. First, a laboratory apparatus was
constructed. The water vapor in the evaporator is adsorbed by zeolite and the water
cools down. The zeolite is located in a vacuum tube solar collector which can be
heated by artificial sunlight. In doing so, the water is desorbed and condenses at
ambient temperature. After the collector cools down the cooling process can start
again. This process was investigated with different mass of zeolite and water. Several
data have been collected to evaluate the refrigerators performance, such as the
temperatures in several points of the components, the total incident solar radiation
and the ambient air temperature. Typical results are: the water temperature reached
22OC with a corresponding coefficient of performance (COP) of 0.056.
Keywords: solar refrigerators, water, zeolite, adsorption, COP
MI-65
MI-66
MI-067
ABSTRAK
Pembakaran sampah padat perkotaan secara langsung menghasilkan kalor
pembakaran yang rendah dan gas emisi yang berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan. Melalui proses torefaksi, kualitas sifat-sifat sampah sebagai bahan bakar
dapat ditingkatkan, terutama nilai kalornya, sehingga setara dengan batubara jenis
sub-bituminous. Bahan bakar padat hasil torefaksi tersebut juga ditargetkan untuk
bersifat ramah lingkungan yang ditandai dengan kandungan emisi gas buang yang
tidak membahayakan bagi kesehartan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah
melakukan kaji eksperimental untuk mendapatkan karakteristik nilai kalor dan gas
emisi hasil pembakaran bahan bakar padat hasil torefaksi yang berasal dari sampah
kota, dibandingkan dengan pembakaran sampah langsung. Melalui simulasi dengan
menggunakan software Cyclo-Tempo, sampah kota dan bahan baker padat produk
torefaksinya dibakar pada tungku yang temperaturnya dapat dikontrol secara
kontinu, dan emisi gas hasil pembakarannya dapat dihitung untuk kemudian
diidentifikasi dan dianalisis. Bahan bakar padat hasil torefaksi sampah mempunyai
nilai kalor setara dengan batubara subbituminous dan menghasilkan emisi gas buang
yang lebih ramah lingkungan dibandingkan gas emisi hasil pembakaran sampah kota
secara langsung.
Kata Kunci: bahan bakar padat, torefaksi sampah, nilai kalor, gas emisi, ramah
lingkungan
MI-068
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mencari karakteristik Model Kincir Angin Poros Horisontal
dengan menggunakan transmisi kopling sentrifugal. Kincir Angin Poros Horisontal
dengan delapan blade dihubungkan dengan transmisi sabuk dan roda gigi untuk
menaikkan putaran kemudian dihubungkan ke kopling sentrifugal sebelum
dihubungkan ke generator. Peralatan ini diuji dalam terowongan angin dengan
mengatur kecepatan angina berkisar 8 m/s sampai dengan 4m/s. Kopling sentrifugal
yang digunakan dengan beberapa variasi, yaitu menggunakan kekakuan pegas
konstan (k = 450 N/m) dengan variasi berat bandul yaitu 20 gr, 30 gr dan 40 gr,
serta berat bandul konstan (40 gr) dengan variasi kekakuan pegas yaitu 450 N/m, 475
N/m dan 500 N/m. Listrik keluaran generator dihubungkan ke beban (lampu) dengan
besaran bervariasi yaitu 8W, 16W, 24W dan 32 W. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kincir mulai bekerja (terhubung dengan generator) tergantung dari besaran
berat bandul dan kekakuan pegas. Pada pegas konstan semakin besar berat bandul
semakin rendah kecepatan angin yang diperlukan untuk menghubungkan kopling
sentrifugal dengan hasil sebagai berikut berat bandul 20 gram bekerja pada
kecepatan angin 4,68 m/s, berat bandul 30 gr pada kecepatan angin 4,28 m/s dan
berat bandul 40 gram pada 4,45 m/s. Pada berat bandul konstan semakin besar
kekakuan pegas semakin besar kecepatan angin yang diperlukan agar kopling
sentrifugal dapat bekerja .yaitu kekakuan pegas 450 N/m bekerja pada kecepatanan
angin 4,45 m/s,kekakuan pegas 475 N/m pada kecepatan angin 4,62m/s, dan
kekakuan pegas 500 N/m pada kecepatan angin 4,96m/s. Pada kekakuan pegas
konstan diperoleh efisiensi total tertinggi pada berat bandul 30 gram sebesar 18,12
%, sedang pada berat bandul konstan diperoleh efisiensi tertinggi pada kekakuan
pegas 475 N/m sebesar 20 %..
Kata kunci: Kincir Angin Poros Horisontal, Kopling sentrifugal, generator, berat
bandul
MI-67
MI-68
MI-069
ABSTRAK
Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh beberapa ahli untuk mengatasi krisis
energi di berbagai negara, mulai dari pembuatan etanol dan biogasoline (campuran
antara gasoline dan alkohol), pemakaian bahan bakar gas, hingga proses pembuatan
bahan bakar alternatif pengganti bensin lainnya. Dalam penelitian ini, pembuatan
alkohol dari sampah organik dilakukan dengan metoda fermentasi dalam ruang
tertutup (anaerob). Diharapkan proses ini dapat mempercepat proses pembuatan
alkohol dan dengan kadar alkohol yang cukup tinggi. Dari hasil pengujian
didapatkan bahwa untuk menghasilkan alkohol diperlukan campuran 1 kg sampah
organik dengan 1 butir yeast dengan kadar alkohol 10,1%. Agar layak menjadi
campuran (aditif) dalam biogasoline maka alkohol 10,1% tersebut didestilasi
bertingkat hingga menghasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, yang divariasikan
mulai dari kadar 90%, 93% dan 95%. Setelah itu dibuat biogasoline dengan variasi
campuran 90:10, 85:15 dan 80:20 untuk bensin dan alkohol. Dari hasil pengujian
dapat diketahui bahwa biogasoline dengan rasio campuran 90:10 dengan kadar
alkohol 95% ternyata memiliki sifat-sifat fisika yang meliputi massa jenis, kekentalan
dan nilai kalor, titik nyala dan titik bakar yang mendekati sama dengan bensin murni.
Artinya untuk menghasilkan biogasoline 100 ml dan memiliki sifat fisika yang
mendekati sama dengan bensin murni diperlukan bensin sebanyak 90 ml dan alkohol
dengan konsentrasi 95% sebanyak 10 ml.
Kata kunci : Alkohol, limbah organik, biogasoline.
MI-070
KINERJA MENARA PENDINGIN UNTUK KEBUTUHAN SISTEM
PENGKONDISIAN UDARA PADA KONDISI IKLIM TROPIS BASAH
Budihardjo
Laboratorium Teknik Pendingin dan Tata Udara
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok
Email: budihardjo@eng.ui.ac.id
ABSTRAK
Menara pendingin merupakan alat penukar kalor dan massa untuk kebutuhan penurunan air
pendingin kondenser atau proses industri lainnya. Pada bidang Tata Udara, menara pendingin
umumnya terintegrasi dengan sistem Centrifugal Water Chiller. Unjuk kerja menara pendingin
(cooling tower) sangat tergantung pada temperatur bola basah udara ambient/lingkungan (wet
bulb temperature), approach (beda temperatur air keluar menara pendingin dengan
temperatur bola basah udara lingkungan setempat) dan laju alir air pendingin. Demikian pula
dengan range (selisih temperature air masuk dan meninggalkan menara pendingin) dan
approach akan berpengaruh pada unjuk kerja mesin refrigerasi (water chiller). Kajian awal
berupa pengambilan data di lapangan yang dikombinasikan dengan telaah teoretis dilakukan
untuk mengetahui pengaruh parameter laju alir air menara pendingin, temperature bola basah
dan approach terhadap unjuk kerja menara pendingin jenis induced draft counterflow
kapasitas 350 ton of refrigeration. Temperatur bola basah udara akan menentukan seberapa
besar approach yang dapat dicapai dan ini akan menentukan besarnya/ukuran menara
pendingin. Oleh karenanya, sebelum dilakukan proses rancangan dan pemilihan menara
pendingin, data temperatur bola basah harus dipilih/ditetapkan sesuai dengan kondisi
setempat. Data-data pengukuran lapangan pada menara pendingin, menunjukkan bahwa nilai
range ratarata berkisar antara 2 oC 3 oC (3,6 oF 5,4 oF) sedangkan approach antara 2,1
oC 2,8 oC (3,8oF 5,0 oF). Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
pada tahun 2006 2008 temperatur bola basah di Indonesia berkisar antara 22,5 oC (72,5 oF)
sampai dengan 27 oC. (80,6 oF). Sedangkan data vendor umumnya hanya mencantumkan
unjuk kerja menara pendingin dirancang untuk temperatur bola basah udara luar sebesar 27
oC (80,6 oF). Namun kondisi ini kenyataannya hanya terjadi berapa jam saja dalam setahun.
Jika heat load (beban menara pendingin) dan temperatur bola basah dianggap konstan,
perubahan approach akan mempengaruhi biaya menara pendingin. Sebagai titik acuan, pada
approach = 7 oF (3,8 oC), biaya (relatif) dianggap = 1. Semakin rendah approach
(temperature air meninggalkan menara pendingin mendekati temperatur bola basah udara
setempat), biaya menara pendingin akan bertambah. Demikian pula halnya dengan daya motor
penggerak fan menara pendingin. Semakin rendah approach, daya fan akan meningkat.
Pemilihan menara pendingin dengan approach rendah/kecil akan meningkatkan efisiensi
chiller, namun akan menambah konsumsi energi fan dan biaya awal. Pada nilai range tertentu,
semakin rendah temperature air meninggalkan menara pendingin, maka nilai energi kW/ton
juga semakin rendah.
Kata kunci : Menara Pendingin, Temperature Bola Basah, Range, Approach, Kinerja
MenaraPendingin.
MI-69
MI-70
MI-071
MI-072
ABSTRAK
Ejektor adalah peralatan yang di gunakan mendorong aliran fluida sekunder oleh
perpindahan momentum dan energy dari aliran primer berkecepatan tinggi (jet).
Penggunaan ejektor banyak keuntungannya yaitu reability, biaya operasi rendah,
instalasi sederhana dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini ejektor di gunakan
untuk mensirkulasikasikan aliran udara pada suatu system secara external.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan posisi nozel terhadap
posisi masuk terhadap kinerja ejector melalui simulasi computacional fluid Dynamik
(CFD) dengan model turbulensi stndark k- epsilon. Posisi keluaran nozzle (Nozel
Exit Posisition/NXP) digunakan masing, -4, -3, -2, -1, 0, +1,-+2. Hasil penelitian
menunjukkan nozel dengan posisi NXP -2 mememiliki nilai yang paling enrainment
ratio (EM) yang optimum.
Kata kunci : Ejector, Kinerja, CFD, Resirkulasi, Eksternal
ABSTRAK
Performansi kompressor aksial sangat dipengaruhi oleh aliran fluida yang melintasi
blade, casing, dan hub. Demi tercapainya performansi yang optimal diperlukan suatu
pemahaman terhadap aliran fluida yang melewati desain blading tersebut yang mana
dapat dilakukan dengan mengetahui kontur tekanan statis pada dinding sepanjang
laluan fluida suatu kaskade kompresor aksial. Untuk memahami karakteristik aliran
yang terjadi, dilakukan penelitian terhadap tekanan statis pada dinding salah satu
tipe blade yaitu NACA 65-(18)10. Pada penelitian, sudu akan dipasang dengan tiga
konfigurasi kaskade yaitu angle of attact ()= 00, 50, 100 , air inlet angle ()= 500,
550, 600 dan stagger angle ()= 500 dengan titik pengukuran sepanjang chord satu
space,dengan jarak 5 mm sepanjang chord dan 5 mm pada space. Dari hasil
penelitian berupa kontur tekanan statis pada dinding menunjukkan semakin besar
sudut serang () = 50 dan () = 100, separasi semakin besar terjadi pada suction side
sehingga dengan semakin besarnya separasi yang terjadi maka terjadi suatu aliran
balik (back flow) dari pressure side menuju suction side yang disebabkan oleh
adverse pressure gradient yang terjadi semakin besar.
Kata kunci : Kaskade, Sudut Serang, Tekanan Statis, Separasi, Back Flow, Adverse
Pressure Gradient, Desain Blading.
MI-71
MI-72
MI-073
MI-074
ABSTRAK
Penelitian ini membahas penggalian informasi melalui ekstraksi fitur citra (image)
digital bantalan mesin yang dihasilkan dari tangkapan kamera termografi
inframerah. Hasil tersebut selanjutnya diolah dengan metode pengolah citra digital
semisal segmentasi dan pengklasteran citra. Ekstraksi fitur citra dilakukan dengan
menghitung luas titik panas dan perimater pada daerah bantalan mesin. Penelitian
dilakuan dengan mengambil citra bantalan perangkat simulator kerusakan mesin
dengan memvariasikan kondisi-kondisi yang biasa terjadi pada mesin berputar
antara lain: massa tak seimbang, misalignment, kelonggaran, dan kerusakan
bantalan. Metode pengenalan pola digunakan untuk memetakan kondisi mesin
berdasarkan pola-pola yang terjadi. Dengan metode ini, kerusakan mesin dapat
didiagnosa secara dini.
Keywords: Termografi, Pengujian tanpa merusak, Pengenalan pola, Diagnosa
Kerusakan Mesin
ABSTRAKSI
Refrigeran berbasis karbondioksida dan hidrokarbon dikenal sebagai refrigeran alami
yang mulai banyak digunakan karena sifatnya yang relatif aman lingkungan.
Karbondioksida yang non flammable sebagai refrigeran memiliki tekanan kerja yang
tinggi sehingga mengurangi prestasi kerjanya, sementara hidrokarbon yang flammable
bekerja pada tekanan rendah sehingga prestasi kerja lebih tinggi dari refrigerasi
umumnya. Apabila kedunya dicampuran, maka karbondioksida akan bertindak sebagai
inhibitor yang akan menghambat terjadinya reaksi pembakaran. Campuran ini bisa
digunakan sebagai refrigeran pada sistem refrigerasi dan memberi efek refrigerasi yang
lebih baik. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental untuk mengetahui pengaruh
karbondioksida pada pembakaran refrigeran hidrokarbon. Metode yang digunakan
adalah eksperimental dengan menggunakan standar DIN 51649. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan inhibitor berupa karbondioksida mempengaruhi
kecepatan pembakaran. Penambahan CO2 pada pembakaran LPG dan udara mampu
menurunkan kecepatan pembakaran. Hal ini disebabkan adanya CO2 sebagai inhibitor
pada campuran LPG dan udara akan menghalangi terjadinya tumbukan antara molekul
LPG dan molekul udara secara langsung. Hasil ini diperkuat dengan melihat warna dari
nyala api, dimana warna api pada campuran stoikiometri berwarna biru yang
menunjukkan pembakaran berlangsung sempurna. Sedangkan pada penambahan CO2
menyebabkan nyala api berubah kekuningan. Ini menunjukkan pembakaran terjadi tidak
sempurna sehingga berpengaruh terhadap kecepatan pembakaran.
Keywords : Refrigeran hidrokarbon, Inhibitor, Karbondioksida, Kecepatan pembakaran.
MI-73
MI-74
MI-075
ABSTRAK
Modifikasi dilakukan untuk mendapatkan peningkatan performa mesin sepeda motor
dan mengurangi konsumsi bahan bakar yang optimal. Penelitian dilakukan dengan
cara menggunakan sepeda motor 4- tak/125 cc yang berbahan bakar pertamax (oktan
92) serta dilakukan perubahan mekanisme pencampuran antara LPG (propana
10,6% dan butana 78,16%) dan udara sebelum masuk ke dalam karburator dengan
menggunakan metode pencampuran yang lebih baik menggunakan venturi mixer 12
lubang menyilang dengan bentuk bluff body silinder dengan penggunaan cyclone
yang sudut pengarahnya divariasikan (15o, 30o, 45o). Tujuannya adalah untuk
menciptakan campuran yang lebih homogen dibandingkan venturi mixer bluff body
diameter 11 mm.
Kata Kunci : Modifikasi, LPG, Bahan Bakar, Sepeda Motor, Venturi Mixer, Cosmos
Flow, Bluff Body, cyclone
MI-076
ABSTRAK
Secara umum pipeline memiliki peranan penting dalam sistem transmisi dan distribusi
untuk minyak dan gas, oleh karena itu faktor keamanan menjadi bagian penting yang
harus dievaluasi. Studi lebih lanjut dilakukan terhadap analisis resiko berdasarkan
metode indeks demi meningkatkan sistem keamanan offshore pipeline. Pertama
dilakukan studi terhadap pengaruh nilai resiko berdasarkan perubahan parameter wall
thickness ratio, pressure test ratio, preventive maintenance, CIS polarization, coating
effectiveness, dan type of fluid. Kedua dilakukan studi terhadap pengaruh nilai resiko
berdasarkan kondisi anomali yang terjadi, meliputi freespan dan anodes. Hasil
menunjukkan setiap peningkatan lima parameter tersebut akan meningkatkan nilai
PoF. Peningkatan nilai PoF terbesar dipengaruhi oleh perubahan parameter coating
effectiveness, yaitu sebesar 6.87% dari nilai total PoF. Sedangkan untuk perubahan
parameter fluida produk, hasil menunjukkan bahwa propana memiliki rata-rata nilai
CoF sebesar 49.88% dari nilai CoF benzena, serta fasa gas memiliki nilai CoF yang
paling tinggi. Anomali pada freespan akan meningkatkan nilai resiko, sedangkan
anomali anodes tidak berpengaruh terhadap perhitungan nilai resiko menggunakan
metode indeks.
Kata kunci: analisis resiko, pipa lepas pantai
MI-75
MI-76
MI-077
ABSTRAK
Salah satu aspek kajian pada studi mengenai kavitasi adalah pengaruh dari geometri
nosel terhadap pola pembentukan kavitasi di dalam nosel. Untuk tujuan praktis,
penelitian lebih difokuskan pada proses pembentukan rejim super kavitasi yang
sangat erat kaitannya dengan terbentuknya pancaran aliran (spray) pada sisi keluar
nosel. Namun perlu dikaji lebih lanjut bagaimana proses pembentukan kavitasi pada
nosel dengan geometri yang berbeda dan parameter yang memegang peranan
penting di dalamnya. Pada penelitian ini, dilakukan visualisasi proses pembentukan
kavitasi pada nosel 2 dimensi (2D) dengan diameter saluran masuk yang berbeda
untuk melihat bagaimana pengaruh dari perbandingan diameter saluran masuk
terhadap diameter nosel (CU=AU/AN) terhadap kavitasi dan atomisasi. Data ini
digabungkan dengan hasil pengamatan pada nosel berbentuk silinder sebagai faktor
pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan zona kavitasi meningkat
dengan meningkatnya Cu dan sudut pembentukan spray (spray angle) maksimum
terjadi pada nila Cu 1,5 sampai dengan 2,9.
Keywords: Nosel, Kavitasi, Pancaran Aliran, Bilangan Kavitasi, Atomisas dan,
kontraksi aliran
MI-078
ABSTRAK
Pemisah partikel berat pada fluid banyak dibutuhkan untuk bebagai keperluan,
misalnya dalam penjernihan air, permunian minyak bumi, dan pemurnian bahan
baku arumatik. Partikel berat tersebut misalnya logam, partikel pasir, lumpur dan
zat-zat lainnya. Aplikasi dari pemisahan partikel berat dalam fluida banyak dijumpai
pada industri pertambangan yaitu memisahkan partikel logam dari material lainnya
dengan menggunakan fluida cair (air). Alat pemisah partikel yang banyak dijumpai
dipasar menggunakan bahan kimia tertentu dalam proses pemisahannya. Hal yang
demikian berakibat buruk terhadap lingkungan. Usaha untuk mengganti proses
pemisahan tersebut sangat penting diupayakan agar proses pemisahan tidak merusak
terhadap lingkungan. Salah satu yang dilakukan adalah pemamfaatan gaya Vortex
fluida dalam pemisahan partikel logam berat yang terdapat pada suatu zat cair.
Dengan gaya berat dan gaya innersia yang dimiliki oleh partikel logam, partikel
tersebut akan terpisah dari zat cair sebesar 1 gram partikel berat akan terpisah dari
zat cair dengan laju 0,5l/s..
Keyword: vorte
MI-77
MI-78
MI-079
MI-080
a,*
Ellyanie
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl.Raya Prabumulih km 32, Inderalaya-OI (30662)
ABSTRAK
Pemakaian bahan bakar minyak yang terus meningkat sementara cadangan yang
terbatas, mendorong kita untuk mengembangkan energi alternatif. Berbagai upaya
telah dilakukan guna mendapatkan sumber energi alternatif, diantaranya adalah
dengan mengembangkan bahan bakar dari sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (renewable), yaitu minyak nabati menjadi energi alternatif seperti
biodiesel yang diperuntukan sebagai pengganti minyak solar fosil .
Pengujian dilakukan pada motor Diesel Didacta Italia Test Bed T 85 D dengan
memvariasikan bahan bakar solar dan campuran dengan biodiesel B10, B20, B30,
B40, dan B50. Setiap. Tujuannya untuk mengetahui parameter prestasi motor diesel
dengan bahan bakar campuran solar dan biodiesel.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan B10 menghasilkan daya efektif
dan efisiensi thermal lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar lainnya,
sedangkan pemakaian bahan bakar spesifik B10 lebih rendah.
Kata kunci : Biodiesel, Motor Diesel
MI-79
MI-80
MI-081
MI-082
Direktorat Jenderal Batubara dan Panas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
E_mail : marthu121@yahoo.com
1
ABSTRAK
Kondisi ekonomi global saat ini menyebabkan harga bahan bakar minyak
dan gas bumi semakin mahal.Oleh karena itu perlu dicari bahan bakar alternatif
yang lebih murah namun memenuhi syarat-syarat teknologi untuk dapat
mensubstitusi minyak dan gas tersebut.
