Anda di halaman 1dari 23

IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah sebuah produk berupa media interaktif yang digunakan
dalam PBL dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Media interaktif yang dihasilkan berupa media interaktif Google Slides dengan
materi Pola Bilangan untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII.
Pengembangan media interaktif berbasis Google Slides dalam PBL ini dilakukan
agar pembelajaran lebih efektif dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa sesuai dengan pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 45 Bandar Lampung yang


dimulai pada hari Selasa tanggal 19 Juli 2022 dan berakhir pada hari Jumat
tanggal 5 Agustus 2022. Ada dua kelas yang dijadikan subjek dalam penelitian
ini, yaitu kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.2 sebagai kelas
kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang dalam pembelajarannya
menggunakan media interaktif berbasis Google Slides, sedangkan kelas kontrol
merupakan kelas yang dalam pembelajarannya tidak menggunakan media
interaktif berbasis Google Slides.

Hasil penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif ini dijelaskan


dalam beberapa tahapan desain pengembangan model ADDIE berikut ini.

1. Tahap Analisis (Analysis)


Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam pengembangan media interaktif.
Hasil analisis yang telah dilakukan dijadikan sebagai pedoman dalam
pengembangan media interaktif. Analisis yang dilakukan diantaranya analisis
kebutuhan dan permasalahan dalam pembelajaran matematika, analisis kurikulum
40

terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) serta penjabaran
Kompetensi Dasar (KD) menjadi indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang
memungkinkan disajikan dalam media interaktif berbasis Google Slides.

Tahap ini diawali dengan mengumpulkan berbagai informasi dari lapangan yang
dapat digunakan untuk perencanaan pengembangan produk dengan harapan dapat
mengatasi masalah yang ada yaitu berdasarkan hasil wawancara dengan guru
matematika terkait ketidak-aktifan siswa dalam belajar. Pembelajaran masih
berpusat kepada guru, siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru
serta rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Kemudian analisis kurikulum
dilakukan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang mendukung pembelajaran
yang melatih kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu materi Pola Bilangan.
Adapun analisis KD menjadi IPK dalam materi Pola Bilangan disajikan pada
Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Analisis KD menjadi IPK

KD IPK
3.1 Membuat generalisasi 3.1.1 Menentukan suku pada suatu barisan bilangan
dari pola pada barisan 3.1.2 Menentukan letak atau banyaknya angka pada
bilangan dan barisan suatu pola bilangan
konfigurasi objek 3.1.3 Membuat persamaan dari suatu barisan
konfigurasi objek
3.1.4 Menentukan suku ke-n dari pola pada barisan
konfigurasi objek
4.1 Menyelesaikan masalah 4.1.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang
yang berkaitan dengan berkaitan dengan pola pada barisan bilangan
pola pada barisan 4.1.2 Menyelesaikan masalah kontekstual yang
bilangan dan barisan berkaitan dengan pola pada barisan konfigurasi
konfigurasi objek objek

2. Tahap Perancangan (Design)


Tahap ini peneliti merancang desain produk yang akan dikembangkan yaitu media
interaktif berbasis Google Slides untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Yang dilakukan pada tahap ini meliputi: (1) menyusun instrumen penilaian
kualitas media interaktif, (2) perancangan produk (storyboard), (3) penyusunan
materi dan (4) penentuan media grafis, suara, animasi, video.
41

a. Menyusun Instrumen Penilaian Kualitas Media Interaktif


Penilaian kualitas media pembelajaran interaktif ini menggunakan instrumen
angket. Penilaian produk berupa angket daftar isian (checklist) untuk ahli materi
dan ahli media serta angket guru dan siswa. Penilaian produk untuk Ahli Materi
terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kelayakan isi, penyajian, dan aspek
pembelajaran matematika dalam PBL. Penilaian terhadap aspek kelayakan isi dan
penyajian masing-masing sejumlah sembilan indikator ketercapaian, serta aspek
pembelajaran matematika dalam PBL sejumlah tiga indikator ketercapaian,
sehingga jumlah pernyataan sebanyak 23 butir.

Skor penilaian terdiri dari empat alternatif pilihan, 1 = Sangat Kurang, 2 =


Kurang, 3 = Baik, dan 4 = Sangat Baik. Adapun kisi-kisi angket penilaian media
untuk ahli materi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Angket Penilaian Media untuk Ahli Materi

No Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah


1 Kelayakan isi Kesesuaian materi KI dan KD
untuk mencapai kompetensi 1, 2, 3 3
dalam berpikir kritis
Keakuratan materi untuk
melatih keterampilan berpikir 4, 5, 6, 7, 8 5
kritis
Mendorong keingintahuan 9 1
2 Kelayakan Teknik penyajian 10, 11 2
penyajian Kelengkapan penyajian 12, 13, 14 3
Mendorong keingintahuan 15, 16 2
Koherensi dan keruntunan
17, 18 2
proses pembelajaran
3 Pembelajaran Karakteristik pembelajaran
19, 20, 21, 22,
matematika dalam dalam PBL 5
23
PBL
Jumlah Butir 23

Penilaian produk untuk ahli media meliputi aspek kelayakan grafis dan bahasa.
Penilaian terhadap aspek kelayakan grafis sejumlah dua puluh indikator
ketercapaian dan aspek kelayakan bahasa sejumlah sembilan indikator
ketercapaian, sehingga jumlah pernyataan sebanyak 29 butir. Adapun kisi-kisi
angket penilaian media untuk ahli media dapat dilihat pada Tabel 4.3.
42

