Dampaknya:
Yen Jepang melemah 0,45 persen, dollar Singapura melemah 0,22 persen,
dollar Taiwan melemah 0,53 persen, won Korea Selatan melemah 1,37 persen,
peso Filipina melemah 0,57 persen, rupee India melemah 0,15 persen, yuan
China melemah 0,43 persen, hingga ringgit Malaysia melemah 0,43 persen
DEFINISI
Nilai tukar (atau dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian
yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran
saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-
masing negara atau wilayah.
15.000,00 15.006,70
14.903,00
14.834,00
14.800,00
14.600,00
14.578,00
14.463,00 14.482,00
14.400,00
14.368,00 14.382,00 14.363,00
14.313,00 14.332,00
14.268,00 14.263,00
14.200,00
14.168,00
14.000,00
13.800,00
13.600,00
7_2021 8_2021 9_2021 10_2021 11_2021 12_2021 1_2022 2_2022 3_2022 4_2022 5_2022 6_2022 7_2022 9_2022
CADANGAN DEVISA 2021 – 2022
Cadangan devisa (Juta USD)
150.000
146.870
145.461 145.858
145.000 144.784 144.905
141.344 141.435
140.000
139.129
137.343
136.379
135.659 135.550
135.000
132.173 132.200
130.000
125.000
120.000
7_2021 8_2021 9_2021 10_2021 11_2021 12_2021 1_2022 2_2022 3_2022 4_2022 5_2022 6_2022 7_2022 8_2022
KERANGKA TEORI:
FACTORS INFLUENCING EXCHANGE RATES
(VIA D&S)
Market fundamentals
Current account balances
Real income
Real interest rates
Inflation rates
Consumer preferences for domestic or foreign products
Productivity changes affecting production costs
Profitability and riskiness of investments
7
Exchange rates
FACTORS INFLUENCING
EXCHANGE RATES
Government Policy
Monetary policy and fiscal policy
Government trade policy
Market expectations
News about future market fundamentals
Speculative opinion about future exchange rates
8
Exchange rates
9
Exchange rates
10
ISU-ISU UTAMA EKONOMI INDONESIA
Neraca Pembayaran Indonesia
5.000 4.953
4.000
3.853
3.000
2.000
1.518
1.000 997
850
407
0
Q3_2020 Q4_2020 Q1_2021 Q2_2021 Q3_2021 Q4_2021 Q1_2022 Q2_2022
-1.000 -1.085
-2.000 -1.927
-3.000
Sumber: BI
TRANSAKSI BERJALAN: BARANG
Transaksi berjalan_Barang (Juta USD)
18.000
16.809
16.000
15.408
14.000
12.433
12.000
11.300
8.337
8.000
7.628
6.000
4.000
2.000
0
Q3_2020 Q4_2020 Q1_2021 Q2_2021 Q3_2021 Q4_2021 Q1_2022 Q2_2022
TRANSAKSI BERJALAN: JASA
Transaksi berjalan_Jasa (Juta USD)
0
Q3_2020 Q4_2020 Q1_2021 Q2_2021 Q3_2021 Q4_2021 Q1_2022 Q2_2022
-1.000
-2.000
-2.768
-3.000
-3.105
-3.392
-3.598
-3.705
-4.000 -3.955
-4.380
-5.000 -4.967
-6.000
Ekspor Produk Primer Masih Dominan
CHART TITLE
Eskpor_Hasil Pertanian (Ribu USD) Eskpor_Manufaktur (Ribu USD) Eskpor_Pertambangan (Ribu USD)
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000
0
6_2021 7_2021 8_2021 9_2021 10_2021 11_2021 12_2021 1_2022 2_2022 3_2022 4_2022 5_2022 6_2022
IMPLIKASI KEBIJAKAN:
MENGATUR PERMINTAAN DAN PENAWARAN USD
Dengan sistem nilai tukar yang fleksibel, gejolak nilai tukar sangat
ditentukan oleh demand dan supply dari mata uang asing khususnya
USD.
Dengan berbagai permasalahan terkait transaksi internasional, maka
gejolak nilai tukar akan berdampak besar bagi ekonomi domestik,
dimana depresiasi/apresiasi memberikan dampak yang asimetris.
Diperlukan pengelolaan terhadap permintaan thd USD yang
ditentukan oleh 3 elemen; kepentingan transaksi (Impor), spekulasi
(konvensional), dan store of value.
Diperlukan peningkatan penawaran USD yang ditentukan oleh
transaksi (ekspor), insentif, keadaan ekonomi domestik, dan intervensi
BI.
IMPLIKASI KEBIJAKAN:
Memperkuat daya saing ekspor barang dan jasa agar transaksi
berjalan bisa surplus (memperkuat cadangan devisa)
Sedapat mungkin mengurangi ketergantungan terhadap impor dalam
bentuk bahan baku dan barang modal.
Sedapat mungkin mengurangi ketergantungan terhadap USD dalam
transaksi baik domestik maupun impor (karena US tidak lagi dominan
sebagai sumber impor Indonesia).
IMPLIKASI KEBIJAKAN
Mengupayakan inflasi di level yang rendah agar suku bunga bisa
lebih rendah untuk mendukung daya saing industri domestik.
Mendorong penggunaan valuta asing, khususnya USD untuk tujuan
transaksi dan memberikan disinsentif bagi penggunaan valas untuk
keperluan spekulasi dan non-transaksi lainnya.
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH? BELUM EFEKTIF,
KHUSUSNYA DALAM JANGKA PENDEK, MASIH BUTUH WAKTU UNTUK
PEMBUKTIAN.