Desain Penghitung Indeks Massa Tubuh
Desain Penghitung Indeks Massa Tubuh
OLEH :
HIKMAH HANDAYANI
NIM:T201601021
KENDARI
2021
i
ii
iii
i
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Desain Alat Pengukur Berat Badan Dilengkapi Dengan
Pengukuran Nilai Indeks Massa Tubuh Dan Output Suara”. Karya Tulis Ilmiah ini
dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada
program pendidikan Diploma III Teknologi Elektro-medis Fakultas Sains dan Teknologi
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun untuk meningkatkan mutu dari penulisan ini sangat penulis harapkan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menghaturkan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Muh. Sainal Abidin,S.Si., M.Si selaku pembimbing I dan
kepada Ibu Ridia Utami Kasih,SKM.,M.Kes selaku pembimbing II atas waktu, tenaga
dan pikiran yang telah diberikan dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam
v
6. Ketua Program Studi D-III Teknologi Elektro-Medis Fakultas Sains dan Teknologi
9. Kepada Ibu Ratna Umi Nurlila, S.Si., M.Sc selaku penguji I, Bapak Laode
10. Kepada Orang Tua tercinta yang selama ini selalu mendoakan dan memberikan
11. Kepada saudara saya yang selalu memberi dukungan dan motivasi yang sangat saya
butuhkan.
Program Studi D-III Teknologi Elektro-medis yang telah memberikan bantuan dan
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmah ini dapat memberi manfaat. Amin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Batasan Masalah...................................................................................................3
C. Rumusan Masalah................................................................................................4
D. Tujuan Penelitian..................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian................................................................................................5
v
M.Baterai Lithium 18650........................................................................................27
N. Modul Charger dan Boost Converter.................................................................28
O. Push button / Sakelar..........................................................................................29
D. Skematik Rangkaian...........................................................................................36
E. Desain Mekanik..................................................................................................43
F. Pengujian sistem.................................................................................................44
A. KESIMPULAN..................................................................................................63
B. SARAN..............................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................65
LAMPIRAN........................................................................................................................67
v
DAFTAR GAMBAR
i
Gambar 30. Menekan tombol down untuk ‘Wanita’............................................................52
Gambar 31. Proses menimbang berat badan........................................................................53
Gambar 32. menekan tombol enter untuk mengeluarkan suara...........................................53
Gambar 33. hasil pengukuran tertampil di LCD dan dikeluarkan oleh speaker..................53
Gambar 34. Hasil Perhitungan IMT Tertampil Pada LCD Dan...........................................54
Gambar 35. Status IMT tertampil pada LCD dan disebutkan..............................................54
Gambar 36. Program Calibration Factor.............................................................................57
Gambar 37. Program konversi berat badan..........................................................................57
Gambar 38. Program input tinggi badan..............................................................................58
Gambar 39. Program input usia............................................................................................58
Gambar 40. Program untuk menyebutkan angka pada Speaker...........................................59
Gambar 41. Rumus IMT dalam bahasa program.................................................................60
x
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SINGKATAN
NO SINGKATAN ARTI
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Kegiatan
2. Data Pengamatan
3. Skematik Rangkaian
4. Bahasa Program Alat
5. Data sheet Komponen
6. Dokumentasi Alat
7. Surat Keterangan Bebas Laboratorium
8. Surat Keterangan Penelitian
9. Surat Izin penggunaan Fasilitas Laboratorium
10. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan
11. Daftar Riwayat Hidup
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan salah satu fungsi timbangan adalah untuk menentukan bobot tubuh
manusia.
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Sebaliknya dalam
yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan
gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau
Seseorang dikatakan sehat jika massa tubuhnya ada pada kondisi yang
normal dengan kata lain Ideal. Untuk mengetahui ideal atau tidaknya seseorang
sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam
meter). Penggunaan rumus ini hanya dapat diterapkan pada seseorang berusia
dewasa antara 20 hingga 70 tahun, berstruktur tulang belakang normal, bukan atlet
1
atau binaragawan, dan bukan ibu hamil atau menyusui. Dengan mengetahui nilai
ideal atau tidak dan tentunya sebagai tolak ukur apakah kita sudah memiliki badan
Upaya untuk membuat alat pengukur berat badan telah dilakukan oleh
badan dan Berat Badan Ideal Berbasis Arduino” oleh Dirman. N & Toni KW,
2018, namun pada penelitian ini masih menggunakan keluaran dalam bentuk
pengukuran bisa juga dalam bentuk suara maka akan lebih membuat suatu
terlebih jika yang melakukan pengukuran memiliki gangguan pada penglihatan atau
“Kalkulator IMT (Indeks Massa Tubuh)” oleh Muhammad Sainal Abidin, 2020.
Pada penelitian ini alat yang dibuat sudah menggunakan output suara untuk
pengiriman datanya dapat dilakukan dari jarak jauh, namun kekurangan dari suatu
buruk sehingga koneksi juga ikut melambat. Kekurangan lain jika perangkat
dengan sistem wireless biasanya memiliki harga yang cukup mahal dibandingkan
dengan pemakaian kabel. Maka dengan alasan tersebut diatas, dalam penelitian ini
2
dirancang dan dibuat sebuah alat ukur berat badan yang dapat memberikan
informasi nilai Indeks Massa Tubuh dengan desain menggunakan kabel serta
adanya dua bentuk keluaran disajikan yaitu bentuk tulisan pada LCD dan juga
dalam bentuk suara pada speaker sehingga dapat digunakan oleh penderita
Tunanetra.
data yang akan dimasukkan pada saat perhitungannya yaitu Jenis Kelamin, Usia,
Tinggi Badan dan Berat Badan. Dari Keempat data tersebut Berat Badan
merupakan data yang nilainya besar kemungkinan akan selalu berubah sementara
untuk tiga data lainnya (Jenis kelamin, Usia dan Tinggi badan) nilainya akan tetap.
Setelah keempat data tersebut di input dan telah diproses oleh Mikrokontroler maka
sudah dapat diketahui nilai Indeks Massa Tubuh yang terukur dan hasil pengukuran
akan tertampil pada LCD dan juga diketahui dalam bentuk suara.
Dengan latar belakang tersebut diatas maka penulis ingin merancang sebuah
Massa Tubuh Dan Output Suara” yang didalam prosesnya dapat dimasukkan
keempat data tersebut diatas yang juga dapat diolah menggunakan Mikrokontroler
B. Batasan Masalah
1. Rumus pengukuran Indeks Massa Tubuh pada alat ini dipergunakan untuk
3
C. Rumusan Masalah
suara ?
