Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

SOSIOLOGI PERTANIAN

DOSEN: DOSEN :IR. Suryawati, M.SI

Dibuat untuk memenuhi syarat nilai sosialogi pertanian

Disusun OLeh:

Kelompok 10:

1. EKA HARYSANDI TANESA PURBA


2. SYAHRIAL SIMBOLON
3. RYAN BAGUS SETIAWAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2022

1
A. Struktur primer dan sekunder batang
B. Struktur Anatomi Batang
Ophin (2010) menyebutkan bahwa struktur anatomi batang, yaitu :
1. Epidermis : epidermis batang mempunyai sel-sel silika dan sel-sel gabus,
misalnya pada batang tebu (Saccharum officinarum), dan kadang- kadang di
lapisi oleh sel kutikula.
2. Periderm : selaput luar epidermis yang terdapat di sekeliling mulut membentuk
tonjolan berbentuk piala.
3. Kortek : lapisan luar suatu organ, pada tumbuhan di bawah epidermis sebelah
luar silinder pusat, terdiri dari sel – sel parenkim.
4. Floem primer : dibentuk oleh prokambium ujung batang dan akar.
5. Floem sekunder : terdiri dari unsur trakeal, serabut xylem dan parenkim kayu.
6. Kambium : lapisan sel hidup terletak di kulit dan kayu, yang membuat jaringan
kayu baru ke sebelah dalam dan membuat jaringan kulit baru ke sebelah luar.
Fungsinya untuk memperbesar batang.
7. Xylem sekunder : terdiri dari unsur trakeal, serabut xylem dan parenkim kayu.
8. Xylem primer : dibentuk oleh prokambium ujung batang dan akar.

Gambar 1. Struktur Anatomi Batang


Kartini (2010) menjelaskan bahwa perbedaan yang mendasar antara
anatomi batang dan akar terletak pada struktur pembuluh angkutnya. Susunan
xilem dan floem pada akar terletak pada radius yang berbeda dan berseling secara
bergantian, sedang pada batang floem dan xilem terletak dalam satu radius, floem
berada di sebelah luar dan xilem di sebelah dalam. Susunan berkas pengangkut
pada akar disebut radial sedangkan pada batang kolateral. Sifat xilem pada akar
disebut eksark karena letak protoxilem berada di sebelah luar metaxilem
sedangkan pada batang disebut endark karena letak protoxilem di sebelah dalam

2
metaxilem. Floem dan xilem pada batang membentuk suatu berkas yang tersusun
di dalam satu lingkaran.
Epidermis batang pada umumnya memiliki stoma dan trikoma pada waktu
masih muda sehingga batang dapat berfungsi sebagai organ fotosintesis. Korteks
terdiri dari jaringan parenkimatik yang mungkin di dalamnya ditemukan jaringan
sekretorik misalnya saluran lendir pada batang Hibiscus sp., sel minyak pada
batang Piper betle dan Cinamomum sp., saluran resin pada batang Pinus sp.;
kristal kalsium oksalat pada batang Impatiens balsamina. Jaringan penguat pada
batang dapat berupa kolenkima dan sklerenkima tergantung jenis tumbuhannya.
Kolenkima di korteks dapat membentuk suatu lingkaran utuh atau terdapat dalam
suatu kelompok-kelompok. Kolenkima dapat mengandung kloroplas dan dapat
juga menjadi meristematik kembali membentuk felogen. Sklerenkima yang
ditemukan di korteks dapat berupa serabut atau sel batu. Sel-sel sklerenkima mati
dan berdinding tebal, sklerenkima dapat berupa lingkaran utuh yang terletak di
bawah epidermis atau di sebelah dalam korteks. Batas antara korteks dan stele
terdiri dari selapis sel yang disebut endodermis yang seringkali pada waktu batang
masih muda mengandung butir-butir amilum sehingga disebut dengan sarung
tepung atau floeoterma.
Stele terdiri dari tiga bagian yaitu perisikel, berkas pengangkut dan
empulur. Perisikel dapat terdiri dari satu lapis atau beberapa lapis sel yang berupa
parenkima dan sklerenkima atau parenkima saja. Sklerenkima yang terdapat di
stele mungkin terjadi dalam kelompok-kelompok yang terpisah atau membentuk
lingkaran utuh yang berrada di luar berkas pengangkut membentuk garis batas
yang jelas antara korteks dan stele.
Berkas pengangkut pada batang monokotil merupakan berkas yang
terpisah-pisah dan memiliki tipe kolateral tertutup, seringkali dikelilingi oleh
sklerenkima sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler. Berkas pengangkut
tersebut tersebar tidak teratur. Berkas pengangkut pada dikotil ada yang berupa
berkas terpisah-pisah tapi tersusun dalam satu lingkaran atau membentuk satu
lingkaran utuh, di antara floem dan xilem ditemukan kambium. Kambium yang
terdapat di dalam berkas pengangkut dinamakan kambium fasikuler. Di antara
berkas pengangkut yang satu dengan yang lain kambiumnya saling berhubungan,

