PENDAHULUAN
manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat, sehingga dapat
1
Keberadaan kesenian di Jawa Barat begitu banyak dan beraneka
ragam jenis maupun bentuknya. Dari jenis dan bentuk kesenian tersebut,
dan hal ini mungkin karena ketidaktahuan tentang fungsi kesenian itu
daerahnya masing-masing.
satu kesenian yang menjadi ciri khas Jawa Barat. Dahulu angklung
2
persembahan pada upacara penghormatan kepada Dewi Padi atau pada
upacara pawai anak yang akan dikhitan (Kamus Istilah Karawitan Sunda,
1995).
juga dapat dijadikan sebagai alat untuk membunuh para penjajah, yaitu
3
digunakan untuk pertunjukan upacara ritual, tetapi murni sebagai
lambang perjuangan.
1908-1917, selain berfungsi sebagai kode atau tangara apabila ada penjajah
angklung secara estafet, saling sahut menyahut dari satu lokasi ke lokasi
tempo cepat artinya ada penjajah datang dan masyarakat harus cepat-
Wakih, 2013:58).
4
menjadi pola dasar untuk mengatur permainan angklung. Permainan
suara tinggi, Angklung Panengah dengan suara sedang, dan Angklung Bas
Permainan yang mereka lakukan adalah mengadu fisik dengan cara silih
kepada ketua yang sedang beradu fisik. Fisik yang mereka adukan
5
mereka banyak yang menggunakan ilmu kebatinan atau yang disebut
dengan magic. Akibat dari magic tersebut banyak petarung yang menjadi
korban, ada yang patah tangan atau kaki bahkan sampai ada yang
meninggal dunia.
Pada tahun 1950, Mahya (Alm.) mulai mengubah nama yang semula
6
antarkelompok yang berlangsung dari generasi ke generasi,
Salah satu keunikan dari angklung ini yaitu suaranya yang tidak
mempunyai tingkatan nada yang disebut laras, baik itu salendro, pelog,
madenda, ataupun diatonis. Hal ini dikemukakan oleh Asep (37 tahun),
Angklung Sered tidak bisa untuk mengiringi lagu atau memelodikan lagu.
alat komunikasi antar kampung, seperti halnya bunyi kohkol bila dipakai
7
di Balandongan mengalami beberapa perubahan fungsi, dan waditra
B. Rumusan Masalah
Balandongan?
Balandongan?
Sered Balandongan.
8
Selain tujuan di atas, diharapkan penelitian ini juga dapat
lebih lanjut.
D. Tinjauan Pustaka
sebagai berikut :
1. Angklung di Jawa Barat , 2003, oleh Juju Masunah, dkk. Buku ini
9
dalam buku ini juga diulas tentang fungsi, bentuk, cara membuat
penelitian.
10
4. ‚Perkembangan Kesenian Angklung Sered di Kecamatan Singaparna
dengan topik yang diteliti. Hal tersebut agar penelitian memiliki syarat
ilmiah dan berjalan lancar. Dalam tulisan mengenai aspek karawitan pada
berikut :
1. Studi Pustaka
11
mengandung data tentang Seni Angklung Sered Balandongan atau
2. Observasi
SD Balandongan.
3. Wawancara
(42) sebagai pelaku Angklung Sered, Abah Darja (99) sebagai pelaku
12
sejarah Angklung Sered, dan Agus A.W (50) sebagai pengembang
4. Pemotretan
5. Perekaman Audiovisual
tersebut, hasil perekaman video juga dijadikan sebagai salah satu alat
10xzoom.
F. Sistematika Penulisan
13
pembahasan. Adapun sistematika penulisan untuk pembuatan laporan
tentang kedudukan masalah yang telah diteliti. Adapun sub bab yang
dibahas pada bab I yaitu latar belakang masalah, batasan dan rumusan
BAB III: Aspek karawitan pada seni Angklung Sered Balandongan, yaitu
BAB IV: Berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
14
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Letak Geografis
271251 km2.
15
Melihat wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang termasuk daerah
Oleh karena itu maka mata pencaharian yang utama adalah petani dan
bambu, dan tanaman perdu. Wilayah paling barat (Ujung Kulon) dan
gunung dan cenderung curam sehingga sering terjadi erosi. Oleh sebab
erosi tanah seperti bambu. Pohon ini memiliki akar serabut yang dapat
dan arumba, bambu juga menjadi bahan dasar kerajinan alat-alat rumah
tangga seperti hihid, boboko, aseupan, siwur, dll, dan souvenir seperti
tatakan, baki (nampan), kap lampu, dll. Hal inilah yang menyebabkan
16
Gambar 1. Peta Pariwista dan Budaya Kabupaten Tasikmalaya
B. Sosial Masyarakat
17
Pesantren (Ponpes) besar, di antaranya Cipasung- Singaparna, Cintawana-
2010‛.
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel
18
No. Nama Agama Jumlah
adalah religius Islami. Begitu pula umat yg beragama Islam tidak menjadi
besar kepala karena hal itu. Mereka tetap dapat saling menghargai satu
sama lain.
19
Seperti telah disinggung pada bagian awal bab ini bahwa wilayah
tani yaitu sebanyak 203.045 orang. Disusul dengan petani, buruh swasta,
Kabupaten Tasikmalaya.
tanpa ada konflik yang berarti. Pengusaha yang dipegang oleh warga
20
keturunan selalu memberikan toleransi kepada pegawainya untuk
tinggi, maka pengembangan daerahnya pun akan semakin cepat. Hal ini
sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 alinea ke-4
21
8 S-1 8.567 orang
9 S-2 506 orang
10 S-3 56 orang
Data pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil/Desember 2013
C. Adat Istiadat
untuk pertama kali oleh E.B. Taylor pada tahun 1871 dalam Primitive
anggota masyarakat.
Hasil budi daya cipta yang sudah ratusan atau bahkan ribuan tahun
itu juga tercipta di Kabupaten Tasikmalaya, antara lain masih ada fakta
atau kesenian yang sampai saat ini masih dipelihara dan dikembangkan
sebagai berikut:
22
1. Situs
2. Kampung Adat
aturan yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala yang
23
(Informasi Pariwisata dan Budaya Kabupaten Tasikmalaya, 2008:65).
3. Pariwisata
tersebut yaitu:
24
Kecamatan Sodonghilir, Dasarongga di Kecamatan Taraju, Tikar
Pandan di Kecamatan Manonjaya, Anyaman Bambu di Kecamatan
Rajapolah, Anyaman Rotan di Kampung Naga Salawu, Bordir di
Kecamatan Sukarame.
terpisah.
D. Kesenian
adalah artefak. Ajaran-ajaran yang disisipkan dalam kesenian itu jika kita
perhatikan, kaji, dan teliti, ternyata mengandung nilai filosofi yang tinggi.
Sementara makna di dalamnya masih harus kita telaah, kupas, dan bedah.
Dari keberagaman itu, kesenian yang masih berkembang sampai saat ini
25
1. Upacara Ritual
Karangnunggal.
2. Pertunjukan
26
disebut sanggar/padepokan, atau lingkung seni. Kita dapat
27
angklung, yaitu Angklung Buncis di Kecamatan Manonjaya dan
28
BAB III
tiga bentuk pertunjukan, yakni tari, karawitan, dan teater (Jaeni, 2007:2).
bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan
2005:370).
29
Angklung Sered merupakan salah satu kesenian tradisonal di
Helaran yaitu pawai atau arak-arakan yang dilakukan dengan cara seperti
30
perjuangan. Untuk itu, berikut ini akan diulas mengenai struktur
1. Pertunjukan awal
hulu juga mengatur taktik ketika perang baik dari posisi badan, kaki,
bertanding.
2. Pertunjukan Inti
1
Tegal di tengah hutan (Kamus Umum Bahasa Sunda, 1994)
31
Pengikut masing-masing kelompok mengeluarkan sengak2 tanda
kedua kelompok tersebut harus ada yang mati, dan kelompok yang
tetapi, di antara kedua kelompok tidak boleh ada yang dendam sebab
2 Suara mulut, dengan kata-kata yang pendek-pendek dengan penuh tekanan dan
dinamis untuk mengisi dan mendukung suasana meriah atau ramai (Kamus Istilah
Karawitan Sunda, 1995).