Kajian terhadap sumber daya alam Indonesia yang kaya akan batubara
peringkat rendah menunjukkan bahwa batubara dalam bentuk briket dapat menjadi
bahan bakar pengganti dan mempunyai prospek yang baik untuk digunakan sebagai
bahan bakar untuk industri makanan, industri batik, dan industri manufaktur.dan
telah dapat menggantikan bahan baker minyak dan gas sebanyak 0.73 % dari
kebutuhan energi nasional
MI-81
ABSTRAK
Kebutuhan energi nasional saat ini semakin meningkat seiring dengan
tumbuhnya industri diberbagai sektor. Sedangkan kondisi ekonomi global yang
mengakibatkan harga minyak bumi dan gas yang semakin mahal menyebabkan peran
batubara dan briket batubara sebagai sumber energi panas semakin penting. Kajian
nilai ekonomi penggunaan briket batubara untuk sumber energi pada industri
makanan, industri batik, dan industri pengecoran logam menunjukkan bahwa
penghematan biaya produksi dengan menggunakan briket dapat mencapai 65 %.
Keyword : bahan bakar minyak dan gas bumi, briket batubara, biaya produksi,
nilai ekonomi
MI-82
MI-083
MI-084
PENGARUH TINGGI SUDU KINCIR AIR
TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI YANG DIHASILKAN
M Zahri Kadir, Bambang
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Indralaya 30662 Kabupaten Ogan Ilir
Post Graduate Student, Mech. Eng. Dept. Engineering Faculty, Indonesia University,
Lecturer of Engineering Faculty, Sriwijaya University
E-mail : pratiwi.diahkusuma@yahoo.com
1.2.3
ABSTRAK
Indonesia adalah Negara yang kaya akan batubara, namun batubara yang
dijual secara domestic adalah batubara peringkat rendah dalam bentuk briket
batubara non karbonisasi. Briket ini mengandung banyak abu, uap air yang tinggi,
dan mengeluarkan asap yang hitam. Oleh karena itu briket ini kurang diminati untuk
bahan bakar rumah tangga dan lebih cocok untuk industri manufaktur.Namun
terlebih dahulu perlu kajian terhadap temperatur nyala bara briket sebagai sumber
energi panas pada industri manufaktur.
Pada penelitian ini dilakukan kajian eksperimental dan simulasi CFD
terhadap pembakaran briket batubara non karbonisasi secara natural draft dan
pengayaan oksigen udara pembakaran. Data hasil simulasi menunjukkan bahwa
temperatur nyala bara briket secara natural draft adalah 977 C dan dengan
pengayaan oksigen 1500 C, sedangkan secara eksperimental 970 C, 1350 C.
Keywords : briket batubara non karbonisasi, simulasi CFD, pembakaran natural
draft, pengayaan oksigen udara pembakaran, temperatur bara briket
MI-83
ABSTRAK
Sungai di Desa Keman Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir
merupakan sarana transportasi sehari-hari bagi penduduknya; dimana kedalaman air
sungai 2,5 m dengan kecepatan arusnya pada keadaan pasang dapat mencapai 2 m/s
atau setara dengan daya air 4000 W/m2. Kincir air merupakan pembangkit listrik
tenaga air yang tepat untuk dikembangkan di desa ini yang mayoritas penduduknya
belum menikmati listrik. Namun lebar sungai yang relatif sempit lebih kurang 3 m
menjadikan dimensi/ ukuran lebar kincir terbatas atau diperlukan kincir air dengan
tinggi sudu optimal untuk mendapatkan daya dan efisiensi yang tinggi. Telah
dilakukan penelitian terhadap sebuah kincir air undershoot tipe sudu datar yang
ditempatkan mengambang diatas sungai dengan memvariasikan tinggi sudu untuk
lebar sudu tetap. Konstruksi Kincir semuanya terbuat dari kayu terdiri dua roda
berdiameter 1,0 m, satu poros, dengan ukuran lebar sudu 2x 50 cm dan variasi tinggi
sudu 3 macam yaitu ts,1= 8 cm, ts,2= 16 cm , dan ts,3= 24 cm, dan dengan variasi
jumlah sudu 4 buah dan 8 buah tiap roda kincir. Hasil pengujian dan analisis
perhitungan menunjukkan bahwa daya dan efisiensi dipengaruhi oleh tinggi sudu.
Daya maksimum kincir terletak pada harga tinggi sudu tertentu, sedangkan efisiensi
kincir akan semakin tinggi jika tinggi sudu semakin kecil. Pada pengujian ini, daya
maksimum tercapai pada tinggi sudu ts,2= 16 cm baik untuk jumlah sudu 4 buah
ataupun untuk jumlah sudu 8 buah; sedangkan efisiensi maksimum dicapai pada
tinggi sudu ts,1= 8 cm, baik untuk jumlah sudu 4 buah ataupun 8 buah.
Kata Kunci: Kincir air, Tinggi sudu, Daya dan Efisiensi.
MI-84
MI-085
PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN FAN KONDENSOR
TERHADAP PERFORMANSI MESIN PENGKONDISIAN
UDARA
MARWANI
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Indralaya 30662 Kabupaten Ogan Ilir
ABSTRAK
Kondensor pada sistem refrigerasi adalah alat yang berfungsi untuk
membuang kalor dari sistem ke lingkungan; dimana untuk ini
kondensor dilengkapi sebuah fan untuk mengalirkan udara sebagai
fluida pengambil kalor dari kondensor. Modifikasi fan dengan
menambah fan, mengganti tipe fan atau merubah putaran fan sering
dilakukan teknisi AC untuk meningkatkan performansi sistem
pendinginan. Telah dilakukan penelitian pengaruh perubahan
kecepatan putaran fan kondensor terhadap prestasi kerja sistem
pendingin AC yang menggunakan refrigeran R-134a, yaitu pada
putaran fan 694 rpm, 889 rpm, dan 1066 rpm. Hasil penelitian
menunjukkan semakin besar putaran fan kondensor koefisien prestasi
sistem semakin meningkat. Putaran fan terendah 694 rpm
menghasilkan COP 4,6 dan pada putaran fan tertinggi 1066 rpm COP
yang dihasilkan adalah 5,8.
Kata Kunci: Putaran fan kondensor, COP.
MI-85
MI-086
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU
TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA
Ismail Thamrin
Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya
Jl.Raya Palembang-Prabumulih KM.32.
Kec. Inderalaya30662 Ogan Ilir
e-mail : ISMAILTHAMRIN@PLASA.COM
ABSTRAK
Alat pengering energi surya tipe rak adalah salah satu contoh pemanfaatan energi
surya yang sangat berguna, namun belum begitu banyak digunakan oleh masyarakat.
Dengan menggunakan alat pengering surya tipe ini kita dapat mengeringkan hasil
perikanan dan perkebunan tanpa menggunakan bahan bakar fosil, dimana prinsif
kerjanya sinar matahari diserap atau ditampung melalui kolektor, panas yang akan
dihasilkan dari kolektor dibawa oleh sistem aliran udara menuju ruang plenum atau
pengumpul panas dan menuju ruang pengering yang terdiri dari rak-rak.
Perancangan alat pengeringan ini bertujuan untuk mengeringkan ubi kayu dari kadar
air awal 38 % menjadi 14%. Medium pengering adalah udara panas yang
dihasilkan melalui kolektor yang menangkap sinar matahari dan dialirkan secara
alamiah keruang ruang pengering selanjutnya akan digunakan untuk mengeringkan
ubi kayu. Setelah dilakukan penelitian dengan metode eksperimen yakni dengan cara
mengamati dan mengukur langsung hal-hal yang dilakukan pada alat pengering
tersebut kemudian dilakukan pengolahan serta evaluasi data pengujian.Berdasarkan
evaluasi data pengujian didapatkan bahwa laju pengeringan ubi kayu tercepat terjadi
pada rak I sebesar 1,89 gram/menit dan terendah sebesar 0,73 gram/menit terjadi
pada rak V. efisiensi pengeringan tertinggi sebesar 16,62% pada rak I dan terendah
9,36% pada rak V.
MI-86
MI-087
ANALISA PENURUNAN EFISIENSI PACKAGE BOILER
TIPE PIPA AIR PADA PABRIK PUSRI IV
PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
Fusito
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Jl.Raya Palembang Prabumulih km 32, Inderalaya-Ogan Ilir (30662)
Sumatera Selatan, Indonesia
Phone: +62-711-580272, FAX: +62-711-580272,
ABSTRAK
Penggunaan uap baik dalam pembangkit listrik maupun industri menyebabkan
kebutuhan akan uap semakin besar. Untuk itu dibutuhkan suatu alat pengkonversi
energi untuk mengubah energi bahan bakar menjadi energi potensial uap yang dalam
hal ini alat yang digunakan adalah ketel uap. Ketel uap adalah suatu bejana tertutup
dimana uap diproduksi secara lengsung dengan menyerap kalor yang diberikan oleh
bahan bakar yang kemudian digunakan untuk menghasikan uap air. Ketel uap dapat
digolongkan berdasarkan flida yang mengalir dalam ketel uap, yaitu : ketel uap pipa
air dan ketel uap pipa api. PT. Pupuk Sriwidjaja dalam hal ini menggunakan ketel
uap pipa air sebagai alat penghasil uap untuk keperluan industrinya. Ketel uap
adalah alat yang dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar tergantung pada
sumber daya yang ada, seperti batu bara, minyak bumi maupun gas alam. Yang
dalam hal ini, bahan bakar yang digunakan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja adalah gas
alam. Komposisi yang terbesar yang dikandung oleh gas alam yang digunakan oleh
PT. Pupuk Sriwidjaja adalah Metana (82.45% volume). Performasi ketel uap dapat
dilihat dari efisiensi pemakaian bahan bakarnya. Semakin besar efisiensinya berarti
penggunaan energi akan semakin hemat, begitu pula sebaliknya.
MI-088
ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN
BAKAR JENIS PREMIUM DAN PERTAMAX TERHADAP
KARAKTERISTIK MOTOR RODA DUA 125 CC
TAHUN 2007
Teguh Budi SA 1 Firmansyah Burlian2Ismail Thamrin 3
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unsri
Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Inderalaya 30662
ABSTRAK
.
MI-87
MI-88
MI-089
MI-090
Aneka Firdaus
Department of Mechanical Engineering
Sriwijaya University
Jl.Raya Palembang Prabumulih km 32, Inderalaya-Ogan Ilir (30662)
South Sumatera, Indonesia
Phone: +62857-69011117, E-mail: nefirda@yahoo.co.id
Barlin
Jurusan Teknik Mesin, Fakutas Teknik , Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang
Prabumulih KM 32 , Indralaya, Ogan Ilir Sumsel, 30662 Email :
barlin_oemar@yahoo.com
ABSTRAK
ABSTRAK
Hidrokarbon sebagai refrigeran dalam sistem refrigerasi telah dikenal sejak tahun
1920-an, sebelum refrigeran sintetik dikenal. Ilmuwan yang tercatat sebagai
promotor hidrokarbon sebagai refrigeran antara lain Linde (1916) dan Ilmuwan
Dunia Albert Einstein (1920). Hidrokarbon kembali diperhitungkan sebagai alternatif
pengganti CFC, setelah aspek lingkungan mengemuka, dan timbulnya permasalahan
dalam peralihan dari CFC ke HFC, dikarenakan perlu adanya penyesuaian
perangkat keras, pelumas, serta perlakuan khusus dalam operasional penggunaan
bahan HFC. Sehubungan dengan itu, Penelitian ini mencari sebuah metode
bagaimana menaikkan effisiensi (COP) dengan penurunan temperatur pada
evaporator dalam sistem Air Conditioning dengan mengunakan Musicool-22
pengganti freon-22. Hasil dari penelitian ini adalah temperatur ruang yang minimum
yang bisa dicapai sekitar 16-an oC dengan menggunakan refrigan MC-22. COP
(Coefficient of Performance) alat pendingin yang menggunakan propana atau MC-22
lebih tinggi dibandingkan dengan R-22.
Kata Kunci : refrigeran, effisiensi (COP), Air Conditioning, evaporator, Musicool22, Freon-22
MI-89
MI-90
MII-001
MII-002
Muhammad Kusni
Program Studi Aeronotika & Astronotika
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Jl.Ganeca 10 Bandung 40132 Jawa Barat, Indonesia
Phone: +62-22-2504529, FAX: +62-22-2534164, E-mail: kusni@ae.itb.ac.id
ABSTRAK
ABSTRAK
Kuliah AE3121 Getaran Mekanik (3 SKS) merupakan kuliah pada kurikulum 2008
Program Studi Aeronotikan dan Astronotika yang merupakan gabungan dari dua
kuliah pada kurikulium 2004, yaitu kuliah PN2222 Getaran Mekanik (2 SKS) dan
kuliah PN2343 Aeroelastisitas (2 SKS). Penggabungan dua kuliah tersebut membuat
gabungan kuliah yang sebelumnya berbobot 4 SKS menjadi berbobot 3 SKS, sehingga
mengakibatkan materi pada kuliah AE 3121 Getaran Mekanik cukup padat. Dengan
menggunakan metoda Blended Learning, dimana pada metoda ini kita
menggabungkan proses pembelajaran tatap muka di kelas dengan sistem Web melalui
internet di luar kelas serta dengan system praktek, yang memungkinkan untuk
menambah kwantitas dan kwalitas interaksi antara dosen dan mahasiswa, maka
masalah mengenai terlalu padatnya materi kuliah dapat diatasi. Dalam implementasi
Blendedlearning disini juga memasukkan aktifitas praktikum sebagai satu cara untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Makalah berikut memaparkan implementasi sistem
pembelajaran blendedlearning pada kuliah AE3121 getaran mekanik di Program
Studi Aeronotika dan Astronotik, termasuk di dalamnya adalah pengembangan
praktikum untuk kuliah ini. Beberapa kelebihan dan kekurangan antara proses
pembelajaran Blended Learning dibandingkan dengan proses pembelajaran yang
konvensional disampaikan pada makalah ini, begitu juga respon mahasiswa terhadap
pelaksanaan program blendedlearning ini juga akan disampaikan pada makalah ini.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa metoda blendedlearning memberikan
kontribusi yang positif pada pelaksanaan proses belajar mengajar pada kuliah
AE3121 Getaran Mekanik di Program Studi Aeronotika dan Astronotika FTMDITB.
MII-1
MII-2
MII-003
MII-004
ABSTRAK
Makalah ini membahas pengembangan sistem pengelolaan informasi tugas akhir di
FTMD - ITB. FTMD berkeinginan mensinergikan penelitian dosen dengan penugasan
tugas akhir mahasiswa. Dalam pelaksanaan penelitian, dosen perlu dibantu oleh
tenaga peneliti mahasiswa melalui pelaksanaan tugas akhir. Pengelolaan informasi
tugas akhir ini mencakup pengelolaan tentang pengecekan kelayakan mahasiswa
yang akan mengambil tugas sarjana, pemilihan promotor oleh mahasiswa,
pencocokan antara mahasiswa dengan promotor yang dilakukan oleh tim tugas
sarjana, pembuatan kerangka tugas sarjana secara bersama antara mahasiswa
dengan promotor, pemilihan co promotor, pemantauan kemajuan tugas sarjana,
pemantauan masalah yang ada, pemantauan ujian komprehensif, pengelolaan
informasi seminar, dan pengelolaan informasi sidang sarjana. Banyak unsur civitas
akademika yang dilibatkan dalam sistem ini, yaitu SubBag Akademik,
promotor/copromotor, dekan, tim tugas sarjana, ketua KK, mahasiswa, ketua
program studi, dan tim ujian komprehensif. Tim tugas sarjana adalah tim yang
membantu Dekan dalam proses pengelolaan ini. Untuk pengelolaan informasi tugas
akhir, karena mencakup jumlah informasi yang banyak dan mencakup banyak pihak,
pengembangannya dilakukan secara bertahap dan dibantu dengan perangkat lunak
berbasis web. Pada tahap ini, fungsi-fungsi yang telah dikembangkan mencakup
fungsi pendaftaran mahasiswa untuk mengambil tugas sarjana, pencocokan antara
mahasiswa dengan promotor, pemantauan kemajuan tugas akhir, dan pemantauan
masalah yang ada. Pengembangan perangkat lunak berbasis web dilakukan dengan
menggunakan bahasa pemrogram ASP dan Java Script, dengan basis data server
Oracle (Free Edition). Makalah ini juga akan menampilkan antar muka yang telah
disiapkan untuk masing-masing pengguna yang terlibat pada fungsi yang telah
dikembangkan, yaitu SubBag akademik, tim tugas sarjana, dosen/promotor, dan
mahasiswa.
Imam Mahir
Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta
Jl. Berlian I No. 6 Jatikramat Indah Jati Asih Bekasi
Phone: 085263296151 - E-mail: imam_mahir@yahoo.co.id
ABSTRACT
Kemampuan produksi sebuah sumur panas bumi dievaluasi dengan cara mengukur
tekanan kepala sumur dan laju aliran massa pada beberapa nilai tekanan kepala
sumur. Dengan melakukan kontrol terhadap katup utama akan dihasilkan perubahan
tekanan kepala sumur dan laju aliran massa. Namun demikian, waktu yang
dibutuhkan oleh variabel-variabel ini untuk menuju keadaan stabil tergantung pada
sifat-sifat aliran dari campuran aliran dua fasa air-uap di dalam sumur. Kemampuan
produksi sumur juga ditentukan oleh parameterparameter reservoir di antaranya
permeabilitas reservoir, suhu dan tekanan reservoir. Dengan demikian, sifatsifat
transien produksi sumur penting untuk dianalisis. Dalam penelitian ini simulator
WELBORE (Miller, 1980) akan digunakan untuk keperluan tersebut. Untuk
mengevaluasi pengaruh lama waktu operasi pengontrolan katup terhadap sifat-sifat
transien produksi sumur, akan dipilih perubahan nilai laju alir massa berupa fungsi
tangga dan linier dengan beberapa interval waktu di kepala sumur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh tekanan kepala sumur untuk stabil
pada peningkatan laju aliran massa yang diberikan dalam bentuk fungsi tangga akan
lebih lama dibandingkan dengan peningkatan laju aliran massa berupa fungsi linier.
Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka katup utama akan
menghasilkan kondisi stabil yang lebih cepat untuk tekanan kepala sumur.
Kata Kunci: Sifat-sifat transien, aliran fluida, produksi sumur, analisis numerik
Kata kunci: Tugas akhir mahasiswa, penelitian dosen, sistem informasi tugas akh
MII-3
MII-4
MII-005
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan modul praktikum laboratorium
konversi energi berbasis web bagi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNSRI
yang dapat dikembangkan lebih lanjut dengan studi kasus pompa torak. Metodologi
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimulai dari studi lapangan
dengan mengidentifikasi kegiatan praktikum di laboratorium khususnya
Laboratorium. Konversi Energi. Selanjutnya dibuatlah desain interface dan
pembuatan script PHP (Hypertext Prepocessor). Setelah interface dikembangkan lalu
dilakukan proses pemasukan nilai dan dilakukan uji coba, apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan. Modul praktikum ini dikembangkan berbasis web agar bias
diakses secara online oleh siapa saja, khususnya mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
UNSRI yang akan melakukan praktikum di laboratorium monversi energi. Sistem
yang dikembangkan ini meskipun belum begitu sempurna dan masih memerlukan
perbaikan tetapi sudah bisa dipakai untuk membantu kegiatan praktikum mahasiswa.
Keywords:.Konversi Energi, Pompa Torak, php
MII-5
MIII-001
MIII-002
ABSTRACT
The Electrical Submersible Pump (ESP), a form of artificial lift technology, has proven
to be a durable solution for delivering the required rates from Indonesia fields.
Therefore, this form of artificial lift was selected to increase production rate from one
of the Sumatera fields, while optimizing field producing facilities. This Sumatera field
(Chevron,Medco,Pertamina etc) has favorable conditions for ESP application,
producing from carbonate reservoir with no anticipated fines production, low GOR, low
temperature, low bubble point pressure and high API gravity. Schlumberger Artificial
Lift (REDA,Weatherford) offers the widest capacity range of submersible pumps in the
industry. These pumps can handle production rates from 100 to 95,000 bbl/d and can
produce from depths of 15,000 feet. The paper reviews the ESP completion designs and
focuses on the impact of real-time data on the run lives. To analyze the well
performance and monitoring a new technique based on the ESP electrical current the
pump motor. This paper reviews in detail the evolution of the performance on the ESP,
which initially ran for monitoring equipment. Recording the electrical current, it show
that ESP operation are normal or abnormal, for example: because of gas, slurry, sand
in the fluid.
Keyword: Deep well, ESP, Monitoring
INTISARI
Penggantian minyak pelumas pada mesin diesel Cummins KTA 38
dilakukan sesuai manual book yaitu setiap 250 jam operasi dengan beban
1000 KVA, dalam kondisi operasi 24 jam secara terus menerus. Pada
kenyataanya pembebanan saat ini hanya 600 KVA (60 % load), namun
penggantian minyak pelumas tetap dilakukan setiap 250 jam operasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggantian jam operasi
minyak pelumas Meditran S 40 pada mesin diesel Cummins KTA 38.
Analisa minyak pelumas akan membandingkan antara minyak pelumas
baru (Meditran S 40) dan minyak pelumas yang telah digunakan selama
100, 175, 250, 300, 350 dan 400 jam operasi. Setiap sampel minyak
pelumas akan diambil sejumlah 500 ml. Analisa minyak pelumas yang
dilakukan meliputi uji fisika dan kimia di laboratorium yaitu : Kinematic
Viscosity (ASTM D 445), Total Acid Number (ASTM D 664), Sulfated Ash
(ASTM D874), Metal Content (ASTM D5863).
Dari hasil pengujian tersebut menyatakan bahwa kondisi sampel minyak
pelumas pada 400 jam operasi masih dalam batas yang diijinkan, dengan
nilai hasil uji sebagai berikut : viskositas 165,6 cSt ; indek viskositas 82,95 ;
nilai TAN : 51,4 mg KOH/gr ; nilai sulfated ash 0.64 % wt ; kandungan Al
3,864 ppm ; kandungan Cr 0,5211 ppm ; kandungan Fe 8,020 ppm ;
kandungan Cu 0,0896 ppm ; kandungan Pb 0,3327 ppm. Dengan demikian,
penggantian minyak pelumas dengan kondisi saat ini dapat diperpanjang
sampai 400 jam operasi.
Kata kunci: oil analisis, maintenance
MIII-1
MIII-2
MIII-003
ABSTRACT
This research deals a non-stationary anisotropic rotor with different shaft orientation
through its bending critical speeds. In case of an anisotropic rotor has the difference in
the shaft orientation, in which the direction of the principal axis of the shaft crosssection in the left shaft end is different from the direction in the right shaft end. The
effect of the gyroscopic moments must be taken into account, whether a rigid disk is
attached symmetry or asymmetry on the shaft. According to the previous researches, it
is well known that the amplitude of the unbalance response of a rotor which runs
through a critical speed can be reduced by increasing the value of the acceleration. The
anisotropic rotor model with different shaft orientation is run up until through the
critical speeds. The dynamic responses of the rotor models are compared and depicted
for various anisotropic coefficients and differences in the shaft orientations. The higher
the anisotropy coefficient of the rotor, the higher is the maximum amplitude. For the
rotor with the same element anisotropy, but the difference in the shaft orientation Db is
varied, the bigger the difference in the shaft orientation, the lower is the reached
maximum amplitude.
Keywords: anisotropic rotor, shaft orientation, run up operation
MIII-004
ABSTRACT
This research deals a stability investigation of anisotropic rotor with different shaft
orientation which supported by anisotropic flexible bearings. In case of an anisotropic
rotor has the difference in the shaft orientation, in which the direction of the principal
axis of the shaft cross-section in the left shaft end is different from the direction in the
right shaft end. The rotor is approached by using the minimal number of discrete model.
The effects of the gyroscopic moments come not only from the difference in the shaft
orientation, but also from the asymmetry position of the disk on the shaft and the
difference of bearing stiffness. Because the anisotropic rotor is supported by
anisotropic flexible bearings, the system stiffness must be a time-variant parameter
whether the rotor is modelled in a fixed or in a rotating reference frame. The stability
charts of the anisotropic rotor supported by anisotropic flexible bearings are analyzed
by using the Floquets theory. Comparing to the rotor which has the same parameters
but is supported by rigid bearings, while the stability chart of the rotor supported by
rigid bearings has only a single region of instability in the whole varying coefficients of
the element anisotropy, the rotor in flexible bearings has three separated intervals of
instabilities at lower values of the element anisotropy.
Keywords: anisotropic rotor, shaft orientation, anisotropic flexible bearings, rotor
stability, Floquetstheory
MIII-3
MIII-4
MIII-005
MIII-006
ABSTRAK
ABSTRAK
Perangkat mekatronika saat ini telah berkembang begitu pesat. Salah satu komponen
utama perangkat mekatronika adalah perangkat penggerak atau aktuator. Solenoid
merupakan aktuator linier elektro mekanik yang saat ini penggunaanya masih terbatas
pada aplikasi sederhana yakni tanpa kemapuan kendali posisi. Solenoid merupakan
perangkat gerak sederhana, tangguh dan murah. Tanpa sistem kendali posisi solenoid
tidak dapat dimanfaatkan pada perangkat mekatronik yang memerlukan gerak linier
terkendali. Makalah ini menyajikan tentang pemodelan karakteristik dinamik solenoid
dan perancangan sistem kendali posisi linier untuk solenoid. Model dinamik solenoid
diperlukan untuk merancang sistem kendali posisi. Parameter-parameter model
dinamik diperoleh dengan pengujian. Parameter model dinamik solenoid diperoleh
dengan menggunakan metoda least-square. Model yang didapat yang berupa model
state space linier, selanjutnya disimulasikan menggunakan piranti lunak. Hasil simulasi
model kemudian dibandingkan dengan hasil pengujian untuk mendapat validasi model.
Untuk perancangan sistem kendali digunakan metode pole placement. Hasil simulasi
sistem kendali posisi solenoid menunjukkan bahawa sistem kendali yang dirancang
mampu mengendalikan posisi solenoid dengan baik.
Birdstrike (tabrakan antara burung dengan pesawat udara) merupakan salah satu penyebab
terjadinya kecelakaan pesawat udara dan faktor yang perlu diperhatikan dalam keselamatan
penerbangan. Birdstrike 90 % terjadi di kawasan bandar udara, yaitu pada area lepas landas
(take off-landing), dan pada ketinggian 500 kaki (150 meter) di atas permukaan tanah. Populasi
burung di kawasan Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya sangat berpotensi untuk
mengakibatkan adanya birdstrike terutama jenis burung besar yaitu burung Kuntul dan Blekok.
Pada makalah ini disampaikan hasil pembuatan dan pengujian alat pengusir burung dengan
metoda akustik di Bandar Udara Juanda Surabaya, sebagai salah satu cara untuk menghindari
terjadinya birdstrike. Dari pengamatan diketahui bahwa tidak sembarang suara dapat mengusir
burung. Pada makalah ini disampaikan beberapa jenis suara hasil penelitian yang cukup efektif
untuk mengusir burung. Juga disampaikan pada makalah ini strategi penempatan loudspeaker di
bandara Juanda Surabaya., agar pengusiran burung menggunakan alat yang dikembangkan
cukup efektif. Berdasarkan pengujian disimpulkan bahwa burung merasa tidak nyaman terhadap
suara sweep logaritmik pada rentang frekuensi 5 kHz - 9 kHz dengan bentuk square dan sawtooth
wave, suara dengan modulasi frekuensi pada rentang frekuensi 2 kHz 7 kHz, serta suara
burung predator dan suara tiruan dari burung terhadap adanya bahaya. Tingkat tekanan suara
terendah yang diperlukan untuk mengusir burung adalah 75 dB.
MIII-5
MIII-6
MIII-007
MIII-008
Lovely Son, Mulyadi Bur, Eka Satria dan Ega Asyura Rizfa
Laboratorium Dinamika Struktur
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Andalas
Kampus Unand Limau Manis, Padang-25163
Sumatera Barat, Indonesia
Phone: +62-751-72586, FAX: +62-751-72566, E-mail: lovelyson@ft.unand.ac.id
ABSTRAK
ABSTRACT
Dalam makalah ini, disajikan teknik penghilangan derau dengan menggunakan
Transformasi Wavelet Diskret atau DWT. Mengingat situasi dan kondisi saat
pengukuran, sinyal hasil pengukuran sensor senantiasa mengandung derau. Cara lama
menghalau derau adalah dengan teknik peratarataan (untuk derau putih atau white
noise) atau penapisan (filtering) untuk derau warna (colored noise). Kedua cara di
atas, selain tak efektif, sinyal yang dihasilkan akan mengalami distorsi sehingga
menyulitkan analisis. Berbeda dengan pemisahan dengan teknik penapisan (filtering),
DWT tak menghasilkan beda fase. Akibatnya, karakteristik komponen sinyal tidak
terdistorsi. Sesuai karakteristik kerjanya, DWT akan mempartisi sinyal di daerah
frekuensi pengukuran (antara 0 Hz. hingga frekuensi Nyquist) menjadi beberapa
interval. Jumlah interval atau alokasi frekuensi bergantung jumlah tingkat atau level
penerapan DWT. Oleh sebab itu, sinyal hasil pengukuran yang diperlukan dapat
langsung diambil dari partisi sinyal keluaran DWT sesuai alokasi frekuensi yang
diinginkan. Teknik ini telah diujicoba di Laboratorium Mekanika dan Konstruksi Mesin,
FTMD ITB, untuk meniadakan derau akibat grounding yang tak sempurna. Komponen
sinyal derau dengan frekuensi jala-jala (50 Hz) yang mengotori hasil pengukuran
berhasil disingkirkan dengan mudah dengan memanfaatkan DWT.
Keywords: denoising, signal processing, wavelet
MIII-7
Gempa, khususnya gempa tektonik, merupakan gejala alam yang saat ini belum dapat
diprediksi oleh manusia. Kondisi ini menyebabkan perlunya upaya-upaya antisipasi
oleh masyarakat termasuk mempersiapkan insfrastruktur yang memadai agar kerugian
yang timbul akibat gempa bisa diminimalisir. Salah satu cara untuk meminimalisir
dampak dari gempa terhadap bangunan adalah penggunaan sistem
isolasi getaran pada landasan bangunan. Akan tetapi, penggunaan teknik isolasi
getaran ini belum begitu memuaskan, karena respon getaran dalam bentuk simpangan
pada struktur masih cukup besar. Respon simpangan yang besar ini dapat merusak
interior dan peralatan furnitur yang berada dalam bangunan. Untuk mengurangi
respon ini, perlu ditambahkan suatu mekanisme peredam pada bangunan. Salah satu
jenis peredam yang cukup efektif digunakan pada struktur bangunan adalah peredam
getaran dinamik. Dalam makalah ini dibicarakans tentang kombinasi penggunaan
teknik isolasi getaran dan peredam getaran dinamik yang disebut sebagai Teknik
Peredam Getaran Hibrid. Teknik isolasi getaran yang digunakan diadopsi dari prinsip
tumpuan fleksibel sedangkan peredam getaran dinamik yang diusulkan merupakan jenis
peredam getaran dinamik pasif. Selanjutnya perlu disampaikan bahwa efektifitas
peredam getaran Hibrid yang dianalisis dan dilaporkan pada makalah ini hanya yang
bersifat teoritik. Dari hasil kajian diperoleh bahwa penggunaan Teknik Peredam
Getaran Hibrid cukup efektif mengurangi respon simpangan pada struktur bangunan.
Keywords: Peredam dinamik, bangunan,gempa, isolasi getaran, model
MIII-8
MIII-009
MIII-010
ABSTRAK
Getaran merupakan respon dari sebuah sistem mekanik terhadap gaya yang diberikan.
Gaya yang menyebabkan getaran, dapat ditimbulkan oleh beberapa sumber misalnya,
karena kerusakan bantalan (bearing fault), massa yang tidak seimbang dan
misalignment. Kerusakan yang terjadi pada bantalan,dapat berupa cacat lokal atau
cacat terdistribusi. Metoda yang paling banyak dipakai untuk mendeteksi kerusakan
pada bantalan adalah dengan mengukur amplitudo dan frekuensi yang terjadi pada
arah radial. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah bantalan rol
(LM11749M). Getaran diukur pada bantalan dengan menggunakan sinyal getaran dan
dianalisis berdasarkan spektrum getaran yang terjadi. Analisa dilakukan dengan
membandingkan spektrum getaran yang terjadi pada bantalan rol pada kondisi normal
dan ketika terdapat cacat.
ABSTRAC
Problems with pumping equipment on the Chevron (David Brown Pump-1500 HP) are
not only an inconvenience, but can also contribute to loss of production. An efficient
chevron operation depends upon trouble free pumping. By keeping pumping equipment
in good working order, savings in time and energy costs can be made. This fact sheet
deals with centrifugal pumps, and outlines , common pumping malfunctions with
probable causes and procedures for checking and correcting possible faults.
Centrifugal type of fluid pumps are very common and generally give reliable service.
Investigations show that most troubles with centrifugal pumps result from faulty
conditions on the suction side. Except for mechanical trouble, nine times out of ten this
is where to look for the cause. Most pump troubles can be rectified on the field by the
manager. However, at times, there will be problems or failures which you may not be
able to fix. One of the easy to monitoring the problem of pumping is to monitoring the
vibration. In fact, vertical, horizontal and axial vibration change by capacity, aligning,
unsatisfied installation, fail or damage parts of pump.
Key word: Centrifugal pump, vibration, monitoring
MIII-9
MIII-10
MIII-011
MIII-012
ABSTRAK
ABSTRAK
Rem cakram merupakan salah satu jenis rem yang secara luas digunakan pada sistem
pengereman kendaraan modern. Munculnya suara bising ketika proses pengereman
dilakukan seperti groan, judder, moan dan squeal masih menjadi masalah pada
kebanyakan sistem pengereman. Suara bising tersebut muncul karena terjadi getaran
pada komponen pendukung sistem pengereman seperti piringan, kampas dan kaliper
rem. Getaran yang tejadi pada sistem pengereman dikategorikan sebagai getaran
tereksitasi sendiri (self excited vibration) yang disebabkan adanya gesekan pada
piringan dan kampas rem yang dikenal juga dengan friction-induced vibration. Salah
satu jenis suara yang sangat menggangu adalah squeal noise (suara lengkingan) yang
mempunyai frekuensi di atas 1000 Hz. Suara ini berasal dari getaran rem tak stabil
saat beroperasi yang tidak saja mengganggu ketenangan juga menurunkan kinerja rem.
Untuk menghindari pengaruh negatif getaran tersebut, maka pada tahap awal perlu
diidentifikasi model getaran yang dapat menggangu unjuk kerja rem. Oleh karena itu,
pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi getaran pada rem dan
menganalisis parameter-parameter yang berpengaruh terhadap respon getaran yang
terjadi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan variasi tekanan dan kecepatan,
kecenderungan respon getaran yang didapatkan tidak berubah. Sebaliknya didapatkan
pola respon getaran yang berbeda dengan adanya perubahan kondisi operasional rem
(pemakaian pegas anti rattle, penguncian baut, dan lapisan kotoran). Dari hasil
pengukuran juga ditemukan dua model getaran yang terjadi pada kampas, yaitu
getaran harmonik dengan spektrum frekuensi sesuai dengan frekuensi pribadi kampas,
dan respon getaran stick-slip dengan spektrum frekuensi hanya mempunyai satu puncak
(4000 Hz) dan harmoniknya. Respon dengan pola stick-slip mempunyai amplitudo yang
jauh lebih besar dibanding dengan respon getaran harmonik. Pola ini memperlihatkan
kemungkinan munculnya squeal noise pada beban pengereman lebih besar.
Pada paper ini dipelajari disain kinematik berupa sintesa dimensi untuk mekanisme
paralel 2-dof (degree of freedom). Mekanisme ini merupakan mekanisme loop tertutup
(closed loop mechanism) dengan menggunakan rantai kinematik 5R (revolute joint)
dengan konfigurasi simetri. Untuk menghasilkan mekanisme yang bebas dari poin
singular pada workingspace diperlukan sintesa dimensi yang mempertimbangkan aspek
singularity. Hal ini terkait dengan perilaku mekanisme loop tertutup yang sangat
bergantung kepada dimensi kinematik konstan. Evaluasi karakteristik workingspace
terkait dengan kinematik konstan dan singularity dilakukan untuk menentukan besaran
kinematik konstan. Untuk keperluan sintesa dimensi tersebut telah dilakukan analisis
kinematik berupa analisis posisi dan kecepatan. Dari hasil simulasi yang dilakukan
diperoleh hubungan workingspace dan singularity yang menunjukkan terdapatnya
kurva singularity yang membatasi workingspace atas beberapa bagian. Berdasarkan
hasil simulasi diperoleh bahwa jarak mounting rantai kinematik ke ground sangat
berpengaruh terhadap workingspace efektif dimana semakin besar jaraknya maka akan
semakin besar workingspace efektifnya. Kondisi seperti ini perlu menjadi pertimbangan
dalam sintesa dimensi kerena meskipun mekanisme mempunyai workingspace yang
besar tapi tidak dapat menghasilkan gerakan yang kontinu end-effector.
Keywords: Kinematik, sintesa dimensi, singularity, workingspace
.
MIII-11
MIII-12
MIII-013
MIII-014
Rachman Setiawan
Fakultas Teknik Mesin & Dirgantara ITB,
Gd. Labtek II, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Phone: +62-22-2500979, e-mail: rachmans@edc.ms.itb.ac.id
ABSTRACT
ABSTRAK
Penggunaan material gesek untuk berbagai aplikasi termasuk untuk material gesek
memiliki kelebihan utama, yaitu sifat-sifat yang bisa dirancang berdasarkan komposisi
material penyusunannya. Material gesek, termasuk rem dan kopling memiliki sifat-sifat
yang perlu dipilih sesuai dengan aplikasi masingmasing, antara lain koefisien gesek,
ketahanan terhadap temperatur tinggi, kekuatan, ketahanan aus. Untuk memilih
material penyusun berikut komposisinya, pendekatan perancangan berbasis data
(knowledge-based design) coba diterapkan. Basis data diperoleh dengan serangakaian
pengujian material berbagai komposisi. Dari basis data tersebut, metamodelling dibuat
untuk memperoleh pengetahuan mengenai pengaruh masing-masing komponen
terhadap berbagai sifat material penting. Makalah ini melaporkan studi literatur dan
riset material gesek dan kegiatan tahap awal penelitian yang menekankan pada
penyusunan metodologi perancangan berbasis data dan perancangan alat uji gesek.
Penelitian difokuskan untuk material rem.
Abstrak : sayap pesawat adalah bagian utama yang terdapat pada pesawat sayap tetap.
Selain bertugas untuk menghasilkan gaya angkat bagi pesawat, di dalam sayap juga
tangki bahan bakar dan bidang kendali utama, seperti aileron. Saat pesawat sedang
terbang dalam kondisi cruise, maka sayap harus mampu menghasilkan gaya angkat
sebesar berat pesawat tersebut. Selain beban akibat gaya angkat, sayap juga harus
menanggung beban tambahan akibat defleksi bidang kendali yang terdapat pada sayap
maupun beban akibat struktur sayap itu sendiri. Beban beban yang bekerja pada
sayap ini harus dianalisis agar diketahui beban maksimum yang harus ditanggung oleh
struktur sayap. Setelah diketahui beban maksimum yang bekerja, maka strukur sayap
dapat didesign secara tepat, tanpa harus takut terlalu berat maupun takut karena
kurang kuat saat menahan beban yang bekerja. Metode yang digunakan saat
menghitung beban pesawat adalah metode Schrenk yang telah dimodifikasi, sedangkan
hasil dari perhitungan ini berupa ditribusi gaya angkat, nilai shear force dan bending
momen dalam arah spanwise.
Keywords : Beban Pesawat, Modified Schrenk Method, Shear Force, Bending Moment,
Lift Spanwise Distributio
MIII-13
MIII-14
MIII-015
MIII-016
Abdullah Mappaita
ABSTRAK
Analisis ini bertujuan untuk menentukan tegangan pada batang silindris dengan beban
lentur dan punter bersama-sama baik secara teoritis maupun eksperimental. Analisis
ini dibandingkan dan ternyata memberikan hasil yang mendekati sama. Analisis teoritis
dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan yang ada dalam buku teks,
sedangkan analisis eksperimental dilakukan dengan menggunakan strain gsge jenis
Rosette Delta.
Kata Kunci : batang silindris, beban lentur dan puntir, serta strain gage
ABSTRACT
Shear Pin, as it was known, is used for fail safe mechanism of various mechanical
systems such as aircraft engine mounting, valve, coupling, gear train, flocculator, guide
vane etc. The shear pin should withstand the static as well as dynamic or fatigue loads
but it should fail under a certain overload. Depending on the loading speed, it may fail
under quasi-static, intermediate strain rate or low velocity/bar impact load. Thus an
accurate load determination is very important.The choice of shear pin material and its
dimension is also critical to assure that it works properly. In this paper, a case study of
analysis and design procedure of a shear pin for guide vane of a mini-hydro water
turbine is presented. For load calculation, FLUENT- CFD (Computational Fluid
Dynamics) and ANSYS- Finite Element softwares are employed to calculate the load for
various positions of the guide vane. The load calculation result is used as data base for
static and dynamic loading of the shear pin as well as the guide vane. Furthermore,
simulation for overload condition and water hammer phenomenon are also conducted.
By using the softwares the accuracy of the loading is assured, thus it is enhanced the
design and analysis procedure. Shear test using quasi-static is performed to verify the
procedure.
Keywords: Shear Pin, Analysis and Design, Quasi-static and Low Velocity Impact
Loading, Guide Vane, Mini-Hydro Power.
MIII-15
MIII-16
MIII-017
MIII-018
ABSTRAK
Teknologi perawatan prediktif untuk mesin dan peralatan mekanik di industri terus
mengalami perkembangan. Salah satu aplikasinya adalah penggunaan sensor getaran
untuk mendeteksi kerusakan di setiap elemen mesin yang dimonitor. Dalam kondisi
tertentu, metode ini membutuhkan biaya yang cukup besar untuk penyediaan sensor
dalam memenuhi semua keperluan tersebut. Untuk itu perawatan prediktif berbasis
sinyal suara mulai dikembangkan. Pengembangan dilakukan dengan mendeteksi jenis
dan posisi kerusakan pada mesin. Pada umumnya mesin yang mengalami kerusakan
akan membangkitkan sinyal getaran dan suara dalam bentuk sinyal impuls dan
harmonik, tergantung kepada jenis kerusakan yang dialami. Pada penelitian ini
dilakukan prediksi arah sumber suara impuls dan sinusoidal yang menjadi model
sederhana sumber kerusakan mesin. Sumber suara yang diamati merupakan sumber
suara buatan yang berasal dari sebuah speaker. Arah sumber suara dapat diketahui
dengan menggunakan sepasang mikrofon melalui perbedaan waktu yang dibutuhkan
oleh sinyal suara untuk sampai pada kedua mikrofon (Time Difference Of Arrival
Estimation). Sinyal suara dalam domain waktu dan korelasi silang dari masingmasing
sinyal yang ditangkap oleh mikrofon menunjukkan nilai TDOA dan dapat dijadikan
acuan untuk menentukan posisi sumber suara. Pergeseran puncak dari korelasi silang
dipengaruhi oleh perbedaan jarak sumber suara dengan kedua mikrofon yang dianggap
berada pada sebuah bidang. Hasil yang diperoleh menunjukkan posisi mikrofon yang
paling baik untuk menentukan posisi sumber suara adalah pada selang -60 sampai
dengan 60 derajat dari hadapan kedua mikrofon yang dipasang paralel, sedangkan
untuk menentukan posisi sumber suara sinusoidal dipengaruhi oleh frekuensi sumber
suara.
Keywords: perawatan prediktif, estimasi TDOA, Time Delay Estimation
ABSTRACT
Metode elemen batas adalah salah satu pendekatan numerik yang dikembangkan untuk analisis
masalah teknnik. Metode numerik hasil pengembangan formulasi dasar integral konservasi kerja
dimana bentuk integral domain ditransformasi menjadi integral batas membuat kebuttuhan
diskritisasi untuk penyelesaian secara numerik hanya dilakukan pada batas. Pendefinisian
formulasi analitik dan numerik integral batas ini memberikan beberaapa keuntungann yaitu
diskritisasi hanya pada batas yang akan memberiikan kemudahaan dalam pendeskripsian model
oleh penggguna dan membuat proses perhitungan numerik menjaddi lebih cepat. Penyelesaiann
secara integral numerik jugga memberikann hasil analisiis yang lebih akurat. Selain itu
penghitunggan harga dalam domain yang dilakukan ssecara analitikk sebagai funggsi dari hargaa
pada seluruhh batas membeerikan hasil yaang eksak relaatif terhadap harga pada batas. Beberapa
hal tersebut merupakan keunggulan metoode elemen battas dibandingkkan dengan penndekatan
nummerik yang meembutuhkan ddiskritisasi padda domain seeperti metode elemen hinggga.
Keuntungann tersebut yangg membuat me tode elemen baatas cocok untuuk dipakai
mennganalisis moddel yang memilliki singularitass atau konsentrrasi tegangan sseperti
misalnyya akibat adanynya cacat geommetri berupa lubbang atau retaak. Walaupun bbila dilihat
daari formulasi ddasar yang diigunakan, dap at diharapkann penghitungan secara analitis harga
dalaam domain mmemberikan haasil yang cukup akurat, paada kenyataannnya ada konndisi yang
pe rlu diperhatikaan ketika menghhitung harga ddomain yang posisinya beradaa dekat batas.
Dalam studdi ini dilakukann kajian untuk mengatasi ma asalah akurasi tersebut. Seba agai
parameterr digunakan ra sio antara jaraak dari titik di ddalam domain dekat batas yaang akan
dihituung harga besaran tegangan terhadap ukurran elemen battasnya. Dalamm studi ini
parrameter terseb ut akan divariasikan untukdilihat pengaaruhnya terhaddap akurasi harrga pada
domaain dekat batas dengan membbandingkannya terhadap perhhitungan analittik.
MIII-17
MIII-18
MIII-019
MIII-020
ABSTRAK
ABSTRAK
Paper ini menyampaikan suatu alternatif pembuatan kapal baja dimana lambung kapal
dibentuk dari pelatpelat datar yang dipotong sedemikian rupa membentuk badan kapal.
Ide dasar didapat dari kapal kontainer Pioneer, kapal lambung pelat datar yang
dirancang oleh Prof. Gallin dari TU Delft pada tahun 1977 1979. Rancangan bentuk
lambung dan perpotongan pelat peper ini didesain sedemikian rupa untuk mendapatkan
hambatan kapal dan pemakaian pelat seefektif mungkin, titik titik koordinat
perpotongan pelat secara presisi dapat ditentukan menggunakan persamaan Aljabar
linear. Setelah titik titik koordinat didapat, dengan bantuan software Catia, dapat
dibuat : bentuk tiga dimensi kapal, bukaan kulit kapal, konstruksi kapal dan
perhitungan berat kapal secara cepat. Kemudian desain gambar ini dapat dikirim : ke
software Maxsurf untuk menghitung hidrostatik, bonjean dan cross curve dan setelah
itu ke mesin potong plasma untuk memotong pelat lambung dan pelat konstruksi.
Dengan demikian dari desain, perhitungan dan pembuatan kapal dapat dilakukan
secara terpadu, kapal dapat dibuat secara masal, cepat dan ekonomis. Pembuatan
kapal tidak memerlukan proses bending dan rolling untuk membentuk pelat lambung.
Melalui metode ini dapat dibuat kapal lambung pelat datar untuk berbagai jenis dan
ukuran kapal yang nantinya dapat menjadi ciri khas kapal Nasional.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang suatu alat yang dapat meringankan
beban kerja penyapu jalan dan mengurangi biaya operasional pemerintah/pengelola
perumahan. Alat ini bekerja dengan menggunakan sapu radial, menyapu seluruh
sampah yang dilewati dan membawa sampah tersebut ke dalam sebuah wadah
penampungan. Sapu radial digerakkan olah motor bensin dengan menggunakan
transmisi puli & sabuk. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa alat ini mampu menyapu
berbagai jenis sampah dengan berat yang berbeda. Alat ini mampu mengangkat
sampah hingga berat mencapai 149 gram dengan kapasitas 0,268 kg/s.
Kata Kunci : alat pembersih, sapu radial, sampah
Kata Kunci: kapal, lambung, pelat datar, catia, aljabar linear, kapal nasional
MIII-19
MIII-20
MIII-021
MIII-022
ABSTRAK
Orthosis merupakan alat untuk membantu para penyandang cacat kaki yang cacat
karena penyakit lumpuh layu atau polio, ataupun orang yang mengalami kelumpuhan
karena kecelakaan yang masih mempunyai bentuk kaki sebagai aktuatornya akan tetapi
kurang atau tidak berfungsi. Alat bantu atau orthosis ini sangat bermanfaat sekali bagi
para penyandang cacat untuk bisa membantu aktivitas mereka sehari-hari. Sistem
pengunci sendi dirancang sebagai pengganti fungsi dari sendi dan bekerja seperti
mekanisme engsel. Dari penelitian sebelumnya, diketahui bahwa kelemahan sistem
pengunci sendi produk orthosis dalam negeri adalah kesulitan pengguna untuk
mengubah posisi berdiri ke posisi duduk dan sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan desain sistem pengunci dan bentuk dari pengunci pada lutut. Produk
ini diharapkan dapat lebih diminati dan disukai oleh pengguna karena sistem
operasinya yang lebih mudah, aman, dan nyaman. Perancangan dilakukan dengan
asumsi rata-rata tinggi badan kurang lebih 165 cm, dengan berat badan kurang lebih
70 kg. Perancangan sistem pengunci sendi mempunyai tiga bagian utama yaitu : bagian
atas, bagian bawah, dan pengunci. Dimensi alat yang dibuat yaitu : panjang total 139,5
mm, panjang bagian atas 87 mm, panjang bagian bawah 82,5 mm, panjang pengunci
38 mm, tebal bagian atas total = 12 mm, tebal bagian bawah 6 mm dan dengan bahan
stainless steel. Mekanisme pengunci ini bekerja saat kaki diluruskan. Ketika kunci
dilepas, lutut akan bisa menekuk dengan tekukan 1350.
ABSTRAK
Tulisan ini melaporkan hasil studi numerik dengan metode elemen hingga terhadap
limit tekana internal sebuah tabung LPG 3 kilogram yang dipakai dalam rumah tangga
di Indonesia. Dengan mengabaikan efek sambungan las keliling dan handguard, serta
dengan asumsi bahwa prilaku material adalah elastic-perfectly-plastic, limit tekanan
telah diperoleh dengan analisis nonlinear menggunakan algoritma Newton-Raphson.
Limit tekanan telah diperoleh sebesar 1.25 kali tekanan internal untuk mencapai luluh.
Tegangan (von Mises) pada saat limit tekanan dicapai diperoleh sebesar 1.75 kali
tegangan luluh. Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa tekanan operasi tabung LPG 3
kilogram sebesar 2.1 MPa adalah nilai tekanan yang aman dengan faktor keamanan
sebasar 2.48. Hasil studi ini dapat digunakan untuk memperkaya materi sosialisasi dan
edukasi bagi masyarakat dalam mendukung pemerintah mempercepat konversi energy
dari minyak tanah ke gas.
Kata Kunci: tabung LPG, limit tekanan, metode elemen higga, nonlinear, algoritma
Newton-Raphson
MIII-21
MIII-22
MIII-023
ABSTRAK
Pada makalah ini dibahas tentang dinamika kendaraan roda 4 dan pemodelannya dengan
menggunakan metode bondgraph. Metode bondgraph adalah suatu metode pemodelan
sistem dinamik yang menggunakan pendekatan manunggal. Dengan metode ini, model suatu
sistem dinamik dibentuk dengan memperhatikan aliran pertukaran energi yang terjadi di
anatar komponen sistem. Pendekatan manunggal yang digunakan pada metode ini
memungkinkan sistem dengan domain yang berbeda dapat dimodelkan secara terintegrasi.
Pada pengembangan model dinamik kendaraan roda empat, persamaan dinamika pada dua
bidang, yaitu lateral dan longitudinal, dimodelkan dengan komponen bondgraph, dan
dilengkapi dengan suatu persamaan kinematik pada bidang direksional. Model bondgraph
ini kemudian dapat disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak SIMULINK. Untuk
keperluan pengembangan suatu simulator kendaraan roda 4, suatu jenis kendaraan roda 4
dimodelkan dengan menggunakan pendekatan ini dan disimulasikan. Hasil yang diperoleh
menunjukkan kesetaraan dengan fenomena fisik yang diharapkan. Pada langkah lebih
lanjut, suatu konfigurasi awal platform simulator dirancang dengan memperhatikan derajat
kebebasan utama yang dimodelkan oleh persamaan dinamik sistem. Platform mekanik ini
kemudian dimodelkan dengan perangkat lunak SIMMECHANICS untuk dievaluasi
kemampuannya dalam merekonstruksi gerak utama kendaraan roda 4 yang dikaji. Dengan
simulasi ini, kemampuan dan keterbatasan konfigurasi platform dapat dianalisis.
Keywords: bondgraph, platform mekanik, simulator kendaraan
MIII-024
ABSTRAK
Paper ini mendiskusikan tentang salah satu tahap dalam pengembangan simulator
sepeda motor, yaitu aktivitas yang terkait dengan pemodelan, simulasi, dan analisis
konfigurasi platform mekanik simulator. Platform simulator adalah suatu sistem
mekanik yang berfungsi untuk merekonstruksi gerak sepeda motor secara fisik. Dengan
kata lain, sistem mekanik ini berfungsi sebagai penterjemah harga variabel gerak yang
telah dihitung secara numerik menjadi gerakan fisik yang merekonstruksi gerakan
sepeda motor sesungguhnya. Sistem mekanik ini harus dirancang agar dapat
melakukan gerakan pada semua derajat kebebasan yang direpresentasikan oleh model
matematik sistem. Pada pengembangan platform simulator ini, dipilih suatu konfigurasi
dasar mekanisme simulator yang dipandang mampu merekonstruksi gerak utama
sepeda motor. Konfigurasi dasar ini menggunakan 3 aktuator yang akan bergerak
secara simultan untuk merekonstruksi gerak utama sepeda motor, yaitum heave, pitch,
roll, dan yaw (terbatas). Perintah atau sinyal referensi dari simulator dinamik numerik
harus ditransformasi terlebih dahulu melalui sebuah operator yang akan
menerjemahkan sinyal referensi tersebut menjadi harga defleksi ketiga aktuator yang
terpasang pada platform. Untuk menguji kemampuan konfigurasi mekanisme ini dalam
merekonstruksi gerakan yang diinginkan, dibangun suatu model numerik linkage
mekanik
platform
ini
dengan
menggunakan
perangkat
lunak
MATLAB/SIMMECHANICS. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konfigurasi dasar
yang digunakan dapat merekonstruksi gerak utama sepeda dalam batas-batas tertentu.
Informasi yang diperoleh dari simulasi ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk memodifikasi konfigurasi platform.
Keywords: platform mekanik, simulator, simulasi numerik
MIII-23
MIII-24
MIII-025
MIII-026
ABSTRAK
ABSTRAK
Paper ini mendiskusikan salah satu tahap pada proses pengembangan suatu sistem
simulator sepeda motor, sebagai sistem yang dapat merekonstruksi gerakan sepeda
motor sesuai dengan karakteristik sistem yang sebenarnya. Secara alami, karakteristik
gerakan atau respon sepeda motor akan dipengaruhi oleh parameter sistem yang dikaji
dan input serta gangguan yang diterima oleh sistem. Untuk pengembangan simulator
ini, perlu dibangun suatu model matematik yang merepresentasikan dinamika sistem
sepeda motor, yang dapat diperoleh berdasarkan persamaan dinamik sepeda.. Model
dinamik ini dapat diperoleh dari persamaan gerak sistem sepeda motor pada semua
derajat kebebasan yang ditinjau. Secara umum, persamaan yang dibangun
merepresentasikan dinamika sepeda pada bidang longitudinal dan lateral, ditambah
dengan persamaan kinematika yang merepresentasikan sikap dan gerak sepeda pada
bidang direksional. Pengembangan model numerik sistem dinamik sepeda ini dilakukan
dengan bantuan perangkat lunak MATLAB-SIMULINK. Beberapa skenario
pengoperasian sepeda selanjutnya disimulasikan dan dianalisis untuk mengevaluasi
kesetaraannya dengan fenomena fisik yang terjadi. Hasil simulasi yang diperoleh
menunjukkan bahwa model numerik yang dibangun memberikan respon yang realistis
dan comparable dengan fenomena fisik yang terjadi.
Salah satu pengembangan teknologi sepeda motor adalah pemakaian jenis transmisi otomatik
Continously Variable Transmission (CVT), dimana perubahan tingkat transmisi atau ratio
transmisi diatur roller sentrifugal dan pegas sliding sheave puli sekunder. Ratio transmisi adalah
salah satu parameter yang mempengaruhi kinerja traksi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja traksi yang dihasilkan ditinjau dari variasi berat roller sentrifugal dan
variasi konstanta pegas sliding sheave puli sekunder dari sistem transmisi CVT sepeda motor,
dimana nantinya didapat kinerja traksi yang dibutuhkan oleh kendaraan sesuai dengan kondisi
operasi dan beban pemakaian kendaraan. Penelitian dilakukan dengan metode simulasi model
matematik. Sebagai variabel uji adalah berat roller ditetapkan sebesar 8 gr, 10,2 gr (standar),
dan 12 gram. Sedangkan dari pegas ditetapkan konstanta pegas sebesar 2,19 N/mm dan pegas
sejenis dengan konstanta pegas 2,33 N/mm dan 2,48 N/mm. Hasil uji secara simulasi model
matematik dicari kinerja traksi yang dihasilkan berupa grafik karakteristik kinerja traksi pada
berbagai kondisi operasi. Pada kondisi jalan datar, kinerja traksi terbesar dihasilkan oleh pegas
dengan konstanta 2.48 N/mm, sedangkan pada kecepatan puncak tertinggi dihasilkan oleh pegas
standar 2.19 N/mm. Pada kondisi jalan menanjak, pada kecepatan konstan pegas dengan 2.48
N/mm menghasilkan grade yang mampu dilalui lebih besar dari pegas uji lainnya, serta dengan
percepatan, pegas ini mampu menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan pegas uji
lainnya. Nilai konstanta pegas sliding sheave puli sekunder 2,48 N/mm ini sangat cocok untuk
kondisi jalan menanjak. Sedangkan dari variasi berat roller sentrifugal, untuk berat roller
sentrifugal 8 gr kinerja traksi terbesar terjadi pada kecepatan rendah sehingga akselerasi pada
kecepatan rendah paling cepat dibandingkan dengan roller sentrifugal 10,2 (standar) atau 12 gr.
Sedangkan dengan berat roller sentrifugal 12 gr akan didapat kinerja traksi terbesar pada
kecepatan tinggi sehingga kendaraan akan mudah dipercepat pada kecepatan tinggi tersebut, dan
untuk roller sentrifugal 10,2 gr (standar) memiliki kinerja traksi diantara roller sentrifugal 8 gr
dan 12 gr.
Kata kunci : CVT Sistem, Konstanta Pegas Sliding Sheave, Ratio Transmisi, Kinerja Traksi.,
Roller Sentrifugal
MIII-25
MIII-26
MIII-027
MIII-028
ABSTRACT
In modern era, a development of bicycles is based on condition that will be faced,
regional and special purpose (e.g. for sports, and other innovations). In general
bicycle is divided into three types, namely mountain bike, sport bike, city bike. The
most influential differences of the three types of bicycles can be seen from amount
of seat tube angle (STA,) that affect on riders sitting position. Based on previous
result reseach is decided, that the STA is the main factor to determine the level of
injury risk, and the amount of energy needed by rider. The mehod in this reserach
is analyze the effect of STA on the pedal due to energy consumption of rider and the
value of injury risk for three types of bicycles. As an initial step, a research is
carried out with simulation the RULA with certain variations of the STA to
determine the level (value) of risk of injury to the rider's. In order to calculate the
riders energy consumption, cycling experiments are carried out by five men drivers
(respondents) on racing bike, mountain bike, and city bike. Cycling energy data are
calculated based on the pulse and oxygen required during cycling, and the
performance of data is determined by statistical test with ANOVA. As verification of
the energy, the force due to energy consumption ist calculated with biomechanics
method. From the analysis RULA method and cycling experimental is known that
the most optimal STA for sport bicycle is 76, for mountain bike the optimal STA is
69, and 64 for city bike.
ABSTRAK
Makalah ini membahas suatu konsep alternatif dalam perancangan struktur lattice shell
dengan menerapkan konsep pencarian bentuk untuk mendapatkan bentuk akhir
geometri yang diinginkan dalam perancangan. Dengan menggunakan konsep ini,
bentuk geometri awal struktur disetir menuju suatu bentuk yang memiliki tegangan
bending terkecil. Perubahan bentuk ini dipengaruhi oleh modus-modus perpindahan
yang mungkin terjadi akibat berbagai jenis pembebanan yang diberikan kepada
struktur. Perubahan tegangan yang terjadi akibat pembebanan tadi akan menghasilkan
suatu faktor koreksi yang nantinya digunakan untuk merubah bentuk awal geometri
struktur. Proses seperti ini akan terus berlangsung dalam beberapa kali pengulangan
sampai harga penurunan tegangan bending maksimum menjadi konvergen. Untuk
menguji keefektifan bentuk akhir struktur ini, suatu analisa kekuatan buckling
berdasarkan FEM akan diterapkan kepada bentuk awal dan akhir dari struktur. Harga
kekuatan buckling yang diberikan akan menjadi acuan apakah konsep pencarian bentuk
ini dapat meningkatkan harga kekuatan struktur.
Keywords: Pencarian Bentuk, Lattice Shell, Tegangan Bending Minimum, Kekuatan
Buckling
Keywords: Bicycle; Seat Tube Angle (STA); cycling energy; injury risk value; RULA;
biomechanic
MIII-27
MIII-28
MIII-029
MIII-030
ABSTRAK
Pipa reducer eccentric merupakan salah satu komponen penyambungan pada sistem
perpipaan yang berfungsi menyambungkan pipa dengan diameter dan sumbu yang
berbeda. Analisis tegangan pada pipa reducer eksentrik dilakukan untuk mengetahui
perilaku nonlinear dan distribusi tegangan yang terjadi akibat beban internal pressure
yang menghasilkan tegangan luluh material. Dimensi pipa reducer eksentrik model
dibuat berdasarkan ANSI B16.9 untuk ukuran nominal pipa 12 x 10 dan dimodelkan
sebagai shell tipis. Untuk mengetahui distribusi tegangan pada modelpipa reducer
eksentrik terhadap pipa silindris yang disambungkan, shell diasumsikan tersambung
secara sempurna dengan kedua pipa silindris. Dari hasil yang diperoleh diketahui
bahwa nilai tegangan (ekivalen) maksimum mulai mencapai nilai tegangan luluh saat
rasio beban internal pressure terhadap internal pressure yang menghasilkan tegangan
luluh menurut ASME (P/PY) sebesar 1.1814, sedangkan P/PY maksimum yang dapat
diterima shell model adalah sebesar 1.207. Untuk mengurangi konsentrasi tegangan
pada bagian transisi, maka dapat direkomendasikan pembuatan knuckle dan flare,
dengan nilai radius knuckle dan flare lebih besar daripada 28.575 mm.
ABSTRACT
Pipeline pigging is the term to inspecting & cleaning the long distance pipeline. The
reaction of pigging reduces the operation cost, safe the environmental, minimize the lost
product and reduce the time lost. Many millions miles of pipeline carrying everything
from water to crude oil and in hot and cold temperature like as LNG. The pipe is
vulnerable to attack by internal and external corrosion, cracking, third party damage
and manufacturing flaws. However, if a petroleum or chemical pipeline leaks, it can be
a environmental disaster. The new devices to inspecting and cleaning, called pigs, that
are sent through the buried pipe. The pigs are carried through the pipe by the flow of
the liquid or gas and can travel and perform inspections over very large distances. The
pigs carry a small computer to collect, stored and transmit the data for analysis the
condition of pipe. Now the intelligent pig is the new & smart product to inspect and
cleaning of the pipe line. The intelligent pig can inspecting and monitoring the pipeline
by many sensor inside of the device, for example: ultrasonic sensor, eddy current
sensor, corrosion sensor, debris sensor etc. All the data can be recorded and then can
be analysis .
Keywords: Intelligent pig, inspection & monitoring.
MIII-29
MIII-30
MIII-031
MIII-032
Yuwono B Pratiknyo
Program Studi Teknik Manufaktur
Universitas Surabaya
Gedung TG Lantai V, Kampus UBAYA, Jl.Raya Kalirungkut, Surabaya
Phone: +62-031-2981397, FAX: +62-031-2981150, E-mail: yuwonobudi@ubaya.ac.id
ABSTRACT
Sistem perpipaan memiliki fungsi untuk utama mengalirkan fluida dan gas dari
suatu tempat ke satu atau beberapa tempat lain. Dalam perancangan sistem
perpipaan (Pipeline Design) ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
antara lain adalah parameter design, wall thickness, buckling, route selection,
material selection, spanning, fatique, dan thermal expansion. Aspek-aspek
tersebut perlu diperhatikan untuk menjamin system perpipaan berfungsi baik
dengan faktor keamanan yang harus tetap diperhatikan. Pada perancangan
sistem perpipaan, seringkali nilai ekonomis juga perlu mendapat perhatian,
sehingga perlu dilakukan proses optimasi dalam perancangannya. Proses
optimasi pada sistem perpipaan sangat komplek, karena banyaknya parameter
yang harus tetap dipenuhi. Parameter-parameter yang harus dipenuhi sendiri
seringkali bertolak belakang dengan parameter lain, sehingga diperlukan
suatu strategi dalam proses optimasi. Pada paper ini, proses optimasi
dilakukan dengan metode Multidisciplinary Design Optimization (MDO). Wall
thichness dipilih sebagai objective function karena wall thickness pipa akan
berpengaruh pada total project budgeting dan keamanan system perpipaan.
Sedangkan sebagai constrain adalah stress analysis, buckling, spanning,
fatique dan thermal expansion. Hasil akhir dari paper ini adalah suatu metode
dan panduan dalam melakukan proses optimasi system perpipaan, sehingga
desainer akan lebih mudah dalam pemilihan scedule pipa dan proses
perancangan dapat dilakukan dengan lebih cepat.
ABSTRAK
Penelitian ini membahas rancang bangun mekanisme vibration energy harvesting (VEH)
berdasarkan metode electromagnetic, dimana sumber energi berasal dari getaran translasiharmonik.Pada mekanisme VEH yang dikonstruksi, massa magnetik bergerak bolak-balik
secara linier dalamkumparan yang terbuat dari lilitan kawat konduktif. Berdasar pada
gerak osilasi massa dengan amplitudo dan frekuensi tertentu, energi yang dapat di-harvest
kemudian diukur dan dianalisa. Pada mekanisme VEH tersebut ukuran massa, diameter dan
material kawat, jumlah lilitan, serta amplitude dan frekuensi getaran dibuat konstan;
sedangkan panjang kumparan divariasikan. Pada penelitian ini panjang kumparan yang
diuji adalah : 12 mm, 15 mm, 18 mm, 21 mm dan 24 mm. Dari penelitian yang dilakukan
voltase yang dihasilkan oleh mekanisme VEH (sesuai dengan panjang kumparan yang diuji),
secara berturut-turut, adalah : 11,64 volt, 10,70 volt, 9,76 volt, 8,35 volt dan 6,95 volt.
Kata kunci : vibration energy harvesting, metode electromagnetic, getaran translasiharmonik
MIII-31
MIII-32
MIII-033
MIII-034
Hendro Nurhadi
Department of Mechanical Engineering
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya (60111)
East Java, Indonesia
Phone: +62-31- 5946230, FAX: +62-31-5922941, E-mail: hdnurhadi@me.its.ac.id
ABSTRACT
In this study, a PID controller is used to control active suspension of a quarter-bus
model. The displacement is applied to be an input to PID controller while active forces,
improving ride comfort and handling properties are the controller outputs. The response
of the system using the PID controller is then compared with those of proposed fuzzy
logic controller. The percentage of overshoot is about 10% of the input's amplitude (less
than maximum requirement of about 20%), and settling time is 2 seconds less than 5
seconds (not exceed the minimum requirement). The performance of optimized bussuspension system is improved.
Keywords: Bus suspension, PID, control, optimization, fuzzy
ABSTRAK
Setiap mesin pesawat terbang membutuhkan perawatan yang rutin untuk menjaga
prestasinya juga agar tetap laik terbang. mesin. Beberapa perusahaan perawatan pesawat
terbang (Maintenance and Repair Organization, MRO) melakukan tugasnya dengan
pola pembayaran power by the hour (PBH). Karena itu untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimum, MRO harus dapat meminumkan biaya perawatan per jam terbang
pesawat, salah satunya adalah penentuan ruang lingkup (workscope) perawatan mesin
pesawat secara tepat. Pada saat ini di PT. GMF GMF AEROASIA GMF AeroAsia
belum terdapat metode yang merencanakan seluruh perawatan dari awal penggunaan
hingga mesin tersebut tidak dipakai (scrap). Dalam penelitian ini dilakukan
pengembangan metode yang dapat menentukan ruang lingkup pekerjaan pada saat
mesin melakukan shop visit untuk mengoptimasikan biaya perawatan per flight cycle
(FC) mesin. Variabel penentu untuk dapat mengoptimasi biaya perawatan yaitu umur
sisa Life Limit Part (LLP) yang harus diganti dan Exhaust Gas Temperature (EGT)
margin. Metode diuji dengan data lampau dan kemudian diimplementasi untuk
mendapatkan batas sisa umur LLP yang harus diganti agar menghasilkan biaya
perawatan mesin yang paling optimum. Untuk mesin dengan thrust rating 20.000 lbs
dan 22.000 lbs didapat sisa umur LLP yang harus diganti agar mendapatkan biaya
perawatan yang paling optimum adalah LLP dengan sisa umur dibawah 5.000 FC,
sedangkan untuk mesin dengan thrust rating 23.500 lbs adalah LLP dengan sisa umur
dibawah 1.250 FC. Implementasi metode ini juga menunjukan bahwa mesin dengan
thrust rating 23.500 lbs tidak direkomendasikan untuk digunakan di Indonesia.
Key words: Workscope, shop visit, life limited part, exhaust gas temperature, biaya
minimum
MIII-33
MIII-34
MIII-035
MIII-036
ABSTRACT
Constant Speed Drive (CSD) is a hydraulics transmission system which can produce a
constant output rotational speed from a variable input rotational speed. In this research,
the CSD principle will be used to produce the desired torque for a certain engine speed
as an input. The use of the CSD principle will theoritically result in an unlimited gear
ratio. This enables to produce a high torque from small engine power, which will
prevent from engine stall during a heavy operation. Other objective of CVT designs is
to obtain the best engine speed with respect to fuel consumption and air polution, for
various power demands. Current research focuses on the design and simulation of the
controller part of the CVT. It begins with the development of the modeling of the
system, selection of hardware, microcontroller programming, and testing the system.
The testing itself is a simulation of various operating conditions, i.e. engine speed and
vehicle speed, then observe the gear ratio actual as compared to the ideal gear ratio.
The results of the test indicate that the system being developed works properly with
good accuracy. Further investigation for a better response is still required.
Onny S. Sutresman
Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin
Jl.Perintis Kemerdekaan km X, Makassar (90245) Sulawesi Selatan,
Indonesia
Phone: +62-411-584639, FAX: +62-411-586015, E-mail:
mustafa7mesin@yahoo.co.id
ABSTRACT
This aim of the study was to numerically and experimentally analyze the
displacement (deflection) of truss structure by using profile UK-75 of thickness
0.50 mm and 0.80 mm. The study used the finite element method for numeric
analysis and testing of full scale load frame structure for experimental
analysis. For the finite element method in numeric analysis, the structure was
divided into 35 elements, whereas the testing of full scale load frame structure
for experimental analysis was done by dividing the structure as much as 35
trusses. The supports used were a hinge and a roller with the material profile
of UK-75 of thickness 0.50 mm and 0.80 mm with span length 10 m and height
3 m. The devices used in the study were linear variable differential tranducers,
data logger, load cell, and loading frame. The results of the study obtained that
maximum displacement (deflection) value was 13.80 mm numerically) and
15.30 mm (experimentally). The value of displacement (deflection) was greater
than the value obtained numerically. The value of displacement (deflection)
that occur were smaller than the maximum allowed displacement (deflection),
hence the truss structure was safe from the requirements of strength and
stiffness.
Keywords : Truss structure, deflection, finite element method
MIII-35
MIII-36
MIII-037
ABSTRACT
This aim of the study was to analyze the mechanical properties through tensile testing,
and experimentally analyzed the natural frequency (n) and rigidity (k) of fiberglass
reinforced polymer composite beams. The study used spectrum method for
experimental study. For the experimental analysis was done with 5 positions of the
exciter. The supports used were a fixed-free (cantilever) with the material of fiberglass
reinforced polymer composite in the form of beam with length of 50 cm, width of 3
cm, and thickness of 2 cm. Composite material consisted of two compositions, i.e : 5 %
fiber glass and 95 % matrix epoxy; 20 % fiber glass and 80 % matrix epoxy. The
devices used in the study was a testing machine, and IRD mechanalysis comprising of :
a vibration sensor, a speed regulation unit, a tachometer, and a vibrator engine. The
results of the tensile testing : max = 44.44 N/mm2 and min = 23.33 N/mm2. For
experimental analysis with 5 % fiberglass : nmax = 13125 rpm, nmin = 12600 rpm, kmax
= 150975.13 kg/m, kmin = 139138.68 kg/m, whereas with 20 % fiberglass : nmax =
13230 rpm, nmin = 12990 rpm, kmax = 153400.39 kg/m, kmin = 147885.32 kg/m.
Keywords : Vibrations, mechanical properties, natural frequency, rigidity
MIII-37
MIV-001
MIV-002
ABSTRACT
Salah satu pasangan material yang biasa digunakan untuk penggantian sendi lutut secara
total adalah Stainless Steel 316L dan Ultra High Molecular Weight Polyethylene
(UHMWPE). Untuk meningkatkan ketahanan aus dari material Stainless Steel 316L
diberikan perlakuan ion implantasi. Persyaratan pasangan material untuk sendi lutut
tiruan, selain ketahanan ausnya yang tinggi, juga berumur panjang, tidak berubah sifat
materialnya dalam jangka panjang, dan biokompatibilitasnya tinggi. Partikel hasil
keausan dari pasangan material yang digunakan untuk sendi lutut tiruan, dapat
mengakibatkan terjadinya osteolysis yang merugikan pasien pengguna karena harus
dilakukan operasi revisi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh wear
debros dari pasangan material ion implantation Stainless Steel 316L dan UHMWPE
terhadap jaringan tulang dan sendi lutut. Partikel hasil keausan (wear debris) dihasilkan
dari uji keausan pin on plate unidirectional motion dengan phosphate buffered saline
(PBS) sebagai pelumas. Stainless Steel 316L sebagai platnya dan UHMWPE sebagai pin,
berukuran diameter 10mm, dibebani 180 N, diuji keausan dengan kecepatan 116,5 mm/s,
dengan jarak tempuh 30 km. Partikel hasil keausan tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam kapsula sinovium sendi lutut Rattus norvegicus sp. Pada kelompok kontrol
dimasukkan hanya cairan PBS. Pada hari ke-3 dan hari ke-7 dilakukan dekapitasi dan
pengamatan histologist, dengan menghitung jumlah sel PMN, limfosit, makrofag,
osteoblas, osteoklas dan fibroblast. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
bertambahnya jarak tempuh uji keausan, volume wear debris yang dihasilkan bertambah
banyak. Faktor keausan dari pasangan material ini adalah: 5,6.10-5 mm3/Nm. Hasil uji
histologist menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada jumlah sel PMN dan
fibroblast pada hari ke-3 dan jumlah osteoblas di hari ke-7, sedangkan jumlah limfosit,
makrofag, osteoklas tidak terdapat perbedaan bermakna. Sel PMN dan osteoblas pada
kelompok kontrol lebih besar daripada kelompok perlakuan. Penurunan fibroblast pada
kelompok perlakuan disebabkan karena adanya paparan wear debris.
This work is concerned with the effect of trace element amount (%wt) in the properties of
the sintered bovine hydroxyapatite (BHA). The BHA powders were mixed with various
percentage of ZnO ranging from 0 wt. % to 15 wt. % by magnetic stirrer. The dry powders
were uniaxially pressed at 312 MPa. For comparison purpose, synthetic HA also
produced using the same process. It has been found that the relative density decreases
with increasing of ZnO content.The additions of ZnO have shown an increasing of Vickers
hardness with the highest of the micro Vickers hardness obtained in 1.5 wt. % ZnO. The
BHA have stable phase stability at within the range of 0.5 wt% to 1.0 wt% and 2.0 wt% to
5.0 wt. %. The decomposition occurs as the ZnO increased to 10 wt. % and 15 wt. %.
Thus, material preparation plays an important role on determining the effect of sintered
BHA.
Keyword: Bovine Hydroxyapatite, trace elements, ZnO, Vickers hardness.
ABSTRAK
Kata kunci: wear debris, PMN, osteoblast, limfosit, makrofag dan fib
MIV-1
MIV-2
MIV-003
MIV-004
ABSTRAK
Kasus patah tulang banyak terjadi di Indonesia. Penyebab utamanya antara lain kecelakaan
lalu lintas, bencana alam dan osteoporosis. Untuk memperbaiki atau mengganti tulang yang
rusak/pecah dibutuhkan bio-material implan yang berfungsi sebagai penyambung atau
penyangga tulang yang rusak tersebut.N Selama ini, dunia kedokteran ortopedi menggunakan
implan logam yang relatif kaku atau kurang fleksibel, dan pada beberapa kasus menimbulkan
rasa nyeri dan alergi pada pemakai. Oleh karena itu perlu didesain dan dibuat material implan
yang lebih fleksibel dan mendekati karakteristik tulang asli. Dalam rangka pengembangan
logam implan yang mempunyai kelenturan yang lebih baik, maka dilakukan penelitian
pendahuluan mengenai karakteristik mekanik tulang dikaitkan dengan karakteristik fisiknya,
sebagai referensi dalam desain material implan. Karakteristik mekanik ditentukan dengan
melakukan pengujian tarik, kekerasan dan kelenturan tulang. Sementara karakteristik fisik
diperiksa dengan mikroskop optik. Tulang yang dipilih dalam studi ini adalah tulang sapi
karena memiliki karakteristik mendekati tulang manusia, murah dan mudah diperoleh. Pada
penelitian ini digunakan sampel tulang sapi jenis Brahman berdasarkan variabel bebas berat
hidup dan variabel terikat umur sapi sekitar 3 tahun, jenis kelamin jantan, daerah asal
peternakan Lampung, dan spesimen diambil dari tulang tungkai belakang sapi (Metakarpus).
Berat hidup tertimbang adalah 500 kg, 520 kg, 540 kg, 560 kg dan 580 kg. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kekuatan tarik, modulus elastisitas dan ketangguhan tulang untuk tiap
berat hidup tersebar dalam rentang data yang cuku luas. Namun secara umum terlihat jelas
bahwa kekuatan tulang meningkat dengan meningkatnya berat sapi. Hasil pemeriksaan
struktur mikro menunjukkan bahwa tulang sapi dengan berat hidup yang lebih tinggi memiliki
lebih sedikit kanal haversian (rongga) pada struktur tulangnya. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan kekuatan disebabkan terutama oleh penurunan jumlah kanal haversian pada
struktur tulang tersebut. Karakteristik mekanik rata-rata yang diperoleh untuk kekuatan tarik
adalah 85 18 MPa, Modulus Elastisitas 0.820.25 GPa dan Ketangguhan 1.50.5 Joule.
MIV-3
MIV-4
MIV-005
ABSTRAK
Komposit berpenguat serat alami diharapkan memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dengan baik ketika berada dilingkungan dengan temperatur udara panas
maupun temperatur udara dingin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh variasi panjang serat dan temperatur udara terhadap kekuatan bending
komposit polyester serat tapis kelapa dengan menggunakan uji bending sebagai
pengujian sifat mekaniknya.
Komposit yang dibuat menggunakan penguat serat tapis kelapa dengan
matrik berupa resin unsaturated polyester ( UPRs ) jenis Yukalac 157 BQTN-EX
dengan 1% hardener jenis MEKPO dengan variasi panjang serat tapis kelapa yaitu
5 mm, 10 mm dan 15 mm sedangkan variasi temperatur udara yaitu -5 C, 10 C dan
25 C. Komposit dibuat dengan teknik press hand lay-up dengan fraksi volume serat
tapis kelapa 12,2%. Perlakuan serat tapis kelapa dengan direndam di air mendidih
dengan suhu 100 C selama 1 jam, selanjutnya serat tapis kelapa dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 70 C selama 12 jam setelah itu serat tapis kelapa
direndam didalam larutan NaOH - Air (5 gram NaOH + 95 ml air) selama 2 Jam.
Komposit selanjutnya di post curing selama 2 jam dengan suhu 65 C. Spesimen uji
komposit dipotong sesuai standar ASTM D790-03 untuk spesimen uji lentur.
Selanjutnya dilakukan pengujian lentur untuk komposit tersebut.
Hasil pengujian menunjukkan variasi panjang serat dan temperatur udara
mempengaruhi kekuatan lentur pada komposit berpenguat serat tapis kelapa. Pada
komposit panjang serat 5 mm kekuatan lentur tertinggi terjadi pada temperatur udara
-5 C dengan kekuatan lentur 54,54 MPa, selanjutnya untuk komposit panjang serat
10 mm kekuatan lentur tertinggi terjadi pada temperatur udara -5 C dengan
kekuatan lentur 44,81 MPa, sedangkan untuk komposit panjang serat 15 mm
kekuatan lentur tertinggi terjadi pada temperatur udara -5 C dengan kekuatan lentur
30,83 MPa. Untuk modulus elastisitas lentur pada komposit berpenguat serat tapis
kelapa, pada komposit panjang serat 5 mm nilai modulus elastisitas lentur tertinggi
MIV-5
MIV-006
ABSTRAKSI
Penelitian mengenai penggunaan serat alam di berbagai bidang rekayasa sedang
marak berkembang. Penelitian yang berkembang menginginkan suatu material yang
memenuhi suatu kriteria yang diinginkan serta ramah lingkungan. Sehingga
penelitian-penelitian mengenai serat mulai mengarah ke serat alami. Pada bidang
keilmuan komposit, penelitian penggunaan serat juga bergerak ke arah serat alami.
Penggunaan serat alami, seperti serat rami, serat nanas, serat kelapa dan lainnya,
mulai dikembangkan untuk kemudian diaplikasikan dalam berbagai rekayasa
struktur. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan karakteristik penggunaan serat
bambu dalam komposit, baik laminat maupun sandwich. Bambu yang digunakan
adalah jenis bambu tali (gigantochloa apus), jenis bambu yang tersedia sangat
MIV-6
MIV-007
MIV-008
Kristomus Boimau
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto, Penfui Kupang - NTT
Tlp. (0380) 8014582, email: boimau_mesinunc@yahoo.com
ABSTRAK
Abstrak
Penelitian metoda manufaktur VARTM (Vacuum Assisted Resin
Transfer Molding) untuk produksi struktur komposit sandwich dan
laminate sedang dikembangkan di Kelompok Keahlian Struktur Ringan,
ITB. Paper ini menjelaskan hasil kajian pada satu jenis core untuk kasus
sandwich structure, dua jenis reinforcement (serat gelas) untuk kasus
laminate, dan tiga jenis campuran matriks. Paper ini juga menunjukkan
beberapa parameter yang dianalisa dalam proses produksi menggunakan
metoda VARTM. Parameter tersebut, diantaranya, adalah penetapan
konfigurasi inlet dan outlet, penetapan tekanan pada vacuum pump, dan
MIV-7
MIV-8
MIV-009
MIV-9
MIV-010
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mempejari pengaruh penambahan clay terhadap sifat
mekanik dan morfologi darinanokomposit berbasis poliamid 6 (PA6)/polipropilen
(PP)/clay. Nanokomposit berbasis PA6/PP/Clay dipreparasi dengan menggunakan
metode melt compounding dengan mesin twin-screw extruder dan injection molding.
Komposisi PA6/PP dibuat konstan 70/30 dan kandungan clay divariasi 0, 2, 4, 6, 8,
10 phr (per hundred resin). PA6/PP/clay dicampur dengan menggunakan mesin twinscrew extruder dan dilanjutkan dengan mesin injection molding untuk membuat
spesimen uji tarik dan impak. Sifat mekanik dipelajari melalui pengujian tarik dan
impak. Studi morfologi nanokomposit dilakukan dengan menggunakan x-ray
diffraction (XRD) dan transmission electron microscopy (TEM). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan flexural strength matrik PA6/PP meningkat
jika ditambahkan clay sampai 4% phr, tetapi lebih dari 4% phr clay mengakibatkan
penurunan kekuatan tarik dari matrik PA6/PP. Penambahan clay telah menyebabkan
peningkatan modulus Young dan flexural modulus sedangkan adanya clay justru
menurunkan keuletan dan kekuatan impak dari matrik PA6/PP. Dari hasil analisis
XRD dan pengamatan TEM diketahui bahwa nanokomposit dengan struktur eksfoliasi
MIV-10
MIV-
MIV-011
012
ABSTRAK
Pengujian tentang perilaku bahan komposit GFRP karena beban
tumbukan mekanik berulang telah dilakukan. Berdasarkan studi
tersebut kerusakan awal (damage initiation) telah diprediksi
berdasarkan pendekatan fracture mechanis (crack propagation
rate) dan stress intensity factor. Hasil estimasi dibandingkan
dengan hasil eskperimen menunjukan bahwa pada tingkat impact
energy yang lebih tinggi didapat perbedaan N (number of
impacts) yang cukup berarti, tetapi pada tingkat impact energy
yang lebih rendah didapat hasil estimasi ,N, menjadi lebih
mendekati hasil pengujian.
Keywords: Impact fatigue, damage initiation, crack propagation
MIV-11
MIV-12
MIV-013
MIV-014
ABSTRACT
Friction stir welding (FSW) is a solid-state joining process which enables unweldable
metals to be joined without difficulty. This work presents comparative study between
fatigue crack growth behaviours of friction stir welds of Al 2024-T3 and Al 6061-T6.
The friction stir welds were prepared using the tool rotation speed, Rt and the plate
travelling speed, V of 1450 rpm and 0.2 mm/s respectively. Subsequently, a sequence
of tests was carried out including microstructural examination, hardness
measurement, tensile test and fatigue crack growth rate (FCGR) test in combination
with fractography. The FCGR test was carried out using constant amplitude fatigueM
experiments with stress ratio (R) and frequency of 0.1 and 11 Hz respectively whereas
specimens used were centreM crack tension type located at the weld nuggets. Results
of this investigation showed that the fatigue crack growth rate (da/dN) of friction stir
Al 2024-T3 welds was relatively lower compared to that of friction stir Al 6061-T6
welds especially at higher K, typically above 6 MPa.m0.5. The better fatigue
performance of friction stir Al 2024- T3 welds was likely to be associated with fine
grained weld microstructure present in the welds. However, the fatigue properties of
both friction-stir Al 2024-T3 and Al 6061-T6 welds were not as good as that observed
in their base plates. This may be associated with metallurgical changes and the
formation of residual stress in the welds during welding process.
ABSTRACT
The surface crack in flexure (SCF) is a method for the evaluation of the fracture toughness
of advancedceramics. Conventionally is practiced by using a Knoop indenter to make a
very small precrack. Removal on indent and the plastically deformed zone is required
before the fracture test. The purpose of this removal is to eliminate residual stresses under
the Knoop impression and to obtain a semi elliptical precrack shape. In this work fracture
toughness values by the SCF method are compared with those measured using the SEVNB
(single edge V-notched beam) method. The material chosen for this purpose was gas
pressured sintered silicon nitride (Si3N4) containing 3wt.%Al2O3 and 3 wt.%Y2O3 (SL200B,
Ceram Tec, Plochingen, Germany). The varied parameters the amount of material
removed from the surface. Short specimens with size 3 x 4 x >25 mm were prepared for
this purpose. The fracture toughness of specimens with a surface removal in the range
suggested from ASTM C 1421 were found to agree with the results obtained from SEVNB.
