Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PKKMB TAHUN 2022

RESUME PENDIDIKAN TINGGI

Oleh:

NAMA : I GEDE DODIK ARIAWAN

NPM : 202233121002

GUGUS : 16

KELOMPOK : NUSA

UNIVERSITAS WARMADEWA
RESUME PEMILIHAN UMUM

Banggai badan pengawas pemilihan umum bawaslua mengharapkan generasi


muda,khususnya yang beranung di perguruan tinggi menjadi kelompok pemilih
yang cerdas. Menurut Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo, pemilih cerdas
adalah yang memilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rasional yang
didasarkan pada apa yang menjadi visi, misi dan program yang diusung calon
kepala daerah.

“Karena perguruan tinggi ini salah satu pilar utama atau institusi utama yang
melahirkan generasi-generasi pemilih yang masuk kategori pemilih cerdas. Jadi
bukan pemilih yang pragmatis atau pemilih yang konvensional,” ujarnya dalam
Kuliah Umum tentang Peranan Perguruan Tinggi dalam Pilkada yang Berkualitas
di Universitas Muhammadiyah Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah, Senin
(17/2/2020).

Dewi mengatakan, para mahasiswa diharapkan keterlibatannya secara langsung


dalam proses tiap tahapan. Seluruh proses ini baginya perlu diawasi. "Dan yang
terlibat dalam proses ini bukan hanya penyelenggara, bukan hanya peserta, bukan
hanya pemilih, tetapi juga perguruan tinggi," sebutnya.

“Ini semua berada pada tataran proses yang harus kita kawal. Kalau proses ini bisa
berjalan dengan baik, maka hasilnya bisa baik. Proses ini sesuatu yang bisa kita
prediksi, sedangkan hasil itu sesuatu yang tidak bisa kita prediksi karena bersifat
rahasia. Cara kita mengintervensi adalah dengan memberikan pendidikan politik.
Perguruan tinggi yang kami harapkan bisa menjadi salah satu institusi yang
mengintervensi dalam pengertian positif,” tambah Dewi.
Dia melanjutkan, perguruan tinggi itu punya komunitas yang jelas ditambah
punya sarana dan prasarana. Dalam pandangannya, kampus bisa memberikan
pendidikan politik yang secara kurikulum menjadi bagian yang wajib dimasukkan
di dalam mata kuliah.

“Ini memang harus dilakukan secara terus menerus sehingga ke depan perguruan
tinggi kita harapkan melahirkan generasi yang bisa sampai pada satu kesimpulan
bahwa pemilu itu bukan sekadar retorika atau seremoni atau praktek ketata
negaraan lima tahunan. Tetapi, pemilihan atau pemilu menjadi kebutuhan warga
negara Indonesia, warga Banggai. Kita butuh pemimpin yang amanah,” katanya.

Koordinator Divisi Penindakan ini mengingatkan, pasca pilkada atau pemilu


perguruan tinggi tidak melupakan proses pengawasan sebagai institusi yang kritis
terhadap kebijakan- kebijakan. “Jadi tidak ada yang pernah lepas dari proses,
hasil, sampai pada tahapan evaluasi. Itulah seharusnya peran perguruan tinggi
yang harus kita mainkan sekarang. Kita tidak boleh acuh dan tidak peduli,”
tegasnya.

Dewi menambahkan, proses evaluasi kebijakan ini harusnya bisa dikonkritkan


dalam bentuk misalnya karya ilmiah. ,

“Inilah yang kami harapkan peran perguruan tinggi untuk mewujudkan pilkada
yang berkualitas akan bertumpu pada dua hal tadi, yaitu proses dan hasil. Dan
terus berlanjut pada evaluasi hasil pemilu melalui kegiatan-kegiatan civitas
akademika yang memberi kontribusi bagi masyarakat,” pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai