Anda di halaman 1dari 24

PPT PPKN KEL 6

PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA
PADA MASA ORDE
LAMA, ORDE BARU, DAN
REFORMASI
NAMA ANGGOTA

• PUTERI
• NEISYA
• ESTER XII MIA 5
• SALWA
• M. ARIMBI
• FRANSISKUS
MASA ORDE LAMA ATAU MASA
DEMOKRASI TERPIMPIN (5 JULI 1959- 12
MARET 1967)

Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 kemudian Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 . Pada
menjadi awal pada masa ini, yakni 5 Juli 1959 sampai masa orde lama ini, Irian Barat bersatu dalam
dengan 11 Maret 1966. Presiden kembali berkedudukan Negara Indonesia melalui perjanjian Trikora.
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan sejak Sebelumnya, dalam perjanjian KMB, Belanda tidak
berlakunya kembali UUD 1945 dan jabatan Perdana mau menyerahkan wilayah Irian kepada negara
Menteri sudah tidak berlaku lagi. Berlakunya demokrasi Indonesia.
terpimpin ini berawal mula dari demokrasi yang dipimpin
oleh hikmat dengan kebijaksanaan dalam Dinamika yang terjadi di masa ini adalah para
pemimpin MPR, DPR, BPK dan MA diberi
permusyawaratan dan perwakilan.
kedudukan sebagai menteri, sehingga ditempatkan
sebagai bawahan presiden. Presiden kemudian
Namun, semakin lama justru bergeser menjadi dipimpin
membubarkan DPR Tahun 1960 dan muncul UU
oleh Presiden atau Pemimpin Besar Revolusi. Itulah
No. 19 tahun 1964 sehingga presiden bisa berhak
sebabnya akhirnya segala sesuatu yang didasarkan kepada
untuk mencampuri proses peradilan. Pada masa
kepemimpinan pemerintahan yang dianggap sebagai
orde lama terjadi pemberontakan besar, yakni
penguasa.
G3OS/PKI.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASA ORDE LAMA

KELEBIHAN MASA ORDE LAMA ATAU MASA DEMOKRASI


TERPIMPIN

• Terbangunnya integrasi nasional. Dengan adanya demokrasi terpimpin, Indonesia berhasil mengatasi berbagai pemberontakan
regional yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sukarno juga berhasil mempersatukan berbagai kekuatan politik yang
sebelumnya saling bertentangan dalam satu visi nasional.
• Perbaikan ekonomi. Dengan adanya demokrasi terpimpin, Indonesia berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan nasional.
Sukarno juga berhasil melakukan nasionalisasi aset-aset asing yang dinilai merugikan kepentingan Indonesia. Sukarno juga
meluncurkan program-program pembangunan ekonomi, seperti DEKON (Dewan Ekonomi Nasional), BIMAS (Bimbingan Massal),
TRIKORA (Tri Komando Rakyat), dan lain-lain.
• Pelopor gerakan non blok. Dengan adanya demokrasi terpimpin, Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai salah satu negara yang
berperan aktif dalam gerakan non blok. Gerakan non blok adalah gerakan yang menolak untuk bergabung dengan salah satu blok
kekuatan dunia, yaitu blok Barat (Amerika Serikat dan sekutunya) atau blok Timur (Uni Soviet dan sekutunya). Indonesia menjadi
tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang melahirkan semangat Bandung sebagai dasar gerakan non
blok.
KELEMAHAN MASA ORDE LAMA ATAU MASA DEMOKRASI
TERPIMPIN
• Ketidakjelasan peran partai politik. Dengan adanya demokrasi terpimpin, partai politik menjadi tidak berfungsi secara optimal sebagai alat perwakilan
rakyat. Partai politik menjadi tunduk pada kebijakan presiden dan tidak dapat mengkritik atau mengontrol pemerintah. Partai politik juga menjadi tidak
memiliki program-program yang jelas dan konsisten.
• Melemahnya lembaga legislatif. Dengan adanya demokrasi terpimpin, lembaga legislatif menjadi tidak berdaya dan tidak berperan dalam pembuatan
undang-undang. Lembaga legislatif menjadi hanya sebagai alat pengesahan keputusan presiden. Lembaga legislatif juga menjadi tidak dapat melakukan
fungsi pengawasan terhadap pemerintah.
• Melemahnya hak asasi manusia. Dengan adanya demokrasi terpimpin, hak asasi manusia menjadi tidak dihormati dan dilanggar oleh pemerintah.
Pemerintah melakukan berbagai tindakan represif terhadap orang-orang yang dianggap sebagai lawan politik atau musuh negara. Pemerintah juga
melakukan pembatasan terhadap kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul.
• Kebebasan pers dibatasi. Dengan adanya demokrasi terpimpin, kebebasan pers menjadi tidak dijamin dan dihambat oleh pemerintah. Pemerintah
melakukan sensor dan intervensi terhadap media massa yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah. Pemerintah juga melakukan tekanan
dan ancaman terhadap wartawan dan aktivis media yang kritis terhadap pemerintah.
• Otonomi daerah semakin terbatas. Dengan adanya demokrasi terpimpin, otonomi daerah menjadi semakin terkikis dan tersentralisasi oleh pemerintah
pusat. Pemerintah pusat mengambil alih berbagai kewenangan daerah dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pemerintah pusat
juga mengabaikan aspirasi dan kepentingan daerah dalam pembangunan nasional.
KEBIJAKAN PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN ATAU ORDE
LAMA
a. Dekret Presiden 5 Juli 1967

Pemerintah memberlakukan kembali UUD NRI tahun 1945. Hal ini berarti sejak itu sistem pemerintahan yang dijalankan adalah sistem pemerintahan presidensial berdasarkan
Pancasila dan UUD tahun 1945. Presiden menjadi kepala pemerintah dan penyelenggara Negara. Meski demikian, pada masa Demokrasi terpimpin, telah terjadi berbagai
penyimpangan antara lain :

Menurut UUD NRI tahun 1945, MPR adalah lembaga yang membawahi dan berkedudukan lebih tinggi dari Presiden, sedangkan lembaga lain (DPR, MA, DPA, dan BPK), sejajar
dengan presidenUUD NRI tahun 1945 menentukan bahwa presiden tidak dapat membubarkan DPR. UUD NRI tahun 1945 menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah
kekuasaan yang merdeka, terlepas dari pengaruh kemerdekaan.

b. Kabinet pada masa Demokrasi Terpimpin atau Orde Lama

Berikut adalah daftar kabinet yang terbentuk pada masa Demokrasi Terpimpin
c. Pemberontakan G30S/PKI

Partai komunis Indonesia atau PKI untuk kedua kalinya menggantikan ideologi Indonesia dengan ideologi
komunis melalui pemberontakan G30S/ PKI pada 30 September 1965. G30S/ PKI bertujuan mengambil alih
kekuasaan atau kudeta. Pada peristiwa ini, terjadi penculikan dan pembunuhan sejumlah perwira tinggi AD.
Selain itu, sarana penting komunikasi seperti RRI pusat dan gedung telekomunikasi berhasil dikuasai.
Gerakan ini berhasil diatasi oleh mayor Jenderal Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad.
Bersama rakyat dan pasukan tentara yang setia terhadap NKRI, G30S/ PKI pun ditumpas
MASA ORDE BARU
INDONESIA (12 MARET
1967- 21 MEI 1998)

Pada masa Orde Baru ini dimulai sejak 11 Maret 1966 sampai 21 Mei Karena penyimpangan yang sangat berat tersebut akhirnya kekuasan orde
1998. Masa Orde Baru adalah sebutan untuk pemerintahan presidensial baru berakhir setelah adanya perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Soeharto
Indonesia dengan Soeharto sebagai presidennya. Presiden Soekarno
melalui gerakan reformasi.
sudah tidak lagi menjadi presiden Indonesia sejak tahun 1966 yang
Tepat tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan
menandakan berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh kekuatan
diri sebagai presiden republic Indonesia selama 30 tahun masa jabatannya.
baru, yang dikenal dengan sebutan Orde Baru di bawah pimpinan
B.J Habibie yang ketika itu menjabat sebagai wakil presiden, dilantik sebagai
Presiden Soeharto.
Presiden RI yang ketiga menggantikan Soeharto. Masa jabatan Presiden B.J
Para menteri pada masa orde baru berbentuk tujuh kabinet dengan nama
Habibie sangat singkat dan berakhir setelah pertanggungjawabannya ditolak
Kabinet Pembangunan I sampai Pembangunan 7. Namun dalam
oleh sidang Umum MPR pada tanggal 20 Oktober 1999. Pada masa orde
pelaksanaannya terjadi penyimpangan-penyimpangan fatal bagi bangsa
baru terjadi integrasi bekas jajahan Portugis di pulau Timor, yakni menjadi
Indonesia, seperti pembatasan hak-hak politik rakyat, pemusatan
provinsi ke-27 Indonesia bernama Timor-Timur.
kekuasaan ditangan presiden dan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
dalam badan pemerintahan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASA ORDE BARU INDONESIA

