Disusun Oleh:
Priskila Hasiana Margaretha
priskilakumaunang@gmail.com
Dosen Pembimbing:
Nurul Fachriyah, SE., MSA., Ak.
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian kuantitaif yang bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh
kompleksitas audit, spesialisasi industri auditor, reputasi auditor, dan leverage terhadap audit report lag
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan. Populasi yang digunakan adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019. Sampel ditentukan
menggunakan purposive sampling yang kemudian diperoleh total 333 sampel penelitian. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda sebagai metode analisis data. Hasil dari penelitian dapat
disimpulkan bahwa dengan meningkatnya Kompleksitas Audit dan Leverage maka Audit Report Lag
akan mengalami peningkatan dengan kata lain semakin kompleks suatu audit yang dilakukan dan
semakin tinggi tingkat leverage maka rentang waktu yang diperlukan dalam proses audit (audit report
lag) akan semakin tinggi pula. Sedangkan dengan meningkatnya Spesialisasi Industri Auditor dan
Reputasi Auditor maka Audit Report Lag akan mengalami penurunan dengan kata lain perusahaan yang
menggunakan jasa auditor yang terspesialisasi dan menggunakan jasa auditor yang bereputasi (The Big
Four) maka rentang waktu yang diperlukan dalam proses audit (audit report lag) akan semakin cepat.
Kata Kunci: Kompleksitas Audit, Spesialisasi Industri Auditor, Reputasi Auditor, Leverage, Audit
Report Lag
ABSTRACT
This study is a quantitative study that aims empirically examine the effect of audit complexity, auditor
industry specialization, auditor reputation, and leverage on audit report lag in manufacturing companies
listed on the Indonesia Stock Exchange in 2017-2019. The data used is secondary data in the form of
financial statements. The population used is manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange for the period 2017-2019. The sample was determined using purposive sampling which then
obtained a total of 333 research samples. This study uses multiple regression analysis as a method of data
analysis. The results of the study can be concluded that with increasing Audit Complexity and Leverage,
the Audit Report Lag will increase in other words the more complex an audit is carried out and the higher
the level of leverage, the higher the time required in the audit process (audit report lag). Meanwhile, with
the increase in Auditor Industry Specialization and Auditor Reputation, the Audit Report Lag will
decrease in other words, companies that use specialized auditor services and use the services of a
1
reputable auditor (The Big Four), the time span required in the audit process (audit report lag) will be
faster.
Keywords: Audit Complexity, Auditor Industry Specialization, Auditor’s Reputation, Leverage, Audit
Report Lag
4
informasi dan menghilangkan asumsi-asumsi Zahra (2019) mengatakan bahwa teori
yang tidak diketahui kepada salah satu pihak kepatuhan berkaitan dengan peraturan yang
wajib dipatuhi oleh perusahaan publik dan
Teori Sinyal emiten dalam publikasi laporan keuangan.
Teori Sinyal berawal dari penelitian yang Tertera dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dilakukan oleh George Akerlof pada tahun 1970 (POJK) No. 29/POJK.04/2016 tentang Laporan
dalam penelitian yang berjudul ‘The Market for Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
Lemons’, dimana Akerlof juga menerangkan menyebutkan bahwa setiap perusahaan publik
mengenai asimetri informasi. Penelitian yang diwajibkan untuk menyampaikan laporan
dilakukan oleh Akerlof (1970) menemukan tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
bahwa apabila pembeli yang tidak memiliki paling lambat pada akhir bulan keempat setelah
informasi mengenai produk yang akan di beli, tahun buku berakhir. Sehingga, dapat ditarik
maka pembeli akan menilai semua produk pada kesimpulan bahwa perusahan yang telah
suatu tingkat harga yang sama tanpa terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki
memerhatikan kualitas produk, hal ini akan kewajiban untuk menyampaikan laporan
merugikan produk yang berkualitas tinggi. keuangan yang telah di audit kepada Otoritas
Penelitian Arkelof (1970) dikembangkan oleh Jasa Keuangan.
Spence (1973) yang menyatakan bahwa Kompleksitas Audit
perusahaan yang memiliki kinerja yang baik
akan mengirim sinyal ke pasar melalui informasi Kompleksitas Audit dalam penelitian
finansial atau dikenal dengan laporan keuangan. Nirmalasari (2018) didefinisikan sebagai
lamanya proses penyelesaian audit berdasarkan
Dalam penerapan hubungan teori sinyal tingkat kerumitan dalam melakukan suatu tugas
terhadap audit report lag, menurut Dewi dan audit dimana semakin tinggi tingkat kerumitan
Wiratmaja (2017) terdapat kaitan apabila proses suatu tugas audit maka semakin lama waktu
pengauditan suatu perusahaan mengalami rugi yang diperlukan dalam menyelesaikan audit
atau mengindikasikan adanya kondisi keungan tersebut. Kerumitan dalam audit juga membuat
yang buruk, maka hal itu merupakan sinyal auditor memerlukan waktu yang lebih panjang
tersendiri kepada auditor mengenai risiko yang dalam melakukan audit. Selain itu, variasi
tinggi. Craven dan Marston (1999) pada Dewi persediaan dan piutang terhadap aset ini juga
dan Wiratmaja (2017) menyatakan bahwa jika bisa menimbulkan audit semakin lama
perusahaan dalam suatu industri gagal untuk dikarenakan kompleksnya audit yang dilakukan.
mengikuti praktek-praktek pengungkapan dari
perusahaan lain, maka mungkin perusahaan Teori Sinyal relevan dalam menjelaskan
tersebut menyembunyikan berita buruk. pengaruh Kompleksitas Audit terhadap Audit
Report Lag. Teori ini menjelaskan mengenai
Teori Kepatuhan bagaimana suatu perusahaan akan memberikan
Kepatuhan yang berasal dari kata patuh sinyal yang dalam konteks penelitian ini adalah
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) shareholders atau calon shareholders antara
memiliki arti yaitu bermakna taat pada perintah, berita baik maupun berita buruk. Apabila
aturan, dan berdisiplin. Compliance theory atau perusahaan memiliki piutang dan persediaan
biasa disebut dengan Teori Kepatuhan terbagi (kompleksitas audit) yang terlampau tinggi, hal
kedalam dua perspektif menurut Tyler dalam ini akan mengindikasikan atau memberikan
Saleh dan Susilowati (2004) membagi dua sinyal buruk kepada calon shareholders maupun
perspektif dasar mengenai teori kepatuhan yaitu shareholders.
perspektif instrumental dan perspektif normatif. Spesialisasi Industri Auditor
Dalam penerapan teori kepatuhan Dalam penelitian yang dilakukan oleh
terhadap Audit Report Lag, dalam penelitian Habib dan Bhuiyan (2011) menunjukkan bahwa
5
auditor spesialis industri memiliki keahlian dan tepat waktu, efisien dan dengan kualitas yang
pengalaman yang lebih baik dalam mendeteksi baik (Raya dan Laksito, 2020). Sedangkan teori
penyimpangan, canggih dalam bidang teknologi, sinyal, penggunaan jasa auditor yang berasal
fasilitas fisik, sistem kontrol organisasi dan dari KAP Big Four dapat memberikan sinyal
personel serta dapat menghasilkan kualitas audit positif kepada pasar. KAP Big Four dianggap
yang baik dan efisien sehingga dapat mampu memberikan nilai lebih atas laporan
mempersingkat Audit Report Lag. Auditor keuangan yang diaudit dan diharapkan
sebagai pihak independen yang memiliki perusahaan dapat mengungkapkan laporan
keahlian pada suatu industri tertentu dapat keuangan audit secara tepat waktu (Raya dan
meningkatkan kualitas audit dan mampu dengan Laksito, 2020).
cepat menyelesaikan pekerjaan auditnya (Zahra,
2019). Semakin spesialis auditor maka Leverage
diharapkan semakin efisien dalam menjalankan Menurut Weston dan Copeland (1995)
auditnya sehingga akan lebih efisien dari segi dalam Hersugondo dan Kartika (2013)
waktu yang semakin cepat. menyatakan bahwa Leverage adalah mengukur
Teori Agensi relevan dalam menjelaskan tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai
pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap oleh penggunaan hutang. Weston & Copeland
Audit Report Lag. Karena auditor spesialisasi (1995) dalam Hersugondo & Kartika (2013)
industri dapat melakukan proses audit dengan juga menyatakan apabila semakin tinggi tingkat
berkualitas yang dilihat dari kemampuan dalam leverage suatu perusahaan maka mencerminkan
mendeteksi kesalahan dibandingkan dengan semakin tingginya risiko (inherent risk) pada
auditor non spesialis industri. Oleh karena itu, perusahaan tersebut. Risiko inheren perusahaan
permasalahan dalam teori agensi yaitu adanya yang tinggi ini mengindikasikan bahwa
asimetri informasi yang timbul antara agen dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
prinsipal dapat teratasi apabila perusahaan Dapat disimpulkan, perusahaan yang memiliki
menggunakan auditor spesialis industri. tingkat leverage yang tinggi, maka audit report
lag-nya akan cenderung lebih lama. Sedangkan
Reputasi Auditor perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang
rendah, maka audit report lag-nya akan
Menurut Saputri (2012) informasi cenderung lebih cepat atau pendek.
keuangan dan kinerja perusahaan akan lebih
dapat dipercaya apabila telah menggunakan jasa Teori Sinyal relevan dalam menjelaskan
KAP. Lee (2008) dalam Angruningrum dan pengaruh leverage terhadap audit report lag.
Wirakusuma (2013) menemukan bahwa KAP Teori ini menjelaskan mengenai bagaimana
yang berafiliasi dengan Big Four lebih awal suatu perusahaan akan memberikan sinyal yang
menyelesaikan auditnya daripada KAP non-Big dalam konteks penelitian ini adalah shareholders
Four. Karena, KAP Big Four diperkirakan atau calon shareholders antara berita baik
memiliki ketersediaan teknologi yang lebih maju maupun berita buruk. Apabila perusahaan
dan staf spesialis sehingga, akan lebih efisien memiliki tingkat leverage yang rendah maka
dalam melakukan pelayanan mereka. shareholders maupun calon shareholders akan
merasa lebih aman karena dirasa perusahaan
Teori Sinyal dan Teori Agensi relevan tidak akan mengalami kesulitan dalam
dalam menjelaskan pengaruh Reputasi Auditor membayar kembali hutang nya, hal ini akan
tehadap audit report lag. Sesuai dengan teori memberikan sinyal baik (good news) dan
keagenan, perusahaan cenderung akan berlaku sebaliknya.
mengeluarkan biaya yang tinggi untuk
menggunakan audit yang terpercaya. KAP yang
memiliki reputasi baik dinilai dapat
menyelesaiakan audit laporan keuangan dengan
6
lebih cepat dibanding yang tidak. Selain itu,
menurut Fitriany et al., (2015) spesialisasi
Kerangka Penelitian industri auditor dapat meningkatkan kualitas
Gambar 1 audit, juga lebih memiliki kepastian informasi
Kerangka Penelitian yang tinggi dibandingkan dengan auditor non
spesialis.