3. Bagaimana menginput data berupa Jenis kelamin, Usia, Tinggi badan dan
D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk membuat suatu sistem perhitungan nilai Indeks Massa Tubuh secara
otomatis pada sebuah timbangan serta dapat menghasilkan dua keluaran berupa
b. Tujuan Khusus
suara.
4
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
yang memiliki beberapa tambahan fitur yang masih jarang dijumpai dipasaran.
2. Manfaat Praktis
badan (Obesitas).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang sama yaitu sama-sama mengalami perubahan, namun secara khusus keduanya
akibat pematangan fisik yang di tandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan
otot, sistem syaraf serta fungsi sistem organ tubuh lainnya dan dapat di ukur
(Yuniarti, 2015).
intraseluler, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau
berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas terhadap umur,
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian
(Depkes,2006).
ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya
kelenjer timur, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu. Dalam
6
pertumbuhan juga terdapat ciri baru seperti adanya rambut pada daerah aksila,
akan diikuti perubahan fungsi kelamin. Perkembangan dapat terjadi dari daerah
yang sederhana menuju hal kemampuan hal yang sempurna. Setiap individu
Menurut penelitian, lempeng epifisis tersebut akan menutup pada usia 18 s/d 20
tahun.Tinggi badan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti : faktor genetik,
bertambah tinggi.
Wanita mulai memasuki masa pubertas pada usia 8-13 tahun dan
mengalami puncak pertumbuhan pada usia 10-14 tahun. Dua tahun setelah
Dan, kemudian pertumbuhan tinggi badan berhenti kira-kira pada usia 14-16
tahun (tergantung dari kapan pubertas dimulai). Sementara, pria mulai memasuki
masa pubertas pada usia 10-13 tahun. Dan, cenderung mengalami puncak
pertumbuhan pada usia 12-16 tahun. Umumnya pada pria, pertumbuhan tinggi
badan berhenti pada usia 18 tahun (ini juga tergantung kapan pubertas dimulai),
7
D. Kegemukan dan Kekurusan
(obese) bila Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil
pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter,
meskipun sebagian kecil kasus terutama disebabkan oleh gen, gangguan endokrin,
pandangan bahwa orang yang gemuk makan sedikit namun berat badannya
mengeluarkan energi yang lebih besar dibandingkan orang yang kurus karena
dibutuhkan energi untuk manjaga massa tubuh yang lebih besar (Wikipedia, 2020).
ketipisan yang tidak wajar karena hilangnya lemak subkutan (lemak atau jaringan
adiposa di bawah kulit) dan otot di seluruh tubuh. Ini mempengaruhi manusia dan
hewan; orang yang kurus kering dapat digambarkan sebagai orang yang "kurus
kering" atau "kurus", berat badan, istirahat, dan terapi serta dukungan emosional
8
E. Berat Badan
Berat badan adalah ukuran yang lazim atau sering dipakai untuk menilai
keadaan suatu gizi manusia. Berat badan merupakan ukuran tubuh dalam sisi
apapun.Berat badan diukur dengan alat ukur berat badan dengan suatu satuan
kilogram.
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan
tubuh) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbu kembang anak. Berat
Berat badan ideal bisa didefinisikan sebagai kondisi berat badan yang
seimbang dengan tinggi badan Anda. Sehingga Anda akan memiliki penampilan
fisik yang tampak ideal dan sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus
serta memiliki energi yang cukup untuk menjalani kegiatan penting harian Anda.
(Marni, 2014).
menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), atau dalam bahasa asingnya Body
Mass Index (BMI). Sistem indeks ini didasarkan pada rasio Berat Badan dalam
satuan Kilogram terhadap kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Indeks massa
(Supariasa, 2012).
9
Indeks Massa Tubuh merupakan salah satu indikator kadar relatif lemak
tubuh seseorang yang digunakan untuk menentukan status berat badan apakah
seseorang memiliki badan kurus, ideal, atau terlalu gemuk dan membantu
menilai setatus berat badan seseorang terhadap resiko masalah kesehatan akibat
kekurangan atau kelebihan berat badan. Namun menurut para peneliti dari
tubuh, ras, serta perbedaan jenis kelamin.Namun, IMT dapat dijadikan panduan
Seseorang dikatakan sehat jika massa tubuhnya ada pada kondisi yang
normal dengan kata lain Ideal. Untuk mengetahui ideal atau tidaknya seseorang
dapat diketahui dengan Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan
atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan
Keterangan:
1
Dengan IMT, akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan
normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur>
18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan
olahragawan.
BMI (kg/m2)
Classificasion
Principal cut-off points
Underweight < 18,50
Severe thinness < 16,00
Moderate thinness 16,00 – 16,99
Mild thinness 17,00 – 18,49
Normal Range 18,50 – 25,99
Pre Obese 25,00 – 29,99
Obese > 30,00
Obese class I 30,00 – 34,99
Obese class II 35,00 – 39,99
Obese class III > 40,00
bahwa batas ambang Indeks Masa Tubuh (IMT) untuk Indonesia telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) dapat dilihat pada
tabel 2.
1
Tabel 2. Batas Ambang IMT Indonesia (Depkes, 2003)
Keterangan:
1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan
2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan
4. IMT 25,1 – 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan
5. IMT > 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat
a. Usia
hubungan yang signifikan antara usia yang lebih tua dengan IMT kategori
obesitas. Subjek penelitian pada kelompok usia 40-70 tahun memiliki risiko
sering.
1
b. Jenis kelamin
c. Genetik
IMT dijelaskan oleh faktor genetik. IMT sangat berhubungan erat dengan
generasi pertama keluarga. Studi lain yang berfokus pada pola keturunan dan
gen spesifik telah menemukan bahwa 80% keturunan dari dua orang tua yang
obesitas juga mengalami obesitas dan kurang dari 10% memiliki berat badan
normal.
d. Pola makan
massa tubuh sehingga seseorang dapat menjadi obesitas. Hal ini terjadi
karena kandungan lemak dan gula yang tinggi pada makanan cepat saji.
1
e. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik menggambarkan gerakan tubuh yang disebabkan oleh
kurang lebih 30 menit setiap harinya dalam seminggu. Penurunan berat badan
a. Gemuk
weight.
1
4. Kencing manis / diabetes militus
darah tidak dapat masuk kedalam sel yang tertutup lemak. Akibatnya,
kadar gula dalam darah tinggi. Namun karena sel tidak mendapat asupan
yang semestinya, maka akan timbul rasa lapar. Saat kita kembali makan,
siklus yang sama akan kembali terulang. Hal ini kan terus meningkatkan
kadar gula dalam darah yang pada akhirnya menyebabkan diabetes tipe
2.
badan idealnya.
adalah gaya hidup tak sehat, seperti kurang mengonsumsi vitamin untuk
kesehatan sendi dan tulang, merokok, serta olahraga atau aktivitas yang
fungsi ginjal.
etnis tertentu, obesitas ataupun kehilangan berat badan yang cepat, obat-
penceetus kolesistiti.
9. Kanker
Obesitas kita ketahui merupakan salah satu penyebab utama kanker
tidak teratur , perdarahan yang tidak teratur) dan faktor penyakit pada
b. Normal
c. Kurus
pada depresi.
2. Mudah letih
Bentuk kelelahan yang terasa adalah mudah sekali merasa letih, lesu,
gejala-gejala lain yang mungkin timbul adalah adanya rasa nyeri di dada,
nafas yang pendek, pucat, detak jantung cepat, serta merasa kedinginan.
1
3. Penyakit infeksi
tubuh kurus atau terlalu kurus, juga bisa menimbulkan beberapa masalah
4. Depresi
Depresi adalah salah satu dari sekian banyak gangguan mental yang
Anda akan merasakan rasa lelah sepanjang hari seakan tenaga Anda
terkuras habis, dan rasa lemas yang tak kunjung hilang walau Anda
sudah beristirahat.
5. Anemia
Hemoglobin adalah suatu pigmen merah dalam sel darah merah yang
1
Anemia kemungkinan disebabkan karena kekurangan zat besi, folat , atau
dengan BBLR wanita hamil dengan berat badan kurang, janin yang
7. Diare
demam, flu, batuk, pilek dan diare dan lain sebagainya (Edward. R.J,
2008).
G. Timbangan
pegas sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca
1
dalam skala massa (label angkanya sudah dibagi gravitasi). Adapun contoh
Load cell adalah komponen utama pada sistem timbangan digital, dimana
tingkat keakurasian timbangannya bergantung dari jenis load cell yang dipakai.
Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi pada
strain gauge-nya akan berubah yang dikeluarkan melalui tiga buah kabel,
dimana dua kabel sebagai eksitasi dan satu kabelnya lagi sebagai sinyal
keluaran ke kontrolnya. Sebuah load cell terdiri dari konduktor, strain gauge,
2
I. Modul HX711
perubahan tegangan yang terukur pada sensor load cell dan mengkonversinya ke
dalam besaran listrik melalui rangkaian yang ada. Modul melakukan komunikasi
jembatan.
Berikut bentuk fisik dari Modul HX711 pada gambar 3 (Cahyano, 2008).
kimia, konstruksi, farmasi dan lainnya, digunakan untuk mengukur gaya, gaya
40mV).
6. Size:38mm*21mm*10mm
2
J. Speaker
sehingga terjadilah gelombang suara yang terdengar sampai di gendang telinga dan
Pada setiap sistem loud speaker (penghasil suara), pengeras suara juga
a. Diafragma
cone yang fleksibel atau diafragma secara cepat. Cone tersebut biasanya terbuat
dari kertas, ataupun logam, yang berdempetan pada ujung yang lebih besar pada
menggerakkan cone, dan mengenai bingkai logam pada drivers, disebut basket.
Coil tersebut didempetkan pada basket oleh spider, yang merupakan sebuah
2
cincin dari material yang fleksibel. Spider menahan coil pada posisinya sambil
b. Magnet
Proses spaker coil bergerak maju mundur, kembali ke posisi semula dan
seterusnya adalah sebagai berikut. Garis gaya magnet yang konstan berasal dari
magnet permanen dan coil. Kedua magnet tersebut, yaitu elektromagnet dari
coil dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain seperti dua magnet yang
kutub negatif pada bidang magnet permanen dan kutub negatif pada
dorongan dan tarikan antara voice coil dan magnet permanen. Proses inilah
yang mendorong coil kembali dan begitu seterusnya dengan cepat. Sewaktu coil
(Wikipedia, 2020).
K. Modul DFPlayer
sebuah module decoder musik/suara dengan format file berupa ".MP3". Format
mp3 sendiri sudah sangat umum dikenal oleh kita semua. Bentuk fisik dari
DFPlayer mini ini berbentuk persegi dengan ukuran 21mm x 21 mm dan modul ini
2
Gambar 6. Bentuk fisik Modul Gambar 5. Pin DFPlayer
DFPlayer (digiwarestore.com)
(digiwarestore.com)
Spesifikasi:
3. SNR: 85 dB
MB
6. Mode Pengontrolan: Mode kontrol I/O, mode serial, mode kontrol tombol AD
9. Equalizer: 6 level
Layar LCD merupakan suatu media penampilan data yang sangat efektif
danefisiendalampenggunaannya.Untukmenampilkansebuahkarakterpadalayar LCD
2
Gambar 7. Bentuk Fisik LCD 2x16
(Amarilys, 2018)
LCD dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan panel LCD yang terdiri
dari banyak dot atau titik LCD dan microcontroller yang menempel pada bagian
belakang panel LCD yang berfungsi untuk mengatur titik-titik LCD sehingga
dapat menampilkan huruf, angka, dan simbol khusus yang dapat terbaca.
memiliki 16 pin yang terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kontrol dan jalur-jalur catu
daya, dengan fasilitas pin yang tersedia maka lcd 2x16 dapat digunakan secara
2
Sedangkan secara umum pin-pin LCD diterangkan sebagai berikut:
1. Pin 1 dan2
Merupakan sambungan catu daya, Vss dan Vdd. Pin Vdd dihubungkan
denganteganganpositifcatudaya,danVsspada0Vatauground.Meskipundata
4.5V yang keduanya bekerja dengan baik, bahkan 3V cukup untuk beberapa
modul.
2. Pin 3
Pin 3 merupakan pin kontrol Vee, yang digunakan untuk mengatur kontras
display. Idealnya pin ini dihubungkan dengan tegangan yang bisa dirubah
3. Pin 4
Pin 4 merupakan Register Select (RS), masukan yang pertama dari tiga
4. Pin 5
low atau menulis karakter ke modul. R/W high untuk membaca data karakter
5. Pin 6
Enable(E), input ini digunakan untuk transfer actual dari perintah - perintah
atau karakter antara modul dengan hubungan data. Ketika menulis ke display,
data ditransfer hanya pada perpindahan high atau low. Tetapi ketika
2
membaca dari display, data akan menjadi lebih cepat tersedia setelah
perpindahan dari low ke high dan tetap tersedia hingga sinyal low lagi.
6. Pin 7-14
Pin 7 sampai 14 adalah delapan jalur data/data bus (D0 sampai D7) dimana
7. Pin 16
Salah satu jenis baterai yang banyak digunakan saat ini adalah Battery
Lithium 18650. Ini adalah jenis baterai yang dapat di cas ulang (rechargeable).
tahan lama dipastikan menggunakan battery 18650. Sebut saja misalnya laptop,
helicopter, alat pertukangan bor atau obeng wireless, lampu senter LED, rokok
2
a. Ukuran Baterai
Nama baterai 18650 merujuk pada ukuran fisiknya yang berbentuk silinder.
Angka 18 untuk diameter baterai 18 mm dan angka 650 untuk ukuran tinggi baterai
65,0 mm. Angka “0” dibelakang koma merujuk pada toleransi tinggi total baterai
2. Kutub positif baterai dari jenis flat top dimana kutub positif baterai datar
3. Kutub positif yang terdapat tonjolan kecil (button top) seperti yang terdapat
Tegangan kerja baterai 18650 adalah 3,7 Volt. Maksimum dapat di cas 4,2
Volt dan baterai kosong pada 3,0 Volt. Sedangkan kemampuan menyimpan arus
mAH adalah singkatan dari mili Ampere Hour, satuan untuk kapastias arus listrik
yang dapat disimpan battery. Misalkan kita punya baterai 18650 dengan kapasitas
3000 mAH. Ini artinya, baterai tersebut dapat menyuplai arus listrik 3000 mA (3
2
N. Modul Charger dan Boost Converter
Modul ini adalah modul pengisian baterai lithium sel tunggal kecil yang
juga mencakup konverter step-up (boost) 1A untuk memberi daya pada berbagai
aplikasi. Modul ini akan mengisi sebagian besar jenis baterai LiPo sel tunggal (3,7)
dari input catu daya 4 hingga 7,5V, atau dari port / adaptor USB 5V standar.
(tokopedia)
Spesifikasi :
1. Tegangan input: DC4.5-8V
meningkatkan putaran)
6. Warna: Hijau
Saklar pada dasarnya merupakan perangkat mekanik yang terdiri dari dua
atau lebih terminal yang terhubung secara internal ke bilah atau kontak logam
yang dapat dibuka dan ditutup oleh penggunanya. Aliran listrik akan mengalir
2
Gambar 10. Push Button
(BuyaPi.ca)
seperti pengatur tegangan pada pencatu daya, sebagai pengatur Volume di Ponsel
dan lain-lain.
(Normally Open).
terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan,
kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau
tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button
3
BAB III
METODE PERANCANGAN
Perancangan dan pembuatan alat ini telah dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada
1. Alat
Adapun beberapa alat yang digunakan pada tahap perancangan dan
3
2. Bahan
3
Sebagai tiang penyanggah dan
15 Pipa PVC, ½ inch penghubung antara Timbangan dan
box rangkaian
Sebagai bahan yang digunakan untuk
16 Tripleks - membuat box rangkaian bagian
samping dan bawah
PB102 Sebagai cover warna pada mekanik
17 Pilox
Black alat
C. Perancangan Alat
sebagai berikut.
Dari blok diagram diatas dapat dilihat bahwa sumber daya utama dari
alat ini adalah baterai isi ulang (re-chargeable battery) yang di charge
akan disalurkan pada prosesor alat ini yaitu Mikrokontroler yang sebelumnya
3
telah melewati modul konverter (Step-Up) yang berfungsi untuk menaikkan
Saat alat telah aktif dan siap untuk digunakan maka untuk
dibutuhkan yaitu Jenis kelamin, usia dan tinggi badan, yang dapat di input
dengan menekan push button. Untuk data keempat yaitu berat badan
langsung pada sensor berat (loadcell) lalu perubahan yang terukur akan
prosesor. Setelah empat data diatas telah lengkap dan di input maka
Proses terakhir dari sistem alat ini yaitu data yang terukur dikirim
oleh prosesor menuju LCD untuk ditampilkan pada layar dan juga dikirim
pada DFPlayer untuk diproses dan disimpan lalu dikeluarkan oleh speaker
3
2. Perancangan Perangkat Lunak (Software)
kelamin, usia, tinggi badan serta berat badan. Data berat badan ter-input setelah
diukur oleh sensor berat (loadcell) diproses oleh Mikrokontroler untuk kemudian
3
Jika nilai IMT terukur maka hasil pengukuran akan tertampil pada LCD dan
terdengar pada speaker dan proses selesai, tetapi jika tidak terukur maka proses
diulang dengan cara memberikan kembali beban pada sensor berat (Loadcell).
D. Skematik Rangkaian
Penjelasan gambar :
dalam sebuah alat agar alat dapat bekerja. Pada rangkaian ini terdapat IC
3
Untuk rangkaian sistim minimum ini komponen IC ATmega328 pada pin 9
dan 10 dihubungkan satu kristal 16MHz dimana pada dua kakinya dihubungkan
dengan GND, lalu pada pin Vcc dihubungkan tegangan 5V. Pada gambar
rangkaian diatas masing-masing simbol GND terhubung satu sama lain dalam
Penjelasan gambar :
Rangkaian diatas merupakan pengkabelan antara Loadcelldan HX711.
Rangkaian ini adalah rangkaian yang mendeteksi berat beban yang akan
buah kabel dengan simbol B,R dan W yang merupakan simbol dari Black
dihubungkan begitu juga dengan Loadcell III dan IV, sementara untuk Loadcell
3
I dan III kabel hitam dihubungkan berlaku sama untuk Loadcell II dan IV.
Untuk kabel Merah Loadcell I terhubung ke pin E-, LoadcellII kabel merah
terhubung ke pin A- , Loadcell III kabel merah terhubung pada pin A+, dan
untuk Loadcell IV kabel merah terhubung pada pin A- pada modul HX711.
Penjelasan gambar :
menampilkan hasil pembacaan data dan hasil pengukuran pada alat. Komponen
ini memiliki ukuran 16x2 dilengkapi 16 pin dengan fungsi dan pengkabelan
yang berbeda-beda. Untuk rangkaian LCD pada modul ini dihubungkan dengan
I2C, dimana pada I2C sendiri hanya memiliki 4 pin keluaran yaitu Vcc untuk
tegangan 5V, pin GND, pin SDA dihubungkan ke pin 27 mikrokontroler dan
3
4. Rangkaian Speaker dan DFPlayer
Penjelasan Gambar :
pada alat.
3
5. Rangkaian modul charger
Penjelasan gambar :
Rangkaian modul charger adalah rangkaian yang difungsikan untuk
tegangan utama pada alat. Pada rangkaian ini dua buah baterai Lithium dengan
4
6. Rangkaian Keseluruhan
4
a. Penjelasan skematik rangkaian keseluruhan :
bagian blok pada rangkaian terhubung pada prosesor alat yaitu Mikrokontroler,
dimana Mikrokontroler ini dirangkai menjadi sebuah sistim minimum yang terdiri
dari IC Atmega328 dan komponen pendukungnya seperti Crystal 16MHz dan dua
melalui 2 buah baterai dengan masing-masing tegangan 3,7V- 4,2V yang disusun
secara paralel dan dihubungkan pada konverter step up. Konverter step up ini
merupakan modul yang disertakan pula dengan modul charger nya sehingga
fungsinya adalah modul untuk pengisian ulang baterai sekaligus sebagai penaik
Untuk rangkaian LCD 2x16 ini memiliki 16 kaki/pin dan ke 16 kaki pin
tersebut dihubungkan dengan pin I2C yang dimana hanya terdapat empat pin
keluaran menuju mikrokontroler yaitu pin Vcc dan GND serta pin SDA terhubung
yaituloadcell memiliki tiga buah kabel dengan kode B(Black), R(Red) dan
W(White) sebagai tanda untuk membedakan warnanya dimana kabel merah adalah
sisi positif, kabel hitam adalah sisi Negatif dan kabel Merah sebagai Centre. Kabel
ini dihubungkan menuju pin E+, E-, A+ dan A- pada modul HX711 sementara
untiuk pin DAT (data) dan SCK (Serial Clock Sync) pada HX711 dihubungkan ke
4
pin 23 dan 24 pada Mikrokontroler, pin Vcc dihubungkan dengan catu daya 5V dan
grounding ke GND.
Speaker. Untuk pin Vcc dihubungkan ke catu daya dan pin negatif ke GND.
Rangkaian terakhir dari sistem ini yaitu rangkaian tombol Up, Down dan
Enter, yang difungsikan untuk memilih dan mengatur kesesuaian data yang akan
diinput pada saat akan melakukan pengukuran. Tombol ini dihubungkan pada pin
Dari gambar skematik rangkaian diatas sumber tegangan utama dari alat ini
yaitu Baterai dimana baterai ini dapat diisi ulang dayanya menggunakan sumber
tegangan dari PLN melalui adaptor dan modul charger. Untuk menghidupkan alat
terlebih dahulu harus menekan tombol saklar, setelah tombol saklar ditekan maka
Untuk memulai proses kerja alat dalam melakukan pengukuran maka user
harus menginput empat data yang dibutuhkan terlebih dahulu yaitu Gender (jenis
kelamin), Usia, tinggi badan dan berat badan. Data-data tersebut (kecuali berat
badan) dapat diinput langsung setelah layar diaktifkan, setelah tertampil akan
tersedia menu untuk menginput usia dan tinggi badan maka user dapat menekan
4
tombol up dan down untuk menyesuaikan usia dan tinggi badannya masing-masing
dan menakan tombol enter jika data sudah benar. Untuk data berat badan maka user
pada modul HX711 untuk dikonversi menjadi besaran listrik agar dapat diproses
pada penampil LCD agar dapat terbaca oleh user, selain itu juga dimunculkan
E. Desain Mekanik
Adapun gambar rancangan untuk desain mekanik dari alat ini terlihat seperti
gambar dibawah.
4
Penjelasan gambar :
1. Pijakan beban
Merupakan plat yang digunakan untuk menginjak pada saat akan melakukan
2. LCD 16x2
4. Tombol (Enter)
Digunakan untuk memilih hasil settingan angka usia dan tinggi badan
5. Tombol (Back)
6. Tombol (Tare)
7. Tombol (Power)
8. Port USB
4
F. Pengujian sistem
Pada perancangan dan pembuatan alat timbangan digital ini akan dilakukan
pengujian sistem yang dimana tujuannya adalah untuk mengetahui apakah alat yang
dibuat sudah sesuai dengan yang dirancang dan layak untuk digunakan. Pengujian
alat ini akan dilakukan dengan cara membandingkan pengukuran pada alat yang
Pada saat melakukan pengujian, jika nilai pengukuran yang dihasilkan oleh
alat timbangan digital dan nilai pengukuran yang terukur pada alat standar sudah
sesuai maka alat sudah layak untuk digunakan. Tetapi jika nilai pengukuran pada
4
BAB IV
A. HASIL
1. Spesifikasi Alat
Alat yang telah dibuat yaitu sebuah Timbangan Digital dengan Sistem
4
2. Pengujian Modul
bertujuan untuk mengetahui ketepatan sistem dan prinsip kerja dari modul serta
untuk memastikan bahwa setiap bagian komponen pada alat berfungsi dengan
semestinya.
b. Menyiapkan Tabel dan Alat tulis yang akan digunakan untuk mencatat hasil
pengujian modul.
Tubuh.
h. Memastikan nilai hasil pengukuran berat badan yang tertampil pada layar
4
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Modul
yang dapat diikuti. Adapun SOP untuk modul ini dapat dituliskan sebagai berikut.
4
c. Menekan tombol ON/OFF untuk menyalakan alat.
dibawah ini.
5
Gambar 26. Menginput tinggi badan
selanjutnya User dapat menekan tombol enter seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.
- Data ‘Usia’
Usia sama dengan proses input pada tinggi badan yaitu menekan
5
- Data ‘Jenis Kelamin’
dapat langsung menekan enter jika jenis kelamin adalah Pria dan dapat
berikut.
5
Gambar 31. Proses menimbang berat badan
menyebut nilai berat badan terukur yang sebelumnya telah tertampil pada
layar LCD.
5
h. Secara otomatis setelah penyebutan hasil pengukuran berat badan maka
5
4. Pengambilan data
BERAT
No SUKARELAWAN TIMBANGAN(kg) SELISIH
Standar Modul
1 Sampel 1 54,8 55,0 0,2
2 Sampel 2 64,0 64,1 0,1
3 Sampel 3 88,4 88,4 0
4 Sampel 4 51,0 51,2 0,2
5 Sampel 5 62,1 62,1 0
6 Sampel 6 57,9 57,9 0
7 Sampel 7 66,4 66,5 0,1
8 Sampel 8 46,7 46,7 0
9 Sampel 9 65,8 65,8 0
10 Sampel 10 63,0 63,0 0
RATA-RATA 0.06
5
B. PEMBAHASAN
mengukur berat atau massa suatu benda ataupun zat dengan penggunaan yang lebih
mudah. Timbangan badan digital mempunyai indikator berupa angka digital yang
digunakan untuk melihat hasil pengukuran berat badan sehingga dapat dibaca oleh
pengguna yang melakukan pengukuran. Timbangan digital dalam penelitian ini adalah
sebuah timbangan badan yang sudah dilengkapi dengan sistem perhitungan nilai
Timbangan badan yang dibuat ini dapat mengukur berat badan dan
menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tujuannya untuk mengetahui status
IMT seseorang apakah Kurus, Ideal, Gemuk atau mungkin Obesitas. Hasil nilai IMT
didapatkan dengan menggunakan persamaan untuk menghitung IMT yaitu berat badan
dibagi dengan tinggi badan kuadrat yang diinput kedalam program agar
layar LCD dan juga dapat dikeluarkan melalui suara pada speaker.
Modul timbangan badan digital ini menggunakan baterai Li-ion 18650 yang
dapat diisi ulang. Terdapat dua buah baterai dengan tegangan masing-masing baterai
sebesar 3,7V - 4,2V sebagai sumber tegangan untuk menghidupkan alat, dua buah
baterai tersebut dirangkai secara paralel dengan hasil tegangan 3,7V, untuk menaikkan
boost converter dimana pada komponen ini juga sudah disertakan dengan modul
charger yang berfungsi sebagai pengaman saat melakukan proses pengisian ulang
5
Pada modul timbangan ini terdapat empat buah loadcell yang disusun secara
seri dan merupakan sensor berat yang dapat mendeteksi berat suatu beban yang
diterimanya. Prinsip kerja dari sensor berat pada timbangan ini yaitu ketika ada
sebuah tekanan yang diterima maka sensor akan mendeteksi beban sehingga nilai
resistansi/hambatannya akan berubah dan dikeluarkan melalui tiga buah kabel. Nilai
resistansi yang dikeluarkan sensor ini yang masih dalam bentuk data analog kemudian
dikonversi menjadi data digital oleh modul HX711 agar data tersebut dapat diproses
oleh Mikrokontroler sehingga berat badan yang terukur oleh sensor dapat ditampilkan
timbangan ini yaitu dengan mengatur nilai Calibration Factor menggunakan program
Kalibrasi Loadcell, dimana nilai calibration factor nya diatur sampai hasil pengukuran
pada modul timbangan sudah sesuai dengan yang terukur pada timbangan pabrikan.
Hasil pengukuran berat badan yang sebelumnya memilki satuan pound/lb dikonversi
menjadi satuan kilogram dengan persamaan yang diinputkan kedalam program seperti
5
Prinsip kerja dari timbangan badan ini adalah menghitung nilai Indeks Massa
Tubuh (IMT) dengan syarat terdapat empat jenis data yang harus diketahui terlebih
dahulu yaitu tinggi badan, usia, jenis kelamin dan berat badan. Untuk ketiga data
selain berat badan diinput menggunakan push button, setting tinggi badan dan usia
yang tertampil pada layar LCD dapat dinaikkan ataupun diturunkan menggunakan
tombol Up dan Down yang disediakan pada box modul dan sudah diatur dalam
pengukuran yang telah dikonversi dari Analog menjadi data Digital akan tertampil
pada layar LCD dan juga dikeluarkan dalam bentuk suara oleh Speaker.
melewati modul DFPlayer yang merupakan komponen yang menyimpan file berisi
MP3 sesuai suara yang akan terputar yang dimasukkan pada SD Card. Proses
5
modulasi untuk memanggil suara yang akan disebut/dikeluarkan, tujuan dari
program modulasi ini adalah agar suara yang dihasilkan bisa dikeluarkan secara
berurutan sesuai apa yang dibutuhkan untuk timbangan mulai dari Ratusan,
Puluhan, Belasan hingga Satuan. Program modulasi yang disebutkan diatas dapat
data yang menjadi syarat agar sistem dapat menghitung nilai IMT sudah lengkap,
maka secara otomatis sistem akan langsung menghitung berapa nilai IMT yang
program. Pada sistem penghitung nilai Indeks Massa Tubuh dengan persamaan yaitu
5
berat badan dibagi dengan tinggi badan kuadrat, jika biasanya tinggi badan
menggunakan satuan centimeter (cm) maka pada sistem perhitungan ini terlebih
dahulu satuan tinggi badan harus dikonversi menjadi satuan sesuai Standar
Internasional (SI) yang artinya tinggi badan diubah dari centimeter menjadi meter (m)
pada programnya.
Setelah sistem selesai menghitung nilai IMT, maka mikrokontroler akan memberi
sinyal pada layar LCD untuk menampilkan hasil perhitungan nilai IMT dan pada
Speaker untuk menyebutkan nilai IMT sesuai dengan nilai yang tertampil di layar
LCD.
Pengambilan data pada alat ini dilakukan sebanyak 10 kali dengan 10 orang
sampel yang berbeda, dalam proses pengambilan data terdapat dua parameter yang
dibandingkan yaitu perhitungan nilai IMT dan pengukuran berat badan pada
timbangan. Untuk parameter pertama yaitu nilai hasil perhitungan Indeks Massa
Tubuh (IMT) pada pengujian dari Sistem dan secara Manual nilai yang dihasilkan
sudah sama atau dengan kata lain tidak terdapat selisih diantara kedua metode
perhitungan yang digunakan (dapat dilihat pada tabel 6). Nilai yang tertampil pada
layar LCD juga sama dengan nilai yang disebutkan oleh speaker.
6
Sementara untuk parameter berat badan data pengamatan dilakukan dengan
dibuat. Dari hasil data pengamatan dan setelah dibandingkan terdapat beberapa nilai
hasil pengukuran berat badan yang berbeda dengan selisih nilai terbesar 0,2 dengan
rata-rata 0,06 (dapat dilihat pada tabel 7). Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor seperti posisi timbangan/sensor berat tidak rata dengan dasar atau lantai tempat
timbangan disimpan, posisi penempatan beban yang diukur tidak pas dengan posisi
empat buah loadcell/sensor berat yang ada pada plat timbangan, resolusi dari modul
HX711 dalam hal ini keakurasian fungsi ADC (Analog to Digital Converter) saat
melakukan konversi dari data Analog menjadi data Digital pada alat ini berbeda
measurements).
sebuah kesalahan. Dalam hal ini kesalahan tidak selalu berarti kegagalan, namun
kesalahan disini diartikan sebagai ketidakpastian yang tidak dapat dihindarkan dari
sebuah pengukuran yang terpenting bahwa kesalahan tersebut masih dalam batas yang
wajar. Secara konsep pengukuran, baik karena keterbatasan alat ukur maupun karena
menghasilkan hasil ukur yang tidak sebenarnya. Simpangan atau selisih antara hasil
ukur dan hasil yang sebenarnya disebut sebagai ralat (error) atau ketidakpastian.