A surface removal below the recommendation resulted in low values of fracture
toughness.M Increasing the amount of surface removal moderately was found to still fit
with results obtained from SEVNB. Surface removal of much more from the recommended
amount leads to failure from natural flaws.
Key words: fracture toughness, single edge V-notch beam, surface crack in flexure,
silicon nitride.
Keywords: friction stir welding, fatigue crack growth rate, Al 2024-T3 and Al 6061
T6
MIV-13
MIV-14
MIV-016
MIV-015
ABSTRACT
During their operational life, sometimes mechanical equipment experience failures.
The failure often cause substantial loss of production opportunity. In order to prevent
such failure from happening in the future, failure analysis activity needs to be carried
out. It involves material and mechanical examination that yields the root cause of
failure and the recommendation/mitigation plan, as a part of continuous improvement
cycle within the industry. In one occassion, ring gears of the final drive belonging to a
number of haul trucks experience breakage failure, causing major loss of production
in a coal mining company. From Optical Emission Spectroscopy, it is found that the
ring gear is made of AISI4340 high strength steel. It is a part of two-stage planetary
gear in the final drive. A set of failure analysis activities was carried out, involving
both material and mechanical examination. As a result, the root cause of failure was
found to be a flaw in furnace and heat-treatment process accompanied by poor
quality control.
Keywords: Failure analysis, Gears, Heavy equipment
MIV-15
MIV-16
MIV-017
MIV-018
ANALISIS
BIOFILM
KOROSI
OLEH
BAKTERI
DESULFOVIBRIO VULGARIS PADA PERMUKAAN BAJA 316L
DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT NATURAL
PENGARUH PENGGUNAAN FILLER METAL ER308, ER-309, DAN INCONEL 82 PADA PENGELASAN
DISSIMILAR METAL ANTARA BAJA KARBON A-106
DAN BAJA TAHAN KARAT A 312 TP 304H
Johannes Leonard
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Hasanuddin
Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar 90225, Indonesia
Phone: +62-411-588400, FAX: +62-411-588400, E-mail:
johannesleonard55@yahoo.com
Abstrak
Teknik analisis permukaan dengan metode SEM dilengkapi dengan SDAX,
menentukan modifikasi film pasif yang melengket pada antarmuka baja 316L dan
lingkungan, Dua media telah digunakan sebagai lingkungan untuk mempelajari
fenomena pengaruh waktu perendaman pada korosi sumuran dengan keberadaan
bakteri Desulfovibrio vulgaris. Lingkungan tersebut adalah air laut natural (ALN)
dan larutan yang sama yang disemaikan dan diinokulasi dengan bakteri (ALN+DV).
Dapat dikatakan bahwa air laut natural memicu pembentukan dan stabilisasi lapisan
pasif. Lapisan ini kurang atau lebih bersifat protetektif tergantung dari waktu
perendaman selama enam minggu. Tanpa keberadaan bakteri (biofilm), resistansi
baja terhadap korosi hanya disebabkan sifat-sifat metalurginya. Dalam lingkungan
air laut terokulasi, terdapat efek bakteri terhadap biokorosi. Keberadaan bakteri
nampaknya menaikkan karakteristik protektif film.
Suatu modifikasi pada antarmuka metal dan media diperoleh dengan perendaman
dan dengan inokulasi bakteri Desulfovibrio vulgaris. Sulfur yang diproduksi bakteri
memicu destabilisasi film pasif. Film yang dijumpai diperkaya dengan sulfur dan
jumlah oksigen yang ada berkurang. Dalam air laut natural, pasifitas baja naik
seiring waktu perendaman. Baja menjadi lebih resistan terhadap korosi sumuran.
Dalam linkungan sintetik inokulasi dengan bakteri, baja kurang resistan terhadap
korosi umum atau celah.
ABSTRAK
Primary reformer adalah suatu bagian di industri pupuk yang berfungsi untuk
mengalirkan gasyang bekerja pada temperatur 600-800C dan tekanan 30 bar.
Komponen ini berbentuk pipa yang tersusun dari dua buah material yang berbeda
yaitu baja karbon dan baja tahan karat. Dua buah material iniM disambung dengan
pengelasan jenis Gas Tungsten Arc Welding (GTAW). Kegagalan yang sering
dijumpai pada kasus pengelasan Dissimilar Metal Welding (DMW) ini adalah
disbonding yang kemungkinan disebabkan oleh kesalahan prosedur pengelasan.
Penelitian ini membahas tentang perbandingan jenis filler metal (ER-308, ER-309
dan Inconel 82) pada metode pengelasan (buttjoint dan buttering) terhadap kualitas
lasan DMW. Pengujian yang dilakukan meliputi analisis kemampulasan, pengujian
struktur mikro dan kekerasan. Kesimpulan yang dicapai dari pengujian ini adalah
filler metal Inconel 82 paling bagus dibandingkan dua filler metal lainnya. Hal ini
ditunjukkan dengan tidak ditemukannya type II grain boundary dan tipisnya
darkband. Sebaiknya dilakukan buttering dulu sebelum pengelasan DMW. Tidak
disarankan pemakaian baja karbon medium karena memperbesar darkband dan
cenderung membentuk fasa getas.
Kata kunci: GTAW, filler metal, DMW, disbonding, type II grain boundary, darkband
MIV-17
MIV-18
MIV-019
MIV-020
Viktor Malau
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika 2 Yogyakarta, 55281
Phone: +62-274-521673, FAX: +62-274-521673, E-mail: malau@ugm.ac.id
ABSTRAK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lapisan tipis dari implantasi
ion nitrogen (N2) Cr terhadap kekerasan dan laju korosi permukaan baja tahan
karat 304 dalam larutan 0,3 % NaCl. Baja tahan karat 304 termasuk baja tahan
karat austenitik dengan komposisi 0,08 % C; 2 % Mn; 19 % Cr; 9,5 % Ni dan 1,00
% Si. Bahan ini banyak digunakan untuk pipa dan bejana tekan.
Lapisan nitrogen diperoleh dengan cara mengimplantasikan nitrogen ke permukaan
spesimen. Parameter penelitian terdiri dari lama implantasi yaitu 0, 30, 45, 60, 75,
90, 105, dan 120 menit dengan arus implantasi konstan sebesar 50 A dan energi
implantasi konstan 100 keV. Proses implantasi dilakukan dalam ruang vakum.
Kekerasan permukaan spesimen dapat diketahui dengan uji indentasi mikro Vickers
pada beban 10 gr, sedangkan laju korosi dapat diketahui dengan metode polarisasi
dengan tiga elektroda.
Secara umum, implantasi nitrogen memberi peningkatan kekerasan permukaan baja
tahan karat 304. Nilai kekerasan tertinggi diperoleh bila baja 304 diimplantasi
dengan lama implantasi 90 menit dengan nilai kekerasan 257 VHN. Baja 304 tanpa
implantasi menghasilkan laju korosi tertinggi sebesar 54,6 mpy. Lapisan implantasi
nitrogen (N2) menghasilkan penurunan laju korosi baja 304 secara signifikan dalam
larutan NaCl 0,3 %. Laju korosi terendah dihasilkan pada lama implantasi lebih
besar dari 90 menit. Jadi, baja tahan karat 304 sebaiknya diimplantasi dengan lama
implantasi 90 menit agar diperoleh laju keausan terkecil yaitu sebesar 37,5 mpy.
MIV-19
MIV-20
MIV-021
ABSTRAK
Magnesium banyak diaplikasikan karena karakteristiknya yang kuat tapi ringan,
namun memiliki kelemahan dalam ketahanan korosi pada medium relative korosif.
Sejauh ini perlindungan korosi terhadap Mg sedang berkembang pesat. Akan tetapi,
standar pengujian korosi pada Mg, termasuk JIS H0541 tidak terlalu sesuai untuk
menguji korosi pada Mg dengan lapisan pelindung korosi. Penelitian ini
menggunakan magnesium paduan (AZ31 dan AZ91) yang dibingkai dalam resin
epoxyBeberapa spesimen dikenakan perlakuan pelapisan konversi dalam larutan
0.1mM La(NO3)3 dan 0.1mM Mg(NO3)2 . Kemudian diuji korosi pada larutan 3%
NaCl, temperatur ruangan selama 48 jam, dengan pH awal 10-11. Hasil penelitian
menunjukan memperlihatkan fenomena korosi yang berbeda; korosi lebih general
terjadi pada AZ31, sedangkan korosi lokal pada AZ91. Karakter dari kedua jenis
korosi ini juga akan memberikan sudut pandang evaluasi yang berbeda, dimana
korosi AZ31 bisa dijelaskan oleh perkembangan luas korosi, sedangkan pada AZ91
tidak
bias
dijelaskan
dengan
parameter
ini.
Pelapisan
koversi
MIV-21
MIV-022
ABSTRACT
Plastical stuff have some excellence, that is: light, strength, easy to formed, anti
corrosive and hold up to chemicals. But at the opposite of its excess, plastic also own
the weakness that is its ability to hold up to incise and low hardness. As component of
vehicle body, one of nature product wanted is a hardness surface Along with
technological growth in technical field of non metal coating process, the improvement
of hardness of plastical stuff can be done with the process of metalization plastic
through process elektroless Research use the plastic ABS upon which arranged in
layers, with the variation of temperature, 30C, 40C and 50C, and also variation of
time elektroles 5 minute, 10 minute, and 15 minute. Examination conducted cover the
examination of hardness vickers . Result of research indicate that the temperature and
time at process of electroless plating have an effect on to hardness where at
temperature 50C and time elektroles 15 minute got a hardest result equal to VHN =
17,57.The lowest result which got temperature 30C and time elektroles 5 minute
equal to VHN = 14,08
Keyword : Elektroless coatings, Temperature, Time, Hardness
MIV-22
MIV-023
DNK Putra Negara, IGA Kade Suriadi, I Nyoman Gde Antara
Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Badung Bali, Indonesia
Phone: 0361-703321, FAX: 0361-703321, E-mail: devputranegara@yahoo.com
ABSTRAK
Uang kepeng atau Pis bolong di Bali banyak digunakan sebagai sarana upacara
keagamaan, untuk membuat cenderamata bahkan pada masa lampau pernah
dipergunakan sebagai alat transaksi. Bahan yang dipakai dalam pembuatan uang
kepeng adalah campuran tembaga, kuningan dan timah putih. Penentuan komposisi
paduan merupakan hal yang penting di dalam pembuatan uang kepeng. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan nilai kekerasan dari variasi komposisi
bahan dasar uang kepeng dengan base alloy yang dipakai pengrajin. Hasil yang
diharapkan dapat memberikan alternatifM pilihan yang tepat dalam pemilihan
komposisi paduan dengan harga bahan dasar yang bersaing. Proses pembuatan
benda uji dilakukan dengan melebur tembaga, kuningan dan timah putih pada lima
komposisi berbeda, yaitu Paduan I = 10% Cu + 63,3% Cu-Zn + 26,7% Sn, Paduan II
= 13.3% Cu + 53,3% Cu-Zn + 33,4% Sn, Paduan III = 16.7% Cu + 50% Cu-Zn +
33,3% Sn, Paduan IV = 20% Cu + 53,3% Cu-Zn + 26,7% Sn dan Base Alloy =
16.7% Cu + 66,6% Cu-Zn + 16,7% Sn. Material hasil peleburan diambil beberapa
bagian, dijadikan specimen uji dan diukur kekerasannya denganM metode Vikers.
Hasil penelitianN menunjukan bahwa keempat paduan memiliki nilai kekerasan yang
lebihtinggi dibandingkan base alloy. Paduan I memerlukan biaya bahan baku yang
paling murah dan memiliki kekerasan yang paling tinggi. Paduan IV memiliki
kekerasan yang paling mendekati base alloy dan biaya bahan dasar yang lebih murah
dibandingkan base alloy.
Kata Kunci: Uang Kepeng, Komposisi Paduan, Pengecoran, Kekerasan Material.
MIV-23
MIV-024
MIV-24
MIV-025
MIV-026
ABSTRAK
ABSTRACT
This aim of the study was to analyze the mechanical properties through tensile testing, and
Uang kepeng atau Pis bolong adalah alat transaksi yang pernah dipergunakan di Bali
pada masa lampau, dan sampai sekarang masih dipergunakan dalam berbagai sarana
upacara serta untuk membuat benda benda cinderamata. Proses produksi dan penentuan
komposisi merupakan hal yang penting didalam pembuatan uang kepeng. Campuran
tembaga, kuningan dan timah putih adalah bahan yang dipakai dalam pembuatan uang
kepeng dan komposisi yang dipakai oleh pengerajin sangatlah bervariasi. Pada penelitian
ini permasalahan yang diangkat adalah seberapa besar perubahan nilai kekuatan impact
dengan memvariasikan komposisi paduan bahan dasar uang kepeng. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai kekuatan impact dari material yang
nantinya diharapkan dapat memberikan alternatif pilihan yang tepat dalam pemilihan
komposisi paduan bahan dasar uang kepeng. Dalam proses pembuatan benda uji,
tembaga, kuningan dan timah putih dilebur pada lima komposisi berbeda. Material hasil
peleburan selanjutnya diambil beberapa bagian dan diproses untuk dijadikan specimen
uji impact, dan dilanjutkan dengan mencari nilai impact strength dari setiap spesimen uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan impact pada paduan TS (66.6% Cu-Zn,
16.7% Cu, 16.7% Sn) adalah 0.03775 Nm/mm2 kekuatan impact semakin menurun pada
paduan berikutnya yaituM Paduan IV (53.3% Cu-Zn,20% Cu,26.7% Sn) kekuatannya
0.0355 Nm/mm2, paduan III (50% Cu- Zn,16.7% Cu, 33.3% Sn) kekuatannya 0.034
Nm/mm2, paduan I (63.3% Cu-Zn,10% Cu,26.7% Sn) kekuatannya 0.03175 Nm/mm2, dan
paduan II (53.3% Cu-Zn,13.3% Cu,33.4% Sn) kekuatannya 0.027375 Nm/mm2.
MIV-25
MIV-26
MIV-027
MIV-028
Abstrak
Baja AISI 316L merupakan baja tahan karat yang sering digunakan
sebagai bahan implan medis. Bahan ini mempunyai sifat mekanik yang jauh
lebih rendah dari pada bahan-bahan lain sejenis seperti titanium murni
(Cp-Ti) maupun paduannya (TiAl6V4). Peningkatan sifat mekanik dapat
dilakukan melalui deformasi plastis oleh karena bahan ini tidak dapat
diperlakuan panas. Makalah ini membahas tentang simulasi perlakuan
deformasi plastis yang dilakukan melalui proses rolling terhadap pelat baja
AISI 316L. Simulasi dilakukan menggunakan sofware elemen hingga.
Parameter-parameter yang diteliti adalah prosentase reduksi dan laju
umpan rolling. Besaran dan distribusi tegangan sisa yang terjadi dijadikan
acuan untuk menentukan pengerasan regangan yang terjadi.
Kata kunci: rolling, elemen hingga, AISI 316L, deformasi plastis, tegangan
sisa
MIV-27
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh proses pengerolan dingin terhadap
sifat mekanik dan struktur mikro Alumunium yang telah diproses terlebih dahulu
dengan proses cetak-tekan melalui lorong bersudut dan berpenampang sama (Equal
Channel Angular Pressing, ECAP). Sifat mekanik yang diukur antara lain kekuatan,
kekerasan, dan keuletan bahan. Struktur mikro yang diperiksa terutama ukuran
butir menggunakan mikroskop optik digital.
Penelitian dilakukan terhadap Al murni komersil produksi dalam negeri dengan
memvariasikan jumlah laluan sampai dengan 4 laluan pada proses cetak-tekan
menggunakan cetakan ECAP dengan sudut lorong 90o (siku), dimana setiap laluan
memberikan regangan sekitar 100%. Rute yang digunakan adalah rute A, yakni
sebuah rute yang mampu memberikan peningkatan kekuatan tertinggi pada Al
sesuai dengan penelitian terdahulu. Proses pengerolan dingin bertahap sampai
tingkat reduksi maksimum kemudian diterapkan pada sampel-sampel hasil cetaktekan tiap laluan. Sejumlah spesimen uji diambil dari masing-masing sampel
sebelum dan setelah pengerolan untuk mengetahui sifat mekanik dan struktur mikro
MIV-28
MIV-029
ABSTRAK
MIV-29
MIV-30
MIV-030
MIV-31
MIV-031
MIV-32
MIV-032
MIV-033
ABSTRAK
Sistem proteksi katodik telah lama digunakan untuk melindungi infrakstruktur seperti
pada tangki dan jaringan pipa dari serangan korosi. Namun desain yang tidak sesuai
dapat menyebabkan kegagalan pada infrastruktur tersebut. Hingga saat ini sistem
proteksi katodik masih didesain berdasarkan pengalaman
perancang sehingga efektivitas sistem proteksi tidak dapat dievaluasi terlebih dahulu.
Karena itu dibutuhkan metode untuk mensimulasikan efektivitas sistem proteksi
sebelum sistem tersebut diaplikasikan di lapangan. Pada penelitian ini, Boundary
Element Method (BEM) 2 dimensi digunakan untuk mensimulasikan efektivitas sistem
proteksi katodik anoda korban. Persamaan Laplace digunakan untuk pemodelan
potensial di dalam domain tanah. BEM digunakan untuk menyelesaikan persamaan
Laplace, sehingga didapat semua nilai potensial dan densitas arus pada permukaan
logam dan pada
setiap titik di dalam tanah. Kondisi batas pada struktur yang diproteksi dan anoda
korban direpresentasikan oleh kurva polarisasi material masing-masing. Pada
penelitian ini dilakukan pemodelan untuk sistem proteksi katodik untuk sistem
perpipaan bawah tanah yang menggunakan anoda korban pita. Efek dari
konduktivitas tanah dan jarak antara pipa dan anoda dievaluasi untuk mendapatkan
nilai optimal dari beberapa faktor yang mempengaruhi desain sistem proteksi katodik
tersebut. Hasil simulasi menunjukkan bahwa metode yang diusulkan dapat digunakan
untuk mensimulasikan efektivitas sistem proteksi katodik anoda korban.
ABSTRACT
The Particle Swarm Optimization (PSO) method has been used as optimization tool in
many engineering problems. One of potential application of PSO method is in inverse
analysis. The purposed of this research is to study the behavior of PSO application in
boundary element inverse analysis for detecting rebar corrosion. The model of
experimental rebar corrosion in concrete was used. The PSO was used to minimize
the cost function. Variation in its inertia weight was applied to analyze its influence.
The results showed that PSO can be used for the inverse analysis for detecting rebar
corrosion by combining with Boundary Element Method (BEM), and depending on W,
it will show different behavior in minimizing cost function.
Keywords: Particle Swarm Optimization, Boundary Element Method, Inverse
Analysis, Optimization
Keywords: Proteksi katodik, BEM, sistem perpipaan, anoda korban, kurva polarisasi
MIV-33
MIV-34
MIV-034
MIV-035
ANALISA KEKERASAN
KOMPOSIT ALUMINIUM FLY ASH
ABSTRAK
Metal matrik Komposite Al6061-Fly ash yang telah dihasilkan melalui metode strir
casting dan diamati dalam penelitian saya. Pemilihan produksi MMCs melalui proses
stirr casting. Pada penelitian ini dipilih jenis Al 6061 sebagai matrik sedangkan pada
partikel penguat dipilih serbuk Fly ash dengan variasi fraksi volume 5%, 10%, 15%,
dan 20%, sedangkan untuk pembasahannya digunakan Mg sebanyak 10%. Putaran
Pengadukan 700 Rpm, dengan waktu pengadukan 60 menit yang dilakukan dengan
dua tahap yaitu 30 menit setelah holding time 15 menit dan 30 menit setelah holding
time 20 menit setelah pengadukan tahap pertama. Kekerasan Brinell, Kekuatan tarik,
Ketahanan impak, dan densitas komposit diuji serta pengamatan struktur mikro.Dari
hasil pengujian yang didapat menunjukkan bahwa penambahan fraksi volume abu
terbang dengan metode stirr casting menunjukkan bahwa sifat mekanik meningkat
seiring dengan peningkatan fraksi volume abu terbang. Kekerasan Brinell, Kekuatan
tarik, Ketahanan impak berturut-turut 66,17 BHN, 127,5 Mpa, 11,08 Joule. Dan sifat
fisik densitas menurun seiring peningkatan fraksi volume abu terbang mencapai 2,55
g/cm3 secara experimental sedangkan 2,49 g/cm3 secara teoritis.
Kata kunci: Stirr casting pengujian sifat mekanik dan sifat fisik
Gustini
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Jl.Raya Palembang Prabumulih km 32, Inderalaya-Ogan Ilir (30662)
Sumatera Selatan, Indonesia
Phone: +62-711-580272, FAX: +62-711-580272, E-mail:
gustini.tmunsri@Gmail.com
ABSTRAK
Komposit matrik logam aluminium dapat dibuat dengan cara metalurgi serbuk, salah
satu metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan suatu material
adalah pengujian kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan
komposit aluminium fly ash. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah
serbuk aluminium sebagai matrik dan serbuk fly ash sebagai penguat. Serbuk fly ash
dikalsinasi pada temperatur 800C selama 3 jam. Komposisi aluminium dan fly ash
adalah 95% dan 5 % fraksi berat. Campuran tersebut di-mixing selama 5 jam dan
dikompaksi awal dengan tekanan 50 MPa dan 100 MPa untuk memperoleh green
compact. Green compact tersebut di-hot isostatic pressing dengan tekanan 120 MPa
dan dengan variasi temperatur (520C, 540C dan 570C) dengan waktu penahanan
selama 1 jam dan di-pressureless sintering dengan variasi temperatur (520C, 540C
dan 570C) dengan waktu penahanan selama 1 jam. Selanjutnya dilakukan pengujian
kekerasan dengan menggunakan metode Vickers. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kekerasan yang optimal diperoleh pada komposit alumunium fly ash yang dihot isostatic pressing pada temperatur 540C, tekanan 120 MPa dengan waktu
penahanan 1 jam. Komposit aluminium-fly ash dengan fraksi berat 95% dan 5%
mempunyai kekerasan optimal pada kekerasan Vickers sebesar 418,7 VHN. Hal
tersebut terjadi karena pada spesimen terjadi reaksi in-situ dengan teroksidasinya
aluminium menjadi alumina selama proses sinter yang ditunjukkan juga dengan
adanya unsur matrik (Cu dan Sn) pada fase penguat fly ash yang teroksidasi.
Kata kunci: kekerasan vickers, komposit fly ash-aluminium silikat, kalsinasi
MIV-35
MIV-36
MIV-036
MIV-037
Qomarul Hadi
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
ABSTRAK
ABSTRAK
Pada proses perlakuan panas terhadap baja akan menyebabkan perubahan bentuk
(distorsi), perubahan sifat mekanik dan juga perubahan struktur mikro pada
baja.Perubahan bentuk atau distorsi yang terjadi disebabkan proses perlakuan panas
pada baja diusahakan sekecil mungkin, terutama untuk komponenkomponen yang
memiliki toleransi tinggi seperti dies dan roda gigi. Besar kecilnya distorsi yang
terjadi pada saat pencelupan tergantung beberapa hal dan salah satunya adalah
posisi pencelupan itu sendiri. Pencelupan dilakukan pada spesimen profil I dan profil
L untuk spesimen profil I ada 3 posisi pencelupan (PP), sedangkan pada spesimen
profil L ada 5 posisi pencelupan (PP). Dari hasil pengukuran distorsi untuk spesimen
profil I, distosi terbesar terjadi pada posisi pencelupan pertama (PP-1) yaitu sebesar
4%, distors terkecil terjadi pada posisi pencelupan ketiga (PP-3) yaitu sebesar 1.4%.
Untuk spesimen profil L distorsi terbesar tejadi pada posisi pencelupan pertama (PP1) yaitu sebesar 2.2%, distorsi terkecil terjadi pada posisi pencelupan ketiga (PP-3)
yaitu sebesar 0.5%.. Dari hasil pengujian kekerasan, didapatkan adanya peningkatan
kekerasan spesimen yaitu dari rata-rata 45 HRA menjadi 72-78 HRA. Sedangkan dari
pengamatan struktur mikro memperlihatkan adanya fasa martensit serta terdapat
pula sedikit austenit sisa pada spesimen yang mengalami proses pengerasan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kekuatan lentur struktur
sandwich komposit serat bambu dengan core polyurethane berdasarkan hasil uji "three
point bending" dan pemodelan perangkat lunak MSC Patran / Nastran serta untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasi modus kegagalan yang terjadi dalam struktur
sandwich komposit serat bambu dengan core polyurethane yang mengalami pembebanan
bending. Implementasi selanjutnya adalah penerapan struktur seperti ini pada batang
sepeda balap hingga struktur yang lebih kompleks seperti pada pesawat terbang. Analisis
dilakukan dari hasil percobaan melalui pengujian "three point bending", perhitungan
analitik, dan melalui pemodelan menggunakan perangkat lunak MSC Patran / Nastran
untuk melihat pola distribusi tegangan yang terjadi dan besarnya defleksi maksimum.
Analisis yang dilakukan meliputi kekuatan lentur dan modus kegagalan. Kesimpulan yang
didapat yaitu persamaan ekivalen untuk menentukan modulus kelenturan pada struktur
sandwich. Berdasarkan perhitungan analitik, hasil pengujian, dan pemodelan pada MSC
Patran / Nastran, modulus kelenturan specimen dalam penelitian ini adalah berkisar pada
nilai 100 MPa dengan specific strength sebesar 62.04 kNm/kg
Kata Kunci: komposit serat bambu, struktur sandwich, polyurethane, three point bending,
modus kegagalan, modulus kelenturan ekivalen
MIV-37
MIV-38
MIV-038
MIV-039
ABSTRAK
Baja karbon menengah berpotensi untuk dikeraskan (hardening) dengan cara
quench, dimana dalam proses tersebut material baja yang memiliki kadar karbon
relatif tinggi dipanaskan hingga suhu austenit, ditahan (holding time) lalu dilakukan
proses pendinginan tiba-tiba kedalam media pendingin yang memiliki laju
pendinginan cepat seperti air. Untuk menurunkan kegetasannya dilakukan temper
yang dapat merubah strukturnya menjadi martensit temper. Perlakuan panas ini akan
mempengaruhi laju korosi di lingkungan air laut. Pengujian dilakukan dengan
mempersiapkan enam spesimen, dua spesimen tidak diberikan perlakuan panas dan
empat lainnya, masing-masing dua diberikan perlakuan panas yang berbeda-beda
yakni quench media air dan temper. Kemudian keenam spesimen tersebut direndam
dalam larutan yang mendekati komposisi kimia air laut yaitu 3,5% NaCl + 96,5%
H2O. Lama pengujian spesimen adalah 72 jam. Adapun hasil pengujian laju korosi
pada baja karbon menengah tanpa perlakuan memiliki rata-rata 0,0904058
mm/tahun, pada baja karbon menengah yang diberi proses quench media air
memiliki rata-rata 0,0771515 mm/tahun, pada baja karbon menengah yang diberi
proses temper memiliki laju korosi rata-rata 0,0834941 mm/tahun.
Keywords: hardening, korosi,natrium klorida
MIV-39
MIV-40
MIV-040
ABSTRAK
Korosi merupakan salah satu dari penyebab dari penurunan mutu logam. Terdapat
beberapa cara yang digunakan untuk melindungi logam dari pengaruh korosi,
biasanya diberi perlakuan terhadap permukaannya, salah satunya dengan metode
pelapisan. Pelapisan dapat dilakukan berbagai cara salah satunya adalah secara
elektroplating. Pengujian dilakukan dengan mempersiapkan tujuh spesimen yang
telah diukur dan ditimbang terlebih dahulu, kemudian enam spesimen dilakukan
proses elektroplating dengan memvariasikan variabel voltase dan jenis logam
pelapisnya yaitu seng dan krom, sedangkan satu spesimen dibiarkan tanpa diberi
logam pelapis. Setelah proses pelapisan selesai dilakukan penimbangan dan
pengukuran lanjutan untuk mengetahui tebal dan berat logam pelapis, setelah itu
dilakukan uji kekerasan dengan metode Vickers, dan dilanjutkan dengan uji korosi
dengan cara direndam dalam larutan yang menyerupai kondisi air laut selama 168
jam, setelah itu dilakukan pengukuran dan penimbangan akhir spesimen. Hasil
pengujian menujukkan bahwa pelapisan dengan menggunakan logam Krom dengan
variasi voltase 6 Volt memiliki laju korosi 0,5781 mm/tahun, pelapis Krom dengan
variasi voltase 9 Volt memiliki laju korosi 0,2683 mm/tahun, pelapis Krom dengan
variasi voltase 12 Volt memiliki laju korosi 0,0173 mm/tahun, sedangkan untuk
pelapisan dengan Seng dengan variasi voltase 6 Volt memiliki laju korosi 0,8489
mm/tahun, pelapis Seng dengan variasi voltase 9 Volt memiliki laju korosi 0,375
mm/tahun, pelapis Seng dengan variasi voltase 12 Volt memiliki laju korosi 0,0573
mm/tahun, dan untuk spesimen tanpa pelapis memiliki laju korosi mencapai 3,5052
mm/tahun.
MIV-42
MV-001
MV-002
Hady Efendy, Wan Mohd. Farid Bin Wan Mochamad, Noorazzua Binti
Mohamad Yusof
Faculty of Mechanical Engineering
University Technical Malaysia (UTeM) Malaka
Main Campus University Technical Malaysia (UTeM) Durian Tunggal
(76109) Malaka, Malaysia
Phone: +606-331-6584, FAX: +606-331-6511, E-mail:
hady@utem.edu.my
ABSTRACT
Brakes are most important safety devices in the machines. With the
rapid development of automobile industry, the brake require environmentally
friendly friction materials with higher and stable friction coefficient and low wear
rate, vibration, noise, and cost. Friction lining is an essential part of braking system.
Different types of friction materials are used in brake lining of different machines.
The brake linings generally consist of asbestos fibers embedded in polymeric matrix
along with several other ingredients. The use of asbestos fiber is being avoided due
to its carcinogenic nature. A new asbestos free friction materials and brake pad for
heavy machine, such as palm waste has been developed. The effects of palm kernel
shell fiber, palm waste carbon flake as filler, and Alumina as an abrasive on brake
friction materials were evaluated. Physical properties of this new material along
with wear properties have been determined and reported in this paper. The
experiment results indicated that fibers and filler enhances friction coefficient and
improve wear performance. The role of abrasive in nonmetallic friction materials
was studied in relation to formulation, friction performance and friction.
Keywords: Asbestos, brake pad, friction materials, palm waste
MV-1
MV-2
MV-003
MV-004
ABSTRACT
Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tipe saluran pendingin spiral dan
penggunaan material konduktivitas termal tinggi memberikan efek signifikan pada
peningkatan performance mold. Salah satu masalah yang harus dipecahkan saat
mengkombinasikan kedua temuan di atas adalah bagaimana memanfaatkan material
konduktivitas tinggi untuk pembuatan mold sedangkan umumnya kekuatan mekanis
material seperti itu tergolong rendah? Staggered mold atau mold yang disisipi material
konduktivitas tinggi secara selang-seling merupakan salah satu jawaban yang
dihantarkan penulis dalam penelitian ini. Dengan simulasi numerik dan eksperimen, mold
ini diselidiki untuk mengetahui performancenya dalam mendinginkan produk plastik di
dalamnya. Simulasi proses pendinginan dari temperatur injeksi sampai dengan
temperatur ejeksi dilakukan menggunakan paket software Fluent 6.1 untuk mengetahui
product cooling time dan pola distribusi temperatur di dalam mold maupun produk
selama proses di atas. Sebelum dianalisa, validasi hasil-hasil simulasi di atas dihantarkan
dengan melakukan serangkaian pengujian terhadap 2 prototype stagered mold untuk
beberapa variasi Reynolds Number. Hasilnya menunjukkan bahwa deviasi untuk tiga
parameter yang diamati (temperatur, cooling time dan coolant pressure drop) kurang dari
5%, ini berarti bahwa hasil simulasi cukup mewakili proses riil yang terjadi. Selanjutnya
dari hasil analisa performance mold dari sisi CR/PE dan uniformity temperatur produk,
diperoleh bahwa peningkatan Re tidak selalu berimplikasi pada peningkatan performance
mold. Ada satu nilai Re yang memberikan nilai maksimum pada performance mold yang
mana hasil analisa lanjut mengisyaratkan bahwa nilai Re tersebut ada di daerah aliran
transisi. Disamping itu juga diketahui bahwa semakin besar perbedaan nilai konduktivitas
termal antara material induk dengan material sisipan akan menyebabkan peningkatan
cooling time dan ketidakseragaman temperatur produk selama proses pendiginan yang
akhirnya berdampak pada penurunan performance mold.
ABSTRAK
PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan
logam spesialis pembuatan cetakan pasir produk pulley susun. Proses kerja dimulai
dengan pembuatan cetakan pasir dilanjutkan dengan pengecoran dan diakhiri
dengan pembersihan pulley hasil pengecoran. Berdasarkan pengamatan dan
kuisioner yang diberikan ke seluruh operator, ditemukan beberapa masalah yang
dapat membuat operator bekerja dengan tidak nyaman dan tidak natural sehingga
produktivitas kerja operator tidak optimal. Oleh karena itu dilakukan perbaikan
rancangan stasiun kerja dengan memperhatikan faktor manusia dan mesin.
Rancangan baru dilakukan dengan mengubah beberapa ukuran alat sehingga pas
dengan ukuran dan kemampuan tubuh operator. Berdasarkan rancangan yang baru
yang lebih ergonomis diharapkan pekerja merasa nyaman dan dapat meningkatkan
produktivitas pekerja.
Kata kunci : keluhan, perancangan, ergonomic
MV-3
MV-4
MV-005
MV-006
ABSTRAK
Disain parameter Taguchi adalah satu perangkat yang sangat penting untuk
mendapatkan disain yang bersifat leibh akurat. Disain Taguchi menawarkan satu
pendekatan yang sederhana dan sistematik untuk optimisasi prestasi, kualitas dan
biaya operasi. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengembangkan kajian tentang
metoda optimisasi Taguchi untuk nilai kekasaran permukaan dari parameter
pemotongan, pada saat membubut Ti-6Al-4V ELI menggunakan pahat sementit
karbida dalam keadaan pemesinan kering dan kelajuan tinggi. Parameter
pemotongan yang dievaluasi adakah kelajuan potong, suapan, kedalaman potong dan
jenis pahat karbida, yang masing-masingnya adalah tiga level. Pemilihan parameter
pemotongan ditentukan berdasarkan kepada metoda disain Taguchi. Susunan
orthogonal Taguchi dan rasio signal-to-noise (S/N) serta analisis varian (ANOVA)
digunakan untuk mendapatkan level yang optimal dan menganalisis pengaruh
parameter pemotongan terhadap nilai kekasaran permukaan. Konfirmasi pengujian
untuk parameter pemotongan optimal perlu dilakukan agar supaya dapat mengetahui
efektifitas metoda optimisasi Taguci. Oleh karena itu dapat ditunjukan bahwa metoda
Taguchi adalah sangat sesuai untuk menyelesaikan masalah kekasaran permukaan
yang berlaku pada saat pemotongan Ti-6Al-4V ELI.
Keywords : Metoda Taguchi , paduan titanium, kekasaran permukan dan pemesinan
kering.
ABSTRAK
Keberadaan jig pada suatu proses produksi massal sangat penting peranannya
terutama untuk menjaga konsistensi kualitas dari tiap benda kerja yang dihasilkan.
Pada penggunaannya jig merupakan alat bantu kerja yang berfungsi untuk
memegang serta mengorientasikan benda kerja ke arah yang sesuai untuk dilakukan
proses pengerjaan berikutnya dan memastikan benda tersebut tidak mengalami
pergerakan ketika dikerjakan. Melihat fungsi menjaga kualitas benda kerja, maka
kepresisian dimensi dari jig sangatlah penting dalam menghasilkan benda kerja yang
diinginkan karena adanya kesalahan dimensi pada jig, maka otomatis dimensi benda
kerja juga akan ikut menyimpang dari yang direncanakan. Pada penelitian ini
dibahas proses perancangan serta pembuatan dan pengujian jig sehingga mampu
menahan gaya pengelasan pada proses pengelasan sepeda lipat pada bagian batang
depan, batang tengah dan engselnya. Adanya penyimpangan dimensi jig yang dibuat
sebesar 0,7590 untuk pengelasan batang depan dan tengah serta 0,8140 untuk
pengelasan batang tengah dan engselnya menunjukkan terjadinya kesalahan dalam
proses produksi komponen-komponen dari jig, sementara adanya penyimpangan
dimensi benda kerja terhadap jig sebesar 0,5260 dan 0,4790 untuk masing-masing
proses menunjukkan kehandalan jig tersebut dalam menahan gaya yang terjadi
ataupun mengindikasikan adanya faktor lain yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan tersebut seperti adanya pengaruh gaya pengerutan yang terus terjadi
selama beberapa saat setelah benda kerja dilepaskan dari jignya.
Kata kunci: Produksi massal, sepeda lipat, jig
MV-5
MV-6
MV-007
MV-008
ABSTRACT
Micro forming is an appropriate technology to produce miniature
components because of high production rate and because it can create 3D
features. A number of technological barriers must be overcome for micro
forming to be applied in the production of metallic miniature components.
One of these barriers is dimensional measurement for product quality
inspection. In this study cold headed miniature part was produced by micro
forging experiments. The experiments were aimed at considering the effects
of forging load and annealing process on product quality of cold headed
miniature part. Since the cold headed miniature part has circular form, the
measurement of out-of-roundness is an important assessment. The roundness
of products was measured by coordinate measuring machine (CMM) and
dial indicator. The experimental results show that annealing process and
forging load have a significant effect on roundness.
ABSTRAK
Salah satu metode untuk memperoleh data geometri dari suatu benda tiga dimensi
(3D) yang tidak memiliki data teknis, adalah dengan melakukan rekayasa ulang atau
Reverse Engineering (RE). Untuk merespon kebutuhan aplikasi rekayasa ulang maka
pada makalah ini diajukan teknik pemindaian berbasis structure light system (SLS).
Rancang bangun alat pemindai 3D merupakan pertimbangan utama dalam penelitian
ini untuk memperoleh data geometris yang akurat. Berdasarkan hasil rancang
bangun dan penelitian, alat pemindai 3D yang digunakan adalah proyektor laser
dengan bentuk berkas cahaya berupa garis dan panjang gelombang cahaya 650nm.
Jarak Pindai efektif antara proyektor laser dan objek adalah 55 cm 65 cm untuk
objek yang dilapisi emulsi berwarna putih. Persentase penyimpangan ukuran yang
ditemukan antara model CAD 3D hasil pemindaian dengan objek aslinya adalah 9,6
% untuk jarak pindai 55cm dan 9,3 % untuk jarak pindai 65cm.
Kata Kunci : structure light system, teknologi reverse engineering, pemindai laser
3D.
MV-7
MV-8
MV-009
MV-010
Irsyadi Yani
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Jl.Raya Palembang Prabumulih km 32, Inderalaya-Ogan Ilir (30662)
Sumatera Selatan, Indonesia
E-mail: yani_irs@ft.unsri.ac.id
ABSTRAK
Artikel ini memaparkan implementasi suatu prototip dari sistem otomatisasi
untuk mengidentifikasi dan menyortir sampah botol plastik dan kaleng
minuman secara real-time berdasarkan bentuk geometrinya. Bentuk
geometri merupakan salah satu bentuk dari sistem biometrik yang stabil dan
memiliki suatu karakteristik yang unik. Teknik ini terbukti sangat efektif
digunakan untuk pengidentifikasian dan penyortiran botol sampah plastik
dan kaleng minuman. Sebuah web kamera dipergunakan untuk menangkap
gambar benda yang melalui sistem ban berjalan secara otomatis.
Selanjutnya gambar tersebut diolah oleh suatu sistem pengolahan citra
digital untuk mendapatkan bentuk geometri dari benda tersebut. Langkah
selanjutnya adalah pencocokan bentuk geometri dari objek yang ditangkap
oleh web kamera dengan database yang telah dilakukan pelatihan oleh
sistem identifikasi. Sistem pelatihan digunakan untuk meminimalkan jumlah
data yang diperlukan oleh sistem. Dua buah uji coba telah dilakukan
berdasarkan pada posisi dan jenis dari botol plastik dan kaleng minuman
tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kemampuan identifikasi dan
penyortiran memiliki akurasi hingga 95%. Artinya sistem yang
dikembangkan ini mampu secara akurat mengidentifikasi dan menyortir
botol plastik dan kaleng minuman secara real-time.
Agus Sutanto
Bidang Rekayasa Sistem Manufaktur, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik Universitas Andalas
Kampus Limau Manis Padang 25163
E-mail : sutanto@ft.unand.ac.id
ABSTRAK
E-Layout berbasis tiga dimensi (3D) merupakan suatu integrasi teknologi realitas
virtual (virtual reality) ke dalam aplikasi electronic commerce atau disingkat ecommerce yang inovatif. Tujuannya adaalah untuk meningkatkan kualitas layanan
kepada konsumen sebelum mereka memutuskan untuk membeli. Penelitian ini
didasari oleh kenyataan bahwa aplikasi e-commerce yang ada pada saat ini masih
belum mengintegrasikan faktor ruang, dimana produk itu nantinya akan ditempatkan.
Sedangkan dilain pihak, pembeli perlu melakukan verifikasi dulu kecocokan
dimensional dari produk yang mau dibeli, sehingga perlu alat bantu inovatif dalam
bentuk perangkat lunak yang mampu membantu konsumen untuk melakukan disain
tataletak berbasis web (elayout) secara virtual tiga dimensi. Diharapkan dengan cara
ini maka konsumen dapat melakukan seleksi secara lebih akurat barang yang akan
dibeli agar sesuai dengan kebutuhannya, sebelum dilakukannya transaksi.
Kata kunci: e-commerce, e-layout, visualisasi, VRML
MV-9
MV-10
MV-011
2)
MV-012
Program Studi Aeronotika dan Astronotika, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
azki.hakim@gmail.com
Program Studi Aeronotika dan Astronotika, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
esuwondo@ae.itb.ac.id
Mohammad Adhitya
Department of Mechanical Engineering University of Indonesia
Kampus Baru UI, Depok 16424 West Java, Indonesia
Telephone: +62-021-7270032, Fax: +62-021-7270033, E-mail:
madhitya@eng.ui.ac.id
ABSTRAK
ABSTRACT
Vehicle transmission is definitely needed by the vehicle for two reasons. The first is to
damp the engine vibration for general drive train system and the second is to
manipulate the engine torque that available in limited range of engine rotation from
their idle rpm to their upper limit rpm, to meet the torque requirement as a traction
force on the wheel that move the vehicle from rest until vehicle maximum speed. The
transmission method to satisfy this second requirement is by creating several gear
ratios that can change the engine rpm into suitable wheel rpm in certain condition
such as in initial move (slow moving) or cruising in the high way (fast moving).
However the clutch is needed to control the condition where the vehicle isM
completely at rest but the engine is stay running and in the other important condition
is at transition stage of moving from rest. In new era of modern technology vehicle,
transmissions also designed to meet the requirement of lower the fuel consumption
and to reduce the vehicle exhaust emission. In this paper will be reviewed the most
advanced vehicles transmission that used by modern vehicle now a days.
