Lokal : 22B
Prodi : Pancasila
Maka, dengan cerita inilah dipetik oleh nenek moyang Indonesia yang kental akan
kepercayaannya pada jaman kuno, mengapa Garuda menjadi lambang negara kita.
Sosoknya yang berani melambangkan Indonesia sosok yang besar dan kuat. Jiwa Garuda
yang rela berkorban untuk mengeluarkan ibunya dari penderitaan diibaratkan sebagai
pemuda bangsa yang rela mati-matian mengusir penjajah untuk menyelamatkan ibu
Pertiwi di Indonesia. Dan dia juga menghormati ayahnya yang dilambangkan sebagai
Angkasa sedangkan ibunya dilambangkan sebagai tanah yang kita selalu berpijak. Sultan
Hamid II merancang lambang garuda yang kemudian diperbarui dan ditetapkan oleh
presiden Soekarno sebagai lambang resmi NKRI melalui sidang kabinet RI pada tanggal
11 Februari 1950.
Namun jika mengatakan Sultan Hamid II adalah perancang dan pendesain lambang
garuda yang pertama, maka hal itu dapat direvisi terlebih dahulu karena jauh sebelum era
kemerdekaan, ada kerajaan di tanah air yang memiliki lambang meyerupai garuda
pancasila, yaitu kerjaan Samudra Pasai di Aceh. Selain kerjaan Pasai, ada beberapa
kerajaan lain di tanah air yang juga menggunakan lambang burung garuda, seperti
kerajaan Mataram kuno namanya “garuda muka”, kerajaan Keda namanya “garuda
garagasi”, kerajaan Sumatera dan kerajaan Sintang Kalimantan.
Pancasila diambil dari bahasa sansekerta yaitu “panca” berarti lima dan “sila” adalah
prinsip. Sedangkan “Bhinneka Tunggal Ika” merupakan salah satu kutipan kitab Kakawin
Sutasoma karya Mpu Tantular yaitu; “Bhinneka” adalah raga atau berbeda-beda,
“Tunggal” adalah satu dan “Ika” adalah itu. Kepala menoleh ke kanan karena selalu
diidentikkan dengan kebajikan, santun serta terpuji. Bulu dan jembul pada kepala, pada
dasarnya tidak memiliki arti khusus. Namun presiden Soekarno menyatakan agar tidak
sama seperti lambang Amerika Serikat.