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASA ORDE BARU

• Perkembangan GDP perkapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari
AS$1.565
• Sukses transmigrasi
• Sukses KB
• Sukses memerangi buta huruf
• Sukses swasembada pangan
• Pengangguran minimum
• Sukses REPELITA
• Sukses Gerakan Wajib Belajar
• Sukses Gerakan Nasional Orang Tua-Asuh
• Sukses keamanan dalam negeri
• Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
• Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
KELEMAHAN MASA ORDE BARU

• Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme


• Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian
besar disedot ke pusat
• Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan terutama di Aceh dan Papua
• Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
• Bertambahnya kesenjangan sosial
• Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi
• Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
• Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak orang dan majalah yang di breidel
• Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan antara lain dengan "Penembakan Misterius"
• Tidak ada rencana suksesi
• Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif
negara pasti hancur. Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.
• Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaan negara dipegang oleh swasta
KEBIJAKAN MASA ORDE BARU
a. Pembatasan hak-hak politik rakyat
Sejak tahun 1973 jumlah parpol di Indonesia dibatasi hanya 3 yaitu PPP, Golkar, dan PDI. Pers dinyatakan bebas, tetapi
pemerintah dapat memberedel penerbitan pers. Selain itu, pegawai negeri dan ABRI didorong mendukung partai
penguasa, yaitu Golkar.

b. Pemusatan kekuasaan di tangan Presiden


Presiden dianggap dapat mengendalikan lembaga negara (MPR, DPR, MA, dan lainnya) tersebut. Presiden adalah
panglima tertinggi ABRI.

c. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)


Kekuasaan yang terpusat dan nyaris tak terkontrol membuat merebaknya KKN. Keadaan ini membawa rakyat pada
kesengsaraan, terutama yang termasuk ekonomi menengah ke bawah.

Kekuasaan orde Baru berakhir setelah munculnya gerakan perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Soeharto melalui
gerakan reformasi. Akhirnya, Soeharto mundur dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998 dan digantikan wakil
presidennya, B.J. Habibie sebagai presiden RI ke-3.
MASA REFORMASI (21
MEI 1998-SEKARANG)
Dilakukannya amandemen atau perubahan pada UUD NRI Tahun 1945 pada masa reformasi
Masa reformasi terjadi banyak perubahan atau amandemen atas Undang- ini termasuk mengenai penyelenggaraan negara. Salah satu tujuan utamanya adalah agar

Undang Dasar 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional. kekuasaan presiden tidak disalahgunakan sehingga tercapai kondisi kenegaraan yang lebih

Amandemen ini diharapkan dapat membentuk sistem pemerintahan yang lebih stabil. Masa reformasi Indonesia mengalami lima kali pergantian presiden, yakni B.J.

Habibie (masa memimpin 1998-1999), Abdurrahman Wahid (masa memimpin 1999-2001),


baik dan stabil daripada masa-masa sebelumnya. Amandemen UUD 1945 telah
Megawati Soekarno Putri (masa memimpin 2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono (masa
dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yakni pada tahun 1999, 2000, 2001,
memimpin 2004-2014) dan Joko Widodo (masa memimpin 2004-sekarang)
dan 2002.

Pemerintah konstitusional memiliki ciri bahwa konstitusi negara berisi adanya Dilihat dari dinamika persatuan dan kesatuan bangsa di atas adakalanya persatuan dan
pembatasan kekuasaan pemerintahan maupun eksekutif dan adanya jaminan kesatuan bangsa Indonesia begitu kukuh, tetapi ada pula masa ketika dinamika persatuan

atas hak asasi manusia dan hak-hak warga Negara lainnya. Setelah Soeharto dan kesatuan bangsa mendapat ujian ketika dihadapkan oleh berbagai macam gerakan

mengundurkan diri sebagai presiden indonesia dan mulai memasuki masa pemberontakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Segala bentuk teror yang bisa

berdampak munculnya perpecahan di kalangan masyarakat Indonesia sudah banyak terjadi


reformasi, muncul kebijakan yang berhubungan dengan kebebasan berpolitik.
dalam sejarah Indonesia hingga saat ini. Namun sebagai generasi bangsa, kita patut
Seperti adanya kemerdekaan pers, kemerdekaan membentuk partai politik,
bersyukur ancaman atau gangguan tersebut tidak membuat NKRI menjadi lemah, tetapi
terselenggaranya pemilu yang demokratis dan Otonomi Daerah pada tahun
semakin kukuh pberkembang hingga sekarang.
1999.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASA REFORMASI

KELEBIHAN MASA REFORMASI

• Rakyat dibebaskan dalam berpendapat. Tidak ada lagi kekerasan bagi orang yang mengkritik

pemerintah.
• Banyaknya pembentukan partai partai baru.

• Adanya perbaikan dalam Hak Asasi Manusia (HAM) yang sebelumnya banyak dilanggar pada masa

Orde baru.
• Keadilan dalam masyarakat semakin terasa dan menyeluruh.

• Otonomi daerah mulai diterapkan, hal ini dilakukan agar daerah memiliki kewenangan yang lebih

terhadap daerahnya.
KELEMAHAN MASA REFORMASI

• Meningkatnya kriminalitas akibat perlindungan HAM yang tidak seimbang

• Maraknya teroris akibat melemahnya pertahanan dan keamanan negeri

• Banyaknya demonstrasi dari para aktivis untuk menyalurkan aspirasi


KEBIJAKAN PADA MASA REFORMASI

a. Kebijakan Berkaitan Kebebasan Berpolitik

Setelah Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden, Indonesia memasuki masa reformasi. Adanya pembaruan politik pada masa

reformasi dapat dilihat dari kebijakan yang berhubungan dengan kebebasan berpolitik, antara lain sebagai berikut.

1) Kemerdekaan pers.

Sebelumnya penerbitan media massa diwajibkan memiliki SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Pada masa reformasi, pers

dibebaskan dari SIUPP.

2) Kemerdekaan membentuk partai politik.

Sebelumnya, partai politik dibatasi hanya tiga, tetapi setelah reformasi, pembentukan partai politik dibebaskan.

3) Terselenggaranya pemilu yang demokratis

Pemilu pertama Indonesia, tahun 1955 dianggap salah satu pemilu paling demokratis. Pada kenyataannya, hanyalah demokratis semu. Pada

tahun 1999 inilah terselenggara pemilu yang benar demokratis.

4) Otonomi daerah.

Pada tahun 1999, keluar UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Peraturan. ini memperluas kekuasaan pemerintahan pada

pemerintah daerah (pemda)


b. Amandemen UUD NRI Tahun 1945

Menurut Zoelva, perubahan UUD NRI Tahun 1945 mengenai penyelenggaraan negara dilakukan untuk mempertegas kekuasaan dan wewenang tiap lembaga negara,

mempertegas. batas-batas kekuasaan setiap lembaga negara dan menempatkannya berdasarkan fungsi- fungsi penyelenggaraan negara bagi setiap lembaga negara.

Sistem yang hendak dibangun adalah system check and balances, yaitu pembatasan kekuasaan setiap lembaga negara oleh undang-undang dasar, tidak ada yang

tertinggi dan tidak ada yang rendah, semuanya sama diatur berdasarkan fungsi masing-masing.

Melalui amandemen UUD NRI Tahun 1945, sejumlah kewenangan presiden dikurangi dan dibatasi oleh UUD. Tujuannya adalah agar kekuasaan presiden tidak

disalahgunakan. Pengurangan dan pembatasan tersebut tampak antara lain pada pasal-pasal berikut.

1) Penghapusan kekuasaan presiden untuk membentuk undang-undang (Pasal 5 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945)

2) Pembatasan kekuasaan presiden untuk mengangkat duta dan menerima duta negara sahabat harus melalui pertimbangan DPR (Pasal 13 UUD NRI Tahun 1945)

3) Pembatasan kewenangan presiden untuk memberikan grasi dan rehabilitasi harus melalui pertimbangan MA serta pemberian amnesti dan abolisi harus dengan

pertimbangan DPR (Pasal 14 UUD NRI Tahun 1945)

4) Pembatasan kewenangan pembentukan dan pembubaran departemen pemerintah harus melalui pertimbangan atau persetujuan DPR (Pasal 17 UUD NRI Tahun 1945)
c. Pergantian Presiden RI dan Kabinet Masa Reformasi

Pada masa reformasi, Indonesia mengalami lima kali pergantian Presiden, Berikut tabel kabinet pada masa reformasi beserta pimpinan

kabinet/presidennya.
Pada masa reformasi muncullah kebijakan kebijakan politik baru yang bertujuan membuat perubahan. Hal-hal yang dilakukan untuk perkembangan politik pada

masa reformasi antara lain:

A. Sidang Istimewa MPR 1998. Sidang Ini menghasilkan 12 ketetapan MPR yang di antaranya memperlihatkan adanya upaya mengakomodasi tuntutan

reformasi

Ketetapan MPR nomor tahun 1998, yang memungkinkan UUD 1945 diamandemen

TAP MPR nomor xii tahun 1998, mengenai pencabutan ketetapan MPR nomor V tahun 1998, tentang wewenang khusus presiden sebagai mandataris MPR

Ketetapan MPR nomor xviii tahun 1998, mengenai pencabutan Ketetapan MPR No 11 tahun 1978, tentang P4

Ketetapan MPR nomor XIII tahun 1998, tentang Pembatasan jabatan Presiden dan Wakil Presiden

Ketetapan MPR nomor XV tahun 1988, tentang otonomi daerah

Ketetapan MPR nomor XI tahun 1998, pemerintahan yang bersih dari unsur KKN
B. Otonomi gaya pada masa reformasi dilaksanakan secara lebih demokratis dari masa sebelumnya.

C. Pencabutan pembatasan partai politik.

D. Penghapusan dwifungsi ABRI secara bertahap sehingga ABRI berkonsentrasi pada fungsi pertahanan dan keamanan.

Polri memisah diri menjadi Kepolisian Negara Republik Indonesia sedangkan ABRI berubah menjadi Tentara Nasional

Indonesia TNI.
PERAN MASYARAKAT DALAM MENJAGA PERSATUAN
DAN KESATUAN BANGSA SEBAGAI Upaya
Mempertahankan NKRI

Ancaman yang merongrong persatuan dan kesatuan bangsa baik yang datang dari dalam maupun dari luar harus dihadapi oleh seluruh komponen

bangsa. Upaya tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan Polri/TNI saja tetapi seluruh warga negara Indonesia.

Dalam Pasal 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara disebutkan

bahwa, "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam

penyelenggaraan pertahanan negara".

Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui hal-hal sebagai berikut.

1. Pendidikan Kewarganegaraan

2. Pelatihan Dasar Kemiliteran

3. Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi

4. Pengabdian sebagai TNI


• 1. PANCASILA.
BANGSA INDONESIA MEMILIKI
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
DENGAN PANDANGAN HIDUP BANGSA,
PEMERSATU BANGSA, KEPRIBADIAN
FAKTOR BANGSA, DAN PERJANJIAN LUHUR
BANGSA.

PENDORONG • SUMPAH PEMUDA. PEMUDA


INDONESIA TELAH MENGIKRARKAN

DALAM
SUMPAH PEMUDA PADA 28 OKTOBER 1928
YANG MERUPAKAN SUMPAH UNTUK
MENUNJUKKAN TEKAD SELURUH
DINAMIKA PEMUDA INDONESIA YANG
MEMPERJUANGKAN BANGSA DALAM

PERSATUAN DAN MELAWAN PENJAJAH DEMI


MEMPERSATUKAN SELURUH RAKYAT

KESATUAN
INDONESIA.
• BHINNEKA TUNGGAL IKA PASTI
SUDAH TIDAK ASING DENGAN
BANGSA SEMBOYAN BHINNEKA TUNGGAL IKA
YANG SANGAT PENTING BAGI NEGARA
INDONESIA DENGAN BERAGAM SUKU,
BANGSA, BUDAYA, BAHASA, DAN
AGAMA.
• KEBHINEKAAN/KEBERAGAMAN PADA
MASYARAKAT INDONESIA YANG TIDAK
DIIRINGI OLEH SIKAP SALING MENGHARGAI,
MENGHORMATI, DAN TOLERANSI YANG TELAH
FAKTOR MENJADI KARAKTER KHAS MASYARAKAT
INDONESIA.
PENGHAMBAT • LETAK GEOGRAFIS INDONESIA YANG TERDIRI
DARI PULAU-PULAU DAN KEPULAUAN
DALAM MEMILIKI KARAKTERISTIK YANG BERBEDA-

DINAMIKA BEDA, SEHINGGA BERPOTENSI UNTUK


MEMISAHKAN DIRI.

PERSATUAN DAN • ADANYA GEJALA ETNOSENTRISME YANG


MERUPAKAN SIKAP MENONJOLKAN

KESATUAN KELEBIHAN BUDAYANYA DAN MENGANGGAP


RENDAH BUDAYA SUKU BANGSA LAIN.

BANGSA • MELEMAHNYA NILAI- NILAI BUDAYA BANGSA


SEHINGGA MEMPERKUATNYA PENGARUH
BUDAYA ASING YANG TIDAK SESUAI DENGAN
KEPRIBADIAN BANGSA,
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai