Anda di halaman 1dari 16

Diterjemahkan dari bahasa Afrikans ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Edisi terbaru dan arsip teks lengkap jurnal ini tersedia di Emerald Insight di:
www.emeraldinsight.com/2443-4175.htm

Pengaruh karakteristik audit


laporan lag
perusahaan dan karakteristik
auditor terhadap audit report lag
Muhammad Rifqi Abdillah, Agus Widodo Mardijuwono and 129
Habiburrochman Habiburrochman Diterima 24 Mei 2019
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Revisi 8 Juni 2019

Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia Diterima 15 Juni 2019

Abstrak
Tujuan -Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi
auditor dalam menyelesaikan proses audit yang diproksikan dengan audit report lag. Faktor-faktor yang digunakan dalam
penelitian ini dipilih dengan melihat karakteristik perusahaan dan karakteristik auditor.
Desain / metodologi / pendekatan -Karakteristik perusahaan diproksikan dengan efektivitas komite audit, kondisi
keuangan, kompleksitas akuntansi dan profitabilitas, sedangkan karakteristik auditor diproksikan dengan
reputasi auditor, masa kerja audit, dan spesialisasi industri auditor. Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014–2016. Berdasarkan metode purposive
sampling, jumlah sampel yang diperoleh dari 231 perusahaan adalah 77. Metode analisis regresi linier berganda
digunakan untuk menganalisis penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan statistikT-percobaan
(sebagian). Temuan -Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel efektivitas dan profitabilitas
komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap audit report lag sedangkan variabel kondisi keuangan
berpengaruh positif signifikan terhadap audit report lag. Sedangkan variabel kompleksitas akuntansi, reputasi
auditor, masa audit dan spesialisasi industri auditor tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap audit
report lag. Orisinalitas / nilai -Penelitian ini menguji karakteristik perusahaan dan auditor pada audit report lag
yang setahu penulis belum pernah diuji secara bersamaan.
Kata kunciEfektivitas Komite Audit, Kompleksitas Akuntansi, Karakteristik Auditor, Kondisi
Keuangan, Karakteristik Perusahaan
Jenis kertasmakalah penelitian

1. Perkenalan
Pemegang saham berhak memperoleh informasi mengenai kondisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan. Informasi tersebut digunakan oleh pemegang saham untuk mengevaluasi kinerja
manajemen dan mengambil keputusan apakah perusahaan memberikan manfaat atau tidak
kepada mereka. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban
manajemen atas pengelolaan sumber daya entitas yang dipercayakan kepadanya. Selain itu,
laporan keuangan juga merupakan sarana komunikasi manajemen kepada pemegang saham.
Agar laporan keuangan dapat bermanfaat bagi pemakainya pada saat pengambilan keputusan,
laporan keuangan harus memuat karakteristik kualitatif yang merupakan karakteristik dari
informasi laporan keuangan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan berdasarkan Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan adalah dapat
dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Karakteristik kualitatif yang relevan dan
kualitatif yang dapat diandalkan adalah karakteristik kualitas utama dari laporan keuangan.
Laporan keuangan dikatakan mengandung

© Muhammad Rifqi Abdillah, Agus Widodo Mardijuwono dan Habiburrochman Habiburrochman.


Diterbitkan diJurnal Riset Akuntansi Asia.Diterbitkan oleh Emerald Publishing Limited. Artikel ini Jurnal Akuntansi Asia
diterbitkan di bawah lisensi Creative Commons Attribution (CC BY 4.0). Siapapun dapat mereproduksi, Riset
Penuh. 4 Tidak. 1, 2019
mendistribusikan, menerjemahkan dan membuat karya turunan dari artikel ini (baik untuk tujuan hal. 129-144

komersial dan non-komersial), tunduk pada atribusi penuh ke publikasi asli dan penulis. Persyaratan Penerbitan Emerald Terbatas
2443-4175
lengkap dari lisensi ini dapat dilihat di http://creativecommons.org/licences/by/4.0/legalcode DOI 10.1108 / AJAR-05-2019-0042
TERBUKA SEDIKIT informasi yang relevan jika laporan keuangan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
4.1 keputusan pengelola atau pengguna laporan keuangan sehingga keberadaan laporan keuangan
mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil atau akibat dari tindakan
yang diambil.
Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada publik sangat penting untuk menjaga
relevansi informasi dalam laporan keuangan. Karena keterlambatan penyampaian laporan keuangan

130 yang tidak disengaja, informasi yang dihasilkan dalam laporan keuangan akan kehilangan kemampuan
untuk mempengaruhi keputusan pengguna (Praditya dan Fitriani, 2013). Bagi investor, penyampaian
laporan keuangan yang tepat waktu akan mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
investasi (Ashtondkk.,1989) dan penyebaran informasi asimetris di kalangan investor di pasar modal
(Jaggi dan Tsui, 1999). Penyampaian laporan keuangan yang tepat waktu akan membantu mengurangi
terjadinya kebocoran, rumor dan insider trading di pasar saham (Owusu-Ansah, 2000). Ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan juga memberikan informasi yang berharga bagi pemegang saham
dalam proses pengambilan keputusan (Al-Ajmi, 2008).
Oleh karena itu, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK) membuat peraturan mengenai batas waktu penyampaian laporan keuangan. Peran
Bapepam dan LK digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai 27 Oktober 2011 dalam
UU No. 21 Tahun 2011. Ketentuan yang mengatur mengenai batas waktu penyampaian
laporan keuangan tahunan emiten atau perusahaan publik adalah Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-346/BL/2011. Dalam Peraturan Nomor XK2 disebutkan
laporan keuangan tahunan disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun
sebelumnya, harus disertai dengan laporan akuntan dalam rangka pemeriksaan atas
laporan keuangan dan disampaikan kepada Bapepam dan LK serta diumumkan kepada
publik paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah laporan keuangan tahunan. Namun
bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Asing, tanggal penyampaian laporan
keuangan mengikuti tanggal yang ditetapkan oleh Bursa.

Namun ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sesuai dengan ketentuan


yang berlaku dihadapkan pada kendala, salah satunya laporan keuangan harus diaudit
oleh akuntan publik independen. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
tergantung pada jangka waktu penyelesaian proses audit. Hal ini karena laporan
keuangan tidak dapat dipublikasikan sebelum audit selesai (Johnson, 1998).

Dalam proses penyelesaian audit, auditor harus mematuhi standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik. Salah satu standar auditing yang harus dipenuhi
oleh auditor independen adalah Standar Pekerjaan Lapangan. Selain itu, dalam penerapan
standar auditing, auditor juga harus mempertimbangkan risiko audit yang akan dihadapi.
Oleh karena itu untuk pemenuhan pelakasanaan audit sesuai standar dan karena risiko
audit yang dihadapi auditor memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses penyelesaian
audit sehingga hal ini akan berdampak pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Pada
dasarnya, ketepatan waktu penyelesaian tugas audit menunjukkan bahwa auditor harus
bekerja secara efisien tanpa mengesampingkan keandalan informasi yang dihasilkan dalam
laporan keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi waktu dalam
penugasan. Peneliti menghasilkan efisiensi waktu dalam penugasan dengan menggunakan audit report
lag. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag kemungkinan akan memberikan
pemahaman tentang efisiensi waktu dalam penugasan audit (Habib dan Bhuiyan, 2011). Beberapa
laporan audit report lag sebelumnya sering disebut auditor signature atau audit delay. Al-Ajmi (2008)
mendefinisikan lag tanda tangan auditor, yaitu jumlah hari mulai dari tanggal penutupan buku
perusahaan sampai dengan tanggal tanda tangan auditor dalam laporan audit setelah auditor
memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag telah diteliti oleh beberapa penelitian audit
penelitian sebelumnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Terkait dengan studi laporan lag
penelitian tersebut, peneliti memilih faktor atau variabel yang mempengaruhi audit report lag
dengan melihat dari sisi karakteristik perusahaan dan karakteristik auditor. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya audit report lag terkait dengan
karakteristik perusahaan, seperti ukuran industri, keberadaan item yang luar biasa, dll. (Ashton
dkk.,1989), dan karakteristik auditor, seperti luasnya pekerjaan auditor, pengalaman staf audit,
ketidakpekaan auditor dan audit masa kerja (Bamberdkk., 1993). Penelitian ini difokuskan pada
131
faktor-faktor yang berasal dari karakteristik perusahaan dan karakteristik auditor. Hal ini karena
faktor utama penyebab lamanya audit report lag berasal dari dalam kedua entitas tersebut. Setiap
perusahaan (auditee) memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga risiko yang dihadapi dan
prosedur yang digunakan oleh auditor juga akan berbeda sedangkan auditor sebagai pelaksana
juga memiliki keterampilan dan keahlian yang berbeda dalam melakukan audit perusahaan.

Faktor karakteristik perusahaan yang mempengaruhi audit report lag antara lain
efektivitas komite audit, kompleksitas akuntansi, kondisi keuangan dan profitabilitas.
Peneliti memilih faktor karakteristik perusahaan berdasarkan tanggung jawab auditor dan
prosedur pengujian yang harus dilakukan auditor selama penugasan audit seperti
pengujian non-substantif dan substantif.
Selain faktor dari sisi perusahaan yang mempengaruhi audit report lag, faktor dari sisi auditor
juga mempengaruhi report lag. Faktor karakteristik auditor yang mempengaruhi audit report lag
meliputi reputasi auditor, masa kerja audit dan spesialisasi industri auditor.
Sisa dari makalah ini disusun sebagai berikut. Bagian 2 mengembangkan tinjauan
pustaka. Bagian 3 menjelaskan metodologi penelitian. Bagian 4 menentukan hasil
empiris. Bagian 5 membahas hasil dan Bagian 6 merangkum makalah dan menyajikan
kesimpulan.

1.1 Masalah penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

(1) Karakteristik perusahaan yang terdiri dari efektivitas komite audit, kondisi
keuangan, kompleksitas akuntansi dan profitabilitas mempengaruhi audit
report lag; dan
(2) Karakteristik auditor yang terdiri dari reputasi auditor, masa kerja audit dan spesialisasi industri
mempengaruhi kelambatan laporan audit.

2. Tinjauan Pustaka
Teori keagenan memberikan penjelasan tentang hubungan keagenan; yaitu hubungan antara
pemilik perusahaan atau pemegang saham sebagai prinsipal dengan manajemen perusahaan
sebagai agen. Dalam hubungan keagenan, terdapat kontrak antara satu orang atau lebih yang
berdomisili dengan orang lain yang merupakan agen untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai
dengan kepentingan prinsipal, disertai dengan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan
kepada agen (Jensen dan Meckling, 1976). Teori keagenan ini dilatarbelakangi oleh adanya
prinsipal atau pemegang saham yang tidak memungkinkan untuk menjalankan semua fungsi
yang diperlukan dalam pengelolaan suatu perusahaan karena keterbatasan kemampuan, waktu,
dan lain-lain, sehingga prinsipal menunjuk agen manajemen perusahaan. menggantikan tugas
pengelolaan kegiatan perusahaan (Sudana, 2011). Adanya konflik kepentingan antara agen dan
prinsipal dapat menimbulkan asimetri informasi yaitu ketidakseimbangan informasi yang dimiliki
oleh kedua belah pihak dimana agen memiliki informasi yang lebih banyak dari prinsipal tentang
perusahaan. Ini karena manajemen sebagai pihak memiliki lebih banyak
TERBUKA SEDIKIT informasi rinci tentang perusahaan memegang atau tidak memberikan informasi yang sempurna kepada
4.1 pemegang saham karena lebih menguntungkan bagi manajemen.

3. Metodologi penelitian
3.1 Definisi operasional
3.1.1 Keterlambatan laporan audit.Audit report lag adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk
132 menyelesaikan proses audit laporan keuangan perusahaan setelah tanggal penutupan buku perusahaan
(Carslaw dan Kaplan, 1991; Bamberdkk.,1993). Keterlambatan audit laporan diukur dengan menghitung
jumlah hari setelah tanggal penutupan buku perusahaan (1 Januari) sampai dengan tanggal
penandatanganan laporan auditor independen (LAI) oleh auditor yang tercantum dalam laporan
keuangan perusahaan yang telah diaudit.
3.1.2 Efektivitas komite audit.Efektivitas komite audit adalah
komite audit yang memenuhi syarat anggota dengan wewenang dan sumber daya untuk
melindungi kepentingan pemangku kepentingan dengan memastikan keandalan pelaporan
keuangan, pengendalian internal dan manajemen risiko, serta melalui pemantauan yang cermat.
Variabel ini diukur dengan menjumlahkan skor indeks efektivitas komite yang dibangun oleh
DeZoortdkk. (2002). Indeks tersebut terdiri dari empat elemen yaitu komposisi, otoritas, sumber
daya dan ketekunan, yang kemudian dibagi menjadi sepuluh persyaratan. Skor yang lebih tinggi
menunjukkan bahwa komite audit lebih efektif. Pengukuran efektivitas variabel komite audit
dijelaskan pada Tabel I.
3.1.3 Kondisi keuangan.Probabilitas kebangkrutan digunakan sebagai proksi dalam menilai
kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan Model Zmijewski (Habib dan
Bhuiyan, 2011). Model Zmijewski didasarkan pada beberapa rasio keuangan: pengembalian aset
(ROA) (laba bersih / total aset), leverage keuangan (total utang / total aset) dan likuiditas (aset
lancar / utang lancar). Rumus Model Zmijewski adalah sebagai berikut:

ZFC-4: 336–4: 513DROATh5: 679DFINLTh0: 004DLIQTH:

Proksi Dimensi Skor Sumber

Komposisi Kemerdekaan 1: jika memenuhi Ika dan


Semua anggota adalah pihak eksternal yang independen persyaratan Ghozali
Keahlian 0: tidak memenuhi
Setidaknya satu anggota memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian persyaratan
di bidang akuntansi atau keuangan
Sumber daya Ukuran komite audit 1: jika memenuhi Ika dan
Jumlah komite audit setidaknya memiliki tiga anggota persyaratan Ghozali
0: tidak memenuhi
persyaratan
Otoritas Piagam Komite Audit 2: jika menjelaskan Ika dan
Laporan proxy yang berkaitan dengan piagam komite secara rinci Ghozali
audit Penugasan tanggung jawab 1: pernyataan singkat 0: tidak
Sebuah. Mengawasi informasi keuangan perusahaan mengungkapkan sama sekali
B. Mengawasi kegiatan auditor eksternal
C. Mengawasi efektivitas pengendalian internal perusahaan
D. Mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap aturan
Tabel I. Pertemuan Ketekunan 1: jika memenuhi Ika dan
Pengukuran Intensitas pertemuan minimal empat kali dalam satu tahun persyaratan Ghozali
efektivitas dari Pengungkapan Sukarela 0: tidak memenuhi
Komite Audit Ada laporan pengungkapan sukarela dari komite audit persyaratan
Dari Model Zmijewski, jika semakin tinggi nilai ZFC menunjukkan semakin tinggi tingkat kebangkrutan audit
atau kegagalan keuangan perusahaan yang menimbulkan risiko audit yang tinggi sehingga laporan lag
meningkatkan ARL.
3.1.4 Kompleksitas akuntansi perusahaan.Kompleksitas akuntansi adalah kompleksitas proses akuntansi
yang terjadi dalam suatu perusahaan yang disebabkan oleh perusahaan yang memiliki beberapa segmen
atau anak perusahaan yang beroperasi. Sesuai dengan penelitian Sengupta (2004) dan Al-Ajmi (2008),
kompleksitas akuntansi diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan melaporkan 133
lebih dari satu segmen utama, mendapat skor 1, sebaliknya jika perusahaan hanya melaporkan satu
segmen utama, maka skor 0.
3.1.5 Profitabilitas.Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan
sumber daya yang dimiliki perusahaan, seperti aset perusahaan. Profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio
profitabilitas, yaitu ROA. Semakin besar ROA keuntungan perusahaan menunjukkan semakin efisien penggunaan aset
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dalam penelitian ini, ROA dirumuskan sebagai berikut:

ROA¼.Laba bersih = Total aset:

3.1.6 Reputasi auditor.Reputasi auditor (KAP) merupakan kepercayaan publik yang dipegang
oleh auditor (KAP) atas nama besar yang dimilikinya. Reputasi auditor dibagi menjadi dua
kelompok besar yaitu KAP Big Four dan Non Big Four. Variabel reputasi auditor diukur
dengan menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang diaudit oleh Big Four akan diberi
skor 1, sedangkan perusahaan yang diaudit selain Big Four akan diberi skor 0.
3.1.7 Audit kepemilikan.Audit masa jabatan adalah lamanya periode perikatan antara
auditor (KAP) dan auditee terkait dengan penggunaan jasa audit yang telah disepakati
secara berkesinambungan tanpa ada perubahan dengan auditor lainnya. Dalam
mengidentifikasi masa kerja audit yang tepat, jaminan dan kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku diperlukan. Hal ini terkait dengan adanya permasalahan rotasi KAP secara
semu dimana terjadi rotasi KAP namun secara substansi KAP masih tetap KAP yang sama.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini pengukuran tenur audit hanya menggunakan rotasi riil.
Hal ini karena pengalaman dan pemahaman auditor terhadap klien sesuai dengan lamanya
pemberian jasa audit secara riil.
3.1.8 Spesialisasi auditor industri.Auditor yang dikatakan spesialis adalah auditor yang
memiliki pemahaman khusus tentang industri tertentu yang menyebabkan mereka memperoleh
pemahaman yang lebih komprehensif tentang karakteristik industri (Maletta dan Wright, 1996;
Owhoso, 2002). Auditor spesialis diukur dengan menggunakan variabel dummy. Auditor khusus
industri akan diberikan skor 1 sedangkan skor 0 diberikan kepada auditor yang tidak memiliki
spesialisasi industri.
Pengukuran spesialisasi industri auditor mengacu pada penelitian Guldkk. (2009) dengan
menggunakan pendekatan pangsa pasar. Pendekatan tersebut dapat diidentifikasi dengan
menggunakan persentase total aset perusahaan yang diaudit oleh perusahaan dalam industri tertentu.
Rumus dari model pendekatan adalah sebagai berikut:

Jumlah Klien KAP dalam Industri Rerata Aset Klien KAP dalam Industri
SPESIFIKASI¼. - :
Jumlah Seluruh Emiten dalam Industri Rerata Aset Seluruh Emiten dalam Industri

Dari rumus di atas, auditor dikatakan memiliki spesialisasi industri jika jumlah SPEC
sama atau lebih besar dari 30 persen, menurut penelitian Reichelt dan Wang (2009).

3.2 Jenis dan sumber data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka. Karena bentuknya, data ini dapat diproses dan dianalisis menggunakan
TERBUKA SEDIKIT teknik perhitungan matematis atau statistika. Dalam penelitian ini sumber datanya adalah data
4.1 sekunder. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data dalam laporan keuangan yang telah
diaudit (audited financial report) dan laporan tahunan (annual report) suatu perusahaan selama periode
2014–2016, yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id ).

3.3 Metode pengumpulan data


134 Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus merancang bagaimana prosedur atau langkah-langkah
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Data dikumpulkan dari sumber data. Karena sumber data
menggunakan data sekunder yaitu data dalam laporan keuangan yang telah diaudit (audited financial
report) dan laporan tahunan perusahaan; Oleh karena itu, metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Peneliti melihat dokumen tersebut berupa laporan
keuangan yang telah diaudit (audited financial report) dan laporan tahunan perusahaan.

3.4 Analisis data teknis


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (efektivitas komite audit, kondisi
keuangan, kompleksitas akuntansi, profitabilitas, reputasi auditor, masa kerja audit dan
spesialisasi industri auditor) terhadap variabel dependen ( keterlambatan laporan audit). Model
statistik banyak digunakan untuk menguji hubungan pengaruh antara variabel dependen dan
variabel independen. Pada penelitian ini perhitungan statistik yang dilakukan dengan
menggunakan program Statistics Packages For Social Science (SPSS) versi 20 adalah sebagai
berikut:

ARLItu¼.SebuahthB1ACEFECItuthB2ZFCItuthB3SUBItuthB4ROAItu

thB5REPUTASIItuthB6SEPULUHItuthB7ASIItuthƸ.Itu:

Model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


ARLItu¼.keterlambatan laporan audit; α.¼.mencegat; ACEFECItu¼.efektivitas komite audit; ZFCItu
¼.kondisi keuangan; SUBItu¼.kompleksitas akuntansi; ROAItu¼.profitabilitas; REPUTASIItu¼.reputasi
auditor; SEPULUHItu¼.audit tenurial; ASIItu¼.spesialisasi industri auditor; Ƹ.Itu¼.ukuran kesalahan
untuk perusahaan.
Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik seperti:
(1) Statistik deskriptif, yang merupakan hasil statistik deskriptif untuk variabel-variabel
yang digunakan disajikan dalam tabel statistik deskriptif berupa nilai maksimum,
nilai minimum, nilai rata-rata, dan nilai simpangan baku.
(2) Uji asumsi klasik seperti normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
Mereka digunakan dalam penelitian ini dan dapat memberikan hasil yang representatif
(BIRU: terbaik, linier, tidak bias, penaksir).
(3) Menguji hipotesis denganT-uji.T-Pengujian dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Pengujian dilakukan secara univariat
dengan menggunakanT-metode tes. Tingkat determinasi adalah 5 persen.

(4) Koefisien determinasi pada dasarnya digunakan untuk mengukur kemampuan model
dalam menjelaskan variasi variabel terikat (Ghozali, 2009).

