0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan1 halaman
Proses persidangan pidana di pengadilan dimulai dengan pembukaan sidang oleh hakim, pemeriksaan identitas terdakwa, pembacaan dakwaan oleh jaksa, pengajuan eksepsi oleh terdakwa, dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi, barang bukti, keterangan terdakwa, tuntutan jaksa, pembelaan terdakwa, replik jaksa dan duplik terdakwa, kemudian musyawarah hakim untuk peng
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Pada Proses Penyelesaian Tindak Pidana Tahap Persidangan Di Pengadilan
Proses persidangan pidana di pengadilan dimulai dengan pembukaan sidang oleh hakim, pemeriksaan identitas terdakwa, pembacaan dakwaan oleh jaksa, pengajuan eksepsi oleh terdakwa, dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi, barang bukti, keterangan terdakwa, tuntutan jaksa, pembelaan terdakwa, replik jaksa dan duplik terdakwa, kemudian musyawarah hakim untuk peng
Proses persidangan pidana di pengadilan dimulai dengan pembukaan sidang oleh hakim, pemeriksaan identitas terdakwa, pembacaan dakwaan oleh jaksa, pengajuan eksepsi oleh terdakwa, dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi, barang bukti, keterangan terdakwa, tuntutan jaksa, pembelaan terdakwa, replik jaksa dan duplik terdakwa, kemudian musyawarah hakim untuk peng
Pada proses penyelesaian tindak pidana tahap persidangan di Pengadilan, sebelum
dimulainya sidang, Jaksa Penuntut Umum, Penasehat Hukum, serta Hadirin yang ingin mengikuti jalannya persidangan dipersilahkan untuk memasuki ruang sidang dan duduk di tempatnya masing-masing, yang kemudian Pejabat Protokol nantinya akan mempersilahkan para hadirin untuk berdiri ketika Majelis Hakim memasuki maupun meninggalkan ruang sidang. Setelah Majelis Hakim memasuki ruang sidang dan duduk pada tempatnya, Ketua Majelis Hakim kemudian akan membuka sidang dan menyatakan persidangan dibuka untuk umum. Setelah dibuka dan dinyatakan yang demikian, maka Ketua Majelis Hakim akan memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan Terdakwa dalam persidangan dan duduk pada tempatnya. Selanjutnya Ketua Majelis Hakim akan memeriksa secara lengkap terkait identitas dari Terdakwa. Setelah memeriksa identitas Terdakwa, maka Jaksa Penuntut Umum kemudian dipersilahkan untuk membacakan surat dakwaannya, lalu akan ditanyakan kepada Terdakwa oleh Ketua Majelis Hakim perihal apakah ia sudah mengerti benar isi dakwaan tersebut, jika belum, maka Jaksa Penuntut Umum diperintahkan untuk menjelaskannya. Terkait dengan yang demikian, Ketua Majelis Hakim juga akan memberikan penjelasan ulang atas keterangan Jaksa Penuntut Umum. Kemudian Ketua Majelis Hakim akan menanyakan kepada Terdakwa atau Penasehat Hukumnya, apakah ada keberatan atau akankah mengajukan eksepsi. Jika ada, setelah eksepsi disampaikan oleh Terdakwa atau Penasehat Hukumnya, Jaksa Penuntut Umum diberi kesempatan untuk memberikan pendapat atau tanggapannya atas eksepsi tersebut. Terhadap eksepsi dan tanggapan atas eksepsi yang telah disampaikan, maka Hakim Ketua Sidang akan mengambil keputusan sela, Jika hasil putusan sela menerima eksepsi, maka Jaksa Penuntut Umum yang merasa tidak terima dapat mengajukan perlawanannya melalui Pengadilan Tinggi. Jika hasil putusan sela menolak eksepsi, maka Hakim Ketua Sidang akan melanjutkan proses pemeriksaan alat-alat bukti dimulai dari keterangan saksi, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap saksi ahli jika ada atau diperlukan, lalu terhadap alat bukti surat yang dalam hal ini adalah akte otentik. Lalu terhadap keterangan terdakwa dan diakhiri dengan pemeriksaan terhadap barang bukti yang ada. Setelah proses pemeriksaan dianggap cukup dan selesai, maka Jaksa Penuntut Umum diberi kesempatan untuk menyampaikan tuntutannya. Terhadap tuntutan tersebut, Terdakwa atau Penasihat Hukumnya diberi hak untuk menyampaikan pembelaannya. Terhadap pembelaan tersebut, Jaksa Penuntut Umum diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapannya berupa replik, dan terhadap replik ini, Terdakwa diberikan kesempatan untuk menyampaikan dupliknya. Selanjutnya sebelum sampai pada putusan, sidang masih dimungkinkan untuk dibuka kembali atas usulan Jaksa Penuntut Umum, Terdakwa atau Kuasa Hukumunya sebab adanya hal baru yang perlu disampaikan dalam persidangan. Kemudian sampailah pada tahap akhir dimana Majelis Hakim akan melakukan musyawarah mufakat dengan hasil akhir berupa pengambilan putusan berdasarkan pembuktian-pembuktian yang ada.