3
Ngagerakeun suku katuhu keur ngarengkas atawa nengkrang musuh jiga hayam jago keur
di adu (wawancara dengan Abah Darja, 25 Agustus 2014)
4
Ngadu tanaga tak tak bari silih sered (wawancara dengan Abah Darja, 25 Agustus
2014)
5
Jurus lamun ditewak ku lawan teh leueur, jadi hese di tewak jiga belut (wawancara
dengan Abah Darja, 25 Agustus 2014)
6Berjalan kaki sambil meneken-nekan kaki sampai terdengar suara ‘blig blig
(Kamus Umum Bahasa Sunda , 1994)
32
menantang untuk bertanding kembali. Maka sudah tidak aneh dalam
3. Pertunjukan akhir
angklung tersebut.
saat ini tidak sampai memakan korban jiwa, karena difungsikan hanya
sebagai hiburan saja. Patah tulang kaki, tangan, dan luka-luka dalam
7Kapas bersih untuk menutup badan mayat (Kamus Basa Sunda , 2006)
8Kain putih untuk membungkus mayat( Kamus Umum Bahasa Sunda , 1994)
33
2. Komunikatif artinya setiap pemain harus memperhatikan setiap kode
3. Dinamis, artinya para pemain ketika bermain tidak diam saja, tapi
B. Unsur Karawitan
1. Instrumen
a. Angklung
34
Angklung keureuleuk adalah angklung yang berukuran kecil.
yang panjang.
35
b) Angklung Engklok
c) Angklung Indung
10 Angklung yang hanya dimainkan untuk menyahut angklung lain dalam bentuk
ritmis (Tesis Agus Ahmad Wakih, 2013:174)
36
Angklung indung ini sama dengan angklung bass karena
tabung besar dan satu tabung kecil. Ukuran tinggi tabung besar
b. Dogdog
37
Menurut Atiek Soepandi, dogdog adalah alat bunyi-bunyian tanpa
Angklung Sered ini ada empat buah, dan tiap dogdog dimainkan oleh
satu orang.
a) Tilingtit
b) Panempas
38
Gambar 6. Dogdog Panempas
(Dokumentasi: Gin Gin Ginanjar Riyadi, 2014)
c) Dendeng
d) Bangbrang
39
Berfungsi sebagai gong (Wawancara dengan Agus Ahmad
40
c. Kendang
Ada tiga motif tabuhan kendang pada Angklung Sered ini, yaitu mirig,
Agustus 2014)
d. Tarompet
Tarompet adalah alat tiup yang terbuat dari kayu dengan empet
sebagai sumber suara, memiliki tujuh buah lubang nada. Alat ini
e. Kempul
41
Berfungsi sebagai pemberi aksentuasi11 terhadap permainan
2014).
a. Ritmis Angklung
Angklung 1 . X . X . X . X . X . X . X . X . X
Angklung 2 . X . X . X . X .
Angklung 3 . . . X . . . X
Ritmis di atas dikutip dari tulisan Agus Ahmad Wakih (2000: 48).
Angklung 2 = engklok
Angklung 3 = indung
b. Ritmis Dogdog
Dogdog 1 . t t t t . t t . . t t t . t t . t t
Dogdog 2 . a . a . a . a . a . a . a . a . a
Dogdog 3 . o . o . o . o
Dogdog 4 . B B . B . B B B B . B . B B
11Penekanan suara pada suku kata atau kata (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997)
42
Keterangan: D 1 = dogdog tilingtit dengan lambang (t)
c. Notasi Kendang
43
Pola tabuhan diatas di kutip dari tulisan Andi Kusmayadi (2010:57)
bawah ini:
d. Notasi Tarompet
44
a) Notasi Lagu Tokecang
(Laras: Salendro)
(Laras: Salendro)
(Laras: Salendro)
45
(Dinotasikan oleh Agus AW dan Gin Gin Ginanjar Riyadi)
3. Struktur Tabuhan
a. Pertunjukan Awal
Tilingtit
. t t t t . t t . . t t t . t t . t t
Keureuleuk
. X . X . X . X . X . X . X . X . X
Tilingtit
. t t t t . t t . . t t t . t t . t t
Keureuleuk
. X . X . X . X . X . X . X . X . X
46
Engklok
. X . X . X . X .
Indung
. . . X . . . X
Tempas
. a . a . a . a . a . a . a . a . a
Dengdeng
. o . o . o . o
Bangbrang
. B B . B . B B B B . B . B B
Kendang Mirig
47
Tarompet
Lagu Tokecang
(Laras: Salendro)
b. Pertunjukan Inti
Tilingtit
. t t t t . t t . . t t t . t t . t t
Keureuleuk
. X . X . X . X . X . X . X . X . X
Enklok
. X . X . X . X .
Indung
. . . X . . . X
Tempas
48
. a . a . a . a . a . a . a . a . a
Dengdeng
. o . o . o . o
Bangbrang
. B B . B . B B B B . B . B B
Kendang Golempang
Tilingtit
. t t t t . t t . . t t t . t t . t t
Keureuleuk
. X . X . X . X . X . X . X . X . X
Enklok
. X . X . X . X .
Indung
. . . X . . . X
49
Tempas
. a . a . a . a . a . a . a . a . a
Dengdeng
. o . o . o . o
Bangbrang
. B B . B . B B B B . B . B B
Kendang Padungdung
c. Pertunjukan Akhir
Tilingtit
. t t t t . t t . . t t t . t t . t t
50
Keureuleuk
. X . X . X . X . X . X . X . X . X
Enklok
. X . X . X . X .
Indung
. . . X . . . X
Tempas
. a . a . a . a . a . a . a . a . a
Dengdeng
. o . o . o . o
Bangbrang
. B B . B . B B B B . B . B B
51
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
masih tetap hampir sama, namun ada sedikit perbedaan dengan saat
kemunculannya. Unsur magis dan kematian kini sudah tidak ada dalam
pertunjukannya, sajian pun tampak lebih tersusun rapih dari awal sampai
akhir.
52
B. Saran
Seni budaya merupakan salah satu aset yang perlu dilestarikan dan
Oleh sebab itu penulis berharap adanya suatu kerja sama antara pihak-
sered.
53
3. Untuk para tokoh masyarakat penulis berharap masyarakat ikut
angklung sered.
54
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Dessy
2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Amelia
Jaeni
2007 Komunikasi Seni Pertunjukan. Bandung: Etno
Teater Publisher.
Koentjaraningrat
1990 Pengantar Ilmu Antropologi (cetakan ke-8).
Jakarta: PT. Ringka Cipta.
Kusmayadi, Andy
55
Masunah, Juju, dkk.
2003 Angklung di Jawa Barat, Sebuah Perbandingan
(cetakan kedua). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Seni Tradisional, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Soepandi, Atik.
1995 Kamus Istilah Karawitan Sunda. Bandung: STSI
Bandung.
Suaman, Maman
1999 ‚Metode Tradisi Lisan Pada Kendang Sunda.‛
Bandung: STSI Bandung.
Sugiyanto, dkk.
2004 Kesenian untuk SMP kelas VII, jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
56
GLOSARIUM
Belut Putih : Jurus lamun ditewak ku lawan teh leueur, jadi hese di
tewak jiga belut
Mirig : Mengiringi
57
Ngadiukkeun : Upacara mengangkut padi dari ladang ke lumbung
58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
59
Lampiran 3. Tarompet
(Dokumentasi: Gin Gin G.R, 2014)
Lampiran 4. Kendang
(Dokumentasi: Gin Gin G.R, 2014)
60
Lampiran 5. Kempul
(Dokumentasi: Gin Gin G.R, 2014)
61
Lampiran 7. Kedua hulu-hulu sedang bertarung
(Dokumentasi: Gin Gin G.R, 2014)
62
Lampiran 9. Abah Darja
(Dokumentasi: Gin Gin G.R, 2014)
63
Lampiran 11. Dudung
(Dokumentasi: Gin Gin G.R, 2014)
64
NARASUMBER
1. Nama : Darja
Umur : 99 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Balandongan Desa Sukaluyu Kecamatan
Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya.
2. Nama : Dudung
Umur : 41 Tahun
Pekerjaan : Tenaga Honorer
Alamat : Kp. Balandongan Desa Sukaluyu Kecamatan
Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya.
65
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. TK Asy-syuhada : 1997-1998
2. SDN Negeri Jayaratu 1 : 1998-2004
3. Mts. Asy-syuhada : 2004-2007
4. MAN Cipasung : 2007-2010
5. STSI Bandung : 2010-2014
66
67