Tabel 4.3 Kisi-Kisi Angket Penilaian Media untuk Ahli Media

No Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah


1 Kelayakan Komponen kelayakan format 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
9
grafis media/ tampilan media 8, 9
Kualitas ilustrasi dan animasi 10, 11, 12, 13, 14,
7
15, 16
Kejelasan penyampaian materi 17, 18, 19, 20 4
2 Kelayakan Lugas 21, 22, 23 3
bahasa Komunikatif penyajian 24, 25 2
Kesesuaian dengan kaidah bahasa 26, 27 2
Penggunaan istilah, simbol,
28, 29 2
maupun lambang
Jumlah 29

Penilaian produk untuk praktisi (guru matematika) meliputi aspek teknik


penyajian, kesesuaian bahasa, isi dan materi, keakuratan materi, kepraktisan dan
kemudahan, pengembangan media dan kemampuan berpikir siswa. Jumlah
pernyataan untuk angket penilaian oleh praktisi (guru matematika) sebanyak 34
butir. Adapun kisi-kisi angket penilaian oleh praktisi dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Kisi-Kisi Angket Penilaian Media untuk Praktisi (Guru


Matematika)

No Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah


1 Teknik Kesesuaian tampilan penyajian 1, 2, 3 3
penyajian Kesesuaian pemilihan gambar 5, 6, 24, 25 4
Kelengkapan penyajian 35, 36 2
Ketepatan penggunaan simbol
4, 27 2
atau lambang
Keruntutan dan sistematis 32, 33, 38 3
2 Kesesuaian Kejelasan dan ketepatan struktur
8, 9 2
bahasa kalimat
Ketepatan penggunaan data 10, 11 2
3 Kesesuaian isi/ Kesesuaian materi dengan KI dan 13, 14, 15,
5
materi KD 16, 17
4 Keakuratan Kesesuaian materi dengan tingkat
7, 37 2
materi pemahaman siswa
5 Kepraktisan dan Kemudahan dan kepraktisan
12, 29, 30 3
kemudahan penggunaan media
6 Pengembangan Pengenalan dan pemilihan
19, 20, 31 3
media masalah
7 Pengembangan Pengembangan kemampuan
18, 21, 22,
kemampuan memecahkan masalah 7
23, 26, 28, 34
berpikir siswa
Jumlah 34
43

b. Perancangan Produk (Storyboard)


Rancangan produk media pembelajaran interaktif diawali dengan pembuatan
sketsa rancangan yang menggambarkan produk media yang akan dibuat. Sketsa
ini berupa storyboard yang mendeskripsikan fungsi-fungsi yang digunakan dalam
media. Rancangan storyboard dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Tampilan Halaman
Pembuka

Tampilan Menu Utama

Petunjuk Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Video Video Video


Pengantar Pengantar Pengantar

Tujuan Tujuan Tujuan

Materi Materi Materi

Latihan Latihan Latihan

Kembali Ke Menu Utama

Gambar 4.1. Storyboard media interaktif berbasis Google Slides

c. Penyusunan Materi
Pada tahap ini disususun materi pembelajaran matematika yang akan ditampilkan
dalam media interaktif sesuai dengan hasil analisis KD. Berdasarkan analisis KD
maka materi yang ditampilkan pada media yaitu materi Pola Bilangan tentang
pola pada barisan bilangan, pola pada barisan konfigurasi objek, dan
menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan pola pada barisan
bilangan dan konfigurasi objek.
44

d. Penentuan Media Grafis, Suara, Animasi, Video.


Penentuan media grafis, suara, animasi, video merupakan langkah untuk
menunjang kemenarikan media interaktif berbasis Google Slides. Dalam
pembuatan video, peneliti menggunakan aplikasi sparkol dan canva. Untuk
menunjang siswa dalam menjawab permasalahan yang diberikan pada slide,
digunakan aplikasi pear deack yang terintegrasi dengan Google Slides. Penentuan
media grafis, suara, animasi, dan video disesuaikan dengan kebutuhan agar media
lebih menarik dan interaktif.

3. Tahap Pengembangan (Development)


Pada tahapan ini media dibuat berdasarkan rencana pada storyboard yang telah
dirancang sebelumnya. Media dibuat dari awal hingga akhir dengan menggunakan
media interaktif berbasis Google Slides. Tahap pengembangan ini meliputi
produksi komponen media seperti teks, grafik, animasi, audio dan video atau
memproduksi elemen media atau membuat tampilan media.

Pengembangan media interaktif berbasis Google Slides ini terdiri dari 3


pertemuan yang terdiri dari slide halaman pembuka, menu utama, petunjuk,
tujuan, materi, dan latihan. Slide pada setiap pertemuan terdiri dari slide berisi
video pengantar dan tujuan pembelajaran yang masing-masing terdiri dari 1 slide.
Pada pertemuan pertama, media interaktif ini terdiri dari 13 slide materi dan
diskusi serta 4 slide latihan. Pada pertemuan kedua, memuat 9 slide materi dan
diskusi serta 2 slide latihan. Pada pertemuan ketiga media interaktif tersebut
memuat 8 slide materi dan diskusi serta 3 slide latihan.

Setelah memproduksi media interaktif, selanjutnya pada tahap ini dilakukan uji
coba kelayakan kepada ahli materi dan ahli media. Kemudian media interaktif
yang sudah dikembangkan dan mendapat perbaikan atau revisi dan dinyatakan
layak oleh ahli media dan ahli materi selanjutnya diujicobakan kepada siswa kelas
VIII SMP Negeri 45 Bandar Lampung. Tahap pelaksanaan validasi oleh ahli
materi dan ahli media dijelaskan sebagai berikut.
45

a. Validasi oleh Ahli Materi


Validasi oleh ahli materi dilakukan untuk menguji kevalidan materi/ isi dan
penyajiannya dalam proses pembelajaran di kelas. Ahli yang melakukan validasi
materi adalah Bapak Dr Sugeng Sutiarso, M.Pd. yang merupakan dosen
Universitas Lampung dan Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd. yang merupakan
dosen UIN Raden Intan Lampung. Produk yang dinilai oleh validator adalah
silabus, RPP, media pembelajaran interaktif, dan instrumen tes kemampuan
berpikir kritis. Secara keseluruhan berdasarkan kesimpulan produk dinyatakan
valid serta layak digunakan di lapangan. Detail penilaian terdapat dalam lampiran
B.1.1 halaman 91 sampai dengan lampiran B.1.8 halaman 118. Adapun hasil dari
penilaian validator disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Skor Validasi Oleh Ahli Materi


No Produk Nama Ahli Penilaian Kesimpulan
Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd. 95% Valid
1 Silabus
Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd 90% Valid
Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd. 93% Valid
2 RPP
Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd 87% Valid
Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd. 96% Valid
3 Media
Interaktif Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd 94% Valid
Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd. 89% Valid
4 Instrumen Tes
Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd 90% Valid

b. Validasi oleh Ahli Media


Validasi ahli media dilakukan untuk menguji kevalidan media interaktif berbasis
Google Slides dengan melihat komponen konstruksi dan teknisnya. Validator
yang melakukan penilaian adalah Bapak Dr Sugeng Sutiarso, M.Pd. dan Dr.
Bambang Sri Anggoro, M.Pd. Produk yang dinilai oleh validator adalah media
interaktif berbasis Google Slides. Saran dari validator adalah perbaikan pada
media tersebut antara lain yaitu tampilan warna, bahasa, dan keefektifan kalimat.
Secara keseluruhan berdasarkan kesimpulan produk dinyatakan valid serta layak
digunakan di lapangan. Hasil dari penilaian validator oleh Bapak Dr. Sugeng
Sutiarso diperoleh 92%, kemudian oleh Bapak Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd.
46

diperoleh 93%. Detail penilaian terdapat dalam lampiran B.1.10 halaman 120
sampai dengan halaman 125.

4. Tahap Implementasi (Implementation)


Setelah dilakukan validasi oleh validator dan revisi terhadap instrumen-instrumen
baik tes maupun non tes berdasarkan saran dari para ahli, selanjutnya dilakukan
uji lapangan produk utama atau penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menguji
keefektifan media interaktif berbasis Google Slides dalam PBL. Penelitian
dilaksanakan pada dua kelas penelitian, yaitu kelas VIII.1 sebagai kelas
eksperimen yang berjumlah 27 orang siswa dan kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol
yang berjumlah 27 orang siswa. Pada kelas eksperimen pembelajarannya dengan
menggunakan media interaktif berbasis Google Slides, sedangkan pada kelas
kontrol tidak menggunakan media interaktif berbasis Google Slides.

Pelaksanaan penelitian diawali dengan pretest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pembelajaran pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan 3 kali pertemuan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran dan diakhiri pemberian posttest untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Tes kemampuan berpikir kritis siswa
yang akan digunakan berbentuk uraian dengan jumlah 5 soal. Sebelum digunakan
pada uji lapangan produk utama, instrumen tes harus memenuhi kriteria tes yang
baik, yaitu terlebih dahulu dengan melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya beda soal.

Untuk memenuhi kriteria tersebut, instrumen tes diujicobakan di kelas yang


pernah menempuh materi tersebut, yaitu kelas IX.2. Sebelum diujicobakan
instrumen tes divalidasi oleh ahli materi. Validator yang melakukan validasi
instrumen tes adalah Bapak Dr Sugeng Sutiarso, M.Pd. dan Dr. Bambang Sri
Anggoro, M.Pd. Rekapitulasi hasil validasi menunjukkan bahwa produk
dinyatakan valid serta layak digunakan dengan nilai 89 % oleh validator 1 dan
nilai 90% oleh validator 2 (Lampiran C.1 halaman 147-148).
47

Setelah dilakukan proses pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan sesuai dengan


rencana pembelajaran, selanjutnya diakhiri dengan posttest untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa. Materi pada pertemuan pertama membahas
tentang pola pada barisan bilangan, pertemuan kedua membahas pola pada barisan
konfigurasi objek, dan pertemuan ketiga atau terakhir membahas tentang
penyelesaian masalah kontekstual yang berkaitan dengan pola pada barisan
bilangan dan konfigurasi objek. Kegiatan pembelajaran selama tiga pertemuan
tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dihadiri oleh 26 siswa, dimana satu orang siswa tidak masuk
karena sakit. Sebelum memasuki pertemuan pertama ini, guru telah menjelaskan
kepada siswa terkait pembelajaran yang akan diterapkan, yaitu pembelajaran
menggunakan media interaktif berbasis Google Slides dan seluruh siswa diminta
untuk membawa handphone. Sebelumnya guru telah membagi siswa ke dalam
tujuh kelompok secara heterogen dengan enam kelompok terdiri dari empat orang
siswa dan satu kelompok terdiri dari tiga orang siswa.

Pada pertemuan pertama ini, guru memberikan salam dan mengecek kesiapan
siswa mengikuti pembelajaran. Guru mengawali dengan memberi salam,
mengecek kehadiran dan kesiapan siswa serta memastikan siswa duduk sesuai
dengan kelompok yang telah ditentukan. Selanjutnya siswa diminta untuk
membuka media interaktif pada handphone masing-masing dan memastikan
bahwa media interaktif tersebut dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan, memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa untuk
mengawali pembelajaran. Guru mendemonstrasikan kepada siswa cara
menggunakan media interaktif berbasis Google Slide yang ditampilkan melalui
LCD. Siswa membuka media interaktif melalui link yang dibagikan oleh guru dan
diarahkan untuk menekan tombol petunjuk pada bagian menu utama. Setelah
siswa selesai membaca dan memahami petunjuk penggunaan media interaktif,
selanjutnya siswa diminta kembali ke menu utama dan memilih pertemuan satu.
48

Setelah siswa memilih pertemuan pertama, selanjutnya siswa akan memasuki


slide yang berisi video pengantar. Dalam video tersebut diberikan permasalahan
awal sebagai langkah pertama dalam tahap PBL. Setelah siswa mengamati
tanyangan video, selanjutnya guru mengajak siswa untuk memilih tombol tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada pertemuan satu ini yaitu dengan
mengamati materi melalui media interaktif dan diskusi kelompok, siswa dapat
menjelaskan pengertian pola bilangan, menentukan suku pada suatu barisan
bilangan serta letak atau banyaknya angka pada suatu pola bilangan dengan tepat.

Setelah siswa diberikan permasalahan di awal, tahap selanjutnya yaitu organisasi


belajar dimana siswa diarahkan untuk memahami konsep yang disajikan dalam
media interaktif berbasis Google Slides dengan saling berdiskusi. Siswa diminta
fokus terhadap pembelajaran dengan mengamati serta mencermati setiap materi
dan contoh permasalahan yang ada pada media pembelajaran tersebut. Selama
diskusi berlangsung, guru memberikan pengarahan dan bimbingan agar kegiatan
diskusi terarah dan berjalan lancar.

Tahap selanjutnya dalam PBL yaitu melakukan penyelidikan. Dalam


menyelesaikan permasalahan yang diberikan melalui media interaktif berbasis
Google Slides, siswa melakukan penyelidikan dengan pemahaman dan informasi
yang diperoleh melalui media interaktif dan sumber yang relevan. Selama
kegiatan ini, guru berkeliling memantau kerja dari tiap-tiap kelompok,
mengarahkan serta membimbing siswa. Selanjutnya siswa menyajikan hasil
diskusi terkait permasalahan yang diberikan dengan menjawab langsung pada
Google Slides yang terintegrasi pear deack. Selain itu juga, siswa menyajikan
penyelesaiannya pada selembar kertas yang telah dibagikan oleh guru. Pada
pertemuan pertama ini, siswa masih sering dibimbing oleh guru mengenai cara
dalam menjawab soal pada Google Slides. Setelah tahap menyajikan hasil dalam
PBL, selanjutnya yaitu tahap melakukan analisis dan evaluasi. Beberapa
kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan menuliskan
jawaban di papan tulis dan menjelaskan jawaban kelompoknya. Kemudian guru
meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan. Guru bertindak sebagai
49

fasilitator, memandu jalannya diskusi dan mengarahkan siswa terhadap


kesimpulan yang benar.

Di akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi dengan mengevaluasi


seluruh aktivitas pembelajaran serta menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Siswa diberikan umpan balik positif dan penguatan
secara lisan terhadap keberhasilan kelompok dan antusias siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran menggunakan media interaktif berbasis Google Slides.
Selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan media interaktif berbasis
Google Slides, secara keseluruhan tidak terdapat kendala dalam menjalankan
program Google Slides, sehingga guru dapat terus melanjutkan pembelajaran
menggunakan media interaktif berbasis Google Slides pada pertemuan
selanjutnya. Guru juga menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan mempersilahkan siswa untuk membuka materi
pertemuan kedua di rumah sebelum bertemu pada pertemuan berikutnya.

a. Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dihadiri oleh seluruh siswa, yaitu sebanyak 27 orang siswa.
Pertemuan kedua dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
dirancang. Pada pertemuan kedua ini, seperti biasa guru mengawali dengan
mengecek kesiapan siswa dan memastikan siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya. Guru menyampaikan materi, tujuan, dan manfaat dalam
mempelajari materi pola barisan konfigurasi objek serta memberikan motivasi
kepada siswa. Setelah itu, siswa diminta untuk membuka media interaktif pada
link yang telah diberikan dan memilih pertemuan kedua.

Kegiatan pada pertemuan kedua ini, siswa sudah mulai lebih aktif dan terbiasa
menggunakan media interaktif berbasis Google Slides. Alur kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam PBL, yaitu diawal siswa diberikan
permasalahan melalui tayangan video pada media interaktif berbasis Google
Slides. Selanjutnya siswa memahami konsep dan contoh persoalan yang diberikan
dengan saling berdiskusi. Sama seperti pada pertemuan pertama, setelah siswa
memahami konsep pola konfigurasi objek, bersama teman kelompoknya siswa
50

mendiskusikan permasalahan yang diberikan di awal. Siswa melakukan


penyelidikan serta menyajikan hasil diskusi kelompok pada lembar jawaban yang
diberikan serta menuliskan jawaban pada media interaktif berbasis Google Slides
yang diintegrasikan dengan pear deack. Setelah itu, beberapa kelompok
melakukan presentasi di depan kelas dan menuliskan jawaban di papan tulis. Guru
meminta kelompok lain memberikan tanggapan terhadap jawaban dari kelompok
yang presentasi. Guru memandu jalannya diskusi dan membantu merumuskan
jawaban yang benar.

Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan melakukan refleksi dan mengevaluasi


seluruh aktivitas pembelajaran serta menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Guru memberikan umpan balik positif terhadap
keberhasilan kelompok. Selanjutnya, guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya, mempersilahkan siswa untuk membuka
materi yang telah dipelajari untuk dipahami kembali di rumah dan mempersiapkan
diri untuk mempelajari materi pada pertemuan ketiga. Dengan memanfaatkan
media interaktif berbasis Google Slides, siswa dapat mudah belajar dimanapun
berada.

c. Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir dalam mempelajari materi Pola
Bilangan menggunakan media interaktif berbasis Google Slides. Sama seperti
pertemuan kedua, pada pertemuan ketiga ini, seluruh siswa hadir yaitu sebanyak
27 orang. Langkah-langkah dalam pembelajaran ini juga sama seperti pada
pertemuan pertama dan kedua. Sebelum memasuki kegiatan pembelajaran,
terlebih dahulu guru mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan
memastikan duduk sesuai dengan kelompoknya. Pada kegiatan pendahuluan guru
tetap menyampaian apersepsi, materi dan bentuk kegiatan yang akan dipelajari.
Guru tetap mengingatkan siswa bahwa kegiatan belajar menggunakan media
interaktif sesuai dengan langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan pertama
dan kedua. Sehingga pada pertemuan ketiga ini, seluruh siswa sudah tidak ada
yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, baik itu mengakses materi dari link
yang diberikan maupun dalam menjawab soal pada Google Slides.
51

Materi pada pertemuan ketiga ini merupakan materi terakhir. Kegiatan siswa yaitu
mengamati contoh masalah kontekstual melalui media interaktif dan diskusi
kelompok, sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan konfigurasi objek dengan baik
dan benar. Langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam PBL. Di
awal siswa diberikan permasalahan kontekstual melalui tayangan video yang ada
pada Google Slides. Selanjutnya melalui organisasi belajar, melakukan
penyelidikan dan penyajian hasil serta evaluasi, siswa dapat belajar dengan baik.
Hal ini dapat terlihat dari antusias siswa dalam belajar dan kemudahan dalam
menggunakan media interaktif berbasis Google Slides. Setelah tahap inti dalam
kegiatan pembelajaran yang diakhiri dengan proses menyimpulkan jawaban-
jawaban permasalahan yang diberikan di awal, selanjutnya yaitu melakukan
refleksi dan umpan balik serta evaluasi selama kegiatan belajar dari pertemuan
pertama hingga pertemuan ketiga. Kemudian guru mengingatkan kepada siswa,
bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan posttest untuk menguji pemahaman
siswa terhadap materi Pola Bilangan.

Sebelum siswa melakukan posttest, guru memberikan angket kepada siswa, terkait
respon siswa dalam menggunakan media interaktif berbasis Google Slides. Selain
siswa, guru juga diberikan angket tanggapan/ respon guru terhadap media
interaktif berbasis Google Slides yang telah dikembangkan. Berikut hasil respon
guru dan siswa terhadap media interaktif berbasis Google Slides.

a. Respon guru terhadap media media interaktif berbasis Google Slides


Media pembelajaran interaktif yang telah diterapkan kepada siswa, selanjutnya
direview oleh praktisi yaitu guru matematika di SMP Negeri 45 Bandar Lampung
untuk mendapatkan respon sekaligus masukan, kritik dan saran terhadap media
yang dikembangkan. Media pembelajaran interaktif ini direview oleh Ibu
Suwidiya Astuti, S.Pd. selaku guru matematika kelas VIII. Berdasarkan hasil
review praktisi, media interaktif ini mendapatkan skor sebesar 91% dengan
kriteria praktis. Penilaian uji praktisi terhadap media interaktif yang
dikembangkan terdiri dari tujuh aspek, yaitu teknik penyajian, kesesuaian bahasa,
kesesuaian isi/ materi, keakuratan materi, kepraktisan dan kemudahan,
52

pengembangan media dan kemampuan berpikir siswa. Data hasil respon guru
dapat dilihat pada Lampiran C.2 Halaman 151.

b. Respon siswa terhadap media media interaktif berbasis Google Slides


Respon siswa diperoleh dari angket respon yang diberikan kepada siswa setelah
uji coba. Jumlah siswa dalam uji coba ini sebanyak 27 siswa sesuai dengan
banyaknya siswa kelas eksperimen yang belajar menggunakan media interaktif
berbasis Google Slides. Penilaian oleh siswa terhadap media interaktif yang
dikembangkan terdiri dari empat aspek, yaitu teknik penyajian, kesesuaian bahasa,
kepraktisan dan kemudahan, serta pengembangan kemampuan berpikir siswa.
Berdasarkan respon siswa, diperoleh skor rata-rata 82% yang menyatakan bahwa
media interaktif berbasis Google Slides praktis digunakan oleh siswa. Data hasil
respon siswa dapat dilihat pada Lampiran C.3 Halaman 153-154.

Pelaksanaan uji posttest kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen
dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Agustus 2022 yang diikuti oleh 27 orang siswa.
Begitu juga pada kelas kontrol, pelaksanaan uji posttest juga dilakukan pada hari
yang sama, namun dilakukan di waktu yang berbeda sesuai dengan jadwal mata
pelajaran matematika. Siswa yang mengikuti posttest pada kelas kontrol sebanyak
27 orang siswa. Data dari hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui
rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Selanjutnya, dilakukan analisis data dengan uji statistik terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang menggunakan uji Independent Sample T-Test (uji t) dengan
menggunakan program SPPS versi 21.

Sebelum melakukan uji-t, dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
homogenitas untuk hasil pretest dan posttest. Berikut hasil uji normalitas untuk
kemampuan awal (pretest) dan akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan SPSS 21 dapat dilihat pada tabel 4.7.
53

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal (Pretest) dan Akhir
(Posttest)

Kolmogorov-Smirnova
Nilai Kelas
Statistic df Sig.
Eksperimen 0,151 27 0,117
Pretest
Kontrol 0,160 27 0,074
Eksperimen 0,160 27 0,076
Posttest
Kontrol 0,130 27 0,200

Berdasarkan Tabel 4.6, untuk pretest diketahui bahwa kelas eksperimen memiliki
nilai sig. = 0,117 > 0,05 dan kelas kontrol memiliki nilai sig. = 0,074 > 0,05.
Begitu juga untuk posttest pada kelas eksperimen diperoleh nilai sig. = 0,076 >
0,05 dan kelas kontrol diperoleh nilai sig. = 0,200¿ 0,05. Ini berarti bahwa kedua
kelas berasal dari populasi berdistribusi normal (Lampiran C.10 Halaman 161).
Uji selanjutnya yang dilakukan pada kemampuan awal dan akhir yaitu uji
homogenitas. Berikut hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan SPSS 21 dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal (Pretest) dan Akhir
(Posttest)
Levene
Nilai df1 df2 Sig.
Statistic
Pretest 0,032 1 52 0,859
Posttest 2,945 1 52 0,092

Hasil uji homogenitas untuk hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh nilai sig. = 0,859 > 0,05 dan hasil posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh nilai sig. = 0,092 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kedua kelompok atau kelas memiliki varians yang sama atau homogen
(Lampiran C.11 Halaman 162).

Setelah dilakukan uji prasyarat, analisis selanjutnya dilakukan uji statistik untuk
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
di awal (pretest) dan akhir (posttest). Dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh
hasil perhitungan uji Independent Sample T-Test untuk skor awal kemampuan
berpikir kritis siswa seperti pada Tabel 4.8 berikut.
54

Tabel 4.8 Hasil Uji-t Skor Awal Kemampuan Berpikir Kritis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Leneve’s test for


equality of T-test for Equality of Means
Hasil Belajar variances
Sig. (2-
F Sig. T Df
tailed)
Pretest Equal variances 0,032 0,859 -0,193 52 0,848
assumed
Equal variances -0,193 51,975 0,848
not assumed

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed) = 0,848 > 0,05, maka
hipotesis nol diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan skor pretest kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol (Lampiran C.12 Halaman 163). Selanjutnya yaitu hasil perhitungan
uji Independent Sample T-Test untuk skor akhir kemampuan berpikir kritis siswa
seperti pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Hasil Uji-t Skor Akhir Kemampuan Berpikir Kritis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Leneve’s test for


T-test for Equality of Means
Hasil Belajar equality of variances
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Posttes Equal variances 2,945 0,92 3,755 52 0,000
assumed
t
Equal variances 3,755 46,911 0,000
not assumed

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05, maka
hipotesis nol ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan
skor posttest kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
(Lampiran C.13 Halaman 164).

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)


Evaluasi dilakukan pada setiap tahap pengembangan. Tidak hanya pada produk
akhir, evaluasi dilakukan pada tahap analysis, design, develop, dan
implementation. Pada tahap analysis dilakukan evaluasi terhadap ketepatan antar
55

topik dengan media interaktif, kelayakan hasil penelitian awal untuk memastikan
kecocokan produk media interaktif sebagai solusi mengatasi masalah
pembelajaran, serta ketepatan antara KD dengan IPK untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Pada tahap design dilakukan evaluasi terhadap
dokumen multimedia yaitu outline konten, flowchart, storyboad dan tampilan
interface. Pada tahap develop dilakukan evaluasi terhadap elemen-elemen media
interaktif yaitu gambar, animasi, audio dan video. Pada tahap implementation
dilakukan evaluasi dengan membandingkan hasil yang didapatkan pada tahap uji
coba. Selain memperbandingkan hasil yang diperoleh dari ahli materi, ahli media
dan praktisi pembelajaran, juga dilakukan analisis data yang diperoleh dari siswa
untuk mengetahui pendapat/ respon mengenai produk yang telah dibuat. Umpan
balik yang diperoleh rubrik penilaian dijadikan acuan untuk merevisi luaran dari
setiap tahap.

B. Pembahasan

Pembahasan penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan pada penelitian


pengembangan yang dimulai dari dari tahap analysis (menganalisis), design
(merancang), develop (mengembangkan), implementation (implementasi) dan
terakhir evalute (mengevaluasi). Pengembangan media pembelajaran interaktif
berbasis Google Slides pada materi Pola Bilangan untuk siswa kelas VIII ini
bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan media interaktif berbasis
Google Slides dalam PBL yang valid dan praktis atau layak digunakan dalam
pembelajaran matematika serta menguji efektivitas produk dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.

Tahap analisis merupakan tahap dalam menganalisis perencanaan pengembangan


produk dengan harapan dapat mengatasi masalah yang ada, sehingga diperlukan
analisis secara cermat untuk memastikan pemilihan media interaktif dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, dilakukan
analisis untuk merancang dan memilih tema atau ruang lingkup materi yang dapat
memenuhi kebutuhan siswa dan mencapai tujuan yang diharapkan. Tahap analisis
ini diawali dengan menganalisis kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
56

pencapaian kompetensi berdasarkan kurikulum yang berlaku, yaitu kurikulum


2013. Berdasarkan analisis hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
matematika SMP Negeri 45 Bandar Lampung terkait permasalahan yang ada,
ditetapkan bahwa materi yang digunakan untuk penelitian yaitu materi Pola
Bilangan. Kemudian langkah selanjutnya pada tahap ini yaitu menentukan tema
atau ruang lingkup media interaktif yang akan dibuat. Media interaktif yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Google Slides. Google Slides dipilih karena
beberapa pertimbangan, diantaranya menyesuaikan dengan perkembangan zaman
dimana teknologi sekarang digunakan untuk mempermudah kegiatan
pembelajaran serta mudah digunakan oleh guru dan siswa. Pada tahap ini juga,
dilakukan analisis terkait dengan kemampuan prasyarat yang harus dimiliki dan
dikuasai oleh siswa, salah satunya yaitu siswa memiliki handphone android yang
mendukung dan paham dalam menggunakannya.

Setelah memastikan bahwa siswa memiliki perangkat yang mendukung yaitu


handphone android. Selanjutnya yaitu memastikan fasilitas pendukung lainnya
seperti leptop, LCD, dan sebagainya yang dibutuhkan selama pemanfaatan media
interaktif tersebut. Meskipun SMP Negeri 45 Bandar Lampung merupakan
sekolah baru, tetapi fasilitas pendukung yang diperlukan cukup memadai, yaitu
sekolah sudah memiliki LCD dan leptop/ notebook yang berasal dari bantuan
pemerintah dan juga tersedianya wifi, sehingga kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Selain itu, diketahui bahwa siswa kelas VIII sudah terbiasa
menggunakan handphone android sebagai sarana belajar, terutama saat pandemi
berlangsung, sehingga siswa dapat mengoperasikan handphone mereka dengan
baik.

Setelah melakukan analisis kebutuhan dan dipastikan terpenuhi, tahap selanjutnya


yaitu mendesain produk. Tujuan dalam mendesain produk yaitu menciptakan
desain media interaktif yang baik. Desain produk media interaktif dalam bentuk
garis besar isi, outline materi, tampilan atau layout, flowchart dengan harapan
agar pembuatan produk dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Sebelum
memulai mengembangkan media, pengembang harus mengklasifikasikan elemen-
elemen yang akan dimasukkan dalam media interaktif seperti video, unsur
57

gambar, materi, suara dan lain-lain. Untuk menghadirkan video dalam media
interaktif, pengembang memilih sparkol dan canva sebagai sarana pendukung
yang baik.

Media interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Google Slides yang
merupakan program presentasi untuk menghadirkan gambar, video, dan materi
dengan baik melalui media digital. Guru hanya menghadirkan bahan ajar melalui
media interaktif berbasis Google Slides dengan cukup membagikan link kepada
siswa. Program presentasi yang dihadirkan oleh Google Slides ini dipilih karena
masih sedikit guru yang mengembangkannya sebagai media pembelajaran yang
menarik. Padahal media Google Slides mudah digunakan oleh guru dan siswa juga
dapat dengan mudah menjalankannya. Google Slides hampir sama dengan power
point, hanya saja diperlukan jaringan internet atau kuota dalam menjalankan
programnya. Kelebihannya yaitu guru dan siswa dapat menggunakannya
kapanpun dan dimanapun berada tanpa harus membawa peralatan berat. Dengan
menggunakan handphone atau membuka pada komputer/ leptop lain, semua dapat
mengakses materi yang dihadirkan oleh Google Slides dari tempat lain. Selain itu,
guru tidak perlu menyimpan file materi pada flesdisk ataupun hardisk lainnya,
karena Google Slides merupakan fitur dari google yang secara otomatis
menyimpan file atau data yang telah dibuat atau diedit.

Pada tahap develop (mengembangkan) merupakan tahap memproduksi komponen


media seperti teks, grafik, animasi, audio dan video pada Google Slides sehingga
media interaktif yang siap diuji. Setelah memproduksi, selanjutnya media
interaktif yang telah dibuat kemudian dilakukan uji coba kelayakan kepada ahli
materi dan ahli media. Setelah media interaktif yang dikembangkan mendapat
perbaikan atau revisi dan dinyatakan layak oleh ahli materi dan media, selanjutnya
media interaktif berbasis Google Slides diujicobakan kepada siswa kelas IX.

Pelaksanaan validasi oleh ahli materi dilakukan untuk menguji kevalidan materi/
isi, bahasa, dan bentuk penyajian yang digunakan dalam PBL. Ahli materi yang
melakukan validasi adalah Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd. yang merupakan
dosen di Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
58

Pengetahuan Alam. Selain Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., ahli materi lainnya
yaitu Bapak Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd. Beliau adalah ahli materi
matematika yang bertugas menjadi dosen di Universitas Raden Intan Lampung
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Produk yang dinilai
oleh validator adalah Silabus, RPP, Media Interaktif berbasis Google Slides, dan
instrumen tes kemampuan berpikir kritis. Begitu juga untuk ahli media yang
melakukan validasi adalah Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd. dan Bapak Dr.
Bambang Sri Anggoro, M.Pd.

Berdasarkan penilaian kedua validator terkait silabus, RPP, media interaktif, dan
instrument tes, secara keseluruhan dinyatakan valid dan layak digunakan di
lapangan dengan revisi sedikit. Adapun revisi terkait dengan saran dosen yaitu
pada silabus perlu perbaikan kalimat atau penggunaan bahasa yang tepat. Terkait
RPP yang menjadi saran perbaikan adalah penggunaan bahasa yang sesuai EYD
dan kegiatan pada langkah-langkah PBL. Selanjutnya untuk media interaktif yaitu
terkait tampilan warna dan kesesuaian format. Kemudian untuk instrumen tes
yang menjadi saran perbaikan yaitu terkait penggunaan bahasa atau EYD, soal
nomor dua diubah sesuai dengan kognitif siswa, serta soal nomor 3a dan 3b
menjadi soal nomor 3 dan 4.

Selanjutnya adalah validasi media. Media interaktif yang dinilai adalah media
interaktif berbasis Google Slides. Saran perbaikan terkait media interaktif berbasis
Google Slides adalah tampilan warna, bahasa atau penggunaan kalimat yang
efektif. Secara keseluruhan kedua validator menilai media interaktif berbasis
Google Slides dinyatakan valid dan layak digunakan di lapangan. Penilaian oleh
validator diperoleh skor 96% dan 94% dengan seluruh indikator mendapat nilai
minimal tiga dengan katagori baik dan sangat baik.

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol,


terlebih dahulu diuji kemampuan awal siswa terhadap materi Pola Bilangan yaitu
dengan memberikan pretest pada kedua kelas tersebut. Kegiatan pembelajaran
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan diakhiri dengan pemberian
59

posttest untuk mengukur hasil akhir setelah siswa mempelajari materi Pola
Bilangan. Materi pada pertemuan pertama membahas tentang pola pada barisan
bilangan, pertemuan kedua membahas tentang pola pada barisan konfigurasi
objek, dan pertemuan ketiga membahas materi tentang menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan konfigurasi
objek.

Berdasarkan hasil penelitian, pada kelas eksperimen rata-rata kemampuan berpikir


kritis sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif
berbasis Google Slides hanya sebesar 3,48 dan setelah diberikan perlakuan
kemampuan berpikir kritis siswa meningkat menjadi 10,78 dengan skor maksimal
adalah 15. Artinya pembelajaran menggunakan media interaktif berbasis Google
Slides memberikan peningkatan sebesar 7,3. Hal ini berbanding terbalik dengan
yang terjadi pada kelas kontrol. Kemampuan berpikir kritis siswa di awal pada
kelas kontrol diperoleh rata-rata 3,56, sedikit lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen. Setelah mempelajari materi Pola Bilangan tanpa menggunakan media
interaktif berbasis Google Slides, kemampuan berpikir kritis siswa di akhir
meningkat menjadi 9,07. Jika dilihat maka kemampuan akhir siswa pada kelas
kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini bisa disimpulkan
bahwa penggunaan media interaktif berbasis Google Slides mampu memberikan
peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan lebih baik. Untuk membuktikan
efektivitas penggunaan media interaktif berbasis Google Slides dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, dilakukan uji-t.

Setelah dilakukan uji-t terhadap hasil pretest untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol didapatkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan awal siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini berarti rata-rata kemampuan
berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum mengikuti
pembelajaran pada materi Pola Bilangan adalah sama. Karena skor kemampuan
berpikir kritis siswa di awal adalah sama, maka tidak diperlukan uji N-Gain. Hal
yang dilakukan selanjutnya yaitu melakukan uji-t terhadap hasil posttest untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
uji-t, didapatkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis
60

siswa pada pembelajaran menggunakan media interaktif berbasis Google Slides


dengan pembelajaran tanpa menggunakan media interaktif berbasis Google Slides.
Hal ini berarti penggunaan media interaktif berbasis Google Slides memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media interaktif berbasis Google
Slides lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media interaktif berbasis Google
Slides dalam PBL.

Penggunaan media interaktif berbasis Google Slides mampu membuat siswa


tertarik dan lebih aktif dalam belajar. Menurut hasil penelitian Monica dan
Pramudiani (2022: 2236), media pembelajaran interaktif berbasis Google Slides
membuat siswa lebih tertarik dalam belajar karena adanya animasi dan tampilan
slides yang berwarna. Materi yang disampaikan divisualisasikan oleh tampilan
presentasi pada slides melalui gambar, animasi, simulasi, dan video yang terdapat
di dalam media interaktif, sehingga penanaman konsep diberikan dengan cara
yang bervariasi. Dalam media interaktif tersebut, siswa akan mengamati tayangan
video, memahami konsep atau materi, berdiskusi dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberikan di awal dan yang terakhir siswa mengerjakan
latihan. Semua kegiatan tersebut merupakan langkah-langkah dalam pembelajaran
yang disesuaikan dengan tahapan dalam PBL. Pembelajaran dengan model PBL
akan merangsang dan menarik perhatian siswa karena di awal pembelajaran, siswa
akan termotivasi untuk mencari solusi atau memecahkan permasalahan yang
diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran menggunakan media interaktif


berbasis Google Slides dalam PBL mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa dengan efektif. Hal ini disebabkan setiap tahapan yang ada dalam PBL
dengan menggunakan media interaktif berbasis Google Slides memberikan
rangsangan kepada siswa untuk belajar secara aktif. Setiap tahapan yang ada
dalam pembelajaran menggunakan media interaktif berbasis Google Slides
memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan rangsangan untuk belajar secara aktif di kelas. Siswa yang aktif selama
61

proses pembelajarannya akan memberikan nilai yang baik pada hasil belajarnya.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyuni dkk (: 164) yang menyatakan
bahwa dalam pembelajaran matematika yang menerapkan model PBL dapat
meningkatkan keaktifan siswa, sehingga memberikan peningkatan yang baik pada
hasil belajar siswa. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran, siswa belajar secara
kelompok dan mengeksplorasi ide serta gagasan yang mereka miliki. Siswa
diarahkan dalam mengambil kesimpulan terhadap solusi dari permasalahan yang
diberikan di awal. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan media
interaktif berbasis Google Slides dalam PBL dapat melatih keterampilan berpikir
kritis siswa dengan baik.

Penggunaan media interaktif berbasis Google Slides juga terbukti memberikan


kemudahan kepada siswa dalam belajar. Hasil uji coba produk yang dilakukan
oleh siswa menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif teradap media
interaktif yang telah dikembangkan. Berdasarkan tanggapan atau respon siswa
setelah belajar menggunakan media interaktif berbasis Google Slides, diperoleh
skor rata-rata dari seluruh siswa yaitu sebesar 82% dengan kategori praktis.
Selama kegiatan pembelajaran, siswa dapat menggunakan media interaktif
berbasis Google Slides dengan baik. Hanya saja dalam menggunakannya
dibutuhkan akses internet dan akun google. Namun hal tersebut tidak menjadi
kendala, karena sekolah sudah memiliki wifi dan siswa juga sudah terbiasa
menggunakan akun google selama pembelajaran daring sebelumnya. Selain siswa,
media interaktif berbasis Google Slides juga dinilai oleh praktisi yaitu Ibu
Suwidiya Astuti, S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIII di SMP
Negeri 45 Bandar Lampung. Hasil tanggapan guru diperoleh skor 91% dengan
kategori praktis. Respon atau komentar guru terhadap media interaktif berbasis
Google Slides pun sangat baik. Guru mengatakan bahwa media interaktif berbasis
Google Slides sangat menarik dan mudah digunakan.

Anda mungkin juga menyukai