MV-11
MV-12
Double
Clutch
MV-013
MV-014
Tono Sukarnoto
Department of Mechanical Engineering
Trisakti University
Jl.Kiai Tapa Jakarta (11440)
Jakarta, Indonesia
Phone: +62-5663232 ext 431, E-mail: tsukarnoto@yahoo.com
ABSTRAK
ABSTRAK
Setiap perusahaan menginginkan semua peralatan yang dimilikinya beroperasi
dalam keadaan optimum, sehingga diperlukan kegiatan perawatan untuk memenuhi
keinginan tersebut. Pengelolaan kegiatan perawatan menjadi sulit dilakukan ketika
peralatan yang dimiliki semakin banyak dan kompleks. Untuk itu diperlukan sebuah
sistem perawatan untuk mengelola kegiatan tersebut. Penelitian ini mencoba untuk
membuat sebuah sistem perawatan menggunakan metode perawatan berbasis pada
prenventive maintenance. Model sistem perawatan yang dikembangkan adalah model
pengelolaan dan penjadwalan kegiatan perawatan. Model ini memiliki kemampuan
untuk mengelola workorder dan membuat penjadwalan workorder. Dalam
pengembangan prototipe sistem digunakan aplikasi berbasis web untuk interface dan
model basis data yang sesuai untuk keperluan penyimpanan data. Sistem yang telah
berhasil dibuat akan disimulasikan menggunakan data kegiatan perawatan (SOP)
dari manual book. Hasil simulasi menunjukan bahwa sistem perawatan berbasis web
ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan dan
penjadwalan kegiatan perawatan. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan
penambahan dan pengintegrasian dengan model lain untuk menghasilkan sistem
perawatan yang lebih baik.
Keywords: sistem perawatan, penjadwalan workorder, preventive maintenance
\
Produksi kendaraan bermotor (KB) terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain
jumlah KB yang berusia tua dan tidak layak digunakan juga akan meningkat. KB
yang sebagian besar komponennya berupa logam adalah sumber bahan baku logam
bekas (sekrap) yang sangat potensial untuk industri logam. Sampai saat ini
kebutuhan baja sekrap masih harus dipenuhi dengan impor. Logam termasuk
material yang paling mudah didaur ulang. Pada peleburan besi cor dan baja sekrap
adalah bahan baku utama. Saat ini penanganan limbah KB tua masih diserahkan
kepada masyarakat tanpa ada regulasi atau pun insentif yang nyata. Pedagang besi
tua berburu atau menerima KB tua untuk dijual sebagai komponen bekas atau
dilebur. Banyak KB tua yang mangkrak begitu saja sampai hancur dimakan karat.
Program skraping KB tua bertujuan memberi insentif kepada pemilik KB tua,
pedagang besi tua, industri pengolahan logam serta menuntut peran serta industri
otomotif agar bertanggungjawab atas limbah KB tua. Pemerintah membuat
peraturan agar mekanisme skraping berjalan efektif sehingga menguntungkan semua
pemangku kepentingan. Beberapa skema diusulkan seperti pengurangan pajak untuk
KB baru bila KB lama diskrap, pembentukan scrap yard, kenaikan pajak KB tua atau
pun insentif bagi industri otomotif yang melakukan program penarikan KB tua.
Diharapkan potensi skrap dari KB tua dapat tergali secara efektif sehingga
menguntungkan industri logam nasiaonal dan di sisi lain tingkat pencemaran akibat
operasional KB tua dapat ditekan termasuk pencemaran limbah bangkai KB tua.
Kekuatiran sebagain besar pengguna KB tua dapat diatasi dengan penjelasan yang
informatif mengenai program ini.
Keywords: Kendaraan bermotor tua, baja, mekanisme skraping, insentif
MV-13
MV-14
MV-015
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU
PEMERIKSAAN DIFERENSIAL OTOMOTIF
Sigit Yoewono Martowibowo dan Agustinus Cahyo Nugroho
Institut Teknologi Bandung, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Jl. Ganesa 10, Bandung 40132, Indonesia
Tel.: +62-22-2504243, FAX:+62-22-2534099, E-mail: sigit@ftmd.itb.ac.id
Ringkasan
Perkembangan dunia industri global yang semakin cepat telah menjangkau semua
bidang kehidupan, termasuk industri jasa, khususnya jasa perawatan otomotif.
Persaingan yang sangat ketat dalam industri jasa perawatan otomotif menuntut
komitmen yang kuat dalam menjaga kualitas dan efisien agar dapat bersaing.
Perkakas bantu merupakan satu dari beberapa solusi untuk menjaga kualitas
sekaligus menurunkan biaya perawatan. Dengan menggunakan alat bantu yang
benar, selain kualitas produk dapat terjaga, efisiensi proses perbaikan dapat
tercapai dan waktu proses perbaikan kendaraan dapat dipersingkat dengan
menghilangkan beberapa langkah yang tidak perlu. Satu diantara sejumlah
kegiatan perbaikan kendaraan yang menjadi perhatian adalah perbaikan
differential pada mobil berpenggerak roda belakang. Dalam makalah ini
dibahas perancangan dan pembuatan alat bantu berupa jig pemeriksa
differential. Pembahasan dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen,
sehingga diperoleh beberapa kriteria alat bantu yang diperlukan yaitu alat
bantu yang mudah dioperasikan, dapat menjamin kualitas differential secara
konsisten, dan waktu yang diperlukan untuk melakukan pengukuran
menggunakan alat bantu tersebut cukup singkat. Oleh karena itu, alat bantu
tersebut harus mempunyai kemudahan pengoperasian dan waktu siklus
pengukuran yang singkat. Selanjutnya, setelah permasalahan teridentifikasi,
dibuat konsep rancangan alat bantu dan dilakukan evaluasi. Konsep yang
telah disepakati dilanjutkan dalam proses desain sehingga diperoleh rancangan
yang berupa gambar teknik. Kemudian dilakukan proses produksi komponenkomponen dan perakitan alat bantu. Setelah semua tahapan di atas dilakukan
maka jig pemeriksa differential dicoba untuk memeriksa differential. Dari hasil
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan differential menggunakan
alat bantu tersebut dapat memeriksa differential dengan baik dan menghemat
waktu kerja sekitar 40%. Dengan demikian waktu yang dibutuhkan untuk proses
perbaikan kendaraan dapat dipersingkat.
MV-016
ABSTRACT
Mesin bubut dapat ditingkatkan kemampuannya untuk mengerjakan proses freis.
Proses freis tersebut dilakukan dengan menambahkan alat tambahan (attachment)
berupa alat bantu cekam. Alat bantu cekam (fixture) yang dibuat terdiri atas dua
bagian utama yaitu poros pemegang pahat dan pencekam benda kerja. Poros
pemegang pahat dirancang khusus akan dilekatkan pada spindel yang dapat
mencekam berbagai jenis pahat freis. Sementara itu pencekam benda kerja digunakan
untuk memegang benda kerja yang dilekatkan pada dudukan pahat (carriage)
sebagai pengganti posisi pahat, jadi dalam hal ini pahat dan pemegangnya
dilepas.Proses freis yang dilakukan merupakan proses freis permukaan (face milling)
untuk komponen yang berukuran kecil atau sedang. Alat bantu cekam yang telah
dibuat diharapkan dapat dimanfaatkan oleh bengkel produksi atau industri kecil yang
tidak memiliki mesin freis untuk meningkatkan produktivitas mesin bubutnya.
Kata Kunci: Mesin perkakas. Alat bantu cekam, Proses bubut, Proses freis.
MV-15
MV-16
MV-017
MV-018
ABSTRAK
Performansi proses EDM (Electric Discharge Machining) sangat tergantung pada
parameter pemesinan yang digunakan, seperti tegangan, arus, arc on dan arc off time,
spark gap, cairan dielektrik. Parameter ini tentu saja akan mempengaruhi performansi
baik kualitas maupun kuantitas. Kualitas disini berkaitan erat hubungannya dengan
kekasaran permukaan, sedangkan kuantitas berhubungan dengan laju pembuangan geram
atau metal removal rate. Pada studi eksperimen ini dikembangkan mesin EDM shinking
yang sederhana dengan menggunakan power supply berupa rangkaian relaksasi dengan
variasi tegangan sebagai berikut: 70, 135, 170, 235, 270, 310, 370, 440, 520, 560 Volt DC
serta dua variasi kapasitans, yaitu 33 f dan 300 F. Arus maksimum 5A dan daya 1800
Watt. Elektrode yang digunakan adalah tembaga dan diektriknya berupa kerosene
(minyak tanah). Dari masing-masing variasi tegangan dan kapasitans tersebut diukur
sebagai respons adalah spark gap, yaitu jarak maksimum antara pahat dan benda kerja
saat terjadi spark atau percikan bunga api listrik. Kawah (crater) yang terjadi pada
permukaan benda kerja akibat percikan bunga api listrik tersebut divisualisasi dengan
foto. Hasil dari studi eksperimen memperlihatkan bahwa kenaikan tegangan dari 70 volt
hingga 560 volt memberikan kenaikan spark gap dari rata-rata 0.09 mm menjadi 0.18 mm
untuk kapasitans 33 F dan kenaikan spark gap dari 0.22 mm hingga 0.34 mm untuk
kapasitans 300 F.
ABSTRAK
Rapid prototyping atau layered manufacturing secara singkat merupakan proses
fabrikasi produk dengan layer by layer, dimana material ditambahkan ke layer
berturut-turut sesuai dengan laser trajectory. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan laser trajectory proses rapid prototyping untuk produk berkontur
dan prismatik dengan arah directional parallel. Pengembangan ini menggunakan
parameter layer thickness dan hatch space yang menjadi variabel dari interval
bidang potong pembuatan laser trajecory. Hasil penelitian awal ini berupa
pengembangan mesin RapidPrototyping (RP) berbasis FDM (Fused Deposition
Modeling) untuk produk berkontur dan prismatik yang dikembangkan oleh
Laboratorium Teknologi Manufaktur dan Otomasi Departemen Teknik Mesin UI
dengan nama RP-FDMui-01. Cakupan penelitian awal ini adalah pembuatan model
dengan computered aided design (CAD), pembuatan program trajectory, pembuatan
mesin FDM, pembuatan model sederhana. Metode FDM ini dipilih karena
memberikan keleluasaan dalam pemilihan bahan dari mulai bahan lilin,plastik,
keramik, komposit dan logam. Diharapkan dari penelitian ini dapat sebagai langkah
awal penguasaan teknologi di bidang pembuatan prototype yang akan bermanfaat
besar terhadap banyak bidang.
Kata kunci :Rapid Prototyping, FDM
MV-17
MV-18
MV-019
MV-020
ABSTRAK
Perkembangan teknologi manufaktur untuk menghasilkan produk-produk dengan
hasil yang efisien dan waktu cepat membutuhkan peralatan dengan fleksibilitas yang
tinggi. Kebutuhan produksi pengelasan yang memerlukan fleksibilitas untuk dapat
memproses benda kerja yang kompleks memerlukan integrasi teknologi permesinan
yang sudah ada seperti permesinan multi-axis. Penelitian ini bertujuan untuk
merancang sebuah lengan artikulasi robot las dengan 5 derajat kebebasan. Pada
tahap awal sistem dirancang dan dibangun lengan robot artikulasi 2 derajat rotasi
dengan sistem control. Lengan robot tersebut akan digabungkan pada sebuah gantry
robot sistem yang mempunyai 3 derajat kebebasan, yaitu pergerakan pada sumbu
x,y,z. Dalam penelitian ini digunakan sebuah komputer yang bertindak sebagai
pengolah data dan juga mikrokontroler. KomputerN digunakan untuk mengolah data
dan mikrokontroler untuk memberikan perintah pergerakan ke lengan artikulasi
Nrobot tersebut. Data yang diolah pada komputer berupa nilai dalam x,y,z dan i,j,k
yaitu posisi dan orientasi. Dari data ini akan didapat kinematika inverse yang
ditujukan untuk menggerakkan motor-motor pada lengan robot tersebut agar end
effector pada lengan robot mampu berada di posisi dan orientasi yang diinginkan.
Dari hasil penelitian awal didapatkan robot mampu bergerak untuk koordinat input
yang diberikan.
ABSTRAK
Pertumbuhan teknologi machine vision untuk membantu proses monitoring proses-proses
industri telah berkembang secara pesat. Aplikasi teknik ini akan melakukan proses
analisis obyek dengan non-contact dan memberikan hasil yang cepat untuk pengendalian
proses selanjutnya sehingga dapat mengurangi rutinitas operator dan mengurangi biaya
permesinan. Pada penelitian ini, usulan sistem monitoring jalur pengelasan (welding
track) dengan menggunakan kamera akan digunakan pada sistem pengelasan 5 aksis.
Pada tahap awal, pengembangan sistem ini ditujukan pada pemilihan tipe pencahayaan,
algoritma pengolahan citra dan penentuan jalur pengelasan. Dengan menggunakan
algoritma pengolahan citra yang diusulkan, sistem dapat mendeteksi jalur pengelasan
dengan baik.
MV-19
MV-20
MV-021
MV-022
Hermawan Judawisastra
Program Studi Teknik Material, Kelompok Keahlian Ilmu dan Teknik
Material,
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung
Ganesa 10, Bandung 40132, Indonesia
Tlp/Fax: 022-2508144, e-mail: hermawan.judawisastra@material.itb.ac.id
ABSTRAK
Beragam aplikasi material polimer diperoleh dari tingginya variasi sifat yang dimilikinya.
Namun, hal ini berakibat pada kurangnya standarisasi produk polimer yang membuat
pemilihan polimer menjadi tidak semudah pemilihan material logam. Salah satu masalah
yang sering timbul adalah menentukan jenis polimer untuk melakukan penggantian dari
produk kadaluwarsa yang sedang digunakan. Pada makalah ini akan diuraikan metode
yang dilakukan untuk identifikasi produk polimer dua jenis O-Ring (Seat O-Ring dan Body
O-Ring) yang digunakan pada sebuah katup pipa penyalur minyak bumi. Identifikasi
polimer dilakukan beberapa tahap. Ketahanan O-Ring terhadap zat kimia dilakukan
melalui perendaman dalam minyak mentah, methanol dan larutan HF. Gugus fungsi
polimer dikarakterisasi dengan menggunakan Fourier Transformation Infra Red (FTIR)
Spectroscopy. Batas temperatur operasi material O-Ring dianalisis melalui pemeriksaan
dengan Differential Scanning Calorimetry (DSC) dan Thermal Gravimetry nalysis (TGA)
Dari berbagai hasil pemeriksaan dan karakterisasi yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa kedua jenis O-Ring terbuat dari polimer jenis Vinylidene Fluoride -copolimerHexafluoro Propylene, yang dikenal dengan nama FKM-Viton (VDF Fluoro-elastomer).
Kedua jenis O-Ring masing-masing memiliki perbandingan komposisi Vinylidene
Fluoride: Hexafluoropropylene yang berbeda dan telah mengalami degradasi Nilai
temperature dekomposisi dan temperatur transisi gelas pada kedua jenis O-Ring
memperkuat hasil identifikasi yang dilakukan.
Kata kunci : Polimer, O-Ring, Viton, Fluoro-Elastomer
MV-21
MV-22
MV-023
MV-024
ABSTRAK
Proses manufaktur adalah suatu aktivitas yang mentransformasikan material dan
informasi menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Proses ini
sudah ada sejak generasi awal manusia, dan saat ini sudah mencapai tahap
Advanced Manufacturing Technology, yang dicirikan dengan dua kata kunci:
Otomasi dan Ketelitian tinggi. Proses manufaktur dilakukan dengan menggunakan
mesin perkakas, sehingga ketelitian produk yang dihasilkan sangat tergantung pada
ketelitian mesin perkakas yang digunakan. Industri manufaktur di Indonesia sebagian
besar masih menggunakan mesin perkakas buatan luar negeri karena industri mesin
perkakas dalam negeri belum berkembang. Saat ini PT-X sudah berhasil membuat
mesin perkakas CNC dalam negeri, dimana proses pengecoran, pemesinan, perakitan
sampai dengan pembuatan spindle dilakukan di Indonesia. Sedangkan controller,
motor, ballscrew, linear guide dan ball bearing masih diimpor. Agar mesin perkakas
yang dihasilkan tersebut dapat bersaing dengan buatan luar negeri, maka perlu
dilakukan pengujian baik ketelitian geometrik maupun perilaku dinamiknya, untuk itu
ITB, Departemen Perindustrian dan PT-X telah bekerjasama dalam pengujian
ketelitian geometrik mesin perkakas CNC milling vertikal buatan dalam negeri.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Laser Interferometer dan DBB (Double
Ball Bar), sesuai dengan Standar ISO-230. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
ketidaktelitian yang terjadi didominasi oleh ketegaklurusan antar sumbu serta
simpang putar sumbu spindle. Hal ini mengindikasikan bahwa prosedur perakitan
antar sumbu serta perakitan spindle perlu diperbaiki.
ABSTRAK
H2O2 atau HHO adalah gas hasil elektrolisis air yang selama ini digunakan sebagai
campuran BBM pada mesin pembakaran dalam. Penerapan injeksi gas HHO tanpa
memperhatikan yang takterkendali dapat menurunkan kualitas pembakaran. Pada
penelitian ini dilakukan pembuatan dan pengujian karakteristik dari elektroliser gas HHO
melalui model 6 tabung tersusun seri dengan tegangan kerja tiap sel sebesar 2 volt.
Pengaturan arus dilakukan melalui Pulse Width Modulation (PWM) untuk memvariasikan
produksi gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi arus maksimum sebesar 7,8
A menghasilkan laju produksi gas 6,5 ml/s dan laju masa air yang terbawa aliran gas
sebesar 26,5 mg/s. Efisiensi sitem elektrolisis yang dibuat mencapai 56%. Produksi gas
dapat diseting mulai aktif pada putaran mesin diatas idle dan laju aliran gas dapat
divariasikan berdasarkan putaran mesin.
Kata kunci: Air, gas HHO, elektrolisis, pengaturan arus, laju produksi, terkendali
MV-23
MV-24
MV-025
MV-026
M. Arif Wibisono, Chandra Galih Wisudawan, Eli Hirma Afriliana, Alfian Arbi
Department of Mechanical and Industrial Engineering
Gadjah Mada University Jl.Grafika no 2, Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Phone: +62-274-521673, FAX: +62-274-521673, E-mail: arbisonet@yahoo.com
ABSTRACT
ABSTRAK
Pengakuan Batik oleh UNESCO di akhir tahun lalu telah menjadikan gairah
pengusaha baik yang sudah berkecimpung di batik maupun pengusaha-pengusaha
baru untuk terjun mencari peluang usaha di bidang batik. Teknologi batik tradisional
yang sudah berkembang di Indonesia adalah batik tulis dan batik cap. Kedua jenis
tersebut menggunakan lilin sebagai penghalang warna atau sering disebut wax resist
dyeing. Batik yang ada di pasar sebagian besar adalah batik yang sudah didesain
oleh pengusaha atau pengrajin batik atau istilahnya produk make to stock.
Kecenderungan konsumen pakaian dewasa ini menginginkan produk yang eksklusive
buat dirinya sendiri seperti pakaian yang khusus didesain dengan bahan dan mode
pilihan konsumen atau produk design to order, demikian juga untuk produk batik.
Makalah ini membahas produk batik bisa didesain oleh konsumen kemudian hasil
desain bisa langsung dimanufaktur oleh sebuah mesin otomatis. Metode pendesainan
ini menggunakan bantuan komputer atau yang disebut CAD (Computer Aided
Design) sedangkan untuk mempersiapkan transfer data ke mesin dibantu dengan
CAM (Computer Aided Manufacturing). Pada penelitian ini digunakan software
CAD/CAM untuk mendesain gambar pola batik dan mentransfer G-Code.
Pendesainan pola batik dimulai dengan menggambar pola pada kertas kemudian
citra pola diambil dalam bentuk file gambar berbentuk raster. Dengan menggunakan
software CAM dilakukan proses vektorisasi untuk mengubah gambar dari data raster
menjadi data vektor, kemudian dilanjutkan proses pengkodean menjadi data G-Code.
File pola batik tulis dalam bentuk data G-Code dibaca oleh Mach3 untuk diteruskan
menjadi gerakan nozel canting elektrik pada lembaran kain di atas meja kerja mesin.
Pengujian sistem dilakukan dengan mendesain motif batik yang cukup komplek
kemudian mentransfer menjadi data G-Code dan akhirnya dibaca untuk
mengendalikan mesin. Tingkat kepresisian yang dicapai oleh mesin hingga 0.17mm,
dan sistem ini mampu menghasilkan pola batik dari yang sederhana sampai yang
rumit.
Proses pengecoran paduan Magnesium tidak akan luput dari proses terjadinya
oksidasi pada proses pengecorannya, magnesium akan teroksidasi apabila kontak
dengan udara apabila pada kondisi cair.peneitian ini dilakukan untuk melihat
pengaruh fluks (KCl, MgCl2 dan BaCl2 ) terhadap fluiditas dan sifat mekanik
Paduan Magnesium (Mg-44%Al) Material yang digunakan adalah paduan
magnesium (Mg44%Al). Paduan magnesium dilebur dalam dapur crusibel
menggunakan pemanas arang kayu sedangkan fluk yang digunakan adalah KCl,
MgCl2 dan BaCl2. Kemudian dilakukan uji fluiditas dan karakterisasi hasil coran
Pengunaan fluks (KCl, MgCl2 dan BaCl2) yang optimum adalah pada 1,5% dari
berat coran. Penambahan fluks cenderung meningkatkan panjang fluiditas pada
setiap ketebalan. Penambahan fluks (KCl, MgCl2 dan BaCl2) cenderung
meningkatkan nilai kekerasan paduan magnesium
Kata Kunci : paduan magnesium (Mg-44%Al) Fluks (KCl, MgCl2 dan BaCl2,
,fluiditas, sifat mekanis.
MV-25
MV-26
MV-027
MV-028
ABSTRACT
ABSTRACT
In machining round shaped marble stones it need a turning machine. The suitable tools
applied are carbide tools. Previous research shown that the tools with nose radius of 0,8
mm produces optimum roughness. Some influential parameters used on turning process
are nose radius, depth of cut, cutting speed and feeding. This research emphasize on
finding the best level of those parameters which result on optimum roughness and
roundness. Those three parameters were examined and tested on some others forms, they
are cylindrical and cone forms. A response surface methodology is used. Optimizing
response produced by process variables on surface roughness of cylindrical forms are
depth of cut 0.05 mm; cutting speed 50 m/min; and feeding 0.067 mm/rev. The roughness
is 2.07810 m. On the other hand, surface roughness response optimizing level of cone
forms are produced on depth of cut 0.05 mm; cutting speed 40 m/min; and feeding 0.067
mm/rev with roughness of .,92945 m. Whereas, roundness response optimizing at level of
90.1824 m of cylindrical and cone forms are found when depth of cut 0,05 mm; 32
m/min; and feeding 0.067 mm/rev.
MV-27
MV-28