3
kambium yang menghubungkan dua berkas pengangkut dinamakan kambium
interfasikuler.
Empulur biasanya terdiri dari sel-sel parenkima atau canpuran antara
sklerenkima dan kolenkima. Beberapa tumbuhan empulurnya mengalami
desintegrasi sehingga batangnya berlubang, contohnya pada Ipomoea reptans.
Korteks batang monokotil tidak memiliki batas yang jelas antara korteks
dan stelenya. Berkas pengangkut pada batang monokotil umumnya kolateral
tertutup ada yang dikelilingi oleh sklerenkima baik sebagian atau keseluruhan
berkas sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler.

C. Tipe Batang
Estiti B. (1995) menyebutkan bahwa tipe batang dibedakan atas batang
konifer, dikotil berkayu, dikotil tidak berkayu (perdu), dikotil merambat, dikotil
dengan pertumbuhan menyimpang, dan monokotil.
1. Batang conifer
Contoh batang konifer adalah pinus. Pada keadaan primer batang
menunjukkan sejumlah berkas pembuluh (yang terdiri dari jalan daun dan berkas
batang) yang masing-masing terpisah oleh daerah intervasikuler yang sempit.
Kambium pembuluh yang terdiri dari bagian fasikuler dan interfasikuler
membentuk silinder xylem dan floem skunder yang bersinambungan. Di muka
celah daun, jaringan skunder dibentuk secara bertahap sehingga parenkim celah
menonjol ke arah xylem skunder yang dibentuk sejak awal. Xylem primer
mungkin masih dapat dilihat di dekat empulur, namun floem primer samas sekali
lenyap.
2. Batang dikotil berkayu
Pada kebanyakan dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya
sempit, misalnya pada salix, prunus, dan quercus, dan sangat sempit pada tilia.
Pada spesies-spesies tersebut, jaringan sekunder membentuk silinder yang
membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari empulur.
Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi
beberapa lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim

4
yang berisi klorofil. Endodermis yang berisi tepung disebut floeoterma atau
selubung tepung.
Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga
terdapat pada bagian korteks. Pada batang yang sudah tua, empulur terdiri atas sel
berdinding tebal dan berwarna lebih yang mengandung tepung. Pada floem
sekunder banyak dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel
parenkim.

3. Batang dikotil tidak berkayu atau dikotil basah (Herbaceus = Menerna)


Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal
pertumbuhan sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan lentisel.
Satu atau dua lapisan korteks di bawah epidermis berisi kloroplas. Lapisan ini
diikuti oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. Floem
primer berisi serabut dekat dengan korteks (serabut protofloem). Di dalam floem
sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada metafloem. Kambium pembuluh
memisahkan floem dengan xilem sekunder dengan membentuk silinder. Empulur
terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah. Tepung dan kristal sering terdapat
dalam empulur maupun korteks.
Berkas pengangkut pada batang biasanya kolateral. Solanaceae, misalnya
tomat, kentang, dan tembakau, serta cucurbitaceae, misalnya labu, mempunyai
berkas pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar
xilem, juga terdapat floem dalam kambium terdapat diantara floem luar dengan
xilem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terdapat di daerah antara floem luar
dan xilem saja. Korteks terdiri atas parenkim dan kolenkim.

4. Batang Dikotil Merambat


Para Aristolochia, jaringan pembuluh primer tersusun kolateral. Jaringan
primer terdiri atas epidermis, korteks yang terdiri atas parenkim dan kolenkim
yang mengandung klorofil, dan silinder pusat (stele) terdiri atas serabut yang
banyak mengandung tepung.
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relatif lebih kecil. Floem
sekunder tidak berserabut. Apabila diameter batang membesar, setiap berkas

5
pengangkut juga membesar ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies,
beberapa sel parenkim berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel
kolenkim di bawah epidermis.
Cucurbita mempunyai berkas pangangkut bikolateral. Epidermis uniseriate
dan di bawahnya terdapat kolenkim dan klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah
epidermis yang mempunyai stomata. Endodermis mengandung tepung. Ciri khas
batang dikotil merambat adalah terdapatnya sklerenkim di luar berkas
pengangkut.

5. Batang dikotil dengan pertumbuhan sekunder yang menyimpang


Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan untuk menunjukkan
bentuk keaktifan kambium yang menyimpang dari kebiasaan, yang ditemukan
pada konifer dan tumbuhan dikotil berkayu dari daerah beriklim sedang. Pada
beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh
terdapat pada kedudukan normal. Namun, tubuh sekunder menunjukkan
penyebaran xilem dan floem yang tidak biasa. Pada Leptadenia, Strychnos, dan
Thunbergia, floem dibentuk tidak hanya ke arah luar, tetapi juga ke arah dalam
sehingga floem sekunder terdapat di dalam xilem sekunder.
Pada Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menispermaceae, dan Nygtaginaceae,
serangkaian kambium pembuluh tersusun dari bagian pusat batang ke arah luar.
Masing-masing kambium menghasilkan xilem ke arah dalam dan floem ke arah
luar sehingga terjadi lapisan yang terdiri atas xilem, kambium, dan floem. Pada
batang Bougaienvillea spectobilis, xilem dan floem membentuk untaian yang
tertanan dalam jaringan parenkim, yang disebut jaringan konjungtif. Jaringan ini
merupakan hasil keaktifan kambium di antara berkas pengangkut yang mirip
dengan keaktifan kambium antarpembuluh, tetapi masa keaktifannya terbatas.
Bougainvillea spectibilis mempunyai kambium yang tidak normal.
Pertumbuhan menyimpang yang lain juga terjadi pada Bignoniaceae. Setelah
silinder kambium biasa terbentuk pada akhir pertumbuhan primer, empat bidang
kambium berhenti menghasilkan xilem, tetapi terus melepaskan turunannya ke sisi
floem. Jadi, ada dua jenis kambium, yaitu dipleuris, yang menunjukkan keaktifan
ke dua arah, dan monopleuris, yang keaktifannya hanya satu arah. Dari

6
pertumbuhan yang menyimpang ini terbentuklah floem yang tertanan dalam
xilem. Setiap panel floem yang tertanam dalam xilem mempunyai kambium yang
hanya menghasilkan floem ke arah luar saja. Diantara xilem dan floem tepi
terdapat kambium yang menghasilkan xilem ke arah dalam dan floem ke arah
luar.
Aralia cordeta, yang mempunyai berkas pengangkut bikolateral, juga
mengalami pertumbuhan menyimpang, berkas pengangkut bikolateral biasanya
terdiri atas xilem di bagian tengah dan floem di sebelah luar dan dalam. Pada
Aralia terjadi sebaliknya, yaitu floem terdapat di tengah, dan xilem terdapat di
sebelah luar dan dalam.

6. Batang Monocotyledoneae
Batang Poaceae pada penampang melintangnya tampak mempunyai berkas
pengangkut yang tersusun dalam dua lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas
pengangkut yang tersusun melindungi di sebelah luar tertanam dalam jaringan
sklerenkim. Antara berkas pengangkut yang kecil dengan epidermis terdapat
serabut dan klorenkim. Stomata terdapat pada epidermis di dekat klorenkim. Pada
batang dengan bekas pengangkut tersebar, tidak terdapat lapisan serabut tepi, akan
tetapi parenkim di bawah epidermis mengalami penskleritan. Pada batang
Monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan berkas pengangkutnya
mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae selain Poaceae juga mempunyai berkas pengangkut
tersebar atau melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton, tumbuhan Monokotil
yang hidup di air, mempunyai korteks lebar yang terdiri atas jaringan aerenkim.
Antara korteks dan silinder pembuluh dibatasi oleh endodermis yang selnya kecil.
Pada umumnya, monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari
kambium pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal. Misalnya
pada Palmae. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim
dasar. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse).
Namun ada juga tumbuhan Monokotil yang mempunyai kambium sehingga
mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu (Agave, Aloe,
Cordyline, Draceaena, Sansevieria, dan Yucca). Kambium berasal dari parenkim

7
yang terdapat di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan berkas
pengangkut sekunder dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim
ke arah luar. Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium
yang membelah memanjang, kemudian sel yang dihasilkan membelah memanjang
lagi dua atau tiga kali. Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur
pembuluh dan bergabung dengan sel sklerenkim. Sel yang berderet tegak
bergabung membentuk berkas pengangkut. Berkas pengangkut sekunder mungkin
kolateral atau amfivasal.

D. Batang Tumbuhan Dikotil yang Menyimpang


Beberapa tumbuhan dikotil memiliki struktur anatomi yang menyimpang
dari normal. Sebagai contoh berkas pengangkut yang umumnya kolateral, pada
tumbuhan tersebut bertipe bikolateral, konsentris baik amfivasal maupun
amfikribral. Berkas pengangkut pada dikotil normalnya tersusun dalam satu
lingkaran tetapi pada beberapa tumbuhan dapat lebih dari satu lingkaran sehingga
ada berkas pengangkut perifer dan medular. Berkas pengangkut yang perifer
tersusun dalam satu lingkaran sedang berkas pengangkut yang terletak di medular
umumnya tersebar. Tipe stele pada dikotil yang normalnya eustele dapat berubah
menjadi diktiostele. Penyimpangan tersebut dinamakan anomali. Contoh-contoh
batang yang memiliki struktur anatomi menyimpang:
1. Sechium edule
Lapisan terluar batang S. edule disusun oleh satu lapis sel epidermis.
Daerah korteks disusun oleh jaringan kolenkima, klorenkima, dan sklerenkima.
Kolenkima terletak di sebelah dalam lapisan epidermis. Kolenkima memiliki tebal
2 sampai 7 lapis sel, disebelah dalam jaringan kolenkima terdapat 1 sampai 2 lapis
sel klorenkima. Jaringan sklerenkima terdapat setelah jaringan klorenkima.
Jaringan sklerenkima memiliki tebal kurang lebih 5 lapis sel. Batas antara korteks
dan silinder pusat tidak jelas. Sel-sel yang menyusun endodermis dan perisikel
bersifat parenkimatis. Berkas pengangkut terdapat di antara sel-sel parenkima
yang menyusun daerah empulur. Berkas pengangkut memiliki tipe bikolateral,
dengan susunan floem luar-kambium-xilem-floem dalam. Tipe bikolateral
termasuk sifat anomali. Berkas pengangkut tersusun dalam satu lingkaran.

8
Adanya pertumbuhan yang tidak sama menyebabkan berkas pengangkut tampak
tersebar. Sel-sel parenkima di daerah empulur ada yang berdisintegrasi sehingga
terbentuk rongga empulur.

2. Batang Piper betle


Bagian terluar dari batang sirih disusun oleh selapis sel epidermis. Daerah
korteks disusun oleh jaringan kolenkima dan sklerenkima. Kolenkima terletak di
sebelah dalam epidermis. Kolenkima memiliki tebal 3-4 lapis. Di sebelah dalam
kolenkima terdapat parenkima yang mengandung koloroplas. Endodermis batang
sirih bersifat parenkimatis. Di sebelah dalam endodermis adalah selapis perisikel
yang juga bersifat parenkimatis. Berkas pengangkut yang terletak di tepi memiliki
tipe kolateral terbuka fibrovaskuler. Sklerenkima yang terdiri dari serabut
sklerenkima yang berlignin membentuk lingkaran utuh yang bergelombang
membatasi berkas pengangkut perifer dan medular. Berkas pengangkut yang
terletak di tepi tersusun dalam lingkaran yang rapi. Di daerah tengah atau medular
di antara sel-sel parenkima empulur terdapat berkas pengangkut yang juga bertipe
kolateral terbuka. Berkas pengangkut yang terletak di medular letaknya berseling
dengan berkas pengangkut perifer. Adanya berkas pengangkut yang terletak di
medular (di antara parenkima empulur) merupakan salah satu bentuk anomali
pada batang P. betle.

E. Batang Monokotil yang Bersifat Anomali (misal batang Aloe sp.)


Lapisan terluar batang Aloe sp. yang sudah tua disusun oleh lapisan
periderm. Di sebelah dalam lapisan periderm terdapat jaringan parenkima yang
menyusun daerah korteks. Batas antara daerah korteks dengan silinder pusat tidak
tampak jelas. Setelah beberapa lapis parenkima dapat ditemukan sel-sel kambium
yang berada di luar berkas pengangkut. Di sebelah dalam kambium ditemukan
berkas pengangkut yang memiliki tipe konsentris amfivasal dan berkas
pengangkut letaknya tersebar di dalam stele. Parenkima terdapat di antara berkas
pengangkut. Keberadaan kambium di luar berkas pembuluh dan tipe berkas
pengangkut konsentris amfivasal merupakan bentuk anomali pada batang Aloe sp.

9
DAFTAR PUSTAKA
Kartini, Endang. 2010. Batang, (Online), (http://e-learning.um.ac.id/), diakses 31
Agustus 2013.
Estiti B., Hidayat. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Ophin. 2010. Anatomi Tumbuhan, (Online),
(http://k4rti3k4.student.umm.ac.id/2010/01/21/anatomi-tumbuhan/),
diakses 31 Agustus 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai