Anda di halaman 1dari 116

KARYA TULIS ILMIAH

“DESAIN ALAT PENGUKUR BERAT BADAN DILENGKAPI DENGAN PENGUKURAN

NILAI INDEKS MASSA TUBUH DAN OUTPUT SUARA”

OLEH :

HIKMAH HANDAYANI
NIM:T201601021

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Elektro-Medis

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI ELEKTRO – MEDIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021

i
ii
iii
i
ABSTRAK

Universitas Mandala Waluya


Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Teknologi Elektro-Medis
Karya Tulis Ilmiah, Maret 2021

HIKMAH HANDAYANI (T201601021)


“DESAIN ALAT PENGUKUR BERAT BADAN DILENGKAPI DENGAN
PENGUKURAN NILAI INDEKS MASSA TUBUH DAN OUTPUT SUARA”
Pembimbing I : Muh. Sainal Abidin, S.Si.,M.Si
Pembimbing II : Ridia Utami Kasih, SKM.,M.Kes
(XII + 66 HALAMAN + 41 GAMBAR + 7 TABEL + 12 LAMPIRAN )
Timbangan badan digital merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
berat badan dengan menampilkan angka digital pada layar bacaanya. Beberapa jenis
timbangan badan juga sudah ada yang dilengkapi dengan fitur penghitung nilai Indeks
Massa Tubuh (IMT) penggunanya, namun yang terdapat dipasaran sekarang dengan fitur
penghitung IMT hanya menampilkan nilai pada layar saja. Dengan alasan tersebut maka
dalam penelitian ini penulis merancang dan membuat sebuah Timbangan badan digital
dengan sistem penghitung nilai Indeks Massa Tubuh yang sudah dilengkapi dengan output
suara sehingga mempermudah pengguna yang memiliki kekurangan fungsi
penglihatan/Tunanetra.
Perancangan alat ini menggunakan Mikrokontroler ATmega328 sebagai pengontrol
otomatis keseluruhan rangkaian saat mengolah data. Untuk proses input data pengguna
menggunakan push button dan untuk data yang telah diinput akan diolah secara otomatis
oleh Mikrokontroler untuk menghitung nilai Indeks Massa Tubuh yang kemudian akan
ditampilkan pada layar LCD dan juga diteruskan pada DFPlayer yang sebelumnya telah
dimasukkan SD Card dan diiskan file MP3 untuk dikeluarkan oleh Speaker.
Dari hasil data pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa Timbangan badan
digital yang dilengkapi dengan pengukuran IMT serta output suara yang telah dibuat
memiliki hasil keakurasian yang baik. Hal ini ditunjukkan pada nilai perbandingan antara
timbangan Standar dan Modul yang dibuat memiliki selisih nilai terbesar yaitu 0,2 dengan
rata-rata 0,06. Sementara untuk nilai yang tertampil pada LCD sudah sesuai dengan nilai
yang disebutkan oleh Speaker.
Dari hasil penelitian ini, Timbangan Badan Digital Dengan Sistem Penghitung Nilai
Indeks Massa Tubuh Dilengkapi Output Suara dapat bekerja dengan baik sesuai yang
diharapkan dan sudah dapat digunakan. Adapun saran pengembangan untuk penelitian
selanjutnya dapat menambahkan sistem pengukur tinggi badan agar pengguna tidak perlu
lagi menginput secara manual.
Kata kunci : Loadcell, IMT, Modul HX711, IC ATmega328, DFPlayer.
Daftar Pustaka: 20 (2003-2019)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Desain Alat Pengukur Berat Badan Dilengkapi Dengan

Pengukuran Nilai Indeks Massa Tubuh Dan Output Suara”. Karya Tulis Ilmiah ini

dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada

program pendidikan Diploma III Teknologi Elektro-medis Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Mandala Waluya.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya

membangun untuk meningkatkan mutu dari penulisan ini sangat penulis harapkan.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menghaturkan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Muh. Sainal Abidin,S.Si., M.Si selaku pembimbing I dan

kepada Ibu Ridia Utami Kasih,SKM.,M.Kes selaku pembimbing II atas waktu, tenaga

dan pikiran yang telah diberikan dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Tak lupa pula penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ketua Yayasan Universitas Mandala Waluya.

2. Rektor Universitas Mandala Waluya.

3. Wakil Rektor I, II dan III Universitas Mandala Waluya.

4. Para Ketua lembaga ( LPPM, LPM ) Universitas Mandala Waluya.

5. Dekan Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Mandala Waluya.

v
6. Ketua Program Studi D-III Teknologi Elektro-Medis Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Mandala Waluya.

7. Kepala Laboratorium Program Studi DIII Teknologi Elektro-Medis

8. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Universitas Mandala Waluya.

9. Kepada Ibu Ratna Umi Nurlila, S.Si., M.Sc selaku penguji I, Bapak Laode

Hasnuddin S.Sagala, S.Si., M.Cs selaku penguji II dan Bapak Sulaeman

Baharuddin, S.ST selaku penguji III.

10. Kepada Orang Tua tercinta yang selama ini selalu mendoakan dan memberikan

dukungan baik berupa moril ataupun materi kepada anaknya.

11. Kepada saudara saya yang selalu memberi dukungan dan motivasi yang sangat saya

butuhkan.

12. Seluruh teman-teman yang selalu mendoakan, khususnya teman seangkatan di

Program Studi D-III Teknologi Elektro-medis yang telah memberikan bantuan dan

motivasi kepada penulis sehingga selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmah ini dapat memberi manfaat. Amin.

Kendari, Maret 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Batasan Masalah...................................................................................................3
C. Rumusan Masalah................................................................................................4
D. Tujuan Penelitian..................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6

A. Definisi Tumbuh Kembang..................................................................................6


B. Ciri-ciri Pertumbuhan danPerkembangan............................................................6
C. Batas pertumbuhan pada manusia........................................................................7
D. Kegemukan dan Kekurusan..................................................................................8
E. Berat Badan..........................................................................................................9
F. Indeks Massa Tubuh (IMT)..................................................................................9
G. Timbangan..........................................................................................................19
H. Sensor Strain Gauge (LoadCell)........................................................................20
I. Modul HX711....................................................................................................21
J. Speaker...............................................................................................................22
K. Modul DFPlayer................................................................................................23
L. Liquid Crystal Digital(LCD)..............................................................................24

v
M.Baterai Lithium 18650........................................................................................27
N. Modul Charger dan Boost Converter.................................................................28
O. Push button / Sakelar..........................................................................................29

BAB III METODE PERANCANGAN.............................................................................31

A. Waktu dan Tempat.............................................................................................31


B. Alat dan Bahan...................................................................................................31
C. Perancangan Alat................................................................................................33

1. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)...............................................33


2. Perancangan Perangkat Lunak (Software)................................................35

D. Skematik Rangkaian...........................................................................................36

1. Rangkaian sistim minimum.......................................................................36


2. Rangkaian Loadcelldan HX711................................................................37
3. Rangkaian Liquid Crystal Dispaly (LCD).................................................38
4. Rangkaian Speaker dan DFPlayer............................................................39
5. Rangkaian modul charger.........................................................................39
6. Rangkaian Keseluruhan.............................................................................40

E. Desain Mekanik..................................................................................................43
F. Pengujian sistem.................................................................................................44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................46


A. HASIL............................................................................................................46
1. Spesifikasi Alat...........................................................................................46
2. Pengujian Modul........................................................................................47
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Modul..............................................48
4. Pengambilan data.......................................................................................54
B. PEMBAHASAN............................................................................................55
BAB VPENUTUP...............................................................................................................63

A. KESIMPULAN..................................................................................................63
B. SARAN..............................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................65

LAMPIRAN........................................................................................................................67

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Timbangan Digital.............................................................................................20


Gambar 2. Sensor berat (Load cell).....................................................................................20
Gambar 3. Modul HX711....................................................................................................21
Gambar 4. Simbol dan bentuk fisik Speaker........................................................................22
Gambar 5. Pin DFPlayer......................................................................................................24
Gambar 6. Bentuk fisik Modul DFPlayer............................................................................24
Gambar 7. Bentuk Fisik LCD 2x16......................................................................................25
Gambar 8. Baterai Lithium 18650........................................................................................27
Gambar 9. Modul ChargerHW-357.....................................................................................29
Gambar 10. Push Button......................................................................................................30
Gambar 11. Blok Diagram timbangan digital......................................................................33
Gambar 12. Diagram alir alat timbangan digital..................................................................35
Gambar 13. Rangkaian Sistim Minimum.............................................................................36
Gambar 14. Rangkaian Loadcell dan HX711......................................................................37
Gambar 15. Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)........................................................38
Gambar 16. Rangkaian Speaker dan DFPlayer....................................................................39
Gambar 17. Rangkaian Modul Charger...............................................................................40
Gambar 18. Skematik Rangkaian Keseluruhan....................................................................41
Gambar 19. Desain mekanik timbangan..............................................................................44
Gambar 20. Bentuk Fisik Modul Timbangan digital...........................................................47
Gambar 21. Modul timbangan yang telah dibuat.................................................................49
Gambar 22. Mengeluarkan timbangan.................................................................................49
Gambar 23.Timbangan telah dikeluarkan............................................................................49
Gambar 24. Menekan tombol OFF ke posisi ON................................................................50
Gambar 25. Kabel timbangan dihubungkan ke port USB pada alat....................................50
Gambar 26. Menginput tinggi badan....................................................................................51
Gambar 27. Menekan tombol enter untuk pindah menu input.............................................51
Gambar 28. Menginput Usia................................................................................................51
Gambar 29. Menekan tombol enter untuk ‘Pria’..................................................................52

i
Gambar 30. Menekan tombol down untuk ‘Wanita’............................................................52
Gambar 31. Proses menimbang berat badan........................................................................53
Gambar 32. menekan tombol enter untuk mengeluarkan suara...........................................53
Gambar 33. hasil pengukuran tertampil di LCD dan dikeluarkan oleh speaker..................53
Gambar 34. Hasil Perhitungan IMT Tertampil Pada LCD Dan...........................................54
Gambar 35. Status IMT tertampil pada LCD dan disebutkan..............................................54
Gambar 36. Program Calibration Factor.............................................................................57
Gambar 37. Program konversi berat badan..........................................................................57
Gambar 38. Program input tinggi badan..............................................................................58
Gambar 39. Program input usia............................................................................................58
Gambar 40. Program untuk menyebutkan angka pada Speaker...........................................59
Gambar 41. Rumus IMT dalam bahasa program.................................................................60

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh............................................................................11


Tabel 2. Batas Ambang IMT Indonesia...............................................................................12
Tabel 3. Konfigurasi Pin LCD 2x16....................................................................................25
Tabel 4. Alat yang digunakan pada pembuatan alat.............................................................31
Tabel 5. Bahan yang digunakan pada pembuatan alat.........................................................32
Tabel 6. Pengambilan data pengukuran nilai IMT...............................................................55
Tabel 7. Nilai selisih pengukuran timbangan.......................................................................55

x
DAFTAR SINGKATAN

NO SINGKATAN ARTI

1 PLN Perusahaan Listrik Negara


2 AC Alternating Current
3 DC Direct Current
4 V Volt
5 SOP Standar Operasional Prosedur
6 kg Kilogram
7 cm Centimeter
8 mA miliAmpere
9 LCD Liquid Crystal Display
10 PCB Printed Circuit Board
11 IMT Indeks Massa Tubuh
12 BMI Body Mass Index
13 WHO World Health Organization
14 ADC Analog Digital Converter
15 DAC Digital Analog Converter
16 mV miliVolt
17 Li-ion Lithium-ion
18 mAH miliAmpere Hour
19 NO Normally Open
20 NC Normally Close
21 KEK Kurang Energi Kronis
22 FAT File Allocation Table
23 GB Giga by te
24 USB Universal Serial Bus
25 RAM Random Access Memory
26 I/O Input Output
27 IC Integrated Circuit
28 I2C Inter Integrated Circuit

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Kegiatan
2. Data Pengamatan
3. Skematik Rangkaian
4. Bahasa Program Alat
5. Data sheet Komponen
6. Dokumentasi Alat
7. Surat Keterangan Bebas Laboratorium
8. Surat Keterangan Penelitian
9. Surat Izin penggunaan Fasilitas Laboratorium
10. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan
11. Daftar Riwayat Hidup

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan menimbang atau mengukur berat merupakan kegiatan yang sangat

lumrah terjadi pada manusia. Kegiatan pengukuran menggunakan timbangan ini

juga menjangkau banyak bidang baik untuk kegiatan perdagangan, transformasi,

bahkan kesehatan. Tingkat ketelitian yang dipergunakan dalam timbangan inipun

sangat bervariasi tergantung dengan kebutuhan si pengguna. Dalam dunia

kesehatan salah satu fungsi timbangan adalah untuk menentukan bobot tubuh

manusia.

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa

tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak.

Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Sebaliknya dalam

keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan,

yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan

harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi

gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau

penambahan berat badan yang tidak dikehendaki (Anggraeni, 2012).

Seseorang dikatakan sehat jika massa tubuhnya ada pada kondisi yang

normal dengan kata lain Ideal. Untuk mengetahui ideal atau tidaknya seseorang

dapat diketahui dengan Menghitung Indeks Massa Tubuh.