4. Hasil
4.1 Deskripsi Variabel Penelitian
(Tabel II).
4.2 Pengujian asumsi klasik audit
4.2.1 Uji normalitas.Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal laporan lag
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa grafik PP plot
menunjukkan data berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Multikolinearitas.Berdasarkan Tabel III diketahui bahwa semua variabel bebas
(efektivitas komite audit (ACEFEC), probabilitas kebangkrutan (ZFC), kompleksitas akuntansi
(SUBS), profitabilitas (ROA), reputasi auditor (REP), audit masa kerja (TEN) dan industri) 135
memiliki nilai toleransiW0,1 dan VIFHai10. Dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas
dalam model regresi yang diuji dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.3 Uji heteroskedastisitas.Diagram scatterplot pada Gambar 2 menunjukkan bahwa penyebaran
titik-titik tidak menumpuk dan tidak membentuk pola yang khas. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian ini menyatakan bahwa model regresi bebas dari gejala
heteroskedastisitas atau homoskedastisitas yang terjadi.
4.2.4 Uji autokorelasi.Berdasarkan uji Durbin – Watson yang disajikan pada Tabel IV,
regresi untuk Persamaan (1) menunjukkan nilai 1,687 yang berarti nilai Durbin – Watson
masih berada pada kisaran daerah bebas autokorelasi yaitu antara 2 sampai dengan +2.

Sebuah Sedikit. Maks. Berarti SD

ARL 231 40 151 78.15 15.750


ACEFEC 231 4 14 10.55 2,724
ZFC 231 - 4.8192 12.9049 - 1.794143 2.4232024
ROA 231 - 0.1611 0,4317 0,063125 0,0900350
SEPULUH 231 1 6 2.41 1,518
Sahn (menurut daftar) 231 Tabel II.
Sumber:Hasil olahan data SPSS Statistik deskriptif

Plot PP Normal dari Regresi Standar


Variabel Dependen residual: ARL
1.0

0.8
Diharapkan Cum Prob.

0.6

0.4

0.2

0,0
0,0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Gambar 1.
Diamati Cum Prob.
Bagan uji normalitas
Sumber:Hasil olahan data SPSS
TERBUKA SEDIKIT
Statistik Collinearity
4.1 Model 1 Toleransi VIF Informasi

(Konstan)
ACEFEC 0.881 1.135 Multikolinearitas gratis
ZFC 0,799 1.251 Multikolinearitas gratis
SUB 0,933 1,072 Multikolinearitas gratis
136 ROA 0,621 1,610 Multikolinearitas gratis
REPUTASI 0,390 2.564 Multikolinearitas gratis
SEPULUH 0,985 1.015 Multikolinearitas gratis
ASI 0,456 2.191 Multikolinearitas gratis
Tabel III. Catatan:SebuahVariabel terikat: ARL
Multikolinearitas Sumber:Hasil olahan data SPSS

petak sebar
Variabel terikat: ARL

4
Regresi Studentized Residual

-2

-4 -2 0 2 4
Gambar 2. Nilai Prediksi Standar Regresi
Uji heteroskedastisitas
Sumber:Hasil olahan data SPSS

Ringkasan modelB
Model Durbin – Watson

Tabel IV. 1 1,678


Autokorelasi Catatan:SebuahPrediktor: (konstan), ASI, SUB, TEN, ZFC, ACEFEC, ROA, REP;Bvariabel terikat: ARL
hasil Sumber:Hasil olahan data SPSS

4.3 Uji-t
(Tabel V).

4.4 Uji-F
Dari Tabel VI disimpulkan bahwa estimasi model regresi linier layak digunakan untuk
menjelaskan pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat.
audit
KoefisienSebuah
Model regresi laporan lag
Model 1 Koefisien T Penglihatan. Kesimpulan

(Konstan) 86.725 18.667 0,000


ACEFEC - 0,660 - 1,694 0,092 ** Penting
ZFC 0,888 1,931 0,055 ** Penting
SUB 2.210 0.952 0,342 Sekarang tanda tangani. 137
ROA - 31.146 - 2.219 0,028 * Penting
REPUTASI - 2,324 - 0,704 0,482 Sekarang tanda tangani.

SEPULUH 0,291 0,441 0,660 Sekarang tanda tangani.

ASI 2.066 0,594 0,553 Sekarang tanda tangani.


Tabel V.
Catatan:SebuahVariabel terikat: ARL. *, ** Signifikan masing-masing pada tingkat signifikansi 5 dan 10 Hasil statistik
persen Sumber:Hasil olahan data SPSS atauT-uji

ANOVASebuah
Model 1 Jumlah kuadrat df Rata-rata persegi F Penglihatan.

Regresi 6.183.678 7 883.383 3.872 0,001B


Sisa 50,872.019 223 228.126
Total 57,055.697 230
Catatan:SebuahVariabel terikat: ARL;Bprediktor: (konstan), ASI, SUB, SEPULUH, ZFC, ACEFEC, ROA, Tabel VI.
REP Sumber:Hasil olahan data SPSS Hasil tes dariF-uji

4.5 Uji Koefisien Determinasi


Pada Tabel VII, nilaiR2sebesar 0,108 menunjukkan bahwa efektivitas komite audit,
probabilitas kebangkrutan, kompleksitas akuntansi, profitabilitas, reputasi auditor, masa
kerja audit dan spesialisasi industri auditor mampu menjelaskan variasi lag laporan audit
sebesar 0,108 atau 10,8 persen; sisanya 0,892 atau 89,2 persen dijelaskan oleh variabel lain
di luar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian.

5. Diskusi
5.1 Pengaruh efektivitas komite audit terhadap keterlambatan laporan audit
Komite audit merupakan bagian dari komponen tata kelola perusahaan yang terbukti mampu
mengurangi audit report lag. Ada beberapa alasan yang diduga mendasari hal tersebut. Pertama,
komite audit dapat menjalankan tugas mengawasi proses pelaporan keuangan secara efektif.
Komite audit dapat mendorong manajemen perusahaan untuk dapat menyampaikan laporan
keuangan secara tepat waktu. Kedua, komite audit memiliki peran penting dalam efektivitas
pengendalian internal perusahaan sehingga semakin efektif komite audit maka semakin efektif
pula pengendalian internal perusahaan. Dampak efektif dari pengendalian internal adalah
menurunnya pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor karena pengendalian risiko yang
rendah sehingga dapat mengurangi audit report lag. Ketiga, audit

Ringkasan modelB
Model R R2 DisesuaikanR2 SE dari perkiraan
Tabel VII.
1 0,329Sebuah 0.108 0,080 15,104
Koefisien
Catatan:SebuahPrediktor: (konstan), ASI, SUB, TEN, ZFC, ACEFEC, ROA, REP;Bvariabel terikat: ARL tekad
Sumber:Hasil olahan data SPSS hasil tes
TERBUKA SEDIKIT komite juga berperan untuk memastikan audit eksternal berjalan efektif dengan
4.1 mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain independensi, ruang lingkup penugasan,
efisiensi biaya dan objektivitas auditor eksternal.

5.2 Pengaruh kondisi keuangan terhadap laporan lag audit


Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung mengalami laporan audit lag yang lebih
138 lama. Diharapkan perusahaan dengan kondisi keuangan yang lemah akan menimbulkan risiko audit
yang lebih besar dalam memberikan opini yang sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan. Untuk
mengurangi risiko audit, auditor akan memperluas prosedur auditnya sehingga menyebabkan auditor
membutuhkan waktu lebih lama dalam proses audit. Selain itu, perusahaan dengan kondisi keuangan
yang lemah akan mengalami masalah dalam hal going concern, sedangkan auditor juga bertanggung
jawab untuk mengevaluasi auditee going concernnya. Oleh karena itu, audit report lag akan semakin
lama jika perusahaan mengalami kondisi keuangan yang lemah atau masalah going concern. Auditor
akan lebih sering berdiskusi dan bernegosiasi dengan kliennya untuk mengetahui rencana manajemen
dalam menghadapi masalah perusahaan yang sedang berjalan. Tidak hanya itu, auditor juga
berkewajiban untuk mengevaluasi efektivitas rencana manajemen dalam memecahkan masalah going
concern perusahaan.

5.3 Pengaruh Kompleksitas Akuntansi Terhadap Keterlambatan Laporan Audit


Penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel
kompleksitas akuntansi yang diproksikan dengan pelaporan segmen perusahaan
terhadap audit report lag. Hipotesis awal menyatakan bahwa perusahaan dengan
kompleksitas akuntansi yang tinggi (memiliki lebih dari satu segmen utama) akan
mengakibatkan tingkat kompleksitas audit dan risiko audit yang tinggi sehingga akan
membuat auditor membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses audit. Namun
hal tersebut dapat diantisipasi oleh auditor dengan persiapan yang matang pada
tahap awal audit dan jadwal yang teratur sehingga dapat mengurangi anggaran waktu
audit. Selain itu, perusahaan dengan kompleksitas akuntansi yang tinggi juga
didukung oleh pengendalian internal yang baik sehingga masalah risiko audit yang
dihasilkan akan berkurang.

5.4 Pengaruh profitabilitas terhadap keterlambatan laporan audit


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas yang diperoleh suatu perusahaan maka semakin pendek audit report lag, begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai

dengan signal theory bahwa perusahaan yang memiliki informasi yang baik (goodnews) akan memberikan sinyal positif kepada publik yaitu dengan cara menyampaikan laporan

keuangan secepatnya. Jika profitabilitas suatu perusahaan semakin tinggi, maka laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan akan memuat kabar baik (goodnews). Hal ini

dikarenakan perusahaan yang memperoleh profitabilitas yang tinggi menunjukkan keberhasilan kinerja perusahaan dalam mengelola sumber dayanya. Adanya good news mendorong

perusahaan untuk meminta auditor untuk segera menyelesaikan proses audit agar good news tersebut dapat cepat tersampaikan kepada para pemegang saham atau investor

sehingga akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Sebaliknya audit report lag akan semakin lama jika profitabilitas perusahaan rendah. Hal ini dikarenakan profitabilitas

yang rendah merupakan berita buruk yang akan berdampak negatif terhadap nilai perusahaan seperti reaksi buruk dari pemegang saham atau investor yang memungkinkan

terjadinya penurunan nilai perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan akan memperlambat publikasi laporan keuangannya ke publik. Perusahaan akan meminta auditor

untuk menjadwalkan proses audit yang lebih lambat dari perkiraan yang akan memperpanjang jeda laporan audit. audit report lag akan semakin lama jika profitabilitas perusahaan

rendah. Hal ini dikarenakan profitabilitas yang rendah merupakan berita buruk yang akan berdampak negatif terhadap nilai perusahaan seperti reaksi buruk dari pemegang saham

atau investor yang memungkinkan terjadinya penurunan nilai perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan akan memperlambat publikasi laporan keuangannya ke publik.

Perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwalkan proses audit yang lebih lambat dari perkiraan yang akan memperpanjang jeda laporan audit. audit report lag akan semakin

lama jika profitabilitas perusahaan rendah. Hal ini dikarenakan profitabilitas yang rendah merupakan berita buruk yang akan berdampak negatif terhadap nilai perusahaan seperti

reaksi buruk dari pemegang saham atau investor yang memungkinkan terjadinya penurunan nilai perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan akan memperlambat

publikasi laporan keuangannya ke publik. Perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwalkan proses audit yang lebih lambat dari perkiraan yang akan memperpanjang jeda

laporan audit.
Selain itu, perusahaan dengan profitabilitas (kerugian) yang rendah juga memiliki risiko audit yang lebih besar karena audit
cenderung menjadi penyebab financial distress atau kecurangan, sehingga membuat auditor untuk memperluas prosedur laporan lag
auditnya. Hal ini akan menyebabkan laporan audit lag yang lebih lama.

5.5 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Report Lag Audit


Penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel reputasi auditor terhadap audit
report lag. Ada beberapa alasan yang mendasari hasil tersebut. Pertama, berkaitan dengan reputasi dan 139
kredibilitas. KAP Big Four dalam hal melindungi reputasi dan kredibilitas adalah dengan meyakinkan pemangku
kepentingan bahwa mereka memenuhi semua persyaratan pengungkapan daripada memprioritaskan untuk
menyelesaikan proses audit sesegera mungkin. Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang diaudit oleh KAP Big Four tidak menghasilkan audit report lag yang lebih cepat dibandingkan perusahaan
yang diaudit oleh KAP Non Big Four.
Kedua, banyak KAP Non-Big Four lokal yang bekerjasama dengan KAP internasional lainnya,
seperti Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli; dan mitra terafiliasi dengan PKF, Amir
Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan; berafiliasi dengan RSM Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang;
berafiliasi dengan BDO, Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang dan Ali; berafiliasi dengan BKR,
Mirawati Sensi Idris; berafiliasi dengan Moore Stephens, dan seterusnya. Hal ini membuat KAP
lokal tidak jauh berbeda dengan KAP Big Four dari segi sumber daya dan teknologi sehingga audit
report lag antara KAP Big Four dan Non Big Four tidak menunjukkan perbedaan.

Ketiga, sejalan dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, seluruh KAP baik yang
memiliki Big Four maupun Non Big Four ingin mempertahankan kliennya masing-masing dengan bekerja
secara efektif dan efisien dalam menyelesaikan proses audit sehingga laporan audit lag. antara KAP
Empat Besar dan Non Empat Besar tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

5.6 Pengaruh masa kerja audit pada keterlambatan laporan audit


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit tenur tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap
audit report lag. Hal ini dikarenakan seluruh auditor (KAP) dituntut untuk bekerja secara
profesional dalam menyelesaikan proses audit secara tepat waktu agar tidak merugikan
stakeholders yang ingin menggunakan laporan keuangan sebagai sarana pengambilan
keputusan. Hal ini juga sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory) bahwa menjadi
keharusan bagi seorang individu atau organisasi seperti auditor untuk menyelesaikan proses
audit secara tepat waktu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini karena regulasi memiliki
kewenangan untuk mendikte atau mengatur perilaku individu atau organisasi.
Selain itu, penelitian ini dibatasi pada masa jabatan auditor yang diproksikan dengan masa kerja KAP
tanpa mempertimbangkan masa kerja auditor secara individu, sedangkan pelaksanaan proses audit
laporan keuangan dilakukan oleh auditor atau rekanan suatu KAP sehingga lama perikatan audit antara
KAP dengan KAP. klien tidak menunjukkan masa audit yang panjang bagi seorang auditor. Hal ini juga
didukung oleh peraturan yang mengatur bahwa auditor mengaudit auditor paling lama dalam tiga tahun
berturut-turut. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa masa audit yang lebih lama
tidak membuat laporan audit lebih pendek, begitu pula sebaliknya.

5.7 Pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap audit report lag


Penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel spesialisasi auditor
industri terhadap audit report lag. Hal ini karena status spesialisasi auditor tidak dapat diidentifikasi
secara eksplisit. Menurut beberapa sumber, ada berbagai metode untuk menentukan spesialisasi
industri. Gramling dan Stone (2001) dan Dunn dan Mayhew (2004) mendefinisikan spesialisasi industri
dengan mengacu pada pangsa pasar yang diidentifikasi melalui penjualan suatu perusahaan ke industri
tertentu, sedangkan Balsamdkk. (2003) menentukan spesialisasi industri dengan mengacu pada jumlah
klien dalam suatu industri. Sebaliknya, Gulu
TERBUKA SEDIKIT dkk. (2009) mengidentifikasi spesialisasi industri dengan mengacu pada total aset
4.1 perusahaan klien. Selain itu, spesialisasi industri auditor juga dapat diidentifikasi
melalui auditing fee seperti yang digunakan oleh Habib dan Bhuiyan (2011). Oleh
karena itu, setiap ketidaksesuaian metode akan mengakibatkan tidak adanya
konsistensi atas hasil pengujian spesialisasi industri auditor pada setiap metode yang
digunakan. Kajian spesialisasi industri ini ditentukan dengan menggunakan
pendekatan pangsa pasar yang dapat diidentifikasi melalui persentase total aset suatu
140 perusahaan yang diaudit oleh KAP suatu perusahaan pada industri tertentu. Auditor
dikatakan memiliki spesialisasi industri jika jumlah SPEC sama atau lebih besar dari 30
persen. Perhitungan tersebut menghasilkan dua KAP yang tergolong memiliki
spesialisasi industri, dan kedua KAP tersebut adalah EY dan PWC.

6. Kesimpulan
(1) Efektivitas komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap audit
report lag.
(2) Kondisi keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap audit report lag.
(3) Kompleksitas akuntansi tidak mempengaruhi audit report lag.

(4) Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap audit report lag.

(5) Reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

(6) Tenure audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

(7) Spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

6.1 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran untuk penelitian selanjutnya adalah:
(1) Nilai dariR2dalam penelitian ini masih terlalu rendah yaitu sebesar 0,108 atau menunjukkan bahwa
variabel yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan variasi audit report lag sebesar 0,108
atau 10,8 persen sedangkan sisanya 0,892 atau 89,2 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel
yang digunakan dalam penelitian ini. belajar. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya disarankan
untuk mengganti atau menambah variabel bebas lainnya agar lebih tinggiR2nilai.

(2) Sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan sampel penelitian tidak hanya pada
perusahaan manufaktur agar hasil yang diperoleh memiliki cakupan yang lebih luas.
Berdasarkan hasil perhitungan auditor khusus hanya diperoleh dua KAP, disarankan bagi peneliti selanjutnya
untuk menggunakan metode pengukuran yang berbeda jika masih menggunakan variabel tersebut dan sampel
yang sama dengan penelitian ini agar dapat menunjukkan hasil yang lebih baik.

Referensi
Al-Ajmi, J. (2008), "Keterlambatan audit dan pelaporan: bukti dari pasar negara berkembang",Kemajuan dalam
Akuntansi,Penuh. 24 Tidak. 2, hal. 217-226.

Ashton, RH, Graul, PR dan Newton, JD (1989), “Audit delay dan ketepatan waktu perusahaan
pelaporan”,Penelitian Akuntansi Kontemporer,Penuh. 5 Tidak. 2, hal. 657-673.

Bamber, EM, Bamber, LS dan Schoderbek, MP (1993), “Struktur audit dan faktor penentu lain dari
lag laporan audit: analisis empiris ”,audit,Penuh. 12 Tidak. 1, hal. 1.
Balsam, S., Krishnan, J. dan Yang, JS (2003), "Spesialisasi industri auditor dan kualitas pendapatan",
Auditing: Jurnal Praktek & Teori,Penuh. 22 Tidak. 2, hal. 71-97.
Carslaw, CA dan Kaplan, SE (1991), “Pemeriksaan penundaan audit: bukti lebih lanjut dari audit
Selandia Baru ",Akuntansi dan Riset Bisnis,Penuh. 22 Tidak. 85, hal. 21-32.
laporan lag
DeZoort, FT, Hermanson, DR, Archambeault, DS dan Reed, SA (2002), “Komite audit
efektivitas: sintesis literatur komite audit empiris ”,Jurnal Sastra Akuntansi,Penuh. 21,
hal. 38-75.
Dunn, KA dan Mayhew, BW (2004), "Spesialisasi industri perusahaan audit dan pengungkapan klien"
kualitas ",Review Studi Akuntansi,Penuh. 9 Tidak. 1, hal. 35-58.
141
Ghozali, I. (2009),Analisis Aplikasi Multivariat Dengan Program SPSS,Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Gramling, AA dan Stone, DN (2001), “Keahlian industri perusahaan audit: tinjauan dan sintesis dari
literatur arsip”,Jurnal Sastra Akuntansi,Penuh. Tidak. 1.
Gul, FA, Fung, SYK dan Jaggi, B. (2009), “Kualitas laba: beberapa bukti tentang peran auditor
masa kerja dan keahlian industri auditor ”,Jurnal Akuntansi dan Ekonomi,Penuh. 47 Tidak. 3, hal.
265-287.
Habib, A. dan Bhuiyan, MBU (2011), "Spesialisasi industri perusahaan audit dan keterlambatan laporan audit",
Jurnal Akuntansi Internasional, Auditing dan Perpajakan,Penuh. Tidak. 1, hal. 32-44.
Jaggi, B. dan Tsui, J. (1999), "Penentu keterlambatan laporan audit: bukti lebih lanjut dari Hong Kong",
Akuntansi dan Riset Bisnis,Penuh. nomor 30 1, hal. 17-28.
Jensen, MC dan Meckling, WH (1976), "Teori perusahaan: perilaku manajerial, biaya agensi dan
struktur kepemilikan ",Jurnal Ekonomi Keuangan,Penuh. 3 Tidak. 4, hal. 305-360.
Johnson, LE (1998), "Bukti lebih lanjut tentang faktor-faktor penentu penundaan audit pemerintah daerah",jurnal
Penganggaran Publik, Akuntansi & Manajemen Keuangan,Penuh. Tidak. 3, hal. 375-397.
Maletta, M. dan Wright, A. (1996), "Perencanaan bukti audit: pemeriksaan kesalahan industri"
karakteristik”,audit,Penuh. Tidak. 1, hal. 71-86.
Owhoso, VE, Messier, WF Jr dan Lynch, JG Jr (2002), “Deteksi kesalahan oleh tim khusus industri
selama tinjauan audit berurutan ”,Jurnal Riset Akuntansi,Penuh. 40 Tidak. 3, hal. 883-900.
Owusu-Ansah, S. (2000), “Ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di pasar modal negara berkembang:
bukti empiris dari Bursa Efek Zimbabwe”,Akuntansi dan Riset Bisnis, Penuh. nomor 30
3, hal. 241-254.
Praditya dan Fitriani (2013), “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan di Indonesia ”,Simposium Nasional Akuntansi,Penuh. XVI.
Reichelt, KJ dan Wang, D. (2009), "Ukuran nasional dan khusus kantor keahlian industri auditor
dan pengaruhnya terhadap kualitas audit”,Jurnal Riset Akuntansi,Penuh. 48 Tidak. 3, hal. 647-686.
Sengupta, P. (2004), "Waktu pengungkapan: penentu tanggal rilis pendapatan triwulanan",Jurnal dari
Akuntansi dan Kebijakan Publik,Penuh. 23 Tidak. 6, hal. 457-482.

