X otkp 2
Sejarah Indonesia
-Memberikan abolisi (Hak kepala Negara untuk menghapuskan hak tuntutan pidana) kepada 18
tahanan dan narapidana politik (orang-orang yang pernah mengkritik presiden)
-Polri memisahkan diri dari ABRI menjadi Kepolisian RI. Istilah ABRI berubah menjadi TNI.
Selain upaya dalam bidang politik, ada juga upaya yang dilakukan dalam bidang ekonomi, di antarnya:
-mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli atau persaingan tidak sehat
pemerintahan Presiden Gus Dur mengelurkan beberapa kebijakan politik, beberapa di antarnya
adalah:
-Departemen Penerangan dibubarkan, dianggap mengganggu kebebasan pers.
-Menyetujui penggantian nama Irian Jaya menjadi Papua pada akhir Desember 1999.
-Masyarakat etnis Tionghoa diperbolehkan untuk beribadah dan merayakan tahun baru imlek.
-Pencabutan peraturan mengenai larangan terhadap PKI dan penyebaran Marxisme dan Leninisme.
Dalam bidang politik, pemerintahan Megawati masih tidak lepas dari praktik KKN (Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme). Stabilitas nasional masih goyang sehingga ia menjual beberapa aset negara kepada
asing untuk melakukan stabilitas nasional.
Presiden B.J. Habibie merupakan Presiden RI ke-3. Beliau merupakan sosok pemimpin yang sangat
cerdas terbukti beliau menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. B.J. Habibie merupakan presiden
dengan masa jabatan paling singkat yaitu selama 1 tahun 5 bulan terhitung sejak pengunduran Presiden
Soeharto yaitu tanggal 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.
B.J. Habibie merupakan sosok pemimpin yang menerapkan kepemimpinan demokratis. Pada masa
pemerintahan B.J. Habibie, kebebasan pers diberikan ruang selebar-lebarnya sehingga lahirnya
demokratisasi yang sangat luas sehingga pemerintahan yang dipimpinnya merupakan sistem demokrasi
liberal. Hal ini disebabkan oleh latar belakang kehidupan dan pendidikan B.J. Habibie di dunia barat.
Dalam masa pemerintahan singkatnya, B.J. Habibie mampu mengatasi krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1998. Tetapi B.J. Habibie juga mendapatkan kritikan karena kurang
pengalamannya di bidang politik yang membuat Timor-Timur melepaskan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan Presiden RI ke-4 dengan gaya kepemimpinan
yang berusaha untuk menyatukan semua kepentingan yang beraneka ragam dengan harapan dapat
menjadi satu kesepakatan yang sah. Pemerintahan Gus Dur merupakan pemerintahan yang menjunjung
demokrasi dan toleransi. Gus Dur berhasil menanamkan kesadaran pada generasi muda mengenai
perlunya menjunjung tinggi dan menghargai pluralisme (perbedaan) dan toleransi terhadap ras atau
golongan manapun. Pada masa pemerintahannya rakyat Indonesia mulai menyadari pentingnya untuk
menghormati etnis lain terutama etnis Tionghoa. Tetapi, Gus Dur juga mendapatkan kritikan karena
sifatnya yang berubah-ubah, ceplas-ceplos, dan dinilai agak menyimpang dari aturan salah satunya
adalah kebijakan Gus Dur untuk membekukan MPR.
Presiden Megawati Soekarno Putri merupakan Presiden RI yang ke-5 dan merupakan presiden wanita
pertama di Indonesia. Megawati menerapkan kepemimpinan dan pemerintahan yang anti terhadap
kekerasan. Pada masa pemerintahannya tidak terjadi banyak kasus besar atau konflik yang melibatkan
massa dan berjasa dalam perbaikan fasilitas dan institusi kepolisian. Megawati merupakan sosok
pemimpin yang cukup demokratis tetapi juga merupakan pribadi yang tertutup dan cepat emosional.
Megawati sangat anti terhadap kritikan. Pemerintahan Megawati tidak memiliki banyak prestasi karena
komunikasinya didominasi oleh keluhan dan nyaris tidak pernah menyentuh visi, misi, atau kebijakan
publik yang diambil. Kritikan terhadap pemerintahan Megawati terkait dengan penjualan saham
beberapa BUMN serta aset-aset penting negara.
3. situs ruangguru.com
Presiden B.J. Habibie merupakan Presiden RI ke-3. Beliau merupakan sosok pemimpin yang sangat
cerdas terbukti beliau menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. B.J. Habibie merupakan presiden
dengan masa jabatan paling singkat yaitu selama 1 tahun 5 bulan terhitung sejak pengunduran Presiden
Soeharto yaitu tanggal 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.
B.J. Habibie merupakan sosok pemimpin yang menerapkan kepemimpinan demokratis. Pada masa
pemerintahan B.J. Habibie, kebebasan pers diberikan ruang selebar-lebarnya sehingga lahirnya
demokratisasi yang sangat luas sehingga pemerintahan yang dipimpinnya merupakan sistem demokrasi
liberal. Hal ini disebabkan oleh latar belakang kehidupan dan pendidikan B.J. Habibie di dunia barat.
Dalam masa pemerintahan singkatnya, B.J. Habibie mampu mengatasi krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1998. Tetapi B.J. Habibie juga mendapatkan kritikan karena kurang
pengalamannya di bidang politik yang membuat Timor-Timur melepaskan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan Presiden RI ke-4 dengan gaya kepemimpinan
yang berusaha untuk menyatukan semua kepentingan yang beraneka ragam dengan harapan dapat
menjadi satu kesepakatan yang sah. Pemerintahan Gus Dur merupakan pemerintahan yang menjunjung
demokrasi dan toleransi. Gus Dur berhasil menanamkan kesadaran pada generasi muda mengenai
perlunya menjunjung tinggi dan menghargai pluralisme (perbedaan) dan toleransi terhadap ras atau
golongan manapun. Pada masa pemerintahannya rakyat Indonesia mulai menyadari pentingnya untuk
menghormati etnis lain terutama etnis Tionghoa. Tetapi, Gus Dur juga mendapatkan kritikan karena
sifatnya yang berubah-ubah, ceplas-ceplos, dan dinilai agak menyimpang dari aturan salah satunya
adalah kebijakan Gus Dur untuk membekukan MPR.
Presiden Megawati Soekarno Putri merupakan Presiden RI yang ke-5 dan merupakan presiden wanita
pertama di Indonesia. Megawati menerapkan kepemimpinan dan pemerintahan yang anti terhadap
kekerasan. Pada masa pemerintahannya tidak terjadi banyak kasus besar atau konflik yang melibatkan
massa dan berjasa dalam perbaikan fasilitas dan institusi kepolisian. Megawati merupakan sosok
pemimpin yang cukup demokratis tetapi juga merupakan pribadi yang tertutup dan cepat emosional.
Megawati sangat anti terhadap kritikan. Pemerintahan Megawati tidak memiliki banyak prestasi karena
komunikasinya didominasi oleh keluhan dan nyaris tidak pernah menyentuh visi, misi, atau kebijakan
publik yang diambil. Kritikan terhadap pemerintahan Megawati terkait dengan penjualan saham
beberapa BUMN serta aset-aset penting negara.