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang dinyatakan

sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam

meter). Penggunaan rumus ini hanya dapat diterapkan pada seseorang berusia

dewasa antara 20 hingga 70 tahun, berstruktur tulang belakang normal, bukan atlet

1
atau binaragawan, dan bukan ibu hamil atau menyusui. Dengan mengetahui nilai

IMT dapat mengontrol perkembangan dan pertumbuhan, apakahberat badan sudah

ideal atau tidak dan tentunya sebagai tolak ukur apakah kita sudah memiliki badan

yang sehat atau tidak (Arisman dalam Pradana, 2014).

Upaya untuk membuat alat pengukur berat badan telah dilakukan oleh

beberapa peneliti, diantaranya penelitian untuk “Perancangan Alat Pengukur Tinggi

badan dan Berat Badan Ideal Berbasis Arduino” oleh Dirman. N & Toni KW,

2018, namun pada penelitian ini masih menggunakan keluaran dalam bentuk

tulisan untuk menyampaikan hasil pengukuran padahal jika penyampaian hasil

pengukuran bisa juga dalam bentuk suara maka akan lebih membuat suatu

kenyamanan bagi seseorang yang ingin melakukan pengukuran berat badan,

terlebih jika yang melakukan pengukuran memiliki gangguan pada penglihatan atau

mengalami Tuna netra/kebutaan tentunya dapat mengukur dan mengetahui berat

badan idealnya secara mandiri.

Selain penelitian diatas, juga pernah dilakukan penelitian dengan judul

“Kalkulator IMT (Indeks Massa Tubuh)” oleh Muhammad Sainal Abidin, 2020.

Pada penelitian ini alat yang dibuat sudah menggunakan output suara untuk

menyampaikan hasil pengukuran berat badan ideal dengan tambahan fitur

menggunakan sistem Wireless (Nirkabel/tanpa kabel) yang artinya proses

pengiriman datanya dapat dilakukan dari jarak jauh, namun kekurangan dari suatu

perangkat dengan sistem wireless adalah proses pengiriman-penerimaan

(transreceiver) datanya sewaktu-waktu dapat terganggu jika kualitas sinyal sedang

buruk sehingga koneksi juga ikut melambat. Kekurangan lain jika perangkat

dengan sistem wireless biasanya memiliki harga yang cukup mahal dibandingkan

dengan pemakaian kabel. Maka dengan alasan tersebut diatas, dalam penelitian ini

2
dirancang dan dibuat sebuah alat ukur berat badan yang dapat memberikan

informasi nilai Indeks Massa Tubuh dengan desain menggunakan kabel serta

adanya dua bentuk keluaran disajikan yaitu bentuk tulisan pada LCD dan juga

dalam bentuk suara pada speaker sehingga dapat digunakan oleh penderita

Tunanetra.

Dalam melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh dibutuhkan 4 (Empat)

data yang akan dimasukkan pada saat perhitungannya yaitu Jenis Kelamin, Usia,

Tinggi Badan dan Berat Badan. Dari Keempat data tersebut Berat Badan

merupakan data yang nilainya besar kemungkinan akan selalu berubah sementara

untuk tiga data lainnya (Jenis kelamin, Usia dan Tinggi badan) nilainya akan tetap.

Setelah keempat data tersebut di input dan telah diproses oleh Mikrokontroler maka

sudah dapat diketahui nilai Indeks Massa Tubuh yang terukur dan hasil pengukuran

akan tertampil pada LCD dan juga diketahui dalam bentuk suara.

Dengan latar belakang tersebut diatas maka penulis ingin merancang sebuah

“Alat Pengukur Berat Badan Dilengkapi Dengan Pengukuran Nilai Indeks

Massa Tubuh Dan Output Suara” yang didalam prosesnya dapat dimasukkan

keempat data tersebut diatas yang juga dapat diolah menggunakan Mikrokontroler

dan tentunya dapat menghasilkan dua jenis ouput/keluaran.

B. Batasan Masalah

Adapun beberapa batasan masalah dalam perancangan alat ini, yaitu :

1. Rumus pengukuran Indeks Massa Tubuh pada alat ini dipergunakan untuk

orang dewasa secara umum.

2. Pengukuran Indeks Massa Tubuh dilakukan pada minimal usia 20 Tahun.

3. Pengukuran Indeks Massa Tubuh dilakukan pada maksimal usia 70 Tahun.

4. Berat Badan maksimal pengukuran adalah 180 Kg.

3
C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka timbul beberapa permasalahan, yaitu :

1. Bagaimana merancang Timbangan Digital yang mampu mengeluarkan output

suara ?

2. Bagaimana merancang timbangan digital yang mampu menghitung

menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh ?

3. Bagaimana menginput data berupa Jenis kelamin, Usia, Tinggi badan dan

Berat badan untuk diolah Mikrokontroler ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :

a. Tujuan Umum

Untuk membuat suatu sistem perhitungan nilai Indeks Massa Tubuh secara

otomatis pada sebuah timbangan serta dapat menghasilkan dua keluaran berupa

Tulisan dan Suara.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk merancang timbangan digital yang mampu mengeluarkan output

suara.

2. Untuk merancang timbangan digital yang mampu menghitung

menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh.

3. Untuk mengetahui cara memasukkan data berupa Jenis kelamin, Usia,

Tinggi badan dan Berat badan untuk diolah Mikrokontroler.

4
E. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian dan perancangan ini diharapkan membawa

manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian dan perancangan alat ini diharapkan mampu

meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang peralatan didunia kesehatan

terutama mengenai perancangan dan pengaplikasian sebuah timbangan digital

yang memiliki beberapa tambahan fitur yang masih jarang dijumpai dipasaran.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian dan perancangan alat ini diharapkan dapat

mempermudah pengguna dalam melakukan pengukuran berat badan serta untuk

mengetahui berat badan idealnya agar dapat memantau kesehatan untuk

mengurangi resiko terkena penyakit akibat kekurangan ataupun kelebihan berat

badan (Obesitas).

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Tumbuh Kembang

Pertumbuhan (Growth) dan perkembangan (Development) memiliki definisi

yang sama yaitu sama-sama mengalami perubahan, namun secara khusus keduanya

berbeda. Pertumbuhan menunjukan perubahan yang bersifat kuantitas sebagai

akibat pematangan fisik yang di tandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan

otot, sistem syaraf serta fungsi sistem organ tubuh lainnya dan dapat di ukur

(Yuniarti, 2015).

Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraseluler, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau

keseluruhan. Pertumbuhan dapat di ukur secara kuantitatif, yaitu dengan mengukur

berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas terhadap umur,

untuk mengetahui pertumbuhan fisik (Yuniarti, 2015).

Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Perkembangan adalah

bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan

gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian

(Depkes,2006).

B. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya

ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan,

lingkar dada, dan lain-lain. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi

hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya

kelenjer timur, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu. Dalam

6
pertumbuhan juga terdapat ciri baru seperti adanya rambut pada daerah aksila,

pubis atau dada sedangkan perkembangan selalu melibatkkan proses pertumbuhan

yang diikuti dengan perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi

akan diikuti perubahan fungsi kelamin. Perkembangan dapat terjadi dari daerah

kepala menuju ke arah kaudal atau bagian proksimal ke bagian distal.

Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan dari kemampuan melakukan hal

yang sederhana menuju hal kemampuan hal yang sempurna. Setiap individu

memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda (Hidayat,2008).

C. Batas pertumbuhan pada manusia

Pertambahan tinggi badan seseorang akan berhenti saat lempeng

pertumbuhan di ujung tulang kita yang dinamakan "Lempeng Epifisis" menutup.

Menurut penelitian, lempeng epifisis tersebut akan menutup pada usia 18 s/d 20

tahun.Tinggi badan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti : faktor genetik,

lingkungan, hormonal, aktivitas fisik, jenis kelamin, dll. Sehingga sulit

menentukan hingga usia berapa persisnya tubuh seorang individu berhenti

bertambah tinggi.

Wanita mulai memasuki masa pubertas pada usia 8-13 tahun dan

mengalami puncak pertumbuhan pada usia 10-14 tahun. Dua tahun setelah

pubertas dimulai, wanita akan mencapai puncak pertumbuhan tinggi badannya.

Dan, kemudian pertumbuhan tinggi badan berhenti kira-kira pada usia 14-16

tahun (tergantung dari kapan pubertas dimulai). Sementara, pria mulai memasuki

masa pubertas pada usia 10-13 tahun. Dan, cenderung mengalami puncak

pertumbuhan pada usia 12-16 tahun. Umumnya pada pria, pertumbuhan tinggi

badan berhenti pada usia 18 tahun (ini juga tergantung kapan pubertas dimulai),

namun perkembangan otot akan terus berjalan (Wikipedia, 2020).

7
D. Kegemukan dan Kekurusan

Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan

lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak

merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau

meningkatkan masalah kesehatan. Seseorang dianggap menderita kegemukan

(obese) bila Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil

pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter,

lebih dari 30 kg/m2. Kegemukan meningkatkan peluang terjadinya berbagai macam

penyakit, khususnya penyakit jantung, diabetes tipe 2, apnea tidur obstruktif,

kanker tertentu, osteoartritis dan asma.

Kegemukan sangat sering disebabkan oleh kombinasi antara asupan energi

makanan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan kerentanan genetik,

meskipun sebagian kecil kasus terutama disebabkan oleh gen, gangguan endokrin,

obat-obatan atau penyakit psikiatri. Hanya sedikit bukti yang mendukung

pandangan bahwa orang yang gemuk makan sedikit namun berat badannya

bertambah karena metabolisme tubuh yang lambat; rata-rata orang gemuk

mengeluarkan energi yang lebih besar dibandingkan orang yang kurus karena

dibutuhkan energi untuk manjaga massa tubuh yang lebih besar (Wikipedia, 2020).

Kekurusan didefinisikan sebagai penurunan berat badan yang ekstrim dan

ketipisan yang tidak wajar karena hilangnya lemak subkutan (lemak atau jaringan

adiposa di bawah kulit) dan otot di seluruh tubuh. Ini mempengaruhi manusia dan

hewan; orang yang kurus kering dapat digambarkan sebagai orang yang "kurus

kering" atau "kurus", berat badan, istirahat, dan terapi serta dukungan emosional

dan psikologis dapat disertakan (Pitakasari, 2013).

8
E. Berat Badan

Berat badan adalah ukuran yang lazim atau sering dipakai untuk menilai

keadaan suatu gizi manusia. Berat badan merupakan ukuran tubuh dalam sisi

beratnya yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan

apapun.Berat badan diukur dengan alat ukur berat badan dengan suatu satuan

kilogram.

Berat badan adalah indikator untuk menilai hasil peningkatan atau

penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan

tubuh) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbu kembang anak. Berat

badan juga dapat juga sebagai menghitung dosis obat.

Berat badan ideal bisa didefinisikan sebagai kondisi berat badan yang

seimbang dengan tinggi badan Anda. Sehingga Anda akan memiliki penampilan

fisik yang tampak ideal dan sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus

serta memiliki energi yang cukup untuk menjalani kegiatan penting harian Anda.

(Marni, 2014).

F. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Dalam dunia kedokteran Indonesia, Berat Badan Ideal ditentukan

menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), atau dalam bahasa asingnya Body

Mass Index (BMI). Sistem indeks ini didasarkan pada rasio Berat Badan dalam

satuan Kilogram terhadap kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Indeks massa

tubuhditerjemahkan sebagai alat yang sederhana untuk memantau status gizi

khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan

(Supariasa, 2012).

9
Indeks Massa Tubuh merupakan salah satu indikator kadar relatif lemak

tubuh seseorang yang digunakan untuk menentukan status berat badan apakah

seseorang memiliki badan kurus, ideal, atau terlalu gemuk dan membantu

menilai setatus berat badan seseorang terhadap resiko masalah kesehatan akibat

kekurangan atau kelebihan berat badan. Namun menurut para peneliti dari

Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania, Indeks Massa Tubuh

(IMT) tidak menghitung massa otot, kepadatan tulang, keseluruhan komposisi

tubuh, ras, serta perbedaan jenis kelamin.Namun, IMT dapat dijadikan panduan

kasar karena tingkat kegemukan setiap orang berbeda(Markensson, 2004).

Seseorang dikatakan sehat jika massa tubuhnya ada pada kondisi yang

normal dengan kata lain Ideal. Untuk mengetahui ideal atau tidaknya seseorang

dapat diketahui dengan Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan

suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan

tinggi badmnhan. Walaupun dinamakan “indeks”, IMT sebenarnya adalah rasio

atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan

kuadrat tinggi badan (dalam meter) (Marekensson, 2004).

Rumus penghitunganBody Mass Index (BMI) atauIndeks Massa Tubuh

(IMT) adalah sebagai berikut.

𝐵𝑀𝐼 = 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 / (𝐻𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡)2

Keterangan:

1. Body MassIndex(BMI) : Indeks Massa T mubuh (kg.m2)

2. Weight : Berat badan(kg)

3. Height : Tinggi badan(m)

1
Dengan IMT, akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan

normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur>

18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan

olahragawan.

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (WHO, 2004)

BMI (kg/m2)
Classificasion
Principal cut-off points
Underweight < 18,50
Severe thinness < 16,00
Moderate thinness 16,00 – 16,99
Mild thinness 17,00 – 18,49
Normal Range 18,50 – 25,99
Pre Obese 25,00 – 29,99
Obese > 30,00
Obese class I 30,00 – 34,99
Obese class II 35,00 – 39,99
Obese class III > 40,00

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan

pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang seperti

China, Thailand, Kamboja dan Indonesia. Pada akhirnya diambil kesimpulan

bahwa batas ambang Indeks Masa Tubuh (IMT) untuk Indonesia telah ditetapkan

oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) dapat dilihat pada

tabel 2.

1
Tabel 2. Batas Ambang IMT Indonesia (Depkes, 2003)

Kategori IMT (Kg/m2)


Jenis Kelamin Sangat Sangat
Kurus Normal Gemuk
Kurus Gemuk
Laki-laki <17,0 17,0 - 18,5 18,5 – 25,0 25,0 – 27.0 >27,0
Perempuan <16.0 16,0 – 17,5 17,5 – 23,0 23,0 – 27,0 >27,0

Keterangan:

1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan

berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK)berat.

2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan

berat badan tingkat ringan atau KEKringan.

3. IMT 18,5 – 25,0: keadaan orang tersebut termasuk kategorinormal.

4. IMT 25,1 – 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan

berat badan tingkatringan.

5. IMT > 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat

badan tingkat berat (Direktorat Gizi Masyarakat RI,2003).

1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Indeks MassaTubuh (IMT)

a. Usia

Penelitian yang dilakukan oleh Kantachuvessiri, Sirivichayakul,

Kaew Kungwal, Tungtrochitr dan Lotrakul menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara usia yang lebih tua dengan IMT kategori

obesitas. Subjek penelitian pada kelompok usia 40-70 tahun memiliki risiko

lebih tinggi mengalami obesitas dibandingkan kelompok usia kurang dari 40

tahun. Keadaan ini dicurigai oleh karena lambatnya proses metabolisme,

berkurangnya aktivitas fisik, dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih

sering.

1
b. Jenis kelamin

Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kategori kelebihan berat badan

lebih banyak ditemukan pada laki-laki. Namun, angka kejadianobesitas lebih

tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Data dari National

Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) periode 1999-2000

menunjukkan tingkat obesitas pada laki-laki sebesar 27,3% dan pada

perempuan sebesar 30,1% di Amerika.

c. Genetik

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lebih dari 40% variasi

IMT dijelaskan oleh faktor genetik. IMT sangat berhubungan erat dengan

generasi pertama keluarga. Studi lain yang berfokus pada pola keturunan dan

gen spesifik telah menemukan bahwa 80% keturunan dari dua orang tua yang

obesitas juga mengalami obesitas dan kurang dari 10% memiliki berat badan

normal.

d. Pola makan

Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang terjadi saat

makan. Pola makan berkenaan dengan jenis, proporsi dan kombinasi

makanan yang dimakan oleh seorang individu, masyarakat atau sekelompok

populasi. Makanan cepat saji berkontribusi terhadap peningkatan indeks

massa tubuh sehingga seseorang dapat menjadi obesitas. Hal ini terjadi

karena kandungan lemak dan gula yang tinggi pada makanan cepat saji.

Selain itu peningkatanporsi dan frekuensi makan juga berpengaruh terhadap

peningkatan obesitas. Orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak

lebih cepat mengalami peningkatan berat badan dibanding mereka yang

mongkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dengan jumlah kalori yang sama.

1
e. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik menggambarkan gerakan tubuh yang disebabkan oleh

kontraksi otot menghasilkan energi ekspenditur. Menjaga kesehatan tubuh

membutuhkan aktifitas fisik sedang atau bertenaga serta dilakukan hingga

kurang lebih 30 menit setiap harinya dalam seminggu. Penurunan berat badan

atau pencegahan peningkatan berat badan dapat dilakukan dengan beraktifitas

fisik sekitar 60 menit dalam sehari (Pradana, 2014).

2. Kriteria BMI (BODY MASSINDEX)

a. Gemuk

1. Penampilan kurang menarik

Dengan BMI Over weight memiliki bahaya yang belum disadari

oleh sebagian besar orang. Persoalan estetis yang berhubungan aktivitas

sehari-hari berhubungan dengan pakaian serta kerapian biasanya sulit

mencari ukuran serta penyesuaian dengan ukuran tubuh yang over

weight.

2. Gerakan tidak gesit dan lamban

Akibat kelebihan berat badan kelainan atau penyakit diandai

penimbunan lemak tubuh yang menghambat aktifitas sehari-hari bagi

individu yang dapat memiliki resiko penyakit.

3. Jantung dan pembuluh darah

Kelebihan berat badan kerapkali dikatkan dengan sejumlah faktor

yang dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler (serangan

jantung) seseorang.Abdominal obesity atau lemak perut juga dikatakan

sebagai salah satu faktor resiko utama penyebab penyakit jantung.

1
4. Kencing manis / diabetes militus

Diabetes tipe 2, contohnya terjadi karena glukosa yang ada didalam

darah tidak dapat masuk kedalam sel yang tertutup lemak. Akibatnya,

kadar gula dalam darah tinggi. Namun karena sel tidak mendapat asupan

yang semestinya, maka akan timbul rasa lapar. Saat kita kembali makan,

siklus yang sama akan kembali terulang. Hal ini kan terus meningkatkan

kadar gula dalam darah yang pada akhirnya menyebabkan diabetes tipe

2.

5. Tekanan darah tinggi

Penambahan berat bada dan hipertensi dikatakan dapat

meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. Itulah mengapa upaya

pengurangan berat badan terbukti dapat menormalkan tekanan darah

seseorang. Tak heran juga jika para dokter merekomendasikan para

penderita hipertensi untuk rutin berolahraga dan mempertahankan berat

badan idealnya.

6. Gangguan sendi dan tulang

Osteoatritis merupakan nyeri dipersendian akibat kehilangan cairan

glukosamin. Sementara osteoporosis adalah penyakit kerapuhan tulang

karena kekurangan mineral dan kalsium. Baik osteoporosis maupun

osteoartritis bisa menyebabkan kelumpuhan permanen berat badan

berlebih, faktor lain yang bisa memicu osteoporosis dan osteoartritis

adalah gaya hidup tak sehat, seperti kurang mengonsumsi vitamin untuk

kesehatan sendi dan tulang, merokok, serta olahraga atau aktivitas yang

berlebih. Maksudnya ketika anda terlalu banyak melakukan olahraga atau

aktivitas yang menuntut penekanan berlebih pada tulang sendi.


1
7. Gangguan ginjal

Kelebihan berat badan satu diantaranya adalah potensi kerusakan

pada ginjal. Para ahli dari Claveland Amerika serikat menganjurkan

untuk melakukan diet makanan berprotein tinggi yang rendah lemak

sebagai solusi mengatasi tindakan pencegahan yang diperlukan untuk

mengubah gaya hidup dan menurunkan berat badan demi melidungi

fungsi ginjal.

8. Gangguan kandung empedu

Kolesistitis merupakan radang kandung empeduh yang paling sering

terjadi diakibatkan adanya obstruksi duktus sistikus oleh batu empeduh

(kolelitiasis/cholelithiasis). Sembilan puluh persen kasus kolesistitis

disebabkan batu di duktus sistikus (kolelitiasis calculus), dan 10%

sisanya merupakan kasus kolesistitis acalculous (non batu). Kolesistitis-

kolestrolosis kandung empeduh dengan kolesistitis dan kolestrolosis.

Sumber faktor risiko untuk kolesistitis mirip dengan cholelithiasis

diantaranyabertambahnya usianya, jenis kelamin perempuan, kelompok

etnis tertentu, obesitas ataupun kehilangan berat badan yang cepat, obat-

obatan, dan kehamilan. Meskipun kultur cairan empedu menunjukkan hal

positif adanya bakteri dalam 50-70% kasus, proliferasi bakteri

kemungkinan sebagai akibat dari kolesistitis dan bukan sebagai faktor

penceetus kolesistiti.

9. Kanker
Obesitas kita ketahui merupakan salah satu penyebab utama kanker

payudara ketika wanita pasca menopause. Peneliti menemukan bahwa


1
sel-sel yang diambil dari wanita yang memiliki obesitas memiliki

kecenderungan meningkatkan sel kanker dan pertumbuhan tumor, dan ini

mendeteksikan peningkatan signifikan di dalam sel induk lemak yang

didapat di daerah Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid

tidak teratur , perdarahan yang tidak teratur) dan faktor penyakit pada

persalian (Supariasa, 2012). Menarche dini: anak perempuan yang

mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat

dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertamanya setelah berusia 13

tahun (Chairunnisa, 2018).

b. Normal

Keuntungan apabila berat badan normal adalah penampilan baik, resiko

sakit rendah dan lincah (Supariasa, 2012).

c. Kurus

1. Penampilan cenderung kurang baik

Berat badan kurus selain berbahaya bagi kesehatan, postur tubuh

kurus juga memberikan nilai minus terhadap penampilan seseorang

sehingga menurunkan kepercayaan diri, lebih jauh lagi dapat berujung

pada depresi.

2. Mudah letih

Bentuk kelelahan yang terasa adalah mudah sekali merasa letih, lesu,

dan mudah capek walaupun melakukan pekerjaan ringan. Sedangkan

gejala-gejala lain yang mungkin timbul adalah adanya rasa nyeri di dada,

nafas yang pendek, pucat, detak jantung cepat, serta merasa kedinginan.

1
3. Penyakit infeksi

Lupakan anggapan umum bahwa tubuh kurus lebih baik daripada

kelebihan berat badan. Namun, Anda akan terkejut mengetahui bahwa

tubuh kurus atau terlalu kurus, juga bisa menimbulkan beberapa masalah

kesehatan terutama yang berhubungan dengn infeksi Mereka yang

kekurangan berat badan/kurus memiliki risiko kesehatan seperti halnya

mereka yang mengalami obesitas. Para ilmuwan menemukan gen

ramping pada pria yang bisa menimbulkan masalah diabetes.Tak hanya

itu, mereka yang kurus juga berisiko mengalami masalah paru-paru,

mandul dan lain sebagainya.

4. Depresi

Depresi adalah salah satu dari sekian banyak gangguan mental yang

umum terjadi di masyarakat. Jika Anda mengalami depresi, mungkin

Anda akan merasakan rasa lelah sepanjang hari seakan tenaga Anda

terkuras habis, dan rasa lemas yang tak kunjung hilang walau Anda

sudah beristirahat.

5. Anemia

Anemia adalah kondisi di mana jumlah hemoglobin dan atau sel

darah merah di dalam darah menurun hingga di bawah normal.

Hemoglobin adalah suatu pigmen merah dalam sel darah merah yang

bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Anemia dapat menyebabkan tubuh merasa letih dan tidak tahan

terhadap dingin akibat kurangnya oksigen dalam tubuh, selain itu

penderita Anemia terlihat pucat karena rendahnya kadar hemoglobin.

1
Anemia kemungkinan disebabkan karena kekurangan zat besi, folat , atau

vitamin B12. Anemia bisa juga disebabkan karena penderitanya

kehilangan darah dalam jumlah besar, misalnya akibat tindakan operasi

atau menstruasi, pengobatan kemoterapi, dan penyakit-penyakit kronis

lain seperti gangguan ginjal, diabetes dan hepatitis.

6. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Wanita kurus yang hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi

dengan BBLR wanita hamil dengan berat badan kurang, janin yang

dikandungnya akan mengalami pertumbuhan kurang optimal, bahkan

lebih mudah untuk mengalami keguguran.

7. Diare

Sistem imunitas perlu asupan nutrisi. Biasanya orang bertubuh kurus

cenderung kurang makan yang berarti kurangnya asupan nutrisi sehingga

menyebabkan sistem imunitas lemah, mudah terserang penyakit seperti :

demam, flu, batuk, pilek dan diare dan lain sebagainya (Edward. R.J,

2008).

G. Timbangan

Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu

benda. Timbangan/neraca dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga

elektronik/Digital. Salah satu contoh timbangan adalah neraca pegas

(dinamometer). Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang menggunakan

pegas sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca

pegas (seperti timbangan badan) mengukur berat, defleksi pegasnya ditampilkan

1
dalam skala massa (label angkanya sudah dibagi gravitasi). Adapun contoh

bentuk timbangan digital seperti ditunjukkan pada gambar 1 (wikipedia).

Gambar 1. Timbangan Digital


(producnation.co)
H. Sensor Strain Gauge (LoadCell)

Load cell adalah komponen utama pada sistem timbangan digital, dimana

tingkat keakurasian timbangannya bergantung dari jenis load cell yang dipakai.

Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi pada

strain gauge-nya akan berubah yang dikeluarkan melalui tiga buah kabel,

dimana dua kabel sebagai eksitasi dan satu kabelnya lagi sebagai sinyal

keluaran ke kontrolnya. Sebuah load cell terdiri dari konduktor, strain gauge,

dan jembatan wheatston (Nuryanto, 2015).

Bentuk fisik load cell ditunjukkan pada gambar 2

Gambar 2. Sensor berat (Load cell)


(tokopedia.com)

2
I. Modul HX711

HX711 adalah modul timbangan yang memiliki prinsip kerja menguatkan

perubahan tegangan yang terukur pada sensor load cell dan mengkonversinya ke

dalam besaran listrik melalui rangkaian yang ada. Modul melakukan komunikasi

dengan computer/Mikrokontroler melalui TTL232.HX711 presisi 24-bit analog

digital converter (ADC) yang didesain untuk sensor timbangan digital

(weighscales) dan industrial control aplikasi yang terkoneksi dengan sensor

jembatan.

Berikut bentuk fisik dari Modul HX711 pada gambar 3 (Cahyano, 2008).

Gambar 3. Modul HX711


(aksesoriskomputerlampung.com)
HX711 biasanya digunakan pada bidang aerospace, mekanik, elektrik,

kimia, konstruksi, farmasi dan lainnya, digunakan untuk mengukur gaya, gaya

tekanan,perpindahan, gaya tarikan, torsi, dan percepatan.

Spesifikasinya adalah sebagai dibawah berikut :

1. Differential input voltage: ±40mV(Full-scale differential input voltage ±

40mV).

2. Data accuracy: 24 bit (24 bit A / D converterchip.)

3. Refresh frequency: 80Hz.

4. Operating Voltage : 5VDC.

5. Operating current : <10 mA.

6. Size:38mm*21mm*10mm
2
J. Speaker

Pengeras suara (bahasa Inggris: Loud speaker atau Speaker) adalah

transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) melalui

penggetaran komponen yang berbentuk membran untuk menggetarkan udara

sehingga terjadilah gelombang suara yang terdengar sampai di gendang telinga dan

dapat didengar sebagai suara (Wikipedia, 2020).

Gambar 4. Simbol dan bentuk fisik Speaker


(Teknikelektronika.com)

Pada setiap sistem loud speaker (penghasil suara), pengeras suara juga

menentukan kualitas suara di samping peralatan pengolah suara sebelumnya yang

masih berbentuk listrik dalam rangkaian penguat amplifier.

a. Diafragma

Sebuah driver memproduksi gelombang suara dengan menggetarkan

cone yang fleksibel atau diafragma secara cepat. Cone tersebut biasanya terbuat

dari kertas, ataupun logam, yang berdempetan pada ujung yang lebih besar pada

suspension. Suspension atau surround, merupakan material yang fleksibel yang

menggerakkan cone, dan mengenai bingkai logam pada drivers, disebut basket.

Ujung panah pada cone berfungsi menghubungkan cone ke voice coil.

Coil tersebut didempetkan pada basket oleh spider, yang merupakan sebuah

2
cincin dari material yang fleksibel. Spider menahan coil pada posisinya sambil

mendorongnya bergerak kembali dengan bebas dan begitu seterusnya.

b. Magnet

Proses spaker coil bergerak maju mundur, kembali ke posisi semula dan

seterusnya adalah sebagai berikut. Garis gaya magnet yang konstan berasal dari

magnet permanen dan coil. Kedua magnet tersebut, yaitu elektromagnet dari

coil dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain seperti dua magnet yang

berhubungan pada umumnya. Kutub positif pada elektromagnet tertarik oleh

kutub negatif pada bidang magnet permanen dan kutub negatif pada

elektromagnet ditolak oleh kutub negatif magnet permanen.

Ketika orientasi kutub elektromagnet bertukar, bertukar pula arah dan

gaya tarik-menariknya. Dengan cara seperti ini, arus bolak-balik melakukan

dorongan dan tarikan antara voice coil dan magnet permanen. Proses inilah

yang mendorong coil kembali dan begitu seterusnya dengan cepat. Sewaktu coil

bergerak, ia mendorong dan menarik speaker cone. Hal tersebut dapat

menggetarkan udara di depan speaker, membentuk gelombang suara

(Wikipedia, 2020).

K. Modul DFPlayer

DFPlayeratau MP3-TF-16P merupakan modul pemutar file audio atau

sebuah module decoder musik/suara dengan format file berupa ".MP3". Format

mp3 sendiri sudah sangat umum dikenal oleh kita semua. Bentuk fisik dari

DFPlayer mini ini berbentuk persegi dengan ukuran 21mm x 21 mm dan modul ini

memiliki 16 kaki pin (digiwarestore.com, 2019).

2
Gambar 6. Bentuk fisik Modul Gambar 5. Pin DFPlayer
DFPlayer (digiwarestore.com)
(digiwarestore.com)

Spesifikasi:

1. Tegangan Kerja: 3.2 - 5 V

2. Output: DAC 24-bit

3. SNR: 85 dB

4. Kompabilitas File Sistem: FAT16 dan FAT 32

5. Kapasitas Penyimpanan Maksimum:Micro SD 32 GB dan NORFLASH 64

MB

6. Mode Pengontrolan: Mode kontrol I/O, mode serial, mode kontrol tombol AD

7. Jenis Format Audio: MP3, WAV, WMA

8. Jumlah File Audio: 255 berkas audio (maksimal)

9. Equalizer: 6 level

10. Volume: 30 level

L. Liquid Crystal Digital (LCD)

Layar LCD merupakan suatu media penampilan data yang sangat efektif

danefisiendalampenggunaannya.Untukmenampilkansebuahkarakterpadalayar LCD

diperlukan beberapa rangakaian tambahan. Untuk lebih memudahkan para

pengguna, maka beberapa perusahaan elektronik menciptakan modul LCD. Adapun

bentuk fisik LCD 2x16 seperti pada gambar 7 (Baskara, 2016).

2
Gambar 7. Bentuk Fisik LCD 2x16
(Amarilys, 2018)
LCD dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan panel LCD yang terdiri

dari banyak dot atau titik LCD dan microcontroller yang menempel pada bagian

belakang panel LCD yang berfungsi untuk mengatur titik-titik LCD sehingga

dapat menampilkan huruf, angka, dan simbol khusus yang dapat terbaca.

Fungsi Pin-Pin LCD

Modul LCD berukuran 16 karakter x 2 baris dengan fasilitas backlighting

memiliki 16 pin yang terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kontrol dan jalur-jalur catu

daya, dengan fasilitas pin yang tersedia maka lcd 2x16 dapat digunakan secara

maksimal untuk menampilkan data yang dikeluarkan oleh microcontroller, secara

ringkas fungsi pin-pin pada LCD dituliskan pada Tabel 3.

Tabel 3. Konfigurasi Pin LCD 2x16 (Anonimc, 2008)


Pin Number Simbol Function
1 Vss GND
2 Vdd +3v atau +5v
3 Vo Contrast Adjustment
4 RS H/L Register Select Signal
5 R/W H/L Read/Write Signal
6 E H Enable Signal
7 DB0 H/L Data Bus Line
8 DB1 H/L Data Bus Line
9 DB2 H/L Data Bus Line
10 DB3 H/L Data Bus Line
11 DB4 H/L Data Bus Line
12 DB5 H/L Data Bus Line
13 DB6 H/L Data Bus Line
14 DB7 H/L Data Bus Line
15 A/Vee +4.2 for LED/Negative Voltage Output
16 K Power Supply for B/L (OV)

2
Sedangkan secara umum pin-pin LCD diterangkan sebagai berikut:

1. Pin 1 dan2

Merupakan sambungan catu daya, Vss dan Vdd. Pin Vdd dihubungkan

denganteganganpositifcatudaya,danVsspada0Vatauground.Meskipundata

menentukan catu 5 V DC (hanya pada beberapa mA), menyediakan 6V dan

4.5V yang keduanya bekerja dengan baik, bahkan 3V cukup untuk beberapa

modul.

2. Pin 3

Pin 3 merupakan pin kontrol Vee, yang digunakan untuk mengatur kontras

display. Idealnya pin ini dihubungkan dengan tegangan yang bisa dirubah

untuk memungkinkan pengaturan terhadap tingkatan kontras displaysesuai

dengan kebutuhan, pin ini dapat dihubungkan dengan variable resistor

sebagai pengatur kontras.

3. Pin 4

Pin 4 merupakan Register Select (RS), masukan yang pertama dari tiga

command control input. Dengan membuat RS menjadi high, data karakter

dapat ditransfer dari dan menuju modulnya.

4. Pin 5

Read/Write (R/W), untuk memfungsikan sebagai perintah write maka R/W

low atau menulis karakter ke modul. R/W high untuk membaca data karakter

atau informasi status dari register-nya.

5. Pin 6

Enable(E), input ini digunakan untuk transfer actual dari perintah - perintah

atau karakter antara modul dengan hubungan data. Ketika menulis ke display,

data ditransfer hanya pada perpindahan high atau low. Tetapi ketika

2
membaca dari display, data akan menjadi lebih cepat tersedia setelah

perpindahan dari low ke high dan tetap tersedia hingga sinyal low lagi.

6. Pin 7-14

Pin 7 sampai 14 adalah delapan jalur data/data bus (D0 sampai D7) dimana

data dapat ditransfer ke dan dari display.

7. Pin 16

Pin 16 dihubungkan kedalam tegangan 5 Volt untuk memberi tegangan dan

menghidupkan lampu latar/Backlight LCD.

M. Baterai Lithium 18650

Salah satu jenis baterai yang banyak digunakan saat ini adalah Battery

Lithium 18650. Ini adalah jenis baterai yang dapat di cas ulang (rechargeable).

Kebanyakan perangkat elektronik portable yang membutuhkan tenaga besar dan

tahan lama dipastikan menggunakan battery 18650. Sebut saja misalnya laptop,

power bank, wireless bluetooth speaker, perangkat remote control, mobil,

helicopter, alat pertukangan bor atau obeng wireless, lampu senter LED, rokok

elektronik dan sebagainya (de-Tekno.com, 2019)

Gambar 8. Baterai Lithium 18650


(de-Tekno.com)

2
a. Ukuran Baterai

Nama baterai 18650 merujuk pada ukuran fisiknya yang berbentuk silinder.

Angka 18 untuk diameter baterai 18 mm dan angka 650 untuk ukuran tinggi baterai

65,0 mm. Angka “0” dibelakang koma merujuk pada toleransi tinggi total baterai

berdasarkan jenis produk baterai 18650 tersebut. Seperti :

1. Terdapat rangkaian proteksi atau tidak (protected or unprotected), jika terdapat

rangkaian proteksi, baterai akan sedikit lebih panjang.

2. Kutub positif baterai dari jenis flat top dimana kutub positif baterai datar

hampir rata dengan body-nya, atau

3. Kutub positif yang terdapat tonjolan kecil (button top) seperti yang terdapat

pada kutub positif baterai ukuran AA atau AAA

b. Tegangan dan kapasitas

Tegangan kerja baterai 18650 adalah 3,7 Volt. Maksimum dapat di cas 4,2

Volt dan baterai kosong pada 3,0 Volt. Sedangkan kemampuan menyimpan arus

listrik beragam tergantung produksinya, ada yang 3400 mAH, 2500mAH,

2200mAH, 1500mAH dan sebagainya. Namun maksimal yang dapat diproduksi

hingga kini hanya dapat menyimpan ararus maksimal 3600 mAH.

mAH adalah singkatan dari mili Ampere Hour, satuan untuk kapastias arus listrik

yang dapat disimpan battery. Misalkan kita punya baterai 18650 dengan kapasitas

3000 mAH. Ini artinya, baterai tersebut dapat menyuplai arus listrik 3000 mA (3

Ampere) selama satu jam.

2
N. Modul Charger dan Boost Converter

Modul ini adalah modul pengisian baterai lithium sel tunggal kecil yang

juga mencakup konverter step-up (boost) 1A untuk memberi daya pada berbagai

aplikasi. Modul ini akan mengisi sebagian besar jenis baterai LiPo sel tunggal (3,7)

dari input catu daya 4 hingga 7,5V, atau dari port / adaptor USB 5V standar.

Gambar 9. Modul ChargerHW-357

(tokopedia)

Spesifikasi :
1. Tegangan input: DC4.5-8V

2. Tegangan output: DC4.3V-27V (pengatur posisi berlawanan arah jarum jam

meningkatkan putaran)

3. Arus keluaran: 2A MAX

4. Pengisian tegangan 4.2V, arus pengisian 1A

5. Referensi keluaran arus maksimum 5V 1.4A, 9V 0.8A, 12V 0.6A

6. Warna: Hijau

O. Push button / Sakelar

Saklar pada dasarnya merupakan perangkat mekanik yang terdiri dari dua

atau lebih terminal yang terhubung secara internal ke bilah atau kontak logam

yang dapat dibuka dan ditutup oleh penggunanya. Aliran listrik akan mengalir

apabila suatu kontak dihubungkan dengan kontak lainnya. Sebaliknya, aliran

listrik akan terputus apabila hubungan tersebut dibuka atau dipisahkan.

2
Gambar 10. Push Button
(BuyaPi.ca)

Selain sebagai komponen untuk menghidupkan (ON) dan mematikan

(OFF) perangkat elektronik, Saklar sering juga difungsikan sebagai pengendali

untuk mengaktifkan fitur-fitur tertentu pada suatu rangkaian listrik. Contohnya

seperti pengatur tegangan pada pencatu daya, sebagai pengatur Volume di Ponsel

dan lain-lain.

Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push

button switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO

(Normally Open).

a. NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya

terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan,

kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau

menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau

menyalakan sistem circuit (Push Button ON).

b. NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya

tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button

ditekan, kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus

aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan

sistem circuit (Push Button Off) (Suprianto, 2015).

3
BAB III

METODE PERANCANGAN

A. Waktu dan Tempat

Perancangan dan pembuatan alat ini telah dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada

tanggal 10 Januari 2021 sampai 3 Maret 2021, yang dilaksanakan di Workshop

Program Studi Teknologi Elektro-Medis Universitas Mandala Waluya.

B. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun beberapa alat yang digunakan pada tahap perancangan dan

pembuatan modul ini dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4. Alat yang digunakan pada pembuatan alat

NO Alat Spesifikasi Fungsi


Intel Inside,
1 Computer/Laptop Untuk membuat bahasa program
RAM 2 gb
Sebagai pembaca tegangan
2 Multimeter DT-8303
listrik,muatan listrik, dan arus listrik.

3 Atraktor - Untuk menyedot timah dari PCB

Papan project board


4 26 mm Sebagai tempat menguji rangkaian
(papan uji)

5 Obeng, Tang - Alat bantu pembuatan rangka


Potong, Tespen,dll Timbangan

6 Bor + Mata Bor 2.0 mm Alat bantu pembuatan casing

7 Untuk menempelkan timah pada


Solder 220V-240V
PCB
8 Untuk memotong tripleks dan
Cutter -
membuat box alat

3
2. Bahan

Adapun beberapa bahan yang digunakan pada tahap perancangan dan

pembuatan modul ini dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 5. Bahan yang digunakan pada pembuatan alat

No Bahan Spesifikasi Keterangan


Sebagai prosesor dan komponen
utama yang melakukan proses
1 Mikrokontroler ATmega328
perhitungan data-data yang
diharapkan.
Sensor berat Sebagai pengukur dan pendeteksi
2 Half bridge, 50 Kg
(Load cell) beban yang akan ditimbang
Dataaccuracy:24 bit Sebagai modul untuk mengubah data
3 Modul HX711 (24 bit A/D conventer analog dari loadcell menjadi data
chip) digital
Sebagai display untuk menampilkan
4 LCD 16x2 hasil input data dan hasil pengukuran
BB serta IMT
Sebagai keluaran untuk memberitahu
5 Speaker 35 Hz-1 kHz
hasil pengukuran dalam bentuk suara.
Size : 21mm*21mm Sebagai penyimpan data rekaman
6 DFPlayer
16 pin suara.
7 Baterai Lithium 18650 Sebagai sumber tegangan pada alat.
Sebagai modul pengisi ulang baterai
Modul Charger & Lithium 18650 dan juga mencakup
8 HW-357
konverter step-up konverter step-up untuk menaikkan
tegangan
Sebagai perantara untuk memasukan
data-data yang dibutuhkan untuk
pengukuran.
Ket. Warna Tombol:
9 Push button Normally Open
Biru (Up)
Hijau (Down)
Putih (Tare dan Back)
Kuning (Enter)
Sebagai penghubungkaki-kaki
10 Timah 0.8 mm
komponen
PCB (Printed Circuit Sebagai tempat untuk menyatukan
11 5x7
Board) komponen dan rangkaian
Sebagai penghubung antara
12 Kabel penghubung -
komponen dan rangkaian.
Warna : hitam Sebagai tempat pijakan untuk
13 Timbangan
Max : 180 Kg melakukan pengukuran

14 Mika Bening Sebagai cover atas dari box rangkaian

3
Sebagai tiang penyanggah dan
15 Pipa PVC, ½ inch penghubung antara Timbangan dan
box rangkaian
Sebagai bahan yang digunakan untuk
16 Tripleks - membuat box rangkaian bagian
samping dan bawah
PB102 Sebagai cover warna pada mekanik
17 Pilox
Black alat

C. Perancangan Alat

1. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Pada perancangan perangkat keras (Hardware), blok diagram digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 11. Blok Diagram timbangan digital


Cara kerja blok diagram :

Dari blok diagram diatas dapat dilihat bahwa sumber daya utama dari

alat ini adalah baterai isi ulang (re-chargeable battery) yang di charge

menggunakan tegangan dari PLN, ketika alat dihidupkan maka tegangan

akan disalurkan pada prosesor alat ini yaitu Mikrokontroler yang sebelumnya
3
telah melewati modul konverter (Step-Up) yang berfungsi untuk menaikkan

tegangan dari baterai 3,7V (baterai susunan paralel) menjadi 5V sesuai

kebutuhan dari Mikrokontroler itu sendiri.

Saat alat telah aktif dan siap untuk digunakan maka untuk

melakukan pengukuran terlebih dahulu dimasukkan data-data yang

dibutuhkan yaitu Jenis kelamin, usia dan tinggi badan, yang dapat di input

dengan menekan push button. Untuk data keempat yaitu berat badan

terlebih dahulu harus dilakukan penimbangan dengan cara beban diberikan

langsung pada sensor berat (loadcell) lalu perubahan yang terukur akan

dikonversi menjadi besaran listrik oleh Modul HX711 dan dikirim ke

prosesor. Setelah empat data diatas telah lengkap dan di input maka

Mikrokontroler akan menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) beban

yang terukur untuk kemudian diketahui Berat Badan Idealnya.

Proses terakhir dari sistem alat ini yaitu data yang terukur dikirim

oleh prosesor menuju LCD untuk ditampilkan pada layar dan juga dikirim

pada DFPlayer untuk diproses dan disimpan lalu dikeluarkan oleh speaker

dalam bentuk suara.

3
2. Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Pada perancanganperangkat lunak (software), Diagram alir/Flow chart

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 12. Diagram alir alat timbangan digital

Cara kerja Diagram Alir :


Sistem ini dimulai dengan proses inisialisasi pada LCD, kemudian

dilanjutkan dengan proses meng-input data-data yang dibutuhkan berupa jenis

kelamin, usia, tinggi badan serta berat badan. Data berat badan ter-input setelah

tahap penimbangan berat badan dilakukan yang akan diketahui dengan

tertampilnya data-data tersebut pada display, selanjutnya nilai timbangan yang

diukur oleh sensor berat (loadcell) diproses oleh Mikrokontroler untuk kemudian

dihitung nilai Indeks Massa Tubuh dari beban.

3
Jika nilai IMT terukur maka hasil pengukuran akan tertampil pada LCD dan

terdengar pada speaker dan proses selesai, tetapi jika tidak terukur maka proses

diulang dengan cara memberikan kembali beban pada sensor berat (Loadcell).

D. Skematik Rangkaian

Berikut adalah gambar skematik rangkaian masing-masing bagian pada

perancangan alat ini.

1. Rangkaian sistim minimum

Gambar 13. Rangkaian Sistim Minimum

Penjelasan gambar :

Rangkaian sistim minimum merupakan rangkaian yang minimal harus ada

dalam sebuah alat agar alat dapat bekerja. Pada rangkaian ini terdapat IC

ATmega328 yang merupakan salah satu komponen yang mengelola program

yang akan diinput.

3
Untuk rangkaian sistim minimum ini komponen IC ATmega328 pada pin 9

dan 10 dihubungkan satu kristal 16MHz dimana pada dua kakinya dihubungkan

masing-masing kapasitor 22pF serta pada sisi negatif kapasitor dihubungkan

dengan GND, lalu pada pin Vcc dihubungkan tegangan 5V. Pada gambar

rangkaian diatas masing-masing simbol GND terhubung satu sama lain dalam

pengaplikasian pada alat nantinya.

2. Rangkaian Loadcelldan HX711

Gambar 14. Rangkaian Loadcell dan HX711

Penjelasan gambar :
Rangkaian diatas merupakan pengkabelan antara Loadcelldan HX711.

Rangkaian ini adalah rangkaian yang mendeteksi berat beban yang akan

melakukan pengukuran berat badan. Komponen loadcell diatas memiliki tiga

buah kabel dengan simbol B,R dan W yang merupakan simbol dari Black

(Hitam), Red (Merah) dan White (Putih).

Pada gambar diatas, Loadcell I dan II kabel putih dari keduanya

dihubungkan begitu juga dengan Loadcell III dan IV, sementara untuk Loadcell

3
I dan III kabel hitam dihubungkan berlaku sama untuk Loadcell II dan IV.

Untuk kabel Merah Loadcell I terhubung ke pin E-, LoadcellII kabel merah

terhubung ke pin A- , Loadcell III kabel merah terhubung pada pin A+, dan

untuk Loadcell IV kabel merah terhubung pada pin A- pada modul HX711.

3. Rangkaian Liquid Crystal Dispaly (LCD)

Gambar 15. Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)

Penjelasan gambar :

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan komponen yang digunakan untuk

menampilkan hasil pembacaan data dan hasil pengukuran pada alat. Komponen

ini memiliki ukuran 16x2 dilengkapi 16 pin dengan fungsi dan pengkabelan

yang berbeda-beda. Untuk rangkaian LCD pada modul ini dihubungkan dengan

I2C, dimana pada I2C sendiri hanya memiliki 4 pin keluaran yaitu Vcc untuk

tegangan 5V, pin GND, pin SDA dihubungkan ke pin 27 mikrokontroler dan

pin SCL dihubungkan ke pin 28 mikrokontroler.

3
4. Rangkaian Speaker dan DFPlayer

Gambar 16. Rangkaian Speaker dan DFPlayer

Penjelasan Gambar :

Rangkaian speakerdan DFPlayer adalah rangkaian yang berfungsi untuk

menghasilkan dan mengeluarkan suara untuk menyampaikan hasil pengukuran

pada alat.

Pada rangkaian diatas kedua kaki speakerdihubungkan ke pin SPK 1 dan

SPK 2 pada modul DFPlayer sementara pin TX dan RX DFPlayer

dihubungkan pada pin Mikrokontroler.

3
5. Rangkaian modul charger

Gambar 17. Rangkaian Modul Charger

Penjelasan gambar :
Rangkaian modul charger adalah rangkaian yang difungsikan untuk

melakukan pengisian ulang (re-charge) pada baterai yang merupakan sumber

tegangan utama pada alat. Pada rangkaian ini dua buah baterai Lithium dengan

masing-masing tegangan berkisar 3,7V - 4,2V disusun secara paralel sehingga

tegangan harus dinaikkan menjadi 5 Volt agar tegangan keluaran yang

dihasilkan dapat diterima oleh Mikrokontroler.

4
6. Rangkaian Keseluruhan

Gambar 18. Skematik Rangkaian Keseluruhan

4
a. Penjelasan skematik rangkaian keseluruhan :

Pada gambar skematik rangkaian gabungan diatas digambarkan bahwa tiap

bagian blok pada rangkaian terhubung pada prosesor alat yaitu Mikrokontroler,

dimana Mikrokontroler ini dirangkai menjadi sebuah sistim minimum yang terdiri

dari IC Atmega328 dan komponen pendukungnya seperti Crystal 16MHz dan dua

buah Kapasitor 22pF.

Untuk mengaktifkan rangkaian sistim minimum maka rangkaian pertama

yang digunakan adalah rangkaian power supply, dimana tegangan didapatkan

melalui 2 buah baterai dengan masing-masing tegangan 3,7V- 4,2V yang disusun

secara paralel dan dihubungkan pada konverter step up. Konverter step up ini

merupakan modul yang disertakan pula dengan modul charger nya sehingga

fungsinya adalah modul untuk pengisian ulang baterai sekaligus sebagai penaik

tegangan dari baterai 3,7V menjadi 5V sesuai kebutuhan dari mikrokontroler.

Untuk rangkaian LCD 2x16 ini memiliki 16 kaki/pin dan ke 16 kaki pin

tersebut dihubungkan dengan pin I2C yang dimana hanya terdapat empat pin

keluaran menuju mikrokontroler yaitu pin Vcc dan GND serta pin SDA terhubung

ke pin 27 mikrokontroler dan pin SCL dihubungkan ke pin 28 padaMikrokontroler.

Selanjutnya rangkaian Loadcell dan HX711 dengan pengkabelan

yaituloadcell memiliki tiga buah kabel dengan kode B(Black), R(Red) dan

W(White) sebagai tanda untuk membedakan warnanya dimana kabel merah adalah

sisi positif, kabel hitam adalah sisi Negatif dan kabel Merah sebagai Centre. Kabel

ini dihubungkan menuju pin E+, E-, A+ dan A- pada modul HX711 sementara

untiuk pin DAT (data) dan SCK (Serial Clock Sync) pada HX711 dihubungkan ke

4
pin 23 dan 24 pada Mikrokontroler, pin Vcc dihubungkan dengan catu daya 5V dan

grounding ke GND.

Untuk blok rangkaian DFPlayer dan Speaker, rangkaian ini merupakan

rangkaian yang berfungsi agar alat dapat menghasilkan output suaradimana

pengkabelannya yaitu pin TX dan RX dihubungkan ke pin 13 dan 14 pada

Mikrokontroler, sedangkan untuk pin SPK 1 dan SPK 2 dihubungkan ke kabel

Speaker. Untuk pin Vcc dihubungkan ke catu daya dan pin negatif ke GND.

Rangkaian terakhir dari sistem ini yaitu rangkaian tombol Up, Down dan

Enter, yang difungsikan untuk memilih dan mengatur kesesuaian data yang akan

diinput pada saat akan melakukan pengukuran. Tombol ini dihubungkan pada pin

4, 5, 6, 11 dan 12 pada Mikrokontroler.

b. Penjelasan alur rangkaian :

Dari gambar skematik rangkaian diatas sumber tegangan utama dari alat ini

yaitu Baterai dimana baterai ini dapat diisi ulang dayanya menggunakan sumber

tegangan dari PLN melalui adaptor dan modul charger. Untuk menghidupkan alat

terlebih dahulu harus menekan tombol saklar, setelah tombol saklar ditekan maka

power supply akan menyuplai tegangan menuju Mikrokontroler dan rangkaian

lainnya agar siap bekerja sesuai fungsinya.

Untuk memulai proses kerja alat dalam melakukan pengukuran maka user

harus menginput empat data yang dibutuhkan terlebih dahulu yaitu Gender (jenis

kelamin), Usia, tinggi badan dan berat badan. Data-data tersebut (kecuali berat

badan) dapat diinput langsung setelah layar diaktifkan, setelah tertampil akan

tersedia menu untuk menginput usia dan tinggi badan maka user dapat menekan

4
tombol up dan down untuk menyesuaikan usia dan tinggi badannya masing-masing

dan menakan tombol enter jika data sudah benar. Untuk data berat badan maka user

harus melakukan pengukuran berat badan/menimbang, nilai berat badan ini

dideteksi menggunakan Loadcell/sensor berat yang hasil pengukurannya dikirim

pada modul HX711 untuk dikonversi menjadi besaran listrik agar dapat diproses

oleh Mikrokontroler dan dapat ditampilkan pada layar LCD.

Setelah keempat data sudah lengkap maka Mikrokontroler sudah dapat

melakukan penghitungan nilai Indeks Massa Tubuh menggunakan rumus yang

dimasukkan pada program dan diolah Mikrokontroler untuk kemudian dikirimkan

pada penampil LCD agar dapat terbaca oleh user, selain itu juga dimunculkan

dalam bentuk suara menggunakan speaker.

E. Desain Mekanik

Adapun gambar rancangan untuk desain mekanik dari alat ini terlihat seperti

gambar dibawah.

Gambar 19. Desain mekanik timbangan

4
Penjelasan gambar :
1. Pijakan beban

Merupakan plat yang digunakan untuk menginjak pada saat akan melakukan

pengukuran berat badan

2. LCD 16x2

Display yang digunakan untuk menampilkan parameter yang diinput serta

menampilkan hasil pengukuran

3. Tombol (Up dan Down)

Digunakan untuk mengatur/menginput angka pada usia dan tinggi badan.

4. Tombol (Enter)

Digunakan untuk memilih hasil settingan angka usia dan tinggi badan

5. Tombol (Back)

Digunakan untuk membuat display kembali ke menu awal

6. Tombol (Tare)

Digunakan untuk mengenolkan pembacaan timbangan

7. Tombol (Power)

Digunakan untuk menghidupkan dan mematikan alat

8. Port USB

Digunakan sebagai penghubung kabel dari timbangan ke alat.

4
F. Pengujian sistem

Pada perancangan dan pembuatan alat timbangan digital ini akan dilakukan

pengujian sistem yang dimana tujuannya adalah untuk mengetahui apakah alat yang

dibuat sudah sesuai dengan yang dirancang dan layak untuk digunakan. Pengujian

alat ini akan dilakukan dengan cara membandingkan pengukuran pada alat yang

dibuat dengan alat yang sudah terstandarisasi.

Pada saat melakukan pengujian, jika nilai pengukuran yang dihasilkan oleh

alat timbangan digital dan nilai pengukuran yang terukur pada alat standar sudah

sesuai maka alat sudah layak untuk digunakan. Tetapi jika nilai pengukuran pada

kedua timbangan terdapat perbedaan atau penyimpangan hasil pengukuran yang

signifikan maka harus dilakukan pengecekan pada setiap komponen yang

digunakan pada pembuatan alat timbangan digital.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan

pengecekan alat yaitu sebagai berikut.

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Melakukan pengecekan pada setiap komponen yang digunakan dan

memastikan setiap rangkaian terhubung dengan baik

3. Melakukan pengecekan pada rangkaian sensor berat (loadcell) apakah dapat

mendeteksi beban dengan baik

4. Melakukan uji coba alat

5. Mencatat data hasil pengukuran uji coba alat.

4
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Spesifikasi Alat

Alat yang telah dibuat yaitu sebuah Timbangan Digital dengan Sistem

Pengukuran Nilai Indeks Massa Tubuh dilengkapi output suara memiliki

spesifikasi sebagai berikut.

Nama Alat : Timbangan badan digital

Fungsi : Untuk mengukur berat badanserta menghitung nilai

Indeks Massa Tubuh yang bertujuan untuk

memonitoring berat bada ideal.

Tegangan sumber : 5 Volt DC

Gambar 20. Bentuk Fisik Modul Timbangan digital

4
2. Pengujian Modul

Setelah modul berhasil dibuat,maka selanjutnya melakukan pengujian yang

bertujuan untuk mengetahui ketepatan sistem dan prinsip kerja dari modul serta

untuk memastikan bahwa setiap bagian komponen pada alat berfungsi dengan

semestinya.

Berikut ini langkah-langkah untuk melakukan pengujian modul yang dapat

diuraikan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :

a. Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk pengujian modul berupa

timbangan digital terstandarisasi.

b. Menyiapkan Tabel dan Alat tulis yang akan digunakan untuk mencatat hasil

pengujian modul.

c. Menyalakan modul untuk memulai proses pengukuran

d. Menyiapkan sampel yang akan melakukan pengukuran sebanyak 10 orang

e. Menginput data-data yang diperlukan dari 10 orang sampel untuk

melakukan pengukuran berat badan dan perhitungan nilai Indeks Massa

Tubuh.

f. Memulai proses pengukuran berat badan dengan cara terlebih dahulu

menimbang pada timbangan terstandarisasi, kemudian menimbang pada

modul yang dibuat.

g. Memastikan nilai beban yang terukur pada modul sesuai dengan

pengukuran pada timbangan terstandarisasi

h. Memastikan nilai hasil pengukuran berat badan yang tertampil pada layar

LCD sesuai dengan penyebutan pada speaker

i. Mencatat seluruh hasil pengukuran pada tabel yang disediakan.

4
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Modul

Untuk mengoperasikan timbangan badan digital ini ada beberapa langkah

yang dapat diikuti. Adapun SOP untuk modul ini dapat dituliskan sebagai berikut.

a. Menyiapkan modul yang telah dibuat

Gambar 21. Modul timbangan yang telah dibuat

b. Mengeluarkan timbangan dari dalam box

Gambar 22. Mengeluarkan timbangan

Gambar 23.Timbangan telah dikeluarkan

4
c. Menekan tombol ON/OFF untuk menyalakan alat.

Gambar 24. Menekan tombol OFF ke posisi ON

d. Menghubungkan kabel timbangan pada box alat

Gambar 25. Kabel timbangan dihubungkan ke port USB pada alat

e. Menginputkan data-data yang dibutuhkan untuk menghitung nilai Indeks

Massa Tubuh, yaitu Tinggi badan, Usia dan Jenis Kelamin.

- Data Tinggi badan’

Data tinggi badan adalah data pertama yang diinput,proses

penginputan dilakukan dengan menekan tombol Up pada box untuk

melakukan setting sesuai tinggi badan yang akan melakukan

pengukuran. Proses input tinggi badan dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

5
Gambar 26. Menginput tinggi badan

Dalam proses menginput data, untuk pindah ke menu input data

selanjutnya User dapat menekan tombol enter seperti terlihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 27. Menekan tombol enter untuk pindah menu input

- Data ‘Usia’

Data ini diinput setelah tinggi badan. Proses penginputan

Usia sama dengan proses input pada tinggi badan yaitu menekan

tombol Up untuk melakukan setting sesuai usia yang akan melakukan

pengukuran. Seperti terlihat pada gambar dibawah.

Gambar 28. Menginput Usia

5
- Data ‘Jenis Kelamin’

Data ini diinput setelah Usia, untuk melakukan pemilihan

dapat langsung menekan enter jika jenis kelamin adalah Pria dan dapat

menekan tombol Down terlebih dahulu untuk menampilkan menu

Wanita.Seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 29. Menekan tombol enter untuk ‘Pria’

Gambar 30. Menekan tombol down untuk ‘Wanita’

f. Melakukan penimbangan berat badan.

Setelah semua data telah diinput, selanjutnya melakukan

penimbangan untuk mengukur berat badan seperti terlihat pada gambar

berikut.

5
Gambar 31. Proses menimbang berat badan

g. Menekan tombol ‘enter’ agar speaker dapat mengeluarkan suara dan

menyebut nilai berat badan terukur yang sebelumnya telah tertampil pada

layar LCD.

Gambar 32. menekan tombol enter untuk mengeluarkan suara

Proses penyebutan hasil pengukuran berat badan oleh speaker ditandai

dengan menyala/berkedipnya LED indikator berwarna merah pada DFPlayer.

Atau dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 33. hasil pengukuran tertampil di LCD dan dikeluarkan oleh


speaker

5
h. Secara otomatis setelah penyebutan hasil pengukuran berat badan maka

speaker juga akan langsung menyebutkan berapa nilai hasil perhitungan

Indeks Massa Tubuh diikuti dengan menyebutkan Status IMT.

Pada gambar dibawah terlihat bahwa nilai hasil perhitungan IMT

dan Status IMT tertampil pada LCD dan dikeluarkan/disebutkan oleh

speaker yang ditandai dengan menyala/berkedipnya LED indikator

merah pada DFPlayer.

Gambar 34. Hasil Perhitungan IMT Tertampil Pada LCD Dan


DisebutkanOleh Speaker

Gambar 35. Status IMT tertampil pada LCD dan disebutkan


oleh Speaker

5
4. Pengambilan data

Tabel 6. Pengambilan data pengukuran nilai IMT


BERAT IMT
SUKA JENIS TINGGI TIMBANGAN(kg) NILAI PERHITUNGAN
No
RELAWAN KELAMIN (cm)
Standar Modul Sistem Manual
1 Sampel 1 Laki-Laki 165 54,8 55,0 20,2 20,2
2 Sampel 2 Perempuan 167 64,0 64,1 22,9 22,9
3 Sampel 3 Laki-Laki 169 88,4 88,4 30,9 30,9
4 Sampel 4 Laki-Laki 165 51,0 51,2 18,7 18,7
5 Sampel 5 Laki-Laki 168 62,1 62,1 22,0 22,0
6 Sampel 6 Laki-Laki 172 57,9 57,9 19,5 19,5
7 Sampel 7 Laki-Laki 165 66,4 66,5 24,2 24,2
8 Sampel 8 Perempuan 152 46,7 46,7 20,1 20,1
9 Sampel 9 Laki-Laki 175 65,8 65,8 21,4 21,4
10 Sampel 10 Laki-Laki 165 63,0 63,0 23,1 23,1

(Sumber : Data Primer, diolah Tanggal 5 Maret 2021)

Tabel 7. Nilai selisih pengukuran timbangan

BERAT
No SUKARELAWAN TIMBANGAN(kg) SELISIH
Standar Modul
1 Sampel 1 54,8 55,0 0,2
2 Sampel 2 64,0 64,1 0,1
3 Sampel 3 88,4 88,4 0
4 Sampel 4 51,0 51,2 0,2
5 Sampel 5 62,1 62,1 0
6 Sampel 6 57,9 57,9 0
7 Sampel 7 66,4 66,5 0,1
8 Sampel 8 46,7 46,7 0
9 Sampel 9 65,8 65,8 0
10 Sampel 10 63,0 63,0 0
RATA-RATA 0.06

5
B. PEMBAHASAN

Timbangan digital adalah sebuah piranti elektronik yang digunakan untuk

mengukur berat atau massa suatu benda ataupun zat dengan penggunaan yang lebih

mudah. Timbangan badan digital mempunyai indikator berupa angka digital yang

digunakan untuk melihat hasil pengukuran berat badan sehingga dapat dibaca oleh

pengguna yang melakukan pengukuran. Timbangan digital dalam penelitian ini adalah

sebuah timbangan badan yang sudah dilengkapi dengan sistem perhitungan nilai

Indeks Massa Tubuh (IMT) dan output suara.

Timbangan badan yang dibuat ini dapat mengukur berat badan dan

menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tujuannya untuk mengetahui status

IMT seseorang apakah Kurus, Ideal, Gemuk atau mungkin Obesitas. Hasil nilai IMT

didapatkan dengan menggunakan persamaan untuk menghitung IMT yaitu berat badan

dibagi dengan tinggi badan kuadrat yang diinput kedalam program agar

Mikrokontroler dapat memproses persamaan tersebut dan dapat ditampilkan pada

layar LCD dan juga dapat dikeluarkan melalui suara pada speaker.

Modul timbangan badan digital ini menggunakan baterai Li-ion 18650 yang

dapat diisi ulang. Terdapat dua buah baterai dengan tegangan masing-masing baterai

sebesar 3,7V - 4,2V sebagai sumber tegangan untuk menghidupkan alat, dua buah

baterai tersebut dirangkai secara paralel dengan hasil tegangan 3,7V, untuk menaikkan

tegangan menjadi 5V sesuai kebutuhan dari mikrokontroler digunakan komponen

boost converter dimana pada komponen ini juga sudah disertakan dengan modul

charger yang berfungsi sebagai pengaman saat melakukan proses pengisian ulang

baterai. Pengisian daya baterai apabila lowbatt menggunakan adaptor 5V DC yang

dihubungkan dengan PLN.

5
Pada modul timbangan ini terdapat empat buah loadcell yang disusun secara

seri dan merupakan sensor berat yang dapat mendeteksi berat suatu beban yang

diterimanya. Prinsip kerja dari sensor berat pada timbangan ini yaitu ketika ada

sebuah tekanan yang diterima maka sensor akan mendeteksi beban sehingga nilai

resistansi/hambatannya akan berubah dan dikeluarkan melalui tiga buah kabel. Nilai

resistansi yang dikeluarkan sensor ini yang masih dalam bentuk data analog kemudian

dikonversi menjadi data digital oleh modul HX711 agar data tersebut dapat diproses

oleh Mikrokontroler sehingga berat badan yang terukur oleh sensor dapat ditampilkan

pada layar LCD maupun pada Speaker.

Timbangan Digital ini sebelum digunakan dikalibrasi terlebih dahulu agar

sesuai dengan hasil pengukuran pada timbangan pabrikan/standar. Cara kalibrasi

timbangan ini yaitu dengan mengatur nilai Calibration Factor menggunakan program

Kalibrasi Loadcell, dimana nilai calibration factor nya diatur sampai hasil pengukuran

pada modul timbangan sudah sesuai dengan yang terukur pada timbangan pabrikan.

Hasil pengukuran berat badan yang sebelumnya memilki satuan pound/lb dikonversi

menjadi satuan kilogram dengan persamaan yang diinputkan kedalam program seperti

yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 36. Program Calibration Factor

Gambar 37. Program konversi berat badan

5
Prinsip kerja dari timbangan badan ini adalah menghitung nilai Indeks Massa

Tubuh (IMT) dengan syarat terdapat empat jenis data yang harus diketahui terlebih

dahulu yaitu tinggi badan, usia, jenis kelamin dan berat badan. Untuk ketiga data

selain berat badan diinput menggunakan push button, setting tinggi badan dan usia

yang tertampil pada layar LCD dapat dinaikkan ataupun diturunkan menggunakan

tombol Up dan Down yang disediakan pada box modul dan sudah diatur dalam

program seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 38. Program input tinggi badan

Gambar 39. Program input usia


Untuk data berat badan didapatkan dengan melakukan

penimbangan/pengukuran berat badan pada timbangan yang kemudian hasil

pengukuran yang telah dikonversi dari Analog menjadi data Digital akan tertampil

pada layar LCD dan juga dikeluarkan dalam bentuk suara oleh Speaker.

Penyebutan hasil pengukuran sebelum dikeluarkan oleh Speaker terlebih dahulu

melewati modul DFPlayer yang merupakan komponen yang menyimpan file berisi

MP3 sesuai suara yang akan terputar yang dimasukkan pada SD Card. Proses

keluarnya suara pada speaker menggunakan program yang disebut program

5
modulasi untuk memanggil suara yang akan disebut/dikeluarkan, tujuan dari

program modulasi ini adalah agar suara yang dihasilkan bisa dikeluarkan secara

berurutan sesuai apa yang dibutuhkan untuk timbangan mulai dari Ratusan,

Puluhan, Belasan hingga Satuan. Program modulasi yang disebutkan diatas dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 40. Program untuk menyebutkan angka pada Speaker


Setelah proses pengukuran berat badan selesai yang berarti bahwa keempat

data yang menjadi syarat agar sistem dapat menghitung nilai IMT sudah lengkap,

maka secara otomatis sistem akan langsung menghitung berapa nilai IMT yang

terukur dengan menggunakan persamaan yang digunakan dan diinput kedalam

program. Pada sistem penghitung nilai Indeks Massa Tubuh dengan persamaan yaitu
5
berat badan dibagi dengan tinggi badan kuadrat, jika biasanya tinggi badan

menggunakan satuan centimeter (cm) maka pada sistem perhitungan ini terlebih

dahulu satuan tinggi badan harus dikonversi menjadi satuan sesuai Standar

Internasional (SI) yang artinya tinggi badan diubah dari centimeter menjadi meter (m)

pada programnya.

Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 41. Rumus IMT dalam bahasa program

Setelah sistem selesai menghitung nilai IMT, maka mikrokontroler akan memberi

sinyal pada layar LCD untuk menampilkan hasil perhitungan nilai IMT dan pada

Speaker untuk menyebutkan nilai IMT sesuai dengan nilai yang tertampil di layar

LCD.

Pengambilan data pada alat ini dilakukan sebanyak 10 kali dengan 10 orang

sampel yang berbeda, dalam proses pengambilan data terdapat dua parameter yang

dibandingkan yaitu perhitungan nilai IMT dan pengukuran berat badan pada

timbangan. Untuk parameter pertama yaitu nilai hasil perhitungan Indeks Massa

Tubuh (IMT) pada pengujian dari Sistem dan secara Manual nilai yang dihasilkan

sudah sama atau dengan kata lain tidak terdapat selisih diantara kedua metode

perhitungan yang digunakan (dapat dilihat pada tabel 6). Nilai yang tertampil pada

layar LCD juga sama dengan nilai yang disebutkan oleh speaker.

6
Sementara untuk parameter berat badan data pengamatan dilakukan dengan

membandingkan timbangan pabrikan/standar dengan modul timbangan yang telah

dibuat. Dari hasil data pengamatan dan setelah dibandingkan terdapat beberapa nilai

hasil pengukuran berat badan yang berbeda dengan selisih nilai terbesar 0,2 dengan

rata-rata 0,06 (dapat dilihat pada tabel 7). Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa

faktor seperti posisi timbangan/sensor berat tidak rata dengan dasar atau lantai tempat

timbangan disimpan, posisi penempatan beban yang diukur tidak pas dengan posisi

empat buah loadcell/sensor berat yang ada pada plat timbangan, resolusi dari modul

HX711 dalam hal ini keakurasian fungsi ADC (Analog to Digital Converter) saat

melakukan konversi dari data Analog menjadi data Digital pada alat ini berbeda

dengan keakurasian pada timbangan pabrikan yang digunakan sebagai alat

pembanding, serta adanya faktor ketidakpastian pengukuran (uncertainty

measurements).

Dalam melakukan suatu pengukuran, seteliti apapun tetap akan ditemukan

sebuah kesalahan. Dalam hal ini kesalahan tidak selalu berarti kegagalan, namun

kesalahan disini diartikan sebagai ketidakpastian yang tidak dapat dihindarkan dari

sebuah pengukuran yang terpenting bahwa kesalahan tersebut masih dalam batas yang

wajar. Secara konsep pengukuran, baik karena keterbatasan alat ukur maupun karena

kondisi lingkungan maka dipercaya bahwa setiap pengukuran akan selalu

menghasilkan hasil ukur yang tidak sebenarnya. Simpangan atau selisih antara hasil

ukur dan hasil yang sebenarnya disebut sebagai ralat (error) atau ketidakpastian.

Ketidakpastian atau error bukan berarti bahwa terjadi kesalahan dalam pengukuran,

tapi lebih menggambarkan deviasi hasil baca alat ukur terhadap nilai benar dari apa

yang dikur. Karena kita tidak mengetahui nilai benar tersebut, maka hasil ukur yang

6
kita peroleh harus dinyatakan dalam bentuk interval hasil pengukuran dimana nilai

benar dari pengukuran tentu saja berada didalam rentang hasil pengukuran tersebut.

Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi yang baik, yaitu hasil ukur

menunjukkan ketidakpastian yang kecil (Sujarwanto dalam Novianti, 2016).

Nilai ketidakpastian pengukuran dapat diperoleh dengan melakukan kalibrasi

alat ukur dalam hal ini timbangan badan. Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan

yang bertujuan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penujukan alat ukur

dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu tertelusur pada

standar nasional maupun internasional (Subeno dalam Setiyono, 2018).

Dari proses keseluruhan sistem alat ini terdapat kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihan dari alat ini yaitu sistem penghitung nilai Indeks Massa Tubuh pada

modul ini dapat bekerja dengan baik dan juga output suara yang dihasilkan sudah baik

dan sesuai dengan rumus perhitungan yang digunakan dalam program. Sementara

kekurangannya karena belum dilengkapi dengan sistem pengukur tinggi badan

sehingga pengguna menginput data tinggi secara manual, akan lebih baik jika data

tinggi badan bisa diinput otomatis.

6
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan perancangan dan pembuatan hasil modul ini, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Perancangan timbangan badan digital yang dapat menghasilkan output

suara telah dibuat dengan memanfaatkan modul DFPlayer sebagai

penyimpan file yang dimasukkan SD Card yang berisi file MP3 suara dan

sebuah speaker. Untuk membuat speaker mengeluarkan suara maka diinput

sebuah program modulasi kedalam bahasa pemrograman untuk memanggil

file MP3 tersebut.

2. Timbangan badan digital ini mampu menghitung nilai Indeks Massa Tubuh

dengan adanya data tinggi dan berat badan yang dimasukkan kedalam

persamaan matematis IMT yaitu berat badan dibagi tinggi kuadrat dan

diinputkan kedalam program.

3. Penginputan data-data yang dibutuhkan pada timbangan badan digital ini

dapat dilakukan dengan baik dengan menggunakan Tombol/Push button

sebagai media input nya.

6
B. SARAN

Setelah berhasil membuat alat ini, masih terdapat kekurangan dan perlu

dilakukan pengembangan untuk menghasilkan alat yang lebih baik lagi. Adapun

saran yang diberikan oleh penulis untuk pengembangan alat ini, yaitu :

1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan sistem pengukur tinggi

badan otomatis agar pengguna tidak perlu lagi menginput data tinggi badan

secara manual

2. Pada penelitan berikutnya bisa melakukan perbaikan pada bagian mekanik

alat agar dapat digunakan dengan lebih aman dan nyaman.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, A.C. 2012. Asuhan Gizi; Nutritional care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu

Arisman, Obesitas, Diabetes Mellitus & Dislipidemia. Mahode AA, Aztuti NZ, editor.
Jakarta : EGC; 2011. P.162-5

Chairunnisa, R. 2018 Hubungan Indeks Massa Tubuh,


https://www.academia.edu/5567534/HUBUNGAN_INDEKS_MASSA_TUBUH,
diakses Oktober 2020

Depkes RI, 2003. Klasifikasi IMT Indonesia,


http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-
indeks-massa-tubuh-imt, diakses Oktober 2020.

Depkes, 2006. Tumbuh kembang manusia,


www.depkes.go.id. diakses pada Oktober 2020

de-tekno, 2019. Mengenal Battery lithium 18650,


https://de-tekno.com/2018/05/mengenal-battery-18650-bettery-dengan-power
besar/, diakses pada Oktober 2020

Dirman, N & Toni, K.W, 2018. Perancangan Alat Ukur Tinggi Badan dan Berat Badan
Ideal Berbasis Arduino. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Elektro. Fakultas
teknik. Universitas Riau Kepulauan Riau.

Hidayat, 2008. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan

Khoiruddin, A.M. 2015. Berat Badan Ideal,


www.jurnal.untirta.ac.id, diakses pada Oktober 2020

Marekensson, 2004. Berat Badan Ideal Dan Indeks Massa Tubuh,


https://text-id.123dok.com/document/dzx9vpnnz-berat-badan-ideal-berat-
badan.html, diakses pada Oktober 2020

Marni, 2014. Konsep Berat Badan Ideal,


www.eprints.ums.ac.id, diakses pada Oktober 2020

Novianti, dkk. 2016. Eksperimen Perbandingan Pengukuran Dengan Menggunakan


Neraca Ohauss dan Neraca Digital,
https://osf.io/cmdsn/download, diakses pada Maret 2021

Nuryanto, 2015. Perbandingan Nilai ukur pada Half bridge Loadcell

Pitakasari, A.R. 2013. Bahaya terlalu gemuk dan terlalu kurus,


https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/12/17/mxxi79-terlalu-
gemuk-atau-terlalu-kurus-keduanya-berbahaya, diakses pada Oktober 2020

6
Pradana, A. 2014. Hubungan antara nilai indeks massa tubuh dengan lemak visseral,
www.eprints.undip.ac.id, diakses pada Oktober 2020

Setiyono.J, 2018. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Timbangan Digital Mengacu


Pada Standar JCGM 100:2008, ISSN 2620-6760, Vol. 1, No. 1,
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JTC/article/view/1342, diakses pada
Maret 2021

Supariasa. 2012. Indeks massa tubuh. Jakarta: EGC

Suprianto, 2015. Pengertian push button (sakelar tekan),


http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-push-button-switch-saklar-tombol-
tekan/, diakses Oktober 2020

Thomas, Johan K.W, dan Henhy. 2015. Sistem pengukur berat dan tinggi badan
menggunakan Mikrokontroler AT89S51. Jurnal Tesla. 10(2).

Yuniarti, 2015. Pertumbuhan dan perkembangan manusia,


http://ejurnalmalahayati.co.id/artikel/tumbuhkembang, diakses oktober 2020

6
LAMPIRAN

1
JADWAL KEGIATAM

2
November Desember Januari Februari Maret
No. Kegiatan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tahap persiapan

1. Studi pustaka

2. Ujian hasil proposal

3. Persiapan Alat dan bahan

Tahap pelaksanaan

1. Desain alat

2. Perancangan software

3. Perancangan hardware

4. Pembuatan hardware
5. Pembuatan program
6. Pengujian system
7. Evaluasi hasil uji coba
8 Perbaikan jika diperlukan
9 Uji fungsi alat
10 Ujian hasil modul
11 Studi pustaka
12 Ujian karya tulis ilmiah

3
DATA PENGAMATAN

4
Tabel Pengambilan data pengukuran nilai IMT
BERAT IMT
SUKA JENIS TINGGI TIMBANGAN(kg) NILAI PERHITUNGAN
No
RELAWAN KELAMIN (cm)
Standar Modul Sistem Manual
1 Sampel 1 Laki-Laki 165 54,8 55,0 20,2 20,2
2 Sampel 2 Perempuan 167 64,0 64,1 22,9 22,9
3 Sampel 3 Laki-Laki 169 88,4 88,4 30,9 30,9
4 Sampel 4 Laki-Laki 165 51,0 51,2 18,7 18,7
5 Sampel 5 Laki-Laki 168 62,1 62,1 22,0 22,0
6 Sampel 6 Laki-Laki 172 57,9 57,9 19,5 19,5
7 Sampel 7 Laki-Laki 165 66,4 66,5 24,2 24,2
8 Sampel 8 Perempuan 152 46,7 46,7 20,1 20,1
9 Sampel 9 Laki-Laki 175 65,8 65,8 21,4 21,4
10 Sampel 10 Laki-Laki 165 63,0 63,0 23,1 23,1

Tabel Nilai selisih pengukuran timbangan


BERAT
No SUKARELAWAN TIMBANGAN(kg) SELISIH
Standar Modul
1 Sampel 1 54,8 55,0 0,2
2 Sampel 2 64,0 64,1 0,1
3 Sampel 3 88,4 88,4 0
4 Sampel 4 51,0 51,2 0,2
5 Sampel 5 62,1 62,1 0
6 Sampel 6 57,9 57,9 0
7 Sampel 7 66,4 66,5 0,1
8 Sampel 8 46,7 46,7 0
9 Sampel 9 65,8 65,8 0
10 Sampel 10 63,0 63,0 0
RATA-RATA 0.06

5
RANGKAIAN KESELURUHAN

6
7
BAHASA PEMROGRAM

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

7
LiquidCrystal_I2C lcd = LiquidCrystal_I2C(0x27, 16, 2);
#include <SoftwareSerial.h>
#include <DFPlayer_Mini_Mp3.h>
SoftwareSerial mySerial(7, 8);
#include "HX711.h"
#define calibration_factor 11800 //This value is obtained using the
SparkFun_HX711_Calibration sketch//10910
#define LOADCELL_DOUT_PIN A0
#define LOADCELL_SCK_PIN A1
float berat;
int berat2, berat3;
int IMT2;
float berat5, berat4, IMT5;
int usia = 20;
int gender, statusIMT;
int tinggi = 130;
float tinggi2;
int ratus, mod_ratus, puluh, mod_puluh;
int ratusIMT, mod_ratusIMT, puluhIMT, mod_puluhIMT;
const int up = 2;
const int down = 3;
const int enter = 4;
const int tare = 5;
const int jk = 6;
int coba;
HX711 scale;
int Ideal, Kurus, Sangat_Kurus, Kegemukan, Obesitas, Error;
void setup() {
//display
lcd.backlight();
lcd.clear();
Serial.begin(9600);
Serial.println("HX711 scale demo");
scale.begin(LOADCELL_DOUT_PIN, LOADCELL_SCK_PIN);
scale.tare(); //Assuming there is no weight on the scale at start up, reset the scale to 0
Serial.println("Readings:");
Serial.begin(9600);
// button
pinMode (up, INPUT_PULLUP);
pinMode (down, INPUT_PULLUP);
pinMode (enter, INPUT_PULLUP);
pinMode (tare, INPUT_PULLUP);
pinMode (back, INPUT_PULLUP);

//speaker
mySerial.begin (9600);
mp3_set_serial (mySerial);
mp3_set_volume (30);

8
//first display
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" HIKMAHHANDAYANI");
lcd.setCursor (0, 1);
lcd.print (" ELEKTRO-MEDIK");
delay (1500);
lcd.clear();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print("SISTEM PENGUKUR");
lcd.setCursor (0, 1);
lcd.print (" NILAI IMT ");
delay (1500);
lcd.clear();
}
void loop() {
menu:
while (1) {
// lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print ("Tinggi: ");
lcd.print (" Cm");
if (digitalRead (up) == LOW) {
tinggi += 1;
delay (200);
}
if (digitalRead (down) == LOW) {
tinggi -= 1;
delay (200);
}
if (digitalRead (enter) == LOW) {
delay(200);
lcd.clear();
goto menu2;
}
}
menu2:
while (1) {
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Usia :");
lcd.setCursor(7, 0);
lcd.print(usia2);
lcd.setCursor(9, 0);
lcd.print(" Tahun");
delay(500);

if (digitalRead (down) == LOW) {


delay (200);
usia = 1 ;
}

9
if (digitalRead (up) == LOW)
{ delay(200);
usia += 1;
}
if (digitalRead(enter) == LOW) {
delay(200);
lcd.clear();
goto menu3;
}

if (digitalRead(jk) == LOW) {
delay (100);
lcd.clear();
goto menu1;
}
}
menu3:
while (1) {
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("JENIS KELAMIN");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(">> PRIA");
gender == 0;
//lcd.clear();
delay(500);
if (digitalRead (down) == LOW) {
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" PRIA");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(" >> WANITA");
gender == 1;
delay(1500);
}
}

if (digitalRead(jk) == LOW) {
delay (100);
lcd.clear();
goto menu1;
}
if (digitalRead(enter) == LOW) {
delay(200);
lcd.clear();
goto menu4;
}
menu4:
while (1) {
berat2 = berat;

1
ratus = berat2 % 100;
mod_ratus = (berat2 - ratus) / 100;
puluh = ratus % 10;
mod_puluh = ( ratus - puluh) / 10;

berat = (scale.get_units() * 0.45359237);


int berat3 = (berat - berat2) * 10.0;
float berat4 = berat3 / 10.0;
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print ("berat: ");
lcd.print (berat5, 1); lcd.print (" kg");
delay (500);

if (digitalRead(jk) == LOW) {
delay (100);
lcd.clear();
goto menu1;
}
if (digitalRead(jk) == LOW) {
delay (100);
lcd.clear();
goto menu1;
}
if (digitalRead (tare) == LOW) {
scale.tare();
}
if (digitalRead(enter) == LOW) {
mp3_play (31); delay(1500);
switch (mod_ratus) {
case 1: mp3_play (28); delay(1000); break;
}
switch (mod_puluh) {
case 1: mp3_play (10); delay(1000); break;
case 2: mp3_play (20); delay(1000); break;
case 3: mp3_play (21); delay(1000); break;
case 4: mp3_play (22); delay(1000); break;
case 5: mp3_play (23); delay(1000); break;
case 6: mp3_play (24); delay(1000); break;
case 7: mp3_play (25); delay(1000); break;
case 8: mp3_play (26); delay(1000); break;
case 9: mp3_play (27); delay(1000); break;
}
switch (puluh) {

case 1: mp3_play (1); delay(1000); break;


case 2: mp3_play (2); delay(1000); break;
case 3: mp3_play (3); delay(1000); break;
case 4: mp3_play (4); delay(1000); break;
case 5: mp3_play (5); delay(1000); break;

1
case 6: mp3_play (6); delay(1000); break;
case 7: mp3_play (7); delay(1000); break;
case 8: mp3_play (8); delay(1000); break;
case 9: mp3_play (9); delay(1000); break;
}
mp3_play (29); delay(1000);
}
mp3_play (30); delay(1000);

goto menu5;
}
}
menu5:
while (1) {
//tinggi4 = (tinggi3 / 100.0);
IMT = berat5 / (tinggi4 * tinggi4);
ratusIMT = IMT2 % 100;
mod_ratusIMT = (IMT2 - ratusIMT) / 100;
puluhIMT = ratusIMT % 10;
mod_puluhIMT = ( ratusIMT - puluhIMT) / 10;

int IMT3 = (IMT - IMT2) * 10.0;


float IMT4 = IMT3 / 10.0;

lcd.setCursor (0, 0);


lcd.print ("NILAI IMT: ");
lcd.print (IMT5, 1);

mp3_play (38); delay(2000);


switch (mod_ratusIMT) {
case 1: mp3_play (28); delay(1000); break;
}
switch (mod_puluhIMT) {
//case 1: mp3_play (10); delay(1000); break;
case 2: mp3_play (20); delay(1000); break;
case 3: mp3_play (21); delay(1000); break;
case 4: mp3_play (22); delay(1000); break;
case 5: mp3_play (23); delay(1000); break;
case 6: mp3_play (24); delay(1000); break;
case 7: mp3_play (25); delay(1000); break;
case 8: mp3_play (26); delay(1000); break;
case 9: mp3_play (27); delay(1000); break;
}
}
if (mod_puluhIMT == 0) {
switch (puluhIMT) {
case 1: mp3_play (11); delay(1500); break;
case 2: mp3_play (12); delay(1500); break;
case 3: mp3_play (13); delay(1500); break;

1
case 4: mp3_play (14); delay(1500); break;
case 5: mp3_play (15); delay(1500); break;
case 6: mp3_play (16); delay(1500); break;
case 7: mp3_play (17); delay(1500); break;
case 8: mp3_play (18); delay(1500); break;
case 9: mp3_play (19); delay(1500); break;
}
}
if (mod_puluhIMT > 1) {
switch (puluhIMT) {
case 1: mp3_play (1); delay (1000); break;
case 2: mp3_play (2); delay (1000); break;
case 3: mp3_play (3); delay (1000); break;
case 4: mp3_play (4); delay (1000); break;
case 5: mp3_play (5); delay (1000); break;
case 6: mp3_play (6); delay (1000); break;
case 7: mp3_play (7); delay (1000); break;
case 8: mp3_play (8); delay (1000); break;
case 9: mp3_play (9); delay (1000); break;
}
}

mp3_play (29); delay(1000);


switch (IMT3) {
case 0: mp3_play (0); delay(1000); break;
case 1: mp3_play (1); delay(1000); break;
case 2: mp3_play (2); delay(1000); break;
case 3: mp3_play (3); delay(1000); break;
case 4: mp3_play (4); delay(1000); break;
case 5: mp3_play (5); delay(1000); break;
case 6: mp3_play (6); delay(1000); break;
case 7: mp3_play (7); delay(1000); break;
case 8: mp3_play (8); delay(1000); break;
case 9: mp3_play (9); delay(1000); break;

}
if (gender == 1) {
if (IMT2 < 16) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print("ANDA SANGATKURUS");
mp3_play (33); delay(2000);
statusIMT = Sangat_Kurus;
else if (IMT2 < 17)
{ lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" ANDA KURUS ");
mp3_play (34); delay(2000);

1
statusIMT = Kurus;

}
else if ((IMT2 >= 17) && (IMT2 <= 23)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" ANDA IDEAL ");
mp3_play (35); delay(2000);
statusIMT = Ideal;
}
else if ((IMT2 > 23) && (IMT2 <= 27)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" ANDA KEGEMUKAN");
mp3_play (36); delay(2000);
statusIMT = Kegemukan;
}
else if ((IMT2 > 27)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print (" ANDA OBESITAS");
mp3_play (37); delay(2000);
statusIMT = Obesitas;
}
else
statusIMT = Error;
}

else if (gender == 0) {
if (IMT2 < 17) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print("ANDA SANGATKURUS ");
mp3_play (33); delay(2000);
statusIMT = Sangat_Kurus;
}

else if (IMT2 < 18) {


lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print ("ANDA KURUS");
mp3_play (34); delay(2000);
statusIMT = Kurus;
}
else if ((IMT2 >= 18) && (IMT2 <= 25)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print ("ANDA IDEAL");
mp3_play (35); delay(2000);

1
statusIMT = Ideal;
}
else if ((IMT2 > 25) && (IMT2 <= 27)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print ("ANDA KEGEMUKAN");
mp3_play (36); delay(2000);
statusIMT = Kegemukan;
}
else if ((IMT2 > 27)) {
lcd.clear ();
lcd.setCursor (0, 0);
lcd.print ("ANDA OBESITAS");
mp3_play (37); delay(2000);
statusIMT = Obesitas;
}
else
statusIMT = Error;
}
{
delay (1000);
lcd.clear();
return;
}
}
}

1
DATASHEET KOMPON

1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
DOKUMENTASI ALAT

2
TAMPAK ATAS

TAMPAK DEPAN

TAMPAK BELAKANG

2
BAGIAN DALAM BOX (RANGKAIAN)

TIANG/PENYANGGAH

2
LACI TIMBANGAN

BENTUK FISIK/MEKANIK KESELURUHAN

3
3
3
3
3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ientitas Penulis

1. Nama : Hikmah Handayani

2. Tempat, Tanggal Lahir : Epeesi, 14 September 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia

6. Alamat : Jl. Belibis, Kambu Kota Kendari

7. Status : Belum Menikah

Pendidikan Formal

1. SD Negeri 05 Basala

2. SMP Negeri 45 Konawe Selatan

3. SMKs Kesehatan Kendari

4. D-III Teknologi Elektro-Medis Universitas Mandala Waluya

Nama Orang Tua

1. Ayah : Zainal

2. Ibu : Kasmawati

Pekerjaan Orang Tua

1. Ayah : Tani

2. Ibu : Ibu Rumah Tangga

Jumlah Saudara : 2 (Dua) Orang

Anak Ke : 1 (Satu)

Anda mungkin juga menyukai