Sudana, I. (2011), “Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik”.

Bacaan lebih lanjut


Abdullah, S.N. (2006), “Komposisi dewan, komite audit dan ketepatan waktu keuangan perusahaan
laporan di Malaysia”,Kepemilikan & Kontrol Perusahaan,Penuh. 4 Tidak. 2, hal. 33-45.
Abidin, S. dan Ahmad-Zaluki, NA (2012), “Spesialis industri auditor dan ketepatan waktu pelaporan”,
Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku,Penuh. 65, Desember, hal. 873-878.
Afify, H. (2009), “Penentu kelambatan laporan audit: apakah penerapan tata kelola perusahaan memiliki
dampak? Bukti empiris dari Mesir”,Jurnal Riset Akuntansi Terapan,Penuh. Tidak. 1, hal.
56-86.
Ahmed, K. (2003), "Ketepatan waktu pelaporan perusahaan: studi perbandingan Asia Selatan",
Kemajuan dalam Akuntansi Internasional,Penuh. 16, hal. 17-43.

Akerlof, GA (1970), "Pasar untuk 'lemon': ketidakpastian kualitas dan mekanisme pasar",
Jurnal Ekonomi Triwulanan,Penuh. 84 Tidak. 3, hal. 488-500.
TERBUKA SEDIKIT Alkhatib, K. dan Marji, Q. (2012), "Audit melaporkan ketepatan waktu: bukti empiris dari Yordania",
4.1 Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku,Penuh. 62, Oktober, hal. 1342-1349.
Almutairi, AR, Dunn, KA dan Skantz, T. (2009), “Tenur auditor, spesialisasi auditor, dan
asimetri informasi”,Jurnal Audit Manajerial,Penuh. 24 Tidak. 7, hal. 600-623.
Anshori, M. dan Iswati, S. (2009),Metelologi Penelitian Kuantitatif,Universitas Airlangga, Surabaya.
Apadore, K. and Noor, MM (2013), Determinan dari audit report lag dan corporate governance di
142 Malaysia”,Jurnal Internasional Bisnis dan Manajemen,Penuh. 8 Tidak. 15, hal. 151.
Aston, RH, John, JW dan Robert, KE (1987), "Analisis empiris dari audit delay",Jurnal dari
Riset Akuntansi,Penuh. 25 Tidak. 2, hal. 275-292.
Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan (2011),Penyampaian Laporan Keuangan
berkala Emiten atau Perusahaan Publik Nomor XK2,Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, Jakarta.
Badan Pengawas Pasar Modal Dan Laporan Keuangan (2012),Penyampaian Laporan Tahunan
Emiten Atau Perusahaan Publik,Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Jakarta.
Baldacchino, PJ, Grech, L., Farrugia, K. dan Tabone, N. (2016), “Analisis laporan audit tertinggal dalam
Perusahaan Malta ”,Isu Kontemporer dalam Keuangan: Tantangan Saat Ini dari Seluruh Eropa,
Penerbitan Emerald Group, hal. 161-182.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan periode (2010–2016), tersedia di: www.idx.co.id
Carcello, JV, Hermanson, RH dan McGrath, NT (1992), “Atribut kualitas audit: persepsi
mitra audit, penyusun, dan pengguna laporan keuangan”,audit,Penuh. 11 Tidak. 1, hal. 1.
Craswell, AT, Francis, JR dan Taylor, SL (1995), “Reputasi nama merek auditor dan industri
spesialisasi”,Jurnal Akuntansi dan Ekonomi,Penuh. Tidak. 3, hal. 297-322.
Dewi, IC dan Hadiprajitno, PB (2017), “Pengaruh audit Tenure dan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Spesialisasi Manufaktur terhadap audit report lag (ARL)”,Jurnal Akuntansi Diponegoro, Penuh. 6
Tidak. 4, hal. 450-461.
Diastiningsih, NPJ and Tenaya, GAI (2017), “Spesialis Auditor Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Audit Tenure dan ukuran KAP Pada audit report lag ”,Akuntan Jurnal Elektronik,hal. 1230-1258.
Dyer, JC dan McHugh, AJ (1975), "Ketepatan waktu laporan tahunan Australia",Jurnal dari
Riset Akuntansi,Penuh. 13 Tidak. 3, hal. 204-219.
Eisenhardt, KM (1989), "Teori agensi: penilaian dan tinjauan",Akademi Manajemen Tinjauan,
Penuh. 14 Tidak. 1, hal. 57-74.

Ettredge, ML, Li, C. dan Sun, L. (2006), “Dampak kualitas pengendalian internal Bagian SOX 404
penilaian audit delay di era SOX”,Auditing: Jurnal Praktek & Teori,Penuh. 25 Tidak. 2,
hal. 1-23.
Fadhlan (2015),Pengaruh Risiko Audit, Kompleksitas Audit, dan Keahlian Audit terhadap Laporan Audit
Lag (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2011-2013),Universitas Airlangga.
Fama, EF dan Jensen, MC (1983), "Pemisahan kepemilikan dan kontrol",Jurnal Hukum dan
Ekonomi,Penuh. 26 Tidak. 2, hal. 301-325.
Ghozali, I. (2011),Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19,Edisi 5, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, I. dan Chariri, A. (2007),Teori Akuntansi,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Goh, BW (2009), Komite audit, dewan direksi, dan perbaikan kelemahan material di
pengendalian internal",Penelitian Akuntansi Kontemporer,Penuh. 26 Tidak. 2, hal. 549-579.

Gujarati, D. (2003),Ekonometrika Dasar,Edisi ke-4, New York, NY.


Harahap, SS (2005),Teori Akuntansi,PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.
Horngren, CT dan Harrison, WT (2007), “Akuntan: Edisi Ketujuh Jilid”.
Ikatan Akuntan Indonesia (2014),Standar Akuntansi Keuangan,Salemba Empat, Jakarta.
Institut Akuntan Publik Indonesia (2011),Standar Profesional Akuntan Publik,Salemba Empat, Jakarta. audit
Jama'an, JA (2008), “Pengaruh mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan laporan lag
Publik terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi pada Perusahaan Publik Di
BEJ) ”, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Kieso, DE, Weygandt, J. dan Warfield, TD (2012),Akuntansi Menengah,John Willey and Sons.
Knechel, WR dan Payne, JL (2001), "Bukti tambahan pada keterlambatan laporan audit",Audit: Jurnal tentang
Praktek & Teori,Penuh. Tidak. 1, hal. 137-146. 143
Krishnan, J. (2005), "Kualitas komite audit dan pengendalian internal: analisis empiris",Itu
Tinjauan Akuntansi,Penuh. 80 Tidak. 2, hal. 649-675.

Kross, W. dan Schroeder, DA (1984), Investigasi empiris pengaruh pendapatan triwulanan


waktu pengumuman pengembalian saham”,Jurnal Riset Akuntansi,Penuh. 22 Tidak. 1, hal. 153-176.
Lee, HY, Mande, V. dan Son, M. (2008), “Sebuah perbandingan kelambatan pelaporan perusahaan multinasional dan domestik
perusahaan”,Jurnal Manajemen & Akuntansi Keuangan Internasional,Penuh. 19 Tidak. 1, hal. 28-56.
Lee, HY, Mande, V. and Son, M. (2009), “Lakukan masa kerja auditor yang panjang dan ketentuan non-audit
layanan oleh auditor eksternal mengurangi kelambatan laporan audit? ”,Jurnal Audit internasional, Penuh.
13 Tidak. 2, hal. 87-104.
Li, D. (2007),Masa Kerja Auditor dan Konservatisme Akuntansi,Institut Teknologi Georgia.
Mayhew, BW dan Wilkins, MS (2003), "Spesialisasi industri perusahaan audit sebagai diferensiasi"
strategi: bukti dari biaya yang dibebankan kepada perusahaan yang go public ”,Auditing: Jurnal Praktek & Teori,
Penuh. 22 Tidak. 2, hal. 33-52.

Menteri Keuangan (2008),Kantor Akuntan Publik,Kementerian Keuagangan Republik Indonesia, Jakarta.


Michael, CJ and Rohman, A. (2017), “Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran KAP terhadap Audit Report
Lag dengan Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013–2015) ”, Jurnal
Akuntansi Diponegoro,Penuh. 6 Tidak. 4, hal. 378-389.
Newton, JD dan Ashton, RH (1989), "Hubungan antara teknologi audit dan penundaan audit",
Auditing-Jurnal Praktek & Teori,Penuh. 8, hal. 22-37.
Ng, PP dan Tai, BY (1994), Pemeriksaan empiris determinan audit delay in
Hongkong ",Tinjauan Akuntansi Inggris,Penuh. 26 Tidak. 1, hal. 43-59.
O'Reilly, DM dan Reisch, JT (2002), "Spesialisasi industri oleh perusahaan audit: apa yang
penelitian beri tahu kami? ”,Jurnal BPA Ohio,Penuh. 61 Tidak. 3, hal. 42-42.

Jasa Keuangan Resmi (2015),dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit,Pihak berwajib
Jasa Keuangan Republik Indonesia, Jakarta.
Pratama Rudyawan, A. dan Nyoman Badera, ID (2009), “Opinion audit going concern: Kajian
berdasarkan model kehancuran, pertumbuhan perusahaan, leverage, dan reputasi auditor
”,Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis,Penuh. 4 Tidak. 2.
Puat Nelson, S. dan Norwahida Shukeri, S. (2011), “Ketepatan waktu laporan tata kelola dan audit perusahaan:
bukti dari malaysia”,Akuntansi di Asia,Penerbitan Emerald Group, hal. 109-127.
Rachmawati, S. (2008), “Fengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay
dan Ketepatan waktu”,Jurnal Akuntansi dan Keuangan,Penuh. Tidak. 1, hal. 1-10.
Rainsbury, EA, Bradbury, M. dan Cahan, SF (2009), “Dampak kualitas komite audit pada
kualitas pelaporan keuangan dan biaya audit”,Jurnal Akuntansi & Ekonomi Kontemporer, Penuh. 5
Tidak. 1, hal. 20-33.
Rochmah Ika, S. dan Mohd Ghazali, NA (2012), “Efektifitas dan ketepatan waktu komite audit
pelaporan: bukti Indonesia”,Jurnal Audit Manajerial,Penuh. 27 Tidak. 4, hal. 403-424.
Rusmin, R., Rusmin, R., Evans, J. dan Evans, J. (2017), “Kualitas audit dan keterlambatan laporan audit: kasus
perusahaan yang terdaftar di Indonesia”,Ulasan Akuntansi Asia,Penuh. 25 Tidak. 2, hal. 191-210.

Rustiarini, NW (2013), “Pengaruh Karakteristik Auditor, Audit Opini, Masa Audit, Pergantian
Auditor Pada Audit Delay”,JINAH (Jurnal Humaniora dan Humaniora),Penuh. 2 Tidak. 2.
TERBUKA SEDIKIT Saleh, RS (2004), “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di
4.1 Bursa Efek Jakarta”,Strategi Bisnis Jurnal,Penuh. 13 Tidak. 1, hal. 67-80.
Spence, M. (1973), "Pensinyalan pasar kerja",Jurnal Ekonomi Triwulanan,Penuh. 87 Tidak. 3,
hal. 355-374.
Sudaryanti, N. (2008),Faktor-Faktor dan Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
(Skripsi),Universitas Diponegoro, Semarang.

144 Sultana, N., Singh, H., der Zahn, V. dan Mitchell, JL (2015), “Karakteristik komite audit dan audit
laporkan lag”,Jurnal Audit internasional,Penuh. 19 Tidak. 2, hal. 72-87.
Tuankotta, TM (2015),Audit Sezaman,Salemba Empat, Jakarta.
Turley, S. dan Zaman, M. (2004), "Efek tata kelola perusahaan dari komite audit",Jurnal dari
Manajemen dan Tata Kelola,Penuh. 8 Tidak. 3, hal. 305-332.
Utami, W. (2006), “Analisis determinan audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta”,Buletin
penelitian,Penuh. 9.

Wang, J. dan Song, L. (2006), "Ketepatan waktu laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Cina",Jurnal dari
Studi Ekonomi dan Bisnis Cina,Penuh. 4 Tidak. 3, hal. 241-257.
Watts, RL dan Zimmerman, JL (1983), "Masalah keagenan, audit, dan teori perusahaan: beberapa
bukti ",Jurnal Hukum dan Ekonomi,Penuh. 26 Tidak. 3, hal. 613-633.
Whittred, G. dan Zimmer, I. (1984), "Ketepatan waktu pelaporan keuangan dan kesulitan keuangan",
Tinjauan Akuntansi,Penuh. 59 Tidak. 2, hal. 287-295.

Widyawati, AA and Anggraita, V. (2013), “Pengaruh Konvergensi, Kompleksitas Akuntansi, Dan


Probabilitas Kebangkrutan Terhadap Ketepatan Waktu Dan Manajemen Laba ”,Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia,Penuh. 17 Tidak. 2, hal. 135-155.
Yediel dan Sutaryo (2014), “Pengaruh Karakteristik Auditor terhadap Audit Delay Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah”,Simposium Nasional Akuntansi,Penuh. XVI.
Zakkiyah, UZ (2014), “Analisis Penggun Model Zmijewski (X-Score) dan Altman (Z-Score) untuk
Memprediksi Potensi Kebangkrutan (Studi pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang
Terdaftar di (BEI) Bursa Efek Indonesia Periode 2009–2012) ”,jurnal Administrasi Bisnis,
Penuh. 12 Tidak. 2.
Zhang, Y., Zhou, J. dan Zhou, N. (2006), “kualitas komite audit, independensi auditor, dan internal
mengendalikan kelemahan”,Jurnal Akuntansi dan Kebijakan Publik,Penuh. 26 Tidak. 3, hal. 300-327.

Zmijewski, ME (1984), “Masalah metodologis terkait dengan estimasi prediksi financial distress
model”,Jurnal Riset Akuntansi,Penuh. 22, hal. 59-82.

Penulis yang sesuai


Habiburrochman Habiburrochman dapat dihubungi di: habib@feb.unair.ac.id

Untuk petunjuk tentang cara memesan cetak ulang artikel ini, silakan kunjungi situs web
kami: www.emeraldgrouppublishing.com/licensing/reprints.htm Atau hubungi kami untuk
keterangan lebih lanjut:izin@emeraldinsight.com

Anda mungkin juga menyukai