Ketidakpastian atau error bukan berarti bahwa terjadi kesalahan dalam pengukuran,
tapi lebih menggambarkan deviasi hasil baca alat ukur terhadap nilai benar dari apa
yang dikur. Karena kita tidak mengetahui nilai benar tersebut, maka hasil ukur yang
6
kita peroleh harus dinyatakan dalam bentuk interval hasil pengukuran dimana nilai
benar dari pengukuran tentu saja berada didalam rentang hasil pengukuran tersebut.
Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi yang baik, yaitu hasil ukur
alat ukur dalam hal ini timbangan badan. Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan
yang bertujuan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penujukan alat ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu tertelusur pada
Dari proses keseluruhan sistem alat ini terdapat kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihan dari alat ini yaitu sistem penghitung nilai Indeks Massa Tubuh pada
modul ini dapat bekerja dengan baik dan juga output suara yang dihasilkan sudah baik
dan sesuai dengan rumus perhitungan yang digunakan dalam program. Sementara
sehingga pengguna menginput data tinggi secara manual, akan lebih baik jika data
6
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
disimpulkan bahwa :
penyimpan file yang dimasukkan SD Card yang berisi file MP3 suara dan
2. Timbangan badan digital ini mampu menghitung nilai Indeks Massa Tubuh
dengan adanya data tinggi dan berat badan yang dimasukkan kedalam
persamaan matematis IMT yaitu berat badan dibagi tinggi kuadrat dan
6
B. SARAN
Setelah berhasil membuat alat ini, masih terdapat kekurangan dan perlu
dilakukan pengembangan untuk menghasilkan alat yang lebih baik lagi. Adapun
saran yang diberikan oleh penulis untuk pengembangan alat ini, yaitu :
badan otomatis agar pengguna tidak perlu lagi menginput data tinggi badan
secara manual
6
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, A.C. 2012. Asuhan Gizi; Nutritional care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu
Arisman, Obesitas, Diabetes Mellitus & Dislipidemia. Mahode AA, Aztuti NZ, editor.
Jakarta : EGC; 2011. P.162-5
Dirman, N & Toni, K.W, 2018. Perancangan Alat Ukur Tinggi Badan dan Berat Badan
Ideal Berbasis Arduino. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Elektro. Fakultas
teknik. Universitas Riau Kepulauan Riau.
6
Pradana, A. 2014. Hubungan antara nilai indeks massa tubuh dengan lemak visseral,
www.eprints.undip.ac.id, diakses pada Oktober 2020
Thomas, Johan K.W, dan Henhy. 2015. Sistem pengukur berat dan tinggi badan
menggunakan Mikrokontroler AT89S51. Jurnal Tesla. 10(2).
6
LAMPIRAN
1
JADWAL KEGIATAM
2
November Desember Januari Februari Maret
No. Kegiatan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap persiapan
1. Studi pustaka
Tahap pelaksanaan
1. Desain alat
2. Perancangan software
3. Perancangan hardware
4. Pembuatan hardware
5. Pembuatan program
6. Pengujian system
7. Evaluasi hasil uji coba
8 Perbaikan jika diperlukan
9 Uji fungsi alat
10 Ujian hasil modul
11 Studi pustaka
12 Ujian karya tulis ilmiah
3
DATA PENGAMATAN
4
Tabel Pengambilan data pengukuran nilai IMT
BERAT IMT
SUKA JENIS TINGGI TIMBANGAN(kg) NILAI PERHITUNGAN
No
RELAWAN KELAMIN (cm)
Standar Modul Sistem Manual
1 Sampel 1 Laki-Laki 165 54,8 55,0 20,2 20,2
2 Sampel 2 Perempuan 167 64,0 64,1 22,9 22,9
3 Sampel 3 Laki-Laki 169 88,4 88,4 30,9 30,9
4 Sampel 4 Laki-Laki 165 51,0 51,2 18,7 18,7
5 Sampel 5 Laki-Laki 168 62,1 62,1 22,0 22,0
6 Sampel 6 Laki-Laki 172 57,9 57,9 19,5 19,5
7 Sampel 7 Laki-Laki 165 66,4 66,5 24,2 24,2
8 Sampel 8 Perempuan 152 46,7 46,7 20,1 20,1
9 Sampel 9 Laki-Laki 175 65,8 65,8 21,4 21,4
10 Sampel 10 Laki-Laki 165 63,0 63,0 23,1 23,1
5
RANGKAIAN KESELURUHAN
6
7
BAHASA PEMROGRAM
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
7
LiquidCrystal_I2C lcd = LiquidCrystal_I2C(0x27, 16, 2);
#include <SoftwareSerial.h>
#include <DFPlayer_Mini_Mp3.h>
SoftwareSerial mySerial(7, 8);
#include "HX711.h"
#define calibration_factor 11800 //This value is obtained using the
SparkFun_HX711_Calibration sketch//10910
#define LOADCELL_DOUT_PIN A0
#define LOADCELL_SCK_PIN A1
float berat;
int berat2, berat3;
int IMT2;
float berat5, berat4, IMT5;
int usia = 20;
int gender, statusIMT;
int tinggi = 130;
float tinggi2;
int ratus, mod_ratus, puluh, mod_puluh;
int ratusIMT, mod_ratusIMT, puluhIMT, mod_puluhIMT;
const int up = 2;
const int down = 3;
const int enter = 4;
const int tare = 5;
const int jk = 6;
int coba;
HX711 scale;
int Ideal, Kurus, Sangat_Kurus, Kegemukan, Obesitas, Error;
void setup() {
//display
lcd.backlight();
lcd.clear();
Serial.begin(9600);
Serial.println("HX711 scale demo");
scale.begin(LOADCELL_DOUT_PIN, LOADCELL_SCK_PIN);
scale.tare(); //Assuming there is no weight on the scale at start up, reset the scale to 0
Serial.println("Readings:");
Serial.begin(9600);
// button
pinMode (up, INPUT_PULLUP);
pinMode (down, INPUT_PULLUP);
pinMode (enter, INPUT_PULLUP);
pinMode (tare, INPUT_PULLUP);
pinMode (back, INPUT_PULLUP);
//speaker
mySerial.begin (9600);
mp3_set_serial (mySerial);
mp3_set_volume (30);
8
//first display
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" HIKMAHHANDAYANI");
lcd.setCursor (0, 1);
lcd.print (" ELEKTRO-MEDIK");
delay (1500);
lcd.clear();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print("SISTEM PENGUKUR");
lcd.setCursor (0, 1);
lcd.print (" NILAI IMT ");
delay (1500);
lcd.clear();
}
void loop() {
menu:
while (1) {
// lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print ("Tinggi: ");
lcd.print (" Cm");
if (digitalRead (up) == LOW) {
tinggi += 1;
delay (200);
}
if (digitalRead (down) == LOW) {
tinggi -= 1;
delay (200);
}
if (digitalRead (enter) == LOW) {
delay(200);
lcd.clear();
goto menu2;
}
}
menu2:
while (1) {
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Usia :");
lcd.setCursor(7, 0);
lcd.print(usia2);
lcd.setCursor(9, 0);
lcd.print(" Tahun");
delay(500);
9
if (digitalRead (up) == LOW)
{ delay(200);
usia += 1;
}
if (digitalRead(enter) == LOW) {
delay(200);
lcd.clear();
goto menu3;
}
if (digitalRead(jk) == LOW) {
delay (100);
lcd.clear();
goto menu1;
}
}
menu3:
while (1) {
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("JENIS KELAMIN");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(">> PRIA");
gender == 0;
//lcd.clear();
delay(500);
if (digitalRead (down) == LOW) {
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" PRIA");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(" >> WANITA");
gender == 1;
delay(1500);
}
}
if (digitalRead(jk) == LOW) {
delay (100);
lcd.clear();
goto menu1;
}
if (digitalRead(enter) == LOW) {
delay(200);
lcd.clear();
goto menu4;
}
menu4:
while (1) {
berat2 = berat;
1
ratus = berat2 % 100;
mod_ratus = (berat2 - ratus) / 100;
puluh = ratus % 10;
mod_puluh = ( ratus - puluh) / 10;
if (digitalRead(jk) == LOW) {
delay (100);
lcd.clear();
goto menu1;
}
if (digitalRead(jk) == LOW) {
delay (100);
lcd.clear();
goto menu1;
}
if (digitalRead (tare) == LOW) {
scale.tare();
}
if (digitalRead(enter) == LOW) {
mp3_play (31); delay(1500);
switch (mod_ratus) {
case 1: mp3_play (28); delay(1000); break;
}
switch (mod_puluh) {
case 1: mp3_play (10); delay(1000); break;
case 2: mp3_play (20); delay(1000); break;
case 3: mp3_play (21); delay(1000); break;
case 4: mp3_play (22); delay(1000); break;
case 5: mp3_play (23); delay(1000); break;
case 6: mp3_play (24); delay(1000); break;
case 7: mp3_play (25); delay(1000); break;
case 8: mp3_play (26); delay(1000); break;
case 9: mp3_play (27); delay(1000); break;
}
switch (puluh) {
1
case 6: mp3_play (6); delay(1000); break;
case 7: mp3_play (7); delay(1000); break;
case 8: mp3_play (8); delay(1000); break;
case 9: mp3_play (9); delay(1000); break;
}
mp3_play (29); delay(1000);
}
mp3_play (30); delay(1000);
goto menu5;
}
}
menu5:
while (1) {
//tinggi4 = (tinggi3 / 100.0);
IMT = berat5 / (tinggi4 * tinggi4);
ratusIMT = IMT2 % 100;
mod_ratusIMT = (IMT2 - ratusIMT) / 100;
puluhIMT = ratusIMT % 10;
mod_puluhIMT = ( ratusIMT - puluhIMT) / 10;
1
case 4: mp3_play (14); delay(1500); break;
case 5: mp3_play (15); delay(1500); break;
case 6: mp3_play (16); delay(1500); break;
case 7: mp3_play (17); delay(1500); break;
case 8: mp3_play (18); delay(1500); break;
case 9: mp3_play (19); delay(1500); break;
}
}
if (mod_puluhIMT > 1) {
switch (puluhIMT) {
case 1: mp3_play (1); delay (1000); break;
case 2: mp3_play (2); delay (1000); break;
case 3: mp3_play (3); delay (1000); break;
case 4: mp3_play (4); delay (1000); break;
case 5: mp3_play (5); delay (1000); break;
case 6: mp3_play (6); delay (1000); break;
case 7: mp3_play (7); delay (1000); break;
case 8: mp3_play (8); delay (1000); break;
case 9: mp3_play (9); delay (1000); break;
}
}
}
if (gender == 1) {
if (IMT2 < 16) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print("ANDA SANGATKURUS");
mp3_play (33); delay(2000);
statusIMT = Sangat_Kurus;
else if (IMT2 < 17)
{ lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" ANDA KURUS ");
mp3_play (34); delay(2000);
1
statusIMT = Kurus;
}
else if ((IMT2 >= 17) && (IMT2 <= 23)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" ANDA IDEAL ");
mp3_play (35); delay(2000);
statusIMT = Ideal;
}
else if ((IMT2 > 23) && (IMT2 <= 27)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" ANDA KEGEMUKAN");
mp3_play (36); delay(2000);
statusIMT = Kegemukan;
}
else if ((IMT2 > 27)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" ANDA OBESITAS");
mp3_play (37); delay(2000);
statusIMT = Obesitas;
}
else
statusIMT = Error;
}
else if (gender == 0) {
if (IMT2 < 17) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print("ANDA SANGATKURUS ");
mp3_play (33); delay(2000);
statusIMT = Sangat_Kurus;
}
1
statusIMT = Ideal;
}
else if ((IMT2 > 25) && (IMT2 <= 27)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print ("ANDA KEGEMUKAN");
mp3_play (36); delay(2000);
statusIMT = Kegemukan;
}
else if ((IMT2 > 27)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print ("ANDA OBESITAS");
mp3_play (37); delay(2000);
statusIMT = Obesitas;
}
else
statusIMT = Error;
}
{
delay (1000);
lcd.clear();
return;
}
}
}
1
DATASHEET KOMPON
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
DOKUMENTASI ALAT
2
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
TAMPAK BELAKANG
2
BAGIAN DALAM BOX (RANGKAIAN)
TIANG/PENYANGGAH
2
LACI TIMBANGAN
3
3
3
3
3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ientitas Penulis
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia
Pendidikan Formal
1. SD Negeri 05 Basala
1. Ayah : Zainal
2. Ibu : Kasmawati
1. Ayah : Tani
Anak Ke : 1 (Satu)