Penelitian di New Zealand oleh Habib
dan Bhuiyan (2011) membuktikan bahwa
terdapat hubungan antara spesialisasi industri
auditor dengan Audit Report Lag. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang diaudit oleh spesialisasi industri auditor
memiliki Audit Report Lag yang singkat.
Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh
Rusmin dan Evans (2017) yang membuktikan
bahwa auditor spesialis industri menawarkan
pekerjaan audit yang lebih cepat dibandingkan
dengan auditor non-spesialis. Berdasarkan
uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan
Pengembangan Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2: Spesialisasi Industri Auditor berpengaruh
Pengaruh Kompleksitas Audit terhadap negatif terhadap Audit Report Lag.
Audit Report Lag
Kompleksitas Audit diartikan sebagai Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Audit
kerumitan atas audit yang dilakukan dan Report Lag
berpotensi menyebabkan keterlambatan dalam Dalam menyampaikan laporan atas hasil
menyamapaikan laporan keuangan audited. Pada kinerja perusahaan kepada publik yang dapat
penelitian ini, kompleksitas audit akan diandalkan, perusahaan diwajibkan untuk
diproksikan menggunakan rasio piutang dan menggunakan jasa auditor independen. Untuk
persediaan terhadap total aset dari perusahaan. meningkatkan kredibilitas tersebut, perusahaan
Penelitian mengenai piutang & akan menggunakan jasa KAP yang berafisilasi
persediaan telah dilakukan oleh Ayoib Che- dengan KAP besar yang berlaku secara universal
Ahmad yang menyatakan bahwa kompleksitas yaitu KAP Big Four.
perusahaan berpengaruh terhadap audit report Penelitian yang dilakukan oleh
lag. Namun berbeda dengan penelitian yang Makhabati dan Adiwibowo (2019) menyatakan
dilakukan oleh Nirmalasari (2018) yang bahwa reputasi auditor berpengauh siginifikan
menyatakan bahwa Kompleksitas Audit tidak negative terhadap audit report lag yang berarti
berpengaruh signifikan. Berdasarkan uraian semakin tinggi reputasi auditor makan audit
diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam report lag-nya akan lebih pendek. Pernyataan ini
penelitian ini adalah: didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
H1: Kompleksitas Audit berpengaruh positif Rusmin dan Evans (2017) yang menyatakan
terhadap Audit Report Lag. bahwa KAP Big Four terbukti mampu
menyelesaikan perikatan audit lebih cepat
Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor daripada KAP non Big Four. Selain itu Ervilah
terhadap Audit Report Lag dan Fachriyah (2015) menyatakan bahwa
Spesialisasi Industri Auditor diartikan Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four
sebagai auditor independen yang memiliki secara empiris mengalami audit delay yang lebih
keahlian pada suatu industri tertentu yang dapat pendek daripada perusahaan yang diaudit oleh
membuat proses penyelesaian audit nya menjadi KAP non Big Four. Namun berbeda dengan
7
penelitian yang dilakukan oleh Raya dan Laksito 1. Perusahaan sektor Manufaktur yang
(2020) yang menyatakan bahwa reputasi auditor terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tidak berpengaruh terhadap audit report lag. periode 2017-2019 secara berturut-turut.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang 2. Perusahaan sektor Manufaktur yang
diajukan dalam penelitian ini adalah: menerbitkan laporan keuangan auditan
H3: Reputasi Auditor berpengaruh negatif selama periode 2017-2019.
terhadap Audit Report Lag.
3. Perusahaan sektor Manufaktur yang
memiliki periode akuntansi yang berakhir
Pengaruh Leverage terhadap Audit Report
Lag pada 31 Desember.
Menurut Febrianty (2011:303) dalam 4. Perusahaan sektor Manufaktur yang
Nirmalasari (2018) menyatakan bahwa Rasio menggunakan mata uang Rupiah atau
Leverage merupakan kemampuan perusahaan satuan nilai Rupiah dalam menerbitkan
untuk memenuhi kewajiban keuangan, baik laporan keuangan selama periode
kewajiban keuangan jangan pendek maupun 2017 - 2019.
jangka panjang. Weston & Copeland (1995)
dalam Hersugondo & Kartika (2013) juga Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
menyatakan apabila semakin tinggi tingkat Dalam penelitian ini, data sekunder
leverage suatu perusahaan maka mencerminkan diperoleh dari website resmi Bursa Efek
semakin tingginya risiko (inherent risk) pada
Indonesia, maupun website masing-masing
perusahaan tersebut.
Penelitian mengenai leverage yang di perusahaan. Data sekunder yang dimaksud
proksikan dengan debt to equity ratio telah dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
dilakukan oleh Angruningrum & Wirakusuma tahunan dari masing-masing perusahaan. Teknik
(2013), Vuko dan Cular (2014), Putri dan Samin pengumpulan data yang digunakan dalam
(2016), dan Nurmiati (2016) menghasilkan penelitian ini adalah dengan menggunakan
temuan bahwa leverage berpengaruh signifikan metode studi dokumen. Penelitian ini
serta positif terhadap audit report lag. menggunakan teknik pengumpulan studi
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dokumen karena peneliti menggunaka data yang
diajukan dalam penelitian ini adalah: berasal dari dokumen atau arsip yaitu laporan
H4: Leverage berpengaruh positif terhadap keuangan tahunan suatu perusahaan.
Audit Report Lag.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai lima variabel
Populasi dan Sampel Penelitian yang terdiri dari empat variabel terikat
(dependen) dan satu variabel bebas
Populasi pada penelitian ini adalah
(independen). Variabel Dependen pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
penelitian ini adalah Audit Report Lag. Variabel
Efek Indonesia periode 2017-2019. Dalam
Independen pada penelitian ini adalah
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
Kompleksitas Audit, Spesialisasi Industri
sampling dengan jenis purposive sampling.
Auditor, Reputasi Auditor dan Leverage.
Purposive sampling adalah teknik penentuan
Audit Report Lag dapat diukur dengan
sampel dengan pertimbangan tertentu
menggunakan rumus seperti pada penelitian
(Sugiyono, 2017:85). Penelitian ini mempunyai
Asmoro (2017) dalam Zahra (2019) yaitu:
kriteria sampel, yaitu:
ARL = Tanggal Laporan Auditor Independen –
Tanggal Tutup Buku
8
Kompleksitas Audit diukur Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + e
menggunakan rasio antara jumlah inventaris dan
piutang dengan total aset (Che-Ahmad dan Keterangan:
Abidin, 2008). Skala pengukuran yang Y : Audit Report Lag
digunakan adalah skala rasio dengan rumus: a : Konstanta
b : Koefisien regresi
COMP = Total Persediaan + Total Piutang X1 : Kompleksitas Audit
Total Aset X2 : Spesialisasi Industri Auditor
X3 : Reputasi Auditor
X4 : Leverage
Spesialisasi Industri Auditor adalah e : Error
variabel dummy yang didasarkan pada Market
Share. Auditor yang dikatakan spesialis akan Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
diberi angka 1 sedangkan yang dikategorikan ada beberapa teknik analisis yang perlu
non-spesialis diberi angka 0. Berikut rumus dilakukan yaitu uji deskriptif dan uji asumsi
klasik agar data layak diuji menggunakan
untuk menghitung spesialisasi industri auditor:
analisis linier berganda.
9
Perusahaan sektor Manufaktur terdistribusi secara normal (Ghozali, 2013:154).
yang tidak menggunakan mata Uji Kolmogorov Smirnov merupakan uji yang
uang Rupiah atau satuan nilai dapat digunakan guna mengetahui normal atau
26 111
Rupiah dalam menerbitkan laporan tidaknya suatu data. Penelitian ini menggunakan
keuangan selama periode taraf nilai signifikansi (p-value) > 0,05 maka
2017 - 2019. data penelitian memenuhi asumsi normalitas dan
Jumlah Sampel Perusahaan 111 berlaku sebaliknya apabila taraf nilai
Tahun Penelitian (2017-2019) 3 signifikansi (p-value) < 0,05 maka data
Jumlah Sampel Perusahaan selama penelitian tidak memenuhi asumsi normalitas.
333
Penelitian (111*3) Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4
Sumber: Data Diolah, 2021 dibawah ini:
Hasil Statistik Deskriptif Tabel 4
Analisis statistik deskriptif bertujuan Hasil Uji Normalitas
untuk memperoleh gambaran distribusi terkait Unstandardized
data yang diteliti yaitu nilai minimum, Residual
maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Hasil N 333
pengujian menunjukan bahwa sebanyak 333 Asymp. Sig. (2-
0,018
sampel perusahaan telah memenuhi kriteria yang tailed)
telah ditetapkan. Hasil analisis tersebut dapat Sumber: Data Diolah, 2021
dilihat pada tabel berikut:
Dari hasil perhitungan dapat dilihat pada
Tabel 3 Tabel 4.3 diatas didapatkan nilai signifikansi
Hasil Statistik Deskriptif sebesar 0.018 atau lebih kecil dari 0.05.
Meskipun secara perhitungan dari hasil analisis
N Min. Max. Rata- Std.
Variabel rata Devias menyimpulkan demikian, namun menurut
i teorema batas pusat (central limit theorem)
Audit 33 22.000 402.000 86.621 34.762 (Gujarati, 2004:109), menyatakan apabila
Report Lag 3 0 0 6 6
Kompleksit 33
sampel tergolong banyak maka distribusi atau
0.0079 0.9528 0.3647 0.1626 penjumlahannya cenderung berdistribusi
as Audit 3
Spesialisasi
33 normal. Jumlah sampel dikategorikan banyak
Industri 0 1 0.0511 0.2204
Auditor
3 apabila lebih dari 100 (Gujarati, 2004: 110). Hal
Reputasi 33 ini juga dinyatakan oleh Solimun (2002:79)
0 1 0.3634 0.4817
Auditor 3 bahwa asumsi normalitas tidak terlalu kritis
- untuk sampel besar (n>100) atau dengan kata
33
Leverage 10.367 23.9173 1.3113 2.5926
3 lain distribusi sampel dengan ukuran besar akan
6
Sumber: Data Diolah, 2021 mendekati kenormalan. Penelitian ini
menggunakan 333 sampel, sehingga sesuai
Uji Asumsi Klasik dengan teori central limit theorem dapat
dinyatakan berdistribusi normal.
Pengujian ini terdiri dari empat
pengujian diantaranya uji normalitas, uji Hasil Uji Multikolinieritas
multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji Uji multikolinieritas bertujuan untuk
autokorelasi mengetahui apakah dalam model regresi
Hasil Uji Normalitas terdapat korelasi antar variabel independen.
Cara pengujiannya adalah dengan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji membandingkan nilai tolerance yang didapat
apakah dalam suatu model regresi terdapat dari perhitungan regresi berganda, apabila nilai
variabel pengganggu atau residual dapat tolerance dari seluruh variabel adalah >0.1 dan
10
nilai value inflation factor (VIF) dari seluruh Dengan melihat Tabel 4.5, Dari hasil pengujian
variabel adalah ≤10 maka terbebas dari tersebut didapat bahwa nilai sig. seluruh variabel
multikolinieritas. Berdasarkan hasil Hasil adalah > α (α = 0,05), sehingga dapat
analisis dapat dilihat pada tabel 5: disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terdapat
gejala heterokedastisitas atau terbebas dari
Tabel 5 gejala heterokedastisitas.
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Hasil Uji Autokorelasi
Statistics
Variabel Ket. Uji autokolerasi dapat diketahui dengan
Tolera
VIF
nce melihat nilai Dublin-Watson (DW) hitung
Non dengan nilai DW tabel. e Dari tabel Durbin-
X1 (Kompleksitas 1.06
0.941 Multikolin Watson untuk n = 333 dan k = 4 (adalah
Audit) 3
ieritas
Non banyaknya variabel bebas) diketahui nilai du
X2 (Spesialisasi 1.11 sebesar 1.809 dan 4-du sebesar 2.191. Hasil
0.893 Multikolin
Industri Auditor) 9
ieritas pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel 7
Non dibawah ini:
1.14
X3 (Reputasi Auditor) 0.872 Multikolin Tabel 7
7
ieritas
Non
Hasil Uji Autokorelasi
1.04 Model Durbin-Watson
X4 (Leverge) 0.960 Multikolin
2
ieritas
1 1,902
Sumber: Data Diolah, 2021
Sumber: Data Diolah 2021
Dari hasil pengujian tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi Dari Tabel 7 diketahui nilai uji Durbin
multikolinearitas antar variabel bebas. Dengan Watson sebesar 1,902 yang terletak antara 1.809
demikian uji asumsi tidak adanya dan 2.191, maka dapat disimpulkan bahwa
multikolinearitas dapat terpenuhi. asumsi tidak terdapat autokorelasi telah
terpenuhi.
Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji model regresi apakah terjadi Uji regresi linier berganda bertujuan
ketidaksamaan varians dari error dalam suatu untuk menunjukkan adanya pengaruh hubungan
pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, kompleksitas audit, spesialisasi industri auditor,
2013:139). Hasil uji heterokedastisitas pada reputasi auditor dan leverage terhadap audit
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah report lag. Hasil yang didapat setelah dilakukan
ini: uji regresi linier berganda adalah seperti tabel 8
Tabel 6 dibawah ini:
Hasil Uji Heteroskedastisitas Tabel 8
Variabel Sig. Keterangan
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Standardiz
X1 (Kompleksitas Tidak terdapat gejala Unstandardiz
0,754 ed
Audit) Heteroskedastisitas ed
Coefficient
X2 (Spesialisasi Tidak terdapat gejala Var. Coefficients t Sig.
0,871 s
Industri Auditor) Heteroskedastisitas Std.
B Beta
X3 (Reputasi Tidak terdapat gejala Error
0,711 (Constan 101.93 0.00
Auditor) Heteroskedastisitas 4.255 0.042
Tidak terdapat gejala t) 6 0
X4 (Leverge) 0,641 0.00
Heteroskedastisitas X1 0.369 0.096 0.186 3.847
0
Sumber: Data Diolah, 2021 - 0.01
X2 0.073 -0.121 -2.437
0.177 5
11
- 0.00 Tabel 10
X3 0.034 -0.145 -2.895
0.097 4
0.00
Hasil Uji Signifikansi F
X4 0.046 0.006 0.372 7.772 Sum of Mean
0 Model df F Sig.
Squares Square
Sumber: Data Diolah, 2021 Regression 9.602 4 2.400 31.598 0.000
Residual 24.918 328 0.076
Berdasarkan hasil regresi linier berganda Total 34.519 332
diatas, maka dapat diintepretasikan dalam Sumber: Data Diolah, 2021
persamaan regresi sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 10 nilai F hitung
Y = 4.255 + 0.369 X1 – 0.177 X2 – 0.097 X3 +
sebesar 31,598. Sedangkan F tabel (α = 0.05 ; db
0.046 X4
regresi = 4 : db residual = 328) adalah sebesar
Hasil Koefisien Determinasi R2 2,399. Karena F hitung > F tabel yaitu 31,598 >
2,399 atau nilai Sig. F (0,000) < α = 0.05 maka
Koefisien determinasi bertujuan untuk model analisis regresi adalah sudah baik. Hal ini
mengetahui besaran pengaruh variabel berarti bahwa model regresi yang digunakan
independen terhadap variabel dependen dalam sudah baik untuk pendugaan atau semua variabel
sebuah model regresi penelitian. Nilai adjusted bebas sudah memiliki pengaruh yang signifikan
R2 pada penelitian ini dijelaskan seperti dalam terhadap Audit Report Lag.
Tabel 9 dibawah ini:
Tabel 9 Hasil Uji Signifikansi t
Hasil Determinasi (R2) Uji statistik t digunakan untuk
Sumber: Data Diolah 2021 membuktikan seberapa jauh pengaruh antara
R R Square Adjusted R Square variabel independen secara individual dalam
0.527 0.278 0.269 menjelaskan variabel dependen (Ghozali,
Dari analisis pada Tabel 9 diperoleh hasil 2013:97). Pengujian hipotesis ini menggunakan
adjusted R2 (koefisien determinasi) sebesar nilai signifikansi t sebesar 0,05 (α = 5%), dengan
0,269. Artinya bahwa 26,9% variabel Audit membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel.
Report Lag akan dipengaruhi oleh variabel Apabila nilai t-hitung > t tabel atau sig. < α=0,05
bebasnya, yaitu Kompleksitas Audit (X1), maka suatu variabel independen diterima secara
Spesialisasi Industri Auditor (X2), Reputasi individual mempengaruhi variabel dependen.
Auditor (X3), dan Leverage (X4). Sedangkan Hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel 11
sisanya 73,1% variabel Audit Report Lag akan dibawah ini:
dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain Tabel 11
yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil Uji Signifikansi t
Hubungan
t hitung Sig. t Tabel Ket.
Hasil Uji Signifikansi F Variabel
X1→Y 3.847 0.000 1.967 Signifikan
Uji F dilakukan untuk mengetahui X2→Y -2.437 0.015 1.967 Signifikan
pengaruh dari variabel independen terhadap X3→Y -2.895 0.004 1.967 Signifikan
dependen secara keseluruhan atau simultan X4→Y 7.772 0.000 1.967 Signifikan
(Ghozali, 2013:96). Uji F dilakukan dengan Sumber: Data Diolah, 2021
menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%).
Dalam kata lain jika hasil dalam penelitian uji F Dapat disimpulkan bahwa Audit Report
signifikan < 0,05 maka model yang digunakan Lag dapat dipengaruhi secara signifikan positif
dikatakan layak yang artinya variabel oleh Kompleksitas Audit dan Leverage,
independen secara bersama-sama mampu sedangkan Audit Report Lag dapat dipengaruhi
mejelaskan variabel dependen. Hasil pada secara signifikan negatif oleh Spesialisasi
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 10 dibawah Industri Auditor dan Reputasi Auditor. Dapat
ini:
12
disimpulkan juga bahwa keempat variabel bebas Dapat disimpulkan bahwa Audit Report
tersebut yang paling dominan pengaruhnya Lag dapat dipengaruhi secara signifikan negatif
terhadap Audit Report Lag adalah Leverage oleh Spesialisasi Industri Auditor. Hasil
karena memiliki nilai koefisien beta dan t hitung penelitian ini didukung oleh penelitian yang
paling besar. telah dilakukan oleh Raya dan Laksito (2020),
Hapsari dan Laksito (2019), dan Makhabati dan
Pembahasan Adiwibowo (2019) menghasilkan temuan bahwa
Spesialisasi Industri Auditor berpengaruh
Pengaruh Kompleksitas Audit terhadap Audit signifikan serta negatif terhadap audit report
Report Lag lag. Selain itu, Rusmin dan Evans (2017)
menyatakan bahwa KAP Spesialis Industri
Dapat disimpulkan bahwa Audit Report mampu menyelesaikan perikatan audit yang
Lag dapat dipengaruhi secara signifikan positif lebih cepat dari non spesialis. Hal ini
oleh Kompleksitas Audit. Hasil penelitian ini dimungkinkan karena auditor dengan
didukung oleh penelitian yang telah dilakukan spesialisasi industri tertentu memiliki
oleh Hassan (2016) dan Che-Ahmad dan Abidin pemahaman serta pengalaman lebih dalam
(2008) yang menjelaskan akibat dari jumlah dari menghadapi masalah tertentu dalam bidang
proporsi piutang & persediaan membutuhkan industri tertentu terhadap industri klien yang
usaha lebih dari auditor untuk memverifikasi diaudit. Spesialisasi Industri Auditor dalam
saldo yang lebih panjang karena itu auditor akan suatu industri juga akan meningkatkan kualitas
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Hal audit yang dihasilkan melalui ketepatwaktuan
ini dikarenakan, kompleksitas audit yang tinggi dan intepretasi hasil audit yang lebih detil.
terhadap rasio aset yang dalam penelitian ini Dibantu oleh teknologi serta system informasi
adalah piutang & persediaan mengindikasikan yang memadai membuat auditor dengan
kompleksitas audit dalam perusahaannya. spesialisasi tertentu mampu melakukan audit
Apabila kompleksitas audit tinggi maka, auditor menjadi lebih akurat dan cepat.
perlu memperluas ruang lingkup kerja dari audit Teori Agensi relevan dalam menjelaskan
yang akan dilakukan dan hal ini akan berdampak pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap
pada waktu pelaporan laporan hasil audit dengan Audit Report Lag. Karena auditor spesialisasi
kata lain akan mengalami audit report lag yang industri dapat melakukan proses audit dengan
semakin panjang. berkualitas yang dilihat dari kemampuan dalam
Teori Sinyal relevan dalam menjelaskan mendeteksi kesalahan dibandingkan dengan
pengaruh Kompleksitas Audit terhadap Audit auditor non spesialis industri. Oleh karena itu,
Report Lag. Hal ini menjelaskan mengenai permasalahan dalam teori agensi yaitu adanya
bagaimana suatu perusahaan akan memberikan asimetri informasi yang timbul antara agen dan
sinyal antara berita baik maupun berita buruk prinsipal dapat teratasi apabila perusahaan
kepada kepada calon shareholders maupun menggunakan auditor spesialis industri.
shareholders. Perusahaan yang memiliki piutang
dan persediaan (kompleksitas audit) yang tinggi Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Audit
akan membuat auditor memerlukan waktu yang Report Lag
lebih lama dalam proses audit nya yang
menimbulkan sinyal buruk bagi perusahaan dan Dapat disimpulkan bahwa Audit Report
investor sehingga perusahaan cenderung akan Lag dapat dipengaruhi secara signifikan negatif
menunda penyampaian laporan keuangan untuk oleh Reputasi Auditor. atau dengan
menghindari reaksi yang kurang baik dari para meningkatkan Reputasi Auditor maka Audit
investor. Report Lag akan mengalami penurunan. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian yang
Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap dilakukan oleh Makhabati dan Adiwibowo
Audit Report Lag (2019), Rusmin dan Evans (2017), serta Ervilah
13
dan Fachriyah (2015) yang menghasilkan sebab itu, auditor akan meningkatkan kehati-
temuan bahwa reputasi auditor berpengaruh hatiannya terhadap audit nya dan rentang delay
negatif terhadap audit report lag. Selain itu, nya akan bertambah.
Makhabati dan Adiwibowo (2019) menyatakan Teori Sinyal relevan dalam menjelaskan
bahwa semakin tinggi reputasi auditor maka pengaruh leverage terhadap audit report lag
audit report lag nya akan lebih pendek. KAP Big karena apabila perusahaan memiliki tingkat
Four diekspektasikan mampu menyelesaikan leverage yang rendah maka shareholders
proses audit dengan kualitas yang lebih baik maupun calon shareholders akan merasa lebih
dibanding non- KAP Big Four karena memiliki aman karena dirasa perusahaan tidak akan
sumber daya manusia yang kompeten dan mengalami kesulitan dalam membayar kembali
kredibilitas KAP yang baik. KAP Big Four hutang nya, hal ini akan memberikan sinyal baik
mampu menghasilkan laporan auditan yang (good news) dan berlaku sebaliknya.
berkualitas dengan efisien dan tepat waktu.
Teori Sinyal dan Teori Agensi relevan
dalam menjelaskan pengaruh Reputasi Auditor PENUTUP
tehadap audit report lag. Sesuai dengan teori
Kesimpulan
keagenan, perusahaan cenderung akan
mengeluarkan biaya yang tinggi untuk Hasil dari penelitian dapat disimpulkan
menggunakan audit yang terpercaya. KAP yang bahwa dengan meningkatnya Kompleksitas
memiliki reputasi baik dinilai dapat Audit dan Leverage maka Audit Report Lag akan
menyelesaiakan audit laporan keuangan dengan mengalami peningkatan dengan kata lain
tepat waktu, efisien dan dengan kualitas yang semakin kompleks suatu audit yang dilakukan
baik (Raya dan Laksito, 2020). Sedangkan teori dan semakin tinggi tingkat leverage maka maka
sinyal, penggunaan jasa auditor yang berasal rentang waktu yang diperlukan dalam proses
dari KAP Big Four dapat memberikan sinyal audit (audit report lag) akan semakin tinggi
positif kepada pasar. KAP Big Four dianggap pula. Sedangkan dengan meningkatnya
mampu memberikan nilai lebih atas laporan Spesialisasi Industri Auditor dan Reputasi
keuangan yang diaudit dan diharapkan Auditor maka Audit Report Lag akan mengalami
perusahaan dapat mengungkapkan laporan penurunan dengan kata lain perusahaan yang
keuangan audit secara tepat waktu (Raya dan menggunakan jasa auditor yang terspesialisasi
Laksito, 2020). dan menggunakan jasa auditor yang bereputasi
(The Big Four) maka waktu yang diperlukan
Pengaruh Leverage terhadap Audit Report Lag dalam proses audit (audit report lag) akan
semakin cepat.
Dapat disimpulkan bahwa Audit Report
Lag dapat dipengaruhi secara signifikan positif Keterbatasan Penelitian
oleh Leverage. atau dengan meningkatkan
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini
Leverage maka Audit Report Lag akan
tidak terlepas dari adanya keterbatasan.
mengalami peningkatan. Penelitian mengenai
Keterbatasan dari penelitian ini yaitu, nilai
leverage yang di proksikan dengan debt to
Koefisien Determinasi yang rendah (26,9%)
equity ratio telah dilakukan oleh Angruningrum
menunjukan bahwa masih terdapat banyak
& Wirakusuma (2013), Vuko dan Cular (2014),
variabel-variabel bebas lainnya yang memiliki
Putri dan Samin (2016), dan Nurmiati (2016)
pengaruh terhadap Audit Report Lag yang tidak
menghasilkan temuan bahwa leverage
diteliti dalam penelitian ini.
berpengaruh signifikan serta positif terhadap
audit report lag. Selain itu Angruningrum & Saran
Wirakusuma (2013) menyatakan bahwa apabila
perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
maka resiko kerugian akan bertambah. Oleh dilakukan dan dengan mempertimbangkan
14
keterbatasan yang ada, maka saran untuk Lag. Managerial Auditing Journal,
penelitian berikutnya yaitu penelitian selanjutan Vol.29 No.6.
dapat mengganti atau menambahkan variabel-
variabel bebas lainnya yang diperkirakan dapat Dewi, N. W., & Wiratmaja, I. N. (2017).
mempengaruhi Audit Report Lag. Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas
Pada Audit Delay Dengan Ukuran
Perusahaan Sebagai Variabel
Pemoderasi. E-Jurnal Akuntasi
DAFTAR PUSTAKA Universitas Udaya, Vol.20.1.
Abdillah, M. R. (2018). Pengaruh Karakteristik Ervilah, & Fachriyah, N. (2015). Faktor-Faktor
Perusahaan dan Karakteristik Auditor yang Mempengaruhi Audit Delay.
terhadap Audit Report Lag (Studi Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol.3
Empiris pada Perusahaan Manufaktur No.1.
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2016). Skripsi: Fitriany, Utama, S., Martani, D., & Rosietta, H.
Universitas Airlangga. (2015). Pengaruh Tenure, Rotasi dan
Spesialisasi Kantor Akuntan Publik
Akerlof, G. A. (1970). The Market for 'Lemons': (KAP) Terhadap Kualitas Audit:
The Quality Uncertainty and The Market Perbandingan Sebelum dan Sesudah
Mechanism. The Quarterly Journal of Regulasi Rotasi KAP di Indonesia.
Economics, Vol.84 No.3. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.17
Al-Ajmi, J. (2008). Audit and reporting delays: No.1.
Evidence from an Emerging Market. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis
Advances in Accounting, 24(2). Multivariete dengan Program IBM SPSS
Angruningrum, S., & Wirakusuma, M. G. 21. Semarang: Badan Penerbit
(2013). Pengaruh Profitabilitas, Universitas Diponegoro.
Leverage, Kompleksitas Operasi, Gujarati, D. N. (2004). Basic Econometrics 4th
Reputasi KAP dan Komite Audit pada Edition. New York: McGraw-Hill.
Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 5.2 : 251-270. Habib, A., & Bhuiyan, M. U. (2011). Audit Firm
Industry Specialization and The Audit
Artaningrum, R. G., Budiartha, I. K., & Report Lag. Journal of International
Wirakusuma, M. G. (2017). Pengaruh Accounting, Auditing and Taxation, 20
Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, (1) 32-44.
Ukuran Perusahaan dan Pergantian
Manajemen pada Audit Report Lag Hapsari, M. W., & Laksito, H. (2019). Pengaruh
Perusahaan Perbankan. Reputasi Auditor dan Spesialisasi
Industri Auditor Terhadap Audit Report
Bursa Efek Indonesia. (2021). Laporan Lag. Diponegoro Journal of Accounting,
Keuangan dan Tahunan. Retrieved from Vol.8 No.2.
https://www.idx.co.id/perusahaan-
tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ Hassan, Y. M. (2016). Determinants of Audit
Report Lag: Evidence From Palestine.
Che-Ahmad, A., & Abidin, S. (2008). Audit Journal of Accounting in Emerging
Delay of Listed Companies: A Case of Economies, Vol.6 No.1 (13-32).
Malaysia. International Business
Research. Hersugondo, & Kartika, A. (2013). Prediksi
Probabilitas Audit Delay dan Faktor
Dao, M., & Pham, T. (2014). Audit Tenure,
Auditor Specialization and Audit Report
15
Determinannya. Jurnal Ekonomi - Audit Delay pada Perusahaan
Manajemen - Akuntansi, No.35. Manufaktur di BEI Tahun 2009-2013.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). PT. Bursa Efek Jakarta. (2004). Keputusan
Theory of The Firm: Managerial Direksi PT Bursa Efek Jakarta
Behaviour, Agency Cost and Ownership Peraturan Nomor I-H: Tentang Sanksi.
Structure. Journal of Financial Jakarta: PT. Bursa Efek Jakarta.
Economics 3, 305-360.
Putri, S. T., & Samin. (2016). Pengaruh
Karim, A. W., & Ahmed, J. U. (2005). Does Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran
Regulatory Change Improve Financial Perusahaan Terhadap Lama Waktu
Reporting TImeliness? Evidence from Laporan Audit. Equity, Vol.19 No.1.
Bangladesh Listed Companies. Working
Paper Series, No.30. Raya, V. J., & Laksito, H. (2020). Pengaruh
Spesialisasi Industri Auditor dan
Makhabati, D. N., & Adiwibowo, A. S. (2019). Reputasi Auditor terhadap Audit Report
Pengaruh Spesialisasi Industri KAP, Lag (Studi Empiris pada Perusahaan
Reputasi Auditor dan Audit Tenure Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun
terhadap Audit Report Lag. Diponegoro 2016-2018). Diponegoro Journal of
Journal of Accounting, Vol.8 No.2. Accounting, Vol.9 No.4 (1-10).
Nirmalasari. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Rusmin, R., & Evans, J. (2017). Audit quality
Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Audit and audit report lag: Case of Indonesian
Complexity Terhadap Ketepatan Waktu listed companies. Asian Review of
Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Accounting, Vol.25 No.2.
Terdaftar di BEI Periode 2013-2015.
Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Saleh, R., & Susilowati, I. (2004). Studi Empiris
Publik, Vol.3 No.2. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Nurmiati. (2016). Faktor-Faktor yang Jakarta. Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 13.
Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan. Jurnal Ekonomi Saputri, O. D. (2012). Analisis Faktor-Faktor
dan Manajemen, Vol.13, (2). yang Mempengaruhi Audit Delay.
Skripsi: Universitas Diponegoro.
Oktariani, N. L., & Wirakusuma, M. G. (2014).
Analisis Faktor-Faktor yang Sari, D. M., Rispantyo, & Kristianto, D. (2019).
Mempengaruhi Ketidaktepatwaktuan Pengaruh Audit Delay Terhadap
Pelaporan Keuangan. E-Jurnal Kualitas Audit Dengan Ukuran
Akuntansi Universitas Udayana. Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
Pada Perusahaan Transportasi yang
Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Laporan Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Tahunan Emiten atau Perusahaan Akuntansi dan Sistem Teknologi
Publik Peraturan Otoritas Jasa Informasi, Vo.15 No.1.
Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016
Tentang Laporan Tahunan Emiten Atau Scott, W. R. (2015). Financial Accounting
Perusahaan Publik. Jakarta: Otoritas Theory, 7th Edition. Toronto: Pearson.
Jasa Keuangan. Solimun. (2002). Structural Equation Modelling
Pratama, H. G. (2015). Pengaruh Ukuran KAP, (SEM), Lisrel, dan AMOS. Malang:
Profitabilitas, Komite Audit, Ukuran Universitas Brawijaya.
Perusahaan, dan Leverage terhadap
16
Spence, M. (1973). Job Market Signaling. The
Quarterly Journal of Economics, Vol.87
No.3.
Vuko, T., & Cular, M. (2014). Finding
Determinants of Audit Delay by Pooled
OLS Regression Analysis. Croatian
Operational Research Review, Vol.5
(81-91).
Widhiasari, N. S., & Budiarta, I. K. (2016).
Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Reputasi Auditor, dan
Pergantian Auditor Terhadap Audit
Report Lag. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana , Vol.15.1.
Zahra, N. A. (2019). Analisis Pengaruh Tenure
Audit Terhadap Audit Report Lag
dengan Spesialisasi Industri Auditor
sebagai Variabel Moderasi.
17